Rega melangsungkan pernikahan nya dengan Via. Ia tidak memikirkan bagaimana perasaan dari Aira yang merupakan kekasih nya.
Aira hanya bisa menghabiskan waktunya untuk meneteskan air mata. Tanpa meminta restu dan tidak berpamitan dengan nya kekasihnya menikahi wanita lain.
Tapi untungnya ia masih memiliki sahabat yang sangat baik yaitu Ersya. Ia hanya bisa mengadukan perasaan nya kepada Ersya.
"Sudahlah Ra, jangan menangis terus" ucap Ersya. Ia tidak mau sahabatnya berlarut-larut dalam kesedihan. Ia tahu bahwa Aira mendengar kabar tersebut dari status wa yang di posting oleh Rega.
"Kok dia jahat banget sih Sya hiks... hiks.." ucap Aira. Ia merasa sangat sedih. Mengapa tidak ada pria yang sangat tulus dengan nya. Perasaan nya sudah habis di Rega. Tapi dengan mudahnya Rega malah mempermainkan hati Aira.
Sementara itu, Rega yang baru saja melangsungkan pernikahan nya tidak merasa salah sama sekali. Ibu Tina yang merupakan ibu dari Rega malah menambah anaknya tidak merasakan bersalah. Keluarga itu malah merasa bangga dengan perlakuannya dengan cara menyakiti hati seorang wanita.
"Nah gini dong Rega, istri kamu ini cantik dan kaya,nggak seperti mantan pacar kamu yang jelek dan miskin itu" ucap Ibu Tina dengan mudahnya. Ia sama sekali tidak memikirkan perasaan sesama wanita. Hanya mementingkan keegoisan diri sendiri.
Via yang merupakan istri Rega yang baru saja di halalkan ia juga merasa bangga. Padahal Rega menikahi dirinya karena ada suatu niat terselubung. Bukan karena niat hatinya yang tulus.
Ibu Tina sangat memahami bagaimana latar belakang Via. Mulai dari keluarga nya dan juga bagaimana kekayaan yang dimiliki oleh Via. Ia merupakan wanita karir yang sangat sukses. Dan juga benefit dari keluarga nya yang merupakan terlahir dari keluarga yang terpandang dan juga terkenal dengan kesuksesan nya.
"Via,mulai hari ini ibu dan Rega tinggal di rumah kamu ya" ucap ibu Tina. Memang niat nya dari awal hanya untuk mengeret hartanya. Rega memang seorang pengusaha yang sukses. Tapi kesuksesan Via lebih besar daripada Rega.
Karena kesepakatan dari awal Via tidak mau tinggal bersama orang tua maupun mertua. Ia langsung menarik suaminya dan menanyakan mengapa malah ibunya meminta tinggal bersama nya?
"Mas Rega sini kamu aku mau bicara sama kamu" ucap Via sambil menarik lengan baju Rega.
"Kenapa sih sayang, pelan-pelan dong ada apa?" tanya Rega. Ia bingung mengapa Via bersikap begitu dengan nya.
"Mas kan aku udah bilang sama kamu, aku nggak mau tinggal sama orang tua ataupun mertua" ucap Via yang marah-marah kepada suaminya. Ia tidak bisa menerima jika harus tinggal bersama orang tua nya. Ia tidak mau ada dua ratu di dalam satu istana.
Ibu Tina tidak mendengar obrolan mereka berdua. Tapi karena merasa lama, akhirnya ibunya menghampiri keduanya.
"Kenapa sih ini kalian kok pada ribut?" tanya ibu Tina. Ia memang tidak mendengar apa yang di bicarakan oleh keduanya. Namun suara Via yang keras membuat ibu Tina mendengar suara tersebut.
"Enggak mah, ini lo kalau misalnya mamah tinggalnya di sini dulu gimana?" jawab Rega sekaligus menanyakan hal terkait kepada ibunya.
"Owh jadi begitu ya Rega. Kalau memang Via istri kamu tidak mau menampung ibu di rumah kalian ibu juga nggak papa kok. Padahal kan ibu juga cuman tinggal di sana sampek adek kamu pulang dari kota" jawab ibu Tina. Anak bungsu nya memang pergi bekerja di luar kota dan tidak bisa pulang. Tapi niatnya memang bukan untuk menunggu Vika anak bungsu nya pulang. Ia hanya inginkan menikmati kehidupan yang indah di rumah mewah milik Via.
Via adalah wanita karir yang sangat sukses. Banyak sekali bisnis nya. Bahkan ia tidak hanya menggeluti satu bidang usaha saja. Mulai dari restoran, skincare,fashion,retail dan masih banyak lainnya. Hal ini membuat Via mempunyai cara berpikir yang mendalam. Ia tidak mudah sembrono dalam melakukan sesuatu dan mengucap sesuatu.
Sementara Aira merupakan seorang gadis yang sedang mencari jati diri. Masih banyak sekali jalan untuk menuju ke masa depan.Aira memang lebih muda daripada Via. Namun, Aira melanjutkan pendidikan nya ke jenjang perkuliahan sedangkan tidak dengan Via. Meskipun ia dari keluarga berada sampai saat ini dirinya belum berniat untuk berkuliah.
Ersya yang merupakan sahabat dari Aira adalah perempuan yang memiliki paras sangat cantik. Selain itu juga dianugerahi oleh kepintaran. Namun, Ersya sedikit friendly kepada siapapun. Tapi menurut nya tidak ada yang salah dengan hal itu. Ia hanya berpikir bahwa friendly merupakan salah satu cara untuk mendapatkan relasi. Ia tidak pernah sombong kepada siapapun.
Ega yang merupakan sahabat pria dari dua wanita yaitu Aira dan Ersya. Ia sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kota nya. Berpostur tinggi. Berparas sangat tampan. Memiliki kekayaan yang di perjuangkan oleh dirinya sendiri bukan dari orang tuanya. Ega sampai di titik ini karena kemiskinan yang di derita dirinya ketika masih sekolah dahulu. Ia tidak mau berada di zona nyaman.
Ega dan juga Rega merupakan teman akrab. Mereka sering sharing tentang bisnis nya. Tidak hanya tentang bisnis saja. Tapi juga terkait dengan hal-hal yang lainnya.
Pertemanan keduanya sangat baik. Tidak ada toxic di dalam nya. Sangat mendukung satu sama lain. Tidak ada yang saling menjatuhkan di antara keduanya.
"Wehh bro selamat ya" pesan yang dikirimkan oleh Ega kepada Rega. Ia tidak bisa hadir di acara pernikahan teman nya karena urusan pekerjaan.
"Iya bro sama-sama. Lo kenapa sih ga datang di acara pernikahan gua?" tanya Rega. Ia juga sedikit kecewa dengan temannya mengapa tidak datang di undangan nya.
"Sorry ya bro gua lagi ada urusan pekerjaan next gua bisa nongkrong sama lo lah" jawab Ega. Ia menjanjikan akan nongkrong bersama teman nya itu.
Sementara itu, tiba-tiba saja Ega berpikir bukan nya yang menjadi kekasihnya itu adalah Aira. Tapi kenapa malah wanita lain yang bersanding dengan nya?
"Ra, gua mau nanya nih boleh kagak" pesan yang di kirim oleh Ega kepada Aira. Ia hanya bisa mengirimkan pesan kepada para sahabatnya. Karena ia sedang berada diluar kota untuk urusan pekerjaan.
"Iya ada apa ga, boleh kok tanya aja" jawab Aira. Ia berharap bahwa Ega tidak akan menanyakan hal yang membuat sakit hati dirinya. Tapi, ketika Ega menanyakan hal itu Aira hanya menjawab dengan sepatah dua patah kata saja.
"Bukan nya setau aku yang jadi kekasihnya Rega itu kamu ya? Kok dia malah nikah sama orang lain sih" ucap Ega.
"Ya sudah gapapa kok Ega kalau memang itu yang menjadi kebahagiaan nya" jawab Aira
Realita memang tak harus sesuai dengan harapan. Tapi siapa yang tidak kecewa ketika orang yang di sayang dan juga di cintai setengah mati malah menikah dengan wanita lain?
"Sumpah ini sakit Sya, air mata gua sampek kering saking sakitnya" ucap Aira yang selalu menangis dan mengadukan hal yang sama dengan Ersya. Namun beruntung nya Ersya selalu mendengar kan apa keluhan dari Aira. Ia tidak pernah mengabaikan Aira sedikit pun. Aira sudah di anggap seperti saudara kandungnya sendiri.
"Udah dong Ra jangan berlarut-larut gitu. Kasihan batin kamu. Dia aja ngga mikirin kamu, harusnya kamu juga ngga perlu mikirin dia" ucap Ersya yang memberikan saran kepada Aira yang selalu menangis ketika di tinggal nikah oleh pacarnya.
Di kala obrolan nya tiba-tiba saja Ega menelepon dirinya. Ia ingin mengajak Aira jalan berdua saja. Namun Aira tidak enak untuk menerima nya. Karena ia masih selalu menangis. Ia takut jika di perjalanan dirinya malah selalu menangis.
"Halo ga, ada apa tumben nelpon aku?" tanya Aira kepada sahabatnya.
"Kamu lagi sedih ya? Udah lah ga usah sedih lagi. Mending sekarang kamu mandi terus dandan 30 menit lagi aku jemput kamu" ucap Ega. Ia memang pria yang selalu bisa mengambil hati perempuan. Namun niatnya hanya untuk menghilangkan kesedihan yang di rasakan oleh Aira bukan bermaksud apa-apa.
"Kamu seriusan mau jalan sama aku? Nanti kalau di jalan aku malah menangis bagaimana?" ucap Aira. Ia tidak enak untuk langsung menerima ajakan pria itu. Meskipun pria itu merupakan sahabat nya sendiri.
"Iya geh mana ada aku suka bohong?" ucap Ega. Ia memang bukan pria pengecut. Omongan nya selalu di pegang. Ia tidak mau di cap sebagai laki-laki yang hanya bisa omong doang.
"Yasudah kalau memang begitu aku segera mandi dan prepare dulu" jawab Aira. Ia langsung mematikan telepon nya dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi. Aira tidak lupa memberikan kabar kepada Ersya bahwa dirinya di ajak jalan oleh Ega. Ia tak mau ada kesalahpahaman di antaranya.
"Halo sya, Ega baru saja nelepon aku dia ngajak aku jalan dan aku mau. Sekarang aku mau jalan sama dia" ucap Aira yang memberitahu hal ini kepada Ersya. Berharap Ersya tidak salah paham ataupun marah dengan dirinya.
"Alhamdulillah kalau begitu. Hati-hati ya. Jangan lupa dandan yang cantik oke" jawab Ersya. Yang padahal dirinya tahu terlebih dahulu sebelum Ega menelpon Aira. Karena yang memerintah kan agar Ega mengajak Aira jalan adalah dirinya. Ia berharap bahwa dengan begitu Aira tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Setidaknya bisa sedikit reda dari sebelumnya.
Hari ini karena Aira jalan dengan pria yang tampan. Maka ia dandan dengan sangat cantik. Aira merupakan wanita yang bisa menempatkan diri dan juga menyesuaikan diri. Dengan siapa dan dimana ia selalu berbeda sikap bahkan penampilan.
Aira tampil dress well yang sangat cakep. Make up yang natural. Outfit yang sangat cantik. Ia tidak mau membuat malu Ega. Karena ia tahu bahwa teman-teman Ega merupakan orang-orang yang sangat sukses. Tidak mungkin dirinya akan berpenampilan seperti gembel di jalanan.
Sebelum mengenal apa itu dress well. Aira juga merupakan wanita yang awur-awuran dalam berpenampilan. Ersya adalah sahabatnya yang paling tidak mau bahwa Aira terlihat seperti gembel di pandangan orang lain. Ersya bukan merupakan orang yang merasa tersaingi oleh sahabatnya. Justru ia adalah wanita yang mensupport sesama wanita.
"Eh Ega ternyata kamu udah disini" ucap Aira yang kaget dengan keberadaan mobil Ega yang sudah berhenti di depan rumahnya.
"Iya dong baru aja aku sampe makanya belum sempat turun" jawab Ega yang membuka kaca mobilnya.
"ehmm gitu terus kita mau kemana?" tanya Aira.
"ehemm kamu tumben cepet banget dan sangat rapi dandan nya" ucap Ega. Ia tidak biasa melihat Aira seperti ini. karena Aira terbiasa tidak di izinkan dress well oleh mantan kekasihnya.
"Aelah ini mah kembali ke setelan pabrik tau ga" jawab Aira yang memberitahu kepada Ega.
"Haha ya sudah sini masuk" ucap Ega yang membuka kan pintu mobil bangku depan untuk Aira. Tapi Aira malah menuju ke bangku belakang.
"Tolong bukain dong ga" ucap Aira yang menuju bangku belakang.
"Eitss, ngapain kamu disitu ratu jangan duduk situ sini di depan saja" ucap Ega yang melarang Aira untuk duduk di bangku belakang.
"Seriusan aku boleh duduk di samping kamu?" tanya Aira kepada Ega. Ia masih merasa canggung meskipun sudah lama bersahabat.
"Ya iya dong Ra. Aku itu sahabat kamu bukan sopir kamu" ucap Ega yang penuh dengan soft spoken nya.
Lalu, Aira langsung menuju bangku depan. Ia duduk di samping Ega. Tapi masih saja merasa canggung. Ia tidak bisa mengawali topik pembicaraan. Hanya Ega yang selalu mengawali topik pembicaraan.
"Kamu mah jangan diam-diam aja" ucap Ega yang merasa hanya dirinya saja yang mencari topik obrolan. Sedangkan Aira hanya diam saja. Ia takut jika Aira tidak merasa nyaman dengan dirinya.
"Aku mah bingung mau obrolin apa, aku lagi sedih juga" ucap Aira yang memberitahukan mengapa dirinya seperti itu.
"Tapi kamu nyaman ngga jalan sama aku? Aku takut kalau misalkan kamu nya ga nyaman" tanya Ega.
Sejujurnya yang dirasakan oleh Aira adalah kenyamanan namun entah kenapa ia tidak berani mengutarakan perasaan kecilnya.
"Nyaman kok ga, hari ini aku lagi sedih aja maka nya aku diam terus" ucap Aira yang masih saja memikirkan Rega.
"Kamu masih saja memikirkan Rega ya?" tanya Ega.
"Ya gimana ya ga, sakit banget tau jadi aku" jawab Aira.
"Arghhhh kamu mah. Udah jalan sama aku masa yang di pikiran si Rega mulu" ucap Ega yang sedikit tak terima dengan perkataan yang di lontarkan oleh Aira.
"Bukan nya begitu ga. Tapi ya kamu tahu sendiri kan" ucap Aira yang berusaha menjelaskan.
"Iya-iya tahu kok Ra. Tapi saran aku mah mendingan kamu jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Sayang sama kesehatan kamu. Masih banyak yang sayang nya tulus daripada Rega kok Ra. Bahkan di luaran sana aku yakin pasti banyak sekali yang ingin bersanding denganmu" ucap Ega. Ia hanya bisa memberikan saran kepada Aira. Tidak bisa banyak bicara. Karena memang sebenarnya Ega tidak mau terlalu ikut campur dalam hal ini. Ia hanya ingin membantu Ersya untuk menghilangkan kesedihan sahabatnya. Karena Ersya berpikir jika pria lain yang mengajak pasti ia tidak akan mau. Karena Aira adalah wanita yang tidak mau jalan dengan sembarang orang.
Sebelum mengenal Rega, Ersya telah mempersiapkan untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya ke luar kota. Namun kini semua telah berbeda. Rega, yang tinggal satu kota dengannya, terasa berat untuk ditinggalkan oleh Ersya. Walau pendidikan dan ilmu tak bisa disetarakan dengan cinta.
Renata: Lu jadi sekolah di luar kota, er?
Ersya: Entahlah, gue bimbang.
Renata: Bimbang kenapa, Re?
Ersya: Gue masih berat sama Rega, Re.
Renata: Astaga, lu mikirin cita-cita atau cinta sih?
Ersya: Ya, dua-duanya lah, Re.
Renata: Yaudah, Ersya, lu ajak aja Rega ke kotamu menempuh pendidikan.
Ersya: Heh, jangan ngadi-ngadi lu, ya.
Memang benar terasa berat yang dirasakan oleh Ersya karena Rega juga bersikap sangat hangat terhadap dirinya. Dirinya masih labil terhadap percintaan. Namun, terbalik yang ada malah di belakang Ersya, Rega seperti buaya tak berpawang siapa pun yang ia rayu. Karena pintarnya dirinya merayu, sampai sering dimintai cara oleh teman-temannya untuk merayu wanita.
Rega: Awas aja lu ya sampai gue denger lu bilang ke Ersya kalau gue main belakang!!!
Akbar: Yaelah, sans kali bro.
Rega: Sans-sans, awas aja kalau malah lu yang main belakang dengan Ersya.
Akbar: Iya-iya, bawel. Ersya kecintaan lu tuh, nggak doyan gw.
Rega: Bawel-bawel, pala lu.
Akbar: Ihh, diem! Argghhh, gw lagi pusing, ganggu aja lu.
Rega: Better gw ganggu lu, daripada lu ganggu Ersya gw.
Akbar: Ya terserah lo aja.
Rega: Eh, lu tahu nggak sih?
Akbar: Apaan, cuy?
Rega: Sebenernya gw tuh cinta beneran sama Ersya, tapi gw masih ingin deket sama banyak cewek. Gimana ya menurut lo?
Akbar: Ya, itu mah lo aja yang kemaruk, ege serakah.
Rega: Hilih.
Akbar: Bagi satu boleh lah.
Rega: Tipe lo yang kayak gimana?
Akbar: Yang gimana aja deh, yang penting mau sama gue juga.
Rega: Arghhh, lu mah mainin aja, ngapain serius-serius? Juga masih muda, masih waktunya main-main.
Akbar: Main-main mah ada tempatnya, bukan mainin perasaan orang lain juga.
Rega: Lo mah belum ngerasain aja mainin orang, karma mah belakangan kalo gue.
Akbar: Dah lah, gue malah pusing dengerin lo ceramah kayak gini.
Rega: Hisss..... Yaudah sih, pergi sana.
Akbar: Ok.
Itulah percakapan antara Akbar dan Rega yang membahas cewek. Bagi Akbar, pacar hanyalah formalitas, berbanding terbalik dengan Rega. Jika Rega menganggap pacar adalah suatu kewajiban, bahkan jika putus dari yang satu, ia akan melanjutkan dengan orang lain lagi. Seolah-olah tak ada putusnya ia berpacaran.
Akbar memang terkadang terlihat sangat polos dibandingkan siapa pun. Namun, siapa sangka ia juga bisa terlihat brutal jika sudah menemukan pasangan yang cocok baginya. Pacar bukan hanya sekadar untuk kesenangan bagi Akbar, tetapi juga sebagai pengisi hari-harinya.
Mungkin juga Rega karena faktor gen yang membuat dirinya menjadi playboy. Ayah Rega memang juga terkenal dengan playboy-nya. Bahkan sampai memiliki dua istri. Ketika remaja, ayah Rega sangat doyan bermain wanita. Tak hanya satu, dua, atau tiga yang ia rentengi, namun hampir tak terhitung oleh jari kaki maupun jari tangan.
Ayah Rega: "Nak, kalau bisa kamu punya banyak pacar dong biar seperti ayah ini, sudah tua pun masih gagah."
Rega: "Gak ah, itu mah ayah saja suka nyakitin wanita."
Ayah Rega: "Bukan begitu, nak. Ketika kita mendapatkan banyak perhatian dari seorang wanita, maka kita akan terlihat lebih muda selalu dan tidak cepat tua."
Rega: Ajaran siapa coba ya, astaga.
Ayah Rega: Ajaran kakekmu dong, siapa lagi hahaha (sambil tertawa terbahak-bahak riang gembira).
Rega: Emang kalian sekeluarga nggak bener ya, playboy semua.
Ayah: Tak apa, nak, tak masalah. Apalagi kan kamu ini masih sangat muda.
Rega: Nggak dulu ya, Ayah (padahal di belakang Ayah dan di luar rumah bisa dikatakan dirinya mengikuti jejak Ayahnya, tapi dirinya tak mau jika Ayahnya tahu bahwa Rega berkelakuan sama dengan Ayahnya, karena Rega sangat benci ibunya yang telah dikhianati oleh Ayahnya. Ayahnya yang sering ia sebut tak cukup dengan satu wanita).
Memang benar ayah Rega tak cukup dengan satu wanita. Jika ayahnya cukup dengan satu wanita, maka ibu Rega tidak akan diduakan oleh ayahnya. Rega sangat membenci ayahnya karena ayahnya telah menduakan ibunya. Namun entah karena dendam atau bagaimana, Rega malah menuruti jejak ayahnya itu.
Ayahnya selalu memberi masukan dan dorongan seperti itu seolah ia acuhkan, padahal sebenarnya ia selalu melakukannya diam-diam. Mungkin Rega akan berhenti ketika menemukan cinta sejatinya.
Namun di sisi lain, Rega sangat cinta dengan Ersya, namun ia tak bisa menyikapi perempuan seperti Ersya. Ersya bermodelkan wanita yang cuek dan dingin, namun sebenarnya ia adalah wanita yang sangat penuh kasih sayang dan peduli terhadap orang di sekitarnya, terlebih pada kekasihnya sendiri.
"Kalo kekasih orang tidak boleh ya, hahah."
Rega: Sayang.
Ersya: Iya, kenapa sayang?
Rega: Kamu kenapa sih berubah jadi cuek gitu sama aku?
Ersya: Cuek gimana, sayang? Enggak kok, aku selalu seperti ini dari dulu.
Rega: Enggak, ini bukan Ersya yang aku kenal dulu.
Ersya: Emang yang kamu kenal dulu gimana?
Rega: Kamu dulu sangat care sama aku.
Ersya: Sekarang juga, sayang.
Rega: Enggak, kamu udah beda, bukan seperti Ersya yang aku kenal dulu.
Ersya: Maksud kamu gimana sih? Aku sama sekali nggak paham dengan yang kamu bilang aku berubah dan aku berbeda. Aku sama sekali nggak berubah dan aku juga nggak berbeda. Aku selalu seperti ini, masih Ersya yang dikenal oleh banyak orang, tidak seperti yang ada di pikiranmu.
Rega: Ya, kalau memang nggak berubah, tapi kenapa aku malah merasakan perubahan dan perbedaan sikap terhadap kamu?
Ersya: Ini aku yang salah, atau kamu yang nggak waras sih sebenarnya?
Rega: Iya-iya, aku yang nggak waras!
Ersya: Ihhh, apaan sih kamu kok jadi aku?
Rega: Terus mau kamu gimana?
Ersya: Biasanya juga aku, kamu bukan lo.
Rega: Yaudah lah, terserah kamu aja.
Ersya: Ih, kamu kok jadi gitu sih sama aku?
Rega: Terus aku harus gimana?
Ersya: Ya jangan lo, aku.
Rega: Dah lah, bye, aku bad mood.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!