NovelToon NovelToon

Asmara Dunia Lain

Bab 1 Membantu Simbok

Dari jauh tampak seorang gadis berwajah manis mencabut singkong di kebun yang tak berada jauh dari rumah nya,

kalau di lihat sebetulnya tidak layak di sebut rumah.

di perkiraan gadis itu masih berusia 18 tahun, terlihat dari wajah nya yang masih sangat muda.

walaupun gadis itu mencabut singkong dibawah sinar matahari yang sangat terik tapi tidak menyurut kan semangat nya untuk membantu simbok nya memanen singkong di kebun peninggalan bapak nya .

sesekali gadis itu menyeka keringat nya yang membanjiri wajah manis nya, rambutnya yang hitam panjang berkilauan di bawah sinar matahari, rukmini sudah yatim piatu semenjak berusia 5 tahun, simbok nya meninggal karna sakit begitupun bapak nya menyusul 2 tahun kemudian setelah kepergian simbok nya. rukmini akhir nya di rawat nenek nya yang bernama sukiyem tapi rukmini sudah terbiasa memanggil nenek nya dengan sebutan simbok . mbok sukiyem sangat menyanyangi rukmini dan tak pernah lelah mengurus rukmini hingga rukmini berusia 18 tahun , rukmini tumbuh menjadi gadis yang lembut, cantik, penurut, dan rajin membantu simbok nya tanpa pernah mengeluh seberat apapun pekerjaan yang di lakukan nya. walaupun kehidupan simbok sukiyem terbilang miskin dan tak bisa memenuhi kebutuhan rukmini hingga pakaian rukmini pun hanya beberapa lembar saja tak ada pakaian yang bagus,. bagi rukmini kasih sayang simbok nya saja sudah lebih dari cukup membuatnya bahagia.

" Istirahat Dulu Nduk, Nanti Di Lanjutkan Lagi, Kamu Bisa Sakit Bila Terlalu Lama Panas-Panasan ." Teriak Simbok Sukiyem.

" Bentar Lagi Mbok, Nanggung Tinggal Dikit Lagi ." Teriak Rukmini Sambil Tersenyum Ke Arah Simbok Nya.

" Yasudah, Nanti Kalau Sudah Selesai Cepetan Mandi Baru Makan Siang, Simbok Sudah Buatkan Lauk Kesukaanmu Nduk." Teriak Simbok Sembari Beranjak Dari Bale-Bale Bambu Yang Ada Di Teras Rumahnya.

Dari Dalam Rumah Simbok Sukiyem Memandangi Rukmini Dengan Tatapan Sedih,. Karna Tidak Bisa Menyekolahkan Cucunya Seperti Teman-Teman Sebaya Nya,. Selain Sekolah Juga Jauh Dikota,- Mbok Sukiyem Juga Tidak Mempunyai Uang Yang Cukup Untuk Menyekolahkan Rukmini . Desa Tempat Tinggal Mbok Sukiyem Sangat Terpencil , Hanya Anak Orang Kaya Yang Mampu Bersekolah Di Kota Karna Mereka Memiliki Kendaraan Bermotor, Kendaraan Roda 4 Tidak Bisa Menjangkau Desa Mbok Sukiyem.

Tak Berapa Lama Rukmini Masuk Ke Dalam Rumahnya, Mbok Sukiyem Tidak Menyadari Kehadiran Rukmini Yang Sudah Bediri Di Samping Nya Memandangi Wajah Nya Yang Terlihat Melamun,.

"Mbok,Mbok Lagi Mikirin Apa Sih?? Serius Sekali Melamun Nya,." Sembari Menoel Lengan Simbonya.

Rukmini Tertawa Terpingkal Pingkal Sembari Mengeluarkan Air Mata Nya Melihat Simbok Nya Latah Karna Kaget " Kucing, Ayam Makan Ikan eeee Rukminiiiii,!!! Bikin Simbok Kaget Saja Kamu Senang Ya Kalo Simbok Mati Mendadak!!!!!,." Cubitan Mbok Sukiyem Pun Mendarat Di Pinggang Rukmini.

" Ampunnnn Mbokkk,." Memasang Wajah Memelas,. Rukmini Berlari Kencang Ke Belakang Rumah Nya Untuk Segera Mandi. Badan Nya Terasa Segar Saat Di Guyur Air Yang Berasal Dari Sungai Yang Letak Nya Tak Jauh Dari Rumah Mbok Sukiyem,. Air Itu Juga Yang Di Pergunakan Rukmini Dan Simbok Nya Sehari Hari Dari Mandi Bahkan Di Pakai Untuk Memasak Nasi, Sayur Dan Ikan.

Bukan Rukmini Dan Mbok Sukiyem Saja Yang Mengunakan Air Itu Tapi Warga Lainnya Juga Mengunakan Air Di Sungai Terutama Yang Rumah Nya Memang Dekat Dengan Sungai Itu.

...****************...

" Mbok, Kapan Singkong-Singkong Itu Rukmi Bawa Ke Pasar." Tanyanya Pada Simbok.

" Tidak Usah, Kemarin Simbok Bertemu Haji Sobri Di Pasar Di Ingin Membeli Singkong-Singkong Milik Kita, Daripada Capek-Capek Membawa Nya Lebih Baik Di Jual Pada Haji Sobri, Harga Yang Di Tawar Kan Juga Di Atas Dari Harga Pasar." Jawabnya Antusias

" Jadi Kapan Singkongnya Diantar Mbok."

" Haji Sobri Yang Akan Mengambil Sendiri Singkong Itu Nduk,"

Malam Semakin Merangkak, Suara Jangkrik Dan Tonggeret Terdengar Dari Dalam Hutan Yang Tidak Begitu Jauh Dari Rumah Mbok Sukiyem, Suara Burung Hantu Juga Terdengar Begitu Nyaring Di Atas Dahan Pohon. Suara-Suara Itu Tidak Mengganggu Tidur Rukmini Dan Simboknya Yang Terlelap Dalam Mimpi Nya Masing".

Pagi Menjelang Matahari Sudah Nampak Dari Balik Bukit , Warna Nya Yang Kuning Keemasan Terlihat Sangat Indah.

Kicauan Burung-Burung Kecil Yang Berterbangan Dari Pohon Ke Pohon Terdengar Sangat Merdu, Terlihat Sebuah Gerobak Ditarik 2Ekor Sapi Di Atas Jalan Setapak Di Antara Pepohonan,. Memang Di Sekitar Rumah Mbok Sukiyem Di Tumbuhi Banyak Sekali Pepohonan Besar Sehingga Rumah Nya Terlihat Sejuk Dan Udara Nya Sangat Segar Terutama Di Pagi Hari.

" Assalamu'alaikum Mbok, Saya Kesini Di Suruh Haji Sobri Mengambil Singkong-Singkong Pesanannya," Ujar Seseorang Lelaki Yang Turun Dari Gerobak.

" Wa'alaikumussalam, Kamu Toh Jupri. Duduklah Dulu Sambil Minum Kopi Simbok Tadi Baru Saja Merebus Singkong ." Ajak Mbok Sukiyem Pada Pria Yang Baru Saja Datang , Ternyata Pekerja Haji Sobri.

" Iya Mbok Terimakasih," Sambil Berlalu Duduk Di Bale-Bale Mengikuti Mbok Sukiyem, Tak Lama Mbok Sukiyem Keluar Membawa Secangkir Kopi Dan Sepiring Singkong Rebus.

" Kamu Sudah Lama Ya Ikut Bekerja Sama Haji Sobri." Tanyanya Pada Jupri

" Iya Lumayan Lama Mbok, Hampir 2 Tahun Saya Bekerja Pada Haji Sobri, Hitung-Hitung Bantu Simbok Kerja," Tutur Jupri.

" Simbokmu Apa Kabarnya, Sudah Lama Aku Ndak Bertemu Simbokmu, Biasanya Dia Sering Ke Pasar, Terkadang Juga Simbokmu Beli Singkong Simbok,"

" Alhamdulillah Mbok Simbok Sehat-Sehat Saja."Balas Jupri.

" Syukurlah ." Balas Simbok Sukiyem Sambil Tersenyum Riang.

" Ayo Pri, Di Minum Dulu Mumpung Masih Hangat Di Cobain Singkong Hasil Kebun Simbok ." Tawarnya.

Setelah Kopi Jupri Habis, Tersisa Hampas Nya Di Dalam Gelas, Dia Pun Gegas Mengangkat Karung Yang Berisi Singkong-Singkong Mbok Sukiyem Ke Atas Gerobak.

" Mbok, Jupri Pulang Dulu Terimakasih Kopi Dan Singkong Rebus Nya, Salam Sama Rukmini Mbok ." Pamitnya Sambil Berlalu Terdengar Suara Gerobak Yang Di Tarik Sapi-Sapi Milik Haji Sobri.

Dari Samping Rumah Muncul Rukmini Membawa Keranjang Yang Berisi Cucian, Tampak Nya Rukmini Baru Saja Mencuci Di Sungai.

" Siapa Mbok Tadi Yang Datang." Sambil Menolehkan Kepalanya Ke Arah Jalan Setapak Diantara Pepohonan.

" Ooo, Si Jupri Anaknya Mbok Narti, Dia Kesini Disuruh Haji Sobri Mengambil Singkong-Singkong Yang Sudah Di Pesan,"

" Ooo." Ujar Nya Sembari Menganguk"an Kepalanya."

" Kenapa Kamu Tanya, Kamu Suka Iya Sama Jupri," Goda Mbok Sukiyem Pada Rukmini.

" Ndak Lah Mbok, Rukmini Mau Nya Menikah Dengan Pangeran Biar Rukmini Banyak Uang Agar Bisa Membahagiakan Simbok." Pungkasnya Memonyongkan Bibirnya Yang Merah Sambil Menjemur Pakain Yang Tadi Di Cucunya Di Sungai.

" Amiiiin, Mbok Do'a Kan Semoga Mimpimu Terwujud Hehehehehe " Seloroh Nya Terkekeh.

" Simbok Mau Ke Pasar Nduk Mau Ikut Atau Nitip Sesuatu." Tanyanya.

" Memangnya Mbok Ada Uang??."

" Ada, Haji Sobri Sudah Membayar Singkong-Singkong Kita Yang Di Ambil Jupri. Lumayan Nduk Penjualan Singkong Kita Hari Ini."

" Simpan Saja Mbok Untuk Beli Lauk Dan Beras, Rukmi Tidak Butuh Apa-Apa Ko Yang Penting Kita Bisa Beli Beras Dan Lauk Sudah Cukup Buat Rukmi."

Mbok Sukiyem Memandang Cucunya Tampak Bulir Bening Mengalir Di pipinya Yang Keriput, Rukmini Yang Melihat Simboknya Menangis Menghambur Memeluk Mbok Sukiyem. " Mbok Kenapa Menangis? Apa Ada Kata-Kata Rukmi Yang Membuat Hati Simbok Sakit." Selanya.

" Tidak Nduk, Mbok Hanya Sedih Saja Mengingat Simbok Dan Bapakmu, Seandainya Mereka Masih Hidup, Kamu Pasti Tidak Akan Menderita Seperti Sekarang Ini. Semua Kebutuhanmu Pasti Akan Di Penuhi Bapakmu Nduk."

" Simbok Jangan Berbicara Seperti Itu, Rukmi Sudah Bahagia Hidup Bersama Simbok, Kebahagiaan Rukmi Melihat Simbok Sehat Dan Selalu Menemani Rukmi Selamanya Huhuhu." Tangis Rukmini Dalam Pelukan Simboknya.

Bab 2 Ajakan Lastri

setiap pagi rukmini ke sungai untuk mencuci pakaian sekaligus mandi. rukmini tampak duduk di atas batu sambil mencuci terdengar gumaman keluar dari bibirnya " Seandainya Ada Pangeran Tampan Muncul Di Hadapanku, Pasti Aku Minta Di Nikahi Hahahaha." Rukmini tersenyum sendiri mendengar ucapannya yang mungkin di anggap lucu.

" Rukminiii...!! "

Merasa ada yang memanggilnya rukmini celingukan mencari datangnya sumber suara itu. di saat masih penasaran siapa yang memanggilnya. Tiba-tiba ada batu kecil yang menimpa kepalanya alhasil rukmini mengerutu .

" Oiii, Siapa Sih Yang Jahil Melemparkan Batu Ke Kepalaku, Kalau Kepalaku Berdarah Kau Mau Bertanggungjawab."

Dari balik pepohonan muncul seorang gadis tertawa terpingkal pingkal melihat rukmini meringis kesakitan sesekali mengusap kepalanya.

" Kamu Toh Lastri. Bikin Aku Ketakutan Aja. Tau Ndak Jantungku Hampir Copot. Kirain Yang Ngelempar Penunggu Pohon Ini." Sosornya Memasang Wajah Kesal.

Lastri hanya senyam senyum melihat sahabatnya yang mengomel.

" Maaf Maaf Aku Cuma Bercanda, Biar Seru Tahu. Jangan Marah Ya, Nanti Kamu Di Culik Penunggu Pohon Di Ujung Jalan Sana. Hahaha ." Kilahnya sembari mengantupkan kedua tangannya didepan dadanya.

" Kalau Yang Culik Tampan Tidak Apa-Apa Hehehe." Kekeh Rukmini.

Keduanya pun terlihat begitu asyik mencuci sambil bersenda gurau, sesekali rukmini melempar lastri krikil. saat mereka sedang asyik mencuci datang lagi 2 temannya ningsih dan sari. suasana di sungai yang tadi nya sepi menjadi rame dipenuhi tawa dan canda keempat gadis itu. sebetulnya mereka bisa saja mencuci dan mandi di belakang rumah masing-masing karna air sungai itu melewati belakang rumah mereka. tapi mereka lebih suka mencuci di sungai belakang rumah rukmini karna banyak pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitarnya sehingga tidak terasa terik nya matahari saat mencuci.

Sari,rukmi,ningsih, dan lastri bersahabat dari kecil karna sama-sama dari keluarga yang kurang mampu dan tak seorang pun di antara mereka yang bersekolah. Rukmi sari ningsih dan lastri sudah seperti saudara dari kecil hingga mereka menginjak usia remaja tak pernah ada perselisihan dan pertengkaran yang membuat persahabatan mereka hancur.

" Kalian Sudah Tau Ndak ?? DiDesa Tetangga Ada Pertunjukan Wayang Dan Juga Artis Dari Kota Yang Akan Menyanyi Di Acara Nikahan Nya Anak Kepala Desa ." Terang Sari.

" Masa Sih, Kok Aku Ndak Tahu ! Memang Nya Kamu Tahu Darimana Sari??." Timpal Ningsih.

" Kemarin Aku Belanja Di Warung Pak Somad, Kebetulan Istrinya Nya Pak Lurah Juga Belanja Katanya Dia Juga Dapat Undangan, Dia Bilang Ke Pak Somad Kalau Nikahan Anaknya Kepala Desa Sebelah Bakalan Rame Karna Akan Mengadakan Pementasan Wayang Dan Mengundang Artis Dari Kota Untuk Menyanyi Di Nikahan Anaknya ." Tuturnya Bersemangat.

" Kapan Acaranya Sarr ? ." Sambung Lastri.

" Kalau Tidak Salah Katanya Bsok Malam."

" Bsok Malam, Gimana Kalau Kita Kesana Menonton, Sesekali Tidak Apa-Apa Asalkan Kita Pulang Nya Jangan Larut Malam Gimana,? Kamu Mau Kan Rukmi??." sambil berbalik ke arah rukmini.

Rukmini yang ditanya lastri terlihat berpikir hingga alisnya bertaut. lastri yang melihat rukmini bimbang menyenggol pundak rukmini

" Sudahlah Tak Usah Berpikir Sampe Segitunya. Kapan Lagi Ada Pertunjukan Seperti Itu Iyakan Ningsih ?".

" Iya Rukmi, Kamu Ikut Ya, Ndak Seru Tau Kalau Cuma Kami Bertiga ," bujuk ningsih sambil mengampit lengan rukmini. sari yang melihat rukmi dibujuk sedemikian rupa hanya tersenyum simpul.

" Baiklah, Tapi Janji Pulangnya Jangan Sampe Larut Malam Apalagi Besok Kan Malam Jum'at Iiiiiiihhh Serem Tahu."

" Okedeh ." Jawab sari, ningsih dan lastri serempak . mereka berempat berpelukan sambil tertawa.

Setelah semua cucian telah di masukan ke dalam baskom mereka pun pulang kerumah masing-masing. sari pulang bersama ningsih karena rumahnya berdekatan sedangkan rukmini dan lastri mengambil jalan masing-masing.

" Sampai Ketemu Besok Malam Ya Rukmini Ingat.?!! Dandan Yang Cantik, Siapa Tahu Kita Ketemu Pangeran Yang Tampan Hahaha ." Teriak lastri yang sudah menghilang di balik pohon.

Saat rukmini menoleh ke pohon besar yang berdiri kokoh di ujung jalan sana, akar akar yang sangat besar menyembul dari bawah tanah. hanya gelap yang rukmini lihat di bawah pohon itu karena daun nya yang begitu rimbun hingga tampak gelap sekali disekitar pohon tua itu. Tiba-tiba bulu kuduk nya merinding, dia jadi teringat perkataan lastri waktu di sungai kalau pohon besar di ujung jalan ada penunggunya. bukan lastri saja yang mengatakan jika pohon besar di ujung jalan itu ada penunggunya tapi rukmini sering mendengar dari mulut ke mulut katanya penunggu pohon besar yang sudah berusia ribuan tahun itu adalah seorang pangeran yang sangat tampan. tapi itu menurut cerita karna belum ada yang pernah melihatnya secara langsung.

langkah rukmi melambat saat mendengar suara seseorang memanggil manggil nama nya . walaupun hanya samar samar saja tapi rukmini yakin namanya lah yang di panggil.

" Rukmini!!! Rukmini..!!!." suara itu berbaur dengan hembusan angin, Rukmini mengarahkan padangannya tapi tak ada seorangpun selain dirinya. karna didera rasa takut rukmini berlali kencang menuju gubuknya hatinya baru merasa lega saat melihat simbok nya yang menunggunya dibawah pohon sukun.

" Alhamdulillah Akhirnya Sampai Juga ." Nafasnya Tersenggal Senggal, Keringat Menetes Di dahinya.

" Kamu Kenapa Nduk Lari Lari Begitu Kaya Di Kejar Setan Saja." Tanya Simbok Keheranan.

" Ndak Apa-Apa Mbok Rukmi Hanya Ingin Olahraga Saja Biar Sehat Heheh." sembari memutar mutar lengan nya dan menggoyangkan kepalanya kesamping seperti sedang berolahraga.

" Oalahh Nduk Nduk Bilang Saja Kamu Takut Mangkan Nya Lari Seperti Dikejar Setan. Memangnya Kamu Takut Apa Sih...?? "

" Itu Mbok Kata Lastri Pohon Diujung Jalan Sana Ada Penunggunya Memang Iya Mbok Ada Penunggunya??."

" Nduk, Memang Semua Tempat Itu Ada Yang Menghuninya, Karna Itu Dimanapun Kita Berada Jangan Lah Berkata Tidak Baik Agar Kita Selalu Aman ."

" Tapi Bener Iya Mbok Kalau Penunggu Pohon Tua Itu Seorang Pangeran Yang Sangat Tampan ? jadi Pingin Lihat Wajahnya." wajah rukmini terlihat memerah membayangkan wajah Pangeran penunggu pohon tua diujung jalan desa.

" Huss Ndak Boleh Bicara Seperti Itu Nduk, Kalau Kedengeran Penunggu Nya Kamu Nanti Di Culik Hiiiii, Sudah Sana Cepat Jemur Cucian Nya Nanti Ndak Kering." ucap mbok sukiyem menakut-nakuti rukmini.

Rukmini duduk di lantai bersama simbok nya beralaskan tikar sembari menikmati masakan simbok yang pastinya sangat enak dilidah rukmini.

" Masakan Simbok Selalu Juara Deh Tidak Ada Yang Bisa Menandinginya ." cerocos rukmini.

" Bilang Saja Kamu Tidak Mau Masak, Maunya Simbok Trus Yang Memasak Makanan Makanya Menyanjung Trus Masakan Simbok, Iyakan.??"

" Heheh Ndak Mbok Memang Masakan Simbok ku Juara Dehh." Rukmini mengangkat ibu jarinya di wajah simboknya. mbok sukiyem tersenyum melihat cucu kesayangannya .

" Mbok?!! Lastri Mengajakku Ke Desa Tetangga Katanya Ada Pertunjukan Wayang Dan Artis Dari Kota Yang Akan Tampil Di Nikahannya Kepala Desa Sebelah, Boleh NdakbMbok ??." Rajuk Rukmini bergelayut manja di lengan mbok sukiyem.

" Sama Siapa Saja Kamu Mau Kesana Nduk,??

" Biasa Mbok Aku Lastri Sari Dan Ningsih .

" Kapan Mau Kesana ?? "

" Besok Malam Mbok."

" Baiklah simbok izininin tapi dengan satu syarat jangan pulang larut mlam bahaya nduk anak gadis pulangnya larut malam apalagi sampe ke desa sebelah, lumayan jauh kan kesana dan kalian juga cuma berjalan kaki."

" Makasih Mbokku Sayang, Rukmini Janji Tidak Akan Sampai Larut Malam." Sembari memeluk mbok sukiyem.

" Sekarang Bawa Piring-Piring Ini Kedapur Nanti Simbok Yang Cuci ." Pintar mbok sukiyem.

" Biar Rukmini Saja Mbok Yang Cuci, Mbok Istirahat Saja Kan Tadi Simbok Yang Masak, Giliran Rukmini Yang Cuci Piring Nya."

Mbok sukiyem pun beranjak dari duduk nya, sedangkan rukmini membersihkan piring-piring kotor bekas makan tadi bersama simbok nya dan membawanya ke dapur. Saat didapur rukmini merasa seperti ada yang sedang memperhatikan nya, hingga membuat bulu kuduk nya meremang.

" iiiiii, Kaya Ada Yang Melihat Aku Dari Tadi Tapi Siapa Ya?? Masa Sih Ada Orang Malem Malem Begini Masih Keluyuran, Jangan Jangan Maling, Mau Maling Apa Juga Di Rumah Reyot Seperti Ini? Ada Ada Saja." Rukmini mulai mencoba menghibur dirinya sendiri yang mulai ketakutan, karna sudah ketakutan rukmini berteriak " Mbok... cuci piring nya ndak jadi besok saja ya? rukimi takut di dapur sendirian." Setengah berlari rukmini bergegas keluar.

" Makanya Jangan Suka Bicara Ngelantur." rukmini dan mbok sukiyem merebahkan tubuhnya yang nampak kelelahan tak lama pun mereka terlelap ke dalam mimpinya.

Bab 3 Rukmini Menghilang

Setelah solat maghrib lastri sari dan ningsih kerumah nya rukmini, mereka sudah janjian kumpul di rumah rukmini sebelum berangkat ke desa sebelah. setelah rukmini selesai solat gegas rukmini mengganti baju, tampak rukmini begitu cantik memakai baju berwarna kuning. rukmini berlalu kedapur untuk pamit kepada simbok nya.

" Mbok Rukmini Mau Berangkat Sekarang, Teman-teman Rukmini Sudah Menunggu Didepan." Seraya mencium tangan mbok nya.

" Iya Nduk, Ingat Pesan Simbok Jangan Pulang Terlalu Larut Malam Dan Jangan Bicara Ngelantur Dijalan," pesan nya pada rukmini.

" Iya Mbok." rukmini melangkah keluar diikuti simbok nya.

terlihat ningsih, lastri, dan sari duduk di balebale bambu diteras rumah rukmini. malam ini sangat terang, cahaya rembulan menerangi sekitar rumah rukmini hingga ke jalan setapak. bila hanya mengandalkan lampu templok cahaya nya tidak akan bisa sampai teras, hanya cukup menerangi bagian dalam rumah saja.

*********

" Ningsih, Sari Lastri Kalian Hati-hati Ya, Pulang Nya Jangan Sampai Larut." titahnya pada ketiga temannya rukmini.

" Iya Mbok, Kami Janji Ndak Sampai Larut Malam." jawab mereka bertiga.

" Yasudah, Kalian Berangkat Nya Sekarang Saja."

" Kami Berangkat Mbok." rukmini, ningsih,sari, dan lastri beranjak dari balebale mencium tangan mbok sukiyem.

" 𝘌𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘔𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘐𝘯𝘪 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘌𝘯𝘢𝘬, 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘚𝘢𝘫𝘢 𝘙𝘶𝘬𝘮𝘪𝘯𝘪 𝘋𝘢𝘯 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘛𝘦𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘚𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘋𝘦𝘴𝘢 𝘚𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘋𝘢𝘯 𝘒𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘚𝘦𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢." Batin mbok sukiyem. " 𝘠𝘢𝘢𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘓𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘰 𝘊𝘶𝘤𝘶 𝘏𝘢𝘮𝘣𝘢 𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘔𝘢𝘳𝘢𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢." do'a nya dalam hati.

Dalam perjalanan mereka terus mengobrol untuk mengusir rasa takut yang mulai mereka rasakan. apalagi saat mereka berempat melewati pohon besar diujung jalan desa mereka . sari yang mulai ketakutan berbicara dengan lirih. " Permisi Kami Mau Lewat Jangan Ganggu Iya." sambil memejamkan mata.

setelah melewati pohon itu. dari jauh tampaklah kerlip lampu di rumah kepala desa sayup-sayup terdengar suara orang bernyanyi nampak sinar bahagia diwajah mereka.

" Lihat Itu, Itu Rumah Kepala Desanya, Rame Sekali Iya Buruan Nanti Kita Ndak Kebagian Tempat Didepan." Teriak lastri antusias.

" Iya, Ayo Dong Langkahnya Dipercepat Dong." potong ningsih.

ketiganya gegas menuju rumah kepala desa yang sudah di penuhi tamu undangan dan warga yang hendak menonton. hanya rukmini yang terlihat celingak celinguk seperti mencari sesuatu. sebetulnya rukmini selalu mendengar suara yang memanggil namanya semenjak melewati pohon besar tadi. sampai di rumah kepala desa pun rukmini masih mendengar suara seseorang memanggil namanya. rukmini diam saja dia tidak memberitahu pada ketiga sahabat nya, dia tidak mau kalau sampe ketiga sahabat nya ketakutan.

Ketiga sahabat rukmini maju ke depan asik ikut berjoget mengikuti irama seruling, sedangkan rukmini duduk diam saja di bangku bagian belakang. tak lama rukmini maju ke depan.

" Lastri Kita Pulang Yuk, Ini Sudah Larut Loh Nanti Simbok Cemas Kalau Kita Belum Pulang,." sambil mengoyang-goyankan pundak lastri yang asik berjoget.

" Nantilah Rukmi, Nanggung Nih Nanti Juga Sebentar Lagi Selesai Acaranya." kelitnya.

" Iya Rukmi Sebentar Lagi Ya," Timpal ningsih.

" Tapi Aku Capek, Aku Juga Sudah Mengantuk."

" Kalau Kamu Capek Duduk Saja Dulu Di Kursi Belakang Sana Ya." bujuk lastri.

Rukmini akhirnya mengalah , melangkah ke belakang kembali duduk di kursi tempat nya semula. saat sedang memperhatikan ningsih lastri dan sari berjoget tiba-tiba Rukmini merasa ada tangan yang memegang pundaknya. dengan rasa takut Rukmini berbalik . dilihat nya seorang kakek memakai baju berwarna putih dan berjenggot panjang juga yang menyejukan hati siapapun yang memandangnya.

" Ada Apa Kek, Ini Tempat Duduk Kakek Ya ? Maaf Ya Kek Rukmi Akan Pindah, Silahkan Kakek Duduk." pandangan rukmini tak lepas dari wajah kakek itu.

" Tidak Cucuku, Kakek Hanya Ingin Meminta Tolong, Apakah Kamu Bersedia Membantu Kakek?,."

" Apa Yang Rukmi Bisa Bantu Kek "

" Apa Kamu Bisa Ikut Kakek Sebentar, Cucu Kakek Menangis Terus Tapi Kakek Tidak Tahu Cara Membujuknya Agar Berhenti Menangis."Tambahnya .

" Memang Simboknya Kemana Kek "

" Tadi Kesini Katanya Hendak Menonton Pertunjukan Wayang, Tapi Dari Tadi Kakek Mencarinya Tapi Tidak Ketemu Juga Kakek Sudah Capek Mencarinya , Kasian Cucu Kakek Di Rumah Sendirian." bujuknya penuh harap.

Rukmini berbalik hendak memberi tahu lastri tapi dicegah kakek misterius itu. " Tidak Usah Kesana Cu Keburu Malam Kalau Harus Memberi Tahu Temanmu."

Rukmini sempat heran kenapa si kakek bisa tahu kalau rukmini berniat ingin memberitahu teman-temannya, kakek itu seperti tahu isi hati rukmini. " Baiklah Kek, Ayo Kita Berangkat." ajak rukmini.

" Nama Kamu Siapa Cu, Kakek Belum Pernah Melihatmu Di desa Ini? "

" Saya Rukmini Kek, Saya Bukan Penduduk Desa Ini , Saya Dari Desa Sebelah Sana. Saya Kesini Bersama Teman-teman Hendak Menonton Juga Sama Seperti Simboknya Cucu Kakek. Kalau Kakek Siapa Namanya? " tanya rukmi balik.

" Panggil Saja Saya Kakek Lingga, Kakek Tinggal Bersama Cucu Laki-laki Kakek. Namanya Hanggara Patih. Nanti Kakek Kenalkan Rukmini Dengan Cucu Kakek Ya." rukmini hanya bisa mengangguk dan tersenyum mendengar ucapan kakek lingga.

" Rukmini Ndak Takut Ya Lewat Pohon Besar Di Ujung Jalan Sana." imbuhnya lagi.

" Kadang Takut, Kadang Tidak Kek." Rukmini memandang kakek lingga cengengesan. kakek lingga hanya mangut mangut sembari tersenyum.

" Kita Sudah Sampai Cu, Itu Rumah Kakek." tangan kakek lingga menunjuk sebuah istana yang sangat megah. seperti istana yang ada di dongeng-dongeng.

mata rukmini melotot dengan mulut menganga melihat rumah kakek lingga, ternyata rumah kakek lingga istana yang sangat megah dan besar. kakek lingga hanya tersenyum melihat rukmini melotot tanpa bisa berkata-kata melihat istananya .

" Ayo Rukmini Kita Masuk, Kamu Jangan Sungkan Ya, Anggap Saja Ini Rumahmu Sendiri." terang kakek lingga kepada rukmini.

" Kek Ini Bukan Rumah Melainkan Istana Seperti Di Dongeng-dongeng Yang Biasa Simbok Ceritakan." ujar rukmini.

" Kalau Begitu Anggap Lah Istana Ini Milikmu Dan Kamu Akan Tinggal Disini Selamanya."

Kakek lingga dan rukmini melangkah masuk kedalam istana, saat melewati gerbang tampak 2 penjaga berpakaian ala ala kerjaan.

badannya kekar dan berwajah tampan. rukmini sempat terpaku memandang wajah kedua penjaga itu. bila tidak ditarik kakek lingga mungkin rukmini tidak akan meninggalkan tempatnya berdiri karna terhipnotis oleh ketampanan sangat pengawal.

saat melewati taman kerajaan lagi lagi rukmini terpukau kali ini bukan karna melihat pemuda tampan tapi melihat keindahan bunga bunga dan air mancur serta kupu-kupu cantik beraneka warna berterbangan hinggap diatas bunga warna warni yang terlihat sangat segar. suasana ditaman itu sangat sejuk, bukan hanya itu saja yang menarik perhatian rukmini tapi kolam renang yang berair berwarna biru membuat rukmini teringat sungai tempat dia dan ketiga sahabat nya mandi dan mencuci pakaian.

" Selamat Datang Di Istana Kancana, Putri!! Silahkan Ikut Dengan Kami, Kakek Lingga Menunggu Putri Di Pendopo Tapi Sebelum Bertemu Dengan Nya Minum Lah Air Ini Putri Pasti Haus. Setelah Itu Putri Harus Berganti Pakaian." pungkas salah satu pelayan.

Rukmini yang masih menikmati keindahan taman Istana tersentak dan berbalik kearah datang nya suara. Rukmini hanya bisa melongo melihat tiga wanita cantik berpakaian berwarna emas menyodorkan gelas berisi air yang berwarna kuning keemasan juga. rukmi meraih gelas itu dan meminum air di dalamnya tak bersisa, rasa segar mengalir di tenggorokan nya, datang yang melihat rukmini menghabiskan air didalam gelas itu saling pandang dan tersenyum.

******************

Hajatan kepala desa sudah selesai sebagian warga sudah ada yang pulang terkecuali ningsih, sari, dan lastri saat hendak pulang mereka sibuk mencari rukmini, sudah dicari diantara kerumunan warga yang masih tinggal menonton pertunjukan wayang tapi rukmini tak kunjung kelihatan batang hidungnya, akhirnya mereka mencoba bertanya kebeberapa warga namun tidak ada yang melihat rukmini.

" Bagaimana Ini Lastri Sudah Larut Begini Rukmini Belum Ketemu Juga ." Tampak Sari Begitu Khawatir.

" Aku Juga Binggung, Kita Sudah Tanya Semua Warga Yang Tinggal Tapi Mereka Juga Tidak Ada Yang Melihatnya." Timpal lastri dengan wajah tegang.

" Lebih Baik Kita Pulang Saja, Siapa Tahu Rukmini Sudah Pulang,. Bukankah Tadi Dia Bilang Sudah Sangat Capek Dan Mengantuk." Sambung ningsih menenangkan kedua sahabatnya yang sudah terlihat sangat khawatir.

" Tapi Ningsih Bagaimana Kalau Ternyata Rukmini Belum Pulang, Apa Yang Akan Kita Katakan Pada Simbok Sukiyem Apa Kita Terus Terang Saja Kalau Rukmini Menghilang"

Malam semakin larut akhirnya mereka memutuskan pulang saja siapa tahu rukmini betul-betul sudah pulang terlebih dahulu karna mengantuk. walaupun dalam hati mereka tidak yakin kalau rukmini berani pulang sendirian mengingat jalan setapak yang mereka lewati sudah sangat gelap di sertai bayangan pohon yang menjulang tinggi. seperti tangan tangan monster yang siap menangkap mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!