Aku adalah Aina Putri. Biasa di panggil Ai. Aku putri pertama dari 2 bersaudara. Aku mempunyai adik perempuan yang bernama Anggita, biasa di panggil Gita. Selisih umur kami 5 tahun. Dia sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP sedangkan aku sendiri sekarang sudah kelas 2 SMU di salah satu sekolah negeri di kota A.
#Sudah dulu ya kenalannya...😜
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah lagi setelah libur panjang. Seperti biasanya, aku selalu disiplin dengan waktu. Aku tidak ingin telat di hari pertamaku ini. Bukan karena alasan telat juga aku datang pagi. Itu lebih disebabkan oleh pencarian tempat duduk yang strategis. Hehehe....😜
Ya ma’lumlah karena aku tidak ingin ketahuan guru kalau aku tidak pernah serius dalam pelajaran. Hihihi...😛
Setelah aku menemukan tempat duduk yang strategis, aku pun langsung duduk dan menaruh tasku. Tak selang barapa lama, ada seseorang yang tiba-tiba masuk menghampiriku.
”Hai Ai, kita sekelas lagi nih. Rupa-rupanya kita berjodoh ya!” ucap Nara, sahabatku.
”Eh kamu, Nar. Aku kira siapa tadi?!” sahutku kaget.
”Ya ampun ini anak satu. Kebiasaan banget sih kamu pagi-pagi melamun. Aku boleh tahu tidak, kamu itu sedang melamunkan apa? Sampai-sampai aku datang saja kamu tidak sadar.” Tanya Nara ke aku.
“Itu Nar, aku lagi berfikir kenapa orang-orang bisa santai ya ke waktu?! Bahkan ada dari mereka yang sampai datang terlambat. Aku tidak habis fikir saja.” Jawabku yang sedang keheranan.
”Lha kamu ngapain juga pikirin itu!? Mending kamu pikirin itu pelajaran. Secara kamu kan tidak pernah serius belajar.” Celetuknya.
”Sial kamu, Nar. Malah balikin omonganku.” Jawabku sewot.
“Haizz...begitu saja sewot....bercanda kali... serius amat. Si amat saja tidak serius.” Goda Nara ke aku.
”Au ah ...” jawabku singkat.
“Eh Ai, aku duduk sama kamu saja ya?” tanya Nara.
“Mm...” jawabku singkat yang menandakan bahwa aku menyetujuinya dan dia pun nyengir melihatku yang kembali melamun.
“Waduh ini anak, melamun lagi...” ucapnya dalam hati.
Tak selang beberapa saat, kelas pun sudah ramai.
Ternyata hanya ada beberapa orang saja yang aku kenal. Selebihnya aku tidak kenal. Aku yang dari tadi melamun, tak sadar ternyata sudah bel masuk kelas. Aku pun mulai tak bisa membayangkan bagaimana penatnya untuk mulai belajar lagi.
Wali kelas
”Haizz... Malas sekali deh kalau lagi ingat harus belajar lagi..” keluhku lirih.
Nara pun tak sengaja mendengarnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya tanda dia heran kenapa aku bisa tidak pernah serius dalam belajar.
Dan tiba-tiba.... Eng ing eng... Satu kelas menjadi gaduh. Ternyata eh ternyata....guru yang barusan masuk ke kelas itu adalah guru yang akan jadi wali kelasku dan juga guru paling tampan tapi juga killer dan dingin.
Bagaimana tidak dianggap begitu, guru satu itu terlalu sering menghukum siswanya yang tidak mengerjakan tugas dan telat masuk pelajarannya dan dia pun tak tanggung-tanggung dalam memberikan tugas. Banyak sekali. Aih aih...aku yang sadar dari lamunanku pun langsung merinding membayangkan hal itu.
”Mati aku...kenapa harus dengan guru itu sih????” gerutuku dalam hati sambil menepuk jidat. Nara yang memperhatikan tingkahku pun hanya geleng-geleng.
”Rasakan kamu... maka dari itu, serius belajar!!” celetuknya menggodaku.
“Diam kamu, stres aku...” jawabku sambil menyanggah kepala.
Setelah wali kelasku menyampaikan pengumuman, kini tiba saatnya untuk mulai pelajaran.
”Hadeuh....” keluhku dalam hati.
Dengan sangat malas aku mengeluarkan peralatan sekolah. Dia pun memulai pelajarannya dan menerangkannya dan kalian tahu apa yang sedang di ajarkannya?! Dia mengajarkan mata pelajaran bahasa Inggris. Betapa sialnya aku. Hik... Hik... Hik...😢
Tapi bukan Ai namanya kalau bisa serius belajar. Ketika dia sedang menerangkan pelajaran di papan tulis, aku pura-pura mendengarkan dengan serius. Tapi pada kenyataannya, ya...masuk kuping kanan keluar kuping kiri 😜. Habisnya daripada ketahuan lalu di hukum. Ya ga sih... Hehehe...😁
Tak terasa jam pelajaran guru killer pun selesai juga. Tapi sebelum dia keluar dari kelas, dia memberikan tugas terlebih dahulu.
“Oh no....😯” keluhku dalam hati.
Sementara itu, secara tidak aku sadari, ternyata dia itu selalu memperhatikan tingkahku dari awal masuk kelas sampai saat ini. Aku yang tidak tahu sedang diperhatikan, hanya meneruskan sikapku yang cuek. Dia hanya mengerutkan dahinya.
“Anak-anak, sebelum Bapak menyudahi pelajaran ini, Bapak mau sampaikan bahwa untuk pertemuan selanjutnya, Bapak ingin mengadakan tes pelajaran kalian waktu kelas 1 kemarin. Apakah kalian masih ingat atau kah tidak. Masalahnya ini sangat penting untuk Bapak menentukan langkah pengajaran selanjutnya.” Jelasnya.
“What...???” ucapku lirih.
” Ah yang benar saja...?” pikirku.
Nara yang tadi fokus memperhatikan, tersadar kalau aku yang ada di sampingnya ini sudah mau pingsan karena terlalu stres dan kalian tahu apa yang Nara katakan...
”Ai... rasanya mulai hari ini, hari-harimu tidaklah menjadi santai seperti sebelumnya...🤔” godanya.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang...😔 dan ini membuat dia tertawa cekikikan. Sementara itu...
”Oh ya, ada satu lagi, Bapak juga mau memberikan tugas pada kalian agar menyerahkan daftar nama pengurus kelas dan menyerahkannya saat pulang sekolah nanti.” Lanjut wali kelas sebelum meninggalkan kelas.
Lanjut 👇
“Teman - teman semuanya harap tenang dulu.” Ucap salah satu siswa yang tak lain dan tak yang bukan adalah Gilang si juara umum sekolah.
Mereka pun akhirnya semua diam.
“Seperti yang kalian dengar tadi, kita harus segera menentukan siapa saja yang akan jadi pengurus kelas.” Lanjutnya.
“Tapi sebelum itu, apakah di antara kalian ada yang ingin mencalonkan diri menjadi ketua kelas, wakil ketua, sekretaris dan bendahara??” tanyanya.
Lalu tak disangka-sangka hanya ada 3 orang saja yang mau mencalonkan diri. Mereka adalah Sisi, Intan, dan Santo.
“Apakah ada lagi? Karena ini masih dibutuhkan 1 orang lagi.” Tanya gilang untuk memastikannya lagi.
“Kenapa tidak kamu saja, Gilang, yang mencalonkan diri?” celetuk salah satu siswa.
“Benar itu gilang, kenapa bukan kamu sendiri saja yang ikut mencalonkan diri?” sahut yang lainnya mengiyakan.
“Baiklah jika itu mau kalian.” Jawab gilang.
“Nah, setelah kita mengetahui siapa saja mencalonkan diri, bagaimana kalo kita mulai pemungutan suaranya? Suara terbanyak akan menjadi ketua Kelas, suara terbanyak ke 2 jadi wakil, suara terbanyak 3 jadi sekretaris dan terakhir adalah bendahara.” Tanyanya.
Otomatis teman-teman yang lainnya pun menganggukkan kepala tanda setuju. Begitupun aku. Hihihi.... Pada dasanya sih aku masa bodo dengan pemilihan seperti ini. Tidak tertarik...😁
“Baiklah kalau semua setuju. Sekarang tulis salah satu nama yang kalian pilih di sercacik kertas. Lalu kumpulkan. Setelah itu kita hitung bersama-sama hasilnya.” Lanjutnya.
Tak selang berapa lama, kami semua sudah menuliskan nama pilihan kami masing-masing.
“Baiklah... jika semua sudah selesai, mari kita mulai untuk menghitungnya.” Ucap gilang sambil membuka satu per satu kertas-kertas tersebut.
Lalu dia pun mulai membacanya dan kemudian dicatat di papan tulis dengan tanda dimasing-masing nama yang disebutkan tadi. Setelah semua sudah selesai dibacakan, kini tiba saatnya untuk penghitungan.
Alhasil dari penghitungan ternyata yang menjadi ketua kelas adalah dia sendiri yaitu Gilang, wakil yaitu Santo, sekretarisnya yaitu Intan dan otomatis yang menjadi bendahara adalah Sisi. Ya kira-kira begitulah hasilnya😉.
Tak terasa waktu sekolah telah usai.
“Ya lumayanlah hari pertama tak terlalu suntuk. Walau tadi sempat stres sih...😛” ujarku dalam hati sambil senyum dan buru-buru merapikan peralatan sekolah.
“Eh woi, senyam- senyum saja. Senang kamu ya akhirnya pulang!?” goda Nara sambil menyenggol pundakku.
“Ya jelaslah... fuih...hari pertama lolos. Akhirnya aku bisa pulang lalu tidur deh... Hehehe...😜” jawabku sambil senyum lega.
“Uh dasar kamu itu ya...” ujar Nara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihatku kegirangan seperti itu.
Tapi... tidak berapa lama kemudian Gilang datang menghampiriku..
”Ai, tadi pak Candra panggil kamu suruh datang ke kantornya. Sekaligus bawa hasil pengurus kelas yang tadi.” Ucap Gilang sambil menyodorkan kertas hasil pemungutan suara tadi.
“Aduh, Gilang. Kenapa aku yang dipanggil dan yang harus menyerahkannya, sih?” tanyaku heran.
“Kenapa bukan kamu atau sekretaris kamu saja? Kenapa harus aku?” Protesku kesal.
Bagaiman tidak kesal, aku kan jadi tidak bisa tidur. Padahal, sumpah, aku malas plus lelah sekali gara-gara semalam habis baca komik... Hehehe...😜.
“Ya jangan tanya aku kali. Mana aku tahu itu wali kelas bakalan suruh kamu yang ke sana.” Jawab Gilang.
“Sudah sana...jangan kelamaan berpikir. Sudah di tunggu tuh. Jangan lupa juga serahkan hasil yang tadi. Ok...😉” lanjut Gilang sambil melangkah pergi.
Aku yang dari tadi bingung tiba-tiba kaget dengan tepukan di pundakku.
“Hai, Ai. Kamu kenapa? Jangan bilang kamu takut deh?” sindir Nara.
“Eh.. oh.. Ya tidaklah. Kenapa juga aku takut...” Jawabku.
“Ya sudah, aku ke sana dulu ya. Kamu pulang saja dulu. Jangan tunggu aku.” Lanjut aku sambil melangkah menuju ruangan si guru killer.
Lanjut👇
sesampainya di ruangan guru killer..
‘tok.. tok.. tok...’ suara ketok pintu dari luar.
“Ya masuk..!!” kata pak Candra mempersilahkan aku masuk.
“Ini, pak. Daftar nama pengurus kelas yang tadi Bapak suruh.” Kataku sambil menyodorkan kertas.
“Taruh saja di atas meja..!!” ucap pak Candra sambil mengetik sesuatu. Entah apalah itu, yang pasti tidak ada urusannya sama aku.
“Oh ya, Pak. Tadi kata Gilang, Bapak menyuruh saya ke sini ada apa ya?” tanyaku dengan hati-hati.
Lalu pak Candra menghentikan aktifitas mengetiknya dan menatapku dengan tatapan seperti harimau yang akan menerkam mangsanya.. Uh takut 😨.
“Siapa namamu?” tanya pak Candra.
“Saya Aina Putri, Pak.” Jawabku singkat.
“Oh jadi kamu ya yang bernama Aina Putri??” tanya pak Candra memastikan.
“Iya, Pak.” Jawabku singkat.
“Waduh ada apa ini? kenapa tiba-tiba dia memastikan namaku?” tanyaku dalam hati sambil merasakan sedikit tekanan.
“Hmm... rupanya begitu..” kata pak Candra yang tidak aku mengerti apa maksudnya.
“Begini, kamu mau tidak jadi istri saya??” Tanya pak Candra dengan serius.
“Apa...?” pikirku bingung sekaligus merinding.
“Ba.. bapak tidak salah ucap, kan? Atau bapak tadi salah minum obat?” tanyaku masih tidak percaya.
“Ya tidaklah Aina, Bapak itu serius. Memang kenapa? Kamu tidak suka?” tanya Pak Candra sambil mendekatiku dan memegang tanganku lembut.
“Bu.. bukan tidak suka, hanya saja ini terlalu tiba-tiba dan saya masih belum tahu harus jawab apa?!” jawabku sambil menunduk malu.
Bagaimana tidak malu, aku dilamar guru super tampan, dingin dan terkenal killer yang mana banyak sekali penggemarnya. Kalau kalian jadi aku, kalian jawab apa coba..?!
“Tidak usah di jawab sekarang. Bapak kasih waktu sampai besok pulang sekolah, bagaimana?” tanyanya memastikan.
“Baiklah, Pak. Akan saya pikirkan dengan baik jawaban apa yang akan saya berikan untuk Bapak besok.” Jawabku masih dengan kepala menunduk.
“Ok. Kita sudah sepakat kalau begitu. Besok bapak tunggu kamu di kantor bapak setelah pulang sekolah. Jangan lupa.” Ucap pak Candra sambil mengusap ujung kepalaku.
“Iya, Pak.” Jawabku singkat.
“Nah, sekarang kamu sudah boleh pulang. Ingat hati-hati di jalan.” Katanya dengan lembut.
Aku pun hanya menganggukkan kepala lalu pergi. Sesampainya di luar ruangan pak Candra, kakiku tiba-tiba lemas. Tidak ada tenaga lagi. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
# Flash back
“Hmm... sepertinya aku datang terlalu pagi.” Pikir pak Chandra
lalu pak Chandra pun jalan perlahan-lahan dan tanpa sadar dia sudah ada di depan kelas yang akan dia ajar nanti.
Setibanya pak Chandra di depan kelas, pak Chandra melihat ada 1 siswa yang sedang duduk sambil melamun. Entah sedang memikirkan apa. Seketika itu juga jantung pak Chandra... deg.. deg.. deg...
“Kenapa jantungku ini berisik sekali ya!? Jangan-jangan aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan siswaku sendiri. Ah tidak mungkin. Lebih baik aku pastikan lagi saja nanti setelah bel masuk kelas.” Pikir pak Chandra dalam hati. Setelah itu, pak Chandra pun pergi ke ruangannya.
Tak terasa bel pun berbunyi. Seperti yang sudah pak Chandra pikirkan sebelumnya. Pak Chandra masuk ke dalam kelas lalu dia pun langsung mencari sosok siswa yang membuat jantungnya menjadi sangat berisik. Lalu..
”Akhirnya aku menemukanmu.” Gumam pak Chandra
Selama pak Chandra mulai mengajar, dia pun sedikit banyak memperhatikan tingkah siswa yang belum dia ketahui namanya itu. Tanpa sadar dia menggeleng-gelengkan kepala tanda dia heran kenapa dia bisa jatuh cinta pada gadis ini.
Seusai dia mengajar, dia kembali ke ruangannya. Lalu pak Chandra pun masih berpikir keras kenapa harus dengan siswanya sendiri?! Lalu pak Chandra memanggil salah satu siswa untuk di mintai tolong agar memanggilkan siswa yang selalu datang pagi di kelas yang dia pegang untuk ke ruangannya dengan membawa Daftar nama pengurus kelas yang tadi dia suruh. Masalahnya pak Chandra belum hafal betul dengan masing-masing nama mereka.
Tak selang berapa lama, siswa itu berdiri di hadapannya.
“Oh tuhan...kenapa jantungku ini makin berisik sekali !?” keluh pak Chandra dalam hati.
“Aku harus tenang...” gumam pak Chandra dalam hati mencoba untuk bersikap tenang.
“Siapa namamu?” tanya pak Chandra penasaran.
“Saya, Aina Putri, Pak.” Jawab siswa itu singkat.
“Oh jadi kamu ya yang bernama Aina Putri??” tanya pak Chandra untuk memastikan lagi.
“Iya pak.” Jawab siswa itu.
“Ya ampun jantungku... Benar-benar deh. Tidak bisa dikendalikan lagi. Baiklah kalau begitu, sepertinya memang sudah pasti kalau aku menyukai gadis ini.” Gumam pak Chandra dalam hati.
“Begini, kamu mau tidak jadi istri saya??” Tanya pak Chandra dengan serius.
Seketika terlihat dengan jelas bahwa siswa itu masih bingung dan tidak percaya dengan apa yang barusan pak Chandra bilang.
Jangankan siswa itu, pak Chandra sendiri juga tidak percaya dengan ucapannya barusan. Auto terlintas begitu saja karena terlalu takut di dahului oleh yang lain. Hihihi...😁.
Lalu siswa itupun belum bisa memastikan jawabannya karena memang terlalu dadakan. Pak Chandra pun tidak bisa menyalahkannya dan juga tidak bisa memaksakannya. Lalu pak Chandra pun memberikan tenggat waktu hingga esok jam pulang sekolah.
Tahu tidak kalian betapa lamanya waktu berjalan. Jantung pak Chandra seperti mau lepas kalau memikirkannya 😳.
# Flash back end
penasaran tidak dengan jawaban Ai?
baca kelanjutannya ya... 😙 👇
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!