NovelToon NovelToon

Toxic Relationship

Your Neighbour!

Kilat yang menampilkan siluet cahaya dari luar kaca jendela seketika membuat Casandra meletakkan buku bacaan, gadis itu beranjak bahkan sedikit berlari menuju dapur.

"Kenapa sudah penuh lagi? ibu pasti akan marah jika diriku membiarkannya hingga ia kembali! rasanya baru kemarin aku mengangkat semua sampah di dapur! aaaaaghh! diriku sudah seperti petugas kebersihan jika seperti ini!" jemari Casandra seketika menyambar kantong plastik besar, mengeluarkan serta menempatkan plastik baru pada tempat sampah di sudut ruangan.

Sepertinya akan turun hujan! kau harus segera bergegas Cassie!!

Ayunan langkah kaki Casandra semakin cepat saat ia menangkap awan yang cukup gelap dari balik jendela apartemen.

Baru beberapa langkah menuruni anak tangga, suara yang terdengar begitu ribut dari lantai pertama apartemen membuat Casandra sedikit celingukan.

Mereka? ribut lagi? bukankah mereka sepasang kekasih yang sempat saling bercumbu dibawah anak tangga ini, beberapa hari lalu? astaga! apa yang kau pikirkan Cassie? jangan pernah ikut campur dalam urusan orang lain!! tapi bagaimana caraku turun untuk membuang sampah jika mereka berdebat ditengah jalan seperti ini?

Casandra mematung, ia akhirnya mengurungkan niatnya dan mencoba untuk menunggu beberapa saat.

"Xavier!!! tunggu-, aku mohon!! dengarkan aku, Xavier!!"

"Kalimat sampah macam apalagi yang ingin kau utarakan padaku? hmmmm?? apa belum puas juga kau merendahkan diriku dihadapan para sahabat mu?"

"Aku sama sekali tak ingin mempercayai perkataan, Berlin! tapi dia terus memberikan bukti-bukti yang memperlihatkan bahwa dirimu tengah bersama wanita lain, Xav!!"

"Lalu kenapa?? bukankah sudah kukatakan sebelumnya? bahwa diriku ini memang selalu diharapkan oleh para gadis di luaran sana! tapi aku tak sebodoh itu! aku memiliki batasan! mereka hanya teman bagiku! tapi kau selalu percaya bahwa diriku memberi harapan bahkan bermain dengan mereka! sudah lah! lebih baik kita akhiri saja semuanya! kau membuatku muak!"

"Tidak Xav!!! aku mohon!! jangan mengakhiri hubungan kita seperti ini!"

Wanita itu sepertinya sangat mencintainya! tapi kenapa sang pria justru ingin berpisah? apa ada orang ketiga diantara mereka?

Casandra turut menaikkan alis, sebuah tontonan gratis selalu ia dapati tatkala ia tak bisa menyuarakan isi hati.

Plaaakkkk!!!

Astaga!! dia memukul kekasihnya sendiri?

Casandra kembali berkomentar dalam hati, dengan mata yang membulat sempurna.

"Kau ini benar-benar keterlaluan!! apa diriku ini tak cukup untuk menghibur semua kesunyian dalam hidup mu?? aku bahkan rela berpindah apartemen yang lebih dekat supaya bisa selalu mengunjungi mu kemari! tapi kenapa kau selalu mengutamakan para sahabat wanita mu, Xav??"

Xavier justru terkekeh, ia mengusap lembut area bibirnya sebelum akhirnya kembali menatap sang wanita.

"Bisa aku bicara jujur padamu?"

"Katakan ...,"

"Aku sama sekali tak memiliki perasaan apapun saat kau mengejar dan mengutarakan isi hati mu padaku saat itu, Lindsay! semua jalinan cinta yang kau harap dariku-, aku sama sekali tak ingin mempertahankan semua ini! jadi pergilah! sebelum diriku semakin menyakiti mu!" Xavier berucap dengan tatapan hangat, suara nya cukup jelas terdengar ditelinga semua orang.

"A-apa? apa kau bercanda?"

Xavier menggeleng lemah, ia membuang nafas perlahan saat sang kekasih kembali mencoba untuk menggenggam pergelangan tangannya.

"Xavier! aku mohon! jangan meminta ku pergi, Xav! aku benar-benar tak ingin kehilangan dirimu! aku tak akan memperdulikan apapun lagi sekarang! aku mohon! tetap lah bersama ku! aku hancur tanpa kehadiran mu, Xavier! aku mohon! aku sungguh mencintaimu, baby!!" Lindsay mengguncang pergelangan tangan Xavier sebelum akhirnya wanita itu kembali menangis tersedu-sedu.

Aaaaaghh! dasar wanita lemah!! kenapa ia sungguh mudah dibohongi seperti ini! rasanya sungguh tak lagi menarik! tak ada lagi drama tarik ulur yang bisa ku mainkan! kau ini sungguh membosankan Lindsay!

Jemari berurat itu akhirnya mengusap lembut buliran air mata yang terjatuh di pipi Lindsay, meski sebenarnya hati Xavier tak ingin peduli pada wanita yang kini berada dalam dekapan nya namun kehadiran seseorang yang sempat ia sadari membuat pria itu tak ingin terlihat jahat.

Apa mereka sudah berbaikan?

"Ehhmmm! maaf-, permisi! bisakah saya lewat? kalian sudah berbaikan bukan-," Casandra melangkah perlahan hingga ia semakin dekat dengan sepasang kekasih yang kini tampak berpelukan.

"Aaaa-awwh!!!"

Cuuuuup!!

A-apa? apa-apaan ini, astaga!!!

Casandra turut terantuk pada pundak Xavier saat jemari pria itu tiba-tiba menaut serta menarik pergelangan tangan Casandra yang berada tepat dibelakang tubuhnya.

****

Apa sebenarnya maksud nya? aku hanya tak sengaja setiap kali melihat ia bermesraan dengan para kekasih atau mungkin sahabat wanita nya! lagipula untuk apa aku membuntuti kegiatan pria itu? sungguh kurang kerjaan!!

Cassie menggerutu dalam hati, gadis itu menelungkup kan lengan di atas meja belajar didalam kamar sembari memperhatikan rintik hujan.

"Ayah ..., apa dia telah bahagia bersama keluarga barunya?" netra indah Cassie pun terpejam, cairan bening di pelupuk mata akhirnya kembali turun saat ia mengingat pertengkaran hebat yang terjadi diantara kedua orangtuanya.

Ayah dan ibu benar-benar telah berpisah!,

Suara dering dari nada ponsel yang berada di atas ranjang seketika mengalihkan perhatian Casandra, ia melangkah perlahan dan semakin menampilkan raut wajah lesu saat mendapati nama sang ibu.

'Honey! maaf karena ibu tidak bisa pulang tepat waktu malam ini! ada beberapa bedah minor yang harus ibu tangani! kau tak masalah bukan jika harus memesan makan malam seorang diri?'

"Baiklah ibu! aku mengerti!"

'Ibu janji akan segera kembali secepatnya! ibu menyayangi mu, Cassie!'

Sambungan terputus,

Tubuh Cassie seketika ambruk di atas ranjang! ia memandangi langit-langit ruangan dengan dada yang semakin sesak.

Aku bukan gadis yang baik! aku bahkan tak ingin menjadi gadis yang baik!! semua orang selalu memperlakukan diriku dengan semena-mena saat diriku berusaha menuruti keinginan mereka! ayah bahkan ibu-, kenapa mereka egois seperti ini? kenapa mereka tak pernah ingin mendengar pendapat dariku?

Memeluk boneka bunny besar kesayangannya! Casandra akhirnya terbang ke alam bawah sadar.

Denting jam berlalu,

Cassie kembali menggeliat saat bel pintu apartemen tampak terdengar.

Astaga! aku tertidur hampir dua jam? ibu benar-benar menepati janjinya!

Casandra terperanjat dengan tampilan rambut yang acak-acakan! ia juga menyambar kacamata sebelum akhirnya melangkah dengan antusias menuju pintu utama.

"Ibu-,"

"Hai! it's me, Xavier! your neighbour!"

Sosok pria yang berdiri dihadapannya seketika membuat Cassie membeku di depan pintu.

Pria Baik Di Sungai Gurkha,

Terduduk canggung dihadapan Xavier! Casandra lagi-lagi tak mampu bersuara dan hanya memperhatikan gerak-gerik Xavier yang kini justru menata beberapa hidangan makan malam untuk dirinya.

"Ibu mu sempat berpesan! supaya diriku turut membantu nya dalam mengawasi mu, Cassie!!"

A-apa? Jadi dia tahu namaku?

Casandra yang semula tertunduk sembari memainkan garpu seketika beralih pandang dan menatap Xavier.

"Apa kalian saling mengenal?"

"Saat pertama kali kalian tiba, aku sempat sedikit berbincang dengan Nyonya Libi! dan kami juga sering berpapasan saat pagi hari! jadi ku rasa aku sedikit mengenal nya! hanya dirimu yang belum aku kenal! kau terlalu sering menghabiskan waktu dikamar setelah pulang dari universitas bukan?" Xavier terkekeh, jemarinya kini tampak menuang air putih ke dalam gelas Casandra.

Tak mendapati reaksi apapun dari Casandra membuat Xavier akhirnya memilih untuk duduk di samping sang gadis.

"Apa kau masih marah padaku atas kejadian tadi sore?" kalimat Xavier terdengar lembut dengan tatapan yang begitu hangat.

"A-apa? apa maksud mu? aku-,"

"Jangan berbohong! apa diriku perlu memancing ingatan mu sekarang?"

Netra indah berwarna biru milik Xavier seolah mengunci pergerakan Casandra, gadis itu membeku saat Xavier kembali mengecup pipinya tanpa aba-aba.

"K-kau??"

"Jangan salah paham! itu hanya sebuah kecupan rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya! lekas makan sekarang! aku akan menyampaikan pada ibu mu, bahwa kau ketiduran! jadi kau tak menjawab panggilan maupun membuka pintu untuk petugas delivery!"

Usapan lembut yang kembali terasa pada surai rambut nya seketika membuat Casandra mendongak dan memperhatikan wajah Xavier!

Kakak? jadi dia mengawasi ku selama ini karena permintaan ibu?

"Kau bisa menghubungi ku kapan pun jika kau dalam kesulitan! good night! have a nice dreams, Cassie!"

Cassie semakin mematung diam, langkah kaki Xavier yang tak lagi terdengar membuat gadis itu kembali merasa hampa.

Seharusnya diriku menahannya bukan? aku bahkan tak menawari nya untuk bergabung dan makan di sini, tapi-, bukankah aku baru mengenal nya? gadis macam apa yang mengundang seorang pria makan berdua di apartemennya saat ibu tidak ada!

"Makan malam ku selalu saja sunyi senyap! ibu ..., aku tahu dirimu bekerja siang malam demi masa depan kita! tapi aku juga membutuhkan dirimu untuk menemani ku, ibu!" Cassie berucap terbata, ia mencoba menelan hidangan yang kini terasa begitu lengket dalam tenggorokan.

Suara gemuruh petir serta kilat yang kembali menyambar membuat hati Casandra semakin tidak karuan, hujan yang kian lebat akhirnya menghentikan pergerakan jemari Casandra dalam menyendok hidangan, ia lebih memilih berlari menuju ruang kamar dan bersembunyi dibalik selimut putih tebal.

Aku takut ibu-, aku takut sendirian! kenapa ibu tak memahami ku? kenapa ibu masih belum juga kembali?

Segala kekalutan dalam balutan gelap serta deras nya hujan langit malam pun berlalu,

Pagi menyapa dengan segala keindahan serta aroma embun pagi yang cukup menenangkan.

Casandra Olivia! gadis manis dengan sikap ramah nan pendiam itu tampak tersenyum saat ia melihat beberapa tanaman yang cukup menarik perhatian nya di area Sunmori park yang tak begitu jauh dari apartemen.

"Meski kau menyukai bunga ini! jangan pernah berpikir untuk merusak nya!!"

"Astaga!!" Casandra memutar tubuh, gadis itu sangat terkejut atas bisikan seseorang yang berada tepat pada telinga.

"Kau??" netra Cassie pun membulat sempurna saat menyadari bahwa Xavier turut membungkuk di belakang samping tepat dimana ia berdiri.

"Ehhmmm!! Xavier!!"

"Tak bisakah kau menyapa ku dengan lebih sopan?" Cassie pun bersuara sembari mengusap dada karena rasa terkejut.

"Apa menurutmu mendengar percakapan orang lain secara diam-diam itu sebuah sikap yang sopan?"

"E-e itu? aku hanya tak sengaja setiap kali mendengar kau berseteru dengan kekasih mu," Cassie berucap gagap saat Xavier berdiri tegak dihadapan nya dengan tangan yang menyilang di dada.

"Jadi kau benar-benar mendengar semua percakapan ku, kemarin?"

Netra biru yang ia miliki! kenapa begitu indah?

"Jawab pertanyaan ku, Cassie!!"

"Tidak sepenuhnya! aku baru melangkah menuruni anak tangga saat gerimis mulai turun." Casandra kembali tertunduk sembari mengusap dahi yang sempat terkena sentilan kecil dari Xavier.

"Apa kau memimpikan diriku semalam?"

"A-apa?? untuk apa aku memimpikan mu, Tuan?"

"Kenapa memanggilku seperti itu? apa aku terlihat tua untuk mu?"

"Maybe!!"

Xavier mengangguk ia sedikit membungkuk sebelum akhirnya menatap netra indah Casandra dengan wajah datar.

"Jadi-, kau menangis semalaman?" lisan tipis itu kembali bersuara saat Casandra mulai menatap nya.

"Aku-,?? tidak!! aku-,"

"Jangan mengelak, Cassie! kau tak bisa berbohong padaku! matamu telah mengungkap semua hal! come with me!!"

"Xav-ier!"

Casandra akhirnya turut melangkah mengikuti pria yang tak lain adalah tetangga apartemen nya, saat Xavier menarik pergelangan tangannya dengan paksa.

Kenapa aku mau saja mengikuti nya? pria ini? apa dia pria yang baik? atau justru sebaliknya??

Hampir sepuluh menit berjalan tanpa melepas genggaman tangan, Xavier akhirnya meminta Alexa untuk duduk disalah satu kursi taman sungai Gurkha, pria itu berlari menjauh sebelum akhirnya kembali dengan dua botol air mineral dalam genggaman.

"Minum lah!"

"Thank's!"

Xavier menyunggingkan senyum, pria itu semakin menatap Cassie saat bibir mungilnya tertempel pada botol air mineral.

Sungguh seperti anak kecil! apa aku yakin bisa menjaganya? atau mungkin diriku akan mengubahnya menjadi gadis yang jauh berbeda,

"Xavier-, apa kau sudah tinggal lama di area ini?"

"Eehmm! begitulah!"

"Pantas saja-,"

"What do you mean?"

"Mmmm-, maksud ku! kau begitu terlihat percaya diri saat memasuki lorong dan memilih jalan! biasanya diriku selalu ragu untuk menentukan langkah jika diriku harus berhadapan dengan jalan baru!"

"Sesekali tersesat itu tak masalah! bukankah selalu ada pelajaran dibalik itu semua?"

Kalimat lembut serta senyum Xavier yang kembali tersungging indah membuat Casandra lagi-lagi tak ingin beralih pandang saat netra biru Xavier tertuju ke arahnya.

"Kenapa menatap ku seperti itu?"

"Entah-, mungkin karena mata biru mu yang indah!" Cassie terkekeh sebelum akhirnya kembali menenggak air mineral.

Dia tersenyum? itu artinya dia merasa nyaman padaku,

"Kau ini terlalu apa adanya! apa kau terbiasa seperti ini pada semua orang?"

"Semua orang??"

"Eeheemmm!!" Xavier mengangguk ia sedikit menggeser posisi duduk hingga ia kini mampu menatap wajah Cassie dengan leluasa.

"Tentu saja tidak!! aku-, aku biasanya bahkan tak bisa berbicara banyak pada orang lain! terkadang kejujuran ku membuat hati orang lain tersakiti! diriku jadi serba salah! jadi-, aku memilih untuk tetap diam!"

"Aaaiisssh!! adik kecil yang menggemaskan!!"

"A-apa?? lepas!! jangan mendekap ku seperti ini, aku bukan anak kecil!!" Cassie memekik tatkala Xavier mengalungkan lengan besarnya pada area pundak.

Home???

Hari demi hari berlalu,

Cassie lagi-lagi harus berjalan seorang diri karena ia tak juga menemukan taksi untuk kembali ke apartemen.

Jarak universitas memang tak begitu jauh namun cuaca yang sulit ditebak akhir-akhir ini membuat Cassie sedikit menggerutu jika harus kembali terserang flu karena kehujanan.

Kenapa aku tak meminta ibu untuk memesan kan taksi sebelumnya? tapi tetap saja! ibu pasti akan mengomel jika tahu bahwa diriku pulang larut malam!

Cassie menarik tali hoodi berwarna navy hingga menutupi seluruh bagian kepala dan hanya menampilkan wajah manisnya, gadis itu melangkah dengan lesu sembari memeluk beberapa buku di depan dada.

"My kitten! are you alright?"

Sapaan lembut serta suara yang terdengar familiar dari samping kanan telinga nya seketika membuat Casandra menampilkan senyum lebar.

"Xavier!!!"

"Sepertinya kau dalam kesulitan! kenapa tak mencoba untuk menghubungi ku?"

"Aku-,"

Bukankah dia ada acara bersama para sahabat juga kekasih nya?

"Hey!!! aku bertanya padamu!!"

"Mmmmm-, aku pikir kau akan sangat sibuk hari ini! jadi aku tak ingin mengganggu mu,"

"Diriku justru berharap kau akan selalu menggangguku, Nona Casandra!" Xavier terkekeh sebelum akhirnya memasangkan helm besar pada kepala gadis yang kini mematung karena ulahnya.

"Naiklah!! kau bisa demam jika terus terpapar gerimis seperti ini!"

"Apa ibu meminta mu untuk menjemput ku?"

"Akan ku jelaskan nanti saat kita tiba di apartemen!" jawaban yang terdengar begitu lembut dari lisan Xavier akhirnya membuat Cassie memutuskan untuk meraih pundak sang pria dan terduduk di bagian belakang jog motor besar milik Xavier.

"Berpegang lah yang erat, kita akan menerjang gerimis yang semakin lebat ini supaya segera tiba di rumah!"

"Jangan melaju terlalu kencang Xav!! jalanan terlalu licin!"

"As your command, my Queen!!"

*****

Tak lebih dari tiga puluh menit,

Cassie juga Xavier tampak menaiki anak tangga secara beriringan untuk menuju apartemen masing-masing.

"Lekas bersihkan dirimu! jika memungkinkan berendam lah dengan air hangat! itu akan membuat tidur mu lebih nyenyak!"

"Terima kasih! aku mengerti,"

Xavier mengusap lembut surai rambut Casandra sebelum akhirnya berpaling dan melangkah pergi.

Berkali-kali menekan passcode pintu apartemen, raut wajah Casandra kembali berubah panik saat pintu tempat tinggalnya tak kunjung terbuka,

Bagaimana ini? aku tak mungkin salah memasukkan code bukan? Xavier? dia sudah tak terlihat!

Jemari Cassie akhirnya memutar tas punggung yang ia kenakan, memeriksa serta meraba letak ponsel yang ia kehendaki.

"Ibu ..., apa ibu mengubah passcode pintu masuk dari apartemen baru kita?"

'Untuk hal itu-, ibu memang agak kesulitan untuk mengingat passcode kita sebelumnya! ibu sempat mengubahnya tapi sistem nya sempat error! ibu akan segera menghubungi pihak pengelola, tolong tunggulah sebentar, honey!'

Sambungan terputus,

Cassie kembali bersandar di depan dinding bangunan apartemen, tubuh gadis itu akhirnya merosot hingga akhirnya terduduk sembari memperhatikan sekeliling.

Sunyi, serta rasa dingin yang kini menerpa tubuhnya membuat Casandra akhirnya memilih untuk turun ke lantai pertama,

Ya ..., Xavier lah yang menjadi tujuan nya!

Berdiri tepat di depan apartemen milik Xavier, telapak tangan Cassie yang sempat mengayun pelan seketika terhenti,

Haruskah aku meminta bantuannya? apa dia akan kembali bersedia untuk menolong ku? tapi-, aku tak mungkin kuat jika harus terus mengenakan hoodie basah ini semakin lama, bagaimana ini? kenapa aku harus kembali kehujanan?

Cassie membungkuk dan berakhir duduk sembari memeluk kedua kaki.

Home?? suasana makan malam hangat dengan sup brokoli serta udang yang tersaji di meja makan! ayah sibuk menata piring dan ibu sibuk mengaduk serta menyiapkan hidangan! aku terduduk dengan senyum saat memperhatikan keduanya saling bertukar canda tawa! kenapa rasanya masa-masa itu cepat sekali berlalu? ayah ..., aku merindukan mu!

"Hey!! what's going on, kitten??"

Cassie terperanjat! ia menatap Xavier dengan mata berkaca-kaca,

"Are you okay??"

Cassie menggeleng lemah sebelum akhirnya Xavier meraih lengannya dan membawa gadis itu melangkah masuk.

Melepas sneaker pada rak yang terletak tepat di samping pintu masuk, netra Cassie tampak menangkap keindahan akan tata ruang tempat tinggal milik Xavier.

Dia merupakan pria yang perfeksionis?

Dengan telaten Xavier melepas syal juga tas punggung yang melekat pada tubuh Casandra, telapak tangan Xavier juga terlihat meraba-raba dahi Cassie karena bibir gadis yang berada di hadapannya itu kini tampak memucat.

"Bersihkanlah dirimu lebih dulu-, aku telah mengatur pemanas air dari beberapa menit lalu! kau bisa langsung menggunakan nya!"

Cassie seketika terdorong dan melangkah maju saat Xavier memegangi pundaknya dan mengarahkan Casandra menuju shower rooms.

Ada apa dengannya? apa Nyonya Libi memarahi nya karena ia pulang terlambat?

Hampir sepuluh menit berlalu,

Xavier kini nampak sibuk menata beberapa pinggan di atas meja makan sederhana di dalam apartemen miliknya, pria dengan netra biru itu juga tampak memeriksa seberapa hangat suhu ruangan.

"Haaatttchiiuu!!"

"Ooh-, my dear! are you sick?" Xavier seketika melangkah menghampiri Cassie yang tiba-tiba muncul dengan rambut basah serta bathrobe putih yang membungkus tubuh.

"Apa-, aku bisa meminjam pakaian milik mu, Xav?"

"Tentu saja!" Xavier tersenyum sebelum akhirnya kembali menarik pergelangan tangan Cassie menuju kamarnya.

"Lekas lah keluar! aku telah menyiapkan sup hangat untuk kita makan malam! aku akan menunggumu di meja makan!"

Casandra mengangguk dengan senyum simpul yang menghiasi wajahnya yang kian pucat.

*****

"Bagaimana menurutmu? aku baru mencoba untuk merealisasikan beberapa resep sup akhir-akhir ini! cuaca sangat tidak ramah! jadi aku menyempatkan diri untuk membeli beberapa buku resep tentang hidangan herbal!"

"Tapi-, sepertinya ini bukan pertama kalinya kau memasak! apa aku benar?" Cassie menyunggingkan senyum setelah satu sendok kuah sup ayam jahe memasuki mulut.

"Mmmmm-!! itu tandanya kau memuji serta menikmati masakan ku!" tangan Xavier tampak kembali tergerak, pria itu menyerok isi dari kuah sup sebelum akhirnya memasukkan nya menuju mangkuk sang tamu tak diundang.

"Terima kasih!"

"What for?"

"Everything!! aku-, aku tak tahu harus bagaimana jika kau tak tak tinggal di sekitar sini!"

Xavier juga Casandra tampak beradu pandang, jemari pria itu bahkan kembali bergerak dan mengusap lembut bibir Casandra.

"Lekas habiskan! kau harus segera pulang bukan? ini sudah hampir pukul 22.00!"

Kalimat yang terlontar dari lisan Xavier seketika membuat raut wajah Cassie berubah lesu, gadis itu bahkan tak lagi banyak bicara hingga hidangan berkuah yang tersaji di mangkuk nya telah lenyap.

Langkah kaki Cassie seketika terhenti saat Xavier merebut piring kotor yang berada dalam genggaman tangannya.

"Kau duduk lah di sofa! biar aku saja yang membereskan nya!"

"Tapi-,"

"Menurut lah padaku wahai gadis manis!! aku tak ingin jika sampai ibu mu memarahi ku karena aku meminta mu untuk beres-beres di apartemen milikku!" Xavier terkekeh dengan senyum yang kian mengembang.

Xavier ..., ternyata dia tak sekasar yang ku bayangkan! sikapnya sungguh memberikan kehangatan tersendiri bagi hidup ku yang selalu diterpa kesunyian!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!