"Victor...mau sampai kapan kamu akan menjalani rumah tangga seperti ini?. Menikah tapi istri entah kemana," ucap Riana pada Victor yang baru saja mendudukkan bokongnya di kursi meja makan.
"Tante...jangan ikut campur urusan pribadiku,"jawab Victor dengan tatapan tajamnya. Baginya hanya ada satu wanita nyak akan ia panggil dengan sebutan ibu yaitu wanita yang sudah melahirkannya.
Maminya sudah meninggal tiga tahun yang lalu akibat sakit kanker payudara yang di deritanya. Dan baru satu tahun ini Papinya kembali menikah dengan wanita yang tak lain sahabat Maminya sendiri.
"Victor...dia itu Mamimu juga dan berhenti memanggilnya dengan sebutan Tante," ucap sang Papi.
"Mamiku hanya satu Pi," jawab Victor kembali berdiri dari duduknya. Rasa laparnya menguap begitu saja. Kedatangannya di rumah ini hanya untuk memastikan kesehatan sang Ayah yang menderita sakit jantung dan juga gagal ginjal. Sampai detik ini ia belum kini menemukan pendonor yang cocok untuk sang Ayah.
"Victor...," teriak sang Papi melihat putra tunggalnya itu pergi begitu saja.
"Sudahlah Mas. Biarkan saja,"ucap Riana menenangkan suaminya itu. Baginya Victor tidak penting di rumah ini.
Victor berdecak kesal karena ibu tirinya selalu saja ikut campur urusan pribadinya. Ia tidak menyukai hal ini ada yang ikut campur dalam hidupnya. Ibu kandungannya saja tidak pernah ikut campur dalam urusan pribadi karena wanita itu tau jika ia memiliki sifat introvert dan tidak suka berbagi masalahnya dengan orang lain.
Victor menjalankan mobilnya membelah jalanan yang mulai padat. Pria yang memiliki nama lengkap Victor Valdes Dewangga itu merupakan pribadi yang tertutup. Bertahun bekerja pada keluarga Aditama membuatnya menjadi pribadi yang mandiri semenjak Papinya meminta pada Kevin Aditama untuk mendidiknya dalam berbisnis.
Victor mendesah berat saat teringat akan pernikahan dadakannya yang ia jalani satu bulan ini. Ia mau tidak mau harus menikah dengan gadis belia secara siri karena insiden satu bulan lalu ketika seluruh keluarga Aditama memergokinya tidur satu kamar dengan cucu bungsu dari keluarga Aditama yang masih di bawah umur. Dan yang lebih parahnya ia dan sang istri saat ini tinggal terpisah. Sang istri yang saat ini berada di Inggris melanjutkan pendidikannya disana sedangkan ia masih di negara ini menjalani hari-harinya seperti biasanya. Tidak ada yang berubah pada dirinya setelah menikah.
Ia tidak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi apalagi dengan anak di bawah umur yang ia yakini tidak akan bisa mengimbanginya yang merupakan pria dewasa. Meski sebelumnya ia dan sang istri cukup dekat itu semata tidak ingin mengecewakannya yang terus berharap bisa menikah dengannya di masa depan.
Victor turun dari mobilnya, pria itu langsung memasuki lobi perusahaaan dengan langkah panjangnya. Tidak akan ada karyawati yang berani mendekatinya karena semenjak ia memimpin perusahaan ini ia selalu menjaga jarak dengan makhluk yang namanya wanita.
"Mela... apakah Cantika ada di ruanganya?," tanya Victor dengan muka datarnya. Sifat datarnya ini terbentuk semenjak sang ibu meninggal dan ditambah pernikahan dadakannya.
"Ada Tuan, anda sudah ditunggu,"jawab Mela mempersilahkan Victor untuk masuk ke ruangan Cantika yang dua tiga bulan ini sudah menduduki kursi CEO yang dulu pernah ia tempati.
Victor masuk kedalam ruangan yang dulu pernah menjadi ruangannya. Pria itu menggeleng pelan saat melihat atasannya itu begitu sibuk dengan pekerjaannya padahal saat ini tengah hamil muda.
"Cantika,"ujar Victor membuat wanita yang tengah hamil muda itu menoleh.
"Uncle... silahkan duduk. Apakah ada sesuatu?,"tanya Cantika.
Victor mendudukkan bokongnya di kursi yang berhadapan langsung dengan wanita itu."Ini tentang perusahaaan ini. Uncle berencana untuk mengundurkan diri dari perusahaan dan fokus pada perusahaan peninggalan--
"Uncle aku mohon jangan pernah berpikir untuk meninggalkan perusahaaan ini. Aku saat ini tengah hamil Uncle dan aku tidak mungkin bisa menjalankan perusahaan ini tanpa bantuan Uncle. Dan aku tidak tau sampai kapan Arsen mengizinkanku bekerja,"sela Cantika.
"Kamu bisa minta Arsen mengakuisisi perusahaaan ini Cantika," jawab Victor. Ia tidak ingin lebih lama lagi ibu tirinya memanfaatkan harta peninggalan Maminya jika perusahaan itu dikendalikan oleh Papinya.
"Arsen menolak mengakuisisi perusahaan ini Uncle. Aku janji setelah aku melahirkan Uncle boleh mengundurkan diri,"ucap Cantika.
"Baiklah...,"angguk Victor lalu pria kembali keluar dari ruangan Cantika. Begitu banyak pekerjaan yang akan dia kerjakan.
***
Ting
Anna
📩: Uncle...aku merindukanmu, berjanjilah padaku untuk setia menungguku kembali. Tinggal enam bulan lagi Uncle. Aku dan Uncle akan menjadi suami istri yang sesungguhnya.
Victor menggeleng pelan membaca pesan yang dikirim oleh istri kecilnya itu. Ia tidak berniat untuk membalas kali ini karena tidak mungkin selamanya ia memberikan harapan pada gadis itu karena hatinya yang tidak yakin dengan kelanjutan pernikahannya.
Victor keluar dari ruangan karena ia akan mengecek pengerjaan proyek yang kini tengah dibangun di pusat kota. Pria itu langsung memasuki lift di ikuti oleh sekretaris dari belakang. Sama dengan para pria Aditama, Victor mempekerjakan pria sebagai sekretarisnya karena ia tidak ingin berdekatan dengan makhluk yang namanya wanita.
Victor mengabaikan ponselnya yang terus bergetar pertanda pesan masuk. Ia yakin Anna lah pelakunya. Ia tidak punya banyak waktu hanya untuk membalas pesan gadis itu karena waktunya sangat berharga. Victor sendiri juga heran kenapa Anna bisa leluasa menghubungi padahal setahunya Anna berada di asrama yang jelas tidak semudah itu bermain ponsel.
Victor memasuki kembali mobilnya yang kini dikendarai oleh sekretarisnya. Pria yang duduk di bangku penumpang itu meraih ponselnya dari saku jasnya. Pria itu menghela nafas beratnya melihatnya banyaknya deretan pesan dari Anna.
✉️: Belajarlah yang benar Anna!
Balasan yang sama setiap kali gadis itu mengirimi pesan. Ia tidak akan membalas lagi meski seberapa banyaknya gadis itu mengirimkannya pesan.
"Tuan.Tuan Aditama menghubungi dan mengatakan ingin bertemu langsung dengan Tuan nanti malam di kediamannya," ucap Revo sekretaris Victor.
"Atur saja Revo," jawab Victor dengan wajah datarnya.
Semenjak menikah dengan Anna, Victor makin jarang tersenyum. Pria itu lebih sering menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja. Baginya waktu adalah uang dan sejujurnya ia tidak pernah lagi mempercayai yang namanya cinta dan wanita setelah apa yang dilakukan sahabat Maminya yang kini menjadi ibu tirinya dengan teganya menggoda Papinya disaat Maminya berjuang untuk sembuh dari sakit yang di deritanya.
Sesampainya diproyek Victor disambut oleh mandor yang sedikit terkejut dengan kedatangannya karena selama ini Victor tidak pernah turun langsung ke lapangan.
"Tu-an...," ucap mandor itu terlihat gugup.
Victor memakai helm proyek yang diserahkan Revo padanya mengabaikan mandor yang terlihat pucat pasi. Pria itu menatap bangunan yang seharusnya sudah berjalan 50% tapi terlihat masih sangat jauh.
"Apakah kalian tidak berniat untuk bekerja?,"tanya Victor menatap tajam para pekerja yang terlihat menunduk saat kedatangannya.
"Siapa yang mau menjelaskan?,"tanya Victor karena tidak ada jawaban dari para pekerja.
"Tuan....kami bekerja sesuai prosedur yang diberikan," jawab salah satu dari para pekerja.
"Revo... kumpulkan semua orang-orang yang berkaitan dengan proyek ini!. Mereka harus menjelaskan semuanya," ucap Victor membuat semua yang ada disana terlihat ketakutan dengan tatapan tajam dan menusuk dari pria itu.
"Baik Tuan,"jawab Revo.
...****************...
Di belahan negara lain seorang gadis merutuk tidak jelas menatap layar ponselnya. Pesannya hanya dibalas dengan hal yang sama setiap kali ia mengirim pesan.
"Dasar gak peka," gerutunya lalu menyembunyikan ponselnya di bawah bantal. Bisa berbahaya jika penjaga asrama mengetahuinya menyimpan ponsel di kamarnya.
"Siapa sih Reva?," tanya teman satu kamarnya yang juga menjadi temannya di sekolah ini.
"Bukan siapa-siapa Ella,"jawab gadis itu. Ia tidak mungkin mengatakan jika ia baru saja menghubungi suaminya, bisa geger satu sekolah karena tau ia sudah menikah.
Yohanna Revalia Kenzani, di sekolah ini ia sering dipanggil dengan nama Reva sedangkan kedua orangtuanya memanggilnya Anna.Gadis itu tidak mempermasalahkannya malah membiarkannya.
Anna tak sabar untuk enam bulan ke depan dimana ia menamatkan pendidikan menengah atasnya. Dan sesuai kesepakatan ia akan kembali ke Indonesia bertemu dengan sang kekasih hati. Anna bertekad akan meluluhkan dinding beku hati sang suami. Meski tidak mudah tapi ia akan berusaha dan akan terus berusaha untuk mendapatkan hati Uncle Victor kesayangannya.
Anna merasa setelah pernikahannya dengan Uncle Victor, pria itu berubah menjadi dingin dan mengabaikannya. Masih teringat jelas saat itu Victor mengatakan jika ia sengaja menjebaknya, padahal ia sama sekali tidak ada niat untuk menjebak karena malam itu murni karena kecerobohannya. Berkali Anna menjelaskan jika ia tidak pernah berniat untuk menjebak tapi Victor tidak pernah mau mendengarkan penjelasannya.
Anna Rindu masa-masa kedekatan mereka dulu, Victor yang selalu menjaganya dan juga memanjakannya. Sepertinya masa itu tidak akan pernah terulang lagi mengingat sikap dingin dan acuh Victor saat ini kepadanya.
"Reva...Justin titip salam padamu. Sepertinya dia menyukaimu,"ucap Ella teman satu kamarnya tiba tiba.
Anna hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Ella.ini sudah kesekian kalinya Ella mengatakan jika Justin menitip salam untuknya.
"Mana mungkin Ella dia menyukaiku. Kita itu berbeda dan itu sangat mustahil,"jawab Anna.
"Dimana mustahilnya Reva?, kamu itu cantik dan Justin itu tampan bahkan dia mendapatkan julukan pangeran di sekolah ini saking tampannya. Banyak para gadis yang mengejar cintanyanya tapi dia malah memilih mengejarmu,"ucap Ella.
"Kamu tidak akan pernah mengerti Ella dan satu hal tapi kamu jangan mengatakan pada siapapun. Aku sudah bertunangan di negaraku Ella dan aku tidak mungkin mengecewakannya,"jawab Anna. Ia terpaksa mengatakan jika sudah bertunangan karena tidak ingin orang-orang tahu kalau jika dia sudah menikah. Dan juga pernikahan mereka belum dipublikasikan pada media dan orang banyak.
"Benarkah?, pasti tunanganmu itu sangat tampan Reva. Bahkan kamu menolak pria setampan Justin demi tunanganmu itu,"tanya Ella dengan tatapan penuh selidik.
"Iya...dia sangat tampan dan aku mencintainya,"jawab Anna membayangkan wajah tampan Victor yang selalu membuatnya terhipnotis saat mereka bertemu dulunya.
"Apakah kamu punya fotonya? Aku ingin melihatnya,"tanya Ella.
"Ada tapi aku tidak mau menunjukkannya padamu takutnya kamu jatuh cinta padanya,"jawab Anna.
"Tidak akan Reva, aku tidak mau merebut kekasih temanku sendiri. Aku janji. Ayo lah Reva tunjukkan padaku fotonya!,"bujuk Ella.
"Tidak Ella. Hanya aku yang boleh melihatnya,"jawab Anna.
"Baiklah aku tidak akan memaksamu, tapi aku doakan semoga hubungan kalian langgeng,"ucap Ella dengan tulus meski ia penasaran dengan sosok lelaki yang di cintai Anna.
"Doakan saja Ella,"jawab Anna.
"Oh ya satu minggu lagi kita liburan semester,apakah kamu akan berlibur ke negaramu lalu bertemu dengan tunanganmu itu?,"tanya Ella.
"Aku tidak tau Ella.Tapi aku rasa Mommy tidak akan mengizinkanku untuk pulang sendirian ke negaraku,"jawab Anna.
"Oh sayang sekali,"ucap Ella dengan tatapan sendu.
***
Victor menatap tajam satu persatu peserta rapat. Pria itu berusaha untuk meredam amarahnya meski ia tau banyaknya kecurangan yang terjadi pada proyek kali ini.
"Kalian tau apa kesalahan kalian?,"tanya Victor dengan tatapan tajamnya yang begitu menusuk seakan mencabik mangsa-mangsanya.
Para peserta tampak menundukkan kepalanya ke bawah tanpa ada yang menjawab pertanyaan dari Victor. Hal itu membuat Victor makin terlihat geram karena tidak ada yang mau menjawab pertanyaannya.
"Apa kalian tuli?,"tanya Victor kini dengan suara yang menggelegar. Hilang sudah kesabaran yang sejak tadi ia tahan-tahan sementara tidak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.
"Maaf Tuan tapi kami merasa tidak melakukan kesalahan apapun,"jawab salah satu perwakilan para pekerja di proyek yang ikut dalam rapat ini menjelaskan apa yang terjadi.
Victor makin menajamkan tatapannya pada para peserta rapat mendengar jawaban pria merupakan pekerja proyek.
"Tuan Anggara bisakah kau menjelaskan semua ini?,"tanya vektor menatap merupakan pemegang proyek.
"Tuan Victor maafkan saya, mungkin pembangunan sedikit terlambat itu dikarenakan sesuatu hal yaitu dana pembangunan yang sedikit terlambat cair,"jawab Anggara.
Victor terlihat tersenyum iblis."Kau kira aku mudah kau tipu begitu saja Anggara,"ucap Victor melemparkan sebuah map ke hadapan Anggara.
"Itu semua adalah bukti kecuranganmu dalam proyek ini. Kau menggelapkan beberapa dana untuk kepentingan pribadimu. Kau tahu kan Anggara apa akibatnya curang dalam proyek ini?,"tanya Victor dengan tatapan yang begitu menusuk.
"Maafkan kesalahan saya Tuan, saya khilaf,"jawab Anggara dengan tatapan penuh permohonan.
"Revo urus semua sisanya!. Aku tidak ingin lagi bekerja sama dengannya. Setelah ini minta persetujuan tandatangan bu Cantika untuk pembatalan kerjasama kita. Dan untuk nama yang nanti akan diumumkan Revo silakan urus surat pengunduran diri kalian dan bayar denda atas apa yang telah kalian ambil dari perusahaan ini,"ucap Victor lalu berdiri dari duduknya meninggalkan ruangan rapat.
Terdengar dan permintaan maaf dari Anggara namun Victor mengabaikannya. Ia tidak akan mudah begitu saja memaafkan orang-orang yang telah berbuat curang pada perusahaan yang susah payah ia besarkan selama ini. Dan ia bukanlah pria pemaaf yang dengan mudah memberikan kata maaf pada orang-orang yang sudah berbuat kesalahan yang begitu fatal seperti ini.
Victor menghempaskan tubuhnya di atas kursi kebesarannya lalu melonggarkan dasi yang melilit lehernya. Ia sudah lama mencium kecurangan ini tapi ia selama ini berusaha mengumpulkan bukti-bukti untuk bisa membatalkan kerjasama ini. Perusahaan ini sudah rugi cukup banyak oleh-oleh tikus-tikus menggerogoti dana perusahaan hingga perusahaan merugi sekitar 1 triliun rupiah.
Tok tok tok
"Masuk!,"seru Victor lalu menegakkan tubuhnya menatap lurus pada pintu masuk yang kini terlihat terbuka.
"Tuan ini data-data mereka yang sudah saya masukkan dalam daftar pemecatan,"ucap wanita cantik yang merupakan HRD di perusahaan ini.
Victor mengecek data-data mereka yang memasukkan dalam daftar pemecatan karena berbuat curang pada perusahaan."Kamu bisa langsung ke ruangan Bu Cantika dan minta tanda tangan beliau,"ucap Victor setelah memastikan data mereka yang terlibat dalam penggelapan dana perusahaan.
"Satu lagi Yeni blacklist mereka dari perusahaan manapun,"sambung Victor. Baginya tidak ada kata pengampunan untuk seorang penghianat.
"Baik Tuan...,"jawab Yeni lalu langkah meninggalkan ruangan Victor.
092356xxxxxx
📩:Kami dari rumah sakit xxxxx menyampaikan jika kami sudah mendapatkan donor ginjal untuk Tn.Alfa.
Victor menghela nafas lega karena akhirnya ia mendapatkan pendonor yang cocok untuk sang ayah.Setelah ini ia akan mendatangi rumah sakit untuk memastikan semuanya.
...****************...
Victor melirik jam tangannya menunjukkan pukul jam 17.30 sore. Karena fokus pada pekerjaannya pria itu tidak menyadari jika dia sudah melewatkan jam pulang kerjanya setengah jam yang lalu. Victor mematikan laptopnya selalu menyimpannya, pria itu segera bergegas untuk pulang karena ia harus singgah ke rumah sakit untuk memastikan pendonor untuk sang ayah.
Saat pria itu akan melangkah menuju pintu tiba-tiba saja pintu itu terbuka dari luar. Pria itu menatap tajam wanita yang kini berdiri di hadapannya.
"Victor kamu akan pulang?," tanya wanita berpakaian ketat yang memperlihatkan bentuk tubuhnya itu dengan senyuman menggodanya.
Bukan Victor namanya jika pria itu akan tergoda dengan senyuman yang wanita itu tunjukkan. Victor malah memasang wajah dingin dan datarnya serta tatapan yang sangat tajam. Wanita yang ada di hadapannya ini adalah saudara tirinya yaitu anak dari wanita yang kini menjadi istri ayahnya.
"Menyingkirlah dari hadapanku!," ucap Victor dengan suara baritonnya. Ia tidak punya waktu untuk meladeni wanita ini.
"Eits...kenapa?. Apakah kamu tidak mau aku temani?,"tanya wanita itu berusaha menyentuh dada bidang Victor namun sebelum wanita itu menyentuhnya Victor sudah mundur ke belakang.
"Jaga batasanmu!,"ucap Victor dengan tatapan tajamnya.
"Oh ternyata saudara tiriku ini galak juga ya. Victor aku datang ke sini hanya untuk menemanimu dan mengajak makan malam bersama, bagaimana?," jawab wanita itu dengan beraninya.
"Jangan berharap terlalu tinggi Nona. Kau bukan tipeku. Wanita sepertimu ini banyak di pasaran,"jawab Victor dengan pedasnya. Ia tidak akan berbasa-basi pada orang yang tidak ia sukai.
Wanita itu terlihat kesal bercampur geram dengan muka yang terlihat merah padam. Victor adalah pria pertama yang berani menghinanya seperti ini dan ia tidak terima akan hal ini."Siapa kau Victor beraninya kau menghinaku seperti ini. Aku wanita berkelas dan aku tidak sembarangan menggoda pria,"jawab wanita itu berusaha menahan kekesalannya.
Victor tidak menghiraukan ucapan wanita itu malah pria itu segera berlalu dari hadapan wanita yang terlihat menahan amarahnya karena sudah diacuhkan oleh Victor.
"Brengsek...belum ada selama ini pria yang menolak yang namanya Bella. Aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku Victor. Dan di saat itu tiba akan kupastikan semua harta kekayaanmu menjadi milikku,"batin wanita yang bernama Bella itu tersenyum licik.
Sementara itu Victor memasuki lift dengan wajah datar dan dinginnya seperti biasa. Bella adalah wanita pertama yang berani mendekatinya selain Anna istri kecilnya. Dan ia tidak akan pernah tergoda oleh wanita modelan Bella yang rela menjual tubuhnya pada banyak pria.
Meski dulu Anna sering mendekatinya tapi Victor merasa perbedaan Bella dan Anna sangat jauh berbeda. Karena ia tahu tujuan wanita seperti Bella itu hanya untuk membuatnya tunduk. Sementara Anna entah mengapa Victor merasa jika gadis itu tulus mendekatinya.
Victor menghela nafas berat dan mengumpat pelan. Entah kenapa tiba-tiba saja mendadak pikirannya tertuju pada Anna yang setiap hari menerornya dengan segala macam pesan yang dikirimkannya melalui ponselnya. Meski hanya membaca beberapa pesan dari Anna tapi ia akan membalas hal yang sama setiap harinya pada Anna.
Saat sampai di lantai dasar Victor tidak sengaja bertemu dengan Arsen. Pria yang sebelas duabelas dengannya itu dampak menatapnya dengan datar.
"Arsen... Apakah Cantika belum pulang? ,"tanya Victor menarik jam tangannya. Dia pikir hanya dirinya yang belum pulang karena kantor sudah terlihat sepi.
Arsen terlihat menggeleng pelan."Belum...,"jawab Arsen.
Victor terlihat mengangguk lalu langsung berpamitan untuk pulang. Ia harus ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum pulang ke apartemennya. Semenjak ayahnya menikah kembali pria itu lebih nyaman tinggal di apartemennya. Apalagi di rumah itu adik tirinya ikut tinggal di sana membuatnya tidak nyaman untuk tinggal di sana.
Victor melajukan kendaraannya meninggalkan perusahaan MJ Group. Pria yang memiliki rahang tegas dan mata yang tajam itu terlihat menahan kekesalannya saat teringat akan kedatangan Bella tadi di ruangannya. Ia tahu kedatangan Bella sengaja untuk menggodanya karena dua bulan yang lalu saat dia menginap di kediaman orang tuanya Bella tanpa malunya masuk ke dalam kamarnya.
Victor tidak habis pikir kenapa ayahnya mau menikahi wanita seperti mama dari Bella yang jelas-jelas adalah sahabat mendiang istrinya sendiri. Bukan Victor tidak menyetujui pernikahan ayahnya tapi dia hanya menyayangkan saja keputusan ayahnya yang keadaan yang saat ini tengah sakit malah kembali menikah. Jelas sekali jika tujuan dari sahabat mendiang maminya itu hanya mengincar harta ayahnya saja itu dikarenakan wanita itu tidak pernah mau merawat ayahnya jika penyakit ayahnya kambuh.
Victor memarkirkan mobilnya di pelataran rumah sakit terbesar di kota itu. Pria itu langsung turun dan melangkah menuju ruangan dokter yang menangani kondisi ayahnya saat ini. Victor sangat bersyukur bisa mendapatkan donor yang cocok untuk ginjal sang ayah. Ayahnya yang dia punya di dunia ini, maka dari itu ia akan melakukan apapun untuk sang ayah bisa kembali sembuh seperti sedia kala.
Victor langsung menemui dokter yang sudah menunggu kedatangannya di ruangannya. Victor meminta pada dokter untuk bertemu dengan keluarga pendonor yang sudah mendonorkan ginjalnya ada sang ayah.
Namun dokter menolak karena keluarga pendonor tidak ingin diketahui identitasnya. Dokter juga mengatakan jika keluarga pendonor bukanlah keluarga sembarangan. Pendonor sudah meninggal dunia dua hari yang lalu dan keluarganya mendonorkan organ tubuh penting pendonor pada rumah sakit. Dan kebetulan ginjal yang didonorkan cocok dengan ayah dari Victor.
"Tolong sampaikan terima kasih saya yang sebesar-besarnya pada keluarga pendonor Dokter,"ucap Victor.
"Akan saya sampaikan Tuan Victor,"jawab Dokter.
Dokter meminta besok Victor membawa ayahnya ke sini untuk melakukan pengecekan beberapa hal sebelum pencangkokan. Dan dokter berharap pencangkokan kali ini berhasil.
Setelah selesai Victor kembali melajukan mobilnya menuju apartemennya. Namun di tengah jalan ia teringat akan ucapan sekretarisnya jika Kevin Aditama ingin bertemu dengannya di kediamannya. Victor segera berputar arah melajukan mobilnya menuju kediaman Aditama.
***
Victor melangkahkan kakinya memasuki kediaman Aditama. Kedatangannya disambut langsung oleh nyonya besar Aditama yaitu Aurora Vanessa.
"Unclemu sudah menunggumu sejak tadi Victor,"ucap Ara menggiring Victor menuju taman belakang di mana sang suami berada.
"Maafkan saya Aunty. Tadi ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan terlebih dahulu di kantor,"jawab Victor dengan begitu sopan.
"Sana temui Unclemu!. Aunty akan meminta pelayan untuk membuatkan minuman untuk kalian sekalian memasak makanan kesukaanmu,"ucap Ara.
"Baiklah Aunty. Jangan terlalu repot-repot,"jawab Victor.
"Tidak...kamu itu menantu anak Aunty. Jadi jangan melarang Aunty untuk memanjakan perut cucu menantu Aunty ini,"ucap Ara tersenyum lebar.
Victor hanya tersenyum menanggapi gurauan dan candaan dari Ara. Dia memang menantu dari anak pemilik rumah ini dan pernikahan mereka belum dipublikasikan hanya diketahui oleh kedua belah pihak keluarga saja. Dia tidak tahu bagaimana kedepannya dan hanya bisa pasrah dengan takdir yang sudah digariskan kepadanya.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!