NovelToon NovelToon

Aku Pun Ingin Bahagia

Sebuah Pengakuan Mengejutkan

Malam ini genap dua bulan pernikahan Maisya dan juga Digo,mereka berdua di minta datang ke rumah utama untuk makan malam bersama keluarga merayakan hari pernikahan itu.

Hanya keluarga inti saja,di sana ikut juga Dila dan Arki yang merupakan sepupu dari Digo serta ayah dan Ibu dari Arki yang merupakan kakak kandung dari Ayah Digo serta adik perempuan Digo yang masih kuliah Budi luar negeri dan baru pulang hanya untuk merayakan hari pernikahan kakak tercinta.

Setelah makan malam selesai di laksanakan,semua tamu juga sudah pulang ke rumah masing-masing,Maisya pun ikut beranjak menuju kamar suami nya dengan di dampingi Digo yang berjalan mengandeng tangan nya seolah tak mau kehilangan wanita ini.

Mereka akan menginap satu malam di rumah besar ini sebelum besok kembali ke apartemen milik Digo yang letak nya cukup jauh dari rumah utama.

" Aku ke kamar mandi dulu ya Mas." ucap Maisya karena sudah menyiapkan kejutan manis untuk suami tercinta, lelaki yang sudah berhasil menaklukkan hati nya dan membuat dunia nya terasa begitu indah.Maisya merasa dia adalah wanita paling bahagia di muka bumi setelah sahabat nya Dila tentu nya.dulu mereka pernah bermimpi bisa hidup seperti sekarang dan ternyata tuhan mengabulkan doa mereka berdua tanpa perlu menunggu lebih lama lagi.

" Iya sayang." balas Digo sambil tersenyum.

Maisya masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuh nya terlebih dahulu agar wangi ketika di cium oleh suami nya.di dalam laci didekat kaca besar ,Maisya sudah menyimpan sehelai baju dinas transparan yang akan dia pakai malam ini.

Maisya mengguyur tubuh nya di bawah hangat nya air shower yang mengucur deras.

Digo yang merasa haus lalu turun ke bawah untuk mengambil air minum.meninggalkan Maisya yang masih betah berada di dalam kamar mandi.

Hingga Maisya sudah selesai mandi tetapi Digo belum juga kembali ke kamar mereka memaksa Maisya keluar dari kamar untuk mencari keberadaan suami nya.baju dinas yang tadi dia kenakan sengaja di tutup rapat menggunakan jubah mandi milik suami nya karena ukurannya yang lebih besar hingga mampu menutupi seluruh bagian tubuh nya.

Di depan sebuah ruangan yang Maisya ketahui sebagai ruang kerja milik ayah mertua serta suami nya,Maisya di buat terpaku tak berdaya ketika mendengar perbincangan yang terjadi di dalam sana.

Tubuh Maisya terasa lemas tak bertulang.ini sangat mengejutkan bagi nya.

" Lepaskan Maisya sekarang juga jika Kamu masih saja berusaha mencari mantan tunangan mu itu,jangan menodai pernikahan yang sakral dengan alasan licik mu itu,Maisya masih muda masih pantas bahagia dengan laki-laki yang benar-benar mencintai nya setulus hati." ujar Pak Wibowo yang merupakan ayah dari Digo.di samping Pak Wibowo ikut duduk sang istri yang juga menatap marah kepada putra nya.

Mereka memang ingin Digo segera menikah dan memberikan mereka seorang cucu,tapi bukan seperti ini cara nya.apalagi ada sebuah kabar mengejutkan yang baru saja Pak Wibowo terima dari anak buah nya yang sengaja di tugaskan untuk memantau aktivitas Digo di luar sana.

" Kami sengaja merayakan hari pernikahan kalian berharap kamu bisa berubah dan mencintai Maisya setulus hati seperti akting mu selama ini,tapi sekarang Mama benar-benar kecewa sama Kamu." sahut Bu Endang ikut menimpali.

" Bisa-bisa nya Kamu melakukan Vasektomi sementara Kamu belum memiliki anak sama sekali,apa maksud dari tindakan mu itu? Tidak kah Kamu takut akan hukum alam?" bentak Bu Endang sambil berdiri dari tempat duduk nya.sungguh Bu Endang sangat kecewa dengan tindakan putra nya itu, bagaimana jika nanti Digo benar-benar tidak subur lagi ? Dan dinyatakan mandul untuk selamanya?

Deg...Maisya yang masih berada di ambang pintu langsung terduduk pasrah dengan air mata yang mengalir deras.dia masih setia mendengar kebohongan apa saja yang sudah di lakukan oleh suami nya selama dua bulan ini,dada Maisya terasa sangat sesak seperti di himpit oleh bebatuan besar.

" Vasektomi? " gumam Maisya lagi menatap Digo dari celah yang terbuka.

" Mantan Tunangan?" gumam nya lagi ,rasa nya ini seperti mimpi di siang bolong.sungguh selama pernikahan dan pendekatan nya dengan Digo, pria itu selalu memperlakukan nya dengan lembut dan romantis seperti pasangan suami istri pada umumnya.tak terlihat sedikit pun tanda-tanda mencurigakan dari Digo,semua seperti nyata dan Digo terlihat begitu mencintai Maisya.

Seberapa pun bar-bar nya Maisya sebagai seorang wanita,dia pasti merasa sakit hati ketika mengetahui kenyataan ini.

"Sudah lah Ma,Pa! Bukan kah ini yang kalian inginkan, sekarang Aku sudah menikah lalu apa lagi yang kalian permasalahkan?" tanya Digo seperti tidak bersalah sama sekali.

Padahal ada hati yang sangat terluka oleh sikap nya ini.

" Sudah Kamu bilang? Kami memang ingin Kamu segera menikah, tetapi bukan seperti ini cara nya Nak,Kamu punya adik perempuan,apa Kamu mau adik mu di perlakukan seperti itu oleh suami nya kelak?" teriak Bu Endang lagi.

" Lupakan masa lalu mu,mulai lah semua nya dari awal bersama Maisya, istri mu itu wanita baik dan dia selalu melakukan tugas nya sebagai seorang istri.jangan lagi Kamu bohongi Maisya dengan topeng mu itu!" seru Bu Endang sambil menitikkan air mata.

Hati kecil nya seperti di sentil oleh sebuah kenyataan,dia sudah gagal menjadi seorang ibu hingga putra nya bisa bersikap seperti ini.

" Tidak bisa Ma." teriak Digo tak terima.

" Jaga nada bicara mu itu,hanya karena masa lalu mu itu kamu sampai berani membentak Mama mu?" hardik Pak Wibowo tak kalah keras nya.sudah cukup mereka membiarkan Digo bermain, sekarang waktunya anak itu untuk berubah menjadi lebih baik lagi.kalau pun tidak bisa berubah maka Pak Wibowo tak akan mau lagi ikut campur dengan urusan putra nya itu.biar lah nanti dia mengurus hidup nya sendiri dan jangan pernah meminta bantuan nya jika penyesalan sudah datang menyapa hidup nya.

"Maaf Pa." Digo tertunduk tapi masih tetap pada pendiriannya.

" Jadi apa keputusan mu sekarang?" tanya Pak Wibowo ingin tahu.

" Aku masih sangat mencintai Laura,Pa! Aku menikahi Maisya hanya ingin menyenangkan hati Mama sama Papa,Aku juga nggak mau kalah taruhan dari sahabat ku yang sudah menikah dan memiliki seorang anak.tapi untuk urusan anak! Akan aku beri jika Laura sudah kembali bersama ku.Aku janji akan menceraikan Maisya setelah Laura ketemu." ucap Digo membuat Maisya semakin sakit tapi tak berdarah.

Sosok sempurna yang dia banggakan selama ini ternyata telah menorehkan luka cukup dalam pada dirinya.Maisya tak lagi bisa menjelaskan bagaimana kecewa nya dia terhadap Digo.rasa nya dunia nya sudah hancur lebur tak berbentuk lagi.

Sangat banyak sekali kebohongan yang Digo lakukan terhadap hidup nya yang sangat berharga ini,bahkan Maisya sampai rela menyerah kan mahkota suci nya untuk pria itu tapi sama sekali tidak berharga di mata Digo karena hati nya masih di kuasai oleh wanita masa lalu nya.

Memang susah jika menjalin hubungan dengan seseorang yang belum usai dengan masa lalu, sakit di dua kan lebih sakit lagi ketika mengetahui fakta yang sudah Digo sembunyikan selama ini.

" Ibu...Kenapa hidup ku seperti ini? Apa Aku tak pantas bahagia?" gumam Maisya bertanya - tanya dalam hati nya.

Seluruh wajah Maisya sudah basah oleh air mata.ingin pergi dari tempat ini pun rasa nya sudah tak sanggup lagi, hingga Maisya kembali mendengar sebuah pengakuan mengejutkan dari mulut Digo yang kembali membuat mental nya ambruk.

" Aku tak pernah mencintai Maisya sedikit pun,dia murni sebagai istri pajangan ku sebelum Aku berhasil menemukan Laura." kata Digo dengan wajah santai nya.

Pak Wibowo menggeleng tak percaya mendengar putra nya bisa berkata seperti itu, sedang kan Bu Endang sudah semakin terisak tak mengenal lagi sosok putra nya yang sekarang.

" Kamu pasti akan menyesal setelah mengetahui siapa wanita masa lalu mu itu?" ucap Bu Endang lalu pergi dari ruangan tersebut.Maisya yang melihat mertua nya hendak keluar pun lantas bangkit dengan sisa tenaga lalu memilih sembunyi pada sebuah dinding besar.

Setelah Bu Endang tidak terlihat lagi,Maisya pun memilih kembali ke kamar nya membawa luka batin yang teramat besar.

Maisya segera mengganti baju dinas nya dengan piyama lengan panjang,lalu baju dinas yang tadi dia pakai sudah masuk ke tempat sampah.tidak ada guna nya lagi memberi kan kejutan untuk suami nya sementara keberadaan nya saja tidak pernah di anggap ada oleh pria yang berstatus sebagai suami nya itu.

" Seharusnya dulu Aku tidak mudah jatuh cinta kepadanya,sikap manis dan bujuk rayu nya membuat Aku bucin terhadap dia." gumam Maisya berusaha menutup kedua mata karena malas melihat Digo.

Seluruh tubuh nya sudah tertutup oleh selimut tebal,Maisya menangis dalam diam.ingin mengadu pun dia tak tahu harus kemana, tidak mungkin dia mengadu kepada Dila yang sedang hamil besar sedangkan Bima yang juga merupakan sahabat baik nya tengah berada di luar negeri menikmati libur panjang di negara impian nya.

" Tega sekali Kamu membohongi Aku sampai sejauh ini Mas! Aku benar-benar tidak menyangka jika Kamu sangat licik sebagai pria yang terlahir dari rahim seorang wanita berhati mulia." Maisya masih membatin tak bisa terlelap meskipun dia sudah berusaha menutup rapat kedua mata nya.

" Aku bersumpah ini adalah terakhir kali nya Aku menangis untuk Kamu yang sudah jahat sama Aku,akan Aku hapus rasa cinta ini terhadap mu.Aku pun ingin bahagia dengan kisah ku sendiri." Maisya mulai memikirkan tujuan hidup nya ke depan, tidak mungkin dia berdiam diri di rumah sementara kehadiran nya saja hanya sebagai istri bayangan di rumah besar itu.

Digo memang memberikan dia jatah bulanan yang cukup besar serta kartu sakti yang bisa di pakai sesuka hati nya, tetapi dia harus punya penghasilan juga jika sewaktu waktu Digo telah menemukan wanita masa lalu nya dan memilih menendang dia pergi dari hidup pria itu.

Semenjak menikah dengan Maisya ,Digo pun sudah di percaya oleh sang Ayah untuk memimpin perusahaan milik keluarga mereka.sehingga membuat dompet nya selalu tebal karena selama ini hanya mengandalkan hidup dari gaji nya sebagai seorang manajer di perusahaan milik sepupu nya.berkat kehadiran Maisya juga Digo bisa bebas menyewa detektif untuk membantu mencari keberadaan mantan tunangan yang pergi begitu saja meninggal kan dia ketika hari pernikahan hampir mendekati tanggal nya.

Bersambung...

Kalian boleh nabung bab dulu ya guys, Karena Author harus menyelesaikan kisah Dila dulu.

Mumpung sekarang hari Senin jangan lupa like dan Vote nya ya teman-teman.

Takdir Hidup

Keesokan pagi...Meskipun tidur nya tidak nyenyak tetapi Maisya selalu terjaga tepat waktu.

Maisya bangun lebih dulu dari Digo,masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sekalian mencuci wajah nya yang sembab akibat terlalu lama menangisi takdir hidup.

Maisya akan berusaha menyembunyikan semua yang dia ketahui seolah-olah tidak terjadi apapun dalam hidup nya.

" Aku yakin cepat atau lambat dia pasti akan meninggalkan Aku setelah Laura nya itu ketemu." ucap Maisya pada diri nya sendiri.

Tangan Maisya terulur mengusap perut yang masih rata hanya terisi oleh nasi, beruntung juga bayi kecil itu belum datang dalam hidup nya saat ini.Maisya tidak bisa membayangkan bagaimana jadi nya hidup dia jika sudah ada anak di antara mereka.

" Apa Aku pakai obat pencegah kehamilan saja ya,Aku nggak mau mengandung anak bajingan itu." lanjut nya sedetik kemudian menggeleng kan kepala pertanda tidak setuju,toh Digo sudah melakukan Vasektomi,lalu untuk apa lagi dia meminum obat tersebut.

" Aahhhkkk.. Nggak ada salah nya Aku mencegah , sebelum menyesal di kemudian hari, sudah cukup Aku di khianati dengan masa lalu nya.Aku tidak boleh jatuh semakin dalam lagi." Maisya segera membilas tubuh nya biar tidak bertemu dengan Digo.

Sejak semua fakta terbongkar,Maisya merasa jijik saat harus berhadapan dengan Digo.

Maisya merasa lucu sendiri dengan kisah hidup nya,ia pikir semua penderitaan sudah selesai sejak dua bulan yang lalu,ternyata tuhan malah menambah episode tragis dalam hidup nya.sebelum perpisahan itu terjadi ,Maisya akan mengamankan beberapa harta yang bisa dia jadi kan sebagai pegangan hidup nya di masa depan.terlalu rakus jika harus menguasai seluruh harta Digo,toh dia bukan lah wanita yang haus akan barang mewah.tidak ada salah nya bukan menyimpan uang bulanan pemberian Digo , karena dalam hal ini Maisya juga sudah rugi banyak,masih muda sudah berstatus janda tanpa anak.

" Gue ternyata nggak akan mampu menyaingi kebahagiaan Dila." Kekeh Maisya secepat kilat masuk ke walk in closet.

Setelah berganti pakaian Maisya segera turun ke lantai bawah membantu Mama mertua nya untuk menyiapkan sarapan bagi seluruh anggota keluarga.

" Pagi Kak Maisya." sapa Elsa yang merupakan adik dari Digo.

" Pagi juga Elsa,tumben udah nongkrong di sini pagi buta" ledek Maisya karena adik ipar nya ini memang susah bangun di pagi hari.

" Gara-gara Mama tuh!" adu Elsa memanyunkan bibirnya.Elsa terpaksa bangun setelah di guyur air dingin oleh sang Mama.kata Bu Endang anak gadis tidak boleh malas - malasan dan Elsa harus belajar dari kakak ipar nya bagaimana cara memasak dengan baik.

Agar nanti ketika kembali ke luar negeri,dia sudah bisa memasak makanan sederhana, tidak melulu beli makan siap saji yang tidak terlalu terjamin kualitasnya.

Maisya tertawa kecil menanggapi celotehan Elsa,bukan nya membantu Maisya memasak,yang ada wanita muda ini justru merekam kegiatan Maisya yang akan dia jadikan konten pada media sosial nya.dan Maisya sendiri memilih cuek toh dia juga sudah berpenampilan rapi dan cantik.

" Kamu habis nangis ya Sya?" tanya Bu Endang curiga,wajah Maisya sangat berbeda sekali dengan biasa nya.

" Iya Ma...Tadi malam habis kangen - kangenan sama Ibu dan adik Maisya di kampung,maaf ya Ma kalau Maisya cengeng." untung saja Maisya pintar mencari alasan, dari pada ketahuan lebih baik dia menggunakan keluarga nya yang jauh di sana.tidak sia-sia selama ini dia selalu berdebat dengan kedua sahabat nya.

" Iya nggak apa-apa sayang,kalau Kamu rindu sama mereka,minta antar Digo aja pulang kampung, sekalian bulan madu kedua untuk kalian .mana tahu pulang dari sana Mama bisa dapat kabar baik dari Kamu." ucap Bu Endang sambil mengelus rambut hitam Maisya yang sebatas bahu.

Hati Maisya kembali sakit mendengar kata-kata itu, padahal ibu mertua nya sudah tahu kebenarannya tetapi masih saja mengungkit soal momongan,Maisya terpaksa tersenyum di balik luka hati yang menganga lebar.

" Kita mau masak apa pagi ini Ma?" tanya Maisya mengalihkan pembicaraan.muak kalau harus membahas anak dan Digo terus, sementara orang yang mereka bahas sudah tertutup pintu hati nya.

Maisya pun enggan berusaha untuk meluluhkan hati pria itu, sudah cukup dua bulan ini dia di bohongi dan Maisya tidak akan pernah melupakan kenyataan pahit ini.

" Masak soto sama gorengan aja ya sayang,Digo kan suka sekali sama soto buatan Kamu." jawab Bu Endang antusias,punya menantu pintar memasak membuat Bu Endang bangga dan sangat perduli kepada Maisya, tetapi Digo malah mengacaukan semua impian nya.Bu Endang tak bisa memaksa kehendak nya karena Digo sangat keras kepala untuk di ingat kan.

Maisya mengangguk dan mulai mengeksekusi semua bahan makanan yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga. Bu Endang pun tidak tinggal diam dan lebih memilih menggoreng bakwan serta tempe sebagai pelengkap sarapan pagi ini.

" Mm Enak banget soto nya sayang." puji Digo tanpa menatap wajah Maisya,dulu mungkin Maisya terbiasa dengan sikap Digo ini ,tapi tidak untuk sekarang,lain di mulut lain pula di hati mungkin itu alasan nya kenapa Digo tak pernah mau menatap wajah nya lama-lama.

" Terimakasih." balas Maisya singkat agar tidak ada yang curiga.

" Kamu pasti bangga kan Digo punya istri yang pintar masak dan selalu bikin perut Kamu kenyang." ujar Bu Endang yang ingin menguji Digo.

" Hm.." Digo berdehem,semakin hari sikap Digo semakin berubah tak selembut awal pernikahan mereka dulu,Maisya pikir Digo hanya lelah karena mengurus pekerjaan, tetapi dugaan itu salah dan lagi - lagi Maisya terlambat mengetahui rahasia ini.

" Kak, nanti siang Aku pinjam Kak Maisya ya,Aku mau ngajak Kak Maisya jalan-jalan ke mall." ucap Elsa menatap wajah kakak laki-laki nya.Elsa sendiri belum mengetahui drama yang terjadi dalam pernikahan Maisya, wanita muda ini sangat dekat dengan Maisya, meskipun kuliah di luar negeri tetapi dia lebih sering bertukar kabar dengan Maisya ketimbang kakak kandung nya sendiri.

" Tanya aja langsung sama Kak Maisya nya? Kakak nanti nggak bisa ikut karena harus berangkat ke kantor." jawab Digo sibuk menyantap soto.

Meskipun Maisya merasa kecewa kepada Digo, tetapi dia tetap melakukan tugas nya sebagai istri dengan baik.kemeja yang di pakai oleh Digo pagi ini adalah hasil pilihan Maisya begitu juga dengan dasi serta Jas yang tersampir pada kursi.

" Mau kan Kak ikut Aku ke mall?" tanya Elsa sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada.

Maisya belum menjawab malah menatap kedua mertua nya.

" Ikut aja sayang! Dari pada Kamu di rumah sendirian,Mama pun ingin ikut,tapi sayang nya Mama udah ada janji sama teman-teman Mama." sahut Bu Endang ramah.

Pak Wibowo pun ikut tersenyum ketika Maisya menatap ke arah nya,wajah pria paruh baya ini terlihat memendam sebuah kekecewaan,andai saja mereka punya anak laki laki yang lain, sudah pasti Maisya akan mereka nikahkan dengan anak laki-laki itu ketimbang hidup bersama Digo yang sangat bodoh dan mudah di tipu.

" Jangan takut Nak! Nanti Papa yang akan mengirim uang untuk kalian bersenang-senang." kata Pak Wibowo mengangguk dengan senyuman hangat nya.

Maisya mengangguk tapi tidak setuju dengan keputusan ayah mertua nya.

" Tidak perlu Pa,Maisya ada uang kok.Mas Digo selalu kasih uang bulanan untuk Maisya." jawab Maisya sungkan tidak ingin merepotkan mertua nya.

" Sudah jangan di tolak sayang." Bu Endang justru mendukung keinginan suami nya.

" Benar itu Kak, rezeki tidak boleh di tolak selagi masih ada yang mau berdonasi." kekeh Elsa melompat riang.

" Tidak usah Pa." Digo pun angkat bicara tidak setuju dengan ucapan sang Papa,Walaupun tidak mencintai Maisya tetapi pria ini selalu menjalankan tugas sebagai suami dengan baik dan tidak pernah lalai dari tugas tersebut.

" Anggap saja transferan itu hadiah dari Papa." Maisya mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terima kasih nya kepada sang Ayah mertua.

Maisya sama sekali tidak punya niat untuk berbelanja,mungkin uang itu akan dia tabung di rekening nya sendiri untuk masa depan nya nanti begitu juga dengan uang yang masih tertanam di ATM pemberian Digo, sudah cukup selama ini dia berhemat, sekarang waktunya dia untuk bangkit.

Digo terlebih dahulu mengantar kan Maisya pulang ke apartemen, setelah itu langsung berangkat lagi ke kantor karena ada meeting penting dengan pihak dewan direksi.

" Aku harus ke bank dulu, rekening lama ku mungkin udah nggak aktif lagi." Maisya langsung memesan taksi online, lebih cepat lebih baik sebelum semua nya terlambat.

Sesampai nya di tempat tujuan,Maisya langsung mengutarakan niat nya dan dalam waktu singkat akhir nya kartu ATM itu menjadi milik Maisya lagi.

Tidak tanggung -tanggung ,Separuh dari isi ATM pemberian Digo sudah di alihkan ke rekening pribadi nya.jika nanti Digo bertanya maka Maisya sudah menyiapkan jawaban atas kelicikan nya ini.

Usai mengurus ATM,Maisya kembali ke apartemen ,tapi sebelum itu mampir dulu di sebuah apotek mencari obat yang sangat ingin dia minum saat ini juga, setelah obat berhasil dia dapat kan,Maisya kembali masuk kedalam taksi online yang setia menunggu nya,lalu pulang ke apartemen mengambil beberapa perhiasan yang dia miliki dengan hanya menyisakan satu set perhiasan saja di dalam lemari pakaian nya agar nanti Digo tak mencurigai nya.

Maisya kembali keluar dari apartemen menuju ke sebuah tempat,pokok nya dia tidak boleh kalah dari Digo,jika pria itu bermain licik,maka dia pun bisa melakukan nya.jangan panggil Maisya si wanita bar-bar kalau tidak bisa membalas perbuatan Digo.

" Akhirnya selesai juga." gumam Maisya merasa lega.

" Sebaiknya Aku pulang dulu, nanti siang Elsa pasti akan datang menjemput ku." Maisya kembali memesan taksi online karena memang tidak memiliki mobil dan dia sendiri tidak bisa mengendarai mobil.

Sepanjang jalan menuju ke apartemen,Maisya kembali menitikkan air mata, pernikahan yang baru seumur jagung sedang berada di ujung tanduk,percuma juga bertahan kalau hanya dia sendiri yang berjuang, sulit untuk di jelaskan lagi bagaimana perasaannya sekarang.semakin Maisya ingin melupakan nya semakin kuat pula kenangan indah itu menari-nari di memori nya.

" Malam ini Aku harus menyiapkan lamaran pekerjaan,Aku harus kerja sebagai bekal menghadapi status janda." gumam nya tersenyum getir.

Bersambung...

Isi Ponsel Digo

Tatkala pintu apartemen terbuka,Maisya lebih memilih melipir ke walk in closet ketimbang harus menyambut kepulangan suami yang sudah mendzolimi nya baik secara lahir mau pun batin.sudah cukup dia menjalankan tugas dengan menyiapkan sarapan untuk pria itu tapi tidak dengan memperlakukan Digo semanis dulu lagi.

Maisya menyibukkan diri di ruangan yang lumayan luas ini,apa saja dia pegang demi menghindari Digo.

Ceklek..

Pinta walk in closet terbuka lebar.

Rupanya orang yang ingin dia hindari justru menyusul ke ruangan ini dengan wajah lelah serta senyum lebar yang dulu paling di sukai oleh Maisya,tapi setelah semua terbongkar Maisya justru merasa jijik dengan senyuman palsu itu.

" Apa dia tidak lelah bersandiwara di depan Aku?" batin Maisya masih pura-pura sibuk dengan pekerjaan nya.

" Apa kurang nya Aku sampai dia tega mempermainkan Aku seperti ini? Seperti apa sosok wanita masa lalu nya itu?" lanjut Maisya lagi.

Tadi siang Maisya memang sempat mengorek informasi tentang masa lalu Digo dari adik ipar nya,namun sayang nya Elsa tidak memliki foto wanita tersebut hingga Maisya tidak bisa melihat seperti apa rupanya wanita yang sudah menguasai hati suami nya ini.

Digo masih berdiri di depan pintu,dasi serta Jas yang sudah kotor lalu dia masuk kan kedalam sebuah keranjang yang ada di sudut ruangan.

" Tumben Kamu nggak menyambut kepulangan ku?" tanya Digo membuka pembicaraan.

" Eh maaf ya Mas! Aku tidak mendengar suara pintu di buka. Karena terlalu sibuk di sini jadi Aku sampai lupa sama kamu." balas Maisya sangat manis,dalam hati tidak berhenti mengumpat Digo yang super jahat.

" Hmm.. Tidak apa-apa sayang." balas Digo lalu mendekat mengecup kening Maisya,belum sempat Maisya menghindar tetapi Digo sudah terlebih dahulu mencuri start.

Maisya hanya bisa pasrah dengan perlakuan manis itu tetapi sama sekali tidak menikmati nya.ketika Digo tidak melihat ke arah nya. secepat kilat Maisya mengelap bekas kecupan itu,tak ada yang spesial lagi dari adegan kecupan itu kecuali sakit hati.

" Dasar buaya kali! Lo pikir gue nggak tahu tentang rahasia Lo,lihat aja gue akan balas semua nya." gumam Maisya kembali memaksa senyum di bibir nya

" Aku mau mandi dulu ya sayang, tolong siapkan baju tidur." ucap Digo berlalu masuk ke arah kamar mandi.

Maisya mengangguk samar, setelah mengambil satu baju kaos oblong serta celana santai milik Digo,Maisya lalu meletakkan benda itu di atas tempat tidur, sedang kan dia sendiri sudah berbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuh nya, seperti malam sebelum nya,Maisya memilih memakai piyama tidur lengan panjang demi menghindari sesuatu yang tidak di harapkan terjadi saat ini.bahkan seluruh koleksi baju dinas yang pernah terpajang di dalam lemari sudah di musnah kan ,di sumbangkan kepada tetangga apartemen yang lebih membutuhkan.

Sepuluh menit kemudian,Digo keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah.entah apa yang di lakukan pria itu di dalam kamar mandi sampai selama itu.

" Sayang..." panggil Digo namun tak ada balasan dari Maisya yang rupanya sudah ketiduran.

" Dasar kebo! Baru di tinggal mandi aja udah pulas." Digo geleng-geleng kepala tetapi tetap memakai baju yang sudah di sediakan oleh istri nya, istri pajangan maksud nya.

Sebenarnya Digo ingin meminta makanan kepada Maisya, karena sewaktu di kantor tadi dia tidak sempat makan malam,lagian Digo tidak terlalu suka makan di luar,lidah nya sudah terlanjur cocok dengan masakan istri nya di rumah.

" Maisya udah masak belum yah, perut gue lapar banget nih." kata Digo lirih,dia memutuskan keluar dari kamar tanpa membangun Maisya .

Begitu sampai di dapur,Digo berhenti di meja makan dan membuka tudung saji.lumayan ada sisa beberapa makanan di sana.tanpa pikir panjang Digo langsung menyantap makanan itu, meskipun sudah dingin,Digo tetap lahap bahkan sampai nambah nasi dua kali.

" Gila...Selama menikah berat badan gue udah naik dua kilo,ini baru dua bulan lalu bagaimana kalau satu tahun menikah." Digo meraba-raba perut yang mulai membuncit, meskipun sering olahraga tetap saja pola makan nya tidak bisa di atur lagi,semua berkat kedatangan Maisya di dalam hidup nya.

Dulu Digo merupakan orang yang paling perfeksionis mengenai penampilan, tidak jauh berbeda dengan mantan tunangan nya itu, mereka lebih suka memakan makanan sehat ketimbang yang banyak lemak nya. Entah sejak kapan selera makan nya jadi berubah mengikuti selera makan Maisya yang menurut nya sangat tidak sehat.tetapi tetap saja habis masuk kedalam perut nya.

" Ehhh. Tapi ngomong - ngomong Maisya pintar banget masak nya." puji Digo yang hanya bisa di dengar oleh diri nya sendiri.

" Sial! Kenapa gue malah muji dia ya,tapi walaupun pintar masak, tetap saja Laura yang paling gue cintai, tubuh seksi serta senyuman manis milik Laura bikin hati gue meleleh." Digo senyum- senyum sendiri memikirkan wanita masa lalu nya,tanpa dia sadari jika Maisya yang sudah terbangun bisa melihat semua yang dia lakukan itu bahkan ikut mendengarkan apa yang dia katakan barusan.

" Ibu! Maisya nggak bahagia dengan pernikahan ini Bu." Maisya sengaja bersembunyi di balik pintu,ketika Digo sudah masuk ke dalam sebuah ruangan,baru lah dia keluar mengambil ponsel yang sempat tertinggal di atas sofa.

Piring yang masih berantakan di atas meja makan tak di hiraukan oleh Maisya,bodoh amat kalau Digo mau protes karena dia tidak melakukan kesalahan apapun dan bukan dia yang menciptakan kekacauan ini.

" Apa kalian sudah mendapatkan informasi tentang Laura?" tanya Digo sambil memegang ponsel di telinga nya.

Maisya kembali menguping karena penasaran dengan apa yang di lakukan oleh suami nya di dalam sana.nama Laura selalu keluar dari mulut suami nya bahkan di dalam apartemen yang mereka tempati berdua, tetap aja Laura yang mengisi kepala suami nya.

" Pokok nya Aku nggak mau tahu,cepat kabari Aku kalau kalian sudah menemukan kekasih ku." bentak Digo kepada lawan bicara nya.

Maisya sudah tidak kaget lagi mendengar ucapan suami nya,hanya saja hati nya masih saja sakit ketika melihat suami nya begitu perduli dengan wanita lain dan terang-terangan mengakui bahwa wanita itu masih menjadi kekasih nya.lalu apa artinya Maisya bagi Digo?

" Jangan salahkan Aku jika nanti Aku pergi dari hidup Kamu." Maisya berusaha kuat untuk tidak menangis, tetapi tetap saja air mata itu keluar.

" Bodoh ! Kamu bodoh Maisya... Laki-laki seperti itu tidak pantas untuk Kamu tangisi,Kamu pasti bisa bangkit, meskipun tanpa dia di samping mu." Maisya menepuk-nepuk dada yang terasa sesak. Begini lah akibat nya jika mencintai seseorang terlalu dalam , setelah di sakiti pun masih saja bertahan.eittsss...Tunggu dulu, meskipun bucin akut kepada Digo tetapi Maisya tidak bodoh juga ,dia hanya sedang mempersiapkan diri nya agar nanti tidak menjadi gelandangan setelah resmi bercerai dari Digo.

Ingin sekali rasa nya untuk menerobos masuk ke dalam sana dan melampiaskan sakit hati nya kepada Digo, tetapi urung di lakukan,Digo pasti tidak akan mengaku tanpa di sertai bukti,yang ada Maisya semakin hati dengan tingkah Digo.

Maisya kembali masuk ke dalam kamar, melanjutkan tidur yang sempat terjeda,terserah Digo mau melakukan apapun,Maisya sudah berjanji tidak akan perduli lagi kepada pria itu.

****

Pagi hari...

Maisya sudah tampil cantik dengan rok span serta kemeja lengan panjang yang melekat pada tubuh nya.

Sarapan pagi sudah tersedia di atas meja makan menunggu penghuni rumah keluar untuk menyantap nya.entah jam berapa wanita ini bangun untuk menyiapkan semua ini.yang jelas Maisya terlihat lebih bersemangat pagi ini.

" Kamu mau kemana pakai baju seperti itu?" tanya Digo penasaran.

" Mmm...Aku boleh ya izin kerja lagi." jawab Maisya sangat berharap jika Digo akan mengatakan iya atas keinginan nya ini.

Digo terdiam ,melirik penampilan Maisya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala,Digo seperti flashback pada satu tahun yang lalu ,di mana dia awal mengenal Maisya di perusahaan milik sepupu nya lalu berusaha mendekati Maisya hingga akhir nya bisa menjadikan Maisya sebagai istri sah nya .

" Kerja? Kamu yakin? Kenapa nggak di rumah aja? Memang nya uang bulanan yang Aku kasih masih kurang?" tanya Digo beruntun.

Padahal kemarin mereka sudah pernah membahas tentang ini dan Maisya sama sekali tidak keberatan jika harus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.

Digo bertanya seperti seorang suami yang begitu perduli kepada istri nya, padahal ini dia lakukan agar Maisya tetap berada di rumah dan tidak bisa melihat apa yang sedang dia kerjakan di luar sana.

" Aku pengen kerja aja dulu Mas,lagian kita juga belum punya anak, nanti kalau udah hamil Aku janji akan resign dari pekerjaan ku." balas Maisya begitu tenang,dalam hati masih saja mengumpat kasar kepada suami nya ini.

" Aku bosan kalau di rumah terus Mas." kata Maisya lagi berusaha meyakinkan Digo di tambah dengan memasang wajah memelas nya.

Lagian bagaimana cara nya untuk hamil? Sedang kan Digo sendiri sudah terlebih dahulu melakukan pencegahan.segitu tidak berharga nya Maisya bagi pria ini bahkan tidak Sudi memiliki keturunan dari rahim wanita yang sudah dia rusak masa depan nya.

" Mau kerja di mana? Aku nggak bisa masukin Kamu ke perusahaan Papa,di sana tidak ada lowongan apapun karena baru satu Minggu yang lalu perusahaan baru aja menerima pegawai baru." kata Digo berbohong,kalau Maisya sampai bekerja di perusahaan milik keluarga,bisa - bisa nanti Digo tidak bebas lagi untuk keluar masuk membantu anak Buah nya mencari keberadaan Laura.

Maisya tersenyum miring mendengar pernyataan suami nya, tanpa di jelaskan pun Maisya tidak akan pernah Sudi bekerja di perusahaan itu.akan tetapi jika Maisya nekat ingin bekerja di sana bisa saja dia menggunakan kekuasaan milik ayah mertua nya dan Maisya pasti langsung di terima tanpa harus mengikuti seleksi ,namun Maisya tidak mau melakukan nya ,dia masih bisa berdiri di atas kaki nya sendiri dan tidak akan pernah lagi menyusahkan ibu mertua nya.

" Aku tidak berniat bekerja di sana Mas! Aku akan cari pekerjaan di tempat lain,kamu tenang saja jangan tegang seperti itu." sindir Maisya mengambil posisi duduk seperti biasa nya.

Maisya menyantap sarapan pagi sedikit terburu-buru,dia harus datang tepat waktu pada perusahaan milik sahabat Bima.

" Aku pergi dulu Mas,takut telat." Maisya sudah memesan taksi online yang akan mengantarkan dia ke sebuah perusahaan.meskipun perusahaan itu tidak terlalu besar tetapi bisa lah di jadikan pedoman untuk hidup nya yang sebatang kara

" Kamu nggak nungguin Aku dulu?" tanya Digo menatap kesal wajah Maisya.

" Sorry nggak bisa Mas! Nanti tinggal kan saja piring kotor nya di atas meja, setelah pulang kerja baru Aku beresin semua nya." lanjut Maisya tanpa mencium punggung tangan Digo sudah menghilang dari balik pintu.

" Dasar laki-laki kurang ajar,bukan nya menawarkan diri untuk mengantar Aku, justru di biarkan pergi begitu saja." Maisya berjalan tergesa - gesa sambil menatap Jam di tangan nya,

" Huft...Nasib...Nasib...Punya suami tapi tidak pernah menghargai istri nya."Maisya masih melirik ke arah belakang, tetapi Digo sama sekali tidak muncul,dengan langkah cepat Maisya menghampiri taksi pesanan nya.

" Ke jalan merdeka ya Pak." ucap Maisya menyandarkan tubuhnya pada kursi belakang.

Mimpi menikah sekali seumur hidup terpaksa di kubur dalam-dalam, dia pun harus bersiap membiayai hidup nya sendiri setelah cukup terlena dengan harta yang Digo miliki.

Sementara Digo yang masih asyik menikmati nasi goreng buatan istri nya,sama sekali tidak memikirkan Maisya.justru pria ini malah sibuk membuka laman media sosial mencari informasi tentang Laura dari sahabat terdekat Laura yang pernah di kenal nya.

Semenjak kepergian Laura waktu itu, Wanita itu memang sudah tidak pernah muncul lagi di akun media sosial nya.Digo bahkan sampai menyewa seorang detektif handal untuk melacak keberadaan Laura tetapi tak pernah membuahkan hasil,entah Laura yang begitu pintar melindungi diri atau detektif itu yang terlalu bodoh.

" Aku yakin Kamu pasti kembali,kita pasti akan bersama lagi." ucap Digo lirih sambil mengusap foto Laura yang masih begitu banyak tersimpan di galeri ponsel nya.

Untung saja dulu sebelum menikah dia sempat membuat kesepakatan dengan Maisya untuk tidak membuka ponsel pasangan, dengan alasan butuh privasi,sehingga Maisya tidak akan bisa melihat koleksi foto nya,miris nya lagi tak ada satu pun foto Maisya di sana,jika pun mereka terlanjur foto bersama atas permintaan dari Maisya,maka Digo akan buru-buru menghapus nya takut Laura nya kecewa karena dia sudah menyimpan foto wanita lain padahal wanita lain itu adalah istri sah nya sendiri.

" Aku kangen banget sama Kamu, honey!" ucap nya lagi.

Selama dua bulan menikah,Digo tetap memberikan nafkah baik lahir maupun batin kepada Maisya, tentu saja itu dia lakukan agar Maisya tidak curiga kepada nya,Digo hanya malas di tanya kapan menikah oleh keluarga besar nya, begitu bertemu Maisya yang mudah di jinakkan, langsung saja Digo memanfaatkan Maisya yang jatuh dalam pesona nya.

Benar- benar brengsek bukan?

Bersambung...

Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir di cerita terbaru ini,maaf kalau update nya masih sering telat, kalian boleh banget nabung bab dulu karena memang author sedang berkonsentrasi menyelesaikan kisah Dila terlebih dahulu.

Jangan lupa like ,Vote dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya...

Mampir juga di cerita author yang lain nya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!