Di sebuah kamar dengan pencahayaan yang temaram, seorang wanita terlihat gelisah dalam tidurnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan keringat yang menetes di pelipisnya. Bibirnya bergumam tidak jelas dan tangannya mengepal erat dengan mata terpejam. Dan tidak lama kemudian, wanita itu terbangun dengan nafas yang terengah-engah.
"Hah .. Hah ... Hah ... Mimpi yang sama," gumamnya . Dia memejamkan matanya sejenak dan melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari.
Wanita itu menghela nafas panjang dan menyibak selimutnya. Dia menuangkan wine ke dalam gelas dan membawanya mendekat ke jendela. Ia menyesap wine tersebut sedikit demi sedikit sambil memandangi suasana malam di luar sana.
"Keyvan Dirgantara," gumam wanita itu.
...****************...
Di sebuah bar di ibu kota, sekelompok pria tengah berpesta, merayakan keberhasilan teman mereka yang baru saja memenangkan tender besar.
Dia adalah Keyvan Dirgantara, pria tampan penerus keluarga terpandang.
Semua orang menghormatinya, bukan karena ia adalah salah satu anggota Dirgantara, tapi karena Keyvan mempunyai kemampuan mengembangkan perusahaan besar keluarganya.
Tidak hanya itu, Keyvan juga di kenal dingin walaupun dengan temannya sekalipun. Tapi, semua orang yang mengenal baik dirinya, bisa memaklumi hal itu karena peristiwa yang telah terjadi di masa lalunya.
"Ayo kita minum lagi, kita rayakan keberhasilan teman kita yang hebat ini." Alex mengangkat gelasnya yang di adu dengan yang lain, kemudian mereka menenggak isi dari gelas tersebut sampai habis.
"Kenapa kau diam saja Van? Kami di sini untuk untuk dirimu. Tapi dari tadi kau hanya diam saja," gerutu Alex
Keyvan mengangkat sudut bibirnya, tersenyum sinis. Baginya mereka yang saat ini tertawa dengannya tidak penting sama sekali karena keberadaan mereka hanya untuk menjilat saja.
"Minumlah sepuasnya, aku yang bayar," ucap Keyvan yang membuat semua bersorak gembira. Alex segera memanggil pelayan dan memesan minuman untuk berpesta.
Hari semakin larut, semua orang sudah mulai kehilangan kesadaran mereka termasuk Keyvan. Dia terlihat memejamkan matanya sambil bersandar di sofa.
Hal itu di manfaatkan oleh seseorang yang tiba-tiba menghampiri Keyvan. Dia menatap pria itu dengan seringai misteriusnya.
...****************...
Keesokan paginya, Keyvan mengerjapkan matanya perlahan saat merasa silau dari sinar matahari yang masuk melalui celah jendela.
Dia membuka matanya dan menghela nafas panjang karena merasa pusing di kepalanya. "Semalam aku minum terlalu banyak," gumamnya. Dia bangun dan menyibak selimut untuk turun dari tempat tidur. Namun pergerakannya terhenti saat ia tertegun menatap kondisi dirinya dengan kedua mata yang melotot sempurna.
"Shit!" Keyvan kembali menutupi tubuhnya menggunakan selimut dan merasakan pergerakan di sampingnya. Dan saat menoleh ternyata ada seorang wanita yang terlelap dengan keadaan polos seperti dirinya.
"Sial!! Apa yang terjadi semalam?" umpat Keyvan. Dia mendengus menatap wanita di sampingnya dan dengan kasar membangunkan wanita itu.
"BANGUN KAU, SIALAN!! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, HAH?"bentak Keyvan.
Wanita itu menggeliat dan membuka matanya perlahan. Dia menarik selimut, menutup tubuhnya dan tersenyum menyapa Keyvan. "Selamat pagi."
Keyvan mengepalkan tangannya erat dan mencengkeram kasar lengan wanita itu. "Katakan!! Kenapa kau bisa berada di sini denganku dalam keadaan seperti ini, hah? Apa kau mencoba untuk menjebak ku? Apa kau tidak tahu siapa aku, hah?" sentak Keyvan
Wanita itu tersenyum tipis dan mengusap dada bidang Keyvan pelan. Tapi pria itu buru-buru menepisnya dengan kasar. "Jangan menyentuh ku, sialan!"
"Kenapa kau kasar sekali? Padahal semalam kau sangat lembut saat melakukannya. Kau tidak mungkin lupa, kan?"
"Kau ... !!"
"Jangan marah-marah. Apa yang terjadi semalam, tidak bisa diperbaiki. Jadi, kau harus bertanggung jawab," ujar Wanita itu.
Keyvan tersenyum sinis dan mencengkeram kasar dagu wanita itu. "Kau menjebak ku? Sepertinya kau tidak tahu akibat dari perbuatan mu ini," geram Keyvan
"Tentu saja aku tahu, karena kita akan menikah."
BRAKH
"KEYVAN!!"
Deg
...****************...
Plak
Keyvan memalingkan wajahnya, merasakan pipinya memanas karena tamparan keras dari sang ayah. Siapa lagi jika bukan Kevin.
Dia mendapat telepon dari orang tidak dikenal jika Keyvan tidur di bar bersama seorang wanita. Dan betapa terkejutnya ia saat mendobrak kamar tersebut dan mendapati putra kebanggaannya dalam keadaan tidak berbusana dengan seorang wanita.
"APA DADDY PERNAH MENGAJARIMU MELAKUKAN HAL MENJIJIKKAN SEPERTI INI, HAH? KAU TIDAK HANYA MENCORENG NAMA BAIK KELUARGA TAPI KAU JUGA BERHASIL MEMBUKTIKAN JIKA KAU PRIA BRENGSEK, KEYVAN," bentak Kevin
"Sudah Vin, jangan seperti ini. Lebih baik kita dengar penjelasan dari mereka berdua," ujar Celine
Kevin mendengus dan duduk di sebelah Flora dengan wajah yang menahan amarah. Dia tidak habis pikir, kenapa putra yang sangat ia banggakan, bisa melakukan hal kotor seperti itu.
"Siapa namamu?" tanya Nicholas pada wanita yang dari tadi menundukkan kepalanya.
"Na-namaku, Nayya," sahutnya
"Kau kekasih Keyvan?" tanya Nicholas lagi yang di jawab gelengan oleh Nayya.
"Lalu kenapa kau dan Keyvan bisa menghabiskan malam bersama? Apa Keyvan memaksamu?" tanya Nicholas lagi
"Kek, justru dia yang sudah menjebak ku. Aku sedang merayakan keberhasilan ku mendapatkan tender besar dengan teman-teman ku dan kami semua mabuk. Tapi saat aku bangun, kami sudah ... " Keyvan tidak lagi melanjutkan ucapannya. Dia sendiri sangat kesal mengingat apa yang terjadi padanya.
"Tapi Van, bisa saja saat kau mabuk, tanpa sadar kau ... "
"Tidak mom, aku tidak melakukan hal itu. Percaya padaku!" sela Keyvan
"CUKUP!!" bentak Nicholas. Dia menghela nafas kasar dan berkata, "tidak peduli apa yang terjadi sebenarnya tapi apa yang sudah kalian lakukan sangat memalukan. Jadi, kakek memutuskan untuk menikahkan kalian berdua."
Deg
"Aku tidak mau, kek!!"
"Keputusan kakek sudah bulat. Tidak perduli siapa yang bersalah, tapi kau harus belajar menjadi pria yang bertanggung jawab, Van," ujar Nicholas
Keyvan menatap Kevin yang memalingkan wajahnya dan beralih pada Celine dan Flora, seolah memohon bantuan pada mereka. Namun kedua wanita itu tidak bisa berkata apapun, yang membuat Keyvan merasa geram.
Dia beralih menatap Nayya yang masih diam dengan kepala menunduk. Namun kemudian, Wanita itu mengangkat sedikit kepalanya dan menampilkan seringai aneh di wajahnya.
"Dasar wanita licik," batin Keyvan
Setelah semua mencapai kesepakatan, Nayya di antar pulang oleh sopir. Sedangkan Keyvan meluapkan emosinya di depan keluarganya.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN? KENAPA SEENAKNYA SAJA MENGAMBIL KEPUTUSAN SEPERTI ITU?" teriak Keyvan
"TURUNKAN NADA BICARAMU, KEYVAN! KAMI ORANG TUAMU, BISA-BISANYA KAU MEMBENTAK KAMI!" Kevin tidak kalah emosi melihat Keyvan yang mulai kurang ajar. Ia tahu putranya itu marah, tapi apa harus meninggikan suaranya pada orang yang lebih tua darinya?
Keyvan memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafas panjang. Baru kemudian ia berkata, "aku tidak terima dengan keputusan kalian. Sampai kapanpun, aku tidak akan mau menikah dengan wanita itu." Keyvan pergi begitu saja. Dia memilih untuk kembali ke perusahaan daripada mendengar kekonyolan keluarganya yang ingin menikahkan dirinya dengan wanita yang tidak ia kenal. Padahal sudah jelas jika ia adalah korban di sini.Tapi ia justru yang harus bertanggung jawab.
"Apa kau yakin dengan keputusan mu ini, Vin? Bagaimana jika benar, Keyvan di jebak oleh Nayya?" ujar Flora
"Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Tapi tetap saja mereka melakukan hal yang salah. Lagipula, aku merasa seperti pernah melihat wanita itu. Tapi aku lupa, siapa dan dimana?" ucap Kevin
"Kevin benar Flo. Tidak perduli siapa yang salah, tapi yang jelas, mereka sudah melakukan kesalahan besar dengan tidur bersama," timpal Nicholas
"Tapi kau tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mencari tahu tentang Nayya dan semoga dia wanita baik-baik," lanjut Nicholas.
Flora hanya bisa menghela nafas panjang. Tidak perduli siapa Nayya, tapi Keyvan harus bertanggung jawab. Dan dia berharap, mereka bisa hidup bahagia dan bersama selamanya.
Sementara itu, Keyvan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia sangat marah karena tidak ada yang mau mendengarkan penjelasannya. Dia sudah berkata dengan jujur jika dia dijebak. Tapi tidak ada satupun keluarganya yang percaya dan justru memaksanya untuk menikahi Nayya.
"BRENGSEK!! ARGH !!" umpat Keyvan. Dia menghela nafas panjang dengan mata yang terpejam. Sedetik kemudian, ia mengambil ponselnya dan menghubungi asistennya
"Aku ingin kau cari tahu tentang wanita yang bernama Nayya dan lihat, apa yang terjadi di bar semalam," perintahnya. Dia memutuskan sambungan telepon secara sepihak dan menggenggam erat ponselnya. "Nayya," geram Keyvan.
...****************...
Nayya berdiri di dekat jendela besar di apartemennya. Dia menggoyang-goyangkan gelas berisi wine dengan senyum di bibirnya.
"Sebentar lagi, aku akan menjadi bagian dari keluarga itu. Dan aku akan membuat Keyvan jatuh cinta padaku, lalu kemudian aku akan meninggalkannya begitu saja. Tentu saja, aku juga akan menghancurkan keluarga itu dengan mengambil semua harta keluarga Dirgantara. Ha ... Ha ... Ha...! Keyvan, Keyvan, kau benar-benar bodoh," seringai Nayya. Dia kembali menenggak wine miliknya, bersamaan dengan suara ponselnya yang berdering.
Nayya menoleh dan meletakkan gelasnya, sebelum mengambil ponselnya yang ada di nakas.
Dia tersenyum dan mengangkat sambungan telepon tersebut setelah tahu siapa yang menghubunginya. "Halo!" Nayya tersenyum sambil mendengarkan seseorang yang berbicara di seberang sana. Lalu wanita itu berkata, " tenang saja, aku sudah berhasil melakukannya. Sekarang, mungkin mereka sedang membahas pernikahan kami." Nayya kembali terdiam, dan tidak berapa lama ia berdehem pelan dan mengakhiri panggilan tersebut.
Nayya mengepalkan tangannya erat. Dia kembali mendekat ke jendela dan menatap jauh, keluar sana. "Aku pasti akan melakukannya dan aku akan memastikan mereka mendapatkan balasannya."
Sementara itu, Di perusahaan NA Company, Keyvan tengah membaca berkas berisi informasi tentang Nayya. Tidak hanya itu, ia juga sudah melihat video rekaman cctv yang di ambil di bar.
Terlihat Keyvan menaikkan sudut bibirnya. "Kau sudah melakukan apa yang aku katakan, bukan?" tanya Keyvan
"Sudah tuan. Saya sudah menghapus rekaman video tersebut. Dan saya juga sudah bertanya pada pihak bar jika tidak ada orang lain yang menanyakan tentang rekaman cctv tersebut selain kita," ujar Jeremy, asisten Keyvan.
"Bagus, katakan juga pada mereka untuk memberitahu kita jika ada orang yang ingin melihat rekaman itu," perintah Keyvan.
"Baik tuan." Jeremy membungkuk, sebelum keluar dari ruangan Keyvan.
"Aku akan mengikuti permainanmu, Nayya," seringai Keyvan.
...****************...
Waktu terus berlalu, sudah dua hari sejak Kevin memergoki putranya tidur dengan seorang wanita. Dan sekarang, ia kembali mengundang Nayya, wanita yang sudah tidur dengan Keyvan, datang ke kediaman keluarga Dirgantara untuk membahas pernikahan keduanya.
Di ruang tamu, kini sudah berkumpul keluarga besar Dirgantara, kecuali Marvel dan Angel.
"Em, Nayya, dimana kedua orang tuamu?" tanya Celine . Hari ini mereka akan membahas tentang pernikahan, namun Nayya hanya datang seorang diri tanpa didampingi oleh siapapun.
"A-aku yatim piatu, nyonya. Aku sudah tidak punya siapapun," lirih Nayya sambil mengepalkan kedua tangannya erat.
"O-oh, maafkan aku, Nayya. Aku tidak tahu. Tapi, apa kau tidak mempunyai kerabat yang lain? Kita akan menentukan tanggal pernikahan kalian dan mungkin akan ada banyak persiapan yang harus kita lakukan. Jadi ... "
"Aku tidak punya," sela Nayya. "Aku tidak punya siapapun di dunia ini."
Celine tidak lagi bertanya. Dia menatap Nicholas yang memintanya untuk berhenti bertanya. Baru kemudian, Nicholas memulai pembicaraan. "Baiklah, kalau begitu semua keputusan ada pada kami. Jika kau keberatan, kau bisa bicara langsung pada kami," ujarnya.
Nayya hanya mengangguk pelan. Ia melirik kearah Keyvan yang terus menatap dirinya. Ia bahkan menelan ludahnya, karena tatapan Keyvan sangat dalam dan membuatnya gugup.
"Kenapa dia menatapku seperti itu?" batin Nayya.
"Kami sudah sepakat jika pernikahan kalian akan digelar seminggu lagi. Untuk semua keperluan pernikahan, kau tidak perlu khawatir. Kami yang akan menyiapkan semuanya," ucap Nicholas
"Ba-baik tuan. Tapi, apa bisa pernikahan ini digelar secara sederhana saja? Maksud ku ... "
"Kenapa?" tanya Keyvan yang membuat semua mata melihat kearahnya.
"Kenapa kau tidak mau pernikahan ini di adakan dengan mewah? Kau pasti tahu keluarga kami, bukan? Kau pikir, apa yang akan orang-orang katakan nanti jika kami hanya menggelar pernikahan secara sederhana?" lanjut Keyvan
Glek
Nayya tidak bisa berkata-kata. Dia sangat tahu keluarga Dirgantara karena ia selalu mengikuti setiap pemberitaan di media. Tapi tentang pernikahan mereka, apa harus di gelar begitu mewah?
Dia pikir, Keyvan akan menyetujui pendapatnya, mengingat apa yang terjadi pada mereka bukanlah hal yang baik. Tapi ternyata?
"Baiklah, sepertinya semua sudah sepakat. Tapi ..." Keyvan berdiri dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan kembali berkata, "aku rasa terlalu lama jika kami harus menunggu seminggu lagi. Bagaimana jika tiga hari? Tiga hari lagi pernikahan ini akan di laksanakan."
Deg
"A-apa? Ta-tapi itu terlalu mendadak. Aku ... "
"Kau tidak perlu khawatir Nayya, serahkan semuanya pada kami," timpal Flora.
Nayya tidak bisa berkata-kata. Dia hanya mengangguk pelan sebagai tanda setuju, sedangkan Keyvan tersenyum senang melihat Nayya yang tidak bisa berkutik.
"Tiga hari? Apa mereka sudah gila?" batin Nayya.
Ya, itulah Keluarga Dirgantara. Apapun bisa mereka lakukan dengan kekuasaan yang mereka miliki.
Nyatanya, dalam tiga hari pernikahan Keyvan dan Nayya digelar dengan begitu mewah di ballroom hotel berbintang.
Banyak rekan kerja, sahabat dan tamu undangan lainnya yang menghadiri acara sakral tersebut sehingga acara pernikahan mereka berjalan dengan lancar.
Dan kini, satu persatu tamu undangan mengucapkan selamat pada kedua mempelai.
"Aku tidak menyangka jika Keyvan akan berubah pikiran secepat itu. Bahkan dia sendiri yang memajukan tanggal pernikahan mereka dan membuat kita semua sibuk," ujar Celine
"Aku juga tidak menyangka mom. Tapi, syukurlah Keyvan mau menerima Nayya. Semoga mereka bahagia," timpal Flora.
Berbeda dengan Celine dan Flora, Nicholas dan Kevin justru hanya diam, menatap kedua pengantin yang saat ini berdiri di atas pelaminan.
"Apa sekarang kau puas, hm? Kau bisa menikah denganku dan menjadi bagian dari keluarga Dirgantara," seru Keyvan
"Tentu saja, hanya orang bodoh yang tidak menginginkan posisi ini," sahut Nayya
Keyvan menaikkan sudut bibirnya. Dia menarik pinggang Nayya hingga tubuh keduanya merapat. "Kalau begitu, tunjukkan bakatmu itu di depan semua orang, nyonya Dirgantara."
"A-apa maksud ... " kedua mata Nayya melotot sempurna saat Keyvan tanpa ijin mencium bibirnya. Dia mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang bodoh. Namun sedetik kemudian, Nayya tersenyum di sela-sela ciuman mereka dan mulai mengimbangi permainan lidah sang suami.
"Cih ... " Keyvan berdecih pelan setelah melepas ciuman mereka. "Kau benar-benar pandai berakting. Tapi setelah ini, apa kau masih bisa mempertahankan bakatmu itu, hah?"
Deg
Setelah acara selesai, Keyvan mengajak Nayya ke kamar pengantin mereka yang berada di presidential suite room di hotel tersebut.
Keyvan yang awalnya menggenggam tangan Nayya dengan mesra, tiba-tiba menariknya kasar setelah tidak ada siapapun di sekitar mereka.
"Akh, apa yang kau lakukan?" pekik Nayya kesakitan. Namun wajah datar Keyvan menunjukkan jika ia tidak peduli dan terus menarik kasar wanita itu.
"Apa kau tidak bisa pelan-pelan? Tanganku sakit," protes Nayya saat mereka sampai di depan kamar mereka.
Keyvan hanya melirik sekilas dan membuka pintu sebelum akhirnya menarik Nayya kembali.
Deg
Nayya terkejut melihat kamar tersebut yang sudah dihias dengan begitu indah. Namun, ia di kejutkan dengan Keyvan yang tiba-tiba menariknya kasar sehingga tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas tempat tidur.
"Akh," pekik Nayya. "Kau ... " ucapan Nayya terhenti saat Keyvan mulai melepas dasi dan melemparnya begitu saja. Hal yang sama pria itu lakukan saat melepas jas dan mulai melepas satu persatu kancing kemejanya.
"A-apa yang kau lakukan?" tanya Nayya tergagap.
"Ini malam pertama kita. Oh ... Bukan, tapi malam kedua kita. Jadi menurutmu, apa yang akan kita lakukan, hm?"
Glek
Nayya menelan ludahnya kasar dan beranjak dari tempat tidur, namun dengan cepat Keyvan mendorongnya hingga terlentang di atas tempat tidur dan menindihnya.
"Ke-keyvan ... "
"Kenapa kau gugup, hm? Ini bukan pertama kalinya untuk kita berhubungan intim, bukan?" seringai Keyvan
Lagi-lagi Nayya menelan ludahnya kasar. Dia terlihat gugup saat Keyvan menatapnya dengan tatapan liar. Apalagi tangan pria itu mulai mengusap pelan pipinya dan turun di bagian lehernya.
"Tu-tunggu dulu!! Me-memang benar ini bukan pertama kalinya. Tapi waktu itu kau dalam keadaan mabuk, jadi ... "
"Ya, kau benar. Malam itu aku dalam keadaan mabuk. Itu sebabnya, sekarang aku ingin melakukannya dalam keadaan sadar agar aku bisa melihat ekspresimu saat berada di bawah kendali ku," seringai Keyvan. Dia mulai mendekatkan wajahnya yang membuat Nayya gugup dan refleks memalingkan wajahnya.
"A-aku lelah," ujar Nayya. "Seharian kita berdiri dan itu membuatku lelah."
"Cih, apa kau pikir aku peduli? Aku ingin hak ku malam ini." Keyvan mencekal kedua tangan Nayya keatas kepala menggunakan satu tangan, sedangkan tangan satunya mulai menyentuh bagian sensitif Nayya, yang membuatnya melenguh panjang.
"Ah, hentikan! Aku mohon," pinta Nayya
Keyvan tidak mendengar dan terus memberikan sentuhan yang membuat nafas Nayya terengah-engah. Dia menundukkan kepalanya dan mengecup leher Nayya kebawah dan berhasil membuat Nayya berteriak, memohon pada Keyvan.
"STOP!! PLEASE, JANGAN LAKUKAN!"
Pergerakan Keyvan terhenti. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Nayya yang nafasnya terengah-engah.
"Ja-jangan lakukan lagi," pinta Nayya
Keyvan beranjak dari tubuh Nayya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kalau begitu, katakan! Kenapa kau menjebak ku? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Keyvan.
Nayya bangun dan mengusap leher yang penuh dengan air liur Keyvan. Dia membenahi gaunnya dengan wajah yang gugup.
"Bu-bukankah aku sudah bilang, tidak ada yang tidak menginginkan posisiku sekarang ini. Jadi, aku melakukannya karena ingin. Aku sudah lelah hidup miskin, jadi ... "
"Kau menjebak ku agar bisa menjadi kaya, begitu?" sela Keyvan.
"Tentu saja," jawab Nayya santai.
"Hanya itu? Kau yakin tidak ada maksud lain?" tanya Keyvan yang membuat Nayya terdiam. Ia tidak mungkin mengatakan tujuan sebenarnya kenapa ia melakukan hal itu karena bisa-bisa rencananya akan gagal.
"Kenapa kau diam? Jika memang yang kau butuhkan hanya uang, kenapa kau tidak memasang harga saja, jadi kita tidak perlu repot-repot untuk menikah," seru Keyvan.
Nayya tersenyum sinis. Dia berdiri di depan Keyvan dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan berkata, "aku tidak bodoh, Keyvan. Jika aku melakukan hal itu, cepat atau lambat uang itu akan habis. Tapi, jika aku menikah denganmu, otomatis aku akan memiliki hartamu juga selama kita menjadi suami istri. Dan kalaupun kita nantinya akan bercerai, Aku akan mendapatkan pembagian harta yang lebih besar."
"Lagipula, jika aku meminta uang padamu, apa kau akan memberikannya untuk ku? Tidak, kan? Itu sebabnya aku melakukan ini semua," lanjut Nayya.
Keyvan mengepalkan tangannya erat. Dia melihat setiap gerak-gerik Nayya yang seolah tidak merasa bersalah sama sekali. Tapi bukan hal itu yang membuat ia geram.
Wanita itu, sungguh sangat berbeda dengan gadis kecil yang dulu pernah ia kenal. Entah apa yang membuat wanita itu berubah. Pasti ada alasan tertentu yang membuat wanita itu seperti sekarang.
"Baiklah, jika memang itu tujuanmu, maka kau harus melakukan tugasmu dengan baik," seru Keyvan
"Apa maksudmu? Tugas apa?"
"Besok kau akan tahu. Jadi, bersiaplah," seringai Keyvan
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!