NovelToon NovelToon

Dituduh Mandul Tapi Mengandung Anak Kakak Ipar

BAB 1

Di malam yang sunyi seorang perempuan tengah menunggu suaminya yang belum kunjung pulang juga, padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Perempuan itu masih setia menunggu takutnya nanti saat suaminya pulang dia membutuhkan sesuatu.

Tapi hatinya langsung hancur melihat suaminya yang pulang dengan keadaan mabuk. Di sampingnya ada wanita seksi yang menemani.

"Mas Keanu kamu sudah pulang?" sapa Realina sesaat suaminya masuk ke dalam rumah.

"Kamu diam!" tunjuknya dengan amarah.

"Mas kamu membawa siapa lagi yang kamu bawa masuk ke dalam rumah?" Realina memandang wanita di samping suaminya.

Keanu memandang wanita di sampingnya lalu mengelus wajah dan mencium pipi wanita itu dengan tatapan cinta.

"Wanita cantik ini?" Realina mengangguk.

"Wanita yang akan mengandung anakku kelak! bukan seperti kamu wanita mandul yang tidak bisa memberikan aku seorang anak!"

"Mas aku enggak mandul seperti yang kamu tuduhkan itu!"

"Terus kalau kamu tidak mandul siapa yang mandul? aku? heh tidak mungkin. Aku ini laki-laki yang sehat bahkan mampu menghamili banyak perempuan sekaligus!"

"Tolong kamu jangan seperti ini, kamu selalu membawa wanita yang berbeda-beda setiap harinya dan kelakuan kamu itu membuatku sakit hati mas" Realina mulai berkaca-kaca.

"Mau kamu sakit hati aku tidak peduli sama sekali, untuk apa aku memperdulikan wanita mandul yang tidak bisa memberikan aku anak."

"Mandul, mandul dan mandul itu saja yang kamu tuduhkan kepadaku padahal hasil pemeriksaan kita belum keluar sekarang tapi kamu sudah menuduhku terus" Realina mengeluarkan keluh kesahnya.

"Aku tidak perlu hasil pemeriksaan itu aku akan memberikan buktinya langsung saat salah satu wanitaku hamil nanti. Ayo sayang jangan dengarkan wanita mandul itu mending kita sekarang bersenang-senang."

"Mas Keanu! kamu jangan seperti itu!" teriak Realina sambil menahan tangan Keanu.

Keanu tidak memperdulikan Realina sama sekali, dia menyentak tangan Realina dengan kasar lalu membawa wanita itu ke kamar yang biasa Keanu dan Realina pakai. Realina hanya memandang punggung suaminya yang telah menghilang di balik pintu dengan tangis.

Setelah pintu kamar ditutup terdengar suara desahan dan kecapan yang berasal dari dalam kamar. Realina yang tidak tahan mendengar suara desahan itu pun menutupi telinganya dengan erat. Saat matahari mulai memancarkan sinarnya, Realina yang sedang nyenyak tidur di sofa terbangun karena guyuran air.

"Huh...huh...kenapa ada air di sini?" Realina yang belum sepenuhnya sadar pun tidak melihat Rinta yang ada di belakang sofa.

"Kenapa? kaget ya aku siram dengan air?" mendengar suara dari belakangnya membuat Realina menoleh ke belakang.

"Apa maksud kamu dengan menyiramkan air ke mukaku?!" Realina tentu berang melihat kelakuan Rinta yang seenaknya sendiri.

"Agar kamu segera bangun dan membuatkan aku sarapan, kamu mau kan pembantu" ucap Rinta dengan menekankan kata pembantu.

"Buat saja sarapan sendiri dan ingat aku bukan pembantu di sini" ucap Realina datar.

"Aku lemas banget untuk buat sarapan karena semalam mas Keanu terus menggempur ku hingga pagi ini. Apakah kamu mau melihat bekas percintaan kami?"

Dengan tidak tahu malunya Rinta memamerkan jejak kissmark di lehernya yang begitu banyak tanpa cela. "Bagaimana? kamu bisa membayangkan betapa ganasnya mas Keanu semalam kan?"

"Aku tidak perduli" ucap Realina acuh.

"Oh iya kamu kan mandul jadi enggak udah lama kan enggak disentuh mas Keanu?"

Realina yang tidak terima segera berdiri dan menghampiri Rinta lalu menamparnya dengan keras. Wajah Rinta langsung menoleh ke kanan. Keanu yang saat itu sedang menuruni tangga mendengar suara tamparan pun segera turun.

"Realina! apa yang kamu lakukan!" Keanu berteriak dengan kencang.

Keanu menghampiri Realina lalu menjambak rambutnya hingga rasanya kulit kepalanya akan terlepas dari kepala. Keanu tidak hanya menjambak dia pun menampar pipi Realina sebanyak dua kali. Setelah puas Keanu menghempaskan Realina begitu saja hingga terjerembab ke lantai.

Keanu yang sudah puas membuat Realina jatuh, sekarang atensinya kearah Rinta. "Kamu tidak apa-apa sayang? ada yang luka tidak?" Rinta menggelengkan kepalanya.

Keanu mengelus pipi Rinta yang memerah dengan lembut, Rinta sedikit meringis dengan elusan tangan Keanu. Rinta memeluk tubuh Keanu dengan mesra di hadapan Realina.

"Mas tadi aku hanya meminta tolong kepada Realina agar membuatkan aku sarapan, kamu tahu sendiri kan saat ini aku masih sangat lemas sekali tapi Realina tiba-tiba menamparku" ucap Rinta dibuat selembut mungkin.

"Kamu lapar sayang?" Rinta mengangguk.

"Kamu dengarkan apa yang dikatakan oleh Rinta! segera buatkan dia sarapan sekarang juga, dan ingat! mulai sekarang kamu harus menuruti semua permintaan Rinta tanpa terkecuali."

Realina hanya menunduk saja tanpa menanggapi sama sekali, yang mana membuat Keanu kembali marah. Keanu lagi-lagi menjambak rambut Realina hingga mendongakkan kepalanya sambil meringis.

"Kamu dengar tidak apa yang aku katakan tadi?!" dengan patah-patah Realina mengangguk.

"Tunggu apa lagi?! cepat buat sarapan."

Realina segera berdiri menuju ke dapur, sampai dapur dia tidak langsung memasak. Dia memijat kepalanya yang terasa nyeri sekali membuat dia pusing juga. Setelah dirasa kepalanya lumayan mendingan Realina pun mulai memasak nasi goreng, makanan yang paling simple dan cepat.

Selesai memasak Realina mulai meletakkan sarapan di atas meja, Keanu dan Rinta juga sudah ada di meja makan. Rinta tersenyum senang melihat Realina dalam keadaan seperti ini. Setelah meletakkan sarapan Realina juga ikut duduk di meja makan.

"Kamu kenapa duduk di sini?" tanya Rinta sinis.

"Mau sarapan" ucap Realina ketus.

"Aku enggak mau makan satu meja denganmu, sana kamu makan di dapur saja" usir Rinta. Realina memandang Keanu meminta belaan tapi yang didapatkannya malah sebaliknya.

"Kenapa diam saja? sana kamu makan di dapur saja, kamu tidak dengar ucapan Rinta?"

Dengan terpaksa Realina membawa piringnya ke dapur, dia makan di lantai dengan derai air mata. Dia tidak menyangka suaminya bisa berubah seperti itu dan menuduhnya dengan tuduhan yang tidak berdasar sama sekali.

"Ini sayang sarapannya, mau aku ambilkan?" tawar Keanu dengan lembut.

"Iya mas, tapi jangan terlalu banyak aku kurang nafsu makan pagi ini."

"Kenapa apa kamu sakit?" Keanu khawatir.

"Tidak tahu rasanya badanku sangat lemas sekali" ucap Rinta dengan lesu.

"Haduh kamu ini bagaimana sih, badan kamu lemas pasti karena kamu jarang makan. Ayo makan yang banyak biar kamu sehat agar kita bisa bercinta dengan panas supaya cepat mendapatkan anak."

Rinta mengangguk dan tersenyum lalu menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya tapi saat baru saja di kunyah Rinta merasakan tidak enak pada perutnya yang mana membuatnya ingin muntah.

Rinta segera pergi ke kamar mandi dengan menahan mulutnya agar tidak segera muntah. Sampai di kamar mandi Rinta hanya memuntahkan cairan bening saja

BAB 2

"Kamu kenapa sayang? kok bisa muntah-muntah begini? apa gara-gara nasi goreng itu?"

"Enggak tahu mas huek...huek..." Rinta terus muntah hingga dia lemas dan luruh ke lantai kamar mandi, Keanu segera menangkap tubuh Rinta.

"Ayo bangun, kita ke kamar aja buat istirahat."

"Aku enggak kuat bangun mas badan aku rasanya lemas sekali" akhirnya Keanu menggendong Rinta menuju ke kamar.

Saat keluar dari kamar mandi tadi dia melihat Realina yang melihat ke arahnya dan Keanu. Rinta tersenyum menyeringai melihat kesedihan yang tergambar jelas di wajah Realina. Realina iri dengan perhatian yang diberikan Keanu oleh Rinta yang tidak pernah dia rasakan.

Realina mencoba untuk tetap tegar walaupun di dalam hatinya dia sudah tidak kuat sama sekali. Sesudah membereskan meja makan Realina segera bersiap ke rumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaan. Sebelum pergi Realina tidak lupa meminta izin Keanu terlebih dahulu.

"Mas aku izin keluar sebentar ya."

"Mau kemana? mau keluyuran enggak jelas kamu?" tanya Keanu sinis.

"Aku mau ke rumah sakit mas."

"Tunggu dulu, tolong kamu telepon dokter pribadi keluarga kita untuk segera datang kesini dan memeriksa Rinta."

"Memang Rinta sakit apa mas?"

"Udah kamu jangan banyak tanya tinggal telepon aja apa susahnya sih."

Realina menurut, dia menelepon dokter pribadi keluarga. "Sudah aku telpon mas katanya sekitar lima belas menit lagi dokternya sampai."

"Lama sekali, mana keadaan Rinta sudah lemas sekali lagi" gumam Keanu dengan gelisah.

"Mas aku pamit pergi ya?" Realina menjulurkan tangan kanannya untuk menyalimi suaminya.

"Ya sudah sana pergi, tinggal pergi aja sih apa susahnya" tanpa membalas juluran tangan Realina, Keanu masuk begitu saja ke dalam kamar.

Realina menarik lagi juluran tangannya lalu berjalan keluar rumah. Sampai rumah sakit Realina langsung menuju ruangan dokter yang memeriksanya pada saat itu. Sampai di dalam ternyata dokternya sudah menunggunya.

"Anda datang seorang diri nona?" tanya dokter.

"Iya dok, kebetulan suami saya sedang ada perkeejaan mendadak" bohong Realina.

Dokter pun hanya mengangguk percaya, "baik ini adalah hasil pemeriksaan yang dilakukan pada waktu itu" dokter memberikan amplop putih yang di dalamnya terdapat selembar kertas berisi hasil pemeriksaan.

"Bagaimana dok apa ada masalah diantara saya dan suami?" tanya Realina sebelum membuka amplop.

"Dari hasil pemeriksaan suami anda terkena Asthenozoospermia yang mengakibatkan pergerakan sperma tidak seaktif sperma pada umumnya, bisa dikatakan orang yang mempunyai penyakit ini memiliki kualitas sperma yang lemah."

Realina kaget mendengar itu, "memang apa sih dok penyebab yang membuat suami saya terkena penyakit itu?"

"Biasanya kebiasaan merokok dan meminum alkohol secara berlebihan."

"Bagaimana dengan rahim saya apakah baik-baik saja?"

"Tenang saja rahim anda sangat subuh sekali anda tidak perlu khawatir."

Realina sedikit lega dan sedih sekaligus mendengar hasil dari pemeriksaan hari ini. "Aku harus segera memberitahu mas Keanu agar dia secepatnya berobat sebelum terlambat."

Realina buru-buru menyetop taksi yang melintas untuk pulang ke rumah. Sampai rumah suaminya sedang duduk di taman yang ada di samping rumah bersama dengan Rinta. Ruby mendekat ke arah mereka berdua yang terlihat bahagia entah karena apa.

"Mas..." belum selesai Realina berucap Keanu sudah memotongnya.

"Rea kamu tahu? Rinta saat ini sedang mengandung anakku, aku senang sekali mendengar pernyataan dokter tadi setelah memeriksanya" ucap Keanu dengan sangat bahagia.

"Bagaimana bisa?" tanya Realina.

"Ya bisa, sekarang terbuktikan aku tidak mandul buktinya Rinta sekarang hamil anakku."

"Bukan begitu mas, sperma kamu itu lemah mas mana mungkin bisa membuahi Rinta?"

"Kenapa kamu bicara seperti itu? kamu tidak terima aku akan mempunyai anak bukan dari kamu?"

"Enggak mas, aku bahagia kamu akan memiliki anak. Tapi bisa saja kan yang di kandung oleh Rinta saat ini bukan anak kamu?"

"Kamu jangan memfitnah aku ya rea! apa maksud kamu ngomong seperti itu?!" ucap Rinta dengan emosi yang membludak-bludak.

"Tenang sayang kamu tidak boleh emosi begitu kasihan anak kita" ucap Keanu sambil mengelus perut Rinta yang membuat Realina muak sendiri melihatnya.

"Salahkan dia mas karena telah menuduhku sembarangan, aku ini sekarang sedang mengandung anak kamu loh."

"Sudah jangan emosi mending sekarang kamu masuk ke kamar dan istirahat ya biar aku yang akan memberikan pelajaran pada Realina" Rinta mengangguk dan mengulas senyum kemenangan.

Setelah Rinta masuk ke dalam kamar tiba-tiba saja Keanu menarik paksa tangan Realina dengan kuat yang menyebabkan tangannya perih. Saat ini Realina dibawa ke gudang bawah tanah.

"Kamu sekarang aku hukum dan aku kurung di sini karena membuat ibu dari anak-anakku marah dengan ucapanmu itu dan jangan harap kamu bisa makan dan minum selama di sini" setelah mengatakan itu Keanu mengunci pintu gudang dengan rapat dan pergi meninggalkan Realina seorang.

Realina tentu tidak tinggal diam, dia menggedor-gedor pintu dan berteriak dengan kencang dengan memohon agar Keanu mengeluarkannya. Tapi itu semua hanya angannya saja buktinya Keanu seperti tidak peduli dengannya.

"Tuhan kenapa hidupku menjadi seperti ini? sebenarnya apakah salahku yang membuatku mengalami ini semua?" ucap Realina dengan bersimbah air mata.

Setelah capek menggedor pintu yang tidak ada hasilnya sama sekali akhirnya Realina duduk menekuk lututnya dan menyembunyikan kepalanya disela-sela kedua kaki. Realina hanya bisa berdo'a agar Keanu berubah pikiran dan segera mengeluarkanya.

Realina menunggu Keanu sampai dirinya tertidur, pintu tidak kunjung terbuka juga. Perut Realina juga sudah mulai lapar, dia tidak tahan berada di dalam sini apalagi tidak ada udara yang keluar dan masuk yang mana membuat nafasnya sesak.

Krukk(suara perut Realina)

"Sabar ya perut mungkin malam ini kita tidak bisa makan hingga keesokan hari" Realina mengelus perutnya yang lapar.

Realina terus menahan lapar hingga pagi, badannya sudah lemas dan mukanya pun sudah pucat pasi. Terdengar suara putaran gagang pintu, tidak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Keanu.

"Mas kamu datang karena kasihan denganku kan?" tanya Realina dengan mata yang sudah berbinar.

"Siapa yang kasihan denganmu, aku datang kesini karena akan menyuruhmu untuk memasak sarapan untukku dan Rinta."

"Tidak mau! suruh Rinta sendiri saja yang masak, aku tidak sudi memasak sarapan untuk Rinta!" ucap Realina menggebu.

"Berani kamu menentang perintahku?!" Keanu menggeret tangan Realina agar berdiri dan menampar pipinya.

"Kamu masih berani melawan?!" Keanu kembali mengangkat tangannya.

"Jangan mas! baik aku akan memasak sarapan untuk kalian berdua tapi beri aku waktu makan sebentar saja untuk memulihkan tenagaku."

"Aku dan Rinta tidak suka menunggu, jadi segera buat sarapan mau kamu lemas atau apapun itu aku tidak perlu yang penting saat Rinta ke meja makan makanan sudah ada di meja makan, paham!" setelah mengatakan itu Keanu pergi begitu saja.

BAB 3

Setelah kepergian Keanu, Realina berjalan dengan tertatih menaiki tangga. Sampai di dapur perut Realina serasa diremas membuatnya menjerit lirih.

"Mas perut aku lapar banget udahan, dedek bayinya pun sepertinya juga sudah lapar" rengek Rinta kepada Keanu.

"Sebentar ya sayang aku akan nyuruh Realina agar segera menyelesaikan masakannya, kamu duduk saja disini jangan capek-capek nanti dedek bayinya ikutan capek" Rinta tersenyum dan mengangguk.

"Rea kamu udah selesai masak belum? istri dan anak aku udah kelaparan itu."

"Shhh...belum mas, sepertinya aku tidak bisa masak sarapan karena perut aku sakit banget" ucap Realina dengan merintih kesakitan.

"Halah kamu itu hanya alasan saja bisanya, tadi alasan lemas sekarang perutnya sakit, kalau kamu tidak mau memasakkan kita sarapan itu ngomong aja jangan hanya alasan seperti itu" hardik Keanu.

"Aku mau aja masakin kalian sarapan biasanya aku juga kan yang masak? sekarang memang badan aku lemas dan perut aku sakit."

"Dasar perempuan enggak guna, udah enggak bisa hamil masak pun juga tidak bisa nyesel aku nikah sama kamu!" Keanu mendorong Realina hingga punggungnya menabrak pinggiran meja.

"Ahh...sakit mas" rintihan Realina tidak Keanu perdulikan sama sekali, dia malah menghampiri Rinta.

"Sayang kita sarapan diluar saja yuk, Wanita tidak berguna itu tidak bisa memasukkan sarapan untuk kita."

"Kenapa? apa karena aku yang akan makan sarapannya?" tanya Rinta dengan muka yang dibuat-buat sedih.

"Sudah kamu tidak usah memikirkan wanita itu, ayo sekarang kita segera cari sarapan agar anakku tidak merasa kelaparan."

Keanu mengulurkan tangannya ke arah Rinta, Rinta dengan senang hati pun membalas uluran tangan Keanu. "Kita mau cari makan di mana mas?"

"Di tukang bubur yang tempatnya tidak jauh dari sini, kamu mau kan?"

"Aku enggak mau bubur kalau aku makan bubur sekarang pasti akan langsung aku muntahkan karena teksturnya yang terlalu halus itu, mending kita sarapan di restoran bintang lima saja. Sepertinya dedek bayi ingin sarapan dengan croissant, muffin dan salad sayur pagi hari ini" ucap Rinta memelas sambil mengelus perutnya yang datar.

"Benarkah? wah apakah keinginanmu itu karena mengidam?" Keanu amat senang.

"Iya mas mana ini permintaan pertama dedek bayi, apakah kamu mau menurutinya mas?"

"Tentu sayang aku akan menurutinya, ayo kita pergi ke restoran bintang lima. Oh iya sayang kalau misalnya kamu ingin sesuatu kamu tinggal bilang saja denganku pasti aku akan segera menurutinya."

Rinta mengangguk dengan pandangan yang cerah, Rinta tidak sabar untuk meminta barang-barang mahal menggunakan alibi bahwa itu keinginan anaknya.

Mereka berdua pergi keluar tanpa memperdulikan Realina yang tengah terkapar di lantai dapur. Realina tidak sadarkan diri hingga setengah jam, saat sudah sadar Rinta bangun sendiri lalu mengambil minum di atas meja dengan mengesot.

"Lumayan air putih ini bisa mengganjal perutku" ucap Realina.

Setelah sedikit mendingan Realina memaksakan dirinya untuk memasak sarapan untuk dirinya sendiri. Realina memasak nasi goreng dengan bahan seadanya lalu memakannya dengan lahap. Sesudah makan keadaan Realina mulai mendingan dan tenaganya pun sedikit demi sedikit mulai kembali.

"Akhirnya tenagaku sudah mulai pulih, sekarang aku mending istirahat saja untuk memulihkan tenagaku agar kembali maksimal."

Dengan langkah pelan Ruby menuju kamar dekat dapur yang beberapa hari ini resmi menjadi kamarnya. Kamar dekat dapur ini sebenarnya kamar pembantu tapi sekarang digunakan oleh Realina. Didalam kamar hanya ada satu kasur lantai yang tipis dan selimut yang tipis pula.

Realina segera berbaring ke kasur, setiap bangun tidur pasti tubuhnya selalu sakit tapi selama dia diberi tempat tinggal di sini Realina masih bersyukur karena dia ingin memperjuangkan pernikahannya.

"Rea bangun! enak banget hidup kamu!" Keanu membangunkan Realina dengan menendang-nendang tubuhnya, padahal Realina baru saja tertidur.

"Eung...kenapa mas?" tanya Realina yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Kenapa, kenapa? kamu itu banyak tanya sekali! kamu tidak ingat tugas kamu selama tinggal di rumah ini? kamu itu harus bersih-bersih rumah, masak dan mencuci semua bajuku dan Rinta!"

"Kalau aku mengerjakan semua itu terus Rinta ngapain?" tanya Realina tidak terima.

"Rinta ya istirahat lah, kamu tahu sendiri kan dia sedang hamil saat ini. Kamu yang tidak bisa hamil pasti tidak akan tahu bagaimana susahnya saat mengandung, cepat bangun jangan malas seperti itu!"

Realina yang malas ada keributan lagi akhirnya menurut, dia mulai mencuci dan membersihkan rumah. Saat mengepel lantai Rinta dengan sengaja menginjak lantai yang sudah dipel Realina.

"Ups...aku tidak sengaja menginjaknya" ucap Rinta pura-pura bersalah padahal dalam hatinya dia bersorak senang.

Dengan sabar Realina kembali mengepel lantai yang sudah diinjak oleh Rinta. Dengan sengaja lagi Rinta menginjak lantai kembali.

"Haduh aku tidak sengaja lagi menginjaknya" ucap Rinta dengan muka mengejek.

"Rinta kamu sengaja ya ingin mengerjai aku?" tanya Realina menyelidik.

"Kalau iya kenapa? kamu tidak terima?" tanya Rinta pongah.

Rinta berani berperilaku seperti itu karena saat ini Keanu tidak ada dia sudah berangkat bekerja setengah jam yang lalu. Coba saja ada Keanu di sini pasti Rinta akan berperilaku lemah lembut.

Realina menghembuskan nafas lelah, "Rinta aku saat ini sudah capek jadi jangan buat kerjaanku bertambah berat seperti saat ini."

"Capek ya? itu sih derita kamu! memang tugas kamu kan disini sebagai pembantu."

"Aku bukan pembantu! aku masih sah istri mas Keanu saat ini, bukan seperti kamu wanita murahan yang mau-mau saja mengandung anak dari pria yang belum sah menjadi suamimu" cibir Realina sedikit sadis.

"Berani sekali ya kamu! yang terpenting aku seorang wanita yang bisa mengandung dan tidak mandul seperti kamu!" balas Rinta tak kalah sadis.

"Bangga sekali kamu hanya karena bisa mengandung, oh iya anak siapa yang kamu kandung? jangan-jangan itu bukan anak mas Keanu?"

"Ini anak mas Keanu!" ucap Rinta dengan emosi.

"Kalau memang itu anak mas Keanu enggak perlu marah seperti itu dong, biasa saja."

"Lama-lama kamu ngeselin ya! aku akan melaporkan semua perlakuanmu denganku tadi kepada mas Keanu agar dia menghukum kamu lebih kejam lagi!"

"Aku tidak takut laporkan saja kalau perlu kamu buat sandiwara saja seperti yang selama ini terus kamu lakukan."

"Oh kamu menantangku?" Rinta yang sudah mulai geram pun berjalan mendekat ke arah Realina dengan tergesa-gesa, keadaan lantai yang licin membuat Rinta terpeleset kebelakang.

"Haduh perutku sakit sekali!" ringis Rinta sambil memegangi perutnya.

"Rinta!" Realina segera berlari menuju Rinta yang sudah terbaring di lantai.

"Ya ampun Rinta kamu keluar darah!" Realina panik sendiri melihat darah mulai keluar ke paha Rinta.

"Arghh...sakit sekali perutku!" Rinta terus merintih hingga kemudian tidak sadarkan diri karena terlalu merasa sakit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!