NovelToon NovelToon

MY SWEET HACKER

1. lari sejauh mungkin

Bangunan tua yang dulunya terawat sekarang sudah seperti rumah hantu, tidak ada lagi perawatan dan perbaikan yang dilakukan setelah kehancuran keluarga Rande

Malam yang gelap di sertai dengan hujan deras dan gemuruh hebat, membuat suasana bangunan itu semakin menyeramkan, tapi tidak bagi Elise yang berencana untuk melarikan diri pada malam itu juga

"Apa yang kau lakukan?" Teman sekamar Elise terbangun karena suara berisik dan silau senter milik Elise

Elise terdiam dan melihat ke arah temannya yang terbangun

"Ti-tidak ada, aku hanya mencari kalung giokku" Elise mencoba menjawab dengan tenang

"Matikan lampunya setelah kau menemukannya, kau sangat menganggu" Orang itu kembali tidur

"Baik, maaf ya" Elise mengecilkan suaranya dan bergerak dengan cepat

Setelah dia menemukan Chip dan flash disk yang di sembunyikannya, dia memasukkannya ke dalam alas sepatunya lalu menunggu beberapa saat sampai teman sekamarnya benar-benar tidur

"Sudah waktunya!" Elise melompat keluar dari jendela kamar mereka

Hujan yang begitu deras membuat hanya suara hujan yang terdengar, Elise melompat dari lantai dua bangunan tua itu lalu lari dengan cepat untuk menjauh

Tidak ada yang menyadari kalau Elise melarikan diri malam itu, sampai dia diadukan oleh pelayan yang masih bekerja didapu dan melihatnya lari ke belakang bangunan

Hujan yang deras dan kilat yang menyala menemani pelarian anak perempuan ini, pohon dan semak yang cukup rimbun karena tidak terawat membantunya bersembunyi saat penjaga datang

Elise pergi di tengah hujan dengan membawa flash disk,  dan chip kecil di dalam sepatunya yang mulai basah terkena genangan air

"Aku pasti bisa!" Elise memanjat tembok besar di depannya dengan susah payah

Akar akar yang licin membuatnya hampir terjatuh beberapa kali.

"Periksa di sebelah sana! " Suara banyak orang menbuat Elise mempercepat gerakannya untuk melompati tembok pembatas yang besar itu

PAT! BRUK

Elise terjatuh di sebrang tembok,  dia berhasil keluar dari tempat mengerikan itu

"DIA MEMANJAT INI,  DIA BERHASIL KELUAR CEPAT TEMUKAN DIA! "

Langkah kaki yang ramai membuat jantung Elise berdegub kencang dan mempercepat gerakannya untuk memanjat tembok itu

Alice yang terjatuh di atas aspal kasar dan berlumpur itu mencoba untuk berdiri, kepalanya berdarah dan terasa pusing, seluruh tubuhnya terluka dan terasa sakit

"Aku harus lari,  ayolah... " Elise mengangkat kakinya yang terasa sakit agar mau bergerak

Hujan yang semakin deras menganggu pandangan Elise yang ingin melarikan diri,  dia berdiri dan jalan dengan kaki yang pincang menembhs derasnya hujan malam itu

Tidak ada kendaraan yang lewat disana,  jalanan yang cukup berbahaya jika di lintasi saat hujan tidak membuat Elise berhenti disana

Elise bisa melihta banyak cahaya senter yang mencarinya belakangnya

"Ku Mohon siapa saja selamatkan aku... " Elise melihat kesekelilingnya berharap ada yang bisa membantunya untuk sembunyi

Melihat ada kendaraan yang mendekat  Elise memaksakan kakinya untuk berlari menghentikan kendaraan itu

Elise berdiri dengan penuh luka di tengah jalan, air matanya ikut menetes di tengah derasnya huja "Kumohon bantu aku.. "

CIIIIIIIT!

Suara rem mobil yang keras tertutupi oleh suara hujan dan guntur kilat, cahaya mobil yang silau membuat Elise tidak bisa membuka matanya untuk melihat mobil itu

Darah yang mengalir deras membuat kesadarannya menurun dan jatuh di depan mobil itu

"Tuan?"

"Bawa dia masuk dan pergi dari sini secepatnya"

Elise dibawa masuk kedalam mobil dengan bergulung selimut tebal dan alas agar tidak membasahi tempat duduk mobil itu

"Terimakasih... "Bisikan pelan dari Elise terdengar ke telinga pria yang duduk di sebelanya

Pria itu melihat Elise dari atas sampai bawa dan tersenyum samar saat mendengar ucapan terimakasih dari bibir yang berdarah

"Apa kita keruma sakit Tuan? "

"Tidak,  bawa dia ke mansion, panggil Erik untuk merawatnya"

"Baik Tuan"

Elise berhasil keluar dari tempat mengerikan itu dengan bantuan pria baik hati yang mau membantunya

Erik melihat Ethan dengan tatapan curiganya,  matanya yang tajam menambah kesan sinis darinya..

Ethan yang merasa risi dengan pandangan itu langsung mematikan puntung rokoknya dan berdiri dari kursinya

"Apa matamu mau di cabut?  Jangan lihat aku begitu, liat dia saja"

"Hei jelaskan dulu asal perempuan ini"

"Tanya langsung padanya kalau dia sudah sadar"  Ethan keluar dari ruangan itu meninggalkan Erik dan Elise yang di rawat di tempat tidur

Sean pergi menuju ruang kerja pribadinya dia meminta kepala pelayan untuk memanggil asistennya

" Panggil Toni keruangan ku sekarang"

Tuan Ryan atau biasa dipanggil Pak An langsung menghubungi Toni untuk menemui tuannya

Pak An sudah bekerja cukup lama dengan Ethan,  sejak Ethan masih bayi Pak An yang merawat dan memperhatikannya samapai saat ini

Walaupun Ethan di usir dari keluarganya sendiri dia tetap tidak meninggalkan Tuannya sendirian, Pak An yang menjadi sakasi hidup Ethan sampai dia berada di titik kesuksesannya saat ini

-------------

2. Dokter kembar

Tuan Ryan atau biasa dipanggil Pak An langsung menghubungi Toni untuk menemui tuannya

Pak An sudah bekerja cukup lama dengan Ethan,  sejak Ethan masih bayi Pak An yang merawat dan memperhatikannya samapai saat ini

Walaupun Ethan di usir dari keluarganya sendiri dia tetap tidak meninggalkan Tuannya sendirian, Pak An yang menjadi sakasi hidup Ethan sampai dia berada di titik kesuksesannya saat ini

-------------

Ethan menuangkan minuman berwarna merah pekat dari botol ke gelas cantik miliknya

"Periksa asal-usul wanita itu, cari tahu apa yang terjadi padanya sampai dia pergi di tengah hujan deras"

"Baik Tuan"  Toni menunduk dan mundur perlahan

"Satu lagi Toni, awasi setiap tingkah lakunya selama dia ada disini, periksa semua barang yang di bawanya"

"Baik Tuan, tapi Nona itu tidak membawa apapun selain yang di pakai di tubuhnya, hanya ada beberapa lembar uang di saku jaketnya yang basah, selainnya tidak ada Tuan"

"Pergilah sekarang" Toni pergi meninggalkan ruangan itu sengan segera

"Pak An awasi wanita itu dan berikan dia pakaian, makanan dan kebutuhannya yang lain, kita harus menyambut tamu dengan baik"  Ethan meminum minumannya sedikit demi sedikit

Pak An langsung keluar dari ruangan itu untuk melakukan tugasnya, sedikit binggung kenapa Ethan menyuruhnya berlaku baik pada tamu itu tapi dia tidak cukup berani untuk bertanya

Ethan melihat ke luar jendela malam yang masih di huni oleh derasnya hujan

"Siapa wanita itu? kenapa bisa dia ada di dekat bangunan itu?"  Ethan menambahkan minumannya

Erik yang merawat Elise terlihat binggung karena melihat banyaknya bekas luka di tubuh perempuan itu, jika dia terjatuh dari tembok besar itu bukan berarti dia memiliki lebam di seluruh tubuhnya

"Maaf Nona tapi aku harus mengerjakan pekerjaanku dengan baik"  Erik menarik sedikit baju Elise ke atas, sehingga bagian perutnya terlihat

"Tuan Erik apa yang anda lakukan!?" Pak An datang dengan beberapa pelayan perempuan untuk mengganti pakaian Elise yang basah

"Pa-pak An! Ini bukan seperti kau kalian pikirkan, aku bukan dokter mesum! Aku hanya memeriksa luka di tubuhnya yang menurutku tidak masuk akal"

Erik langsung menjauh dari Elise dan mendekat ke arah Pak An dan pelayan lainnya untuk memberi penjelasan dan membela diri

"Biarkan dia berganti pakaian dulu Tuan Erik, mari kita tunggu diluar"  Pak An memnbawa Erik keluar dari ruangan itu dan meninggalkan pelayan perempuan

"Pak An kau percaya denganku kan? Aku ga mungkin berfikiran mesum ke pasien ku sendiri, apalagi aku tidak tahu identitasnya"

Pak An hanya diam saja melihat Erik yang panik, tapi pandangan matanya menjelaskan segalanya kalau dia tidak percaya dengan ucapan Erik

"Kami sudah selesai Pak An, permisi" Para pelayan perempuan itu keluar dari kamar dan kembali turun untuk bekerja

"Tunggu sebentar, kalian mengganti pakaiannya kan?"  Erik menahan para pelayan itu

"Iya Tuan" Pelayan itu menjawab dengan kepala menunduk

"Kalau begitu kalian juga lihat ada banyak luka lebam di tubuhnya, iya kan?"  Erik bertanya dengan cepat

"Iya Tuan, ada beberpa yang menghitam, kami permisi" Para pelayan itu segera pergi meninggalkan Pak An dan Erik disana

"Lihat Pak An, aku tidak berbohong, sebaiknya ikut aku memeriksa di dalam lalu laporkan ke Ethan nanti"  Erik langsung menarik Pak An yang belum menyetujui permintaannya

Erik dan Pak An sedikit terkejut melihat Elise yang terlihat berbeda setelah di bersihkan, wajahnya yang penuh dengan tanah dan lumpur terlihat bersinar sekarang

"Astaga apa yang kupikirkan.." Erik menggelengkan kepalanya dan mendekat ke arah Elise

Pak An juga ikut mendekat dan melihat apa yang dilakukan Erik, Erik menggulung lengan baju panjang itu begitu juga dengan celananya

"Lihat Pak, ini luka pukulan yang sudah lama tapi tidak di obati, makanya berubah menjadi hitam"  Erik menunjukkan lengan Alice yang menghitam

"Dan ini luka yang baru, sepertinya dia benar-benar memanjat lalu jatuh dari ketinggin, karena lengan dan wajahnya juga memiliki luka gores yang sama"

"Tuan Erik, apa aku bisa menebak apa yang menyebabkan semua luka ini?"  Pak An melihat memar di tubuh Elise dengan dalam

"Kurang lebih bisa Pak An, aku pernah bekerja di forensik dan kau tahu itu kan"

"Kalau begitu saya akan mencatatnya"

"Oke mari kita mulai"  Erik memakai sarung tangan medisnya lalu mulai memberikan pengobatan pada Elise

Infus yang di tusukkan pada tanggannya tidak membuatnya terbangun, dan itu membuat pekerjaan Erik lebih mudah

Erik mengobati luka yang ada di bagian kaki Elise dan Pak An mencatat perkiraan waktu kapan terjadinya luka Alice itu, baik itu luka baru atau Lama Erik mengobati semuanya

"Pak An apa kau bisa menghubungi Erika? Kita butuh bantuannya untuk memeriksa lebih jauh lagi"

"Akan ku hubungi Tuan" Pak An langsung mnegeluarkan ponselnya dan menghubungi Erika saudara kembar Erik untuk datang kemansion mereka dengan cepat

Selagi menunggu Erika datang, Erik memantai kondisi kesadaran Elise dan mencoba refleknya

"Erika disini, apa yang perlu di bantu?!"  Erika datang dengan senyuman cerah di wajahnya

"Selamat datang Nona Erika"  Pak An menyambut kedatangan Erika

"Jangan banyak bicara, cepat kesini dan bantu aku, kau harus memeriksa luka yang ada dibagian tubuh atasnya dan katakan sudah berapa lama luka itu ada disana"  Erik menjelaskan apa yang harus di lakukan Erika

"Baiklah aku paham, lebih baik kalian berbalik dan jangan coba-coba mengintip oke?" Erika membalik tubuh saudara kembarnya dan Pak An dengan cepat

"Lakukan dengan benar"  Erik memperingati  saudara kembarnya itu

Erika membuka baju bagian atas Elise dan melihat ada bekas goresan benda tajam di bagian kiri perutnya, melihat itu dia langsung saja memberi tahukannya. Dia melepas kalung yang di pakai Elise

Karena hanya ada satu luka di bagian depan, Erika membalik Tubuh Elise dengan cepat karena tubuhnya terasa ringan

"ASTAGA!" Erika menutup mulutnya karena kaget, matanya membesar melihat banyak bekas luka di tubuh Alice

"Ada apa Nona?" Pak An merasa khawatir

"Lihatlah sendiri aku sudah membaliknya, kalian pasti juga akan terkejut"  Erika memutar tubuh Pak An dan Erik agar melihat ke arah pungung Elise

Pak An terdiam melihat banyak luka itu,bukan hanya lebam yang menghitam, tapi banyak luka goresan bahkan ada bekas goresan tembakan yang meleset

"Yaampun! Pak An dari mana Ethan menemukan wanita ini?! Dia pasti bukan orang sembarangan Pak An, cepat panggi Ethan kemari!" Erik berbicara dengan terburu-buru karena merasa Elise bukan orang biasa

Pak An dengan cepat keruangan Ethan untuk mencarinya, dia mengetuk pintu dengan terburu-buru

"Masuk!" Ethan berbicara dari dalam

"Maaf  Tuan karena saya sudah lancang menganggu anda, tapi anda harus segera pergi menemui Tuan Erik dan Nona Erika"  Pak An menunduk hormat di depan Sean dan berbicara dengan sopan

"Ada apa Pak An? kenapa Erika datang kesini?"  Ethan melihat Pak An dengan binggung

"Sebaiknya anda ikut dengan saya Tuan"

"Baiklah"

Ethan pergi mengikuti Pak An, dia membuka kancing kerah kemejanya dan menggulung lengan bajunya ke atas

"Ethan katakan kebenarannya sekarang, dari mana kau menemukan wanita ini?!" Erik bertanya dengan tegas

"Ada apa dengan mu Erik, sudah ku katakan tanyakan langsung padanya kalau dia sudah sadar nanti"  Ethan melihat Erik dengan kesal

"Hei jangan berisik, lebih baik langsung lihat kesini Ethan"  Erika menghentikan pertengakaran dua pria yang berbeda satu tahun itu

Ethan terdiam seketika karena terkejut dengan luka di tubuh Elise yang terlihat kecil itu, dia terdiam lalu tersadar kalau banyak orang yang melihatnya diruangan itu

"Apa kalian bisa menebak dari mana saja datangnya luka itu?"  Ethan berbicara dengan dingin dan matanya masih menatap punggung kecil itu

" Ya kami sudah menuliskannya di kertas ini, dan sepertinya dia akan sulit untuk bangun" Erika menjawab dengan perasaan ngeri

"Menurutku dia akan bangun setelah beberapa hari, jadi kami akan tinggal disini untuk memantaunya" Erik memberikan cacatan itu pada Ethan

"Baiklah terserah pada kalian, segera lakukan tugas kalian dengan baik"  Ethan mengambil kertas catatan itu lalu dia pergi kekamarnya

Pak An tetap berada disana untuk menunggu Erik dan Erika selesai lalu mengantar mereka ke kamarnya, karena Erika adalah wanita jadi dia tinggal di kamar yang di tempati Elise

Ruangan yang cukup besar membuat Erika tidak masalah dengan itu, dia juga jadi bisa memantau keadaan Elise 24 jam

Ethan membersihkan dirinya dan mengambil catatan kecil itu, dia membacanya berulang kali di atas tempat tidur, dia merasa ngeri setiap mengingat punggung Alice yang penuh dengan bekas luka

"Bagaimana bisa tubuh kecil itu mendapatkan banyak luka seperti ini? Apa dia budak?"  Sean memutar bola matanya untuk berfikir

"Tidak, kalau dia budak seharusnya tidak bisa keluar, apalagi memiliki pakaian bermerek. Jadi siapa kau sebenarnya? Kenapa aku  merasa tertarik dengan identitas mu?"

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tapi hujan deras itu terlihat tidak akan berhenti sampai matahari datang nanti, Ethan tertidur dengan catatan yang masih ada di tangannya

--------------------

3.kalung giok

"Bagaimana bisa tubuh kecil itu mendapatkan banyak luka seperti ini? Apa dia budak?"  Sean memutar bola matanya untuk berfikir

"Tidak, kalau dia budak seharusnya tidak bisa keluar, apalagi memiliki pakaian bermerek. Jadi siapa kau sebenarnya? Kenapa aku  merasa tertarik dengan identitas mu?"

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tapi hujan deras itu terlihat tidak akan berhenti sampai matahari datang nanti, Ethan tertidur dengan catatan yang masih ada di tangannya

--------------------

Ethan terbangun setelah mendengar gemuruh hebat dari langit, dia melihat jam yang ada dikamarnya dan ini baru jam 8 pagi

"Ini belum musim hujan tapi kenapa bisa hujan?"  Ethan melihat keluar jendela yang ternyata masih hujan deras

"Selamat pagi Tuan ini kopi dan koran pagi anda" Pak An masuk kedalam ruangan Ethan dengan troli kecil

"Terimakasi Pak An, bagaimana situasi mereka?" Sean berjalan ke arah meja diama Pak An menaruh kopi paginya

"Tuan Erik dan Nona Erika  mencoba membangunkan Nona itu Tuan, apa harus saya hentikan?"

"Tidak perlu Pak, biarkan saja" Ethan membuka koran paginya

Pak An menarik trolinya dengan perlahan keluar ruangan dan menghilang di balik pintu

Tidak ada berita apapun mengenai orang hilang, itu artinya dia tidak memiliki keluarga atau karena ini belum sehari dia kabur?"  Ethan membolak-balikkan koran hariannya itu

Jaman semakin canggih dan banyak orang yang sudah tidak membaca koran tapi Erik tetap membaca koran setiap paginya dan menggunakan ponselnya saat ingin memulai aktifitasnya di luar kamar

TOK TOK TOK

Pak An mengetok pintu dari luar, Ethan langsung tahu kalau itu adalah Pak An karena hanya Pak An yang bisa mendekat dan masuk kedalam kamarnya, kecuali pelayan yang membersihkan kamarnya bersama Pak An

"Ada apa Pak An?"  Sean berbicara dari balik pintu

"Tuan Toni menunggu anda di ruang kerja Tuan"

"Baiklah berikan dia Kopi"  Sean melipat korannya dan pergi kekamar mandi

"Baik Tuan"  Pak An pergi dari depan pintu kamar Ethan

Ethan pergi keruanga kerjanya hanya dengan menggunakan celana pendek dan kaos rumahan yang tidak murahan

"Selamat pagi Tuan" Toni berdiri memberi salam pada Ethan yang baru masuk ke dalam ruang kerjanya

"Apa yang kau dapat Toni?"  Ethan duduk di depan asistennya itu

"Melihat dari lokasi kita menemukan Nona itu, seharusnya dia berasal dari bangunan tua disana"

"Maksudmu bangunan tua bersejarah yang tidak di jual itu?"

"Iya Tuan, Sepertinya Nona itu mencuri sesuatu dan melarikan diri, banyak orang yang sedang mencari sesuatu di sekitar sana sekarang"

"Bagaimana dengan informasi pribadinya?"

"Tidak ada Tuan"

"Apa?" Ethan mengertukan dahinya tidak suka

"Tidak ada informasi mengenai identitas lengkapnya, Saya tidak bisa menemukan apapun" Toni menunduk dalam, karena tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik

Ethan menyisir rambutnya kebelakang dan melihat Toni dengan kesal

"Antoni...Apa kemampuan mu berkurang sekarang?"

"Maaf  Tuan tapi tidak ada informasi umum sedikitpun mengenai Nona itu" Toni tidak berani melihat ke arah Ethan

"Pergilah, aku akan mencarinya sendiri" Ethan tidak melihat Toni sama sekali

Toni keluar dari ruangan itu dengan cepat, karena tidak mau terkena amukan Tuannya itu, Ethan dengan cepat menggerakkan jarinya di atas keybord komputer pribadi miliknya

" Tidak mungkin dia tidak memiliki informasi apapun, Apa dia anak haram dari keluarga kaya?" Ethan memikirkan kemungkinan identitas Elise

Dari tempat duduknya Ethan bisa mendengar keributan dan langkah kaki yang keras mulai mendekat ke ruangannya, dan dia sudah menebak siapa yang akan datang dan benar saja, Ethan yang sibuk dengan komputernya langsung di ganggu oleh kehadiran dokter kembar itu.

Pintu terbuka lebar tanpa di ketuk dulu dan Erik orang pertama yang muncul lalu di dikuti Erika dengan setengah berlari

"Ethan kau harus lihat ini!" Erik masuk duluan

"Kau harus kembali kesekolah Etika Erik" Ethan melihat Erik dengan malas

"Kau benar, cepat kirim dia kesekolah Etika lagi, dia selalu cabut saat kelas etika"  Erika menyetujui perkataan Ethan

"Hei ayolah ini informasi besar, siapa yang butuh kelas membosankan itu" Erik mengibas-ngibaskan tangannya di udara karena merasa panas

"Jadi apa yang harus kulihat?"  Ethan melihat kedua saudara kembar itu secara bergantian

"Ini kau harus lihat foto ini"  Erik meletakkan foto kecil itu di depan Ethan

"Itu ada di dalam mulutnya, dan kami menemukannya saat ingin memberinya makan"  Erika menjelaskan kronologinya

"Kalian kenal dengan orang dalam foto ini?" Ethan mengangkat foto anak kecil itu sejajar dengan matanya

"Mungkin itu foto masa kecilnya" Erik mengangkat bahunya

"Atau mungkin itu adiknya" Erika ikut menangggapi perkataan Erik

"Kalau sesederhana itu kenapa dia menyimpan ini di dalam mulutnya? Bukan di saku atau di dalam kalungnya?"

"Oh iya bicara tentang kalung, ku juga menemukan ini, sepertinya ini barang berharga karena talinya tidak bisa di lepas, jadi aku keluarkan lewat kepalanya" Erika mengeluarkan kalung dari saku jasnya dan memberikannya pada Ethan

"Kenapa aku tidak tahu ada kalung?" Erik melihat Erika dengan sinis

"Karena kau dan Pak An tidak bisa melihatnya" Erika menjawab dengan santai

"Kalung apa ini? seleranya sangat buruk dan kotor"  Ethan melihat bentuk liontin kalung yang berlumpur  itu

"Hei kau tidak paham,  itu batu giok murni aku sudah memeriksanya dan kurasa dia orang Asia"  Erika merebut kembali kalung itu dari tangan Sean

"Dari mana kau tahu itu giok murni atau tidak? Itu terlihat berantakan"  Ethan melihat Erika dengan binggung

Erika mengambil lap dari kantongnya dan membersihkan kalung itu dengan perlahan

"Jangan menilai sesuatu dari penampilannya, kalian harus melihatnya dengan teliti, lihat ini"  Erika menunjukkan tali dan liontin kalung yang sudah bersih

" Ini benang atau tali?"  Erik melihat dengan binggung

"Ini benang emas yang dianyam, aku tahu karena aku membacanya dibuku, kalian juga harus lihat ukiran batu giok yang rumit ini, itu artinya dia bukan orang biasa" Erika berbicara dengan yakin

Ethan mengambil foto kalung dan foto anak kecil itu menggunakan ponselnya, mungkin dia bisa mendapat informasi tentang itu

"Dia bisa saja mencuri ini, lalu kabur karena ketahuan. Apa tidak ada baeang lain?" Ethan kembali menatap laptopnya

"Tidak ada lagi. Kenapa kau bilang begitu?" Erika duduk di depan Ethan

"Karena banyak orang yang sedang mencari sesuatu di sekitar tempat kami menemukannya"

"Dimana kalian menemukannya?" Erik bertanya dengan curiga

"Dia pingsan di depan mobil saat kami melewati bangunan tua bersejarah yang tidak mau dijual padaku itu"

Erik dan Erika saling berpandangan, bisa dilihat dengan jelas kalau Ethan merasa kesal karena tidak bisa mendapatkan yang di inginkannya sejak lama

"Hei itu hanya bangunan tua, kenapa kau selalu menginginkannya dari dulu, masih banyak bangunan mewah lain" Erik menepuk punggung Ethan dengan keras secara sengaja

"Aku hanya ingin itu Erik" Ethan berbicara dengan tegas

------------------------

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!