NovelToon NovelToon

Kelahiran Kembali Gadis Yang Tidak Di Anggap

Part 1.

Carla Magdalena memegang perutnya yang terasa begitu sakit, akibat tendangan kaki Ivanka.

"Aku sudah katakan padamu! menjauh dari Bastian, dia hanya milikku! kamu tidak pantas untuk Bastian! dan.. lagi pula Bastian sangat membencimu!!" Ivanka menyeringai sinis, memandang Carla yang terlihat meringis kesakitan.

"Pa.. Paman...!" tangan Carla menggapai udara dengan suara lemah, melihat Bastian yang melangkah, meninggalkan ruangan itu semakin menjauh, tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.

Air mata Carla mengalir membasahi pipinya, hatinya begitu sakit, saat Bastian mempercayakan Ivanka, untuk mendisiplin nya karena terlalu posesif kepada Pamannya itu.

Bastian tidak memperdulikan permohonan Carla, saat memohon agar dirinya, yang seharusnya mendisiplin Carla, bukan Ivanka.

Ivanka menarik rambut Carla kebelakang, membuat wajah Carla mendongak ke atas memandang Ivanka.

"Wajah seperti badut begini, siapa yang tidak akan jijik melihatmu! Bastian saja muak melihatmu! dasar jalang!!" Ivanka menginjak tangan Carla, sampai Carla menjerit kesakitan.

"Brengsek! Ivanka! lepaskan kakimu!" dengan suara lemah dan penuh amarah, Carla menahan sakit yang sangat menggigit pada tangannya.

Plak!

"Kamu berani mengumpat padaku! dasar yatim piatu! aku akan beri kamu pelajaran! agar mulutmu itu tidak bisa bicara lagi!!"

Plak! Plak! Plak!

Ivanka bertubi-tubi menampar wajah Carla, sampai sudut bibir Carla mengeluarkan darah.

Carla menangis dengan sedihnya, ia begitu bodoh terlalu mencintai Bastian, yang lebih mendengarkan Ivanka dari pada dirinya.

Air matanya mengalir dengan deras membanjiri wajahnya, tubuhnya terasa begitu sakit, dan hatinya juga sangat sakit sekali.

Ia benar-benar lelah, sepuluh tahun ia menyukai Paman angkatnya, yang diwali kan orang tuanya sebelum meninggal, untuk menjaga dan melindungi dirinya, menggantikan kedua orang tuanya.

Bastian Kenneth, menjadi bagian keluarga Carla, saat Carla berusia tujuh tahun, dan Bastian di adopsi Ayahnya menjadi adik angkat Ayahnya, saat Bastian berusia tujuh belas tahun.

Saat pertama kali, Carla memasuki masa pubernya, ia menyukai Bastian Kenneth.

Saat itu usia Carla dua belas tahun, dan Bastian berusia dua puluh dua tahun.

Di saat usianya memasuki, usia tujuh belas tahun, ia mulai menunjukkan perasaannya secara terang-terangan kepada Bastian.

Awalnya, Bastian tidak membenci setiap Carla menempel padanya, dan mengikutinya ke mana pun ia pergi.

Hingga sepupunya, Ivanka, masuk ke dalam hubungannya dan Bastian, sikap Bastian menjadi berubah kepadanya.

Bastian selalu saja percaya, dengan apa yang di katakan Ivanka, dan bahkan Ivanka dapat dengan bebas mencela Carla di depan Bastian.

"Akh!!" Carla menjerit, merasakan kepalanya begitu sakit, saat Ivanka menyentakkannya ke lantai dengan kencang.

Carla merasakan keningnya perih, sepertinya terluka, dan ia merasakan darah mengalir dari luka tersebut, membuat penglihatannya mulai kabur.

Ia merasakan tubuhnya semakin lemah. Carla ingat beberapa hari ini, ia tidak di beri makan oleh Ivanka, karena ia di hukum Bastian.

Bastian mengurung Carla di kamar, karena Carla membuat malu Bastian di depan rekan bisnisnya.

Carla memarahi rekan bisnis Bastian, karena terlalu lama meeting, sehingga Bastian melewatkan makan siang bersama dengannya.

Bastian kemudian meminta bantuan Ivanka, untuk memperhatikan Carla, agar tidak melarikan diri.

Alhasil, Ivanka tidak melewatkan kesempatan untuk menyiksa Carla, dan membuat suatu kebohongan kepada Bastian.

Ivanka mengatakan, Carla tidak mau makan, kalau Bastian tidak datang untuk membujuknya makan.

Mendengar apa yang di katakan Ivanka, membuat Bastian semakin marah. Bastian menambahkan masa hukuman Carla, dan ia pun tidak datang untuk melihat Carla.

"Percuma kamu menangis! Bastian tidak akan tersentuh dengan air matamu! dia tidak akan pernah mencintaimu, sampai kapan pun! dia hanya mencintai ku seorang, pesonaku telah membuatnya tidak tertarik lagi dengan wanita mana pun! sungguh kasihan kamu! lebih baik, kamu mati saja! agar tidak mengganggu hubungan kami!" kata Ivanka seraya menyeringai sinis nya.

Bukk!!

Ivanka kembali menendang perut Carla dengan kuat, sehingga tubuh Carla tersungkur seperti karung.

"Huekk!!"

Carla muntah darah, pandangannya semakin kabur, dan tubuhnya terasa semakin lemas.

Ivanka tertawa dingin melihat Carla yang mengenaskan, ia begitu senang melihat Carla sekarat.

"Beri ia minum obat itu!!" sahut Ivanka kepada seorang wanita, yang memegang segelas minuman.

"Baik, Nona!" angguk wanita itu.

Carla di paksa untuk meminum, obat yang di maksud Ivanka.

Dengan sisa tenaganya yang lemah, Carla mencoba menghindari gelas minuman itu, agar tidak masuk ke dalam mulutnya.

Tapi, tenaganya terlalu lemah untuk melawan tenaga dua Pelayan, yang cukup kuat memegang tangan, dan dagunya. Membuat minuman yang berisi racun itu pun, masuk ke dalam mulutnya.

"Uhuk! uhuk!" Carla terbatuk-batuk, saat ia selesai meminum obat dalam gelas itu.

Dengan sisa tenaganya, ia mencoba memuntahkan minuman yang sudah masuk ke dalam mulutnya.

"Ha ha ha haa...!" Ivanka tertawa dengan senangnya melihat Carla, mencoba memuntahkan air yang sudah masuk melewati kerongkongannya.

"Rasakan! matilah sana! Bastian hanya milikku! hanya aku yang pantas menjadi Nyonya Kenneth!!" Ivanka dengan penuh rasa puas, menyeringai sinis melihat Carla yang terlihat kesakitan, dan mulai sekarat karena racun yang ia minum.

"Paman.. aku menyesal mencintaimu... seandainya ada kehidupan kedua, aku tidak akan jatuh cinta lagi padamu... aku ingin hidup untuk diriku sendiri... ingin menikmati kebahagiaanku sendiri, jauh darimu.. dan menemukan pria... yang tulus mencintaiku apa adanya, aku sangat membencimu Paman... " gumam Carla dengan lirih dalam kesakitannya.

Air matanya terus mengalir membasahi pipinya yang tirus, menahan rasa sakit yang sangat menggigit pada tubuh dan hatinya.

Ia benar-benar sangat lelah, lelah sekali!

Perlahan mata Carla meredup, dengan pandangan matanya yang buram, dan nyaris tertutup.

Carla melihat Ivanka berjalan menjauh, meninggalkan ruangan itu, sembari terus tertawa bahagia.

Bersambung.....

Part 2.

Carla juga merasakan pendengarannya, perlahan mulai tidak mendengar apa pun, saat sayup-sayup ia mendengar suara seseorang, berteriak memanggil namanya.

Carla merasakan telinganya seperti tertutup sesuatu, dan lama kelamaan ia tidak mendengar apa pun sama sekali.

Gelap, hening, sunyi senyap.

......................

"Hahh.. hahh.. hahh!!"

Tiba-tiba Carla merasakan sangat kesulitan bernafas, membuat ia tersentak dari tidurnya.

Ia terduduk tegak di tempat tidurnya, dadanya yang terasa sesak menghirup udara dengan rakus.

Keringat dingin mengucur dari kepala, mengalir ke keningnya.

Carla merasakan tubuhnya sakit sekali. Baru saja ia di paksa meminum cairan, dan masuk mengalir ke kerongkongan nya.

Membuat ia kesakitan, membakar dada dan ususnya, membuat ia menahan sakit yang sangat menyiksa, dengan tubuh tidak dapat bergerak.

Mata Carla nanar melihat sekelilingnya, melihat ada di mana ia berada.

"Ini kan.. kamarku?" gumam Carla melihat kamarnya, "Apa yang terjadi? aku baru saja sepertinya tidak dapat merasakan apa-apa lagi!"

Carla meraih kalender duduk di atas meja kecil di samping tempat tidurnya.

"Hah?? ta.. tanggal dan tahun yang lalu? a.. apa aku bangun kembali dari kematianku??" wajah Carla terlihat berbinar, ia pun sontak turun dari tempat tidurnya.

Ia berlari menuju meja riasnya.

"Hah??" ia terkejut melihat wajahnya yang bagaikan badut, "A.. aku kembali.. aku kembali lagi!"

Carla melihat tubuh dan wajahnya, dan tanggal pada kalender, ia ternyata terlahir kembali di satu tahun yang lalu.

Di mana Ivanka masuk ke dalam hubungan dirinya dan Pamannya, Bastian.

Ia ingat, Ivanka mendorongnya masuk ke dalam kolam renang, dan Ivanka menuduhnya, mencari perhatian Bastian dengan cara, menceburkan diri ke dalam kolam renang.

Mengingat akan hal itu, Carla tersenyum dingin, karena tanggapan Bastian pada waktu itu, mempercayai apa yang di katakan Ivanka.

Sekarang dia telah kembali, tidak akan pernah lagi untuk mencari perhatian Bastian.

Ia akan membiarkan Bastian dan Ivanka menjalin hubungan, sampai mereka menikah.

Sekarang, karena sudah terlahir kembali, ia akan mengubah takdirnya, menjalani hidupnya sendiri dengan menjauhkan diri dari Bastian.

"Astaga! wajahku memang seperti badut, karena mendengarkan si brengsek Ivanka, aku menjadi bahan lelucon oleh semua orang!" Carla menatap wajahnya, yang memakai make-up berlebihan.

Astaga! Carla juga melihat model pakaian yang ia kenakan.

Sangat kampungan, dan sangat memalukan, benar-benar bagaikan badut.

"Aku harus mengubah penampilan ku, kenapa aku dulu begitu mempercayai, apa yang di sarankan si Ivanka brengsek itu, ck! ck! sungguh menyedihkannya diri ku"

Carla menggelengkan kepalanya, memandang penampilan dirinya, yang sangat memalukan.

Carla kemudian menghapus make-up pada wajahnya sampai bersih, tanpa meninggalkan sedikit pun sisa make-up.

Mata Carla tidak berkedip menatap wajahnya pada cermin, sungguh sangat cantik sekali, dengan kulit yang licin bagaikan porselin.

"Aku sebelumnya tidak begitu memperhatikan wajahku, di balik make-up tebal itu, karena terlalu percaya pada Ivanka" Carla bergumam sendiri, melihat wajahnya di cermin.

"Dia mengatakan, kalau seorang gadis untuk memikat pria, harus berdandan dengan penampilan glamour, ternyata dia ingin menutupi wajahku yang cantik ini, agar Bastian tidak jatuh cinta padaku" gumam Carla mengamati kulit wajahnya yang putih bersih.

"Huh! kali ini.. aku tidak akan bodoh lagi! aku ingin bersenang-senang menikmati hidupku, masa bodoh dengan si Bastian dan si brengsek Ivanka itu, walau kalian mau bermesraan di depan mataku, aku tidak akan cemburu lagi, aku tidak ingin mati untuk yang ke dua kalinya" gumam Carla tersenyum menatap wajah cantiknya di depan cermin.

Ia pun kemudian bergegas melihat isi lemari pakaiannya, "Astaga!!"

Carla terkejut melihat pakaiannya, yang menggantung di dalam lemari, semua pakaian glamour dengan warna yang norak.

Carla ternyata benar-benar buta warna, setelah Ivanka memprovokasinya soal memilih pakaian.

Dengan cepat, Carla meraih satu persatu pakaian dalam lemarinya tersebut, dan membuangnya ke lantai.

"Tina!!" teriak Carla.

"I.. iya Nona, anda ternyata sudah bangun dari pingsan anda, Nona?" sahut seorang Pelayan masuk ke dalam kamar Carla.

Tapi, mendadak ia terkejut memandang Carla, "Si.. si.. siapa kamu?!" tanyanya ketika melihat Carla.

"Apa lagi ini... kamu tidak lihat siapa aku?" tanya Carla mendekati Tina.

"Hah! a.. anda No.. Nona Carla!!"

"Iya, siapa lagi memangnya yang tinggal di kamar ini, kalau bukan aku?!" tanya Carla galak kepada Tina, Pelayan yang selalu mengurus keperluan Carla.

"Ma.. maafkan saya Nona, anda sangat cantik sekali, membuat saya jadi pangling, dan tidak mengenali anda!" sahut Tina merasa bersalah.

"Sudah! jangan banyak acting, buang semua pakaian ini, jangan ada satu pun, yang tertinggal di kamarku!!" perintah Carla dengan tegas.

"Baik, Nona!" angguk Tina.

Bersambung.....

Part 3.

Carla memandang walk in closetnya, yang sebagian sudah kosong, setelah ia membuang pakaian, dan sepatu norak pilihan Ivanka.

Ia kemudian menatap isi lemari pakaiannya, hanya tersisa pakaian yang dulu ia beli, sebelum Ivanka bebas masuk ke dalam Mansion Miller.

Miller marga dari Ayah kandung Carla, sebagai pemilik Mansion, dan grup Miller yang di kelola Bastian menggantikan Ayah Carla setelah meninggal.

Carla mengambil pakaian terusan sebatas lutut, dengan pinggang karet.

Carla kemudian memakainya, dan penampilannya langsung menunjukkan perubahan.

Ia terlihat lebih cantik dan segar, sangat sedap di pandang Mata, dengan wajahnya yang terlihat bersih tanpa make-up tebalnya.

Carla kemudian meraih tas kecilnya, setelah ia memasukkan barang berharga, yang ia perlukan untuk pergi keluar Mansion.

Ia ingat, setelah ia bangun dari pingsannya, Ivanka akan datang membawa Bastian, untuk memprovokasi Paman angkatnya itu.

Dan ia saat itu, akan menghamburkan dirinya ke pelukan Bastian, tapi kemudian Bastian mendorongnya dengan kasar, setelah mendengar penjelasan Ivanka.

Ivanka mengatakan, kalau ia sengaja menjatuhkan diri ke dalam kolam, untuk memfitnah Ivanka, agar Bastian mengusir Ivanka dari Mansion Miller.

Dengan suara lembut, dan sedih Ivanka, membuat Bastian mempercayai setiap perkataan Ivanka.

Setelah terlahir kembali, Carla jadi tahu apa yang akan terjadi beberapa menit lagi.

Karena ia sudah bertekad, tidak ingin dekat lagi dengan Bastian, Carla harus sudah pergi dari kamarnya, sebelum mereka datang melihat dirinya.

Ia berencana mencari sebuah apartemen, dan mencari kerja part-time untuk memenuhi kebutuhannya.

Ia tidak ingin tinggal satu atap lagi dengan Bastian, walau ia tahu Mansion Miller adalah harta warisan Ayahnya, tapi yang mengelola Bastian.

Lima tahun yang lalu, sejak kedua orang tua Carla meninggal, Bastian mengambil alih tanggung jawab mengurus grup Miller dan Mansion Miller.

Bastian sangat kompeten dalam menangani grup Miller, menjadi berkembang sampai ke luar negeri.

Dan, pengaturan di dalam Mansion, segalanya teratur berkat pengaturan Bastian, sebagai kepala keluarga, menggantikan Ayahnya.

Carla menganggap semua kekayaan Miller, berkat tangan emas Bastian. Jadi, ia sebagai putri sah Ayahnya, dan pewaris asli kekayaan Miller, tidak memiliki hak mengambil alih grup Miller.

Ia masih muda tidak tahu apa-apa soal bisnis, karena kalau ia mencoba mengambil semuanya, yang ada nantinya, grup Miller akan jadi bangkrut di tangannya.

Karena itu ia tidak akan menggangu grup Miller.

Sekarang ia ingin mencari kebahagiaannya sendiri, tidak ingin dekat dengan Bastian lagi.

"Nona.. anda mau kemana?" tanya Tina memandang Carla heran.

"Aku mau keluar, jangan ikuti aku! kamu di sini saja untuk menjawab pertanyaan Bastian, kalau bertanya tentang keberadaan ku!" ujar Carla dengan datar.

Ada apa dengan Nona Carla? bukankah dia begitu menantikan untuk bertemu dengan Tuan Bastian? pikir Tina bingung.

"Aku pergi dulu, dan... aku mungkin pulang malam!" kata Carla sembari berjalan keluar dari kamarnya.

"Hah? pulang malam? anda mau kemana?anda tidak pernah pergi keluar Mansion, apa lagi pulang malam hari, Nona!" sahut Tina mengejar Carla, yang melangkah dengan cepat meninggalkan kamar.

Carla tidak mendengarkan Tina, ia terus saja melangkah dengan wajah ceria.

Ia telah di beri kesempatan kedua, jadi ia tidak akan membuang waktunya lagi, mengejar cinta Bastian.

Ia masih muda, masih panjang perjalanan nya untuk mencintai seseorang.

Sekarang ia ingin bersenang-senang dulu, menikmati masa mudanya.

Carla mendengar suara Ivanka di koridor menuju kamarnya, membuat ia terpaksa bersembunyi menghindari Bastian dan Ivanka.

Setelah Ivanka dan Bastian masuk ke dalam kamarnya, ia pun bergegas keluar dari persembunyiannya.

Ia setengah berlari menuruni anak tangga, sembari tersenyum senang, bagaikan bebas dari sangkarnya, Carla keluar dari Mansion.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!