NovelToon NovelToon

SELIR YANG BERKUASA

CEMBURU BUTA

Di tepi tebing yang terjal, tersembunyi di antara bebatuan besar yang tampak seperti benteng alam, terletak markas rahasia yang dikenal hanya oleh segelintir orang terpilih. Di tempat terpencil ini, angin laut berhembus kencang, membawa serta aroma pekat dan suara ombak yang menghantam keras bebatuan di bawahnya.

Markas ini dirancang dengan cermat agar menyatu dengan lingkungan sekitarnya, hampir tak terlihat dari kejauhan. Bangunan-bangunan berstruktur kokoh, memiliki dinding-dinding batu yang dingin, dengan jendela kecil yang memancarkan cahaya redup dari dalam, memberikan suasana misterius.

Di dalamnya, lorong-lorong panjang terhubung ke ruang-ruang khusus, di mana suara langkah kaki terdengar jelas di lantai batu yang dingin dan keras.

Di sini, di dalam tempat yang penuh rahasia dan ketenangan yang hening, berbagai jenius dari seluruh dunia berkumpul untuk menyempurnakan keterampilan mereka.

Di salah satu ruangan, ada laboratorium senjata yang dipenuhi dengan berbagai macam peralatan modern dan tradisional. Asap lembut berwarna abu-abu naik dari meja tempat seorang ahli persenjataan sedang menguji senjata baru yang inovatif, dengan bunyi dentingan logam dan bau khas logam yang terbakar memenuhi udara.

Tak jauh dari sana, sebuah ruangan yang dipenuhi dengan rak-rak penuh botol kaca berbagai ukuran berisi cairan berwarna-warni dan bahan-bahan alami. Di sini, ahli racun dan pengobatan bekerja dengan tenang, menguji ramuan dan penawar, menciptakan kombinasi yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Bau tajam dan pedas dari racikan-racikan mereka tercium kuat, menciptakan atmosfer yang penuh dengan potensi dan bahaya.

Di ruangan lain yang lebih tenang dan gelap, seorang ahli hipnotis berlatih dalam kedalaman meditasi, suaranya yang lembut memandu subjeknya ke dalam kondisi trance, dengan suasana yang begitu sunyi sehingga hanya terdengar suara napas yang pelan. Di sini, kekuatan pikiran dan pengaruh mendalam pada jiwa dipelajari dan disempurnakan.

Di luar bangunan utama, di dataran yang sedikit lebih rendah, terdapat arena pelatihan terbuka. Di sana, para ahli penakluk binatang buas berinteraksi dengan hewan-hewan eksotis, dari burung elang hingga harimau, dalam harmoni yang tak terbayangkan. Suara deru angin dan raungan binatang menjadi latar belakang konstan, menggambarkan dinamika alam dan kekuasaan.

Di arena yang berbeda, ahli pedang mengayunkan senjata mereka dengan kecepatan dan presisi yang memukau. Kilatan pedang yang bergerak cepat memotong udara, menciptakan desiran tajam yang bergema di sekitar arena. Bau keringat dan suara tarikan napas berat menambah intensitas suasana.

Markas ini, dengan semua rahasianya, menjadi tempat di mana bakat-bakat unik diasah dan dipertajam, di bawah pengawasan dan bimbingan para guru yang terampil. Di sini, di tepi dunia, kejeniusan berkembang dalam keterpencilan dan ketenangan, menjauh dari pandangan dunia luar, namun selalu siap untuk tampil ketika waktunya tiba.

Dua sosok gadis berhadapan, yang 1 manis dengan kulit yang eksotis, memiliki rambut ikal dan dagu runcing. Sedangkan yang lainnya cantik dengan bentuk wajah oval dan hidung mancung, matanya bulat kontras dengan warna kulitnya yang putih cerah. Keduanya menggunakan jaket hitam dengan pedang dan belati kecil yang bersarung di pinggang.

"Haitang! Kau benar-benar bedebah! Aku menantangmu untuk bertempur sampai mati!" ucap gadis berkulit eksotis, dengan mata yang dipenuhi kemarahan dan juga kecemburuan. Tangan kanannya menggenggam erat pedang.

"Apakah kau makan bangkai tikus mati? Aku tidak memiliki urusan apapun denganmu!" jawab Chu Haitang, wajahnya dipenuhi kekesalan, karena gadis yang berdiri di hadapannya terus saja mengganggu. Dia bahkan berkali-kali kehilangan konsentrasi saat melakukan pemurnian pil, karena teriakan gadis itu.

Shen Yijia meraung, ini pertama kalinya dia diabaikan oleh seseorang. Gadis di depannya terlalu cantik dan menarik perhatian, sehingga pria yang dia idam-idamkan sejak lama juga menaruh hati padanya.

"Dasar pelacur! Kau berani mencari perhatian dari Zhao Zhan? Aku akan membunuhmu!" teriaknya dengan dingin, matanya memancarkan bahaya.

"Zhao Zhan? Apa kau buta? Aku bahkan tidak mengenal pria itu!" jawab Chu Haitang, emosinya semakin tidak terkendali. Sangat sulit berhadapan dengan gadis yang sedang cemburu, dia bahkan tidak bisa membedakan hal yang salah dan benar.

Shen Yijia mencibir, "Munafik, aku jelas-jelas melihatmu berduaan dengannya!"

Chu Haitang mendengus, "Dia datang untuk mengobati punggungnya yang terluka, apa kau pikir aku akan tertarik? Lihat dirimu sendiri! Jika kau benar-benar menyukai pria itu, bersikaplah seperti seorang wanita."

Wajah Shen Yijia menghijau, "Jalang! Kau hanya mencari alasan! Aku membencimu sampai mati! Zhao Zhan berubah sejak bertemu denganmu, baji*gan!"

Shen Yijia memperlihatkan aura membunuh yang sangat kuat, dia merupakan seorang ahli pedang yang sangat cerdas dan penuh dengan strategi. Kemampuannya yang luar biasa, membuat tuan mereka memberikan pengaturan khusus, dia diberikan seorang guru yang tekun dan sangat membantu peningkatan kekuatannya.

Chu Haitang merupakan murid kebanggaan Dokter Ilahi, dia di beri gelar dokter jenius kecil. Kemampuannya dalam penyembuhan sangat luar biasa, namun dia lebih terampil dalam pembuatan racun.

Setiap racun yang di buatnya, selalu mendapatkan pujian. Tidak hanya tidak berbau, namun juga sulit untuk di deteksi. Dalam 3 hari terakhir, Chu Haitang sibuk membuat penawar racun, sehingga gadis itu belum sempat beristirahat.

Zhao Zhan merupakan wakil ketua tim pembunuh, dia mengalami krisis besar pada pertarungan sebelumnya, tubuhnya terkena racun mematikan dan hanya bisa bertahan 10 hari, sehingga dia datang secara pribadi dan meminta Chu Haitang untuk menyembuhkannya.

Sayangnya gadis itu hanya bisa menekan racunnya, dia belum memiliki penawar yang di butuhkan pemuda itu, hingga membuat Zhao Zhan harus bolak-balik ke tempat Chu Haitang untuk mendapatkan perawatan.

Trang...

Trang...

Trang...

Kedua pedang beradu, Shen Yijia mengayunkan pedangnya dengan cepat dan berapi-api. Chu Haitang menangkisnya, meskipun saat ini seluruh tubuhnya terasa sangat lelah dan tidak berenergi, namun dia tidak bisa menyerah begitu saja, gadis di depannya berniat untuk melenyapkan nyawanya.

Trang...

Trang...

Trang...

Pertarungan berlangsung sengit, dengan keduanya saling menyerang dan bertahan dengan keahlian yang memukau. Namun, seiring berjalannya waktu, kelelahan mulai tampak pada Chu Haitang. Gerakannya menjadi lebih lambat dan kurang presisi. Sementara itu, Shen Yijia, yang memanfaatkan setiap momen kelemahan lawannya, terus menekan dengan serangan-serangan yang semakin intens.

Pada akhirnya, dalam sebuah serangan kilat, Shen Yijia berhasil menjatuhkan pedang Chu Haitang. Terjatuh di tanah, Chu Haitang terengah-engah, menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang ekstrem.

Shen Yijia, dengan tatapan penuh kebencian, menikam pedangnya ke arah jantung Chu Haitang, gadis itu tertawa terbahak-bahak di depan tatapan penuh kebencian dari Chu Haitang.

"Kau akan menyesal!" ucap Chu Haitang sebelum tubuhnya ambruk di atas tanah.

Sementara beberapa sosok mulai berdatangan dan menatap tajam ke arah Shen Yijia, dua orang pemuda dan seorang gadis bergegas ke arah Chu Haitang dan memeriksa kondisi rekannya.

"Kakak!"

"Kakak sulung!"

"Cepat bawa ke dalam dan panggil guru!" ucap seorang pemuda bermata elang, dia melirik sinis ke arah Shen Yijia, matanya memperlihatkan perhitungan yang jelas.

Mereka bergegas pergi, membawa tubuh Chu Haitang yang berlumuran darah, sementara seorang pemuda kekar mendekat ke arah Shen Yijia, matanya di penuhi kebencian dan kekecewaan.

"Shen Yijia! Aku tidak pernah menyangka kau sejahat itu, aku terkena racun yang sangat mematikan dan hanya memiliki waktu 7 hari lagi. Jika sampai Chu Haitang tidak berhasil disembuhkan, maka aku juga pasti akan segera mati untuk menyusulnya. Kau benar-benar seorang iblis! Kau tidak memiliki perasaan! Kau pembunuh! Kau tega membunuh orang yang ingin menyembuhkanku, dalam 10 kehidupan, aku berharap tidak akan pernah bertemu denganmu. Aku membencimu!" pemuda itu meraung, ada air mata yang menetes di sudut matanya.

"Zhao Zhan!" Shen Yijia memanggil, tubuhnya bergetar, dia tidak pernah mengetahui alasan Zhao Zhan menemui Chu Haitang. Dia selalu berpikir bahwa pemuda itu menaruh hati pada gadis lain.

Zhao Zhan mendengus, dia menyeret kakinya meninggalkan gadis itu. Ada kebencian yang sangat besar dan sulit untuk di redakan.

TRANSMIGRASI

Di sebuah desa yang di kenal sebagai desa Wujia, seorang wanita berusia 35 tahun menendang sesosok tubuh gadis kecil ke halaman, dia berdiri sambil berkacak pinggang.

"Bawa pergi benda tak berguna itu! Jauhkan dari rumahku!" teriaknya, beberapa orang mulai berdatangan dan menatap wanita itu dengan tidak berdaya.

"Kakak ipar, apa yang kau lakukan? Putriku masih koma, dan kau tega melemparkan dia begitu saja?" tanya seorang wanita, dia menahan isak tangis, sambil terus menepuk wajah gadis kecil dalam pelukannya.

"Apa untungnya menyimpan benda tak berguna itu di rumah? Dia tidak hanya menjadi beban, namun juga menghabiskan banyak uang. Suamiku harus bekerja keras dan seluruh uangnya diberikan untuk pengobatan gadis sialan itu, sedangkan keluarga kami harus memakan sup sayuran liar setiap hari!" wanita itu berteriak semakin kencang, membuat seluruh warga desa berkumpul.

"Cukup! Kau benar-benar keterlaluan! Cucuku tidak pernah bergantung pada keluargamu, kau dan anak-anakmu lah yang selama ini menumpang hidup pada keluarga kami, anak kedua belum mendapatkan pekerjaan sampai hari ini!" ucap seorang wanita tua, dia menatap tajam ke arah menantunya.

"Aku tidak peduli! Ambil semua barang-barang kalian dan pergi dari rumah ini!" ucap wanita itu dengan sangat kejam, dia mengusir seluruh anggota keluarganya dengan tidak berperasaan.

"Sun Jia! Aku tidak menyangka ternyata kau seorang serigala bermata putih, putra keduaku sungguh sial karena memilih wanita kejam sepertimu. Apa kau tidak takut tersambar petir?" ucap wanita tua itu, matanya memancarkan kebencian yang sangat besar.

"Heh wanita tua! Selama ini aku selalu bersikap baik padamu, tapi kali ini tidak lagi! Kalian semua harus pergi dari rumah ini!" jawab Sun Jia, dia tidak perlu repot-repot memberikan wajah pada mertua dan juga anggota keluarga suaminya, lagi pula mereka telah lama hidup menumpang di rumah tua itu.

"Aku benar-benar kecewa terhadapmu! Baiklah, anak kedua, apa kau tidak akan berbicara? Kau tidak keberatan ibu dan juga saudara-saudaramu diusir di depan matamu sendiri?" tanya wanita tua itu sambil memandang ke arah anak laki-laki keduanya yang saat ini hanya bisa menundukkan kepala.

"Aku adalah pemilik rumah, aku yang memutuskan!" jawab Sun Jia sambil menatap sinis.

Chu Rong mendekat ke arah sang ibu, kemudian memeluk pundak wanita tua itu. "Ibu, mari kita pergi, rumah ini adalah milik mereka."

Lao Shi mendengus, "Panggil kepala desa, kami akan mengurus pemisahan."

"Ibu," Chu Ming terkejut, dia tak menyangka jika wanita itu akan melakukan hal yang membuatnya bersedih. Walau bagaimanapun, mereka telah hidup bersama-sama selama hampir 40 tahun, namun kali ini, karena keegoisan Sun Jia, keluarga itu harus berpisah.

Rumah tua mereka ambruk beberapa bulan yang lalu, sehingga mau tak mau harus menumpang di tempat menantu keduanya. Namun sayang, wanita itu terlalu rakus, dia tidak hanya mengambil seluruh perak yang di dapatkan dengan susah payah oleh anggota keluarga Chu, namun juga menipunya.

"Jangan panggil aku ibu, kau bukan lagi putraku!" Lao Shi meraung sambil menatap tajam ke arah putra keduanya, dia menyesal karena telah membesarkan anak yang tidak tahu diri itu. Jika dia mengetahui hal itu dari awal, mungkin dia akan lebih memikirkan anggota keluarga kandungnya, daripada harus bersusah payah membesarkan anak yang dipungutnya dari jalanan.

"Ibu..." Chu Ming kembali memanggil, namun di abaikan oleh wanita tua itu.

"Jangan pernah memanggilku ibu! Kau bukan putraku! Putraku hanya satu Chu Rong dan kau hanyalah anak yang aku pungut dari jalanan, namun sayangnya kasih sayang yang aku berikan selama 40 tahun ini sama sekali tidak berarti bagimu. Hari ini juga, aku memutuskan hubungan denganmu. Apapun yang terjadi di masa depan, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi, kau dan istrimu benar-benar manusia yang tidak tahu diri!" Lao Shi yang selama ini di kenal penuh kasih sayang pada keluarganya, akhirnya memuntahkan kata-kata yang sangat menyakitkan, bahkan Chu Ming tidak menyangka, jika dia sebenarnya hanyalah seorang anak angkat.

"Ibu!" Chu Rong memanggil, namun Lao Shi segera menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak berbohong, anak laki-laki yang selama ini kau panggil saudara kedua bukanlah saudaramu. Dia dibuang oleh keluarganya di jalanan dan pada saat itu ayahmu yang baru saja turun gunung melihatnya, karena merasa kasihan, dia membawa bayi itu ke rumah dan membesarkannya seperti anak kandung sendiri." ucap Lao Shi.

Kepala desa akhirnya datang, mereka segera mengurus surat pemisahan keluarga. Sun Jia yang awalnya berpikir untuk memanfaatkan kebodohan keluarga itu, akhirnya tertegun. Dia tak menyangka jika suaminya bukan anggota keluarga Chu, melainkan anak liar yang dibuang oleh keluarganya.

"Ibu..." Sun Jia berjalan mendekat, dia berpikir untuk memperbaiki keadaan. Walau bagaimanapun, keluarganya masih bergantung pada mereka.

Namun Lao Shi segera memelototkan matanya. "Jangan pernah memanggilku ibu! Aku bukan ibumu!"

"Ibu, aku salah..." Chu Ming bergegas mendekat, namun Lao Shi sama sekali tidak terpengaruh oleh panggilannya. Dia terlalu kecewa pada anak angkat dan juga menantunya itu.

"Menjauhlah! Kau bukan bagian dari keluarga Chu kami!" jawab Lao Shi, dia segera mengajak anak, menantu dan kedua cucunya untuk pergi. Sementara gadis yang masih dalam keadaan koma itu berada dalam gendongan Chu Rong.

"Aiiir..." terdengar suara yang sangat pelan, membuat semua anggota keluarga Chu langsung menghentikan langkahnya.

"Haitang! Kau sudah bangun?" Pei Yuwen menatap wajah pucat yang berada dalam gendongan sang suami, dia segera mengeluarkan kantung air kemudian memberikannya.

"Minumlah! Kau harus segera sembuh!" ucap Pei Yuwen. Bulu mata gadis kecil itu bergetar, kemudian matanya terbuka. Gelombang kebahagiaan tiba-tiba saja meledak, membuat seluruh anggota keluarga Chu bergegas menuju ke sungai. Ada beberapa pohon buah-buahan di sana, mereka bisa memanfaatkan itu untuk mengisi perutnya.

Chu Haitang tertegun, dia masih belum mengerti situasinya. Siapa mereka dan kenapa menggunakan pakaian kuno? Dimana saudara-saudaranya? Bukankah dia baru saja kalah setelah bertempur dengan Shen Yijia.

Beberapa ingatan tiba-tiba saja masuk, membuat gadis itu mengerang perlahan, dia menerima banyak sekali informasi yang bukan miliknya. Setelah beberapa saat, akhirnya gadis itu menjadi lebih tenang. Sepertinya dia telah mengalami perpindahan jiwa dan tubuh yang ditempatinya saat ini memiliki nama yang sama dengan dirinya di dunia modern.

"Adik!"

"Haitang!"

"Nak!"

Terdengar suara panggilan dari beberapa orang, membuat Chu Haitang langsung menoleh. Dia melirik perlahan, tubuhnya saat ini benar-benar sangat lemah.

Pemilik tubuh yang sebelumnya adalah seorang gadis yang ceria, dia berusia 15 tahun dan sering turun naik gunung untuk mencari mangsa. Sayangnya, satu bulan yang lalu dia mengalami cedera, akibat diseruduk oleh seekor babi hutan yang sangat besar, sehingga membuat tubuh kecilnya terjatuh dan mengalami luka yang cukup berat.

Keluarganya telah menghabiskan begitu banyak uang untuk mengobati gadis itu, mereka bahkan terpaksa minum sup sayuran liar setiap hari. Kakak laki-lakinya berhenti sekolah, karena keluarga mereka tidak bisa mengumpulkan banyak uang untuk membayar.

Chu Haitang menatap satu persatu wajah anggota keluarganya, dia bersumpah dalam hati akan memperlakukan mereka dengan sangat baik dan dia akan segera mencari uang untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang saat ini tengah melanda.

Dalam ingatan pemilik tubuh asli, ada sebuah goa yang terletak di gunung. Dia seringkali datang ke tempat itu untuk berteduh di kala hujan. Saat ini keluarga mereka tidak memiliki tempat tinggal, Chu Haitang akhirnya membuka suara. "Ayah, ibu, nenek, kakak, mari kita pergi ke gunung, ada Goa di sana."

Seluruh anggota keluarga saling berpandangan, namun tak lama kemudian mereka menggelengkan kepala. "Tidak, tempat itu tidak aman, ada banyak binatang buas di sana."

Chu Haitang memaksakan senyum, "Nenek, keluarga kami tidak memiliki tempat tinggal. Goa itu tidak tersentuh oleh orang lain, kami akan aman untuk sementara waktu, sampai memiliki uang untuk membeli rumah baru."

Lao Shi menatap wajah gadis kecil itu sambil berpikir, "Baiklah, mari kita pergi!"

Seluruh keluarga akhirnya bergegas untuk naik gunung, mereka mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Chu Haitang. Gadis kecil itu masih berada dalam gendongan sang ayah, dia tidak memiliki cukup kekuatan untuk berjalan sendiri. Setelah mengalami koma dalam waktu yang cukup lama, dia benar-benar merasakan tubuhnya sangat lemah, bahkan tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menggerakkannya.

BANTUAN DARI DEWA TUA

Akhirnya keluarga itu sampai di depan goa, mereka bergegas masuk untuk membersihkannya. Chu Haitang duduk, dia mulai bisa menstabilkan tubuhnya, sehingga tidak terlalu lemah seperti tadi.

Dahi Chu Rong mengernyit, saat ini keluarga mereka tidak memiliki sedikitpun makanan, sepertinya dia harus segera mengajak anak sulungnya untuk mencari sayuran liar.

Chu Haitang menyadari pikiran sang ayah, dia mengajak seluruh anggota keluarganya untuk duduk. Gadis kecil itu segera mencari cara, untuk membuat anggota keluarganya nyaman.

"Ayah, ibu, nenek, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian." ucap Chu Haitang, dia terlihat sedikit ragu-ragu.

"Ada apa Haitang? Cepat bicara! Apa kau merasa tidak nyaman di satu bagian? Ayahmu akan segera pergi berburu dan menangkap beberapa ekor kelinci, kemudian menjualnya ke kota agar bisa menebus obat," Chu Rong berkata dengan cepat.

Chu Haitang menggelengkan kepalanya, "Tidak ayah, aku baik-baik saja. Sebenarnya keluarga kita saat ini tidak kekurangan apa pun."

Dia berani berbicara seperti itu, setelah mengetahui bahwa liontin giok miliknya mengikuti dia hingga ke kehidupan yang baru, sehingga seluruh makanan dan juga harta yang dikumpulkannya ikut terseret ke tempat ini. Dia tidak perlu lagi khawatir akan kelaparan, keluarga mereka akan cukup makan selama 7 turunan.

Semua orang menatap wajah gadis itu, mereka berpikir bahwa Chu Haitang mengatakannya karena emosi, lagi pula keluarga mereka saat ini tidak memiliki makanan sedikitpun.

"Kau tidak perlu khawatir adik, kakak laki-lakimu akan segera pergi untuk mencari makanan," ucap Chu Wentian sambil berdiri, dia berniat untuk meninggalkan goa.

Chu Haitang segera menjawab, "Kakak, kau tidak perlu pergi, aku memiliki segalanya untuk keluarga kita."

Semua orang terdiam, bahkan Lao Shi yang biasanya cerewet juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dia menatap wajah pucat Chu Haitang dengan kebingungan.

"Ayah, ibu, nenek, sebenarnya saat saya tidak sadarkan diri, saya di bawa menuju suatu tempat oleh dewa tua. Dia mengajarkan saya berbagai macam keahlian, bahkan memberikan banyak sekali makanan, perhiasan dan juga kain." ucap Chu Haitang, wajahnya terlihat sangat serius, dia berbohong tanpa mengedipkan matanya.

Semua orang tertegun, benarkah Chu Haitang bisa bertemu dengan dewa tua? Jika seperti itu, bukankah kehidupan keluarga mereka akan makmur di masa depan?

Lao Shi menatap gadis itu, dia melembutkan suaranya. "Lalu dimana mereka? Seberapa banyak harta yang diberikan padamu?"

Chu Haitang segera menjawab, "Nenek, mari kita panggil dewa tua, bukankah anda memiliki dupa? Berikan 3 kepada saya,"

Lao Shi mengangguk, dia mengeluarkan 3 dupa dan langsung di serahkan pada Chu Haitang. Gadis itu segera mengajak seluruh anggota keluarganya untuk keluar dari goa, sementara dia menggunakan kesadarannya untuk memindahkan beberapa macam makanan, alat memasak, kasur lantai dan selimut dari dalam ruang penyimpanannya.

Setelah selesai, gadis itu segera menyusul anggota keluarganya keluar dari goa. Dia menyalakan api kemudian membakar dupa, Chu Haitang bersujud 3x kali ke arah matahari, kemudian segera berbicara. "Guru tua, muridmu datang untuk meminta makanan, alat memasak, kasur dan selimut. Kau harus cepat, keluarga kami sudah sangat kelaparan."

Awalnya seluruh anggota keluarga Chu mengikuti tindakan yang dilakukan oleh gadis itu dengan sangat khidmat, namun pada akhirnya mereka terdiam. Tidakkah Chu Haitang takut bahwa Dewa tua akan marah padanya? Gadis kecil itu benar-benar tidak bisa di andalkan! Tapi mereka juga terlalu bodoh, karena mempercayainya.

Chu Haitang segera bangkit, dia mengajak seluruh keluarganya untuk kembali ke goa. Saat mencapai dalam, mata mereka langsung terbelalak, nampaknya dewa tua itu sangat menghargai Chu Haitang, dia benar-benar mengirimkan semua yang di minta olehnya.

Ada 2 karung beras, 1 karung tepung, 2 kati minyak, 50 butir telur, 1 kati gula, 1 kati garam, 5 kati daging dan 10 ikat sayuran segar. Bahkan ada banyak sekali barang-barang yang tidak mereka ketahui kegunaannya.

Chu Haitang melirik ke arah kakak laki-lakinya, kemudian segera berbicara, "Kakak, sepertinya keluarga kami membutuhkan kayu bakar dan juga jerami. Bisakah anda mengambilkannya?"

Chu Wentian segera menganggukkan kepala, dia bergegas pergi diikuti oleh Chu Rong. Kedua orang pria berbeda usia itu bergerak dengan sangat cepat, mereka menebang pepohonan, kemudian mengumpulkan jerami untuk tempat tidur mereka malam ini.

Chu Wentian kembali ke dalam goa dengan membawa 3 ikat kayu bakar, sementara Chu Rong membawa 3 ikat jerami kering di punggungnya. Lao Shi dan Pei Yuwen memasak dengan gembira, keduanya sudah lama sekali tidak memakan mie dan daging, kali ini keluarga mereka bisa menikmati hidangan lezat, semua itu adalah berkat yang dibawa oleh Chu Haitang dari dewa tua.

Setelah makanan disajikan di mangkuk, seluruh anggota keluarga makan dengan sangat lahap. Chu Haitang bahkan menambah porsinya sampai puas. Hari ini semua anggota keluarga makan dengan sangat kenyang, mereka tidak perlu lagi tidur sambil menahan lapar.

Chu Haitang segera mengajarkan seluruh anggota keluarganya untuk menyiapkan tempat tidur, pertama-tama mereka harus menyebarkan jerami di atas tanah. Jerami sengaja ditumpuk sedikit lebih tinggi, kemudian ditutup menggunakan kasur lantai. Semua orang juga mendapatkan selimut baru, sangat lembut dan juga hangat saat dipakai.

Kepuasan terlihat di wajah semua orang, hanya Chu Yunling yang terlihat kurang bersemangat. Akhir-akhir ini tubuhnya sangat lemah, sehingga dia tidak bisa membantu keluarganya bekerja.

Chu Haitang yang menyadari hal itu segera bicara, "Kakak perempuan, apa kau baik-baik saja?"

Chu Yunling melirik kemudian melengkungkan senyuman tipis, "Kau tidak perlu khawatir adik, kakakmu baik-baik saja."

Mendengar jawaban itu, Chu Haitang mengangguk, dia segera meminta ayahnya untuk membuat api di depan goa, agar tidak ada binatang buas yang masuk ke tempat itu, sementara mereka sedang beristirahat.

Chu Rong segera bersiap, dia menumpuk kayu bakar kemudian segera menyalakan api, udara di gunung terasa sangat dingin, sehingga semua anggota keluarga tidur dengan nyenyak malam ini, apalagi masing-masing memiliki selimut tebal yang sangat hangat.

Chu Haitang diam-diam menuangkan energi spiritualnya ke mulut goa, sehingga tempat itu tidak mungkin di temukan oleh siapa pun. Dia harus menjaga anggota keluarganya dengan sangat baik, tidak hanya dari binatang buas, namun juga dari warga desa.

Suasana seketika menjadi sepi, seluruh anggota keluarga sangat kelelahan, mereka tidur dengan cepat. Chu Haitang duduk di atas tempat tidurnya, dia berusaha untuk memulihkan tubuhnya dengan cepat.

Ada banyak sekali obat-obatan di ruang penyimpanan, dia mengambil 1 butir pil berwarna merah untuk penambah darah dan 1 butir pil berwarna hitam untuk meningkatkan energi spiritualnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!