NovelToon NovelToon

Aku Kembali, Tunggu Saja!!!

KEMATIAN & KEBANGKITAN

NB: HI HI... Buntib dateng lagi nih dengan kisah Jack & Rose😋.

seperti biasa, cerita yg buntib buat hanyalah karangan semata. Tidak ingin menyinggung hal - hal di dunia nyata.

Happy reading~

TIT TIT TIT TIT

Hanya terdengar bunyi dentingan monitor pendeteksi jantung yang berada di sampingku..

Di ruangan yang sepertinya hanya berada di kelas 2 biasa ini, aku hanya bisa terbaring sendiri. Tubuhku mati total. Sakit ku rasakan dari semua bagian tubuhku, aku baru saja mengalami kecelakaan tunggal. Rem mobil ku blong dan mengakibatkan aku menabrak pembatas jalan.

Sedari tadi aku siuman, aku hanya merasakan kesakitan yang sangat, tapi aku juga merasa bingung.

Kemana suamiku ? Kenapa ia tidak menjengukku ?

Lalu sahabatku ? Apa mereka belum mendengar berita tentang kecelakaan yang menimpaku ?

CEKLEK

sudut mataku melirik, melihat siapa yang datang. Hatiku bersorak gembira. Segera mendekat dua sosok yang begitu aku kenal.

Tunggu !

Seperti nya ada yang salah dengan .. Mataku !

Aku melihat, mereka berjalan dengan bergandengan .... Mesra ?

Yang datang adalah suamiku, suami yang ku cintai dengan sepenuh hati meski kami di pertemukan atau bahkan di jodohkan oleh sahabatku, tetapi kenapa mereka datang bersamaan ? Lalu kenapa mereka bergandengan mesra ? Firasat buruk mulai menyerang pikiranku.

"Hai, Rose sayang," sapa Jessie dengan senyuman sinis di bibirnya.

Dia sahabat ku, Jessica Cord. Kami berasal dari panti asuhan yang sama. Sedari kecil aku memang sudah tinggal di sebuah panti asuhan.

Ibu panti berkata, aku di temukan di depan pintu panti asuhan saat berumur 10 hari. Tergeletak di keranjang bayi hanya berbekal selimut tebal dan beberapa baju tipis di sana. Ibu panti menemukanku saat hujan turun begitu deras. Beruntung aku tidak mengalami hipotermia karena saat itu aku mengenakan baju tebal beserta jubah sutra serta selimut tebal.

Jessica memiliki masa lalu yang lebih sadis dariku, dia dengan sengaja di jual oleh orang tua nya untuk membayar judi ayah nya, dan ibu panti dengan baik hati langsung menebusnya.

Saat kecil, kami semua di berikan pendidikan yang layak oleh ibu panti. Ibu panti sendiri adalah seorang wanita paruh baya yang sudah di tinggal mati suaminya. Mereka belum sempat memiliki anak. Sang suami meninggalkan banyak warisan dan ia gunakan untuk membangun sebuah panti asuhan dan memilih untuk merawat anak yang terlantar.

Sejak kecil aku dan Jessica lumayan akrab. Kami bagaikan kakak adik kembar yang selalu bersama. Hingga kami lulus kuliah, aku memutuskan untuk membangun sebuah perusahaan berbasis kecantikan, aku mendirikan sebuah pabrik kosmetik dan mulai memasarkannya.

Brand ROSE_V mulai di kenal dan tersebar luas bahkan go internasional. Menjadikanku milyader muda yang menjanjikan.

aku sangat beruntung di karunia di kecantikan dan juga kejeniusan sehingga perusahaanku di kenal di dalam negeri bahkan ke luar negeri.

Aku mengajak Jessi untuk ikut denganku, aku menjadikannya direktur perencanaan karena ia memiliki basis di bidang itu. Kami saling menjaga sedari kecil.

...****************...

"Jee.. Jessie," ucapku putus - putus. Tanganku bergerak ingin meraih nya. Sungguh aku sangat bahagia melihat Jessie yang menjengukku. Ku kesampingkan rasa penasaran ku saat melihat Jessi yang datang dengan Mario, suami yang sudah menikah denganku 2 tahun yang lalu.

Kami pacaran hampir 2 tahun lama nya, Mario mendekatiku atau lebih tepat nya di kenalkan oleh Jessi sejak masih menempuh pendidikan kuliah. Kami bertiga menjadi akrab dan akhirnya Mario menyatakan perasaannya kepadaku.

Setelah merintis perusahaan kosmetikku. Aku mendulang kesuksesan, aku memang sangat menyukai bidang ini. Bahkan aku mengambil jurusan kuliah yang agak susah hanya untuk mendalami hobiku, teknologi farmasi dan kosmetik.

untung saja otakku bisa menerima semua pelajaran dengan mudah.

Jessie nampak mengernyit jijik saat aku mengulurkan tangan ku untuk meraih nya.

DEG

Ada apa ini ?

Bukan kah selama ini Jessie selalu penuh dengan kasih sayang terhadap ku?

Lalu kenapa ia seperti ini?

"Ke .. Kenapa Jessie?" tanya ku lemah.

Jessie nampak tersenyum mengejekku, ia semakin mengeratkan pelukan nya di lengan mario. Mario bahkan tidak mau repot - repot untuk menatapku.

Hei,

Adakah yang bisa menjelaskan sebenarnya ada apa dengan ini ?

"Ka .. Kalian ? " tanya ku lemah. Pikiran buruk langsung saja terlintas di benakku.

"Oh, aku mau beri kamu kejutan, rose sayang" ucap Jessie dengan suara nya yang mendayu lembut. Aku mengernyitkan kening ku heran saat jessi merogoh tasnya, terlihat sedang mencari sesuatu di dalam sana.

DEG

In .. Ini ... Testpack ? Garis dua biru ?

Mataku bergetar hebat saat mengetahui benda apa yang di keluarkan oleh Jessi dari tasnya. Ia bahkan sengaja mengguncangkan di depan mataku.

Bibirku kelu ingin menanyakan beberapa hal, testpack garis dua adalah sesuatu yang sangat tabu bagiku, karena selama 2 tahun ini aku sangat berjuang untuk mendapatkan hasil itu di dalam kehidupan pernikahanku.

"Ini milikku, Rose. Aku hamil!! Kamu bahagia kan ?" ucap Jessie riang, ia nampak kegirangan. Aku tersenyum meski dalam hati ku kebingungan. Jessi belum menikahkan ? Bagaimana ia bisa hamil ?.

Namun, ucapan nya setelah nya membuat seluruh dunia ku hancur.

" ... Ini milikku dan ... Mario," bisik Jessi tepat di telinga ku.

JEDER

Seperti tersambar petir di siang bolong, aku merasa sangat terkejut dengan apa yang aku dengar dari jessi.

"Nggak ,,, nggak mungkin, kalian nggak mungkin tega terhadapku, " ucapku panik.

jessi nampak menikmati tanggapan ku yang mulai lepas kendali. Sementara Mario nampak segera merangkul pinggang Jessi dengan manja, melindungi Jessi dari guncangan yang mungkin saja aku lakukan.

Tidak ada sorot mata teduh dan lembut dari mario untukku, yang ada hanya sorot mata dingin dan tajam bercampur dengan rasa jijik.

"Oh ayolah, Rose. Apa yang tidak mungkin ?" ucap Jessi lagi setelah aku sudah di ikat dengan tali oleh petugas medis yang di panggil oleh Jessi.

Mata ku menatap nyalang ke arah Jessi dan Mario. Sementara Jessi malah mendekat ke arahku, sengaja memprovokasi ku.

"Kamu tahu, kami bahkan sudah menikah, sebulan yang lalu ... "

DEG

" ... Mario bahkan memberikan mahar yang sangat mahal untukku, dia tinggal di tempatku saat ia bilang tengah ada pekerjaan di luar kota, "

Jessi nampak sangat gembira saat ia mengucapkan ini di telingaku. Air mataku mengalir begitu saja, aku tidak pernah menyangka jika Jessi begitu tega terhadap ku.

"APA SALAH KU, JESSI " raungku keras

PLAK

Jessi menamparku keras, pipiku sampai menoleh, bibirku pecah, darah bahkan mengalir dari sana.

Sungguh, aku tidak bisa berpikir jernih saat ini.

"Karena kau, kau merebut semua kasih sayang semua orang ... "

KEMATIAN DAN KEBANGKITAN (2)

"Karena kau, kau merebut semua kasih sayang semua orang ..." bisiknya di telingaku.

"Kau merebut semua perhatian orang di manapun kau berada, ibu panti, guru kelas, bahkan dosen. Semua nya ... !"

"Lalu kenapa harus Mario ! Bukannya kamu sendiri yang mengenalkannya kepadaku!" ucapku putus asa. Aku sama sekali tidak pernah berpikir jika Jessi begitu tega.

HA HA HA...

jessi nampak tertawa terbahak saat mendengar pertanyaanku, ia mencengkeram daguku begitu kuat hingga aku meringis kesakitan.

".. Aku yang sengaja mengenalkannya kepadamu, aku sengaja mengenalkannya agar dia bisa membuatmu lengah. Lalu aku bisa menguasai semua pencapaianmu, aku bahkan mengalihkan perusahaanmu menjadi atas namaku,"

Aku kembali membolakan mataku. Jessi malah semakin terbahak melihat ekspresi terkejutku.

" .. Semua harta yang kau miliki, sudah menjadi atas namaku, Rose sayang. Kini tidak ada lagi orang di sampingmu! Bahkan suamimu jugaku rebut !" tandas Jessi kejam.

"Ja .. Jangan bilang jika kecelakaan ini juga ... "

"Tepat sekali, aku susah payah menyuruh orang untuk menyabotase rem mobilmu, bahkan beberapa kecelakaan yang selama ini menimpamu adalah ulahku, siapa suruh selama ini kau begitu beruntung. Tapi kini? Jangan harap lagi .. "

Air mataku kembali menetes, aku bahkan tidak tahu harus bagaimana.

Aku jelas teringat akan peristiwa saat detik - detik kecelakaan, aku baru saja memenangkan tender besar untuk mengadakan jenis skincare baru dan berkesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan dari paris.

Tapi saat berada di tikungan, remku tidak berfungsi. Dan dalam keputus asaan ku, mobilku menabrak pembatas jalan dengan kencang.

" .. Sayangnya kau nggak mati saja sekalian, Rose "

Aku menatap tajam ke arah Jessi, orang yang selama ini aku kira bisa ku percaya.

Aku teringat, semenjak di panti, ibu panti memang sangat dekat denganku, aku memang tidak pernah membangkang ke pada beliau, berbeda dengan Jessi yang agak bandel.

Di sekolah, aku memang di sukai oleh semua guru - guruku, aku juga cantik dan di sukai semua teman - teman.

Penelitianku juga nampak menarik perhatian para dosen kala itu. Tapi ku tidak pernah tahu jika ternyata Jessi menyimpan kebencian terhadap ku hanya karena alasan yang konyol seperti ini. Iri dan dengki!

Padahal, setelah lulus SMP, aku selalu mengajak nya berbisnis, aku membimbing dan mengajari nya dengan sabar. Tapi tak ku sangka begini hasilnya.

".. Kau tau, Rose. Aku juga lah yang menyebabkan mu MANDUL," bisik Jessi sambil menusukkan pisau ke dalam perutku.

Mataku menatap nanar ke arah Jessi yang malah tersenyum itu. Berikut ucapan nya yang semakin membuatku menganga tak percaya.

".. Kau ingat saat ulang tahun mu yang ke 22, 4,5 tahun yang lalu. Saat kau makan malam dengan Mario .. "

"Mulai dari sana, aku mencampurkan obat di minumanmu agar membuatmu mandul .. " ucap Jessi sambil menekan dalam pisau ke dalam perutku.

DEG

'... Apa katanya tadi? Obat Mandul? Ulangtahun ke 22? Minuman? Jangan - jangan JUS JERUK itu?!!! '

Aku kesakitan, tanganku memegang tangan Jessi dan mencoba melepaskan tangannya. Darah segar keluar dari mulutku. Ya tuhan, inikah akhir dariku ?.

"Lo seharusnya mati, Rose. biarkan aku yang menikmati keberhasilan mu, dan juga suami tercintamu, " ucap Jessi.

"AK .. AKU SUNGGUH MEMBENCI MU, ROSE. AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN MU ... KAU, J*LANG" setelah mengucapkan kata - kata ini, Jessie dengan kalap mengeluarkan sebilah pisau dari tasnya dan langsung menikam perutku.

Lalu, setelah itu, aku bagaikan terjatuh di dalam kegelapan seiring dengan kebrutalan Jessi yang menusuk perutku berkali -kali, entah karena emosi mendengar ucapan terakhirku.

TUHAN, aku tidak akan pernah ikhlas dengan semua ini !!.

 🧊🧊🧊🧊🧊

" ROSE .. ROSE ... "

Terdengar samar - samar orang memanggilku, dahi ku mengernyit. Mata ku berkedut dan sedikit mengerjab, kelopak mataku terbuka,

Nuansa biru soft langsung menyapa indera penglihatanku, tunggu dulu !.

Kamar ini begitu familiar, bukankah ini kamar apartemen lamaku? Tapi bukankah aku sudah menjual nya karena Jessi bilang jika apartemen ini terlalu kecil ?

Mataku menelisik ke sana kemari, di samping ranjangku, aku melihat Jessi yang nampak cemas.

Seketika rasa jijik muncul di mata ku, aku spontan mendorong nya keras hingga ia terjengkang ke belakang.

"Ro .. Rose, kamu ke .... kenapa ?" tanya Jessi yang terlihat sangat kaget. Sama seperti aku.

Aku melihat kedua tangan ku yang mendorong Jessi. Ini nyata ? Bukan mimpi ? Aku menoleh ke arah cermin yang berada di lemari bajuku.

Aku.. Aku menjadi ... Muda lagi..??

" Rose, kamu pasti mimpi buruk kan, nggak apa. Segeralah bersiap, Mario sudah akan berangkat. Aku akan menunggu mu di luar, " ucap Jessi sambil berlalu ke luar kamar.

Tunggu dulu !

Apa katanya tadi ? Mario berangkat ? Aku heran dan kebingungan apa maksud Jessi ?

Aku meraih ponsel ku ... Ponsel jadulku? Hei, bukannya aku sudah mengganti nya dengan ponsel keluaran terbaru sejak jadian dengan Mario ? Kenapa ini berada di sini lagi ?

Aku mengecek tanggal hari ini. Mata ku melebar. Ini .. Ini tanggal 7 maret 2021 !

Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 22?!

Jadi, aku kembali ke masa lalu ? Aku meremas pergelangan tanganku, merasa sakit tapi aku malah tertawa kegirangan.

Hari ini, jika sesuai dengan lintasan waktu, adalah hari di mana mario kan menyatakan cinta nya ke padaku.

Saat ini juga, Jessi akan memulai usaha nya untuk mencelakaiku dengan membubuhkan obat yang bisa membuatku mandul.

Sekilas, aku bisa merasakan rasa sakit akibat Tikaman pisau di perutku, rasa sakit terakhir yang aku rasakan saat jessi dengan brutal menusukku dengan pisau.

mulai hari ini juga, Jessi mulai bergerak, aku langsung mengambil laptopku yang teronggok di meja nakas, aku memeriksa laporan keuangan yang da di perusahaan ku.

Utuh, masih utuh ! Air mataku mengalir deras, aku sangat bersyukur dengan semua ini.

Aku ingat, setelah hari ini, Jessi akan memintaku untuk menjual apartemen lamaku ini dan membujukku untuk membeli apartemen mewah di pusat ibu kota dengan menggunakan namanya dengan dalih nanti nya ia akan menjadi nyonya di keluarga NAWARA, heh jika di pikir - pikir, betapa bodoh nya diriku. Padahal aku dan mario baru saja meresmikan hubungan kami semalam tetapi Jessi malah sudah mendoktrinku yang akan menjadi nyonya NAWARA. Sungguh aku meragukan kejeniusanku di masa lalu !

Kini, ia tengah kembali lagi. Ia tidak akan membiarkan semua itu terjadi, aku akan mengamankan setiap hartaku, mencegah kematian ibu pantiku karena ulah Jessie dan tentu saja aku akan membalas jessi dan juga mario.

Heh, AKU KEMBALI, TUNGGU SAJA .. !

3

“Kamu nggak apa – apa, Rosie?” tanya Jessi saat melihat Rose yang sedikit melamun dan mendiamkannya. Alis Jessi sedikit terangkat heran ketika ia melihat Rose yang tampak berbinar – binar matanya tanpa ada sebab yang ia ketahui.

Rose bertingkah aneh hari ini!

Biasanya jika ia sudah mengucapkan nama Mario, Rose akan bertingkah seperti cacing kepanasan, tapi ini apa? Ia bahkan kembali lagi ke kamarnya untuk memanggilnya lagi.

Dan lagi, kenapa Rose malah mengambil Laptopnya? Kenapa ia tampak kegirangan seperti itu? Rose ... tidak mengetahui sesuatu kan?

Sementara Rose, ia sama sekali tidak tahu jika tingkahnya ini membuat Jessi bertanya – tanya. Ia masih larut akan kebahagiaannya karena kembali ke masa ini.

“ .. Rose .. ROSE ...!” Lamunan Rose seketika terganggu karena guncangan tangan Jessi di lengannya.

Ia menatap dingin ke arah tangan Jessie sebentar sebelum akhirnya ia mengubah ekspresinya menjadi tatapan polos yang seperti biasa Jessi lihat.

“ Ahh... Maafkan aku, Jessi, Aku hanya .. Aku hanya sangat bahagia karena akan segera bertemu dengan Mario ...” jawab Rose malu – malu. Pipinya merona sehingga Jessie seketika mengenyahkan pikirannya tadi.

‘Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk menghajar kalian!’ batin Rose mengutuk.

“Ha ha ha.. Ku kira ada apa, hei jangan malu begitu oke, mari kita segera bersiap. Mario pasti sudah menunggu lama,” ajak Jessie Bersemangat.

“Tunggu, Jessie. Tetapi kenapa kamu harus ikut? Bukankah kamu bilang Mario ingin merayakan ulang tahunku?” tanya Rose dengan polos dan memasang wajah kebingungan.

Raut wajah bersemangat milik Jessie seakan disiram seember es dingin. Ia langsung pias! Sial, bagaimana ia harus menjawabnya?

Tentu saja ia harus berada disana bukan? Ini semua adalah skema miliknya dan Mario!

“Ehm..  Ehmm. Sebenarnya aku yang mengusulkan kepada Mario untuk merayakan ulang tahunmu, ya, ya seperti inilah.. Haduuhh aku jadi harus mengungkitnya di depanmu kan, padahal aku ingin membuat kejutan kepadamu,” jawab Jessie yang sangat terlihat panik dan dipaksakan.

Rose mengangguk penuh dengan terima kasih dan bersyukur ketika ia mendengar jawaban dari Jessie. Tidak tahu saja jika jauh di lubuk hatinya ia tengah terkikik karena melihat Jessie yang nampak kelabakan.

“Tapi, kenapa Mario tidak menghubungiku sendiri? Kenapa harus lewat kamu?” gumam Rose polos lagi. Rasanya Jessi tersedak sampai mati karena pertanyaan lanjutan dari Rose.

Kenapa ia merasa jika Rose banyak sekali bertanya hari ini?!!

“Ahh,, kamu pasti lupa kan? Ponselmu mati sedari malam,” jawab Jessi dengan sabar. Mau tidak mau menghela nafas lega karena ia sempat melirik ponsel mati di sebelah Rose, yang memang sengaja Rose matikan baru saja setelah Jessie memasuki kembali kamarnya.

Rose menyeringai dingin tanpa sepengetahuan Jessi. ‘Sahabatnya’ ini sungguh sangat licin seperti belut! Betapa bodohnya dirinya yang dahulu karena begitu mudah percaya dengan segala kata yang diucapkan oleh Jessica ini.

“Waaahh.. iya benar. Maafkan aku Jessi karena sudah banyak bertanya dan mencurigaimu, ternyata ini semua adalah kesalahanku,” ucap Rose yang berpura – pura sedih.

‘Haaaahhh sabar – sabar. Jika bukan karena aset perusahaan dan semua rencana produk baru yang luar biasa itu, aku tidak akan bersusah payah berakting seperti ini,’ sinis Jessica dalam hatinya.

Jessica segera duduk di samping Rose yang masih menunduk. Entah apa yang dilakukan oleh Rose, yang jelas ia terlihat begitu menyedihkan dan menyesal.

“Hei anak bodoh ini. Wajar saja jika kamu merasa kurang nyaman. Tapi, kamu harus yakin jika aku hanya ingin membantumu untuk dekat dengan Mario. Bukankah kamu begitu menyukainya?” ucap Jessie sambil memegang tangan Rose dengan antusias.

Jika di masa lalu, Rose akan merasa tersentuh dan akan selalu menuruti ucapan Jessie. Tetapi sekarang, Hmmmpptt jangan harap!

“Baik.. aku akan mendengarkanmu,” jawab Rose antusias.

“Anak baik ini, baiklah baiklah, mari kita segera bergegas. Kita akan benar – benar terlambat,” ucap Jessie. Rose mengangguk dan beranjak menuju kamar mandi sementara Jessie keluar membiarkan Rose bersiap.

Rose hanya membasuh wajahnya dan menggosok gigi, jelas sekali ia tidak ingin bersusah – susah untuk berdandan.

Rose juga hanya melapisi wajahnya dengan riasan yang sederhana. Ia memoles lip balm di bibirnya yang sudah merah alami.

Selama ini dimasa lalu, Jessie selalu memberikan riasannya yang terlihat menor dan bukan gaya Rose. Jessie memberitahunya jika Mario menyukai gadis yang pintar berdandan.

“ Haaaahh, entah apalah yang ada di pikiranku dahulu,” desah Rose saat menatap wajah ayunya dari balik cermin.

Mata yang bulat  dengan bola berwarna coklat terang. Bibirnya tipis dan penuh, belum lagi alisnya yang menukik tajam. Terkadang, Rose akan bertanya – tanya tentang kedua orang tuanya. Ia sama sekali tidak memiliki kenangan tentang orang tuanya.

Selain kalung ... Eh iya kalung!! Rose dengan cepat dan tergesa- gesa segera meraba lehernya. Hatinya seakan jatuh kembali ketika ia merasakan seutas tali kalung yang melingkari lehernya.

Ujung jarinya menyentuh liontin kalung miliknya. Tulisan ‘ Roselyn’  sehingga ia diberikan nama ROSELYN oleh ibu pantinya yang baik hati.

Mengingat kembali ibu pantinya, hati Rose sangat marah. Tampaknya ia memang harus melakukan banyak hal di kehidupannya saat ini. Ia pasti tidak akan membiarkan semua kemalangan di masa lalunya terjadi lagi.

“ Rose, apakah kamu sudah siap?” panggil Jessie sebelum ia masuk begitu saja. Rose terkadang ingin membenturkan kepala Jessie karena begitu tidak sopan.

“Ya, aku sudah siap,” jawab Rose sambil mengalihkan wajahnya dan menghadap ke arah Jessie.

Sementara Jessie, ia langsung terperangah dengan kebencian dan rasa iri di dalam hatinya ketika ia melihat penampilan Rose yang sangat memukau.jessie sangat menyadari jika rupa ayu Rose sangat mampu membuat semua pria bertekuk lutut.

Sangat jauh jika dibandingkan dengan dirinya, sehingga ia menyarankan kepada Rose untuk berdandan menor. Tetapi, kenapa hari ini gadis bodoh ini malah berdandan sederhana? Kenapa ia tidak kembali menggunakan dandanan norak seperti biasanya.

Sepertinya memang ada hal yang aneh dengan Rose semenjak terbangunnya ia hari ini. Tapi apa?

Rose sedang menikmati ekspresi kaget dari Jessie. Hatinya tertawa karena ia sangat yakin jika saat ini Jessie tengah marah karenanya.

“Jessie, ayo kita segera berangkat,” ajak Rose segera menyadarkan Jessie dari amarah hatinya.

“Ah iya.. kenapa kamu tidak memakai riasan hari?” tanya Jessie sambil menekan amarahnya.

“Umhh,, aku sedikit kurang nyaman dengan bedak yang tebal itu,” jawab Rose sedikit murung.

“Tapi nantinya Mario tidak akan menyukaimu, bukan?” kekeh Jessie memaksa Rose.

“Uhhmm.. Tapi aku sungguh merasa tidak nyaman. Wajahku sangat gatal dan pengap,” jawab Rose.

Jessie menahan nafasnya karena menahan marah. Ia menghela nafas kasar dan menghembuskannya dengan pelan.

“Haaahh ya sudahlah. Tapi kamu jangan menangis jika Mario menjauhimu, ya?” ancam Jessie.

“Umm,” Rose mengangguk bagaikan ayam mematuk. Ia menampakkan wajah polosnya lagi.

“Ya sudah, mari kita berangkat,” ajak Jessie sambil menggandeng Rose.

Rose menyeringai dingin ketika ia dan Jessie mulai meninggalkan Unit apartemen tua milik Rose. HEH Mario, kita akan segera bertemu, sebaiknya perlakukan dirimu dengan baik dan jagan membuatku kecewa!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!