Lelaki itu seumuran dengan ayahku dan mungkin saja aku juga seumuran dengan anaknya. Tapi, walaupun lelaki itu berumur matang, dia sangat tampan dan gagah, haruskah aku menerima tawaran untuk menjadi istrinya demi membalas mantanku yang sudah meninggalkanku karena aku miskin?
***
Tubuh Nana diam mematung ketika melihat Darius yang tak tak lain kekasihnya menggandeng tangan wanita lain, jantung wanita itu seperti akan keluar dari rongga dadanya ketika melihat pakaian yang di kenakan Darius dengan wanita itu, dan tentu saja Nana tau arti pakaian yang di kenakan keduanya, Darius dan wanita itu sepertinya akan mendaftarkan pernikahan.
Sungguh, dunia nana menggelap ketika menyadari apa yang terjadi, di mana Darius akan menikah dengan anak komandan mereka. Selama ini, hubungan mereka baik-baik saja. Bahkan Darius tidak pernah mengajaknya putus.
Tapi dua bulan kemarin, Darius mulai berubah, lelaki itu tidak seperti biasanya, dia mulai jarang menghubungi Nana. Tentu saja Nana sudah menyadari perubahan Darius, tapi dia tidak berusaha membohongi hatinya sendiri, dan mengatakan bahwa Darius sibuk, karena lelaki itu baru saja naik pangkat.
Tapi lihatlah, sekarang secara terang-terangan Darius menggandeng tangan wanita lain dan sepertinya akan mendaftarkan pernikahan.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam, Nana yang sedang menangis menghentikan tangisnya ketika mendengar apartemennya berbunyi, hingga dia langsung bangkit dari duduknya, dan berharap itu adalah kekasihnya. Karena tadi, setelah melihat Darius bersama wanita lain, Nana memutuskan untuk pulang, karena dia sudah tidak tahan lagi.
Dan benar saja, ketika membuka pintu yang datang adalah Darius. Hening, tidak ada yang berbicara Darius dan Nana sama sama terdiam.
"Ayo kita bicara Nana," ajak Darius, dan itu sukses membuat Nana Hancur kembali, sebab Darius memanggil namanya secara langsung, bahkan raut wajah Darius tampak datar, menatapnya seolah dia orang asing. Selama ini Darius tidak pernah memanggil namanya jika sedang berdua, tapi lihatlah sekarang Darius malah memanggilnya seperti ini.
Nana menggeser tubuhnya, kemudian dia memberikan jalan untuk Darius.
Dan kini kedua pasangan itu sudah duduk berhadap-hadapan.
"Apa kedatanganmu kemari ...."
"Aku minta maaf, jika tindakanku terlalu kejam, tapi aku harus mengatakan ini. Bulan depan aku akan menikah dengan Senna."
Seluruh nyawa Nana seperti direnggut paksa dari raganya ketika mendengar itu, dia memang sudah tahu bahwa Darius akan menikahi wanita lain, tapi ketika mendengar darius mengatakannya sendiri, hati Nana patah berkeping-keping.
"Ke-kenapa kau tega, kita sudah berjuang bersama-sama di titik ini, mempunyai pekerjaan yang layak dan juga ....."
"Itu dia masalahnya Nana, maaf aku harus jujur sekarang. Aku bosan menjadi polisi pangkat rendahan, aku bosan tidak mempunyai perubahan signifikan dalam hidupku. Jika ditanya apakah aku masih mencintaimu jawabannya, ya, tapi aku berusaha berpikir realistis, jadi maaf ini jalanku."
Darius langsung menunduk ketika mengatakan itu, sudah bertahun-tahun pangkatnya tidak naik, sudah bertahun-tahun dia berjuang berusaha untuk naik pangkat agar tidak direndahkan oleh seniornya, tapi keberuntungan itu tidak kunjung datang, dan beberapa bulan lalu secara kebetulan dia bertemu dengan Sena anak komandannya, saat itu dia ditugas untuk mengawal gadis cantik itu.
Dan tanpa diduga, Sena langsung jatuh cinta pada Darius, dari 1 bulan lalu komandannya memanggilnya, menawarkan agar Darius menikahi Sena lalu meninggalkan Nana, dan sebagai gantinya Darius akan naik pangkat.
Darius yang sedang putus asa tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan, walaupun dia masih sangat mencintai Nana, tapi dia berusaha berpikir rasional. Pada akhirnya dia menerima tawaran tersebut. Darius berpikir, bahwa suatu saat dia akan melupakan Nana, dan berpikir bahwa kesempatan besar ini tidak akan datang kedua kalinya, Dan satu Minggu lalu, pangkat Darius naik, dia mulai mendapatkan kepercayaan dirinya kembali, dan Darius berpikir dia tidak salah mengambil keputusan.
"Maafkan aku Nana ...." Tangan Darius meronta-ronta ingin membawa Nana ke dalam pelukannya, tapi dia tidak melakukan itu.
"Pergilah Darius, aku membebaskanmu. Bahagialah dengan keputusanmu agar kecewaku tidak sia-sia." Nana mengucapkan itu dengan tegar, wanita itu berusaha untuk tidak menangis. Tapi pada akhirnya tangisnya luruh.
Dan setelah mendengar Nana mengusirnya, Darius pun bangkit dari duduknya kemudian dia keluar dari apartemen Nana yang sangat sederhana, tentu saja sangat berbeda jauh dengan apartemen calon istrinya.
Setelah Darius pergi, Nana juga bangkit dari duduknya, kemudian wanita itu berjalan tertatih-tatih ke arah kamar. Dan ketika di kamar tubuh Nana ambruk di lantai, wanita itu menangis sejadi-jadinya.
"Semuanya pergi meninggalkanku, apa salahku!"Nana berteriak di akhir kalimatnya, Dia pikir Darius akan menjadi pelabuhan terakhirnya, tapi ternyata dia salah.
Hidup Nana dari remaja dipenuhi dengan kepiluan, Dia tinggal bersama neneknya dan harus berjuang untuk hidup dengan layak. Sebenarnya keluarga Nana bisa dibilang keluarga yang sangat berkecukupan bahkan cukup kaya, hanya saja setelah orang tuanya bercerai ibu dan ayahnya sibuk dengan keluarga masing-masing, melupakannya hingga dia hanya tinggal dengan neneknya.
Dan setelah orang tuanya bercerai, bu dan ayahnya seolah melupakannya apalagi setelah keduanya mempunyai keluarga baru, Ibu dan ayahnya sama-sama pindah ke luar negeri, hingga sejak remaja dan sejak orang tuanya bercerai Nana tidak pernah lagi berkabar dengan kedua orang tuanya.
Menjadi polisi bukan keinginan Nana, tapi Nana tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Dan karena kesulitan pekerjaan, Nana memutuskan untuk mendaftar menjadi polisi di mana saat itu menjadi polisi tidak memakai uang sepeserpun, dan dia berjuang bersama Darius untuk mengikuti tes hingga pada akhirnya dia lolos menjadi polisi mengalahkan ribuan peserta lainnya.
Dan dia berpikir, kisah hidupnya akan bahagia dengan Darius apalagi semenjak neneknya meninggal, hanya Darius yang dia punya. Tapi ternyata, Darius juga meninggalkannya, hanya demi pangkat dan harta, sepertinya perjuangan mereka tidak ada artinya di dalam diri lelaki itu.
Satu tahun kemudian
"Menikah?" Nana tak begitu terkejut ketika mendengar ucapan lelaki di depannya ini, lelaki matang mungkin seumuran dengan ayahnya, hanya saja karena lelaki di depannya ini adalah miliarder, tampilannya begitu memukau dan juga sangat gagah.
Mungkin orang lain tidak akan menolak jika diajak menikah oleh lelaki yang berada di depan Nana, tapi tentu saja Nana menolak bagaimana mungkin Nana menikah dengan pasien yang dia urus.
Setahun lalu setelah Darius menikah, Nana meminta untuk dimutasi ke kota lain, karena dia tidak bisa melupakan Darius dan terlalu menyakitkan jika harus terus melihatlat lelaki itu, dan ternyata dia mendapatkan tugas untuk menjadi Intel di rumah sakit jiwa Karena ada tersangka yang berpura-pura gila.
saat itu Nana menyamar menjadi suster lalu merawat pasien yang mengalami gangguan jiwa, dan pasien itu adalah lelaki yang sekarang berada di depan Nana, yang mengajak dia menikah, tapi tentu saja lelaki itu sudah pulih dan juga sudah sembuh.
Dan nana tidak habis pikir, kenapa lelaki ini ingin menikah dengannya, padahal dia hanya gadis biasa, polisi berpangkat renda han, karena jika dilihat dari background lelaki di depannya ini, lelaki ini masih bisa mendapatkan wanita yang setara.
Jayden berdahem, Dia mengerti kekagetan wanita di depannya ini, wanita yang mungkin seumuran dengan putrinya.
"Aku tau banyak sekali kebingungan yang kau rasakan, tapi terima saja tawaranku, dan kau juga bisa membalas mantanmu yang dulu mengkhianatimu."
Mata Nana membulat ketika mendengar itu, "apa kau menyelidikiku?" hardik Nana
Jadi kau mengawasiku?" Tanya Nana lagi ketika Jayden tidak menjawab ucapannya, hingga Jayden menghela nafas, kemudian dia mengangguk.
Sebenarnya Jayden tidak ingin mengambil langkah ini, toh setelah keluar dari rumah sakit jiwa Jayden hanya ingin fokus mengembalikan kehidupannya yang kacau.
Perjalanan hidup Jayden juga tidak mudah, Dia kehilangan wanita yang dia cintai dan kedua anaknya, wanita yang dia cintai dan kedua anak kembarnya justru jatuh ke dalam pelukan sahabatnya, dan itu karena kesalahan Jayden sendiri, di mana dulu Jayden meninggalkan Camila ketika Camila mengandung.
Sampai sekarang hubungan Jayden dan kedua anak kembarnya belum membaik, tapi kemarin Jayden dibuat terkejut dengan permintaan putrinya. Di mana putrinya menyuruh dia untuk menikah lagi.
Dulu setelah bertemu lagi dengan mantan istrinya, Jayden rela mengoperasi wajahnya agar bisa dekat lagi dengan mantan istri dan anaknya, kesalahan Jayden pada mantan istri dan kedua anak kembarnya sangat besar hingga dia memutusan untuk mendekati Camila dan kedua anak kembarnya dengan identitas baru.
Tai sayang, walaupun sudah berubah identitas, mantan istri dan kedua anaknya tau tentang dia, hingga Austin dan Helena yang tak lain akan kembar Jayden, menyuruh Jayden untuk menjauh dari kehidupan ibu mereka.
Setelah diusir oleh kedua anak kembarnya tentu saja Jayden tidak menyerah, segala cara dia lakukan untuk mendapatka Camila kembali. Tapi cinta Camila dengan kekasihnya begitu kuat, hingga Jayden memutuskan menyerah untuk mengejar Camila, dia hanya berfokus untuk megejar maaf kedua anak kembarnya.
Dan kemarin, putri kembarnya mengatakan akan memaafkan dia asal dia mau menikah, Helena sengaja menyuruh Jayden untuk menikah lagi karen dia tidak mau ayah kandungnya kembali merecoki hubungan ibu dan ayah sambungnya.
Jayden terlalu bingung harus menikah dengan siapa, karena semenjak dia keluar dari rumah sakit jiwa Jayden tidak dekat dengan wanita manapun. Ya, bisa saja Jayden memilih wanita mana pun yang dia mau, mengingat dia adalah seorang penguasa dari keluarga terpandang, tapi Jayden tdak mau melakukan itu.
Dan pada akhirnya, pilihan Jayden jatuh pada Nana, seorang intel yang dulu pernah merawatnya di rumah sakit jiwa, entah kenapa hati Jayden begitu mantap memilih wanita itu untuk menjadi istri kontraknya, padahal Nana seumuran dengan putrinya.
Setelah yakin pada Nana, Jayden langsung menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki wanita itu. Dan akhirnya dia tau asal usul Nana.
"Tuan, aku ini seumuran anakmu, bagaimana mungkin kau ingin menikahiku. Aku ini polisi dengan pangkat rendah, sangat berbeda denganmu yang seorang penguasa." Nana berusaha untuk tenang, padahal hatinya bergemuruh sebagai seorang polisi dengan titel intel tentu saja harga diri Nana seperti tercoreng ketika mengetahui ada yang menyelidikinya.
Jayden sudah menduga bahwa ini akan terjadi, Nana pasti akan menolak ajakannya.
"Kau pikirkan saja dulu, aku sudah menekankan dari awal, tentang pernikahan yang aku tawarkan, ini hanya tawaran pernikahan bisnis, dan akan banyak sekali hal baik yang akan kau dapatkan, jadi jika pun kita menikah tidak akan mempengaruhi hidupmu." Jayden kembli meyakinkan wanita di depannya ini.
Ketika mendengar apa yang Jayden ucapkan tentang pernikahan, hati Nana diselimuti rasa sedh yang kuar biasa, dulu cita-citanya sangat sederhana dia menikah denga Darius, mempunyai anak dan juga mempunyai keluarga yang utuh.
Dan tentu saja sebagai seorang wanita Nana hanya ingin menikah sekali seumur hidup dengan lelaki yang dia cintai, tapi sayangnya mimpinya tidak akan terkabul karena Darius sudah menjadi milik orang lain.
"Aku tidak akan memberimu wktu yang terburu-buru, pikirkanlah dengan matang semuanya, kabari aku kau sudah membuat keputusan." ucap Jayden ketika melihat Nana sedag merenung. Setelah mengatakan itu, Jayden pun langsung bangkit dari duduknya kemudian dia meninggalkan restoran.
Setelah Jayden pergi, Nana termenung dengan waktu yang cukup lama. Jujur, Tawaran Jayden memang menggiurkan, jika dia menikah dengan Jayden diakan mempunyai materi yang berlimpah, Dan dia bekerja menjadi polisi hanya untuk cita-citanya saja.
Tapi hati nurani Nana tidak bisa dibohongi, sedari dulu cita-citanya adalah mempunyai keluarga yang bahagia, dan jika dia menikah dengan Jayden dia tidak akan mendapatkan itu karena mereka hanya akan mereka kontrak.
Lamunan Nana buyar ketika mendengar suara ponselnya berbunyi, dia melihat siapa yang menelepon ternyata yang menelepon adalah Stefan, atasannya. Jika Stefan sudah memanggilnya itu berarti ada tugas yang harus dia kerjakan.
"Jadi maksudmu, aku dipindahkan lagi ke kantor semula?"Nana hampir saja berteriak ketika mendengar itu, bagaimana mungkin dia akan kembali ke kantor tempat dulu dia berdinas, karena kantor itu ada Darius dan pasti juga ada istri Darius di sana karena Senna Adalah dokter forensik yang berdinas di kantor polisi tempat Darius berdinas.
"capt, aku menolak dipindahkan. Aku tidak mau kembali lagi ke kantor itu." Nana berusaha untuk menolak, karena dia sungguh enggan bertemu dengan Darius dan juga istrinya. Setahun ini Nana berusaha mati-matian untuk melupakan Darius, walaupun perasaannya masih sama. Bagaimana mungkin dia melupakan Darius sedangkan Darius adalah Cinta pertamanya, mereka berjuang sama-sama untuk menjadi seorang polisi walaupun pada akhirnya Darius meninggalkannya hanya demi pangkat.
"Aku tidak memberimu pertanyaan, tapi aku memberimu perintah. Ini tidak bisa dibantah. Mau tak mau, suka tak suka kau harus kembali pindah kesana. Ada pembagian tim di sana, forensik, dan 3 detektif salah satu detektifnya adalah kau."
Jantung Nana berdetak sangat kencang ketika mendengar itu, "Tunggu, apa dokter forensik yang akan bergabung adalah ...."Nana bahkan tidak sanggup lagi meneruskan ucapannya ketika membayangkan, Sena yang akan menjadi forensik di timnya.
"Hmm, tepat seperti dugaanmu. Forensik yang akan bergabung dengan kita adalah nona Sena, dan yang paling mengejutkan Darius juga bergabung di sana dia akan bergabung di Timmu."
Seluruh tubuh Nana terasa lemas ketika mendengar itu, setahun berjuang untuk melepaskan luka yang membelenggunya, tapi ternyata sumber lukanya kembali datang. Sekarang Nana bisa apa, dia tidak bisa apa-apa selain hanya menurut karena dia hanya bawahan.
"Maafkan Aku, tapi ini perintah langsung dari komandan."Steven langsung menepuk bahu Nana hingga Nana tersadar, wanita itu tersenyum namun senyumannya penuh luka.
"Tidak apa-apa, Capt. Aku mengerti, ini tugas dan aku tidak boleh mencampurkan urusan pekerjaan dan pribadi."
Satu minggu kemudian
Nana turun dari mobilnya, wanita itu berdiam diri sejenak sebelum melanjutkan langkahnya. Hari yang paling menakutkan bagi Nana tiba, hari di mana dia akan kembali ke kantor tempatnya bekerja dan otomatis dia akan bertemu dengan Darius dan juga Sena.
Jangan ditanyakan betapa pedihnya hati Nana saat ini, yang pasti hatinya benar-benar pedih. "ITS oke Nana, kau hanya bekerja tidak lebih." Setelah berusaha meyakinkan dirinya, akhirnya Nana pun melanjutkan langkahnya.
Baru saja Nana akan membuka pintu, tiba-tiba tubuh Nana Dia membeku ketika pintu terbuka dari dalam, hal yang paling menyakitkan karena ternyata yang membuka pintu dari dalam adalah Darius dan ada Sena yang sedang menggandeng tangan mantan kekasihnya.
Ketika melihat Nana, Darius sempat menghentikan langkahnya sejenak. Jujur dia juga merasa terkejut ketika melihat Nana ada di kantornya lagi, karena dia belum tahu bahwa dia akan setim dengan Nana.
Senna yang berada di samping Darius langsung menarik tangan suaminya, terlihat jelas bahwa Senna tidak menyukai Nana.
Padahal barusan Darius ingin menyapa Nana.
"Aku dengar dia bertugas lagi di kantor ini, Aku tidak mau kau menyapanya." Ketika sudah berada di luar kantor, Sena langsung menghempaskan tangan Darius membuat Darius menggaruk tekuk yang tidak gatal.
Jika ditanya apakah Darius masih mencintai Nana, jawabannya dia tidak tahu karena menikah dengan Sena pun Darius tidak merasakan kebahagiaan, tapi ketika menikah dengan Senna hidup Darius membaik, Darius menganggap bahwa cinta tidaklah penting. Tapi ketika melihat Nana lagi barusan, jantung Darius berdetak sangat kencang, debaran demi debaran datang kembali menerjang lelaki itu.
****
Waktu menunjukkan pukul 02.00 siang, Nana yang sedari tadi diam di ruangan temannya keluar dari ruangan tersebut karena sudah waktunya dia melakukan meeting bersama komandannya.
Ketika dia akan masuk ke dalam ruangan meeting, tiba-tiba tubuh Nana kembali terdiam, ketika melihat dari arah berlawanan di mana muncul Darius dan juga Sena.
"Kau ikut dalam meeting ini?"untuk pertama kalinya Sena menegur Nana, karena dari dulu wanita itu tidak level berteman dengan polisi yang berpangkat rendah seperti Nana, barusan dia refleks bertanya karena yang dipanggil ke dalam ruangan meeting adalah tim yang akan dibentuk dan jika Nana hadir berarti Nana akan masuk ke dalam timnya atau tim lain.
Nana berdehem kemudian dia tersenyum, dia mengetahui bahwa wanita di depannya ini tidak menyukainya, dan Nana juga berusaha untuk tidak melihat ke arah Darius.
"Hmm, aku ikut dalam meeting ini."
Sena mendadak kesal ketika mendengar ucapan Nana, wanita itu masuk mendahului. Hingga kini di luar hanya ada Darius dan Nana.
"Apa kabarmu Nana?"tanya Darius tanpa tahu malu.
"Baik." Setelah mengatakan itu Nana lebih memilih untuk langsung masuk ke dalam ruangan meeting.
"Jadi, kita setim dengan dia?" Senna langsung protes ketika komandan mengumumkan nama timnya, dia sudah menebak bahwa Nana akan satu tim bersamanya, tapi tadi Senna masih berharap bahwa Nana akan masuk dalam tim lain, karena memang bukan hanya satu tim saja yang akan di bangun.
"Apa ada masalah Nona Senna?" tanya Leo yang tak lain komandan yang memberikan perintah. Senna langsung tergagap barusan dia berbicara secara refleks, walaupun dia seorang putri petinggi kepolisian tapi dia selalu menjaga image, dan sepertinya setelah tau bahwa Nana masuk kedalam grup yang sama, dia harus meminta bantuan dari ayahnya agar memindahkan Nana ke tim lain.
Ketika Senna terihat keberatan dengan keputusan komandan, Nana sama sekali tidak berekasi tentu saja karena dia sedang membayangkan betapa mengerikannya ketika dia harus bekerja sama dengan sumber lukanya. Tapi Nana bisa apa, wanita itu tentu tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mungkin dia keluar dari kepolisian hanya karena kasus ini.
Akhirnya acara meeting pun selesai, satu persatu keluar dari ruangan meeting, higa di ruangan metig hanya ada Darius dan Senna saja.
"Sebenarnya apa yang kau risaukan" tanya Darius lemah lembut.
"Kau masih bertanya? Jelas-jelas aku tidak suka dia ada tim kita. Bagaimana jika dia menggodamu lagi?"
Darius menghela nafas, dia mulai bingung meyakinkan istrinya. Apalagi emosi Senna selalu menggebu-gebu ketika tidak menyukai sesuatu.
"Sayang, mana mungkin aku tergoda. Jika kita satu timpun, aku akan selalu bersamamu." Seperti biasa, Darius menjelaskan dengan sabar dan penuh ketulusan. Hingga mood Senna sedikit membaik.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!