Miracle Wonderland
Kontes Sihir
[ Suatu pagi yang cerah di Newforte ]
[ Kota yang terletak di West Cout ]
[ Hidup lah sebuah keluarga disana. Kita panggil saja keluarga ini "Keluarga Azura" ]
Ran
*Ran berjalan keluar dari kamarnya, hanya mengenakan T-shirt dan celana panjang*
"Hmmh...ada apa ini?"
Bailong Azura
*Bailong menatap Ran dari bawah ke atas dengan tatapan sinis.*
"...yg bapak-bapak aku apa kamu sih?"
Ran
*menguap* ".... Entah lah"
Ran
"Aku ini 3 gabungan. fenrir, serigala, dan naga. jadi wajar aku lebih suka tidur daripada melakukan sesuatu"
*menguap lagi kemudian memunculkan kopi kaleng instan*
Bailong Azura
"Oh iya, emak kalian kan beda²"
Ran
"Aku memiliki ekor naga kan karna aku berlatih dengan mu paman"
*ran masih agak sulit untuk mengganggap bailong sebagai ayah*
Bailong Azura
"Knp memanggil ku paman-? Aku kan ayah mu, aku yg menghamili ibumu jadi aku ayah mu" ;-;
Fania Azura
*keluar dari dapur sambil membawa semangkuk mie*
"..." •-• ?
Bailong Azura
*Bailong mengambil mie itu lalu membuang nya sebelum dia memberikan ayam bakar ke Fania*
Bailong Azura
"Enggak boleh, Ryu bilang kamu sering makan mie instan"
Fania Azura
"Terserah aku dong" UnU
Bailong Azura
*Bailong mengambil sendal*
Fania Azura
:D
*Angkat tangan, mundur lalu kabur.*
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi datang ke arah depan Fania sambil membawa selembar poster*
"Kakak!!!... Ayo kita tonton ini!"
Fania Azura
"Mimi... Apa ini?"
*Melihat poster yang dibawa Mimi*
"Hmm... Pertandingan sihir?"
Mimi Lovelia Veneth
"Iya... Aku menemukan nya di gedung arena sihir dan aku tertarik untuk menonton nya... Jadi pliss yah... Kita nonton bersama"
*Memasang muka memelas*
Fania Azura
"Tapi bukan kah kau tak bisa sihir?"
Mimi Lovelia Veneth
"Ya sih... Aku memang tidak punya sihir. Tapi tidak masalah kan kalau aku menyaksikan acaranya?"
Fania Azura
"Hmm~ baiklah..."
Mimi Lovelia Veneth
"Yey asik!"
Mimi Lovelia Veneth
"Terima kasih Kakak!~💓"
[ Hari Kontes sihir itu pun tiba ]
Mimi Lovelia Veneth
*Pagi yang cerah sekali. Mimi berada dikamar nya, bersiap siap untuk pergi ke pertandingan sihir yang ia tunggu tunggu.*
Mimi Lovelia Veneth
*Ia pun berjalan menuju ke bawah. Tempat dimana ia memanggil kakaknya*
"Kakak!!! Kita jadi kan lihat pertandingan sihir nya?!"
Fania Azura
*Fania sedang menguncir rambutnya mendengar suara adiknya tersebut langsung menoleh kearahnya dan tersenyum lembut*
Fania Azura
"Tentu saja, Tapi setelah aku minum satu gelas beer"
*Ucapnya dengan riang*
Mimi Lovelia Veneth
"Uhhh... Oke"
*Ia berlari ke arah ruang tamu*
Fania Azura
*Fania berjalan kedapur dengan riang dan buru buru membuka kulkas lalu merapalkan mantra*
Fania Azura
"Unlock"
*seketika muncul gelas beer dingin, fania senang karna beer yang ia sembunyikan tak ketahuan dan dibuang oleh kakak-kakaknya*
Fania Azura
*ia buru buru mengambilnya dan langsung menghabiskannya dengan sekali minum, ia menaruh gelas beer tadi di wastafel dan menyekak bibirnya, ia mengambil sekantong kecil berisi kue kering dan memasukan ke kantung jaketnya*
Fania Azura
*Setelah selesai mencuci gelas beer ia langsung mengelap tangannya lalu berjalan keruang tamu sambil mengambil kunci motornya*
"Mimi!! Ayo berangkat!!"
Mimi Lovelia Veneth
"O-oke kakak"
*ia beranjak dari sofa dan keluar dari rumahnya menuju ke tempat acara*
Fania Azura
*Fania pergi ke garasi rumah dan menjalakan motornya, begitu mimi naik ke atas motor dan sudah memakai helm mereka berdua langsung melaju ke pusat kota untuk melihat tempat acara*
[ Arena Sihir : Ibukota Newforte ]
Mimi Lovelia Veneth
*Fania dan Mimi tiba didepan gedung arena. Terlihat beribu ribu orang dari berbagai spesies bersatu ngantri untuk masuk kedalam gedung.*
Mimi Lovelia Veneth
*Fania kemudian memarkirkan motornya di tempat parkir khusus motor. Kemudian Mimi turun*
"Wah... Sudah ramai saja"
Fania Azura
*Fania tersenyum melihat adiknya yang begitu bersemangat ia pun mengangkat tubuh mimi dan menggendongnya sambil membawanya kedalam arena*
"Ya ampun kau sangat tak sabaran yah~"
Mimi Lovelia Veneth
"Iya dong... Aku kan suka sesuatu yang berhubungan dengan sihir"
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi masuk ke dalam arena bersama kakak nya. Dan memilih tempat duduk yang berada sedikit di depan.*
"Tempat ini sangat cocok untuk kita menonton. Benarkan kak?"
*Mimi kegirangan dan menunggu acaranya dimulai*
???
*Di Dalam Arena sihir yang Ramai Pengunjung Terdapat Salah Satu Pengunjung Yang Terlihat "Sedikit" Mencurigakan.. Beliau Mengenakan Sebuah Jaket Kulit Berwarna Hitam Gelap Dan Masker Berwarna Hitam*
Fania Azura
"Tentu saja."
*Ucap fania dengan tersenyum sambil mengelus kepala adiknya tersebut*
???
*Pengunjung Itu Terlihat Memegang Sebuah Kamera Di Tangan Kanannya..Pengunjung Itu Kerap Kali Terlihat Memfoto Keadaan Arena sihir.. *
Fania Azura
*Fania merokok dengan santai sembari melihat area sekitar arena, saat ia sedang asik melihat keramaian ia menyadari seseorang yang cukup mencurigakan*
Fania Azura
*Fania mengamati orang tersebut bbrp saat, lalu mematikan rokoknya dan menghilangkan sisa asap rokok yang berterbangan agar tak terhirup adiknya*
Fania Azura
*Fania diam diam menyuruh salah satu bawahannya untuk mengawasi orang tersebut sementara ia menemani adiknya*
???
*Pengunjung Itu Dengan Cepat Menyadari Sesuatu Tak Beres...Karena Berusaha Untuk Waspada Dia Dengan Cepat Melihat Sekeliling..Berusaha Untuk Mengecek Jika semuanya aman*
???
"Tch.. "
*Pengunjung Itu Dengan Cepat Menyembunyikan Kameranya Dan Berjalan kearah toilet dengan terburu buru*
( Bawahan )
*Bawahan Fania yang sebelum ditunjuk untuk mengawasi orang tersebut dengan cepat bergerak untuk mengikutinya*
*Tidak lama kemudian, suara keras dari sebuah pengeras yang tidak kasat mata pun berbunyi. "Apakah ini salah satu sihir?" Gumam Mimi. Tidak lama kemudian, muncul seorang pak tua dengan sebuah bola ajaib didepan nya. Ternyata suara tersebut dari nya. Dan kemudian membuka acara*
NPC
Kakek tua : "Ya... Selamat datang di acara tahunan sihir west cout.
NPC
Kakek tua : "Di acara kali ini... Kita akan melihat berbagai sihir dari berbagai penyihir yang ada di seluruh penjuru dunia yang akan saling bertanding memperebutkan juara satu di ajang sihir kali ini."
Fania Azura
*Fania duduk disebelah mimi. ia menyilangkan salah satu kaki membari menopang wajahnya dengan tangan kirinya sambil memperhatikan Acara dengan seksama*
Fania Azura
*Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Fania mengunjungi acara seperti ini, namun karna kesibukan yang terus menumpuk ia menjadi jarang pergi ke tempat seperti ini lagi, ia bersyukur bisa kemari sambil menjernihkan pikirannya*
Mind : "gak ada yang jual alkohol yah?..."
???
*Pengunjung Itu Sadar akan seseorang yang mengintainya... Dengan Cepat Pengunjung Misterius Itu Menikam Orang Yang mengikutinya Menggunakan Suatu Pisau Kecil Yang Terbuat Oleh Tulang Dan Menyembunyikan Tubuhnya di dalam suatu Box*
???
*Setelah di rasa sudah aman dia Kembali Kedalam Tempat Arena dan duduk Dengan Santai sekaligus waspada*
*Kakek tua itu pun pergi ke sebuah panggung yang melayang diatas arena Sihir*
NPC
Kakek tua : "Baik... Tanpa memperpanjang waktu, langsung saja kita akan mulai acara utamanya"
*Para penonton bersorak ria. Termasuk Mimi yang ikutan bersorak*
Mimi Lovelia Veneth
"Ya!!! Ayo!!!"
Fania Azura
*Fania menyadari aura bawahannya tiba tiba tak terasa, ia mencoba untuk menghubungi nya dengan telepati namun gagal, dengan cepat ia menduga kalo sesuatu ada yang tak beres*
Fania Azura
*Fania melihat pengunjung sebelumnya yang di awasi keluar dari toilet namun tidak dengan bawahannya membutnya semakin yakin terjadi sesuatu*
Fania Azura
*Karna tak punya bukti kuat untuk sementara fania mengawasinya dari jauh*
???
*Karena Merasa Semuanya Telah Aman Dia Mulai Bangun dari tempat duduknya dan berjalan Mendekati Bangku Yang Kosong di Sebelah Fania...*
???
"Boleh Saya duduk Disini?
*Tanya Pengunjung Itu Seakan tidak terjadi apa apa*
Fania Azura
*Fania tersenyum dengan ramah*
"Tentu saja, knp tidak ?"
Fania Azura
*Namun dibalik senyumnya yang ramah ia sedang mengamati pengunjung tersebut dengan seksama, diam diam ia menempelkan sedikit sihirnya kepada pengunjung tersebut agar bisa ia lacak jika pengunjung tersebut menghilang*
???
*Pengunjung Itu Duduk Tepat Di Sebelah Fania...*
"Maaf Tentang Anak Buah mu.. "
???
*Kata Pengunjung Itu Dengan Muka Datar*
"Aku Tau...Kau Tak perlu tau bagaimana cara aku Mengetahuinya"
*Kata Pengunjung itu Dengan Tidak Basa Basi*
Sebastian?
???
*Pengunjung Misterius Itu Mengambil sebuah Botol Air Dari Tasnya Dan meminumnya*
"Itu Adik Mu? "
*Tanya Pengunjung Itu dengan santai*
Fania Azura
*Fania terkejut bukan main sampai tak sempat mengontrol eskpresi nya, namun ia dengan cepat mencoba menenangkan diri*
"Yah~ bisa dibilang begitu...."
Fania Azura
*Fania menatap pengunjung itu dengan tatapan tajam dan dengan aura membunuh*
"Kalo kau berani menyentuhnya aku akan penggal kepala mu itu"
???
*Pengunjung Itu Melepas Maskernya Dan Menaruh kembali Ke dalam Tasnya Secara Langsung Menunjukkan mukanya yang memiliki Bekas Luka Di pipi bagian Kanannya*
???
"Aku Bukan Ancaman Bagi Mu Tuan Putri... tak ada gunanya Mengancam ku"
*Kata Pengunjung Itu Dengan Santai*
Fania Azura
"Tuan... Putri ??"
*Ulang fania kebingungan*
"Apa maksudmu ??"
???
*Terdiam sejenak*
"Kau bukannya Dewi perang legendaris itu bukan?"
*kata pengunjung misterius ini*
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi merasa terganggu dengan suara yang dibuat oleh kakak dan pengunjung disebalah nya*
"Dia siapa kak?"
Fania Azura
*Fania mengelus kepala adiknya tersebut*
"Aku tak tau"
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi melihat sekilas pengunjung disebelah kakak nya itu kemudian lanjut menonton*
Ran
*Ran tiba tiba sudah ada di samping mimi*
"yo!!!"
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi melihat ke arah Ran*
"Loh... Abang disini juga?"
Mimi Lovelia Veneth
"Kapan tiba nya"
Ran
Clone ran: "Hehe, maaf tapi aku hanya bayangan aku yang asli sedang mengawasi seluruh arena"
Ran
Clone ran: "btw siapa orang tadi"
Ran
*Ran melihat ke arah pengunjung misterius ini*
Clone ran: "Huh.. Tunggu bekas luka itu apa kah kau salah satu dari mereka?"
???
*Pengunjung Misterius Itu Menoleh Kearah Seorang Pria*
"Huh? Siapa? "
*Tanya Pengunjung Misterius*
Ran
Clone ran: "ah maaf aku Ran, sang hybird legendaris naga emas"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Pengunjung Itu Melipat tangannya Dan Tersenyum Ramah Kepada Ran]*
"Ah.. Kau Pasti Legenda Yang Di Ceritakan Banyak Orangnya.. Aku Sebastian.. "
*Kata Sebastian Sambil Melihat Kearah Ran Lalu Kearah Arena*
NPC
Kakek tua : "Yap... Kita mulai dengan peserta pertama, dia berasal dari negeri terpencil dengan tingkat bahaya yang tinggi. Semuanya, mari kita sambut... Hason!!!"
*Seorang pemuda dengan stelan jaket kulit dengan riasan tengkorak dan menggunakan topi fedora yang menutupi sebagian wajahnya masuk dari pintu besar yang ada disebelah kanan. Dia terlihat sangat kuat dan sangar dengan pakaian nya itu*
Hason
"Yo baby... Waktunya untuk berpesta"
*Sapaan nya kepada penonton*
Hason
"Siapapun lawan nya. Pasti sudah takut dengan hanya melihat diriku."
Hason
*Hason memasuki arena dengan tatapan penuh kesombongan mengitari arena tersebut yang katanya anti sihir itu. Dia pun tampak bersiap siap untuk lawan yang akan ia hadapi selanjutnya*
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi berdecak kagum dengan penampilan Hason yang garang memasuki arena*
"Tampilan nya keren sekali~✨"
Ran
Clone ran: "Hmm... Pemuda itu cukup sombong, apa kau setuju sebastian?"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"Ya... Dia Pikir, hanya dia Yang terkuat Dalam Arena Ini?!... "
*Kata Sebastian Berteori*
Ran
Clone ran : "Yeah zaman telah berubah"
NPC
Kakek tua : "Kemudian penantang nya disebalah kiri, dikenal dengan seseorang yang menjauh kan diri dari keramaian dan hidup dalam keterpurukan. Ini lah dia... Dior!!!"
Dior
*Seorang laki laki dengan muka lusuh, badan kurus, dan rambut yang acak acakan memasuki arena dari pintu besar di sebelah kiri. Dia hanya melambai ke semua orang yang ada disana, dan dia pun berdiri di atas stage.*
Ran
"Hmm... dari penampilan sepertinya dia tidak berpengalaman, tapi eh, penampilan bisa menipu"
*ucap bayangan ran*
Hason
"Huft... Orang seperti ini mau melawan ku? Yang benar saja..."
*Hason sedikit meremehkan musuhnya*
"Ayo maju pak tua... Aku akan menyelesaikan ini dalam sekejap mata."
NPC
Kakek tua : "Aman kan stage nya"
*Beberapa penyihir yang berdiri disetiap sisi arena membentuk sebuah pelindung transparan yang menutupi arena dan melindungi para penonton dari partikel sihir yang berterbangan selama pertandingan*
*Tidak lama, suara terompet pun berbunyi. Pertandingan pertama di mulai*
Hason
"Ayo!!!..."
*Kobaran api membakar arena diawal pertandingan*
"Ahahaha... Akan kubuat kau terbakar pak tua."
*Hason mengerahkan semua kekuatan nya dan api tersebut tampak lebih padat dari biasanya*
Ran
*Bayangan ran menghilang digantikan dengan ran yang asli*
"Ini akan menarik"
Fania Azura
*Fania diam diam pergi keluar arena sebentar untuk mencari sesuatu*
Fania Azura
*Ketika didalam Arena terdengar suara sorakan dan teriakan karna pertandingan sedang berlangsung, fania memilih keluar dari arena dan membeli sebungkus rokok di tokoserba didekat sana dan merokok sebentar di salah satu gang disana*
Fania Azura
*Disana ia merenungi pertanyaan dari bastian yang menanyakan identitas nya*
Mind : "Apa.... Sekarang aku masih layak menyandang gelar tersebut?..."
*Fania menghisap rokoknya dan menghembuskan asap rokoknya kelangit langit*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
* Melihat Fania yang tidak ada di dalam arena, Sebastian Pun memutuskan Keluar Untuk mencari Fania... Dia pun melangkah Sedikit Cepat Untuk Mencari Fania*
Fania Azura
*Fania memanggil salah satu bawahannya untuk mencari bawahnya yang menghilang sebelumnya, bawahan itu langsung menghilang mencari rekannya tersebut*
*sementara itu fania mematikan rokoknya dan berjalan disekitar luar arena*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Beberapa menit kemudian Sebastian Pun menghampiri Fania Yang Terlihat Mengitari arena*
"Kau Tidak Apa Apa?"
*Tanya Sebastian Menanyakan Kabarnya*
Fania Azura
*Fania mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya ia pun menengokkan kepalanya kebelakang untuk mengetahui siapa itu yang ternyata adalah sebastian*
"Ah... Aku takapa, ada perlu apa kemari ?"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian menaruh tangannya di dalam sakunya*
"Aku Pernah Dengar Sebuah Cerita Pada Saat Aku Di Suatu Tempat...Cerita Itu mengatakan Bahwa Kamu Memulai Suatu Keluarga? Apa itu benar?"
*Tanya Sebastian kepo*
Fania Azura
*Fania menganggukkan kepalanya pelan*
"Benar.... Tapi itu cerita lama, sekarang aku kembali single atau bisa dibilang janda"
*Ucap fania sambil tersenyum pahit*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Dengan Cepat Mengerti Situasinya. Dengan Cepat ia mulai menundukkan kepala sejenak dan kembali melihat ke Fania*
"Maaf.. Aku tak tau.. "
*Kata Sebastian merasa Kasihan*
Fania Azura
"tak perlu minta maaf, cerita ini emang tidak disebar luaskan , wajar kalo kamu tak tau"
*Ucap fania sambil melihat kelangit biru*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"... Baiklah"
*Kata Sebastian*
"Orang Orang yang duduk di sebelah mu itu keluarga mu? "
*Tanya Sebastian*
Fania Azura
*Fania menganggukan kepalanya sekali lagi*
"Benar.... , mereka keluargaku, Keluargaku yang berharga...."
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"Oh.. Begitu.. "
*Ucap Sebastian*
"Berarti Sekarang.. Kamu Ibu rumah tangga? "
*Tanya Sebastian yang sedang berusaha menggali lebih banyak informasi*
Fania Azura
"ahahaha...."
*Fania tertawa canggung sambil menggaruk pipinya dan mengalihkan pandangannya*
Fania Azura
"Sekarang aku hanya pekerja kantoran saja, kalo dirumah aku bisa dibilang pembuat onar."
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Tertawa Kecil*
"Aku Tak percaya kalau Kamu hanya pekerja kantoran biasa.... Mungkin Kamu Bosnya"
*Kata Sebastian Sambil tertawa kecil*
Fania Azura
"ahaha... Mana ada, aku hanya pegawai biasa kok"
*Ucapnya sambil tertawa ringan*
[ Kembali ke dalam arena ]
*Tampak suasana pertarungan semakin memanas*
Dior
*Dior tampak terpojok dan ia mengeluarkan keringat yang sangat banyak. Nyala api yang begitu cerah membuat matanya kesulitan melihat lawannya*
"apakah cara seperti ini diperbolehkan untuk pertandingan?"
*Dia menutup wajahnya dengan lengannya*
Hason
"haha... Bagaimana? Sangat panas bukan? Suhunya sudah mencapai 77 derajat. Seharusnya sebentar lagi kamu akan mati kekeringan"
Ran
*Ran menyaksikan pertarungan itu dan menghela nafas*
"Hmph...sombong sekali..."
Dior
"huft... Tidak juga"
*Dior mengeluarkan sihirnya. Seketika kobaran api tersebut berubah warna menjadi biru.*
"itu belum seberapa dengan api milik ku."
*Suasana berbalik. Kini Hason yang merasakan panas yang luar biasa*
Hason
"Argh... Panas... Api apa ini?"
Hason
"Kenapa aku tiba tiba merasa terbakar dengan api ku sendiri?"
Hason
*Dia berusaha mengeluarkan sihir api nya lagi. Namun sihirnya terhalang sama sesuatu yang membuat ia tidak bisa mengeluarkan sihir nya lagi*
"Sihir apa yang kau gunakan?"
Dior
"Aku hanya mengambil alih sihir mu. Hanya itu saja"
Hason
*Hason mulai meleleh seperti lilin oleh api nya Dior.*
"Kurang ajar... Ini curang"
*Pertandingan pun dihentikan, dan api didalam arena di padam kan. Dior dinyatakan menang dan masuk ke babak ke dua. Dia keluar dengan senyuman yang lebar di bibir nya saat melewati mereka semua*
Mimi Lovelia Veneth
"Wah... Sihir orang itu terlihat keren"
*Mimi melihat ke sebelah dan menemukan bahwa bangku kakak nya kosong*
"Loh... Kakak kemana?"
Mimi Lovelia Veneth
*Dia memandang ke Ran yang berada di sisi sebelah satunya*
"Bang... Kakak kemana?"
Ran
"Entah lah... Dia tampak keluar tadi"
*Kata Ran*
Keluarga Aneh, Azura
Ran
"Entahlah... Ia tampak keluar tadi."
*Kata Ran*
Fania Azura
*Fania dan bastian kembali muncul didalam arena, mereka menghampiri mimi dan bang ran lalu kembali duduk*
"Maaf , pasti kalian menunggu lama yah , ini untuk kalian"
Fania Azura
*memberikan masing masing satu popcorn ke mereka*
Mimi Lovelia Veneth
*Ia melihat kakaknya yang entah dari mana tiba tiba muncul membawa popcorn. Ia pun mengambil nya dan bertanya*
"Kakak dari mana aja?"
Fania Azura
"cari angin saja kok~"
*Ucap Fania sambil tersenyum *
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"..."
*Waktu pun berpindah ke Siang hari, Mimi mengajak kakaknya untuk pulang karena sudah kelelahan*
Mimi Lovelia Veneth
"Kakak... Ayo kita pulang. Aku sudah capek"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian masih fokus menonton Pertempuran Sihir*
Fania Azura
*Fania melihat kearah adiknya yang tampak sudah lelah*
"Kamu mau pulang ?, kalo abang Ran gimana mau pulang juga kah ?"
*Ucapnya sambil melihat kearah Abangnya disebelah mimi*
Ran
"Nanti... Entah kenapa aku memiliki firasat buruk"
Fania Azura
"Firasat buruk? Kau yakin?"
*Ucap fania sambil mengankat salah satu alisnya*
Ran
"Entah lah mungkin aku hanya paranoid saja...ayo pulang keliatannya mimi juga dah merasa lelah"
Fania Azura
*Fania mengaggukan kepalanya*
"Abang pulang dulu bersama mimi dengan teleportasi, soalnya tadi aku kesini pake motor ku jadi nanti aku nyusul"
Ran
"Oke..."
*Ran mengangkat mimi dengan ekor-naga nya kemudian teleport kembali pulang*
Fania Azura
*Menepuk pundak sebastian dengan pelan*
"Kau ingin terus berada disini?"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Menoleh Kearah Fania*
"Memang nya aku boleh ikut kalian?"
*Tanya Sebastian Dengan Sopan*
Fania Azura
"tentu saja boleh, tapi naik motor ku"
*Ucapnya sambil mengeluarkan kunci motornya*
Fania Azura
"Ah- yah, nanti mungkin aku akan sedikit ngebut jadi tolong pegangan oke ?"
*Ucap fania sambil berjalan keluar dari Arena*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"Baiklah.."
*Sebastian Pun mengikuti Fania*
Fania Azura
*Fania berjalan kearah parkiran motor dan mencari motorny kesayangnya tersebut.*
Fania Azura
*Motor Fania terlihat mencolok diantara motor yang lainnya, Fania yang melihat motornya menghampirinya dan menjalakan mesinnya*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Terdiam Sejenak*
"Itu...Motor Mu?"
*Tanya Sebastian*
Fania Azura
"?"
*Fania menaiki motor tersebut dan melihat kearah Sebastian dengan wajah terheran*
"Tentu saja milikku, emang milik siapa lagi? , dari pada itu , nih tangkap!"
*Fania melemparkan sebuah helm kearah Sebastian, dan memakai helm miliknya sendiri*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Menangkap Helm Fania*
"Baiklah"
*Sebastian Tersenyum kecil*
*Begitu Sebastian memakai helm dan naik ke motornya, fania langsung berangkat pulang kembali ke rumahnya*
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi muncul dirumah dibawa oleh ekor naga nya Ran dan terlelap tertidur. Ran kemudian menaruh Mimi ke kamarnya dan membiarkan nya istirahat*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Turun dari Motor Fania..Beberapa Detik setelah melihat rumah fania Sebastian langsung terkagum*
"Rumah yang bagus"
*Puji Sebastian*
Fania Azura
*Fania berjalan ke pintu rumah*
"Yah benar, selera bapak ku emang bagus dalam hal tertentu"
*Ucap fania dengan bangga sambil membuka pintu rumah*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"Selera Bapakmu Bagus Berarti"
*Puji Sebastian*
Bailong Azura
"Ada apa dengan ku?"
*Bailong tiba tiba ada disana sambil mengaduk adonan pancake*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Menoleh Kearah Seorang Pria*
"Ah..Um...T-tidak..Silahkan Lanjutkan Membuat adonannya"
*Kata Sebastian Sedikit Gugup*
Bailong Azura
*Bailong merasa bingung namun dia melanjutkan membuat pancake nya.*
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Sebastian Melihat Sekitar*
"Kamu..Memiliki keluarga yang Bahagia..Sama Seperti yang di bicarakan Orang Orang"
Bailong Azura
"Sebenarnya.. tidak juga, terlalu banyak masalah di keluarga ku tapi kami hanya tidak pernah menganggap serius."
Ran
*Didalam Ran berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa*
Bailong Azura
"Ran makan dulu"
*Bailong melempar sepiring pancake dengan sirup dan mendarat sempurna ke meja*
*Bailong tiba tiba berada di ruang tamu*
Bailong Azura
"FANIAAAAAAA!!! PANCAKE NYA DAH JADI!!! MAKAN SINI!!!"
Fania Azura
*Fania menaruh helm motor dan membuka sarung tangan motornya, lalu berjalan keruang tamu*
"Iya!!"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
"..."
Bailong Azura
*Bailong memberikan Faniah pancake*'
Fania Azura
*Mengambilnya*
"Aku baru tau ayah bisa masak, biasanya marcell yang masak"
*Memakan pancake*
Bailong Azura
"Aku memang bisa masak, aku rasa Marcell... bisa makan karena dia menggunakan sihir nya"
Bailong Azura
"Karena.. dia.. membakar rumah nya saat memasak-"
Fania Azura
*Fania terkejut dengan ucap ayahnya tersebut*
"Hah ??!"
Fania Azura
"Membakar Rumahnya sendiri karna memasak ??"
Ran
*Ran masih fokus membaca artikel di google*
Bailong Azura
*Bailong memakan pancake nya dgn santai bersama Faniah dan Ran.*
"Sayang Ryu tidak ada di sini.. dia sudah memiliki keluarga nya sendiri"
Bailong Azura
"Mimi dimana?"
Fania Azura
"Tanya abang Ran, mimi pulang dari arena sama abang Ran"
Ran
"Tenang kok... Dia ada dikamar masih tidur"
Bailong Azura
Ouhh... Masih tidur yah... Okeh
Ran
"... Seharusnya... Aku tidak menyuruh Diri ku yang fenrir ke hutan dekat sini..."
*ran menunjukkan handphone nya, di situ bertuliskan, "se-ekor pemimpin dari kelompok fenrir di temukan di hutan, warna bulu fenrir itu mirim rambut ran dan kristal di dahi nya mirip kristal ran di tangan nya"*
Bailong Azura
"... kenapa lagi? Perlu ayah tangkap?"
Ran
"Tidak, santai, ingat dia adalah aku..."
Ran
"Bisa di bilang satu pikiran"
Bailong Azura
"sudah terlambat..."
*Bailong melihat ke arah Ran sambil memasukkan Fenrir itu ke kandang.*
Bailong Azura
"...... Ah-"
Ran
"Lupakan..."
*Menghela nafas*
Bailong Azura
*Bailong memberi makan Fenrir itu*
[ Waktu pun berpindah ke malam hari ]
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi bangun dari tidurnya dalam keadaan haus. Ia pun bangkit dan lupa kalau ini sudah malam*
"Astaga... Sudah malam saja."
*Teriak Mimi*
*Mimi pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke pintu. Kemudian menuruni tangga dan pertama tama menuju ke dapur*
Mimi Lovelia Veneth
*Sesampainya di ruang dapur, ia membuka kulkas dan mengambil air dingin yang ada di kulkas. Setelah selesai minum, ia lanjut ke kamar mandi untuk mandi*
Mimi Lovelia Veneth
*Setibanya di kamar mandi. Mimi membuka keran bathtub dan mulai berendam. Tidak lupa juga sebuah mainan bebek karet berwarna kuning ia ambil dan bawa ke dalam bathtub.*
Mimi Lovelia Veneth
"Ayo tuan bebek... Kita mandi bersama"
*Mimi memencet tubuh bebek itu dan mengeluarkan bunyi "Kuack" saat di pencet. Mimi tanpak sedikit tertawa saat bebek karet itu berbunyi.*
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi kemudian lanjut berendam sambil melihat bebek karet itu mengapung diatas air*
Mimi Lovelia Veneth
*Setelah dirasa cukup berendam nya. Ia keluar dari bathub, menaruh bebek karet itu di wastafel dan menguras air bak nya. Ia mengelap tubuhnya yang basah dengan sebuah handuk, kemudian mengenakan kembali pakaiannya dan keluar dari kamar mandi.*
Ran
*Ran sudah berada di sofa sedang membaca koran selagi meminum kopi*
"Hmmm..."
Bailong Azura
"Ran apakah kamu bisa mengantarkan ayah ke tempatnya Johnson?"
*Bailong bilang itu sambil merapihkan jasnya dan sudah berpakaian rapi.*
Ran
*ran melihat ke arah ayah*
"yea bisa"
Sebastian Atrocius Grim Reaper
*Disisi Lain, Sebastian berada di sana sedang Diam Memperhatikan Percakapan Bailong Dan Ran*
".. "
Bailong Azura
"....kau tahu siapa itu Johnson, kan?"
*Bailong berkata seperti itu karena dia yakin Ran salah mengira bahwa Johnson yang di maksud adalah Johnson penjaga kerajaan, padahal Bailong sedang membicarakan Marcell.*
Ran
"Tenang saja, yang ayah maksud marcell kan?"
Bailong Azura
"woah!! Ayah kira hanya ayah yang tahu nama depannya"
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi keluar dari kamar mandi kemudian menuju ke dapur*
"Duh... Laper... Ada makanan ngak ya?"
Mimi Lovelia Veneth
*Mimi menghampiri meja makan. Dan memeriksa apakah ada makanan didalamnya*
"Duh... Kosong lagi. Ngak ada makanan ya?"
*Ia langsung menuju ke lemari kabinet yang ada di dapur, kemudian membukanya*
Mimi Lovelia Veneth
*Melihat isi dalamnya*
"Uhh... Hanya ada kaleng sardin dan beberapa makanan mentah lainnya."
*Mimi melihat ke sekitar dapur*
"Apa aku harus masak? Tapi gimana cara nya?"
Mimi Lovelia Veneth
*Perutnya mengeram dan berbunyi. Membulat kan tekad, ia memberanikan dirinya untuk memasak walau ia tidak tahu caranya*
"Yosh... Ayo kita masak saja semua benda yang ada didalam ini. Yang penting aku bisa makan"
--------------- Bersambung ---------------
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!