Only Love Matter
Pertemuan Menyebalkan
Seorang gadis menatap ke luar jendela. Hujan masih deras dan berkali dia mengintip benda yang melingkar di pergelangan tangan.
Sherry Verda
Sudah jam empat😪 hujannya masih deres banget.
Satu pesan masuk, disusul pesan lain yang membuat ponselnya ramai bersahutan dengan rinai di luar gedung kantornya.
Grup sudah ramai menanyakan kapan dia akan tiba di kafe langganan. Kedua sahabatnya tak sabar menunggu.
Sohib 1
Kokinya cakep, Sher! Buruan dateng!
Sohib 2
Jangan dibilangin. Entar dia embat. Sekali-kali kasih gue, kek. Sherry selalu diincar banyak cowok.
Berbagai emot menjadi bentuk respon mereka berdua. Sementara Sherry yang membaca hanya bisa mendesah.
Sherry Verda
Andai gue sosialita kayak lu berdua. Gue gak bakal jadi budak korporat kayak gini.😪
Sherry Verda
Udah jam lima, masih juga kudu kelarin kerjaan.
Sherry Verda
Giliran kelar, ujan deres.
Sohib 1
Sabarrr ... Makanya jangan tolak cowok tajir yang nembak lo. Kan lumayan kalau sama cowok tajir, lo bisa jadi sosialita. Mamah muda banyak duit.
Sherry Verda
Masih juga komen yang sama.
Sherry Verda
Lo pada sahabat kek ta* emang😂
Sherry Verda
Udah dulu. Gue nge-bis. See ya!🙋🏻♀️
Sherry sudah memegang pegangan bis dan hendak naik. Namun, sebuah tangan kokoh memegang handle yang sama.
Sherry Verda
Maaf, saya pegang duluan.
Nico Kim
[melirik sekilas]
Sherry Verda
Emang menurut kamu saya mau ngapain? Permisi.
Lelaki itu membiarkan Sherry naik lebih dulu. Dia kemudian menyusul.
Sherry menemukan satu tempat duduk kosong, tetapi ketika dia hendak duduk, seseorang menempatinya lebih dulu.
Sherry Verda
It should be lady's first.😒
Nico Kim
Oh, ya? Kenapa harus gitu?
Nico Kim
Satu, saya gak kenal kamu.
Nico Kim
Dua, kamu sehat sentausa.
Nico Kim
Tiga, kamu bukan ibu hamil atau lansia.
Nico Kim
Jadi, saya gak punya kewajiban untuk memberi kursi.
Nico Kim
Siapa cepat, dia dapat.
Sherry Verda
Laki macam apa itu?🤨
[menggerutu pelan]
Sherry dengan terpaksa berpegangan pada handle dan berdiri dengan sepatu hak tinggi.
Sherry Verda
Besok-besok gue gak bakal pake stiletto lagi.🤨
Sherry Verda
Karena sial gak ada di kalender. [menggerutu lagi]
Sherry Verda
Stiletto bikin apes makin apes.🤨
Sherry Verda
Dan cowok itu salah satu keapesan gue.
Nico Kim
Saya denger, lho, kamu ngomong apa.
Nico Kim
Saya doakan kita ketemu lagi.
Nico Kim
Besok dan seterusnya.
Lelaki itu bangkit, bersamaan dengan bus yang mengerem mendadak.
Sherry yang berusaha menyeimbangkan diri sejak tadi, limbung.
Beruntung, tubuh tegap itu menopang sehingga dia tidak tersuruk di lantai bus.
Sherry Verda
Eh, ehm ... 😣 [canggung]
Laki-laki yang sejak tadi duduk, seketika dan tanpa diduga, tangannya sudah melingkar di pinggang Sherry.
Sherry Verda
Sorry, lepasin tangan kamu.[menepis lengan laki-laki itu]
Nico Kim
Gak bilang makasih?
Nico Kim
Kalau bukan karena saya, kamu sudah nyungsep di situ.
Sherry bergegas turun di pemberhentian selanjutnya.
Enggan menoleh lagi meski aroma tubuh laki-laki menyebalkan itu masih tertinggal di rongga hidungnya.
Sherry Verda
Menyebalkan!🤨
Sherry masuk ke sebuah ruangan dengan tata ruang minimalis, tetapi eye catching dan instagramable.
Beberapa gadis menyapa dan selanjutnya keriuhan memenuhi ruangan VIP yang dipesan oleh salah satu dari mereka.
Obrolan berlanjut hingga ketiganya hanyut dan lupa waktu.
Sherry Verda
Eh, gue harus pulang, nih.[melirik jam tangan]
Sherry Verda
Besok kerja lagi.
Sohib 2
Gak jadi pesen spageti buat adek lo?
Sherry Verda
Oh, iya. Lupa.
Sherry Verda
Bentar, deh. Gue ke sana dulu. [bangkit menuju ke meja pemesanan take away]
Sherry membunyikan bel di meja.
Seseorang keluar dan langsung berdiri di depannya.
Nico Kim
Mau pesan untuk take away?
Sherry Verda
Iya, Mas. [sibuk dengan ponsel]
Sherry Verda
Tolong bungkus spageti satu porsi sama kentang dua porsi. [mendongak hendak menyerahkan uang]
Nico Kim
Belum satu hari, tapi doa saya terkabul, ya?
Nico Kim
Saya akan siapkan pesanan kamu.
Sherry Verda
[masih melongo tapi hati dongkol]
Tak berapa lama, lelaki itu kembali ke meja pemesanan dan memberi isyarat Sherry untuk menuju ke kasir.
Nico Kim
Ini struknya. Kamu gak usah bayar.
Nico Kim
Anggap aja ini tanda perkenalan dari saya.
Sherry Verda
Gak perlu. Aku punya uang, kok.🤨
Nico Kim
Kata kakek saya, gak baik nolak rejeki.
Nico Kim
[menyodorkan paper bag]
Nico Kim
Sampai ketemu lagi, Sherry.☺️
The Boy Next Door
Sohib 2
Sher! Lo kemarin ngobrol sama mas-mas ganteng siapa?
Sohib 1
Eh, iya bener. Gue juga penasaran tuh orang siapa.
Sherry Verda
Lah, bukannya kalian yang bilang kalo chef-nya ganteng?
Sherry Verda
Bukan dia, ya, orangnya?
Sherry Verda
Soalnya pas gue pesen, dia yang siapin.
Sherry Verda
Mana gue dikasih gretongan.
Sherry Verda
Tengsin, tapi dia maksa.
Sohib 1
Tuh, kan ... iri gue sama lo. Kayak ke mana-mana tuh pesona lo ngikut.
Sherry Verda
Gak ada pesona-pesonaan.
Sherry Verda
Itu cuma kebetulan aja.
Sherry Verda
Gue ketemu dia di bis.
Sherry Verda
Mana ngeselin lagi orangnya.
Sohib 2
Serius? Ngeselin gimana? Kemarin kita liat lo antusias ngobrol sama dia.
Sherry Verda
Gue tolak pas dia kasih free pesenan gue.
Sherry Verda
Gue ada duit, kok.
Sherry Verda
Rugi, donk, jadi budak korporat kalo gak bisa jajan.😌
Sohib 2
Gue gak mau tahu sih masalah dia kasih free. Gue pengen tahu gimana cerita lo ketemu dia di bis.
Sherry Verda
Pokoknya ngeselin.
Sherry Verda
Dia gak mau kasih gue bangku
Sherry Verda
Udah dulu, ya.
Sherry Verda
Ada perlu bentar.
Sherry hendak keluar dari rumah untuk membuang sampah yag menggunung.
Dia sengaja mengatakan pada dua sahabatnya bahwa dirinya ada perlu, karena jika tidak, percakapan akan terus berlanjut.
Padahal pekerjaan rumah sudah menanti setiap akhir pekan.
Nico Kim
Iya, Ma. Aku baik-baik aja di sini.
Nico Kim
Mama gak usah khawatir.
Sherry Verda
Gue gak salah liat?
Nico Kim
Oke, Ma ... aku bakal pulang kalau sempat.
Nico Kim
Kafe butuh diurus.
Sherry Verda
🤨 Emang dasar penguntit.
Sherry Verda
Ngapain dia ngikutin gue sampe ke sini, coba?
Nico Kim
[mematikan telepon]
Nico Kim
[menoleh ke arah rumah Sherry]
Nico Kim
Hai, Sherry.🙋🏻♂️
Nico Kim
Akhirnya kamu keluar rumah juga.
Sherry Verda
Kamu ngapain di sini?🤨
Sherry Verda
Nguntit aku?🤨
Nico Kim
Memang apa benefitnya saya nguntit kamu?
Sherry Verda
Terus kenapa kamu bisa ada di sini?
Nico Kim
😁 Harus dikasih tahu, ya?
Sherry Verda
🙄 Sok asik banget
Nico Kim
Ya, udah. Saya kasih tahu.
Nico Kim
[menunjuk ke sebuah rumah di belakangnya]
Nico Kim
Mampir, yuk, kapan-kapan.
Nico Kim
Saya tinggal sendiri, kok.
Sherry Verda
M-maksud kamu—?
Nico Kim
Iya. Kita tetanggaan😁
Nico Kim
Doa saya terkabul.
Sherry Verda
Kalian pada ke mana, sih?
Sohib 2
Gue lagi dengerin musik. Kenape?
Sherry Verda
Guys, cowok di kafe yang kalian bilang ganteng itu...
Sohib 2
Kenapa dia? Nyamperin lo?
Sherry Verda
Anjim! Bukan, lah! Amit-amit!🙄
Sherry Verda
Ngeres banget sih otak lo
Sherry Verda
Kalian pasti gak percaya.
Sherry Verda
Dia tetanggaan sama gue😭
Sohib 1
Waah ... Lo beruntung banget, Sher🥹
Sherry bergegas membuka pintu dan menemukan seseorang tengah berdiri di hadapannya.
Nico Kim
[menyodorkan sebuah kotak]
Nico Kim
Aku buatin kamu kue.☺️
Demo
Sohib 1
Gimana tadi kedatangan tetangga baru, Sher?
Sohib 2
Iya, nih ... gak mau berbagi sama kita, kayaknya,😆
Sherry Verda
Dia baru aja pulang.
Sohib 1
Terus? Kalian ngebahas apa?
Sohib 2
Jangan bilang bahas masalah masakan di kafe. Basi banget.
Sherry Verda
Itu salah satunya, sih.
Sohib 2
Yah ... kirain apaan. Gak asik banget.
Sherry Verda
Gue masih syok.
Sherry Verda
Kok bisa, sih dia di sini?
Sherry Verda
Dia juga tahu nama gue.
Sherry Verda
Kayak tetangga yang udah lama gitu.
Sohib 1
Padahal kan lamaan elo deh kayaknya.
Sherry Verda
Entah. Gue juga bingung.
Sherry Verda
Eh bentar, dia chat.
Sohib 2
Ciyeee ... udah selangkah lebih maju. Punya nomernya.
Sherry Verda
Dia maksa minta nomer.🙄
Sherry Verda
Udah gue tolak, tapi katanya: kalo gak dikasih, saya gak mau pulang.
Sherry Verda
Jijay banget🙄
Sohib 1
Sher ... please, deh. Itu romantis namanya.
Sohib 1
Lupain mantan brengsek lo. Buka lembaran baru. Udah dua tahun, lho. Mau sampe kapan?
Sherry Verda
Bentar, gue baca chat dia.
Nico Kim
Hey ... ini Nico, tetangga kamu.
Udah tidur?
Nico Kim
Tanya aja. Gak boleh, ya?
Sherry Verda
Gak ada yang penting, kan?
Nico Kim
Gak tahu kalau menurut kamu, menurut saya sih penting.
Nico Kim
Peduli sama tetangga kan hal yang baik.
Nico Kim
Sudah dicobain kuenya?☺️
Sherry Verda
[teringat kue dari Nico]
Sherry Verda
[membuka kotak dan memeriksa]
"Don't like me? Fine ... But I know that girls always love cakes."
Nico Kim
Ya, udah. Have a nice dream ...
Sohib 1
Wah ... dia bikin sendiri?
Sohib 2
Jangan sampe lepas!
Sohib 1
Iya, jangan sampe lepas.
Sohib 2
Kalo lo gak mau, gue akan menggantikan dengan suka rela.
Sherry Verda
Berebut dah lu pada.🙄
Sherry Verda
Belum tentu juga dia naksir gue.
Sherry Verda
Mau simpen di kulkas dulu
Sohib 2
Eh, bentar, bentar ...
Sherry Verda
Ngapain, sih, ada dia?
Nico Kim
Hari ini saya bawa kendaraan.
Sherry Verda
Nope, thanks.
Sherry Verda
[mempercepat langkah]
Nico Kim
[bergegas mengendarai motor mengikuti Sherry di belakang]
Sherry Verda
Ngapain kamu ngikutin aku?
Nico Kim
Saya gak ngikutin.
Sherry Verda
Kalo gitu buruan jalan.
Nico Kim
Beneran kamu gak mau bareng?
Nico Kim
Hari ini ada demo. Jadi bis gak beroperasi.
Sherry Verda
Yaudah aku naik taksi.
Nico Kim
Kan demo angkutan umum.
Nico Kim
Taksi juga gak nerima orderan. Online atau offline.
Sherry Verda
[berbalik] aku gak percaya.
Sherry Verda
Dalam rangka apa demonya?
Nico Kim
Kan kenaikan BBM.
Sherry Verda
[berbalik dan melanjutkan perjalanan]
Nico Kim
Yaudah kalau kamu gak mau bareng.
Sherry Verda
Fiuh ... akhirnya bebas juga.
Sherry Verda
[melanjutkan perjalanan]
Dan ternyata, apa yang Nico katakan mengenai demo angkutan jalan, memang benar terjadi.
Tak ada satu pun kendaraan umum, yang artinya, Sherry harus menunggu lama hingga demo selesai, atau ke kantor dengan berjalan kaki.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
