NovelToon NovelToon

Istri Berbahaya Tuan Muda

1. Perempuan polos berubah jadi buas

Prolog.

Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.

"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"

"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"

"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"

Gawat, banyak orang merasa terancam.

Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!

...

Happy reading

...

...

Byur!!!!

Diana langsung jatuh di bawah kolam yang memiliki kedalaman 3 meter, perempuan yang tidak bisa berenang itu berusaha meronta-ronta di dalam air namun hanya dalam sekejap air menelannya dan masuk ke paru-parunya.

Mata perempuan itu terpejam sempurna dan ajal telah menjemputnya.

Tetapi beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja matanya terbuka dan perempuan itu merasakan air yang dingin menusuk tubuhnya hingga dia dengan cepat berenang ke atas.

Hosh hosh hosh...

Diana berenang ke tepi kolam dengan nafas tersengal, begitu tiba di tepi kolam, Diana naik ke atas pinggir kolam dan duduk sambil memukul-mukul dadanya.

"Sial! Kenapa aku di sini?" Gerutu perempuan itu sambil melihat sekitar.

Tiba-tiba saja dia merasakan sakit kepala yang luar biasa, sampai akhirnya dia memegangnya kepalanya dan meringis kesakitan, "ukhh,,"

Sebuah ingatan terputar dengan cepat di kepalanya sampai 10 menit kemudian perempuan itu merasa lebih baik dan dia terdiam dan menatap kakinya yang begitu besar seperti kaki gajah dan lengannya yang seukuran batang pohon pisang.

"Sial! Bagaimana bisa aku bangun di tubuh perempuan jelek seperti ini?! Sial! Ini penghinaan bagiku! Padahal dulunya aku adalah seorang artis populer dan ditakuti semua orang!" Ucap sang perempuan menggertakkan giginya, sekarang dia telah mengetahui apa yang terjadi.

"Astaga,, ini di luar nalar, Aku meminta kepada dewa untuk dilahirkan kembali dalam tubuh perempuan yang cantik, tapi bagaimana bisa,,, setidaknya kalau tidak terlalu cantik biarkan aku berada di tubuh yang selevel dengan tubuhku sebelumnya!" Gerutu Diana pada dirinya sendiri.

Perempuan itu bersusah payah berdiri, Dia berjalan dengan kesal meninggalkan kolam renang dan pergi ke kamarnya mengandalkan ingatan perempuan pemilik tubuh yang lama.

Saat tiba di kamarnya, Diana melihat kamar hotel tempat ia berada, hanya tipe standar dan kopernya berada di sebelah kanan hingga perempuan itu pun segera mandi dan menggunakan sebuah pakaian.

"Buruk sekali," gerutu Diana saat ia berdiri di depan cermin dan melihat tubuhnya yang penuh dengan lemak yang membentuk beberapa donat di pinggangnya.

Ini kegemukan yang tak bisa dipercaya! Bahkan lemaknya mungkin bisa mengisi 5 galon sekaligus!

Diana pun berjalan ke arah ranjang dan menghempaskan tubuhnya di sana, "jadi aku benar-benar sudah menjadi bagian dari tubuh ini. Sudah punya teman-teman dan keluarga yang toxic, tapi setidaknya perempuan ini memiliki keluarga yang cukup kaya," ucap Diana bersamaan dengan dering panggilan telepon yang mengejutkannya.

Perempuan itu langsung mengambil sebuah ponsel yang diletakkan di lekas dan mendapati sebuah panggilan telepon dari nomor baru.

"Halo," ucap Diana pada perempuan di seberang telepon.

"Nyonya muda, Anda harus pulang sekarang, ayah anda meninggal," ucap seorang pelayan dari seberang telepon.

"A,, apa?" Diana terpaku.

"Cepatlah!"

Diana menutup panggilan telepon itu, tangannya memegang erat ponselnya.

'Tunggu, dari ingatan pemilik tubuh ini, dia telah dicegah oleh ayahnya untuk pergi karena ayahnya sudah merasakan saat-saat terakhirnya, tapi dia bersikeras karena undangan sahabatnya yang sangat ia percaya itu, namun setelah tiba di sini dia malah diperlakukan dengan sangat buruk. Bahkan diberikan kamar hotel seperti ini dan disiram anggur. Dasar! Aku tidak bisa membiarkan perempuan itu!' ucap Diana dalam hati sambil menggertakan giginya, dia langsung berdiri mengambil kopernya dan keluar dari kamar.

Dia kembali ke lantai 5 di mana pesta ulang tahun Maya digelar.

Begitu tiba di acara pesta, semua orang terkejut melihat Diana kembali lagi ke tempat itu.

Maya juga terkejut, perempuan itu kembali menghampiri Maya sambil membawa segelas anggur, "kau kembali lagi?" Ucap Maya dengan raut wajah penuh penghinaan.

Maya tahu benar kalau perempuan di  hadapannya adalah perempuan lemah yang tidak bisa melawan siapapun, dia perempuan yang manja karena merupakan anak tunggal sehingga cukup mudah untuk memecahkan kekuatan mentalnya.

Tetapi Maya tidak menyadari ketika Diana dengan cepat mengangkat tangan dan langsung mendaratkan sebuah tamparan di pipi Maya.

Plak!

Semua orang terkejut.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Maya pada Diana sambil menahan rasa sakit pada pipinya.

"Beraninya kau menghina seorang artis terkenal sepertiku!" Geram Diana merampas anggur dari tangan Maya dan langsung menumpahkan anggur tersebut ke kepala Maya.

Srashh...

Anggur itu tumpah dari kepala Maya membasahi gaun putihnya dan sampai ke lantai membuat Maya melototkan matanya dengan penuh amarah.

"Kau gila?!" Teriak Maya.

Plak!

Sebuah tamparan lain mendarat di pipi Maya, "bersyukurlah karena aku hanya memberikanmu pelajaran kecil atas apa yang telah kau lakukan selama ini, tapi kedepannya akan ada lebih banyak pelajaran luar biasa untukmu!" Ucap Diana sebelum berbalik pergi dari tempat itu.

Semua orang pun terkejut, tidak ada yang menyangka gadis pendiam, penakut, polos dan manja tiba-tiba berubah menjadi sangat buas.

... ... ...

... ... ...

30 menit yang lalu.

Diana memasuki sebuah ruangan pesta yang membuat semua orang tertawa mengejek.

"Kenapa babi ada di sini?"

"Hei, semuanya lihat ke sini, ada babi yang menggunakan gaun merah!"

"Wow,, baru pertama kali ini aku melihat babi, benar-benar jelek tahu!"

Diana yang diejek langsung meramas ujung gaunnya, dia tidak tahu kalau ternyata dia datang ke tempat itu untuk menjadi bahan ejekan.

Sementara seorang perempuan yang mengundangnya datang ke pesta itu kini berjalan menghampirinya sambil membawa sebuah gelas berisi anggur.

"Kau sudah datang, Aku menunggumu dari tadi loh," ucap perempuan bernama Maya.

Mata Diana Langsung bersinar cerah melihat perempuan di hadapannya, dia tidak peduli kalau orang lain menghinanya, bahkan mengatainya babi, yang penting perempuan di hadapannya ini adalah satu-satunya perempuan yang terus memperlakukannya dengan baik.

"Ma,, maya, aku aku,, maaf, sepertinya aku sudah mempermalukanmu di pesta ulang tahunmu?" Ucap Diana dengan khawatir.

"Hm,, Tentu saja tidak, kau datang kemari untuk menghibur semua tamu yang ada di sini, terutama aku," kata Maya.

"Eh? Terima kasih, Aku menyiapkan hadiah kecil untukmu," ucap Diana mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang ia buat sendiri untuk diberikan pada perempuan di hadapannya. Didalamnya ada jam tangan mewah.

"Kau sungguh baik hati mau memberikan hadiah untukku, kalau begitu terimalah ini," ucap Maya segera mengangkat gelas anggur di tangannya dan langsung menumpahkan isinya di kepala Diana.

"Woh!!!"

Plok plok plok!

Orang-orang bertepuk tangan.

"Luar biasa!"

"Kau memang datang untuk menghibur kami semua!"

"Sungguh hiburan yang di luar prediksi semua orang!"

Semua orang bersenang-senang, termasuk Maya yang merasa begitu senang dengan pujian dari semua orang.

Sementara Diana yang diguyur oleh anggur, perempuan itu gemetar memegangi ujung gaunnya, dia benar-benar malu dan merasa rendah diri atas apa yang terjadi.

Tubuh Perempuan itu gemetar, dan tiba-tiba merasa begitu sesak hingga akhirnya membuatnya berlari keluar dari ruangan tersebut untuk mencari tempat lain.

"Ya ampun, babinya sudah kabur!"

"Kau luar biasa Maya, itu hiburan yang luar biasa!"

"Maya benar-benar hebat, Aku tidak menyangka kau berani mempermalukannya seperti itu."

Maya senang mendengar pujian dari teman-temannya, "Tentu saja, dia hanya babi gemuk yang tidak berguna!" Ucap Maya.

Sementara di tempat lain, Diana yang tiba di sebuah sudut ruangan kini merasa begitu frustasi, satu-satunya hal yang membuatnya bertahan hidup selama ini hanyalah karena dia memiliki sahabat yang baik seperti maya, tapi tidak menyangka perempuan itu sama saja dengan orang-orang lainnya.

'Tidak ada gunanya lagi untuk hidup, lebih baik aku mati!' ucap Diana segera memanjat pagar pembatas di lantai 5 itu dan dengan cepat melompat ke bawah.

Byurrr....

Bersambung....

Jumat, 26 juli 2024.

2. Perempuan yang dekat dengan Sang suami

Tap tap tap...

Diana melangkah memasuki rumah duka tempat ayahnya dibaringkan sebelum dikuburkan.

Perempuan itu melihat sekelilingnya di mana banyak kerabatnya telah datang dengan berpakaian serba hitam.

Diana terus melangkah sampai akhirnya ia tiba di tempat peti jenazah ayahnya diletakkan.

"Sayang,," ucap sang Ibu menyambut kedatangan putrinya, perempuan itu langsung memeluk Diana sambil menangis tersedu-sedu.

"Hiks,, hiksss,, hikss sayang,, Ayahmu sudah tidak ada lagi," Isak sang Ibu membuat Diana ikut meneteskan air matanya.

'aku tidak ada hubungannya dengan orang yang meninggal ini, Tapi tentu saja perasaan dari pemilik tubuh ini yang tertinggal membuatku tidak tahan melihatnya,' ucap Diana dalam hati.

Mereka terus berpelukan sampai akhirnya ibu Diana merasa lebih baik dan mereka menyingkir ke pinggir untuk duduk.

"Kau datang sendirian?" Tanya sang ibu yang bernama Naomi.

"Hm," jawab Diana dengan singkat sambil memegang erat tangan Naomi.

"Apa keluarga suamimu kembali tidak memperdulikan kita?" Tanya Naomi sambil meneteskan air matanya.

Diana menatap ibunya, lalu mengulurkan tangan menyeka air mata perempuan itu, "mereka peduli atau tidak, yang penting kita masih bisa menguatkan satu sama lain," ucap Diana membuat Naomi terkejut.

Sekarang putrinya sangat dewasa?

Bicaranya seperti orang dewasa!

Suaranya jadi lebih tegas!

"Sayang,, hiks,, hikss,, seharusnya ayahmu melihat dirimu yang sekarang, seharusnya dia mendengar apa yang baru saja kau katakan," kata Naomi kembali menangis di pelukan putrinya.

"Berhentilah menangis Bu, sebaiknya Ibu istirahat saja, biar aku yang menyambut para tamu," ucap Diana membantu ibunya berdiri dan membawa perempuan itu ke sebuah ruang istirahat yang disiapkan di rumah duka.

Setelah membantu ibunya berbaring di tempat tidur, Diana kembali ke samping peti jenazah ayahnya dan duduk di sana sambil sesekali menyambut tamu yang datang.

'Satupun keluarga suami perempuan ini tidak ada yang datang, bahkan suaminya juga tidak datang,' ucap Diana dalam hati sambil mengepal kuat tangannya.

Perempuan itu terus terdiam di sana sampai sebuah langkah kaki memasuki ruangan membuat Diana Langsung berdiri dan terkejut melihat seorang pria tampan yang datang di sana.

"Su,, suamiku," ucap Diana terkejut, pria di hadapannya adalah suaminya di kehidupan sebelumnya. Tetapi mereka berpisah karena sebuah penyakit keras yang diderita oleh suaminya membuat sang suami meninggal 2 tahun lebih awal darinya.

"Kau baik-baik saja?" Ucap sang pria mendekati perempuan di sana membuat Diana Langsung memeluk pria itu sambil menangis tersedu-sedu.

"Hiks,, hiks,, suamiku,,, Aku sangat merindukanmu!" Isak Diana melepas rindunya.

Pria bernama Adrian sangat terkejut dengan tingkah tiba-tiba perempuan di hadapannya.

Pria itu terdiam membiarkan Diana terus menangis sampai akhirnya Diana menyadari apa yang telah ia lakukan dan kemudian menarik diri, "maafkan aku," ucap Diana sebelum perempuan itu terjatuh ke lantai Sambil memandangi tangannya, terlebih khusus jari-jarinya yang sangat gemuk.

'Suamiku sangat tidak suka perempuan yang gemuk karena artinya perempuan itu mengabaikan kesehatannya, tapi bagaimana bisa di saat ini aku seperti ini?' ucap Diana dalam hati sambil mengangkat kepalanya memperhatikan pria yang sedang memberi penghormatan terakhir untuk jenazah Ayah mertuanya.

Melihat suaminya yang sangat nyata di hadapannya, maka air mata Diana kembali bercucuran di pipinya.

'Tunggu, dalam ingatan perempuan ini, dia dan suaminya sama sekali tidak pernah berbicara sekalipun, bahkan Diana tidak berani memandang suaminya karena terlalu malu. Tekanan dari keluarga suaminya juga membuat Diana selalu berada di pojokan layaknya istri yang terus diabaikan. Tapi,, suaminya ini,,,' Diana memperhatikan pria yang selesai memberikan penghormatan terakhir untuk jenazah Ayah mertuanya, dan Adrian kemudian berjalan ke samping Diana dan duduk di sana selayaknya keluarga dari almarhum yang menunggu para tamu datang memberikan penghormatan untuk sang almarhum.

"Ke,, Kenapa kau duduk di sini?" Tanya Diana dengan air mata masih menghiasi pipinya.

Adrian menatap istrinya, "istirahatlah jika kau lelah, biar aku yang menyambut para tamu," ucap Adrian.

"Apa?" Diana terkejut, perempuan itu melongo menatap Adrian selama beberapa saat sebelum akhirnya dia tersadar dan kembali menatap lantai.

'Apa yang sebenarnya sudah terjadi pada perempuan ini? Kenapa aku baru menyadari kalau tidak ada satupun ingatan tentang perlakuan suaminya kepadanya?' ucap Diana dalam hati.

Maka satu persatu tamu datang dan Diana bersama Adrian menyambut mereka sampai akhirnya larut malam telah tiba dan para tamu meninggalkan rumah duka.

Pada saat itu juga, ponsel Adrian berdering.

Drriingg! Drriinggg!

Adrian memeriksa ponselnya yang berasal dari ayahnya hingga pria itu dengan cepat mengangkat panggilan teleponnya.

"Ya, ayah," kata Adrian pada pria di seberang telepon.

"Kembalilah sekarang! Sudah cukup kau berada di pemakaman ayah mertuamu yang tidak berguna itu!" Tegas pria dari seberang telepon membuat Adrian segera mematikan panggilan telepon itu dan menyimpan ponselnya. Dia menatap Diana dengan sendu.

Diana yang melihat ekspresi Adrian kemudian menghampiri Adrian sambil berkata, "Kau boleh pulang sekarang, besok tidak akan ada lagi tamu yang datang, karena besok hanya tinggal sesi pemakaman saja."

"Maafkan aku," ucap Adrian dijawab anggukan Diana.

Maka Diana segera mengantar Adrian keluar dari rumah doa sebelum perempuan itu kembali masuk ke dalam ruangan dan duduk di depan peti jenazah ayahnya.

'Tidak ada satupun keluarga suamiku yang datang kecuali suamiku sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku hanya mengingat hal-hal menyenangkan yang dialami oleh perempuan ini?' ucap Diana dalam hati sambil duduk meramas gaunnya.

Perempuan itu terus duduk di sana sampai tiba-tiba saja ia mendengar suara langkah kaki dari belakang yang membuat Diana Langsung berdiri dan terkejut mendapati seorang perempuan cantik yang datang menggunakan pakaian serba hitam.

Tubuh Diana Langsung gemetar, 'reaksi apa yang ditunjukkan oleh tubuh ini?' ucap Diana dalam hati sambil terus menatap perempuan di hadapannya.

"Maaf aku baru datang, aku menempuh perjalanan yang jauh kemari," ucap Sang Perempuan membuat Diana segera menyingkir ke pinggir dan membiarkan perempuan itu memberikan penghormatan untuk sang almarhum.

Setelah selesai, perempuan cantik di depannya mengeluarkan ponsel dan menatap Diana sambil berkata, "Bisakah kita berfoto sebentar?"

Diana mengangkat sebelah alisnya, tetapi pada akhirnya dia menyanggupi permintaan perempuan itu hingga mereka berfoto bersama.

Cekrek!

Setelah mendapatkan fotonya, sang perempuan menyimpan ponsel ke dalam sakunya sambil menatap Diana dengan tatapan jijiknya, "selamat karena ayahmu sudah meninggal, dengan begini kau bisa langsung bercerai dengan Adrian!" Ucap sang perempuan membuat Diana sangat terkejut.

'Apakah perempuan ini adalah musuh Diana?' ucap Diana dalam hati sambil mengerutkan keningnya.

"Hah,,, sebenarnya tidak baik mengatakan ini, tapi ayah Adrian langsung menyuruhku untuk mengurus berkas perceraian kalian setelah mengetahui ayahmu meninggal. Ahh,,, Tapi kau jangan khawatir, setidaknya masih ada waktu sampai satu bulan ke depan sesuai dengan perjanjian ayahmu dengan ayah Adrian. Tapi sebaiknya jangan pernah lagi menginjakkan kakimu di hadapan Adrian, karena mulai sekarang akulah yang akan menggantikan posisimu di--"

Plak!

Sebuah tamparan langsung didaratkan Diana di pipi perempuan di hadapannya membuat Sang Perempuan sangat terkejut memegangi pipinya yang terasa begitu perih.

"Ini adalah rumah duka, silakan keluar dari sini sebelum aku memanggil security untuk mengusir mu!" Geram Diana yang sangat tidak suka dengan perempuan di hadapannya.

Tetapi perempuan itu langsung menggertakkan giginya dan mengulurkan tangan menarik rambut Diana.

"Beraninya perempuan sial sepertimu menampar ku!!" Teriak Sang Perempuan sambil memukul wajah Diana.

Plak!

Plak!

Diana tidak tinggal diam, dia balas memukul perempuan itu.

"Apa yang kalian lakukan?!!!" Teriak ibu Diana yang baru saja kembali dari ruang istirahat.

Perempuan itu langsung memisahkan dua perempuan muda yang sedang berkelahi hingga akhirnya Diana dan perempuan yang bernama Jessie bisa dipisahkan.

"Tolong urus putrimu dengan baik, Dia perempuan tidak tahu malu!" Ucap Jessie sambil memperbaiki rambutnya yang berantakan sebelum akhirnya keluar meninggalkan Diana dan ibunya.

Diana Langsung runtuh ke lantai, perempuan itu mengerutkan keningnya dan sebuah ingatan tiba-tiba saja terputar di otaknya.

"Sial!" Gerutu Diana sambil memegangnya kepalanya yang terasa sakit.

"Kau baik-baik saja sayang? Akan Ibu ambilkan air minum," kata ibu Diana langsung berlari keluar dari ruang duka untuk mengambil minuman bagi putrinya.

Diana yang tinggal terus memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit sampai beberapa menit kemudian dia merasa lebih baik dan duduk sambil mengepal kuat tangannya.

'Jessie, perempuan sialan itu,,, berani-beraninya dia berusaha mendekati suamiku!' geram Diana dalam hati.

@@@... Suka, komen, tambahkan ke Favorit!

3. Kesulitan menghadapi perempuan manja

Bab 3.

Setelah pemakaman ayahnya selesai, Diana kembali ke kota asalnya bersama dengan ibunya dan membantu ibunya mengelola bisnis.

Keluarga mereka termasuk keluarga yang kaya dengan mengelola bisnis percetakan dan fotokopi di kota mereka.

Memiliki 5 cabang yang tersebar di setiap area-area strategis tempat para mahasiswa dan pelajar berkumpul membuat keluarga mereka cukup dipandang di kota itu.

"Ini laporan keuangannya?" Tanya Diana pada seorang sekretaris yang selama ini telah membantu ayahnya mengerjakan bebagai hal.

"Iya," jawab sang Sekretaris dengan acuh tak acuh, 'perempuan manja ini mana bisa membaca dokumen itu? Sok-sokan mau menggantikan ayahnya mengurus bisnis, padahal kerjaannya setiap hari hanya meminta uang pada ayahnya dan berfoya-foya bersama teman-temannya, terutama si Maya itu!' gerutu sang sekretaris dalam hati.

Sementara Diana yang memeriksa dokumen di hadapannya, perempuan itu mengerutkan keningnya, "sebulan terakhir ini pendapatan kita kurang dari setengahnya?" Ucap Diana yang terkejut melihat laporan dokumen yang ada di tangannya.

"Karena Pak Denis mengalami penurunan kesehatan sejak satu setengah bulan yang lalu, maka tidak ada yang bisa mengurus bisnis dengan baik sehingga pemasukan pun menjadi berkurang. Supplier barang-barang kita banyak yang ditarik oleh toko-toko lainnya sehingga kita kekurangan--"

"Bukankah kau ada?" Diana menyela ucapan sang sekretaris, "aku dengar selama ini kau dipercayakan untuk mengurus semuanya, tapi kenapa malah jadi seperti ini?" Ucap Diana sambil menatap perempuan di hadapannya dengan ketidaksenangannya.

Sang sekretaris terkejut, "A,, apa maksud anda? Apakah sekarang anda berpikir Saya telah melakukan penggelapan yang--"

"Apa aku pernah menuduh mu menggelapkan uang? Aku hanya berkata bahwa kau yang bertugas untuk berkomunikasi dengan Semua supplier kita bahkan mengatur setiap manajer di setiap cabang," ucap Diana.

"I,, itu karena mereka tidak bisa mempercayai saya, terkadang saat saya menghubungi mereka, mereka hanya ingin berbicara dengan Pak Denis saja." Kata sang sekretaris.

"Hah,,, berikan aku laporan persediaan barang yang ada di gudang! Berikan semua laporan di ke lima cabang!" Kata Diana.

Sang sekretaris mengerutkan keningnya, "Itu,, Anda mau memeriksanya? Saya tidak yakin anda akan mengerti, karena itu sangat rumit dan--"

"Apa Kau berhak berkata demikian padaku? Aku bisa memecatmu sekarang juga kalau aku mau, karena sekarang yang menjalankan usaha ayahku adalah aku!" Tegas Diana.

"Ba,, baik," kata Sang sekretaris akhirnya berjalan ke arah meja kerjanya dan segera mengambil dokumen-dokumen yang dimaksud oleh Diana.

'Sialan perempuan ini, padahal sebentar lagi dia tidak memiliki apa pun, tapi kenapa dia masih begitu sombong dan merendahkan ku?' gerutu sang sekretaris dalam hati sambil menyerahkan dokumen yang diminta oleh Diana.

Diana pun memeriksa dokumen tersebut, dan keningnya berkerut saat ia melihat perbandingan antara laporan masuknya barang ke gudang dengan pemasukan dan rincian penjualan mereka.

"Apa maksudnya ini? Kau memasukkan 1000 rim dalam satu bulan terakhir, tetapi di laporan pengeluarannya hanya ada 500 rim kertas? Juga laporan tinta ini, dan ini, ini lagi, semuanya tidak sampai setengahnya dan kau kembali memesan barang lagi? Apakah ini masuk akal?" Tanya Diana langsung membuat sang sekretaris terkejut.

'Bagaimana perempuan sial ini bisa mengetahuinya?' ucap sang sekretaris yang tak menyangka kalau Diana bisa melihat ketimpangan yang ada pada dokumen itu, Padahal dia sendiri percaya kalau perempuan menjadi hadapannya tidak akan bisa mengerti hal-hal seperti itu.

"I,, itu,,, sepertinya sudah ada kesalahan, biar saya lihat--"

Brak!

Tiba-tiba pintu ruangan kerja dibuka dengan keras membuat sang sekretaris menghentikan ucapannya dan berbalik menatap ke arah pintu.

Seorang perempuan datang bersama anak laki-lakinya yang mana perempuan itu adalah saudara kandung Dennis.

'Siapa lagi orang ini? Aku tidak pernah melihatnya di pemakaman ayahku kemarin, tapi kenapa dia datang dengan tidak sopan seperti ini?' gerutu Diana dalam hati sambil menatap perempuan dan laki-laki yang datang.

"Oh,,, ternyata anak manja ada disini, cepat sediakan teh untuk kami!" Perintah Sang Perempuan sebelum berjalan ke arah sofa dan duduk di sana bersama putranya.

Diana mengerutkan keningnya, perempuan itu menghampiri dua orang yang ada di sana bersamaan dengan ibu Diana yang muncul dari arah pintu sambil membawa baki berisi 2 gelas minuman.

Ibu Diana yang bernama Naomi lalu berkata, "Selamat datang kakak ipar, Maaf aku lambat menyebutmu, tadi sedang membereskan baju-baju peninggalan--"

"Kau ini banyak alasan sekali! Setelah adikku meninggal, Kau pasti akan bertingkah sesuka hatimu, iya kan?! Kalau hari ini aku tidak datang, maka kalian akan berpura-pura tidak tahu apapun!" Gerutu perempuan bernama Michella.

"Apa maksud bibi?" Tanya Diana yang saat ini telah mengingat perempuan di hadapannya.

"Kau ini,,, tentu saja wasiat adikku tentang usaha yang ia miliki, Setelah dia meninggal Dia mempercayakan seluruh usaha itu untuk dikelola oleh putraku!" Tegas Michella membuat kening Diana kembali berkerut.

"Maaf sekali Bibi, tapi ayahku berkata seperti itu karena berpikir aku dan ibuku tidak bisa mengelola bisnisnya, dan sekarang aku sudah bisa mengelola bisnisnya, jadi Bibi tidak perlu khawatir. Kami pasti bisa menjalankan bisnis ini dengan--"

"Apa yang anak manja sepertimu bisa lakukan?! Juga istri yang hanya tahu berfoya-foya ini, kalian berdua tidak akan bisa mengelola bisnis adikku dengan baik! Oleh sebab itu, mulai hari ini putraku lah yang akan mengambil alih semua bisnis!" Michella menatap sekretaris yang sedari tadi berdiri di pojokan, "berikan semua laporan mengenai bisnis adikku pada putraku. Mulai hari ini dialah yang akan menggantikan adikku mengelola--"

"Itu tidak akan terjadi!" Sela Diana, "akulah yang akan melanjutkan bisnis ayahku, jadi Bibi tidak perlu khawatir. Jika tidak ada yang perlu bibi katakan lagi, silakan tinggalkan rumah kami karena hari ini kami sangat sibuk!" Ucap Diana yang kesal pada perempuan di hadapannya yang Bahkan tidak menghadiri acara pemakaman ayahnya namun perempuan itu malah datang setelah ayahnya selesai dimakamkan untuk membuat putranya mengambil alih bisnis milik adiknya.

Michella melototkan matanya menatap perempuan di hadapannya, "Beraninya kau! Kau lupa siapa aku?! Aku ini adik kandung--"

"Dan aku anak kandungnya! Seluruh harta warisan ayahku diserahkan padaku dan ibuku, jadi kamilah yang akan bertanggung jawab tentang bagaimana kami mengelola semuanya!" Tegas Diana.

Michella masih tidak bisa berhenti, perempuan itu berkata, "Kau!! Beraninya kau mengusir kami setelah--"

"Silakan pergi Sebelum saya panggilkan satpam!" Tegas Diana sambil menatap perempuan di hadapannya dengan tatapan tidak senang.

Michella sangat terkejut, 'Kenapa perempuan manja ini bisa berubah seperti ini? Bagaimana bisa dia yang selalu takut bertemu orang tiba-tiba saja jadi pandai berbicara seperti ini?' ucap Michella dalam hati sebelum menatap adik iparnya, "apa begini caramu mengajari putrimu selama ini? Memperlakukan orang yang lebih tua darinya dengan tidak sopan?! Bagaimana anak manja seperti dia akan menangani bisnis milik adikku ketika memperlakukan keluarganya sendiri dengan sangat buruk seperti ini?!!" Gerutu Michella.

Naomi menatap putrinya, "sayang, kau harus menghormati Bibi Michella. Dia adalah adik Ayahmu, dan dia juga sudah berjasa untuk mengurus bisnis ayahmu selama ayahmu jatuh sakit," kata Naomi.

"Dia melakukan itu karena dia ingin menguasai seluruh harta ayah! Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk memperlakukannya dengan baik, sedangkan saat Ayah meninggal saja dia tidak mau melihat ayah sampai saat Ayah dikuburkan! Dia sibuk membereskan barang-barang yang ada di rumah ini untuk dibawa pergi!" Tegas Diana.

Michella menggertakkan giginya, "Apa katamu?! Aku tidak melakukan--"

"Para pelayan di rumah ini menjadi saksi, dan CCTV juga menjadi saksinya kalau Bibi membawa satu truk barang-barang dari rumah ini tepat di hari ayahku dimakamkan!" Tegas Diana.

Michella sangat marah, "Ka,, kau,,, Aku akan kembali lagi nanti!" Tegas Michella sebelum berdiri menarik putarannya keluar dari ruangan itu.

Diana hanya menatap kesal kepergian dua orang itu.

Sementara Naomi, dia melihat putrinya sambil berkata, "kau harus memperlakukan mereka dengan baik, bagaimanapun juga mereka adalah saudara ayahmu."

"Aduh Ibu, ibu belum mengerti juga? Perempuan itu dan putranya hanya menginginkan harta ayah! Aku yakin, besok mereka akan datang lagi membawa keluarga mereka yang lain untuk mencoba merebut-rebut seluruh bisnis ayah dari kita. Jadi besok, Ibu tidak perlu meladeni mereka, Ibu tetap diam di kamar dan biar aku yang bicara dengan mereka!" Tegas Diana.

"Hah,, Bagaimana bisa ibu melakukan itu? Ibu tidak akan bisa membiarkanmu sendirian menyambut mereka yang memiliki niat buruk. Ibu tahu kalau mereka memang menginginkan bisnis ayahmu, tapi bisnis ayahmu tidak jauh lebih penting daripada hubungan keluarga yang baik," kata Naomi.

"Hah,, apa Ibu tidak memikirkan kalau mereka mengambil bisnis keluarga kita, maka dari mana kita bisa hidup? Ibu tahu sendiri kan aku sudah menikah dengan seorang konglomerat tetapi aku diperlakukan dengan buruk di sana! Selama ini aku tinggal bersama suamiku dan keluarganya, tapi aku lebih banyak menggunakan uang Ayah daripada uang suamiku sendiri. Jadi ibu,, tolong biarkan aku menangani masalah ini kali ini, aku tidak akan membiarkan orang-orang itu mengambil apa yang menjadi milik kita!" Kata Diana meyakinkan ibunya.

"Hah,,, Baiklah, Ibu mengerti," ucap Naomi menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu Ibu kembalilah ke kamar, aku masih harus berbicara dengan sekretaris ayah," ucap Diana.

"Baiklah sayang," kata Naomi segera berdiri, perempuan itu kembali ke kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sementara Diana, dia menatap sekretaris yang berdiri di pojokan, "aku akan menelpon polisi sekarang kalau kau tidak menjelaskan apa yang terjadi pada pembukuan yang berantakan itu!" Tegas Diana.

Sang sekretaris sangat terkejut, perempuan itu dengan cepat berkata, "apa yang anda maksud? Saya bisa menjelaskannya, itu,,, itu,, itu hanya kesalahan cetak saja, saya akan memperbaiki semuanya!" Ucap sang sekretaris dengan gugup.

"Baiklah, kau punya waktu sampai besok pagi untuk membereskannya!" Ucap Diana sebelum dia berjalan keluar dari ruang kerja membuat sang sekretaris dengan cepat menggigit kukunya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.

'Sial! Kenapa anak manja itu bisa mengetahuinya?' gerutu sang sekretaris dalam hati sambil menelpon Michella.

Drrrtt... Drrtt...

"Apa yang terjadi?!!" Teriak Michella dari seberang telepon.

"Sa,, saya juga tidak tahu, perempuan itu tiba-tiba saja berubah menjadi sangat pintar, dia bahkan bisa membaca pembukuan yang telah kita manipulasi itu. Dia mengancam ku akan melaporkanku ke polisi kalau aku tidak memperbaikinya sampai besok pagi!" Ucap sang sekretaris pada perempuan di seberang telepon.

"Sial! Bagaimana bisa dia berubah seperti itu? Padahal selama ini yang dia tahu hanyalah menghabiskan uang ayahnya! Kalau begitu bereskan dokumen itu, paling tidak redakan amarahnya sampai aku kembali ke situ!" Tegas perempuan dari seberang telepon sebelum panggilan telepon itu diakhiri.

"Sial! Padahal kupikir setelah pria itu meninggal maka keadaannya menjadi lebih baik, aku bisa mengambil uang sesuka hati, tapi kenapa sekarang malah jadi ribet begini?" Ucap sang sekretaris sambil membereskan berkas di atas meja untuk disusun ulang.

"Pokoknya aku harus menyusun rencana baru untuk menghadapi perempuan manja yang bodoh itu!" geram sang sekretaris.

Jangan lupa baca juga karya di bawah ini yaaaa ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!