NovelToon NovelToon

Reincarnation In A Fantasy World

Kisah Pemuda Bernama Rull

Rull adalah seorang pemuda berusia 17 tahun, murid SMK biasa. Suatu pagi, alarm di kamarnya berbunyi keras. Dengan mata masih setengah tertutup, Rull bangun dari tempat tidurnya.

"Waktunya sekolah, Rull," kata ibunya dari dapur.

"Baik, Bu," jawab Rull sambil menggeliat. Setelah mandi dan berpakaian, dia duduk di meja makan untuk sarapan bersama keluarganya.

"Bagaimana hari sekolahmu, Rull?" tanya ibunya dengan penuh perhatian.

"Seperti biasanya, Bu," jawab Rull sambil menyuap nasi goreng ke mulutnya.

"Wah, sepertinya kamu mendapatkan banyak teman, ya," lanjut ibunya dengan senyum.

Rull hanya menggeleng pelan. "Tidak juga, Bu," jawabnya. Ibunya tidak mengetahui bahwa Rull adalah murid pendiam dan sering menjadi korban bully di sekolah.

"Ibu, aku sudah sarapan. Aku berangkat ya," kata Rull sambil berdiri dan merapikan seragamnya.

"Iya, hati-hati di jalan, belajar yang giat ya," pesan ibunya.

Rull berjalan menuju sekolah dengan langkah yang berat. Di balik wajah tenangnya, ada banyak kekhawatiran dan kesedihan yang dia sembunyikan. Namun, dia tak pernah mengeluh di depan orang tuanya.

Sesampainya di sekolah, Rull langsung menuju kelasnya.

Pelajaran dimulai, dan Bu Guru memasuki kelas dengan senyum lebar.

"Baik anak-anak, di hari Minggu nanti sekolah akan mengadakan ekskul camping. Sekarang, buatlah kelompok kalian masing-masing," kata Bu Guru.

Kegembiraan meliputi kelas, namun tidak bagi Rull. Saat semua murid sibuk mencari kelompok, Rull hanya berdiam diri, tidak ingin mencari kelompok ke siapa pun. Ia tahu, sebagai anak yang pendiam dan sering di-bully, mencari kelompok bukanlah hal yang mudah baginya.

"Hey Rull, kau tidak dapat kelompok, kah? Orang sepertimu tidak dibutuhkan, Rull. Hahaha," ejek seorang murid laki-laki dengan nada mengejek. "Yang ada kau hanyalah jadi beban ketika camping nanti."

Murid wanita bernama Elsa mendengar ejekan itu dan segera membantah, "Hey, kalian tidak boleh seperti itu! Siapa bilang Rull tidak berguna?"

Elsa lalu menoleh ke Rull dan berkata dengan lembut, "Rull, jangan dengarkan mereka. Bergabunglah dengan kelompokku."

Teman-teman di kelompok Elsa ikut mendukung, "Iya, Rull, bergabunglah dengan kami."

Rull merasa senang bahwa masih ada sebagian teman yang masih menganggapnya teman.

Beberapa waktu kemudian, bel pulang berbunyi. Elsa segera menghampiri Rull dan teman-temannya. "Rull, teman-teman, jangan pulang dulu ya. Ayo kita pergi ke taman, aku ingin membicarakan sesuatu," ajaknya.

Mereka pun setuju dan berjalan bersama menuju taman sekolah. Setelah menemukan tempat yang nyaman untuk duduk, Bobby, salah satu teman dalam kelompok mereka, bertanya, "Ada apa, Elsa? Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Saat jam istirahat tadi, aku tidak sengaja mendengar perdebatan antara Bu Guru dan Kepala Sekolah," kata Elsa dengan suara serius. "Ternyata, Bu Guru agak ragu dengan tempat camping yang dipilih Kepala Sekolah. Tempatnya di Hutan Kejayaan."

Rull mengerutkan kening. "Hutan Kejayaan? Bukankah itu hutan yang konon katanya banyak sekali makhluk buas?"

Elsa mengangguk. "Ya, betul. Tapi Kepala Sekolah bilang tempat itu sudah diamankan oleh petugas. Sepertinya kita tidak akan masuk terlalu dalam ke hutan itu."

Bobby menghela napas lega. "Baiklah, selama tempatnya aman, aku rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Ya, itulah yang ingin aku sampaikan. Baiklah, sampai jumpa lagi di hari Minggu," kata Elsa.

Mereka semua mengangguk dan mulai bersiap-siap untuk pulang. Namun, di benak Rull, ada sedikit keraguan yang mengusik. Hutan Kejayaan bukanlah tempat biasa, dan ia merasa ada sesuatu yang lebih besar menunggu mereka di sana.

**Hari Minggu pun tiba.** Rull bangun pagi-pagi dan segera bersiap-siap untuk camping. Setelah sarapan, ia memeriksa barang-barangnya sekali lagi.

"Apa yang kurang, Rull?" tanya ibunya dengan cemas.

"Tidak, Bu, semuanya sudah ada di dalam tas," jawab Rull sambil tersenyum.

"Berapa lama kau camping, Rull?"

"Hanya tiga hari, Bu."

Ibunya menghela napas. "Aku sangat khawatir denganmu."

"Tenang saja, Bu. Aku akan menjaga diriku," kata Rull menenangkan. "Selamat tinggal, Ibu."

"Jaga dirimu baik-baik, Rull," balas ibunya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Iya, Bu," jawab Rull sebelum berangkat.

Sesampainya di sekolah, Rull melihat tiga bus besar yang akan membawa mereka ke lokasi camping. Elsa melambai kepadanya dari kejauhan. "Rull, kemarilah!" panggil Elsa.

Rull berjalan menghampiri kelompoknya. "Apa kau sudah membawa peralatannya?" tanya Elsa.

"Iya, sudah," jawab Rull. "Ngomong-ngomong, kita naik bus yang mana?"

"Kita menaiki bus yang kedua," jawab Elsa.

Semua guru datang, dan Kepala Sekolah mulai mengabsen para murid satu per satu. Setelah itu, mereka mulai memasuki bus masing-masing.

Pembullyan Yang Menimpa Rull

Mereka semua mulai memasuki bus masing-masing. Rull mendapati dirinya di bus yang sama dengan Zack, salah satu murid yang sering membully-nya.

"He, Rull, kita satu bus," ejek Zack dengan seringai di wajahnya.

Elsa segera menepuk pundak Rull. "Sudah, hiraukan dia, Rull."

Perjalanan pun dimulai. Mereka meninggalkan sekolah dan menuju Hutan Kejayaan. Di dalam bus, suasana awalnya penuh dengan canda tawa dan cerita tentang rencana camping. Namun, di hati Rull, masih ada keraguan dan sedikit rasa takut tentang apa yang akan mereka temui di hutan itu.

Setelah beberapa jam perjalanan, bus akhirnya tiba di tepi Hutan Kejayaan. Para murid turun satu per satu, membawa tas dan perlengkapan mereka.

"Baik anak-anak," kata Bu Guru saat semua sudah berkumpul. "Ingat, kita tidak akan masuk terlalu dalam ke hutan ini. Tetap bersama kelompok kalian dan patuhi semua aturan."

Saat berjalan menuju lokasi camping, tiba-tiba Zack menyelengkat kaki Rull, membuatnya tersandung dan hampir jatuh. "Ups, hati-hati kalau jalan, Rull," ejek Zack dengan nada sinis, disambut tawa terbahak-bahak dari teman-temannya.

Rull berusaha bangkit dan membersihkan debu dari pakaiannya. Sesampainya di lokasi camping, mereka mulai mendirikan tenda. Saat Rull sibuk memalu pasak tenda, Zack dan teman-temannya datang dan mengambil salah satu paku tenda milik Rull.

"Hey, aku ingin bermain-main denganmu," kata Zack sambil mengayunkan paku itu di depan wajah Rull. Zack dan teman-temannya terus membully Rull, membuatnya kesulitan mendirikan tenda.

Tiba-tiba, Elsa muncul dengan wajah tegas. "Cukup, Zack!" katanya sambil mengacungkan ponselnya. "Aku sudah merekam semua yang kau lakukan. Jika kau terus membully Rull, maka akan kutunjukkan bukti ini kepada Kepala Sekolah."

Zack geram, matanya menyipit penuh kemarahan. "Kau selalu saja menghalangiku, Elsa," katanya dengan nada mengancam. "Jika kau berani macam-macam denganku, maka kau akan menerima akibatnya."

Elsa tidak gentar. "Silakan coba saja, Zack. Aku tidak takut padamu."

Zack menatap Elsa dengan tajam sebelum akhirnya pergi bersama teman-temannya, masih marah. Rull merasa lega dan berterima kasih kepada Elsa.

"Terima kasih, Elsa. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa bantuanmu," kata Rull dengan suara rendah.

"Jangan khawatir, Rull. Kita satu tim, dan kita harus saling melindungi," jawab Elsa sambil tersenyum. "Ayo, mari kita selesaikan tendamu."

Dengan bantuan Elsa dan teman-teman lainnya, Rull berhasil mendirikan tendanya.

Seiring berjalannya waktu, semua acara camping berjalan dengan lancar. Ketika malam mulai menjelang, setiap kelompok diberikan tugas untuk mengirim dua orang mencari kayu bakar. Elsa mencoba mengajak yang lain, namun tidak ada yang berani.

"Rull, bagaimana denganmu? Mau ikut mencari kayu bakar?" tanya Elsa.

Rull mengangguk. "Baiklah, aku akan membantumu mencari kayu bakar."

Sebelum mereka pergi, Bu Guru memberikan instruksi. "Selalu ikuti petunjuk jalan yang ada di pohon. Jangan tersesat dan tetap berpasangan."

Mereka semua mulai mencari kayu bakar. Sementara itu, Zack dan Jay merencanakan balas dendam kepada Elsa dengan cara memindahkan arah panah petunjuk jalan ke arah yang salah.

"Bos, apa ini tidak kelewatan?" tanya Jay dengan sedikit keraguan.

"Tenang saja, Jay. Saat mereka kesana, mungkin mereka akan ketakutan dan mengompol di celana," jawab Zack dengan seringai licik.

Elsa dan Rull berjalan menyusuri hutan, mengikuti petunjuk yang ada. Namun, ketika mereka sampai di persimpangan, Rull melihat tanda panah yang mengarah ke kiri.

"Elsa, lihat. Tanda panah itu mengarah ke kiri. Tapi sebelah kiri sangat gelap," kata Rull dengan ragu.

"Tenang saja, Rull. Aku punya senter," jawab Elsa sambil menyalakan senternya.

Dengan perasaan tidak nyaman, Rull dan Elsa mengikuti arah panah ke kiri. Mereka tidak menyadari bahwa Zack dan Jay telah memindahkan tanda tersebut untuk menyesatkan mereka.

Saat mereka berjalan semakin jauh ke dalam hutan, suasana menjadi semakin mencekam. Pepohonan di sekitar mereka semakin rapat, dan suara binatang malam mulai terdengar.

"Elsa, aku merasa kita sudah terlalu jauh," kata Rull dengan suara gemetar.

Elsa mencoba tetap tenang. "Kita hanya perlu mencari kayu bakar dan segera kembali ke perkemahan."

Namun, semakin jauh mereka berjalan, semakin mereka menyadari bahwa mereka tersesat. Rencana Zack ternyata berhasil, dan sekarang Elsa dan Rull berada dalam situasi yang berbahaya.

"Tunggu, Rull. Lihat ini," kata Elsa tiba-tiba, menyorotkan senternya ke sebuah tanda yang aneh di pohon. "Ini bukan tanda petunjuk jalan yang seharusnya."

Rull merasa panik. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Elsa berusaha berpikir cepat. "Kita harus tetap tenang dan mencoba mencari jalan kembali. Kita tidak boleh berpisah."

Dengan hati-hati, mereka berdua mulai mencari jalan kembali, berharap bisa menemukan tanda-tanda yang familiar.

Akhir Dari Hidup Rull

Tiba-tiba terdengar suara raungan hewan buas. "Rull, suara apa itu?" tanya Elsa dengan cemas.

"Aku tidak tahu," jawab Rull dengan suara bergetar. Ia menoleh ke belakang dan terkejut melihat seekor beruang besar sedang mengarahkan pandangannya ke arah mereka, siap untuk memangsa. "Elsa, lari!"

Mereka berdua berlari sekuat tenaga, mencoba menjauh dari beruang yang semakin mendekat. Di sisi lain, para guru mulai khawatir karena Rull dan Elsa belum juga kembali.

"Kenapa Rull dan Elsa belum kembali?" tanya salah satu guru dengan gelisah.

Jay, yang merasa bersalah, akhirnya membongkar rencana Zack dan dirinya. "Bu Guru, Zack dan aku memindahkan tanda petunjuk jalan untuk menyesatkan mereka. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk."

Bu Guru marah besar. "Kalian benar-benar kelewatan! Apa kalian menganggap perbuatan itu candaan? Ini hutan liar, Zack! Mengapa kalian menjahili mereka? Sekarang, beritahu kami di mana mereka."

Zack, dengan raut wajah menyesal, menunjukkan arah yang telah mereka ubah. Para guru segera mengatur pencarian untuk menemukan Rull dan Elsa.

Sementara itu, Rull dan Elsa terus berlari, tetapi kelelahan mulai menguasai mereka. "Elsa, berlindung di balik pohon itu!" teriak Rull.

Mereka berdua berlindung di balik pohon, berusaha menahan napas. Beruang itu terus memantau mereka dari kejauhan. Tiba-tiba, Elsa merasakan sakit yang tajam di kakinya.

"Agh, sakit!" teriak Elsa.

Rull melihat kaki Elsa digigit oleh ular kobra. "Elsa, kobra itu menggigitmu!"

Rull segera mengusir ular kobra itu dan mencoba mengobati luka Elsa. "Bertahanlah, Elsa. Semoga saja mereka segera menemukan kita."

Dari kejauhan, Rull melihat banyak sekali cahaya senter. "Apakah itu mereka?" pikir Rull. Tapi beruang itu masih ada di dekat mereka. Jika para guru dan teman-teman mendekat, situasinya akan sangat berbahaya.

Dengan keberanian yang luar biasa, Rull merencanakan sesuatu. Dia menyalakan senter ke arah berlawanan, berharap para pencari melihat cahaya itu. "Elsa, tetaplah di sini. Mereka akan menemukanmu. Terima kasih telah menganggapku sebagai teman," katanya.

Rull berlari ke arah berlawanan, memancing beruang itu menjauh dari Elsa. Beruang itu mengikuti Rull, memberikan kesempatan bagi para guru dan teman-teman untuk mendekati Elsa.

Para guru akhirnya menemukan Elsa yang terluka. "Di mana Rull?" tanya salah satu guru dengan panik.

"Tolong dia, beruang itu mengejarnya," jawab Elsa dengan suara lemah.

Para guru segera memberi pertolongan pertama pada Elsa dan berusaha menemukan Rull. Mereka mengikuti jejak Rull yang berlari sambil memanggil namanya. Di tengah hutan, Rull terus berlari, dengan beruang besar mengejarnya. Dia berharap elsa ditemukan oleh guru dan teman-temannya.

Beruang itu akhirnya berhasil menyerang Rull, menyebabkan ia terjatuh dan mendapatkan luka cakar yang dalam di punggungnya. Rull merasakan sakit yang luar biasa saat beruang itu mencoba memakan dirinya. Dengan sekuat tenaga, Rull menahan taring beruang itu menggunakan sebuah batu yang ia temukan di dekatnya.

Dengan penuh keberanian, Rull berhasil bangkit dan kembali melarikan diri. Namun, luka-luka di tubuhnya membuat setiap langkah terasa menyiksa. Setelah berhasil menjauh dari beruang, tiba-tiba dua serigala muncul dan menyerangnya. Salah satu serigala menggigit kakinya, menyebabkan luka yang besar dan rasa sakit yang amat sangat.

"Aku kuat, aku kuat, jangan pingsan dulu, jangan pingsan dulu," gumam Rull pada dirinya sendiri, berusaha tetap sadar. Ia melihat sebuah bangunan kuno di kejauhan dan mencoba berlari ke tempat itu.

Saat Rull hampir mencapai bangunan tersebut, salah satu serigala berhasil menggigit kakinya lagi, membuatnya terjatuh. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, Rull merangkak masuk ke celah sempit di bangunan itu. Serigala-serigala tersebut tidak dapat memasuki celah itu karena terlalu sempit, sehingga Rull berhasil berlindung di dalam.

Dengan napas yang sesak dan tubuh yang penuh luka, Rull menangis. "Seseorang, tolong aku. Aku tidak ingin mati," rintihnya dengan suara lemah. Rull yang sekarat berusaha bangkit, namun tubuhnya terlalu lemah untuk bergerak.

Dengan air mata mengalir di wajahnya, Rull mengingat ibunya. "Ibu, maafkan aku. Aku tidak menepati janjiku. Aku mohon, jangan menangis jika kau kehilangan aku," bisiknya dengan suara serak.

Dengan napas terakhirnya, Rull mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Aku sayang padamu, Ibu."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!