NovelToon NovelToon

Dari Terpaksa Menjadi Cinta

Awal mula

Seorang gadis cantik dengan hati riang pergi ke apartemen di mana selama beberapa bulan ini menjadi hunian sang kekasih.

Dirinya yang berprofesi sebagai asisten chef di salah satu restoran ternama membuat hari-harinya begitu sibuk.

Karena kebetulan restoran yang biasanya tutup hingga pukul sebelas malam, hari ini tutup lebih awal, jadi dirinya yang sudah lama tak menghabiskan waktu bersama kekasihnya, memutuskan untuk menghampiri pria itu tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Niat hati ingin memberikan sebuah kejutan namun siapa sangka malah dirinyalah yang di buat terkejut.

Berjalan ringan tanpa beban, Kaila memasuki kawasan sebuah apartemen. Tangannya membawa beberapa kantong plastik yang berisi bahan makanan dan cemilan yang nantinya akan di makan bersama kekasihnya itu sambil mengobrol dan menonton film di dalam sana.

Karena sudah berpacaran lebih dari dua tahun dan mereka akan segera menikah, jadi Kaila memiliki akses untuk masuk ke unit tersebut yang tentunya dia dapatkan dari kekasihnya.

Klik

Pintu yang tadinya terkunci otomatis langsung terbuka begitu Kaila menekan password yang tentunya sudah dia hafal di luar kepala.

"Ini kok sepi banget, apa Rafa belum pulang ya." gumam Kaila saat mendapati keadaan apartemen yang gelap padahal ini sudah hampir petang.

Rafa Aditya, kekasih sekaligus calon suami Kaila merupakan seorang manager di salah satu perusahaan ternama.

"Harusnyakan dia sudah pulang jam segini." gumam Kaila lagi saat melihat jam yang ada di layar ponsel miliknya sudah menunjukan pukul enam sore, apalagi ini adalah hari Sabtu yang biasanya kekasihnya itu jam dua siang sudah keluar dari kantor.

Kaila memilih untuk menyalakan lampu di ruang tamu apartemen tersebut, setelah itu membawa langkahnya menunju ke arah dapur untuk meletakkan barang yang dirinya bawa. Namun langkahnya langsung terhenti seketika saat matanya menangkap sesuatu di depan pintu yang dia tau itu adalah kamar yang tempati oleh Rafa.

"Itu apa?" lirihnya dengan pandangan yang masih begitu fokus ke arah barang tersebut, bahkan kantung plastik yang di bawanya sudah dia tinggalkan di lantai dengan begitu saja.

Tangannya meraih benda tersebut "Inikan sepatu wanita." gumam Kaila. "Kayak pernah lihat, tapi punya siapa ya?" gumamnya lagi bertanya-tanya sambil berusaha mengingat-ingat karena benda tersebut begitu sangat familiar untuknya.

Entah kenapa Kaila jadi tambah penasaran, dirinya memberanikan diri untuk memegang handle pintu dan menekannya perlahan hingga pintu terbuka walaupun baru sedikit, sudah mampu membuat dirinya bisa mendengar suara yang begitu menyesakkan hatinya.

"Ah terus sayang ... terus, lebih d***m ... lebih k**t ... iya begitu ... ah." rancau seorang wanita di dalam sana dengan suara manja dan mend***h-d***h.

"Kamu sungguh nikmat honey, aku suka." sahut seorang pria yang tentu saja Kaila tau siapa pemiliknya.

Dengan hati yang bergemuruh Kaila memejamkan matanya sebentar guna untuk menetapkan hatinya, barulah pintu tersebut dia buka lebar-lebar tapi tanpa menimbulkan suara.

Dia bukan orang bodoh yang tak tau aktivitas apa yang terjadi di dalam sana dengan suara seperti itu, di bukanya aplikasi kamera dari ponselnya, langsung di arahkan pada dua orang yang sedang berbuat mesum di depannya untuk mengambil beberapa foto juga video. Begitu di rasa sudah cukup untuk bukti, dirinya langsung mengeluarkan suara yang membuat kedua insan tadi kaget di buatnya.

"Khem." dehem Kaila dengan keras.

Wanita itu berusaha bersikap seolah dirinya tegar di hadapan kedua orang tersebut meskipun di dalam hatinya saat ini sedang menjerit kesakitan.

"Kai - Kaila." gumam Rafa yang langsung menoleh ketika mendengar ada suara orang lain di sana.

Pria itu buru-buru meraih handuk yang berada tak jauh darinya menggagahi seorang wanita, langsung memakainya dan turun dari atas wanita tersebut untuk menghampiri Kaila yang berdiri di tengah pintu dengan tangan bersedekap dada.

"Stop, jangan mendekat!" kata Kaila dengan tegas.

"Kai, aku bisa jelasin semua ini." kata pria tersebut yang berusaha untuk menjelaskan pada Kaila.

"Gak ada yang perlu di jelaskan, karena yang aku lihat sudah cukup jelas untukku." tolak Kaila ."Sekarang juga kita putus." putus Kaila dengan begitu yakin.

"Kai, kamu jangan gila ... pernikahan kita hanya tinggal sepuluh hari lagi dan kamu minta putus." kata Rafa. "Gak waras." cibirnya.

"Aku gak gila Raf." bantah Kaila. "Justru jika aku tetap melanjutkan hubungan ini setelah apa yang aku lihat ... Itulah yang gila." sambung Kaila dengan tersenyum di bibirnya. "Ingat Raf, bukan aku yang menghancurkan hubungan kita, tapi kamu." teriak Kaila dengan menunjuk ke arah Rafa. "Kamu yang sudah menghancurkan segalanya!" teriaknya tepat di depan Rafa.

"Salah aku apa Raf sama kamu sehingga dengan teganya kamu berselingkuh di belakangku dengannya?" tanya Kaila dengan menunjuk ke arah wanita yang masih berada di ranjang.

"Kamu tak bisa memuaskannya sebagai lelaki dewasa." sahut wanita yang di tunjuk oleh Kaila. "Sudahlah Raf, untuk apa kamu mempertahankan hubunganmu dengannya." kata wanita yang masih berada di atas ranjang dengan duduk bersandar pada headboard dan selimut yang menutupi tubuh polosnya itu.

"Oh jadi semua ini masalah s********gan." sahut Kaila dengan tersenyum kecil. "Tuh, lebih baik kamu dengarkan saja j****gmu itu Raf." kata Kaila lagi yang kali ini dengan senyum mengejek. "Oiya kak ... ups apa masih pantas kamu aku panggil dengan sebutan kakak setelah semua ini, aku gak nyangka ternyata kecantikanmu hanya di gunakan untuk menjadi j****g dari calon suami adik sepupumu sendiri." sambung Kaila.

"Kamu." kata Dea yang merasa tak terima akan kata-kata Kaila yang menyebutnya sebagai j****g.

"Kenapa? tak terima, terus harus aku panggil apa untuk wanita yang dengan suka rela tubuhnya di jamah dan menga****ng di bawah pria yang bukan suaminya ... p*****r." sahut Kaila. "Oh tidak bahkan seorang p*****r pun lebih terhormat darimu, karena mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan uang demi menyambung hidupnya sendiri dan juga keluarganya, sedangkan kamu melakukannya dengan suka rela hanya demi nafsu." imbuhnya lagi yang membuat Dea semakin kesal mendengarnya, ingin rasanya berdiri dan memberikan sebuah tamparan di pipi Kaila namun keadaannya tidak memungkinkan, dirinya hanya memakai selimut tebal jadi sangat susah jika di gunakan untuk berdiri apalagi berjalan. "Aku rasa urusanku sudah selesai disini, jadi silahkan lanjutkan kegilaan kalian." kata Kaila yang langsung berbalik, namun jalannya tertahan karena salah satu pergelangan tangannya di raih oleh Rafa.

"Lepaskan tangan kamu." peringat Kaila dengan tatapan tajam menghunus kearah Rafa. Sekarang dirinya merasa begitu jijik jika didekati apalagi di sentuh oleh pria b******n itu.

Karena tak kunjung di lepaskan, terpaksa Kaila menyentak tangan tersebut hingga terlepas, setelah itu Kaila langsung pergi dari sana dengan perasaan hancur lebur tak tersisa.

Kaila berlari dengan air matanya yang terus saja mengalir, persetan dengan orang-orang yang menatapnya dengan aneh saat ini, dia sama sekali tak perduli.

Begitu sakit rasanya setelah tau bahwa dirinya di khianati oleh calon suami yang berselingkuh, apalagi ini dengan dengan saudari sepupunya sendiri.

Nasehat Sahabat

Kaila terus berlari tanpa menghiraukan hujan deras menerpa tubuhnya. Bahkan dia pun sempat tersungkur kerena tersandung kakinya sendiri dan membuat lututnya terluka, namun dirinya tak perduli. Rasa sakit di hatinya jauh lebih sakit dari luka di tubuhnya.

Kaila yang sejak tadi terlihat seperti orang bodoh memilih untuk menghentikan taksi yang akan mengantarkannya ke suatu tempat. Begitu sampai gadis itu kemudian berdiri di depan sebuah pintu dan mengetuknya perlahan.

Tok

Tok

Tok

"Siapa?" seru seseorang dari dalam namun Kaila memilih untuk diam tanpa menjawabnya dan kembali mengetuk pintu tersebut.

"Ck, siapa sih ... ganggu orang mau tidur aja." gerutu orang yang ada di dalam karena merasa sedikit kesal.

Sudah menganggu waktu istirahatnya, eh di tanya malah gak mau jawab dan masih ketuk-ketuk pintu ... kayak orang iseng gak tuh.

Cklek

"Siapa sih is ... " kata orang tersebut kala baru membuka pintu. "Kaila." sambungnya yang merasa begitu kaget melihat sosok yang berdiri di sana, orang yang sudah hampir membuatnya naik darah karena mengganggu waktu istirahatnya dengan ketuk-ketuk pintu. "Apa yang terjadi?" tanyanya namun Kaila hanya diam dan malah kembali terisak.

"Hiks ... hiks ... " isak tangis Kaila dengan tubuh yang bergetar dan kepala yang tertunduk.

Inilah yang membuat Kaila tak menjawab pertanyaan tadi, karena jika dirinya buka suara maka dia tidak bisa untuk tak menangis. Air matanya akan meluncur bebas dengan begitu saja tanpa bisa di cegah.

"Ayo masuk dulu." ajak sang pemilik tempat sambil menarik tangan Kaila dengan pelan untuk masuk ke dalam kontrakannya.

Yang Kaila kunjungi saat ini adalah kontrakan Yuma, sahabat Kaila satu-satunya. Yuma juga berkerja di restoran tempat Kaila bekerja, hanya posisi mereka saja yang membedakan. Jika Kaila adalah salah seorang asisten chef dan Yuma bekerja di bagian kasir.

Yuma kemudian meminta Kaila untuk mandi dan mengganti pakaiannya yang basah, sementara Yuma sendiri akan menyiapkan teh hangat agar sahabatnya itu tak begitu kedinginan.

Badan basah kuyup, bibir pucat, mata bengkak, membuat Yuma semakin bertanya-tanya tentang apa gerangan yang terjadi sehingga membuat sahabatnya itu terlihat begitu memprihatinkan, padahal kalau di ingat lagi tadi sewaktu pulang kerja wajah Kaila cukup ceria.

Yuma bahkan harus berkali-kali mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil sahabatnya itu, karena Kaila sudah hampir satu jam di dalam sana sehingga membuat Yuma begitu sangat khawatir.

"Kai! kalau kamu gak keluar juga ... Aku dobrak pintunya!" teriak Yuma dari luar.

Cklek

Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan Kaila yang sudah berganti pakaian sehingga membuat Yuma bisa bernapas dengan lega.

Yuma kemudian menuntun sang sahabat untuk duduk lesehan di karpet, karena memang kontrakan milik Yuma hanya berisi satu ranjang, satu lemari juga televisi, kulkas lengkap dengan AC serta kamar mandi dan dapur kecil di dalamnya.

Begitu memastikan Kaila duduk, Yuma kembali beranjak untuk mengambilkan segelas teh hangat juga semangkuk mie instan yang di masak lengkap dengan telur plus sayuran di dalamnya, karena dia yakin pasti sahabatnya itu belum makan.

"Ini, minum dan makan dulu biar tubuh kamu hangat." kata Yuma.

Yuma pun kemudian mengambil hairdryer miliknya dan memposisikan dirinya di belakang Kaila.

"Aku bantu buat keringin rambut kamu, biar gak pusing." kata Yuma memberi tahu apa yang akan dia lakukan.

❤️

"Sekarang katakan apa yang terjadi hingga kamu bisa kacau seperti tadi?" tanya Yuma ketika mereka berdua sudah duduk berhadapan.

Melihat keadaan Kaila sewaktu datang dan di tambah sama sekali tak menyentuh makanannya membuat Yuma semakin yakin jika sahabatnya itu sedang memiliki masalah yang besar.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Yuma, Kaila justru malah kembali menangis sehingga membuat Yuma langsung memeluk tubuhnya.

"Gak apa-apa kalau kamu belum siap buat cerita." kata Yuma dengan tangan mengelus punggung Kaila.

Kaila menumpahkan kembali tangisnya di pelukan Yuma, bayang-bayang tentang penghianatan yang baru di alami olehnya terus saja terbayang di pelupuk mata.

Begitu sudah sedikit lebih tenang, Kaila melepaskan pelukan Yuma dan menatap ke arah sang sahabat.

"Rafa selingkuh sama Dea di belakang aku." lirih Kaila. "Aku baru saja memergoki mereka sedang melakukan hubungan suami istri di apartemen Rafa." katanya lagi yang membuat Yuma mengepalkan kedua tangannya.

"K***g a**r." geram Yuma. "Pokonya kamu gak boleh nangis lagi kerena tuh dua orang manusia." kata Yuma. "Air matamu terlalu berharga untuk menangis penghianatan mereka berdua." sambungnya. "Terus rencana pernikahan kalian bagiamana?" tanya Yuma.

"Batal, aku besok akan bicara dengan om dan tante." jawab Kaila.

"Bagus , lebih cepat lebih baik." sahut Yuma yang tentu saja mendukung apa yang akan di lakukan oleh Kaila, seandainya bila Rafa ada di hadapannya saat ini ... pasti Yuma sudah memukulnya tanpa ampun. "Ayo makan dan berhenti menangis, karena pria sepertinya tak pantas untuk kamu tangisi." kata Yuma. "Kamu harus tunjukkin pada kedua manusia itu jika kamu bisa tanpa mereka dan tetap kuat setelah melihat penghianatan mereka." nasehat gadis itu dengan sangat dewasa. "Kalau kamu lemah kayak gini, yang pasti mereka akan merasa semakin puas dan menang, terutama si Dea." imbuhnya.

Kaila yang merasa semua omongan dari sahabatnya itu benar, menggerakkan tangannya untuk meraih semangkuk mie yang sudah mengembang dan memakannya.

"Aku harus bisa dan tunjukkin kalau aku kuat dan bahagia." gumamnya dalam meyakinkan diri sendiri.

❤️

Pagi-pagi sekali Kaila sudah pulang ke kediaman keluarganya. Matanya pun sudah tak begitu bengkak karena sempat di kompres olehnya tadi.

Kaila adalah seorang gadis yatim piatu yang kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Beruntungnya saat kejadian tersebut Kaila sedang tak bersama mereka sehingga dirinya masih selamat. Kaila yang kala itu masih berumur tujuh belas tahun, harus hidup bersama adik sayang ayah, yaitu ayah dari Dea.

Kehadiran Kaila dalam keluarga omnya membuat sang tante merasa kesal karena merasa Kaila hanyalah sebuah beban, sedangkan Dea menjadi begitu benci ... sebab merasa jika perhatian sang ayah yang selama ini hanya untuknya yang seorang anak tunggal menjadi terbagi.

"Selamat pagi." sapa Kaila kala menginjakkan kakinya di ruang makan yang mana om, tante, serta Dea berada di sana untuk sarapan.

"Pagi." sahut om Anto. "Kamu baru pulang Kai? semalam nginap dimana?" tanyanya lembut dengan pandangan menatap ke arah di mana Kaila berdiri.

"Kamu ini di sini cuma numpang, jadi jangan seenaknya gak pulang tanpa ngasih kabar." kata tante Rika dengan nada yang tak bersahabat, berbanding terbalik dengan sang suami.

Sedangkan Dea, gadis itu masih asik dengan sarapannya tanpa menghiraukan kehadiran Kaila di sana.

"Om, ada yang ingin aku bicarakan." kata Kaila.

"Apa?" tanya om Anto.

"Hem, Kaila memutuskan untuk mengakhiri hubungan Kaila dan Rafa, jadi pernikahan kami ... Kaila batalkan." kata Kaila yang tentu saja membuat om dan tantenya kaget bukan main.

Kembali ke Rumah

"Hem, Kaila memutuskan untuk mengakhiri hubungan Kaila dan Rafa, jadi pernikahan kami ... Kaila batalkan." kata Kaila yang tentu saja membuat om dan tantenya kaget.

Anto yang mendengar perkataan Kaila langsung menggenggam kuat-kuat sendok dan yang berada di kedua tangannya, namun sedetik kemudian dirinya menghempaskan kedua benda tersebut dengan kuat dan kasar sehingga membuat bunyi yang sangat nyaring apalagi kedua benda tersebut berbenturan dengan gelas dan piring. Hal itu membuat Kaila reflek memejamkan kedua matanya dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

"Kamu mau bikin malu keluarga kita, hah!" bentak Anto yang sudah berdiri dari duduknya.

"Nikahkan saja Dea dengan Rafa kalau om dan tante tak ingin malu." sahut Kaila dengan berani. Sebelum pulang Kaila sudah mengumpulkan keberanian dan membulatkan tekadnya untuk mengatakan semua ini. Dia tak ingin di anggap remeh karena begitu lemah.

"Apa maksud kamu?" tanya tante Rika dengan tatapan nyalangnya pada Kaila.

"Seharusnya om dan tante bertanya tentang apa alasanku hingga aku mengambil keputusan sebesar ini." kata Kaila. "Aku tak akan melakukan semua ini kalau tak ada alasan yang jelas juga kuat." sambungnya.

"Katakan apa alasanmu?" tanya om Anton yang masih menatap marah pada Kaila.

"Ini semua karena Dea telah berselingkuh dengan Rafa." jawab Kaila dengan sangat jelas. "Aku telah melihat mereka berdua dengan tidak tau malunya telah melakukan hubungan bad ... "

Plak

Kata-kata yang di ucapkan oleh Kaila langsung terhenti seketika ketika pipinya terasa panas dan kebas oleh tamparan seseorang.

"Jangan pernah mencoba untuk memfitnah anak saya." kata tante Rika penuh dengan penekanan dan jari yang menunjuk ke arah Kaila.

Ya Kaila mendapatkan sebuah tamparan dari tantenya ... Rika.

"Kalian bisa tanya sendiri pada Dea." kata Kaila yang melemparkan senyum jijiknya pada Dea yang masih duduk di kursi.

"Heh Kai, dari tadi aku cuma diem aja ya ... kok kamu jadi bawa-bawa aku? Tega ya kamu fitnah aku, sepupumu sendiri." kata Dea dengan sok baik plus polosnya.

"Ck, playing victim." decak Kaila dengan senyum mengejek yang tercetak jelas di bibirnya.

"Cukup Kai! Apa ini balasan kamu setelah kami menampungmu yang yatim piatu itu." sentak tante Rika. "Lihat pa, keponakan tak tau diri kamu itu sudah berani memfitnah putri kita." adunya pada sang suami.

Memang Kaila adalah keponakan Anto, lebih tepatnya anak dari kakak laki-laki satu-satunya Anto.

"Minta maaf Kai." kata Anto. "Minta maaf dengan tante dan sepupumu!" bentaknya kala Kai tak juga menuruti perintahnya.

"Tidak akan." jawab kau dengan enteng menentang perintah sang om.

"Kalau begitu, silahkan angkat kaki dari sini." kata Anto yang sudah habis kesabarannya.

"Baik." jawab Kai.

Gadis itu lantas pergi ke kamarnya yang kebetulan letaknya tak jauh dari ruang makan, lebih tepatnya di dekat dapur bersebelahan dengan para pembantu di rumah tersebut.

Kai mengemasi seluruh barang miliknya dalam satu koper yang lumayan besar. Baru kemudian melangkah kembali keluar.

Kai punya bukti perselingkuhan tunangan dan sepupunya, tapi baginya ini belum saatnya menunjukkan itu semua ... karena menurutnya akan ada masa dimana dirinya akan menunjukan itu semua dan membuat kedua orang menjijikan itu hancur seperti hatinya saat ini. Ada yang Kai takutkan, jika mereka tau bukti tersebut ... bisa-bisa akan di rampas oleh mereka nantinya.

"Aku pergi om, Tante, terimakasih untuk semua yang telah kalian lakukan selama ini untuk Kai." pamit Kaila. "Dan untuk sepupuku tersayang, akan ada saatnya kamu menerima semua balasan yang telah kamu lakukan padaku, ingat hukum tabur tuai masih berlaku." kata Kaila pada Dea setelah itu Kai benar-benar pergi dari sana.

Walaupun Kaila hidup bersama dengan Anto dan keluarganya, tapi Kaila bersekolah dengan beasiswa dan untuk kebutuhan sehari-harinya sedari dulu Kaila selalu bekerja serabutan, pekerjaan apapun dia terima.

❤️

Kaila akhirnya sampai di tempat yang dia tuju, gadis itu memilih untuk kembali rumah lamanya. Rumah sederhana yang mana menyimpan kenangan indah bersama kedua orangtuanya, meskipun setiap datang berkunjung ke sana hatinya terasa sangat sedih karena mengingat kedua orangtuanya.

Kaila menatap nanar pintu utama yang ada di hadapannya saat ini sambil menetapkan hati, menghembuskan nafas dengan kasar kemudian baru membuka pintu tersebut.

Perlahan namun pasti, kakinya mulai melangkah masuk hingga udara sembab bercampur dengan debu pun mulia tercium di indranya.

Cklek

Rasa sesak langsung menyergap di hatinya kala membuka pintu kamar utama. Lama kelamaan sebulir air menetes di pipinya ... Kaila menangis mengingat semua tentang kebersamaannya bersama sang orangtua.

Kaila membuka jendela yang ada untuk mengurangi hawa pengap di kamar tersebut.

"Yah, Bun, Kaila pulang." lirih Kaila menatap figura photo yang berada di salah satu dinding. Sebuah photo keluarga yang diambil untuk yang terakhir kalinya. Di sana terlihat jelas senyum bahagia dirinya dan kedua orangtuanya. "Mulai hari ini Kaila akan tinggal di sini." sambungnya.

Tak ingin terlalu larut dalam kesedihan, Kaila kemudian memutuskan untuk memulai membersihkan rumah tersebut.

Untung dirinya sudah terbiasa bekerja keras, jadi untuk melakukan semua itu bukanlah hal sulit untuknya. Kaila juga sengaja mengajukan cuti hari ini untuk menyelesaikan segala utusannya.

❤️

Cklek

Klik

"Hahaha rencana kita berhasil sayang." kata tante Rika dengan tawa bahagianya berjalan menghampiri sang putri yang duduk di tepi ranjang.

Ibu dari Dea itu baru saja masuk dan langsung mengunci pintu kamar putrinya.Radanya dia sudah begitu tak sabar untuk merayakan keberhasilan mereka.

"Iya ma, Dea seneng dan puas banget." seru Dea tak kalah bahagia. "Akhirnya Rafa jadi milik aku dan ditambah lagi parasit itu pergi dari rumah ini dengan sendirinya." sambung Dea.

"Kamu benar sayang, mama juga sudah muak dengan anak itu berada di sini." sahut tante Rika. "Em sayang, setelah ini kita harus segera menjalankan rencana kita selanjutnya, supaya Rafa bisa jadi milik kamu sepenuhnya." kata tante Rika dengan menatap ke arah sang putri.

"Tentu ma, aku juga ingin segera menjadi nyonya Rafa Aditiya." ujar Dea.

"Mama yakin pasti saat ini Kaila sedang meratapi nasibnya yang kehilangan Rafa." kata tante Rika seolah tau akan keadaan Kaila.

"Tapi ma, kira-kira saat ini Kaila dimana? Eh maksud aku dia ... " kata Dea yang penasaran akan Kaila.

"Halah palingan dia kembali lagi ke rumahnya, memangnya mau kemana lagi." sahut tante Rika memotong perkataan Dea. "O iya mama jadi penasaran gimana ceritanya dia bisa tau perselingkuhan kamu sama Rafa?" tanya tante Rika yang memang belum tau asal muasal hingga terjadi semua ini.

"Dia menangkap basah aku sama Rafa yang lagi bermesraan di apartemen." jawab Dea.

"Baguslah, jadi lebih memudahkan rencana kita." sahut tante Rika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!