NovelToon NovelToon

My Destiny

1. Prolog.

Bagaimana jika jodohmu ditentukan oleh orang tua kalian. bukan karena kalian mau tapi lebih ke arah terpaksa melakukannya.

Jika orang lain akan memilih seperti apa pasangan yang di mau, tapi kau justru harus mengikuti keinginan orang tua karena suatu hal.

terlebih jika dia adalah sepupuku sendiri.

MIKA PRAMADITA.

gadis belia yang masih menjalani pendidikan kuliah di salah satu Perguruan Tinggi ternama Ibukota.

putri tunggal dengan kemanjaan di keluarganya. menjadi pemenang dan satu-satunya yang penghuni rumah yang di sayangi keluarga.

Mika, begitu orang-orang memanggil namanya. memiliki keluarga yang romantis dan berada. Ayahnya, Adam mengelola Anak cabang Perusahaan milik keluarga. tentu dapat dihitung berapa kekayaan yang mereka miliki.

Di usianya yang masih muda, tentu Mika pernah merasakan bagaimana manis asamnya percintaan. apalagi orang tuanya tak melarang Mika untuk bergaul dan berteman dengan siapa saja.

Mungkin ini juga alasan kenapa orang tuanya tak terlalu mendidik Mika dengan ketat. karena Mika bukan terlahir dari garis keturunan anak sulung di keluarga Ayahnya. yang mana tak mungkin meneruskan kepemimpinan Perusahaan milik sang Kakek.

Kembali lagi pada cerita.

Semuanya menjadi sangat tidak nyaman ketika sebuah kalimat mampu membuat jantung Mika berhenti berdetak. ketika kabar sang Kakek tiba-tiba jatuh sakit dan anak-anak nya diharuskan untuk berkumpul.

termasuk Mika dan kedua orang tuanya.

"Menikahlah dengan sepupumu Nak...".

Mika hendak menangis saat itu. bagaimana ia bisa memikirkan tentang sebuah pernikahan sedangkan saat ini Mika masih kuliah dan belum menyelesaikan pendidikannya. masih banyak mimpi-mimpi yang ingin Mika raih.

menikah bukanlah keinginannya saat-saat ini.

Apalagi dengan sepupunya? apa itu hal wajar?

jikalau menikah nanti, tentu Mika ingin menikah dengan pangerannya sendiri. menikah dengan pujaan hatinya dan pria yang Mika pilih sendiri. bukan pria pilihan orang tuanya apalagi sampai sepupunya sendiri.

"Kakek hanya ingin melihat kalian baik-baik saja. kakek tak mau Perusahaan jatuh pada orang lain... Mika, kau mau menuruti keinginan kakek bukan? ini permintaan terakhir dari kakek sebelum kakek menutup mata terakhir kali...".

Mika menangis.

"Kakek, jangan berkata seperti itu..." tolak Mika. mendengar orang yang amat ia cintai itu meminta sebuah permintaan dari nya. padahal keinginan Mika adalah sang Kakek melihatnya sampai menjadi seorang dokter.

tapi sekarang, melihat Kakek sakit dan terdaya seperti ini rasanya benar-benar menyakitkan bagi Mika.

"Kakek pasti sembuh... Mika tak bisa kehilangan kakek...".

Hancur sudah impian Mika saat itu. membayangkan kalau ia benar-benar menikah dengan sepupunya sendiri. apa yang akan terjadi nanti?

dimana hubungan Mika dengan sepupunya itu juga tidak terlalu akrab.

ia hanya sebatas mengenalnya saja tak terlibat komunikasi sebelumnya.

lalu bagaimana pernikahannya nanti? mereka sama-sama asing. dan Mika yakin tak akan bisa melalui semua itu.

Aku tak bisa melakukannya... aku tidak bisa.

Di sisi lain.

kabar tentang kesehatan Kakek yang memburuk itu sampai ke telinga cucu dari anak sulungnya.

REHAN DANUARTA.

beda dengan Mika, Rehan yang terlahir dari Papa Bima. kakak dari ayahnya Mika.

sejak kecil Rehan di didik dengan kedisiplinan yang tinggi dan penuh aturan. tidak boleh ini, tidak boleh itu dan banyak hal lagi.

itulah sebabnya Rehan tumbuh dengan sifat yang berbeda dengan anak-anak lain dan agak egois.

bahkan sejak remaja, Rehan tak memiliki teman akrab sama sekali. aturan dari orang tuanya lah yang membuat Rehan terbatasi pertemanan dengan siapapun.

ditambah lagi, Rehan selalu harus berangkat dan pulang sekolah tempat waktu yang di awasi oleh supir juga.

Sebagai anak sulung dan calon penerus Perusahaan seperti Ayahnya, Rehan sudah membekali diri dengan pendidikan yang baik. pria itu kuliah di Luar negeri sampai lulus dan bekerja disana.

mungkin karena tekanan dan aturan dari orang tuanya, membuat Rehan betah tinggal di luar negeri sampai saat ini. dan hanya pulang sesekali saat orang tuanya atau kakek yang meminta.

mungkin jika bisa memilih, Rehan tentu tak mau kembali. karena ia tau kalau dirinya pulang, ia akan semakin terikat dengan aturan sang Ayah. ia hanya ingin hidup bebas tanpa aturan.

Sebenarnya Rehan memiliki satu saudara. lebih tepatnya adik perempuan yang masih terdaftar sebagai siswi SMU. hanya saja cara mendidik keduanya sangat berbeda. atau karena adik Rehan seorang perempuan? entahlah.

kadang Rehan juga sedikit berontak. kenapa hanya dirinya saja yang di kekang? sedangkan adiknya tidak.

hal itu semakin membuat Rehan enggan pulang ke negaranya.

berharap bukan dia yang menjadi penerus kepemimpinan dari Ayahnya, tapi adik perempuannya.

Tak ada yang tau bagaimana kehidupan Rehan yang tinggal jauh dari orang tuanya. Seperti apa pergaulannya? Apakah Rehan suka dunia malam? apalagi Luar negeri, tentu kalian semua tau kehidupan seperti apa di sana.

Tapi sekeras apapun, seegois apapun sifat yang Rehan miliki. pria itu masih memiliki sisi baik dalam dirinya. ia juga memiliki sifat sayang dan kasih, apalagi hal itu menyangkut tentang Kakek.

orang tua yang sangat Rehan sayangi.

Mendengar kabar Kakek sakit parah, bahkan sampai tak bisa bangun dari tempat tidur membuat Rehan panik. malam itu juga, tanpa persiapan apapun, Rehan pulang ke tanah air. dengan kecemasan hati pria itu ingin melihat Kakek dengan mata dan kepalanya sendiri.

Mungkin Kakek adalah satu-satunya orang yang selalu membela Rehan ketika dimarahi oleh ayahnya. mungkin itu juga yang membuat Rehan begitu menyayanginya melebihi apapun.

melihat keadaan kakek yang tak berdaya, Rehan benar- benar sedih. ia seperti gagal melakukan apapun.

Tapi kepulangan Rehan itu justru semakin membuat dirinya merasa terbebani.

"Menikahlah dengan sepupumu, Mika... hanya itu yang kakek inginkan saat ini. ini adalah permintaan terakhir dari seorang kakek pada cucunya... kau mau mengabulkannya bukan?".

Rehan tak bisa berkata-kata.

menikah? dalam waktu dekat?

Padahal Rehan tak memiliki rencana pernikahan dalam saat ini. pernikahan hanyalah hubungan yang mengingatnya untuk tidak bisa melakukan apapun sesuai keinginannya.

"Bagaimana Kakek bisa berpikiran seperti itu? dan kenapa harus dia?" tunjuk Heran pada gadis disebelah nya. yang tak lain adalah sepupunya sendiri, Mika.

Sungguh Heran tak suka dengan jalan pikiran kakeknya itu.

Masih ada gadis lain di luaran sana. yang lebih cantik, lebih seksi dan lebih dari apapun. tapi kenapa justru Kakek memilih sepupu Heran sendiri? apa kelebihan yang dimiliki Mika?

"Kakek tak mau Perusahaan yang ku bangun sendiri dengan tenaga Kakek, jatuh ke tangan orang lain... kabulakanlah permintaan terakhir dari orang tua ini, Rehan...".

alasan tak masuk akal. sungguh ucapan itu tak bisa di terima oleh mnalar manusia.

Aku jelas menolak rencana ini! aku menolak pernikahan ini!

***

2. Penipuan.

HAPPY READING...

***

Mika berada di kamarnya. lebih tepatnya berdiri mengawasi pelataran rumah sambil mondar-mandir cemas.

bagaimanapun ia masih berharap keputusan akan berubah.

sungguh, menikahi sepupunya? adalah takdir yang buruk. Mika tak menginginkan hal itu.

Tadi orang tuanya kembali datang ke rumah Kakek. bertemu dan membahas tentang permintaan kakek yang tak masuk akal itu.

tentu saja Mika yakin kalau orang tuanya pun tak setuju dengan rencana pernikahan itu.

persetan dengan nasib Perusahaan milik keluarga itu!

Kenapa Ayah belum juga kembali? batin Mika semakin risau. jalanan di depan sana juga terlibat sepi. tak ada tanda-tanda mobil orang tuanya akan datang.

"Bagaimana kalau Ayah tidak bisa meyakinkan semua orang?" gumamnya pelan.

Sungguh hal ini tak bisa membuat Mika tidur nyenyak. ditambah saat Mika tau kalau sepupunya itu bertambah menjengkelkan dari terakhir kali mereka bertemu.

bukan tipe pria idamannya!

"Apa aku harus pergi? melarikan diri? tapi kemana? huaaaa...".

Mika tak tau hari pergi kemana kalau nekat untuk melarikan diri. karena Mika bukan tipe anak yang pemberani dan pembangkang.

ia bahkan tak tau seperti apa ujung kota ini.

mungkin karena kenyamanan yang didapatkan dari orang tuanya, membuat Mika tak pernah berkeinginan untuk mencari kebahagiaan di luar seperti gadis lain.

"Tapi aku tidak bisa melakukannya... bagaimana mungkin aku menikah dengannya?".

Mika menggelengkan kepalanya.

meyakinkan diri bahwa sepupunya itu juga tak akan mau menerima perjodohan ini.

Di tempat lain.

Kakek.

dalang dari semua permasalahan yang tengah terjadi di lingkup keluarganya. menjadi orang pertama yang menyuarakan tentang pernikahan antar cucu kesayangannya.

dengan dalih permintaan terakhir sebelum beliau meninggal.

orang tua keras kepala yang sedikit egois dan seenaknya.

pria dengan seluruh rambutnya yang telah memutih itu sedang berbaring di ranjang.

selang oksigen masih berada di hidungnya. membantu pernafasan beliau.

di sampingnya ada Dokter pria yang tengah mengemasi peralatan medisnya.

"Mereka sudah keluar, Tuan..." bisik sang Dokter mengamati sekitarnya. dimana di kamar ini hanya ada mereka berdua saja.

Dan setelah mendengar ucapan Dokter, Kakek langsung berubah. bukan berubah menjadi super hero. tapi langsung mengubah pisisinya dari yang terbaring lemah tak berdaya menjadi duduk. uniknya orang tua itu tak terlihat tengah menderita sakit apapun. beliau terlihat bugar dan sehat. apalagi senyumnya, terlihat penuh kemenangan.

lalu apa yang terjadi?

tentu saja Kakek tersenyum. melepas selang oksigen yang mengganggu sejak tadi.

"Akhirnya aku bisa bernafas lega..." ucapnya tanpa dosa. sengaja memelankan nada bicaranya agar tak terdengar oleh siapapun.

"Anda terlalu memaksakan diri, Tuan..". Dokter itu tersenyum. menjadi bagian dari rencana penipuan Kakek tidaklah mudah.

nyatanya Dokter pribadinya juga ikut terlibat hal seperti ini. membohongi semua orang tentang kesehatan kakek yang menurun.

Jadi semua ini hanya penipuan?

tentu saja! semua ini adalah ide dari Kakek.

sengaja melakukan itu untuk suatu tujuan penting.

Bagaimanapun Kakek adalah orang yang tau semua hal. semua anak-anaknya sudah terjamin dari segi materi. hanya saja, Kakek mengkhawatirkan sesuatu akhir-akhir ini. di usia senjanya, Kakek hanya ingin Perusahaan yang ia bangun menjadi sebuah Perusahaan yang terus berkembang di bawah kepemimpinan anaknya.

Dan sekarang, Anak sulung nya yang mengelola Perusahaan miliknya itu. Bima. yang tak lain adalah orang tua dari Rehan.

Hal itu memicu kekhawatiran bagi Kakek. jika kelak saat Bima telah menyerahkan kepemimpinannya kepada Rehan, tentu saja kestabilan Perusahaan akan terganggu juga.

dimana Rehan akan mempunyai istri dari kalangan luar. dan jika hal itu terjadi bagaimna dengan nasib putra kedua Kakek? bagaimana dengan Adam dan garis keturunannya? mereka akan semakin tersingkir dari hak yang seharusnya mereka miliki.

itulah sebabnya Kakek berencana untuk menikahkan Mika dan Rehan. agar Perusahaan tetap aman dan tangan anak-anaknya.

sedikit egois memang, mengingat Mika dan Rehan adalah sepupu. Tapi hanya ini yang bisa kakek lakukan. hal ini juga yang membuatnya tenang, jika waktu telah memanggilnya untuk kembali pada yang Kuasa.

"Bagaimana menurutmu, Dok? apa aku sudah berakting dengan baik?". Kakek kembali tertawa. rencana yang sudah ia rangkai dengan sangat rapi harusnya berjalan dengan baik pula.

"Anda sudah seperti Aktor, Tuan..." puji Dokter itu.

mereka sama-sama tertawa senang. dan sandiwara itu akan terus berlanjut sampai Mika dan Rehan benar-benar setuju dengan rencana pernikahannya.

mungkin juga bukan hanya selang oksigen nanti yang menjadi properti drama mereka. mungkin juga alat rekam jantung untuk meyakinkan kalau kondisi Kakek benar-benar parah.

"Lepaskan ini... mereka tidak akan mendatangi kamar ku lagi malam ini..." tunjuk Kakek pada selang infus yang melilit kepalanya.

"Baik Tuan..." Dokter pribadi Kakek langsung mengemasi semuanya.

"Aku akan menelepon mu lagi besok..." ucap Kakek.

dokter itu pun mengangguk paham.

 

"Bagaimana Yah?". Mika berlari dari kamarnya. turun ke lantai dasar setelah mengetahui mobil milik orang tuanya telah kembali dari rumah Kakek.

membawa harapan bahwa rencana pernikahannya dibatalkan. atau setidaknya bukan dia yang menjadi target pengantin wanita untuk Rehan.

Karena Mika masih ingin mewujudkan impian-impiannya selama ini. ia ingin menjadi dokter dan mengabdikan diri untuk masyarakat sebelum memikirkan pernikahan.

Ya... Cita-citanya adalah menjadi seorang Dokter. sebuah profesi yang sangat baik bukan?

Dan jika terjadi sebuah pernikahan, Mika akan kehilangan semua hal yang ia impikan. tentu saja menjadi seorang Dokter hanyalah angan-angannya saja nanti. Mika yakin kalau semua orang tidak akan mengijinkannya nanti.

"Maafkan Ayah, Mika...". Ayah Adam menghela nafasnya berat. seperti ada penyesalan dari sorot matanya ketika menatap sang putri.

tentu orang tua akan begitu sedih ketika tak bisa melindungi putrinya. itulah yang Ayah Adam rasakan.

keputusan Kakek sudah bulat, dan yang bisa Ayah Adam lakukan hanyalah mematuhinya saja. apalagi ada embel-embel tentang kesehatan Kakek yang semakin menurun. Tentu Ayah tidak bisa membantah, takut jika hal itu semakin memperburuk kesehatan Kakek.

Apalagi Kakak sekaligus Papa dari Rehan juga setuju dengan perjodohan ini. sebagai anak sulung, Papa Bima yakin kalau keputusan Kakek adalah hal paling tepat untuk mereka.

"Apa Ayah tidak mengatakan apapun?". Air mata seorang putri jatuh begitu saja. menjelaskan bagaimana sakitnya Mika saat ini.

Sedangkan Ibu, hanya bisa memeluk putrinya agar tetap bersikap tenang menghadapi smua ini.

"Hiks...".

 

Papa Bima duduk di kursi kerjanya. di seberang ada Rehan yang juga penasaran tentang hasil dari pertemuan keluarga tadi.

"Kau mau berharap apa? kau bahkan tau seperti apa sifat Kakek bukan?". Papa Bima bersuara.

seperti mengatakan tak perlu berharap tentang keputusan Kakek yang akan berubah.

karena hal itu mustahil.

"Papa harap kau bisa menerima semua ini...".

Bahkan Papa Bima juga tak mampu membujuk Kakek untuk mengubah permintaannya.

dan juga, Papa takut membantah yang mana akan memperburuk kondisi Kakek.

"Rehan akan bertemu dan bicara dengannya..." ucap Rehan telah memutuskan.

ia akan menemui Mika dan membahas hal ini. lebih tepatnya sekongkol untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.

"Terserah kau saja, Rey...". Papa Bima pasrah. menjatuhkan kepalanya sambil memijit pangkal hidungnya.

Ya... aku harus menemuinya... aku akan membicarakan ini dengannya...

***

Selamat datang di cerita receh kali ini. semoga syuka...

3. Bertemu.

HAPPY READING...

***

Rehan telah bersiap. meraih kunci mobil dan meninggalkan kamar.

ada sesuatu yang harus ia lakukan saat ini. bertemu dengan Mika dan membahas masalah mereka. setidaknya masih ada kesempatan baginya untuk membatalkan keinginan Kakek untuk menikahkam mereka berdua. jika Mika tidak setuju, tentu saja tak akan ada pernikahan bukan?

itulah yang membuat Rehan tetap optimis.

Jadi sore ini, Rehan ingin bertemu secara pribadi dengan sepupunya itu.

Menuruni anak tangga, tak ada siapapun yang menyapa pria itu. hingga sampailah di depan pintu, Rehan baru bertemu makhluk hidup lain dan langsung menyapa Rehan dengan penuh kekepoan.

"Kak, mau kemana?".

Adik perempuan Rehan. siswi SMA itu baru saja pulang dari tempat Les. samping menggendong tas, Jane penasaran tentang kakaknya yang terlihat ingin pergi.

"Kepo..." singkat padat dan jelas. sebuah kata yang langsung membuat Jane mengerucutkan bibirnya.

Tapi tidak berhenti sampai disitu saja. Jane semakin penasaran.

"Cieee yang mau menikah... pasti Kak Rey mau bertemu dengannya bukan?" goda Jane dengan sifat tengilnya.

Rehan tak menjawab. tak juga pergi meninggalkan adiknya walaupun memang agak kesal di ejek seperti itu.

"Sepertinya Kak Mika belum pulang kuliah saat ini..." ucap Jane memberitahu kabar penting pada Rehan. tentu saja ucapan adiknya itu adalah hal paling penting baginya. setidaknya Rehan tak perlu mencari tau keberadaan Mika saat ini.

"Sudahlah... percuma bicara denganmu Kak,". Jane menepuk bahu Rehan dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah.

"Tunggu..." cegah Rehan pada akhirnya. dan seringai nakal muncul menghiasi wajah Jane. senyum penuh kemenangan.

"Kau punya nomornya?". Sungguh menanyakan nomor Mika pada adiknya itu benar-benar menjatuhkan harga diri seorang Rehan.

tapi mau bagaimana lagi? hanya Jane satu-satunya orang yang bisa membantu Rehan saat ini.

Jane tersenyum semakin lebar. "Hahaha... aku tau maksud mu, kak...".

"Kau punya tidak? jangan bertele-tele..." skak Rehan.

"Sabar sedikit kenapa sih..." gumam Jane dan mengeluarkan ponselnya.

mengirim nomor Mika pada Rehan. "Sudah... Semoga berhasil..." ucap Jane dan langsung melangkah pergi. tak peduli dengan tatapan Rehan padanya.

Beberapa saat kemudian. Mobil telah terparkir bersama kendaraan lain.

Universitas tempat Mika kuliah. dan disana lah Rehan berada. mencoba mengirim pesan pada Mika, tapi gadis itu tak membaca pesannya sama sekali.

"Apa ini benar nomornya?" gumam Rehan heran. khawatir kalau Jane menipunya tadi.

mungkin saja bukan nomor Mika yang dikirim adiknya itu.

ditambah dengan Mika yang tak terlihat muncul dari dalam sana. membuat Rehan semakin gusar saja.

Apa dia tidak kuliah tadi? kenapa tak terlihat sama sekali? Rehan telah berpindah posisi. mondar-mandir di depan mobil sambil sesekali menendang angin mengekspresikan kekesalannya karena terlalu lama menunggu.

Hingga dari kejauhan, terlihat beberapa gadis muda tengah berjalan keluar.

Itu dia.. sorot mata Rehan seketika berbinar senang. karena pada akhirnya Mika muncul di hadapannya.

"MIKA!" teriak Rehan memberitahu tentang keberadaannya.

dan tentu saja pria itu langsung menjadi pusat perhatian oleh teman-teman Mika. mereka seperti tengah berbisik-bisik entah apa. Toh Rehan juga tak memperdulikan hal itu. karena tujuannya saat ini adalah Mika.

Eh? kenapa dia kesini? dan kenapa juga memanggilku? batin Mika terkejut dengan keberadaan Rehan di Kampusnya.

"Siapa dia?".

"Mika... dia cukup tampan, siapa dia?".

Dua sahabat Mika, Sasa dan Karin penasaran. tapi Mika tak memperdulikan ocehan mereka.

"Aku duluan ya..." pamit Mika. meninggalkan kedua sahabatnya dan berlari mendekati Rehan.

"Apa yang kau lakukan disini?" protes Mika. menundukkan kepala khawatir dengan orang-orang di sekitarnya yang mungkin saja melihat.

"Tentu saja bertemu denganmu, apa lagi?".

"Dan darimana kau tau kalau aku kuliah disini?" desak Mika lagi. padahal ia tak memberitahu tentang apapun pada Rehan.

"Apa itu hal penting? ada hal yang lebih penting lagi dari itu... ayo kita bicara..." jawab Rehan.

"Tunggu!" cegah Mika.

Apa lagi?

"Aku akan memberitahu supirku dulu..." ucap Mika.

"Biar aku yang bicara..." jawab Rehan. karena jika Mika yang memberitahu sang supir, akan lebih lama lagi. atau mungkin saja Mika menghindar dan pergi. bukankah akan merepotkan Rehan lagi nanti?

Jadi pria itu yang mendatangi supir Mika. memberitahukan bahwa Mika akan pulang bersama dirinya.

Setelah semuanya beres, Rehan dan Mika benar-benar pergi berdua saja.

"Kenapa kau tidak membalas pesanku tadi?" protes Rehan pada gadis yang saat ini duduk di sebelah bangku kemudi.

"Eh, kapan?" Mika terkejut. ia tak tau kalau Rehan mengirim pesan padanya. apalagi sejak tadi, ponsel Mika memang berada di dalam tas.

Mika merogoh tas nya dan memastikan kalau ada pesan dari pria itu.

beberapa pesan yang Rehan kirim.

"Darimana kau tau nomorku?" gumam Mika.

Dan kembali membuat Rehan menghela nafas. kesal.

"Apa kau begitu terkenal hingga tak sembarangan orang yang punya nomormu...?" cerca Rehan.

"Ck... kau seperti tak pernah kepo pada sosial media ku saja..." balas Mika. padahal mereka berteman di akun sosial media. jadi Rehan tentu tau seterkenal apa Mika.

Ck... sombong sekali! batin Rehan

"Jadi? apa perlu mu?" tanya Mika.

Kedua sepupu itu memang tak terlihat dekat bahkan Mika dan Rehan juga jarang bicara sejak sama-sama dewasa. tapi mereka juga pernah main bersama saat kecil. sering malahan. hanya saja itu kan dulu. saat mereka masih polos.

"Aku tak mau berbasa-basi. aku mau kau menolak keinginan Kakek yang tak masuk akal itu..." ucap Rehan telak.

"Karena kita jelas tak bisa melakukannya...".

"Kenapa harus aku?" tanya Mika. bukankah masalah ini menyangkut mereka berdua. kenapa hanya Mika yang harus berusaha meyakinkan kakek. kenapa tidak Rehan.

enak saja pria itu bicara tanpa melakukan apapun.

"Ya.. karena..." Rehan bingung harus mengatakan apa.

Karena apa ya?

"Pokoknya kau yang harus menolak keinginan Kakek...".

"Tidak! aku tidak mau!" jawab Mika.

Sembarangan saja dia bicara... apa dia ingin menjerumuskan ku begitu? biar hanya aku saja yang terlihat paling memberontak. sedangkan dia mencari nama pada Kakek..?

Rehan menginjak rem tiba-tiba. membuat Mika terhuyung ke depan dan hampir terbentur mobil.

"Kau gila?" protesnya. "Apa kau sengaja ingin membunuhku?". kesal sekali dengan tindakan Rehan yang seenaknya.

"Tidak akan membuat kau mati hanya karena aku menginjak rem tiba-tiba..." balas Rehan.

Mereka saling tatap. tak perduli dengan keadaan sekitar.

"Bukankah kau juga tak menginginkan perjodohan ini?" tanya Rehan.

"Lalu?".

"Kau harus menolaknya secara langsung di depan Kakek... katakan bahwa kita tak bisa melakukan pernikahan ini tanpa dasar cinta..." perintah Rehan.

"Kenapa tidak kau saja yang bicara? kau bisa mengatakannya pada Kakek sendiri..." tantang Mika. tak mau diperintah oleh pria di sebelahnya itu.

enak saja menyuruh-nyuruhku...

"Aku sudah bicara dengan kakek, tapi dia tetap pada keputusannya... sekarang gantian kau yang bicara.. yakinkan kakek kalau kita tak bisa menuruti keinginannya.." jelas Rehan.

"Bagaimana kalau nanti bisa memperburuk kondisi Kakek? apa kau mau tanggung jawab?" tanya Mika. membayangkan kalau nanti jika kondisi Kakek akan semakin parah karena penolakannya.

"Tidak akan..." timpal Rehan.

"Bagaimana kalau Kakek semakin parah dan meninggal? kau mau tanggung jawab untuk itu...?" tanya Mika lagi.

"Agghhh... kau ini bawel sekali ya..." cerca Rehan.

ternyata Mika juga keras kepala seperti tang lainnya.

"Kita akan menemui Kakek sekarang juga, dan mengatakan penolakan ini... jika kita mengatakannya bersama, Kakek akan berubah pikiran..." ucap Rehan.

"Baiklah..." jawab Mika pasrah.

Mobil kembali melaju.

langit malam mulai terlihat dan Rehan bersama Mika sudah membulatkan tekad untuk menemui Kakek dan menolak perjodohan mereka.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!