"ALEXA CHATERINE! CEPAT BANGUN...!"
Teriakan menggelegar lagi-lagi mengganggu tidur cantik seorang Alexa Chaterine. Siapa lagi pelakunya jika bukan Jonathan, abang dari seorang Alexa Chaterine yang dikenal bad boy di sekolahnya.
"Arghhh... apaan sih, ganggu tidur berkualitas gue aja lo nyet." Sahut Chaterine menatap Nathan sinis.
"Selow dong mbaknya." Ujar Jonathan sambil memutar bola matanya malas. "Cepat sana mandi, nanti telat kesekolahnya." Tambah Jonathan.
"Iya...iya... Bawel banget sih lo jadi abang." Ucap Chaterine seraya berjalan menuju kamar mandi. Jonathan menatap kesal adiknya yang terus mengumpat tentang dirinya. Setelah membangunkan adiknya itu, Jonathan berjalan kebawah menuju ruang makan yang kini telah diisi oleh Lena, bunda Jonathan dan Chaterine.
"Adik kamu sudah kamu bangunkan?" Tanya Lena yang masih fokus memasak nasi goreng.
"Sudah bun, lain kali bunda aja yang bangunin tuh bocah, Nathan jadi kesel kan jadinya." Jawab Jonathan sambil memasang wajah kesalnya.
Lena hanya bisa mendegus mendengar ucapan anak sulungnya itu. "Kamu tuh tidak boleh seperti itu, Chaterine kan adik kamu satu-satunya." Tegur Lena.
"Denger tuh kata mama." Ucap Chaterine menatap Nathan sinis. Sebaliknya, Nathan malah mengerucutkan bibirnya kesal, bukan terlihat lucu, Chaterine malah jijik dengan abangnya itu.
"Mulut tuh jangan monyong-monyong, jijik gue lihatnya." Ucap Chaterine yang langsung bersembunyi di balik punggung Lena untuk menghindari amukan abangnya.
Lena terkekeh melihat kelakuan kedua anaknya itu.
"Udah...Udah...makan sana. Nanti telat loh kesekolahnya." Lerai Lena.
"Iya bun." Jawab kedua bocah itu.
*****
"MORNING EVERYBODY...!" Teriakan dahsyat milik Chaterine yang menggelegar berhasil membuat penghuni kelas XI-2 menatapnya aneh lalu kembali ke aktivitas masing-masing.
"Pa'an sih lo Ket, pagi-pagi udah bikin orang malu aja." Ucap Kristin menatap Chaterine sinis.
"Halah, biasanya juga lo malu-maluin Kris." Balas Chaterine tak mau kalah dan langsung dihadiahi jitakan dari sahabatnya itu.
"Bener tuh kata si Ket. Sering malu-maluin lo jadi teman." Tambah Ayu membenarkan kalimat Chaterine.
"Ih...kok kalian malah belain kaka Chaterine sih, hati dede Kristin atit tauu" cerocos Kristin dengan suara dan ekspresi yang di imut-imutkan. Hal itu tentunya mengundang keinginan membunuh dari sahabat-sahabatnya yang mendengar ucapan Kristin yang menjijikan itu.
"Kalau saja membunuh itu bukan dosa, mungkin sekarang nih curut udah nggak bersama-sama lagi dengan kita deh." Ucap Aditya sambil memamerkan tinjunya.
"Bener lo Dit, gatal nih tangan gue. Rasanya pengen cekik orang aja nih tangan." Tambah Flora yang kini memamerkan seringai jahatnya.
"Kalian kok jahat banget sama dede Kristin yang ucul ini, au ah dede Kristin ngambek." Ujar Kristin masih dengan ekspresi dan suara yang di imut-imutkan.
"Gue cekik beneran juga ya lo Keris." Lanjut Flora yang kini meletakkan tangannya di leher Kristin, bersiap-siap untuk mencekik curut itu.
"Ih! Kok lo manggil gue Keris, sih. Sini, biar gue perjelas buat lo." Sambil menggoyangkan jarinya menyuruh Flora mendekat. Dan dengan bodohnya, Flora mengikuti perintah sahabatnya itu. Kini Flora berada tepat didepan Kristin, dan kini Kristin mendekatkan wajahnya di telinga Flora. "NAMA GUE KRISTIN APRILIA, BUKAN KERIS!" Teriaknya tepat di telinga Flora yang tentunya langsung dihadiahi pukulan tepat dikepalanya.
"Telinga gue sakit pe'a. Bisa budeg beneran gue kalau lama-lama bareng nih kutil." Cerocos Flora sambil mengusap telinganya.
"He he he. Maap." Maaf Kristin dengan cengiran khas nya.
"Eh gue denger kabar gembira nih dari kelompok gibah yang gue ikutin kemarin." Ucap Chelsy bersemangat.
"Halah, palingan kabar bahagianya kulit manggis kini ada ekstraknya." Ucap Aditya yang langsung mengundang gelak tawa dari sahabat-sahabatnya.
"Ih. Dengerin dulu penjelasan gue. Jadi di kelas kita akan kedatangan murid baru dan-"
Chaterine POV
Hari ini gue kesel banget pokoknya. Masa gue dipaksain sama teman-teman gue buat buka hati ke anak baru yang entah wujudnya kek mana.
Flashback on
"Eh gue denger kabar gembira nih dari kelompok gibah yang gue ikutin kemarin." Ucap Chelsy bersemangat.
"Halah, palingan kabar bahagianya kulit manggis kini ada ekstraknya." Ucap Aditya yang langsung mengundang gelak tawa dari sahabat-sahabatnya.
"Ih. Dengerin dulu penjelasan gue. Jadi di kelas kita akan kedatangan murid baru dan dia itu bad kayak kita." Semua bersorak ria mendengar penjelasan Chelsy kecuali gue.
"Wahhh. Anggota kita jadi bertambah nih." Ucap Raka yang tiba-tiba muncul.
"Eh si anying, kok baru nongol ?"
Tanya Ayu ngegas.
"Serah gue dong nyet." Jawab Raka tidak kalah ngegas.
"Selow dong, lama-lama gue nikahin juga lo berdua." Ucap Aditya yang mengundang tatapan tajam dari Raka dan Ayu.
"Diem lo !" Ucap Ayu tidak senang.
"Eh, anak barunya cewek atau cowok ?" Tanya Laly yang dari tadi diam mendengarkan percakapan unfaedah sahabatnya.
"Seingat gue sih cowok"
"Wah, bagus tuh. Kita bisa deketin dia sama si dugong yang masih terjebak sama masa lalu."
Ujar Ayu menyenggol lengan Chaterine.
"Lo mau kan, Ket ?" Sambung Ayu lagi.
"Nggak, ah. Gue nggak mau." Tolak gue.
"Entah juga tuh bocah wujudnya gimana." Tambah gue dengan raut kesal.
"Halahh, awalnya aja bilang nggak mau. Lama-lama juga pengen cepat dinikahin sama tuh anak baru !" Teriak Hugo dari kursi belakang. Ternyata dari tadi Hugo menyimak pembicaraan itu dari kejahuan.
"Bodo. Yang penting gue nggak mau ! Titik ! Nggak pake koma apalagi pake tanda tanya !" Ucap gue dengan mood yang sudah benar-benar hancur.
Flashback off
Sekarang mood gue lagi bener-bener hancur gara-gara membahas anak baru itu, apalagi sahabat-sahabat gue ngungkit-ngungkit masa lalu gue lagi.
Ya, masa lalu yang masih membekas.
*****
Kringgg...
Suara bel sekolah berbunyi keras, tanda pelajaran pertama akan segera di mulai. Semua siswa siswi yang mendengar bunyi bel langsung masuk ke kelas masing-masing, tetapi hal itu tidak berlaku di kelas Chaterine. Kelas XI-2 memang dikenal dengan murid-muridnya yang berperilaku bad, bahkan guru BK yang paling killer pun sudah kehilangan akal untuk membuat penghuni kelas ini jera.
"BTW Siska mana, ya ?" Tanya Chaterine yang moodnya sudah membaik karena tadi Nuel memberinya cokelat. Hanya dengan cara ini, mood Chaterine yang sebelumnya buruk bisa berubah drastis. Hal ini sudah diketahui sahabat-sahabatnya sejak satu tahun lebih bersahabat dengan Chaterine.
"Palingan juga lagi boker dia mah." Jawab Flora yang mengundang tawa pecah sahabat-sahabatnya. Tetapi tawa mereka terhenti kala mendengar teriakan membahana milik pak Aldi guru matematika mereka.
"KALIAN SEMUA !" Teriak pak Aldi.
"Apaan sih, pak. Ganggu aja. Padahal kita lagi asik-asik bicarain siska yang lagi boker." Kesal Flora yang mengundang gelak tawa murid-murid lainnya.
Pak Aldi memijat-mijat pelipisnya yang sakit karena pusing dengan tingkah muridnya itu.
"Kepala pak Aldi sakit ya ? Sini, biar Laly pijitin." Tawar Laly pada pak Aldi. "Terima aja, pak. Si Laly kalau mijit enak banget, loh." Kini Chaterine yang bersuara yang tentunya semakin membuat pak Aldi pusing.
"Udah udah ! Kalian ini berubahnya mau kapan ? Bapak sudah kehilangan akal buat tegur kalian."
"Tahun depan mungkin." Celetuk Neter dari belakang.
Pak Aldi hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan murid-murid di kelas ini.
BRAK...
Suara keras dari arah pintu mengalihkan perhatian semua murid. Disana sudah berdiri seorang cewek yang tak lain adalah Siska. Ya, cewek yang tadi Chaterine sempat tanya keberadaannya.
"Siska ! Kamu kenapa terlambat ?!" Tanya pak Aldi.
"Anu.., pak, itu.." belum selesai siska menjawab, Krisman sudah memotongnya terlebih dahulu. "Lo apain anu nya pak Aldi, sih ? Kok pak Aldi sampe marah gitu." Tanya Krisman yang langsung mendapat pelototan dari pak Aldi.
"Krisman ! Jaga bicara kamu ! Nggak punya sopan santun !" Tegur pak Aldi. "Yaudah, kamu cepat duduk sana." Suruh pak Aldi pada Siska.
Jam pelajaran pertama akhirnya selesai, dan waktu yang di nanti-nantikan semua siswa pun datang. Ya, jam istirahat. Chaterine dan sahabat-sahabatnya langsung berjalan menuju kantin, tentunya mereka menjadi sorotan semua penghuni sekolah. Why ? Tentu karena semua sahabat-sahabat Chaterine dan Chaterine sendiri adalah most wanted di sekolah Budi Sakti. Otak pintar dan wajah yang luar biasa WOW membuat semua orang yang mengetahuinya akan terkagum-kagum, tetapi hal-hal baik tersebut tertutupi oleh kelakuan mereka yang bad.
Kini Chaterine and the geng sedang duduk di salah satu meja kosong di kantin yang memang sudah mereka klaim menjadi tempat mereka saat istirahat. Tidak boleh ada orang lain yang menduduki tempat ini selain mereka, jika ada yang berani harus berurusan dengan Chaterine and the geng tentunya.
"Kalian mau pesan apa ? Hari ini gue yang bayarin." Tanya Aditya berbaik hati.
"Tumben baik lo. Kesambet apa'an?" Ucap Chaterine.
" Kesambet bapak lo." Ketus Aditya.
"Kok lo bisa kesambet ayah gue, sih ? Perasaan, ayah Gilang lagi di luar kota." Tanya Chaterine polos.
"Heran gue. Kok gue bisa sahabatan sama orang yang gobloknya tidak bisa di kondisikan, ya ?" Tanya Flora yang mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu layaknya orang yang tengah berpikir keras. Sahabat-sahabat Chaterine tergelak mendengar penuturan Flora yang menurut mereka sangat tepat.
"Ihh. Kalian jahat banget." Gerutu Chaterine.
"Emang iya." Jawab mereka serempak, yang tentunya membuat Chaterine semakin kesal.
"Udah-udah." Lerai Aditya. "Kalian jadinya mau mesan apa nih, gue mau ngambilin sekalian." Tambah Aditya.
"Gue es teh manis, sama baso aja deh." Ucap Chaterine pada Aditya.
"Kalau gue maunya es teh manis, sama baso juga." Jawab Siska.
"Si anying. Kan bisa langsung ngomong 'samain aja', kok ribet amat hidup lo." Tutur Riski.
"Serah gue dong." Jawab Siska.
"Yaudah makanannya samain aja semua, biar cepet." Ucap Raka yang yang langsung dibalas dua ancungan jempol milik Aditya. Ia kemudian bergegas meninggalkan sahabat-sahabatnya untuk memesan.
Langkah Aditya terhenti ketika mendengar panggilan dari ruang BK yang ditujukan kepada teman-temannya.
"Untuk siswa bernama Raka, Neter, Nuel, Krisman, dan Riski, segera bergegas ke ruang BK !" Panggilan tersebut membuat orang-orang melihat sang empunya nama.
"Kalian ngapain lagi emangnya ?" Flora yang mengerti jika sahabat-sahabatnya itu berbuat ulah lagi berinisiatif bertanya.
"Gue ama yang lain cuma ngintip adik kelas yang lagi ganti baju kok." Jawab Krisman merasa tak bersalah.
"Kok lo nggak ngajak gue. Padahal gue pengen lihat." Protes Hugo yang langsung dibalas jitakan dari sahabat ceweknya.
"Awww, sakit pala gue." Ringis Hugo yang tengah mengelus kepalanya yang terkena bencana.
"Siapa suruh mesum." Ketus Chaterine.
"Gue sebagai cowok wajar kalau mau lihat yang begituan. Atau, kalian pengen gue liatin sesama." Bela Hugo.
"Nggak usah liatin sesama ! Jijik gue !" Tutur Chaterine mendelik jijik.
"Eh, kalian duluan aja makannya, gue ama yang lain mau ke ruang BK dulu." Ujar Raka.
"Trus kalian makannya kapan ?" Tanya Aditya.
"Nyusul nanti." Kini Nuel yang angkat suara. Yang lain hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.
Neter, Nuel, Raka, Krisman dan Riski beranjak dari duduknya dan berjalan santai menuju ruang BK sambil bersenandung kecil. Masuk ruang BK adalah hal biasa bagi Chaterine dan sahabat-sahabatnya, toh setiap hari akan ada salah satu dari mereka yang masuk ruangan tersebut karena berbuat ulah lagi.
"Ngomong-ngomong, anak baru yang lo ceritain tadi datangnya kapan ?" Tanya Ayu.
Chelsy yang sudah siap-siap angkat suara terhenti aktivitasnya karena dirinya kalah cepat dengan Siska.
"Anak baru !? Kok gue baru dengar kalau ada anak baru !?" Tanya siska dengan ekspresi terkejutnya yang mirip monyet.
"Biasa aja kali. Pake teriak-teriak segala, Kek monyet aja lo." Sinis yang lain. "Lo tadi terlambat, jadi nggak sempet denger." Lanjut Kristin. Siska hanya ber oh-ria mendengar penjelasan sahabat-sahabatnya.
"Anak barunya kapan datang ?" Ulang Ayu bertanya hal yang sama.
"Dari kabar yang gue dengar sih, hari ini." Jawab Chelsy.
"Tapi, sampai sekarang gue nggak ada lihat anak baru. Lo bohong, ya ?" Kini Kristin yang berbicara.
"Suer, gue nggak bohong." Bela Chelsy. "Mungkin anak barunya datang pas jam pelajaran kedua palingan." Lanjutnya ketus.
"Awas lo kalau bohong." Ancam Sika. Chelsy yang mendengarnya memutar bola matanya malas. Lebih baik ia tidak usah bercerita tadi, jika ujungnya dirinya diancam oleh sahabat-sahabatnya.
"Makanan datang !" Aditya kini sedang menaruh pesanan sahabat-sahabatnya ke atas meja dibantu bi Siti, pedagang baso langganan mereka. Setelah makanan selesai di tata, Chaterine dan yang lainnya langsung mencomot makanan dengan lahap, sesekali diselingi canda tawa yang bocah-bocah itu buat.
*****
Raka POV
Gue, Nuel, Krisman, dan Neter kini sudah sampai di ruang BK. Kami berempat duduk satu baris disalah satu sofa menghadap pak Haru yang kini menatap gue dkk dengan tajam. Ia terus menatap gue dan yang lainnya bergantian. Hingga mulai angkat suara.
" berapa kali bapak harus bilang untuk tidak berbuat ulah ?!" Ucap pak Haru sedikit berteriak.
"Udah sering. Bahkan setiap hari." Jawab Krisman merasa tak bersalah.
"Lagian kan, pak, kita cuma ngintip doang, nggak lebih." Lanjut Nuel.
Gue tertawa dalam hati melihat kelakuan sahabat gue yang terus-terusan melontarkan jawaban gila mereka, tentunya hal itu membuat pak Haru yang gue dan sahabat lainnya 'sayangi' marah.
"Kamu bilang ngintip doang ?!" Bentak pak Haru yang sedikit menekan kata terakhir.
"Ia, pak, maaf." Ucap Neter minta maaf.
Pak haru memijat kepalanya yang mungkin sakit karena menghadapi bocah-bocah nakal seperti kami.
"Sekarang kalian boleh keluar, dan jangan lupa menjalankan hukuman kalian." Usir pak Haru.
****
Gue dengan anak-anak yang tadi di panggil ke ruang BK kini berjalan menuju lapangan upacara untuk menjalankan hukuman yang tidak terlalu sulit bagi gue dan yang lainnya. 'Hanya' keliling lapangan upacara yang super duper luas selama 25 kali, lalu berdiri dibawakan terik matahari sampai istirahat tiba.
"Untung hukumannya gini doang, kalau disuruh bersihin toilet kan parah." Ucap Nuel yang kini mulai berlari mengikuti gue.
"Bener lo. Apalagi toilet cowok, kan bau banget." Tambah Krisman yang menambah kecepatannya agar hukuman pertamanya cepat selesai.
"Itu kan toilet cowok, kau disuruh bersih in toilet cewek kalian mau nggak." Tanya gue yang menampilkan seringai mesum.
"YA MAULAH !" Jawab yang lain serempak.
Sedetik kemudian keheningan melanda, semua saling tatap-menatap termasuk gue, dan - "HAHAHAHA." Tawa gue dan yang lainnya meledak. Gue gak habis pikir kok gue mau temanan bahkan sahabatan sama orang modelan kayak mereka. Tapi tidak bisa di pungkiri, gue sangat bahagia bisa hidup didampingi orang-orang seperti mereka.
Raka POV end
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!