Hari Minggu ibu dan kakak Bayu yang sulung mengunjungi Jakarta dari Yogyakarta yang bernama Agung. Mereka janji di stasiun kereta gambir.
Bayu yang menunggu di pintu keluar stasiun pintu timur dan mengambil handphone di sakunya dan meng kabarin kakaknya kalo dia sudah menunggu dan Agung baru keluar bersama ibunya dan seketika Bayu melambaikan tangan dan memanggil kakaknya "mas Agung" dengan suara lantangnya, dan seketika mas Agung memeluk nya begitu juga ibunya yang menghampiri Bayu dan Bayu mendekati ibunya dan langsung cium tangan ibunya dan berpelukan "bagaimana khabar mu nak" ucap Ibu kepada bayu "alhamdulillah baik bu" mana tasnya bu, mas", ucap bayu ini lho barangnya dan oleh-oleh nya "mas aku ambil mobil dulu ya di parkiran kalian di ***sini aja, seketika ibunya kaget dan berucap "kamu sudah punya mobil nak" alhamdulillah bu"
dan mas Agung melirik tajam ke Bayu dan berucap rumah juga udah punya ya Bayu, tinggal pendamping yang belum punya ya yu"bayu hanya tersenyum dan berucap" minta do'a nya mas, bu".
"Adikmu Rudi mana" tutur ibu. Bayu menjawab "dia lagi kerja katanya nyusul bu", sambil membuka mobil dan memasuki tas di bagasi "ini mobil mu", ucap mas Agung ke Bayu. Bayu hanya mengangguk " Wah mewah banget siapa yang engga mau sama adik ku udah soleh, ganteng,kaya pula beruntung lah adik iparku". Bayu hanya tersenyum kecil.
Mobil** fortuner melaju dengan cepat karena hari libur tidak seperti hari kerja yang sangat banyak aktivitas yang selama ini jalan menjadi penuh. "Bu mau kerumah aku atau kerumah mba Mia" ucap Bayu. Mia anak ke 2 dia bekerja di sebuah bank swasta, suami nya Rio seorang TNI, sedangkan Agung anak ke 1 bekerja sebagai pns di Yogyakarta istri nya bernama Lia seorang dosen, Rudi anak ke 4 bekerja di administrasi perusahaan ternama di Indonesia, sedangkan adiknya yang ke 5 sekaligus bontot bernama lucky bekerja sebagai pengrajin Mabel di Surakarta sedang kan bayu anak ke 3 dia bekerja sebagai manajer di bidang teknologi komputer. Rudi tinggal bersama bayu walau dia sudah punya Apartemen sendiri tetapi Bayu merasa kesepian dan adik nya juga terlalu jauh dari kantor nya.
Ibu bayu ke Jakarta ingin menghadiri pernikahan adik sepupu nya bayu bernama Aldy yang tidak terlalu jauh dari rumah Mia. Dan ibu, bersama Mas Agung ke rumah Bayu untuk istirahat sejenak dan sorenya ke rumah Mia.
Sore pun tiba pintu gerbang kak Mia terbuka lebar dan Bayu mengetok pintu rumah Kak Mia berbunyi "tok... tok" assalamu'alaikum suara laki-laki dewasa dan Mia yang lagi masak langsung menghampiri pintu dan di bukakan pintu tersebut dan dalam selang beberapa jam datang lah adiknya Rudi yang sedang membawa makanan kesukaan keponakannya bernama Lili dia anak yang manis selalu bertengkar sama Rudy dan selalu rebut an makanan dan televisi sebelum Rudy ikut dengan Bayu, Rudy dulu ikut bersama mba Mia begitu juga dengan bayu dan mereka sudah mapan mereka berpisah ,tetapi Lili dengan bayu begitu dekat sampai-sampai lili kaya anak nya sendiri. "Hai om Rudy " sapa lili yang sedang ngobrol dan bermain bersama bayu" bawa apa tuh" ucap lili "ini makan ke sukaan mu donat" sambil mencubit pipi lili yang gembel" aduh sakit tahu, entar aku bilang ini ayah nih, dasar anak ayah "ya lili anak tunggal Mia. Mia tidak bisa mendapatkan anak lagi karena rahim nya sudah diangkat.
Lili langsung memakannya dengan lahap" yu tadi elu dicari tuh sama Agnes katanya elu dihubungin engga bisa'' , ucap Rudy dan bayu seketika ambil handphone nya dan benar aja handphonenya lo bet karena terlalu asyik main dengan lili yang tidak bisa diem, dan ibu melangkah menuju Rudy dan Bayu di ruang tamu, Rudy tanpa sungkan memeluk dan mencium tangan ibunya, ibunya menjewer telinga Rudy " aduh.... aduh sakit cinta "bukan nya ketemu cinta dan jemput malah kerja melulu dengan muka cemberut nya" maaf kan aku cinta anak mu ini kan cari uang untuk cinta dan calon istri aku" Bayu hanya menggelengkan kepala dan dalam hati lebay banget ibuku ini apalagi kalo ketemu adik nya yang bontot Lucky. Lili yang sedang makan hanya tertawa "eyang lebay" .
Bayu kapan adik mu lucky kesini paling sampai Jakarta entar malam bayu yang sambil cash HP.
Mba Mia menghampiri keluarga nya diruang tamu dan menyuruh untuk makan yang sudah selesai di buatkan Mia dan mba Tini. "yu pada makan aku mau panggil mas Agung sama mas Tio yang dikamar". Akhirnya Mereka ke ruang makan dengan tenang dan selesai makan tiba-tiba pintu berbunyi " tok... tok" biarin bu saya yang membukakan pintu kata bi Tini . "Assalamu'alaikum " suara laki-laki dan memeluk dari belakang bu Nia adalah nama dari Ibu Bayu. Bu Nia kaget lucky, lucky langsung mencium ibunya dan lili berkata ada satu lagi anak Mami lengkap lah anak sapi yang butuh induk nya. Mia hanya diam dan mencubit pipi lili dan" bilang kaya kamu tidak aja kaya om kamu".
"Sudah jangan ribut " ucap Ibu nia
"Besok siapa yang mau antar mama ke rumah tante Irene yang tinggal di Menteng" Bayu aja ibu ucap Rudy aku engga bisa".
"Maaf bu bukan bayu nolak tapi bayu ada meeting" kamu lucky maaf Bu aku juga sudah punya janji untuk Mebel ku ada yang mau order ke luar negeri. Iya lucky sering mondar-mandir Jakarta Surakarta untuk bisnis nya dan dia sering nginep di rumah Bayu.
"Ya sudah kalo kalian tidak mau antrin ibu ngambek nih" kenapa sih ibu sayang ku ucap Agung itu adik kamu tidak ada yang mau antrin ibu ke rumah tante Irene.
"Entar Agung yang antrin ibu ke rumah tante Irene" ibunya hanya tersenyum dan berkata ini anak ibu yang manut dan emang yang lain ke mana eyang "ucap lili "ke laut aja dan anak-anak pun tersenyum begitu juga dengan menantunya*.
Keesokan harinya ibu dan mas Agung bersiap-siap untuk kerumah Irene. "Mia... Mia" ucap mas Agung sambil mengetok pintu, Mia yang baru bangun bergegas menghampiri pintu "iya mas ada apa " ucap Mia." Ibu sama aku mau ke rumah tante Irene kamu tidak kerja kan sama suamimu" ucap Agung. "Tidak mas aku cuti sama suamiku tapi aku disuruh kerumah Aldy sama tante ine untuk jadi panitia siraman, tetapi aku datang siangan mau siap - siap dulu" ucap Mia. "Ya sudah aku duluan sama Ibu tetapi aku binggung siap yang nganterin kami untuk ke rumah tante Irene" ucap Agung sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal. Mia hanya tersenyum lebar "mas.. mas" naik mobil lah kan dirumah ada mobil 2 mas, mas sama ibu naik mobil Alphard sama pak Min aku sama mas Tio dan lili naik BMW ke rumah tante Ine. "Oke" kalo begitu mas sama ibu kerumah tante Irene dulu ya, sambil melangkah menuju ibunya yang ada dihalaman depan yang sedang lihat tanaman. Mobil Alphard sudah dipanasin oleh pak Min
"Bu, mas, mobil sudah siap kita langsung berangkat mas" ucap pak Min. "iya Pak Min jangan lupa bawa bingkisan itu ya pak Min tahu alamat bu Irene" ucap Ibu Nia "sudah bu bu Mia sering ke sana bersama bapak dan kemarin saya habis kasih undangan yang sudah di cetak untuk pernikahan mas Aldy" ucap pak Min dan pak Min membuka pintu ibu dan mas Agung langsung naik dan tiba- tiba jalanan penuh. "pak Min apa tiap hari jalanan penuh kaya begini tapi kemarin pas kerumah Mia tidak penuh jalannya seperti ini gerutu ibu. " sabar bu" ucap Agung. Pak Min hanya mengelus mukanya dan akhirnya tiba di rumah Tante Irene.
"Tok.... tok" pintu di ketok Agung dan dibuka oleh tante Irene yang habis jogging. "Assalamu'alaikum Irene masih ingat aku tidak"
tante
Irene berfikir dan memegang dahinya. "Ya ampun iya bibi Nia" sambil berpelukan "Apa khabar nya udah lama bibi tidak ke Jakarta padahal anak bibi pada di jakarta" sambil mempersilahkan masuk "oya yang ganteng ini siapa" ucap Irene. "Agung anak pertama ku saudara nya Mia" iya yang pns itu dan nikah sama dosen kan" maaf ya tante cerewet karena sudah lama tidak ketemu walau saudaramu cuma Mia yang sering ke sini anak bibi yang nomor 4,5 juga sering ke sini dan yang nomor 3 siapa namanya bibi bayu, Rudy dan lucky iya dan menantu bibi itu Tio sering kesini karena satu kerjaan sama ayah anak-anak.
"Anakmu mana Irene" ucap Nia, anakku yang pertama di Singapura rizky,istrinya buka usaha di sana dan yang ke dua dia di rumah nya Aldy yang mau nikah bibi,si bontot Dinda masih sekolah dibangku kelas 1 SMA. Kami Cuma bertiga di rumah sepi apalagi om Tirta selalu dinas keluar kota kalo ikut kasihan Dinda anak nya manja dan kelakuannya seperti laki - laki karena om Tirta garis militer kali ya jadi Dinda ya gitu lah" sambil senyum Nia dan Agung.Tak lama bibi sumi datang membawa kan minuman dan cemilan buat tamu dan Agung melihat foto-foto itu Dinda yang sambil menunjuk kan jarinya ini tante sambil menunjukkan fotonya lagi yang di dinding Iya kok kamu tahu iya kata tante tomboy dan anak Tante laki-laki semua kecuali Dinda kan "o iya aku lupa" Irene berucap sambil tersenyum dan pintu gerbang terbuka dan suara mobil klakson berbunyi "assalamu'alaikum " ucap seorang laki-laki yang berwibawa dan tegas iya itu suara om Tirta. "eh mas sudah sampai" sambil bersalaman dan Irene menghampiri suaminya yang masih di depan baru keluar mobil Irene menuju suaminya ada siapa mamah kata suaminya. Itu ada bibi Nia sambil jalan ke ruang tamu beserta Irene dan Tirta menghampiri Nia yang sekaligus bibi dari Tirta dan langsung bersalaman begitu juga dengan Agung.
Waktu tidak terasa hampir menunjukkan jam 12 siang di sela-sela pembicaraan Tirta berucap Bibi aku ingin meminang anak mu yang laki-laki untuk anak ku Dinda. Nia terkejut begitu juga dengan Agung aku sudah bicara sama Irene karena aku tidak ingin putus saudara sama bibi karena paman dan bibi yang sudah merawat ku sampai seperti ini.
Tapi aku belum berkesempatan berbicara sama bibi tadinya aku sama Irene mau ke Yogyakarta tapi aku di kerjaan belum diperbolehkan cuti, dan ALLAH berkehendak lain.
Adzan dzuhur berkumandang dan mereka mengakhiri pembicaraan untuk sholat dulu berjamaah yang tidak jauh dari mesjid rumah Tirta keluarga Tirta terkenal ramah dan dermawan karena Tirta merasakan dulu ditinggal oleh ibunya berumur 1 tahun dan ayah nya menikah lagi tapi Tirta dirawat oleh neneknya dan paman dan bibinya termasuk Nia.
"Assalamu'alaikum" ucap Tirta dan Agung, "kalian sudah selesai sholat nya" ucap Nia.
"Iya bibi" ucap Tirta dan tidak lama kemudian Irene menghampiri suaminya, bibinya Nia dan Agung "yu kita makan " sudah selesai nih yu makan dulu jangan pulang dulu entar bibi dan Agung nginep di sini kan"ucap Tirta. "iya, tapi aku mau pulang dulu ke rumah Mia untuk ambil baju dan mandi dulu" ucap Nia dan mereka duduk dirumah makan untuk makan siang dan sesudah selesai makan mereka langsung ke ruang tamu untuk membahas perjodohan Dinda. "Tirta "sapa Nia , " iya bibi" jawab Tirta "Siapa yang mau kamu jodoh kan sama anakmu Dinda" ucap Nia. Tirta hanya terdiam dan memikir cukup lama "mas.. mas" ditanya sama bibi ucap Irene dengan napas panjang Tirta berucap "bismillah aku memilih bayu anak bibi nomor 3 " dengan hati yang lega dan Nia bertanya "kenapa kamu memilih Bayu sedang kan kamu belum terlalu kenal sama anak ku bayu" ucap Nia aku sudah banyak kenal dan tahu bayu dari Mia dan aku juga tahu bayu sudah punya taaruf semenjak kuliah tapi kenapa aku merasa kalo bayu anak yang baik bagi anak ku dan aku juga sudah sholat istikharah minta petunjuk untuk anak ku yang manja itu bibi" ucap Tirta. Agung seketika kaget dan menyenggol tangan ibunya dan menunjukkan jam sudah hampir jam 2 siang" iya entar aku bilang sama anaknya dulu ya Tirta" ucap Nia" ya udah aku pulang dulu ya sampai ketemu di pesta pernikahan Aldy" iya bibi "ucap Tirta "salam buat anak mu Dinda Tirta" ucap Nia Tirta menghampiri Bibi nya untuk menghantar nya menuju mobil dan di belakang menyusul Agung dan Irene dan tiba-tiba mobil Alphard berwarna merah datang dan keluarlah anak berpakaian abu-abu "assalamu'alaikum ayah, ibu "ucap anak itu yang sedikit tomboy dan manis, sopan sambil bersalaman. " Dinda ini kenalin ini eyang Nia dan satu lagi om Agung dari Yogyakarta eyang nya lili mamanya tante Mia" tutur Tirta Dinda langsung menghampiri dan bersalaman "ini Dinda " iya eyang cantik ya tidak kaya di foto ucap Nia sambil senyum.
"Ya sudah ya eyang dan om Agung pulang dulu ya" ucap Nia. "Emang eyang langsung ke Yogyakarta" kata Dinda "engga eyang mau kerumah anak eyang Mia baru kerumah kamu untuk menginap sampai acara perkawinan Mas Aldy sampai ketemu ya entar malam" ucap Nia yang suka dengan Dinda yang masih polos. Pak Min membuka pintu mobil untuk ibu majikan nya disusul Agung, Nia melambaikan tangan nya kearah keluarga Tirta dan mobil itu melaju dengan cepat. Tirta dan keluarga masuk kerumah, Dinda langsung membuka sepatunya dan langsung ke ruang makan sambil ambil buah apel kesukaan nya "Dasar corok bukan ganti baju langsung ambil buah" ucap Irene "biarin aja mama " tutur Tirta sambil mencubit pipi Dinda "Ayah sakit tahu" ucap Dinda, Tirta hanya tersenyum begitu juga dengan Irene.
"Dinda malam ini dan besok kamu tidak ada acara kan" ucap Irene. "Ada ibuku sayang besok aku sekolah" ucap Dinda emang kenapa ibuku cantik entar malem kita sekeluarga kerumah mas Aldy begitu juga dengan besok tapi bu Dinda tidak bisa Dinda mau mencalonkan menjadi ketua OSIS. "Apa jadi ketua OSIS apa kamu bisa kamu kan tomboy apa kamu bisa jadi pemimpin" ucap Irene "bisa dong bu, mereka pada takut sama Dinda, Dinda kan sabuk item karate iyakan Ayah dan siapa yang tidak kenal dengan pak Tirta yang jendral" ucap Dinda, Tirta dan Irene hanya tersenyum geli.
"Dinda ibu sudah siapkan baju buat kamu dan ibu taruh di kasur kamu mba Ina akan datang ke rumah untuk merias keluarga kita" ucap Irene.
Dinda hanya mengangguk kepala.
"Dan jangan lupa jangan berontak kalo di make up" tutur Irene, iya Dinda sedikit tomboy kalo di dandanin sering berontak dan pura-pura sakit untuk berdandan dan memakai Hai kill.
"iya ibuku yang cantik" ucap Dinda
"jangan bikin malu ibu dan ayah mu apalagi ada eyang Nia di sana mengerti kan kamu" ucap Irene yang tegas dan kesal dengan kelakuan anak nya, Dinda dan Tirta hanya tersenyum yang menggoda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!