Seorang gadis dengan rambut diikat kuncir kuda berjalan ceria memasuki rumahnya. Ia baru saja pulang dari mall bersama teman - temannya, gadis itu membawa beberapa kantong belanjaan berisi perlengkapan kuliah sebab mulai besok dia sudah bukan murid SMA lagi dan biasa dipanggil bocil oleh kakaknya
"Kakak, Mama, Papa aku pulang" Teriak gadis itu sambil mendorong pintu rumahnya.
Begitu pintu rumah itu terbuka, gadis itu diam membeku diambang pintu, keceriaan yang tadi terpancar dari wajah cantiknya langsung hilang, digantikan dengan raut wajah seperti orang ketakutan
"Dasar bocil kalau masuk rumah biasakan salam dulu, jangan langsung teriak - teriak, seperti marsha and the bear" Tegur Aska
Melody mengerutkan keningnya, ia selalu menonton film yang judulnya disebut sang kakak, tapi seingatnya marsha tidak pernah berteriak seperti dirinya. Ingin sekali Melody membantah ucapan kakaknya, tapi ia tak berani begitu menyadari seseorang yang duduk disamping kakaknya menatapnya dengan begitu tajam dan datar, siapa lagi kalau bukan Gala. Dia adalah orang yang selalu menatap Melody dengan tatapan seperti itu sejak pertama kali bertemu.
Awalnya Melody biasa saja ditatap seperti itu , tapi lama kelamaan mulai risih dan merasa takut kepada lelaki itu saat tak sengaja ia melihat lelaki itu hampir saja membunuh anak orang beberapa tahun lalu saat Melody masih kelas satu SMA dan Gala kelas tiga SMA
"Mana Mama?" tanya Melody kepada Aska agar rasa takutnya kepada Gala sedikit berkurang.
"Enggak tau, tadi keluar sama Papa," Jawab Aska seadanya.
Melody menghela napas artinya hanya dia yang berjenis kelamin perempuan ini. Semua teman - teman Aska yang duduk diruang tamu cowok. Melody sebenarnya akrab dengan semua teman - teman Aska kecuali Gala. Jangankan akrab, berbicara dengan laki - laki itu saja Melody tak pernah, padahal mereka sudah kenal beberapa tahun lamanya.
Melody takut untuk mengajak Gala bicara, sedangkan Gala juga sepertinya tak ada niatan untuk mengajak gadis itu bicara. lelaki itu terlalu dingin tak tersentuh. Dia sangat pendiam, bahkan di depan teman - temannya sekalipun.
"Hai, dek Melody yang cantik," sapa Dion genit membuat Aska langsung menatapnya tajam.
"Hai juga kaka Dion" balas Melody
"Awas lo macam - macam sama adek gue!" peringat Aska yang masih menatap Dion tajam, ia tak akan membiarkan adiknya jatuh ke tangan Dion
Dion itu ganteng, kaya, dan baik tapi semua itu belum bisa dijadikan patokan oleh Aska agar Dion bisa mendekati adiknya sebab Dion terkenal dengan palu boy cap biawak.
Hampir setiap minggu lelaki itu gonta - ganti pacar.
"Dion memutar matanya malas, iya - iya posesif bener jadi abang" gerutu Dion, lagipula ia gak pernah berpikir sedikitpun untuk macam - macam terhadap Melody, Sebab pawang Melody itu pendiam, tapi galak seperti harimau kalau sudah marah.
"Kak, gue ke kamar dulu ya," saat tatapan matanya gak sengaja bertemu dengan Gala yang semakin tajam, Melody masih menyayangi jantungnya, maka dari itu ia ingin segera meninggalkan ruangan itu. Jantung Melody selalu berdetak lebih kencang jika melihat Gala. Bukan karena terpesona bentuk rupa lelaki itu yang nyaris sempurna tetapi karena rasa takutnya yang begitu besar.
"Mmm......" Aska membalas adiknya hanya dengan deheman singkat
"Besok adik lo sudah masuk kuliah juga kan?" tanya Ares begitu tubuh Melody sudah menghilang dibalik tangga
Aska tidak menjawab hanya mengangkat kedua alisnya sebagai jawaban.
"Dia kuliah dimana?" tanya Ares lagi
"Ya di kampus" jawab Aska seadanya
Ares melempar kulit kacang yang baru saja dibukanya ke wajah Aska.
"Ya jelas lah adik lo kuliah di kampus, masa ya kuliah di pasar" balas Ares
"Lha itu lo tau, kalau gitu ngapain tanya, setan!" jawab Aska garang
Ares mulai memperbaiki jambulnya yang seperti jambul khatulistiwa
"Mana ada setan seganteng gue" ucapnya percaya diri.
"Idih gantengan juga gue, mantan gue lebih banyak dari pada lo" sahut Dion menyombongkan diri.
Yang dikatakan Dion memang benar ia memiliki mantan lebih banyak daripada Ares.
"Mantan lo banyak, karena lo main embat sana sini, beda sama gue yang selalu mencari cewek berkualitas " ucap Ares gak mau kalah.
"Semua cewek itu sama saja, gak ada namanya cewek berkualitas dan gak berkualitas" Bantah Dion
"Ini nih ciri - ciri orang yang belum bisa move on dari mantan" ledek Ares sambil tersenyum dengan raut wajah penuh kemenangan saat melihat wajah Dion tampak kecut.
"Kalau kalian gak diam gue robek mulut kalian satu - satu!" ancam Gala yang sedari tadi diam. Kata - kata itu tentunya hanya sekedar ancaman sebab tak mungkin ia melakukan itu pada sahabat karibnya. Hanya saja suara perdebatan antara Ares dan Dion sangat mengganggunya.
Ares dan Dion saling lirik sebelum akhirnya mereka bener - bener mengatupkan bibir mereka rapat - rapat gara - gara takut akan ancaman Gala
Mereka tau Gala gak akan melakukan itu pada mereka. Tapi, entah mengapa mereka tetap saja takut.
"Jadi dimana adek lo kuliah?" Tanya Gala kepada Aska .
"Di kampus kita!" jawab Aska
"Giliran Gala yang tanya dijawab , gue yang tanya dicuekin" sindir Ares yang tak di tanggapi oleh Aska
Diam - diam Gala tersenyum tipis. Senyumannya sangat tipis sehingga tak ada orang yang menyadarinya.
...****************...
Hari ini pertama kalinya Melody kuliah tapi malah kesiangan gara - gara semalaman ia main barbie sampai tengah malam. Biar sudah lulus SMA Melody lebih memilih main barbie daripada main hp
"Ma, Kak Aska mana?" Suara Melody melengking sangat keras sehingga membuat Diana yang berada di dapur langsung ke ruang tengah menghampiri putrinya.
"Kamu apaan sih teriak - teriak, Mama lagi masak!" tanya Diana sambil membawa sodetan besi di tangannya
"Kak Aska mana Ma?" tanya Melody saat ini dengan suara yang tidak begitu keras.
"Sudah berangkat tadi bersama teman - temannya" jawab Diana santai, berbeda dengan Melody yang langsung membulatkan matanya.
"iih kak Aska kok tega sih ninggalin aku" gerutu Melody
"Habisnya kata Aska tadi kamu belum bangun"
"Kok mama gak Bangunin aku!" protes Melody
Melody turun dari taksi dan berlari menuju gerbang kampus yang megah itu. Melody berlari membabi buta dan tak melihat siapapun yang dia tabrak.
Buuugh!
Rasanya kakinya menyentuh sesuatu yang membuat badannya seketika melayang. Melody memejamkan matanya ketika dirasa tubuhnya akan terjatuh. Tapi Melody merasa tubuhnya sudah tak melayang lagi sehingga dia membuka matanya dan yang pertama dia lihat adalah seseorang dengan hidung mancung, rahang kokoh, dan tatapan mata yang setajam elang.
Melody mengerjapkan mata sambil mengamati wajah tampan itu. Sepertinya dia tak salah lihat, itu memang wajah yang sangat dia kenal.
Melody membulatkan matanya ketika menyadari siapa wajah yang sangat dekat dengan wajahnya itu.
Kak Gala batin Melody dengan keringat dingin yang mulai membasahi pelipisnya. Jantung Melody terasa bertalu - talu saat ini. Ia rasa mungkin Gala bisa mendengar detak jantungnya yang sangat keras saat ini.
Melody tak menyangka kalau dirinya akan mendarat ditubuh Gala saat ini. Yap tubuh Melody sekarang berada diatas tubuh Gala yang terlentang. Begitu menyadari dia sedang menindih tubuh Gala. Melody berlari sekencang - kencangnya tanpa memperdulikan tasnya yang tergeletak di samping Gala.
Melody memegangi dadanya yang masih berdebar kencang meski ia sudah jauh dari Gala. Mampus aku, batin Melody. Rasa takut masih memenuhi dirinya.
Melody meraba - raba punggungnya mencari tasnya. Namun, tak menemukan apa yang dia cari.
"Waduh! Gue kok sampai lupa sih sama tas gue!" gerutu Melody
Dengan sangat terpaksa Melody kembali untuk mencari tasnya. Semoga saja Gala sudah tidak ada lagi di sana.
Melody bernapas lega karena harapannya di kabulkan Gala sudah tidak si tempat itu. Entah kemana perginya lelaki itu, Melody tak perduli. Yang jadi masalah sekarang tasnya juga tidak berada di tempat itu.
Melody berputar - putar mencari tasnya tapi tidak ada, "aduh tas gue dimana ya?" gumam Melody.
"Kepada mahasiswi dengan nama Melody Anindita di harapkan ke sekretariat segera. suara seorang gadis menggema melalui pengeras suara.
"Mampus gue" ucap Melody kemudian berjalan tergesa - gesa ke arah sumber suara itu.
"Ini tas kamu?" Tanya seorang gadis berparas cantik, dengan bulu mata lentik, hidung mancung dan kulit yang putih bening.
"Iya, itu tas gue, kok bisa ada disini" pekik Melody dengan suara cempreng andalannya.
Hal itu membuat gadis itu menatap Melody tajam.
"Eh suaranya bisa din kecilin sedikit gak?" ucap gadis yang memegang tas Melody saat ini.
Melody tersenyum lebar " maaf kak!"
"Lain kali jangan tinggalkan tas kamu sembarangan" cewek itu memberikan tas Melody
"Makasih kak" Melody masih bingung gimana tasnya bisa sampe ditangan gadis cantik itu.
"Astaga Mel lo telat?"tanya Sisi sahabat Melody sejak mereka masih SMP sampai saat ini, kebetulan dia memilih SMA yang sama dan sekarang kuliah di kampus yang sama
Melody memutar bola matanya malas. sahabatnya ini sudah tau Melody telat masih bertanya.
"Diam, bego! nanti di dengar yang sama kakak- kakak senior gue bisa kena hukum.
"Hai kamu cewek yang tadi tasnya ada sama kak Clara kan?" tanya gadis itu begitu mereka masuk ke dalam kelas mereka.
Melody tersenyum lebar, tanpa rasa malu.
"iya itu aku" menurut Melody kejadian itu bukan kejadian memalukan, jadi dirinya tak perlu insecure.
Gadis itu mengulurkan tangannya " Gue Aulia" ucap gadis itu mengulurkan tangannya.
Melody mengucap dengan semangat "Gue Melody" balasnya.
Gadis bernama Aulia itu itu beralih menatap Sisi sambil mengulurkan tangannya. "Kalau kamu siapa?" tanyanya.
"Gue sisi" Sisi membalas uluran tangan Aulia
"Wah nama kalian bagus kaya orangnya cantik - cantik" ucap Aulia lebay.
Melody tersenyum manis menampilkan deretan giginya yang putih
"Iya dong, harus!" jawabnya terkekeh Melody sangat percaya diri dia tak membantah sedikitpun saat dia di katai cantik.
"Oh iya kenalin ni temen gue Indira, dia sedikit cuek orangnya, tapi kalau sudah kenal mah gak cuek lagi" Cerocos Aulia
Satu hal yang disimpulkan dari Aulia dia itu cerewet seperti dirinya. Sepertinya mereka cocok untuk berteman.
sambil mencoba tersenyum
"Hai" ucap Indira singkat. meski senyumannya sangat tipis. gadis itu memang jauh lebih kalem kalau dibandingkan Aulia
Baru beberapa saat lalu Melody dan Sisi mengenal Aulia dan Indira tapi mereka sudah cukup akrab seperti orang yang sudah bersahabat lama. Melody tak menyangka kalau dia akan mendapatkan teman baru seasik Aulia dan Indira.
"Guys ke kantin yuk!" ajak Aulia
"Ayuk!" ajak Melody yang mendapat anggukan dari Indira dan Sisi
Saat empat gadis itu berjalan menuju kantin mereka sukses mencuri perhatian orang - orang yang ada di Koridor. Hampir semua pasang mata tertuju pada mereka. Bagaimana tidak keempat gadis itu sama - sama cantik dan memiliki body goals
"Calon - calon primadona semua tuh" ucap salah satu cowok yang lagi nongkrong di Koridor bersama temannya.
"Iya sumpah cantik - cantik banget, modelan Clara kalah telak tuh sama mereka " selama ini Clara mendapat gelar Primadona. dia cantik, baik, pinter dan lembut, tapi sebentar lagi sepertinya julukan itu dari Clara
karena sekarang si kampus mereka digemparkan dengan empat orang gadis yang tak lain Melody, Indira, Sisi, dan Aulia.
Aulia merapikan rambutnya sambil berjalan mendengarkan puji - pujian yang dilemparkan untuk mereka.
"Susah ya jadi orang cantik, banyak fans nya" ucap Aulia narsis
Indira memandang Aulia sinis " percuma cantik kalau enggak laku - laku"
Aulia langsung menyumpal mulut Indira "Jangan buka kartu, bangkek!"
"Memangnya cewek secantik Aulia tidak ada pacarnya?" tanya Melody yang dijawab anggukan kepala oleh Indira
"Kasian banget" ledek Melody
"Alah kasian mana sama lo yang belum pernah sekalipun merasakan pacaran" sahut Sisi yang ikut - ikutan membuka kartu sahabatnya.
Aulia membulatkan matanya "What? Lo juga belum pernah pacaran? tanya Aulia heboh semakin mengundang perhatian.
Mau tidak mau Melody mengangguk pelan mau bohong sepertinya tidak ada gunanya juga. soalnya Sisi sudah terlanjur membocorkannya.
Aulia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kegirangan " aahh.... berarti gue ada temennya doong!".
Aulia belum pernah pacaran sepanjang hidupnya bukannya tidak mau, atau dirinya sak pernah jatuh cinta tetapi satu - satunya laki - laki yang dia cintai tidak pernah membalas perasaannya sungguh miris bukan.
Suasana kantin yang tadinya tenang dan damai tiba - tiba menjadi ramai ketika Aska, Gala, Dion dan Ares memasuki kantin. Keempat mahasiswa itu memang selalu menjadi pusat perhatian dan pusat perbincangan.
Aulia menyenggol lengan Indira dan Melody yang duduk disamping kanan dan kirinya.
"Eh coba kalian perhatiin keempat cowok itu . mereka the most wanted di kampus ini, banyak banget cewek - cewek yang tergila - gila sama mereka" jelas Aulia matanya berbinar - binar menatap empat lelaki yang duduk dipojok kantin.
Melody dan Indira hanya tersenyum simpul menanggapinya, Melody yakin pasti Aulia akan sangat heboh kalau tau salah satu dari empat lelaki itu bahkan sang ketua adalah kakak kandung Melody.
Suara dikantin semakin menjadi ketika Clara menghampiri Gala. Semua orang tau kalau selama ini Clara menyukai Gala.
"Gal, aku mau ngasih ini ke kamu." gadis itu meletakkan jam tangan mewah di depan Gala.
"Kali ini mau ya? Jadi pacar aku!" pinta gadis itu.
Untuk kesekian kalinya gadis itu menyatakan perasaannya kepada Gala. Semoga kali ini Gala mau menerimanya.
Hening beberapa saat hingga tangan Gala mengulur dan mengambil jam tangan dari Clara
Melihat Gala mengambil jam itu sekilas senyuman terbit dari bibir manis clara. Namun, sesaat kemudian senyuman Clara langsung sirna saat Gala dengan tanpa perasaan membanting jam tangan itu ke lantai.
"Harus berapa kali gue bilang kalau gue gak suka sama lo, bangsat!" bentak Gala ini adalah pertama kalinya Gala semarah itu sama Clara. Ia sudah menolak gadis itu berkali - kali, tapi gadis itu tak henti - hentinya mengejar Gala
"Ta-tapi aaaku suka sama kamu Gala" ucap Clara dengan mata berkaca - kaca.
"Gue gak peduli " ucap Gala datar.
"Kalau begitu aku juga gak peduli meski kamu selalu menolak aku" balas Clara
Gadis itu berjinjit hendak mencium bibir Gala, tapi tangan Gala lebih cepat mendorong tubuh Clara hingga mundur beberapa langkah.
"Bangsat!" ucap Gala sambil mengepalkan tangannya, ia kemudian berdiri di dekat Clara dengan tatapan menghunus.
Detik berikutnya orang yang di kantin sangat terkejut melihat Gala mencekik leher Clara sampai Clara kehabisan napas.
Ares dan Dion berusaha menghentikan aksi Gala, tapi peringatan Gala langsung membuat nyali mereka menciut.
"Jangan mendekat atau tangan kalian gue patahin! " ancam Gala
Dengan segenap keberanian yang dikumpulkan dengan setengah mati Melody bangkit lalu mendekati Gala dan Clara.
"Lepasin dia!" Ucap Melody lantang yang membuat Gala melonggarkan tangannya dari leher Clara. Melihat tangan Gala masih di leher Clara, Melody lalu menarik kasar tangan Gala lalu menghempaskan nya.
"Gila berani banget lo, Mel " kata Indira begitu Melody kembali duduk di kursi yang ia duduki. Begitu pula Gala ia kembali duduk di kursinya. sedangkan Clara di bawa pergi oleh kedua orang temannya.
Banyak yang menatap Melody kagum ata keberaniannya menghentikan aksi Gala.
Melody sendiri tak tau dari mana keberaniannya itu muncul sebab sekarang ia sudah berkeringat dingin tak berani menatap ke meja yang ditempati oleh Gala.
"Iya keren banget tahu. Hanya lo yang berani melakukan itu" sahut Aulia.
Hanya Sisi saja yang tak memuji keberanian Melody sebab ia tahu kalau saat ini gadis itu ketakutan akibat ulahnya sendiri.
Setelah bertahun - tahun Gala jadi sahabat Aska, baru kali ini Melody mengajak pemuda itu berbicara itupun dengan sebuah hentakan.
"Kalian berdua apaan sih, jangan ngomong gitu!" tegur Melody sambil mengunyah baksonya dengan cepat. Ia ingin secepatnya menghabiskan makanannya agar bisa meninggalkan kantin secepatnya. Untuk pertama kalinya Melody malu dan takut menjadi pusat perhatian.
"Kan memang begitu kenyataannya" ucap Aulia
"Kayanya kak Gala itu suka deh sama lo," sambungnya saat menyadari Gala menatap Melody sejak tadi.
"Lo jangan mengada - ngada deh!" ucap Melody yang tentunya tak akan percaya dengan ucapan Aulia.
"Tapi kayanya yang di bilang Aulia bener deh Mel, soalnya dia gak marah sama sekali saat lo bentak dia tadi, coba deh lo lihat ke arah kak Gala! Dari tadi dia menatap lo terus" ucap Indira
"Uhuk.. uhuk.. " Melody memukul lehernya sendiri karna tersedak.
Melody membuka air mineral yang isinya tinggal setengah yang disodorkan seseorang.
Melody bernapas lega ketika penderitaannya yang di rasakan hilang berkat air mineral yang barusan ia minum. Melody menghabiskan air mineral itu, toh isinya tadi cuma setengah
karena mungkin telah diminum oleh pemiliknya.
"Terimakasih ya! maaf karna air lo udah saya habi - sin" ucapan Melody terhenti saat mendongakkan kepalanya dan melihat Gala.
"Kalau makan pelan - pelan! " ucap Gala datar lalu kembali ke tempat duduknya setelah mengambil botol kosong dari tangan Melody.
Gadis - gadis di kantin ada yang memekik ketika melihat Gala menolong Melody. Karena itulah gosip - gosip tentang Melody dan Gala bertebaran di kampus mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!