Bab 1.
Dahulu kala di Benua Barat, seorang pangeran yang memiliki nama Gelar Pangeran Pendekar Naga berhasil mengalahkan makhluk dari dunia lain, setelah itu sang pangeran mulai memimpin dunia dan menjadi seorang kaisar dengan nama gelar Kaisar Naga Api.
Untuk pertama kalinya, Kaisar Naga Api mulai menyebarkan teknik-teknik tingkat tinggi serta metode cara menjadi seorang Kultivator, semua itu dia lakukan agar orang-orang di tiga benua bisa menghadapi para pengikut mahkluk dari dunia lain itu yang berhasil melarikan diri, tentu saja semua itu juga demi melindungi dunia dari kekuatan luar.
Setelah itu Kaisar Naga Api pergi entah kemana, namun ketiga benua telah mendapatkan banyak warisan besar sehingga banyak kultivator bermunculan, di samping itu, banyak juga yang mendirikan Faksi di Benua masing-masing, namun seiring berjalannya waktu, semua orang yang berhasil menjadi Kultivator lupa akan misi utama mereka.
Karena keserakahan manusia itu sendiri, akhirnya musuh yang di khawatirkan benar-benar mulai melakukan aksinya, dan setelah lebih dari tujuh ratus tahun sejak Kaisar Naga Api pergi, perubahan pun mulai terlihat, dan banyak orang-orang yang menunjukkan sikap keserakahan dan keangkuhan mereka.
-Benua Barat, Kota Yan.
“Paman aku pergi dulu! Semua makanan sudah aku siapkan di meja makan,” kata seorang pemuda berusia tujuh belas tahun dengan mengenakan pakaian sederhana berwarna merah serta celana berwarna hitam yang sedikit kusam.
“Jangan bikin masalah di luar sana Liu Bai!” kata seorang pria paruh baya dengan kumis tipis berjalan menggunakan tongkat dan kaki kirinya terlihat pincang.
“Baik paman!” jawab pemuda berambut panjang dan berantakan tersebut dan kemudian dia keluar meninggalkan pria paruh baya itu.
“Seharusnya masih belum terlambat bukan?” gumam Liu Bai lalu dia berlari dengan penuh semangat di tengah keramaian orang-orang yang sibuk dengan aktivitas mereka di tengah kota.
“Prank..!”
Banyak barang-barang yang berhamburan karena tertabrak oleh Liu Bai, hal itu membuat banyak orang-orang yang meneriaki Liu Bai dengan penuh kekesalan dan amarah.
“Perhatikan langkah mu Liu Bai..!”
“Iya maaf Paman!” jawab Liu Bai namun dia tidak menghentikan kaki nya yang masih berlari.
“Hei berhenti Liu Bai!”
“Kurang Ajar! Liu Bai awas kamu nanti.”
“Dasar pembuat onar, awas nanti kamu Liu Bai.”
Orang-orang hanya bisa meneriaki Liu Bai yang terus berlari walau sudah beberapa kali menjatuhkan barang-barang orang lain hingga sampai ada orang lain yang terjatuh, dan Liu Bai hanya berseru meminta maaf tanpa berhenti.
Setelah berlari cukup lama dan nafas Liu Bai mulai kelelahan, terlihat tiga muda mudi yang berdiri agak jauh menatap Liu Bai, ketiganya terlihat menunggu Liu Bai yang mulai mendekat ke arah mereka.
“Kenapa kamu lama sekali Liu Bai?” tanya seorang gadis berusia 16 tahun.
Liu Bai yang baru saja tiba dengan nafas tersenggal-senggal hanya mengangkat tangannya sebagai pertanda jika dia masih berusaha mengatur nafasnya, setelah beberapa saat, barulah Liu Bai menjawab.
“Kalian tahu sendiri jika aku masih harus menyiapkan makanan untuk paman ku, setidaknya kita tidak akan terlambat melihat pertandingan itu bukan?” kata Liu Bai.
“Hem! Kalau saja kamu masih belum datang tadi, kami berencana akan pergi meninggalkan mu!!” kata pemuda yang usianya sama dengan Liu Bai.
“Sudah-sudah! Karena Liu Bai sudah datang, ayo kita berangkat sekarang, jika kalian terus berdebat, yang ada kita akan benar-benar terlambat menonton pertandingannya,” kata gadis yang satu lagi yang usianya juga sama dengan gadis yang satunya.
Mereka bertiga bernama Li Hang, Mei Yin, dan Xiu Lei, ketiganya adalah teman sekaligus sahabat baik Liu Bai, walau demikian, mereka bertiga merupakan murid dari tiga sekte yang berbeda, dan tentunya ketiganya memiliki kemampuan, tidak seperti Liu Bai yang tidak memiliki kemampuan apapun serta tidak di lirik oleh sekte manapun, namun ketiga temannya tetap berteman baik dengan Liu Bai.
“Ayo kita berangkat!” kata Liu Bai kemudian ketiganya segera pergi bersama.
Mereka berempat tiba di sebuah tempat yang sangat ramai, dan mereka segera masuk setelah selesai membeli sebuah token untuk masuk, lalu keempat nya mencari tempat duduk yang pas untuk menyaksikan pertandingan yang akan segera berlangsung.
“Aku dengar Sekte Gunung Pedang Langit dan Sekte Sembilan Pilar Bintang akan mengikuti pertandingan ini!” kata Xiu Lei.
“Jika benar seperti itu ini akan menarik, karena yang aku dengar, Sekte Gunung Pedang Langit memiliki murid hebat, begitu juga dengan Sekte Sembilan Pilar Bintang, ini pasti akan sangat seru!” kata Mei Yin.
“Apa kalian tidak bisa diam?” tanya Li Hang.
“Kenapa? Acaranya saja belum di mulai, jadi untuk apa kami harus diam? Itu akan sangat membosankan,” jawab Mei Yin
“Hah! Sepertinya sifat wanita semuanya hampir sama, mau menang sendiri,” kata Li Hang seraya menghela nafas panjang.
“Hahaha..!” Liu Bai hanya tertawa melihat ekspresi Li Hang yang tidak berdaya menghadapi kedua gadis tersebut.
Setelah menunggu selama beberapa waktu, akhirnya seorang pria paruh baya menaiki panggung batu arena, sosok pria yang mengenakan pakaian biru dengan rambut panjang di ikat serta pedang yang berada di punggung nya, pria tersebut menangkupkan kedua tangannya kepada semua orang yang ada di kursi penonton, walau kebanyakan orang yang hadir itu adalah orang biasa, namun pria itu yang merupakan salah satu anggota sekte di wilayah tersebut tetap menghormati semua orang.
“Selamat datang semua para penonton di Kota Yan, hari ini pertandingan antara para murid jenius ke enam Sekte akan segera di mulai, saya harap semua orang saling menjaga sikap agar pertandingan bisa berlangsung dengan aman hingga usai!” kata pria tersebut dengan ramah.
“Senior Hao Jian memang sangat sopan sekali, padahal dia termasuk salah satu pelindung terkuat di Sekte Lentera Lotus ku!” kata Mei Yin.
“Baiklah, untuk mempersingkat waktu, mari kita minta keenam peserta yang termasuk para murid generasi saat ini untuk naik ke arena, masing-masing akan saya sebutkan namanya!” kata Hao Jian, namun baru saja dia selesai berbicara, salah seorang pria datang dan berbisik kepada Hao Jian sehingga membuat semua orang penasaran setelah melihat ekspresi Hao Jian.
“Di saat seperti ini?” tanya Hao Jian.
“Mau bagaimana lagi saudara Hao, ayah Meng Xuan sudah lama sakit, dan sekarang Meng Xuan harus datang untuk mengkremasi jazad ayahnya, namun para Tetua telah memilih penggantinya, ini namanya,” kata pria tersebut.
Hao Jian mengerutkan kedua alisnya setelah melihat nama di catatan yang di berikan oleh rekannya, dan dengan berat hati, Hao Jian hanya bisa mengangguk.
“Maaf karena sedikit ada masalah, namun acara akan tetap di lanjutkan, baik untuk nama-nama yang akan saya panggil di harapkan untuk segera naik ke atas panggung batu arena,” kata Hao Jian lalu dia mulai menyebut keenam nama murid pilihan yang akan menjadi peserta.
“Feng Hua dari Sekte Sembilan Pilar Bintang, Yang Shu dari Sekte Naga Emas, Luan Qiao dari Sekte Gunung Pedang Langit, Jing Zuan dari Sekte Lembah Pedang, Hai Lao dari Sekte Matahari Perak, dan yang terakhir dari sekte Lentera Lotus yaitu Mei Yin, semua nama-nama yang saya panggil barusan segera naik ke atas panggung!” kata Hao Jian.
“Kenapa aku di panggil juga, bukankah seharusnya Meng Xuan, apa yang sebenarnya terjadi? apakah dia takut dan. melarikan diri dari pertandingan?” kata Mei Yin yang terkejut setelah namanya di sebutkan oleh Hao Jian.
“Kamu hebat Mei Yin, kamu benar-benar terpilih untuk mengikuti pertandingan ini!” kata Xiu Lei.
“Ayo naik Mei Yin, tunjukkan kemampuan mu!” kata Liu Hang.
“Tapi aku datang bukan untuk bertanding!” jawab Mei Yin.
“Sudah naik sana, nanti Senior Hao Jian dan para anggota Lentera Lotus marah padamu jika kamu tidak segera naik!” kata Liu Bai.
Mei Yin yang terlihat ragu dan enggan untuk naik akhirnya tidak memiliki pilihan setelah mendapat desakan dari ke tiga sahabatnya, dan mau tidak mau, Mei Yin pun akhirnya naik ke atas panggung.
Tidak seperti murid lainnya yang memasuki panggung dengan gaya terbaik mereka, Mei Yin justru hanya berjalan biasa dan naik ke panggung dengan cara melompat biasa tanpa gaya apapun, sedangkan yang berteriak memberikan semangat kepada Mei Yin dari arah penonton hanya Liu Bai dan kedua temannya.
“Maaf Senior, kenapa namaku tiba-tiba disebutkan?” tanya Mei Yin kepada Hao Jian.
“Tidak ada pilihan lain Mei Yin, saat ini hanya kamu yang bisa menggantikan Meng Xuan!” jawab Hao Jian.
“Meng Xuan sendiri?” tanya Mei Yin.
“Ayahnya meninggal, jadi dia terpaksa pulang!” jawab Hao Jian.
Mei Yin terkejut dan kemudian dia merasa sangat menyesal karena sebelumnya telah beranggapan yang tidak-tidak terhadap Meng Xuan, dan dia berusaha menguatkan hatinya untuk tetap bertanding walau dia yakin jika peluang kemenangannya sangat kecil, sebab ada dua murid jenius dari Sembilan Pilar Bintang dan Gunung Pedang Langit.
“Semua peserta harap memberikan hormat kepada masing-masing guru dan sekte kalian lalu kepada para penonton, dan setelah itu kalian berenam saling memberikan hormat kepada masing-masing lawan kalian, sebab kita tidak tahu siapa nanti yang akan pertama bertanding dan menjadi lawan pertama kalian!” kata Hao Jian lalu keenam peserta mengikuti arahan Hao Jian.
Yang Shu tiba-tiba saja mengedipkan matanya kepada Mei Yin seraya menjilati bibirnya, hal itu membuat Mei Yin merasa jijik dan secepatnya memalingkan wajahnya setelah selesai memberikan hormat kepada Yang Shu.
“Apakah pemuda dari Naga Emas itu tidak keterlaluan?” kata Liu Bai yang juga memperhatikan sikap Yang Shu.
“Iya, aku harap Mei Yin bisa menendang wajahnya keluar dari arena!” kata Xiu Lei yang juga merasa geram, sebab Yang Shu tidak hanya bersikap seperti itu kepada Mei Yin, bahkan kepada Luan Qiao yang merupakan murid jenius dari Gunung Pedang Langit juga di godanya.
“Andai saja aku memiliki kemampuan seperti kalian dan bergabung dengan Lentera Lotus, aku pasti akan menggantikan Mei Yin dan menendang wajah pemuda itu keluar dari arena!” kata Liu Bai yang sangat geram.
“Sabar, Mei Yin pasti akan bisa melakukannya, sekarang kita lihat saja, aku yakin Mei Yin pasti menang walau dia tidak mungkin bisa naik ke babak final!” kata Liu Hang.
Semua orang sudah tidak sabar untuk segera menyaksikan pertandingan di mulai, dan setelah itu, Hao Jian mengeluarkan dua gulungan nama yang akan segera bertanding.
“Pertandingan yang pertama adalah pertandingan Hai Lao dari Matahari Perak melawan Feng Hua dari Sembilan Pilar Bintang, kedua peserta silahkan maju, dan yang lainnya silahkan keluar menunggu giliran di sana!” kata Hao Jian.
Hai Lao dengan dua tombak di punggung nya maju saling berhadapan dengan Feng Huang yang memiliki dua pedang di punggung nya, setelah keduanya saling memberikan hormat, suara gong pun mulai di bunyikan.
“Goong…!”
Suara dengungan Gong menggema, dan setelah itu Hao Jian berseru seraya melompat turun, “Mulai!”
Begitu Hao Jian selesai berseru mulai, Feng Huang langsung menarik keluar kedua pedangnya dan melepaskan sejumlah Qi yang bercahaya menerangi kedua pedangnya.
Hai Lao juga tidak tinggal diam, dia dengan langkah kaki yang lincah bergerak sembari memutar salah satu tombaknya yang dialiri Qi, setelah itu, Hai Lao melepaskan serangan tombaknya.
“Tusukan Tombak Daun Gugur.”
Serangan tusukan beruntun Hai Lao tidak hanya melepaskan bayangan semu, namun juga memiliki kekuatan unik seperti mata tombak angin yang melesat ke arah Feng Huang secara bertubi-tubi.
Feng Huang menyilangkan kedua pedangnya, dan setelah itu dia menggesekkan kedua pedangnya sehingga terlihat percikan api kecil yang disertai dengan sebuah energi perisai membentang di hadapannya.
“Itu adalah Gesekan Bintang Malam! Tidak disangka Feng Huang juga menguasai teknik pertahanan seperti itu,” kata salah satu pria paruh baya berpakaian hijau di kursi tamu utama.
“Kekeke! Aku sungguh terkesan dengan pengamatan Lang Wu,” jawab pria yang satu lagi yang berpakaian abu-abu dengan sebuah lencana di dadanya yang bergambar sembilan bintang.
Pria paruh baya berpakaian hijau yang bernama Lang Wu dari Sekte Gunung Pedang Langit ikut terkekeh seraya menjawab, “Siapapun pasti akan langsung mengenali formasi Gesekan Bintang Malam yang tidak mudah ditembus itu tetua Zheng Wei!” jawab Lang Wu.
Zheng Wei semakin tersenyum lebar sembari memperhatikan Feng Huang yang menahan serangan energi mata tombak yang ditahan dengan formasi Gesekan Bintang Malam nya.
Suara benturan pertarungan membuat para penonton bersorak meneriaki masing-masing petarung, sedangkan kedua peserta yang kembali beradu serangan menambahkan metode serangan yang lebih panas.
“Pantas disebut sebagai Murid Jenius, ternyata Feng Huang telah mencapai ke Tahap Petarung tingkat dua, jika seperti itu Wei Yin pasti tidak memiliki harapan untuk bisa menang melawannya!” kata Liu Hang.
Liu Bai dan Xiu Lei terkejut mendengar ucapannya, Xiu Lei langsung memeriksa kemampuan Feng Huang, sedangkan Liu Bai yang tidak tahu cara mengukur tingkat kemampuan orang lain hanya mendesah pelan.
Walau Liu Bai tidak memiliki kemampuan, namun dia sudah mengetahui setiap nama tahapan kemampuan dan tingkatannya, semua itu karena ketiga teman nya yang memberi tahu itu kepada Liu Bai.
“Tahap Petarung tingkat dua ya!” gumam Liu Bai.
Yang Liu Bai ketahui tahap Petarung tingkat dua cukup hebat, belum lagi setiap tahapan memiliki tujuh tingkatan sebagai puncak untuk naik ke tahap selanjutnya, sedangkan tahap kemampuan ada sepuluh, yang di bagi menjadi satu biasa, satu kekuatan, satu kemampuan, tiga puncak dunia, dan tiga legenda serta satu misteri.
Satu biasa adalah tahap Pemula, satu kekuatan adalah tahap Petarung, satu kemampuan adalah Tahap Ahli, Tiga puncak dunia adalah Tahap Raja yang dibagi menjadi tiga, yaitu Raja biasa, Raja Bumi,dan Raja Langit, sedangkan tiga legenda adalah Tahap Kaisar, yaitu Kaisar Biasa, Kaisar Bumi, dan Kaisar Langit, sedangkan yang misteri adalah tahap Kaisar Surga atau dikenal sebagai Kaisar Pengendali Alam.
Total keseluruhan ada sepuluh tahap, yaitu, tahap Pemula tingkat satu sampai tujuh, tahap Petarung tingkat satu sampai tujuh, tahap Ahli tingkat satu sampai tujuh, dan begitu seterusnya hingga kesepuluh yang belum diketahui apakah tahap Kaisar Surga memiliki tingkatannya tersendiri atau tidak, semua itu karena hanya itu catatan tahapan yang diubah oleh Kaisar Naga Api.
Hai Lao yang juga merasakan kemampuan Feng Huang berada satu tingkat di atasnya tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan kedua tombaknya, dia dengan gerakan uniknya memutar kedua tombaknya hingga hembusan angin di sekitarnya tercipta dan kemudian melepaskan serangan terkuatnya ke arah Feng Huang.
“Tombak Ular Kembar.”
Angin yang berkumpul di kedua tombaknya membawa banyak debu itu bergerak dan berubah menjadi dua ular sebesar pohon kelapa tua, kedua ular itu yang memiliki mata ganas membuka mulutnya dan berniat untuk menerkam Feng Huang.
“Tebasan Dua Bintang Jatuh.”
Feng Huang mengumpulkan sejumlah Qi yang cukup besar sehingga seluruh arena bergetar yang di sertai dengan kilatan listrik di sekitarnya memberikan tekanan yang lumayan kuat, kedua pedangnya yang bercahaya terang di angkat tinggi-tinggi dan membentuk dua energi Pedang besar dengan panjang lebih dari lima meter, dan sekali di ayunkan, kedua pedang itu jatuh tepat ke arah kepala kedua ular.
Hai Lao memutar tombaknya sehingga mulut ular itu berbalik menengadah dan masing-masing menangkap kedua energi Pedang itu dengan kedua mulutnya, hal itu menciptakan gelombang kejut yang menggetarkan arena.
Melihat kedua ular itu yang berusaha menahan tebasan nya, Feng Huang menambah sedikit Qi nya lalu dengan kekuatannya dia menekan kekuatan pedangnya sehingga bayangan pedang itu berhasil merobek mulut kedua ular dan ujung pedang jatuh hampir mengenai tubuh Hai Lao.
Beruntungnya Hai Lao berhasil menghindar, walau demikian, Hai Lao masih terseret mundur beberapa langkah seraya menahan sakit di dadanya setelah serangannya berhasil di patahkan.
“Aku menyerah!” kata Hai Lao yang sadar jika pertandingan tetap di teruskan, dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.
“Terima kasih saudara Hai Lao!” kata Feng Huang seraya menangkupkan kedua tangannya.
Hao Jian segera naik ke arena seraya memeriksa kondisi Hai Lao dan bertanya, “Apakah kamu terluka?” tanyanya yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Hai Lao
Hao Jian mengangguk dan kemudian dia mengumumkan pemenangnya, “Pertandingan pertama dimenangkan oleh Feng Huang dari Sembilan Pilar Bintang!”
Sorak-sorai dan tepuk tangan segera memeriahkan kemenangan Feng Huang yang turun dari arena setelah memenangkan pertandingannya, sedangkan Hao Jian mengambil gulungan kedua yang membuat keempat peserta menunggu dengan penasaran.
“Pertandingan kedua adalah pertandingan Luan Qiao dari Gunung Pedang Langit melawan Jing Zuan dari Lembah Pedang!” kata Hao Jian.
Jing Zuan dan Luan Qiao segera naik ke arena, hal itu membuat semua penonton memberikan semangat dukungan mereka kepada kedua peserta, terutama kepada Luan Qiao yang memiliki paras wajah cantik di usianya yang baru tujuh belas tahun.
“Baik jika demikian kalian segera bersiap!” kata Hao Jian lalu gong kembali di pukul dan Hao Jian segera melompat turun yang disertai dengan seruan, “Mulai.”
Jing Zuan dan Luan Qiao sama-sama menarik pedang mereka masing-masing, perbedaan dari senjata pedang yang mereka gunakan adalah milik Luan Qiao yang gagangnya diikat dengan kain selendang berwarna hijau.
Luan Qiao melempar pedangnya ke udara, dan dengan pengontrolan Qi yang baik, dia dapat dengan mudahnya mengendalikan pedang itu dengan selendangnya, hal itu membuat Pedang Luan Qiao seperti melayang di udara.
“Tarian Pedang Langit?”
Jing Zuan langsung mengenali teknik yang digunakan oleh Luan Qiao, dia sudah pernah melihat teknik tersebut yang merupakan teknik kelas serigala, hal itu membuat Jing Zuan memutar otaknya, sebab dia belum menguasai teknik sekelas serigala seperti teknik yang digunakan oleh Luan Qiao.
“Baru di awal saja dia sudah menggunakan Teknik dikelas serigala, apakah dia berencana untuk menyelesaikan pertandingan ini dengan cepat?” gumam Feng Huang.
Teknik Serigala adalah salah satu Teknik hebat dari tiga teknik di atasnya, nama teknik tersebut berasal dari kemampuan ranah yang diubah oleh Kaisar Naga Api menjadi sebuah nama Teknik.
Total teknik ada empat kelas begitu juga dengan pusaka serta kekuatan siluman, keempatnya adalah, Kelas biasa, Kelas Serigala, Kelas Singa, dan Kelas Naga, hal itu juga diterapkan ke Pusaka dan kelas kemampuan para Siluman.
Dahulu kala, nama tersebut hanya digunakan untuk nama sebuah kemampuan di tahap Ranah, namun Kaisar Naga Api mempermudah dengan menjadikan nama tersebut untuk sebuah kemampuan, pusaka serta Siluman.
Pedang yang melayang di udara mengeluarkan suara deru dan dengungan keras yang menciptakan sejumlah kekuatan gelombang sonik, hal itu membuat para penonton yang paling dekat merasa kesulitan mendengar suara dengungan tersebut termasuk Jing Zuan yang saat ini menjadi lawannya.
Jing Zuan terpaksa melepaskan serangannya sebelum Luan Qiao melepaskan serangannya yang kuat itu lebih dulu, Jing Zuan khawatir jika sampai Luan Qiao melepaskannya, dirinya pasti tidak akan memiliki kesempatan untuk bertahan.
“Aliran Pedang Air Mengalir.”
Jing Zuan melepaskan satu serangan yang menciptakan energi Pedang, energi Pedang itu bergerak berayun mengikuti gerakan Jing Zuan sehingga energi Pedang besar panjang itu terlihat lentur seperti gerakan air yang mengalir.
Luan Qiao melihat serangan energi Pedang Jing Zuan tanpa reaksi, dia hanya menggunakan segel rumitnya dan kemudian pedangnya membelah menjadi beberapa bayangan dan berputar menjadi satu kelompok sehingga membentuk sebuah lingkaran pedang.
Dengan satu gerakan, bayangan pedang itu terbang bersama selendang hijaunya dengan cara berputar seperti baling-baling kipas, dan dengan cepat bayangan pedang itu beradu dengan energi Pedang lentur milik Jing Zuan.
“Jdarrr!!
Ledakan redam yang menciptakan gelombang riak menyebar dari titik benturan, dan energi Pedang lentur seketika itu juga hancur dan menyisakan satu bayangan pedang milik Luan Qiao.
Jing Zuan mundur cukup jauh setelah terkena gelombang riak hingga mencapai ke tepi arena, namun dia berusaha menstabilkan tubuhnya agar tidak jatuh dan keluar dari arena.
“Benar-benar sangat kuat, dia memang layak menjadi murid berbakat Gunung Pedang Langit!” gumam Jing Zuan.
Walau keduanya sama-sama berada di tahap Petarung tingkat dua, namun Luan Qiao sudah mencapai puncak, dan hanya ada dinding tipis untuk naik ke tingkat tiga. Walau demikian, ada jarak antara tingkat dua awal dan tingkat dua puncak.
Bayangan pedang kembali melesat ke arah Jing Zuan dengan kecepatan tinggi, suara, “Swoss,” yang dihasilkan dari riak energi Pedang terbang memberikan kesan suram di wajah Jing Zuan.
Jing Zuan dengan cepat membuat segel tangannya, dan pedangnya secara otomatis bergerak dengan sendirinya dengan cahaya perak yang terang, dan setelah itu pedang Jing Zuan bergerak lurus ke arah bayangan pedang yang sudah dekat.
Benturan kembali terjadi, kali ini tidak ada suara ledakan ataupun gelombang riak, sebagai gantinya, pedang perak Jing Zuan patah menjadi beberapa bagian, dan bayangan Pedang Luan Qiao tanpa hambatan melesat lurus ke arah Jing Zuan.
Dengan waktu yang begitu sedikit untuk menghindar ataupun bertahan, Jing Zuan yang sudah kehilangan pedangnya berusaha membuat perisai pelindung di sekujur tubuhnya, sebuah zirah energi unik bercahaya perak terbentuk, seolah-olah Jing Zuan terlihat seperti panglima perang.
“Percuma saja!” gumam Luan Qiao lalu dia menekan dua jarinya dengan keras, dan seketika itu juga, bayangan pedangnya mengeluarkan energi cahaya biru terang.
Ujung bayangan pedang Luan Qiao menyentuh Zirah perak Jing Zuan, sedangkan Jing Zuan berusaha memperkuat pertahanannya agar tidak hancur, namun seperti yang sudah diprediksi, serangan Luan Qiao yang merupakan Teknik Kelas Serigala sangatlah kuat, bayangan pedang tersebut mampu menciptakan retakan di zirah energi Jing Zuan, dan berikutnya, zirah Jing Zuan pecah, dan tubuh Jing Zuan terhempas setelah bayangan Pedang Luan Qiao melepaskan ledakan kuat.
Jing Zuan terhempas hingga keluar dari arena, dan berikutnya, dia jatuh dengan tubuh membentur ke kursi penonton bagian tengah hingga tubuhnya bertubrukan dengan tubuh seorang pemuda berpakaian merah.
“Liu Bai..!” seru Xiu Lei saat melihat Liu Bai yang terjungkal.
“Awch! Aduh duh Sakit,” seru Liu Bai sembari memegang kepalanya yang terbentur kursi lain.
“Maaf! Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Jing Zuan yang sudah bangkit seraya menahan sakit.
“Tidak apa-apa! Hanya sakit kecil saja, bukan masalah,” kata Liu Bai yang di bantu berdiri oleh Jing Zuan dan Li Hang.
“Jing Zuan telah keluar dari arena, dengan demikian, pertandingan kedua ini di menangkan oleh Luan Qiao dari Gunung Pedang Langit!” seru Hao Jian.
“Dia memang hebat!” kata Jing Zuan.
“Emm!” Liu Bai dan Li Hang sama-sama mengangguk setuju.
“Baiklah, untuk pertandingan yang ketiga adalah pertandingan Mei Yin dari Lentera Lotus melawan Yang Shu dari Naga Emas, kedua peserta harap segera naik ke panggung!” kata Hao Jian.
Mei Yin dan Yang Shu segera menaiki panggung arena, dan sikap Yang Shu tetap sama saja kepada Mei Yin, yaitu bersikap menggoda, hal itu membuat Mei Yin merasa kesal.
“Bagus, hajar dia Mei Yin, tendang bokongnya keluar dari arena!” kata Liu Bai yang berteriak keras dari kursi penonton.
Yang Shu menoleh ke arah Liu Bai dengan tatapan mengejek, dia tersenyum seolah-olah ingin mematahkan semangat Liu Bai dan teman-temannya yang mendukung Mei Yin.
Gong segera di bunyikan, dan Hao Jian segera memulai pertandingannya yang membuat Mei Yin segera mengeluarkan cambuknya yang di ikat di samping pinggangnya.
“Mari Nona Kecil, aku akan menemanimu menari!” kata Yang Shu seraya menjilati bibirnya.
“Menjijikkan!”
Dengan kesal, Mei Yin maju dengan cambuk yang memiliki aura cukup kuat, setiap cambuk yang dia lepaskan seperti hidup, dan mampu membuat batu arena retak.
“Hahaha! Apakah hanya segini saja kemampuan murid pilihan Lentera Lotus?” kata Yang Shu dengan ucapan mengejek setelah berhasil menghindari sejumlah cambukan Mei Yin.
“Aku tidak bisa merasakan kemampuan murid Naga Emas ini!” kata Xiu Lei.
“Aku juga!” Li Hang menimpali.
“Apa maksud kalian?” tanya Liu Bai.
“Artinya dia memiliki Teknik menyembunyikan kemampuannya, walau semua para Kultivator memiliki teknik unik seperti itu, namun teknik murid Naga Emas ini jelas berbeda, aku penasaran, apakah para tetua bisa menembusnya?” kata Li Hang seraya menatap ke arah kursi para tetua.
“Saudara Xiang Gu, apakah murid mu ini mempelajari keterampilan khusus menyembunyikan kemampuannya, atau Sekte Naga Emas memang memberikan Keterampilan khusus itu kepada Yang Shu?” tanya salah seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahunan dengan pakaian berwarna putih.
“Perlu kamu tahu saudari Qin Lin, kami belum memberikan Keterampilan semacam itu sebelum murid-murid kami mencapai ke Tahap Ahli!” jawab sosok pria paruh baya yang mengenakan jubah kuning dengan gambar naga di punggungnya.
“Jadi kenapa dia bisa memiliki keterampilan seperti itu, siapa yang mengajarinya?” tanya Qin Lin yang merupakan salah satu tetua di Lentera Lotus.
“Aku juga tidak tahu, dan seingatku, Yang Shu tidak memiliki sifat seperti itu, jujur aku juga terkejut melihat perubahan ke pribadiannya!” jawab Xiang Gu.
Qin Lin menatap Xiang Gu dengan bingung, dia merasa jika Xiang Gu menyembunyikan sesuatu, namun melihat raut wajahnya yang sepertinya memang terlihat terkejut, sepertinya ucapan Xiang Gu adalah benar.
“Mari kita amati dulu pertandingannya!” kata wanita lain yang usianya terlihat sama seperti Qin Lin dengan pakaian perak dan memiliki lencana Matahari.
“Benar sekali saudari Yun Li, lebih baik kita ikuti sekaligus mengamati pertandingannya, percuma saja jika kita hanya saling bertanya dan hanya menjawab secara acak,” kata pria lain yang juga duduk di sebelah Lang Wu yang terlihat santai namun tatapannya cukup dingin, dia adalah tetua dari Lembah Pedang bernama Hang Chi.
Di arena sendiri, Yang Shu tidak menggunakan teknik umum ataupun teknik dari Naga Emas, dia justru terlihat menggunakan teknik lain yang tidak diketahui.
“Belahan Bayangan Hantu.”
Yang Shu mengeluarkan dua belati hitam dan kemudian dengan gerakan aneh, tiba-tiba saja bayangan tubuhnya menjelma menjadi sosok hitam sebanyak empat sosok bayangan, hal itu membuat Mei Yin dan semua penonton serta para tetua terkejut.
“Teknik aneh apa itu? Sejak kapan Yang Shu memiliki teknik asing seperti itu?” kata Xiang Gu yang kaget dan berniat bangkit untuk menghentikan pertandingan.
“Jangan gegabah saudara Xiang, lebih baik kita perhatikan saja dan berjaga-jaga, jika nanti terjadi hal yang tidak di inginkan, kita baru bisa bertindak, dan kamu bisa langsung menghentikan muridmu itu,” kata Lang Wu.
Di sisi lain, raut wajah Qin Lin sedikit suram, walau dia juga tidak tahu teknik apa yang di gunakan oleh Yang Shu, namun dari yang terlihat, teknik tersebut cukup berbahaya, walau tidak terlihat seperti sebuah metode di kelas serigala, namun aura yang di pancarkan hampir menyamainya.
“Teknik jenis apa ini?” kata Li Hang.
“Aku juga tidak tahu, ini jelas bukan teknik dari Naga Emas, karena yang ku tahu, Naga Emas memiliki keterampilan Naga mulai dari jenis beladiri hingga metode-metode nya!” jawab Xiu Lei.
Liu Bai melihat dengan harap-harap cemas, namun yang bikin dia sedikit penasaran, dia sering melihat Yang Shu melirik ke arah dirinya, tanpa alasan yang tidak diketahui, Yang Shu sering tersenyum aneh padanya.
Keempat bayangan yang semuanya memegang belati bayangan hitam terpencar dan mengelilingi Mei Yin, sedangkan Mei Yin yang sejak awal sudah waspada kini mengalirkan Qi ke cambuknya sehingga cambuk itu berubah dari hitam ke merah.
“Mulailah menari gadis kecil!” kata Yang Shu seraya menggerakkan kedua belatinya dari jarak sekitar lima meter dari Mei Yin.
Keempat bayangan secara bersamaan menyerang Mei Yin dari empat sisi yang berbeda, kemudian keempat bayangan itu mengayunkan belatinya ke tubuh Mei Yin.
Mei Yin melompat setinggi tiga meter, namun salah satu bayangan berhasil menyusulnya dan menyerangnya di udara, hal itu memaksa Mei Yin untuk berputar bebas di udara dengan menggunakan cambuknya sebagai bantuan.
Bayangan yang lain juga menyerang Mei Yin ketika tubuh Mei Yin hampir sampai di atas arena, hal itu membuat Mei Yin sama sekali tidak bisa memberikan serangan balasan, yang ada dia hanya bisa menghindari setiap serangan dengan gerakan lincah, seperti yang di katakan oleh Yang Shu, Mei Yin terlihat seperti menari ketika menghindari setiap serangannya.
“Melihat kemampuannya, seharusnya dia berada di Tahap Petarung Tingkat tiga atau lebih!” kata Li Hang berasumsi yang membuat Xiu Lei dan Liu Bai terkejut.
“Apa? Apakah kamu yakin?” tanya Xiu Lei.
“Itu hanya menurut pengamatanku, bisa saja itu memang benar, dan jika tepat, itu artinya, Mei Yin tidak memiliki kesempatan untuk melawan ataupun menang!” jawab Li Hang.
“Dia benar-benar berada di tingkat yang berbeda, tapi kenapa para Tetua dan Senior Hao Jian diam saja?” tanya Liu Bai.
“Mungkin mereka masih mengamati, aku yakin jika Yang Shu ingin mencelakai Mei Yin, senior Hao Jian dan tetua Qin Lin akan langsung turun tangan!” kata Li Hang.
Mata Feng Huang dan Luan Qiao juga dipenuhi kejutan melihat Yang Shu, mereka juga memiliki asumsi yang sama seperti Li Hang, namun mereka tidak menyuarakan nya, karena menebak secara acak juga tidak akan didengarkan.
“Itu adalah Teknik rahasia dari kelompok Hantu!” kata salah satu penonton yang sepertinya mengenali teknik Yang Shu.
“Kelompok Hantu? Siapa itu?” tanya Li Hang.
“Kelompok Hantu adalah sebuah faksi misterius, baru-baru ini ada isu jika mereka sering muncul dan membunuh beberapa kultivator, untuk alasannya aku tidak begitu mengetahuinya, namun yang jelas teknik bayangan itu hampir sama seperti informasi yang aku dapatkan dari kota lain!” jawab penonton yang merupakan seorang pria paruh baya.
“Faksi misterius? Tapi dia itu adalah anggota Naga Emas, bagaimana mungkin dia bisa memiliki teknik seperti itu?” gumam Li Hang lalu dia memperhatikan Xiang Gu yang sepertinya juga kebingungan.
“Itu artinya Mei Yin dalam masalah, bisa saja nyawanya terancam!” kata Liu Bai.
“Tidak mungkin, disini ada beberapa tetua dari enam Sekte, Faksi apa itu tadi namanya pasti tidak akan begitu bodoh untuk bertindak!” jawab Xiu Lei.
Di arena, Mei Yin benar-benar di pojokan dalam posisi bertahan, dia yang masih berada di Tahap Petarung awal Tingkat satu jelas tidak bisa berbuat apa-apa, namun Yang Shu sepertinya sedang mempermainkan dirinya agar menari seperti keinginan Yang Shu.
“Xio Fei, cepat periksa ke anehan ini!” kata Xiang Gu kepada salah seorang anggotanya yang berada tidak jauh di belakangnya.
Sosok yang di panggil Xio Fei itu segera mundur dan kemudian pergi untuk melaksanakan perintah, dia pergi menuju ke tempat terakhir dia berpisah jalan bersama Yang Shu dan mengamati setiap jelan sekaligus memeriksa di sekitar tempat itu.
“Tidak ada yang aneh dan aku tidak menemukan apapun yang mencurigakan di tempat ini, tapi apa yang salah dengan Yang Shu hari ini?” batin Xio Fei seraya berjalan secara acak mencari petunjuk.
Setelah beberapa saat, dia menemukan sebuah tali lencana yang merupakan tali milik Naga Emas, hal itu membuat Xio Fei sedikit curiga dan mulai memeriksa setiap tempat yang memiliki banyak barang, dan setelah cukup lama mencari, alangkah terkejutnya dia setelah menemukan sesosok pemuda yang terbaring dengan mulut dan tangan serta kaki terikat, dan Xio Fei sangat mengenali sosok pemuda tersebut.
“Yang Shu? Bagaimana bisa kamu di sini dan terikat seperti ini?” kata Xio Fei yang bertanya seraya menyelamatkan Yang Shu.
“Senior Xio, tadi ada yang memukul leherku dari belakang, dan sadar-sadar aku sudah terikat disini!” jawab Yang Shu yang terlihat sedikit lemas.
“Jika kamu ada disini, lalu yang berada di arena itu siapa?” tanya Xio Fei sebelum akhirnya dia bangkit seraya berseru, “Celaka, murid Lentera Lotus dalam bahaya, kita harus secepatnya memberitahukan ini kepada para Tetua!”
Xio Fei membantu Yang Shu berdiri, dan kemudian mereka berdua bergegas pergi ke tempat para Tetua berada, sedangkan di arena, Yang Shu yang masih mempermainkan Mei Yin dengan bayangannya membuat Mei Yin hampir kehabisan Qi karena kelelahan, untungnya dia tidak terluka, namun dia tidak diberi kesempatan untuk berbicara agar bisa mengucapkan kata menyerah.
Nafas Mei Yin tidak teratur kerena terlalu banyak Qi yang dikeluarkan hanya untuk menghindari setiap serangan bayangan yang datang, dia merasa kemampuan Yang Shu jauh di atas dirinya dan kemungkinan lebih tinggi dari pada kedua murid jenius dari kedua sekte.
“Apakah kamu sudah mencapai batasnya? Hem, ternyata kamu sangat mengecewakan! Kalau begitu, aku akan mengakhirinya,” kata Yang Shu yang kemudian mengubah segel tangannya.
“Formasi Bayangan Kematian.”
Keempat bayangan masing-masing melompat mundur dua meter dari Mei Yin, sedangkan Mei Yin yang kelelahan berusaha untuk tetap waspada, namun dia melihat keempat bayangan melempar kedua pisau hitam mereka masing-masing ke arahnya, pisau-pisau tersebut terbang dan kemudian berputar mengelilingi tubuh Mei Yin tanpa memberikan celah untuk meloloskan diri.
“Bajingan..!”
Liu Bai yang geram mengambil kursi dan berniat untuk melemparkan kursi kayu itu ke arah Yang Shu, namun Li Hang dan Xiu Lei segera menahan tindakan Liu Bai.
“Jangan ceroboh Liu Bai, cepat letakkan kembali kursinya!” kata Li Hang.
“Tapi dia ingin mencelakai Mei Yin, aku tidak bisa hanya diam menonton saja,” kata Liu Bai.
“Tenanglah! Dia tidak akan bisa mencelakai Mei Yin, pastinya Hao Jian pasti tidak akan membiarkannya, belum lagi ada Penatua Qin Lin disana, jadi kamu jangan khawatir,” kata Xiu Lei.
Liu Bai hanya menatap Mei Yin dengan cemas sebelum akhirnya dia menuruti ucapan kedua temannya, namun dia menatap Yang Shu dengan dingin, Liu Bai sampai tidak sadar jika sampai dia menyerang Yang Shu, bisa-bisa Yang Shu yang akan menyerang balik, sedangkan dirinya tidak memiliki kemampuan apapun untuk melindungi diri.
“Gadis kecil, kamu sudah berakhir!” kata Yang Shu dan kemudian semua pisau-pisau terbangnya berubah menjadi sebuah gambar pola unik berwarna hitam serta melepaskan sebuah kurungan energi menutupi tubuh Mei Yin.
Mei Yin berusaha mencambuki energi hitam tersebut, namun tidak peduli apa yang dia lakukan, semua usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil, sedangkan energi itu semakin lama semakin menyempit.
“Akar Kehidupan.”
Tiba-tiba saja sebuah akar hijau besar muncul dari bawah arena yang membuat arena pecah, dan akar itu muncul tepat di belakang tubuh Mei Yin sekaligus melesat ke udara menghancurkan Formasi Yang Shu.
Yang Shu terlihat sama sekali tidak terkejut melihat perubahan tersebut, dia hanya tersenyum seraya menoleh ke arah Qin Lin seraya bertanya, “Bukankah tindakan senior melanggar aturan pertandingan?”
“Aturan pertandingan hanya diperuntukan untuk para peserta, orang lain yang bukan peserta tidak diizinkan berpartisipasi, apalagi sampai mau mencelakai peserta lainnya!” jawab Qin Lin.
“Owh, apa maksud perkataan Senior?” tanya Yang Shu seraya memiringkan kepala.
Liu Bai dan kedua temannya menghela nafas lega setelah Qin Lin turun tangan menyelamatkan Mei Yin, walau dia tetap duduk di tempatnya, namun Qin Lin mampu melepaskan serangannya dari jarak yang cukup jauh.
“Tidak perlu berpura-pura lagi! Sebaiknya kamu ungkapkan jati dirimu, atau aku yang akan turun untuk memaksamu,” kata Xiang Gu.
Yang Shu di arena menatap sosok pemuda di belakang Xiang Gu, dia akhirnya mengerti kenapa Xiang Gu berbicara seperti itu.
“Hahaha! Akhirnya aku ketahuan juga, tapi tidak mengapa, karena aku sudah menemukan targetku!” kata Yang Shu palsu seraya menatap ke arah Liu Bai.
Hao Jian segera membawa Mei Yin turun, sedangkan Liu Bai mengerutkan kedua alisnya saat Yang Shu palsu menatapnya, apalagi sejak awal, sosok tersebut beberapa kali menatapnya seraya tersenyum misterius.
“Aku tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan, namun kamu sudah hampir mencelakai murid ku, dan sekarang kamu mengacaukan acara ini, jadi kamu tetap akan ditangkap!” kata Xiang Gu.
“Hem? Mau menangkapku hanya dengan kemampuan kalian? Kalian terlalu percaya diri!” kata Yang Shu palsu dan kemudian tubuhnya mengeluarkan kabut hitam hingga seluruh tubuhnya tertutupi oleh kabut tersebut.
Setelah beberapa saat, sesosok pria tua mengenakan jubah ungu dan hitam sebagian keluar dari dalam kabut, setelah itu lonjakan Qi di tubuhnya meletus yang menciptakan pilar energi Qi menembus ke langit.
“Tahap Ahli? Ternyata orang itu berada di Tahap Ahli, pantas saja Mei Yin tidak bisa berbuat apa-apa!” kata Li Hang.
“Hem! Hanya seorang Ahli semata ingin bersikap arogan di wilayah ku? Semua murid dengarkan perintah, cepat tangkap pria tua itu hidup atau mati!” kata Qin Lin.
“Baik..!”
Lusinan murid Lentera Lotus bermunculan mengelilingi pria tua tersebut, beberapa dari mereka ada yang sudah senior, bahkan Hao Jian juga ikut bergabung di antara mereka.
“Mau menekan ku dengan jumlah? Kamu terlalu meremehkan ku Tetua Qin!” kata pria tua tersebut dan kemudian banyak bayangan hitam muncul dari bayangannya sendiri, dan jumlahnya sebanding dengan para murid dan para senior Lentera Lotus.
“Jangan menggunakan trik di hadapanku!” seru Hao Jian lalu dia mengeluarkan sebuah kapak besar berwarna hitam seraya berseru, “Serang!”
Semuanya segera maju menyerang para bayangan hitam, sedangkan Hao Jian melesat maju dengan kapak besarnya menyerang tubuh asli pria tua tersebut.
“Kekeke! Tahap Ahli Tingkat tiga ingin berhadapan dengan ku? Sebaiknya kamu lawan saja yang ini!” kata pria tersebut dan kemudian bayangan kembali muncul, namun bayangan kali ini memiliki kemampuan yang sama dengan Hao Jian sehingga membuat Hao Jian terkejut dan juga tidak memiliki pilihan selain menghadapi bayangan hitam aneh tersebut.
Pria tua itu menatap ke arah Liu Bai seraya berkata, “Kamu dari keluarga Liu Bukan? Sebaiknya kamu serahkan Cincin yang menjadi bandul kalung mu itu padaku, jika kamu menurut, aku tidak akan membunuhmu!” kata Pria tua tersebut.
Liu Bai dan Li Hang serta Xiu Lei terkejut, sedangkan orang-orang sudah lari menyelamatkan diri dengan menjauhi arena, dan yang tersisa hanyalah Liu Bai dan kedua temannya serta beberapa orang yang memiliki kemampuan.
Liu Bai menatap Cincin hitam yang dijadikan bandul kalung di lehernya, dia ingat jika pamannya pernah berpesan untuk menjaga cincin tersebut bagaimana pun caranya, hanya saja Liu Bai tidak begitu menghiraukan nya, walau dia tahu itu adalah salah satu cincin penyimpanan, namun dia tidak menduga jika ternyata ada yang menginginkan cincin tersebut.
“Ini adalah cincin warisan keluarga, aku tidak akan memberikannya padamu!” kata Liu Bai dan kemudian dia dan Li Hang serta Xiu Lei bergegas pergi melarikan diri.
“Tidak mau ya? Kalau begitu kamu memilih mati!” kata pria tersebut dan kemudian dia berniat untuk mengejar Liu Bai.
“Cukup! Kamu tidak akan bisa kemana-mana lagi!” kata Xiang Gu yang terbang di atas sebilah pedang, dan di ikuti oleh Qin Lin yang juga terbang di atas sebilah pedangnya.
“Dua orang Ahli Tingkat tujuh? Kekeke, kalian terlalu memandang tinggi diriku ini!” kata Pria tua tersebut seraya terkekeh tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!