NovelToon NovelToon

Brunhill : Living In Another Wolrd

AWAL MULA

Suatu hari, di Ibukota Jakarta.

Ryo sedang mengendarai sepeda motornya setelah pulang dari sebuah wawancara kerja di sebuah perusahaan swasta, namun karena kurangnya persyaratan dan jenjang pendidikan, dirinya kembali mendapat penolakan dari tempatnya melamar pekerjaan.

Sambil mengemudikan sepeda motornya, dia mengingat dan memikirkan masa lalu, dalam hatinya dia masih memiliki penyesalan ketika dulu dia harus bercerai dengan mantan istrinya karena kesalahan yang dia perbuat.

Meski begitu dia masih tetap melanjutkan hidupnya walaupun penuh dengan cobaan dan penuh penyesalan.

Namun sangat di sayangkan ketika dirinya memikirkan itu, tanpa sadar dia menerobos sebuah lampu merah. Sungguh naas, sebuah mobil dari arah lain menabrak nya dengan kecepatan tinggi sehingga tubuhnya terpental dari sepeda motornya, tidak hanya itu, helm yang di kenakannya pun terlepas membuat kepalanya dengan keras membentur aspal.

Semua orang yang menyaksikan itu bergegas mencoba memberinya pertolongan. Masih ada sedikit kesadaran di dirinya, dirinya melihat banyak orang mengelilingi nya dan mencoba memberinya pertolongan.

Dalam hatinya dia berfikir.

"Ah aku ceroboh, apakah aku akan mati sekarang?" Ucap Ryo dalam hatinya.

"Andai saja aku masih memiliki kesempatan, aku ingin sekali lagi mengulang dan memperbaiki kehidupanku"

Namun nasib berkata lain, dengan luka parah yang dialaminya dia pun menghembuskan nafas terakhirnya.

......................

Namun,

Aku tersadar di sebuah tempat yang seluruhnya berwarna putih dan bersih.

"Dimana aku?"

Dirinya mencoba memengingat kembali apa yang telah terjadi.

"Benar, aku mengalami kecelakaan dan mungkin aku sudah mati"

"Apakah ini dunia setelah kematian?" gumamku

Namun tiba2 terdengar suara lembut dan manis terdengar.

"Siapa kau?" kataku

Aku terkejut dan berbalik.

Dirinya terkejut ketika melihat seorang wanita yang begitu cantik dengan rambut panjang yang berbalut pakaian putih dengan beberapa hiasan keemasan sambil memegang sebuah buku emas.

Dirinya bingung apa yang sedang terjadi.

"Oh, jadi kau juga bingung kenapa kau disini?" ucap wanita itu

Aku semakin terkejut.

"Kenapa kau terkejut?"

"Aku adalah Dewi Rhea, dewi pencipta di dunia ini"

"Wanita cantik ini seorang dewi? Tunggu, apa maksudnya ini?" ucap ku dalam hati

Sang dewi tentu saja bisa mendengar isi hati dan fikiran Ryo

"Yah aku juga mengerti kenapa kau bingung, selain itu kejadian seperti ini jarang sekali terjadi" ucap sang dewi

"K-kau dapat mendengar isi hatiku?"

"Apa itu aneh" Ucap sang dewi

"Sebenarnya dimana aku?" ucapku

Dengan tenang dan lembut sang dewi pun berkata

"Ini adalah sebuah batas dunia yang aku ciptakan, sangat jarang sekali ada jiwa yang datang kesini"

"Nampaknya kau telah mati di dunia lamamu dan jiwamu terlempar kesini setelah kematian" Ujar sang dewi

"Aku memang sudah mati, tapi.." Ucap ku dengan nada bingung

"Aku mengerti, nampaknya kau memiliki penyesalan di akhir hayatmu" Ucap sang dewi

Aku hanya terdiam dan memikirkan segala penyesalan nya selama hidup dan merenunginya.

Sang dewi yang melihat itu berkata

"Jadi begitu, kau memiliki penyesalan yang begitu besar rupanya"

Mendengar itu aku kembali terkejut namun dia segera sadar bahwa wanita cantik di hadapannya adalah seorang dewi, tentu saja dia dapat membaca fikiran dan isi hatinya.

Sang dewi pun berkata,

"Kau tidak bisa mengulang apa yang telah terjadi, namun aku akan memberimu sebuah kesempatan"

"Kesempatan?" Jawab ku dengan bingung

"Ya aku akan memberikan mu kehidupan baru di dunia yang aku ciptakan" ucap sang dewi

"Apa maksudmu?" ucap ku

"Dunia ini bernama Brunhill, sebuah dunia yang berbeda dengan dunia tempatmu berasal" kata sang dewi

"Di dunia ini ada banyak sekali ras yang hidup di dalamnya, juga ada sihir dan monster"

"Mo-monster dan sihir?" tanyaku

"Benar, selain itu di dunia ini berbeda dengan dunia mu dimana sains dan logika merupakan landasan utama kehidupan" ucap sang dewi

"Di Brunhill, yang terkuat lah yang berkuasa, dan perang selalu terjadi dimana-mana"

"Jadi, apa kau mau hidup di dunia itu?" tanya sang dewi

"Aku tidak yakin aku bisa hidup di dunia seperti itu, di dunia ku sebelumnya saja aku hanyalah orang gagal yang menjadi beban bagi orang2 di sekitarku" ucap ku dengan nada sedih

Mendengar itu sang dewi tersenyum

"Tapi aku melihat ada kebaikan dalam hatimu, jadi sebagai hadiah, aku akan memberimu sebuah kekuatan"

"Kekuatan?" ucapku

"Benar, aku melihat dalam ingatanmu ada hal yang di sebut Game atau hal yang orang dunia mu sebut dengan manga dan anime yang berisikan status dan juga skill karakternya" ucap sang dewi

"Jadi aku akan memberikanmu kemampuan itu"

"Status? Skill?, apa maksudmu dewi?" tanyaku

Tiba2 tangan sang dewi mengeluarkan cahaya, lalu cahaya itu masuk kedalam tubuh ku.

"A-apa yang terjadi? Apa itu tadi?" tanya ku dengan heran dan terkejut

"Itu adalah kemampuan mu, jika di duniamu itu mungkin di sebut cheat" ucap sang dewi

"Cheat? Tunggu maksudmu?"

"Sudah, nanti kau cek saja ketika sudah sampai di sana, sekarang aku akan memberimu tubuh baru untuk hidup disana" Ujar sang dewi

"Kau akan memiliki tubuh yang muda, serta penuh tenaga dan kekuatan yang jauh diatas kekuatan manusia normal, disana kau bebas menentukan jalan hidupmu ingin seperti apa, namun kau harus ingat, hukum sebab akibat tetap ada di dunia ini, jadi apapun yang kau lakukan entah itu baik atau buruk akan memberikan mu dampak tertentu yang berbeda2 tergantung jalan yang kau pilih, jadi silahkan kau pilih jalan hidup mu sendiri" Ucap sang dewi

"Jadi hiduplah sesukamu dan tentukan sendiri masa depan yang ingin kau pilih, semoga kau bahagia dengan hidup barumu" ucap sang dewi

"Tu-tunggu, dewi aku...."

Sebelum aku selesai berkata seluruh pandangan nya kabur dan berwarna putih.

Lalu dirinya membuka mata, dia mendapati diri berada di pinggir sungai yang tidak begitu besar di tengah hutan.

"Di-dimana aku?"

Aku bangkit dan menatap sekitar lalu mencoba mengingat lagi apa yang baru saja terjadi, aku mati, lalu tiba di tempat aneh yang semuanya berwarna putih bersih, lalu bertemu dengan wanita cantik yang menyebut dirinya sebagai Dewi Rhea, sang dewi pencipta.

"Hutan? Jadi tadi itu bukan mimpi, apa aku benar2 berada di dunia lain?"

Aku menatap kedua tanganku

"Ini aneh, ini seperti bukan tanganku" ucapnya

Aku pun berlajan mendekati sungai dan mendapati cerminan dirinya di air sebagai seorang pemuda yang cukup tampan.

"I-ini aku? Ini berbeda dengan diriku yang sebelumnya"

Aku mencermati cerminan dirinya di air, dirinya seorang pemuda berusia sekitar 17 tahun dengan wajah cukup tampan dengan warna rambut perak dan tubuh yang sangat bagus, tidak terlalu kurus namun penuh otot.

"Tubuh ini, penuh dengan tenaga dan energi yang belum pernah kurasakan sebelumnya, dan juga ada perasaan aneh di tubuh ini" gumamku

Aku kembali memikirkan pertemuanku dengan sang dewi, dia juga mengingat bahwa sang dewi berkata tentang kemampuan dan cheat.

Namun itu membuatku bingung, aku mencoba kembali mengingat tentang game RPG atau manga yang pernah kumainkan dan ku baca selama hidup.

"Dewi Rhea berkata tentang cheat dan game, apa mungkin benar seperti itu?" ucapnya

Aku berfikir sejenak dan dalam hatiku berkata "STATUS", tiba2 sebuah layar muncul di hadapannya

......................

...Ryo...

...Ras : Human...

...Job : -...

...Rank : -...

...Level : 1...

...Skill :...

...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...

...Skill Unik :...

...Apraisal, Inventory, Magic Creation, Fast Growth...

...Title :...

...Goddess's Blessing...

......................

Aku terkejut...

"A-apa ini? Ini benar2 seperti status di game dan manga atau novel yang pernah aku baca di kehidupanku dulu"

"Goddess's Blessing? Jadi inikah yang di sebut berkah dewi?"

"Tunggu, selain itu juga ada berkah beladiri dan skill2 lain, ini benar2 cheat sih"

Aku pun mengangkat tanganku dan mencoba membayangkan menggunakan sihir ke arah sebuah batu besar.

"Fireball"

Seketika muncul bola api di tangannya dan melesat mengenai batu itu, alhasil batu yang terkena fireball ku pun hancur berkeping2.

"Gi-gila, ini benar2 sihir, dan lagi aku hanya membayangkankan sihirnya di kepalaku langsung terbentuk sesuai keinginanku"

Aku pun kembali mencoba beberapa sihir lain seperti water spear, wind cutter, rock bullet, dan lain2.

"Ini sih kelewat parah cheatnya dewi" ucap ku sambil menghela nafas

Namun tanpa dia sadari seekor monster serigala merah menyerangnya, dengan bakat beladiri yang dimilikinya, secara reflek aku menghindar dan menendang serigala itu dengan keras.

Dirinya menatap serigala itu namun tiba2 muncul sebuah layar informasi di dekat serigala itu

...----------------...

...Red Wolf...

...Job : Monster...

...Rank : E...

...Level : 20...

...Skill :...

...Death Claw, Bite...

...Skill Unik :...

...-...

...----------------...

"Red Wolf? Sial aku tidak sadar, untunglah berkah beladiri yang diberikan oleh sang dewi membuatku reflek menghindarinya."

Setelah serigala itu pun terpental dan menghantam sebuah pohon dengan keras, dia kembali bangkit dan kembali mencoba menyerang ku.

Dengan sigap dia pun berkata "Rock Needle"

Seketika muncul jarum2 batu besar muncul dari tanah dan menusuk tubuh serigala itu dan langsung membunuhnya.

Aku pun langsung menghela nafas dan mencoba menenangkan diri..

"Haah, ini benar2 seperti di manga dan game"

"Tapi ini benar2 sungguh sebuah cheat sih,"

Aku kembali mengecek status milikku

......................

...Ryo...

...Ras : Human...

...Job : -...

...Rank : -...

...Level : 5...

...Skill :...

...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...

...Fire magic, Water magic, Earth magic,...

...Wind magic...

...Skill Unik :...

...Apraisal, Inventory, Magic Creation, Fast Growth...

...Title :...

...Goddess's Blessing...

......................

"Hah? Level 10? Kok cepet banget?" ucapnya

Dirinya kembali mengecek status nya,

"Tunggu, mungkin ini hasil dari skill Fast Growth, tapi ini sih cepet banget,"

"Bentar deh, apraisal ini kan kalo gak salah untuk ngeliat status musuh atau orang lain"

"Tadi sempet muncul informasi monster ini juga sih, jadi gitu, aku cuma harus mikirin itu dalam kepalaku dan semuanya langsung bisa muncul sesuai yang aku mau"

"Kalau gini gak susah sih, tapi aku gak boleh terlalu meremehkan juga sih, takutnya nanti bisa bahaya"

Aku pun duduk di batu di dekat sungai dan coba memahami skill2 lain yang ku miliki. Setelah beberapa lama, akhirnya dia mulai mengerti.

"Jadi apraisal ini selain bisa mengecek status monster dan benda, kayaknya ini juga bisa untuk ngecek status orang lain, yah nanti kalo ketemu orang lain bakal aku coba deh."

"Trus inventory ini aku bisa nyimpen barang2 disini, tapi aku gk tau kapasitasnya,"

Aku mendekati mayat mencoba memasukan mayat monster Red wolf itu ke dalam inventory, seketika mayatnya memudar lalu menghilang dan muncul di layar inventory.

"Oh jadi cuma begitu cara pakainya, oke, gampang cukup"

"Magic creation, ini kalo gak salah artinya kerasi sihir atau semacam membuat magic, hmm gimana ya?"

Aku pun terfikirkan sebuah ide..

"Oh, mungkin ini bisa buat menciptakan magic baru"

Dia pun mengucapkan "Clean", seketika tubuhku di selimuti cahaya kebiruan dan pakaian serta tubuhnya menjadi kembali bersih.

"Woohh, ini hebat, langsung bersih, tapi tidakk memberi efek segar seperti habis mandi"

......................

...Ryo...

...Ras : Human...

...Job : Mage...

...Rank : -...

...Level : 5...

...Skill :...

...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...

...Fire magic, Water magic, Earth magic,...

...Wind magic, Non-Attribute magic...

...Skill Unik :...

...Apraisal, Inventory, Magic Creation, Fast Growth...

...Title :...

...Goddess's Blessing...

......................

"Non-Attribute magic? Jadi ada juga sihir kayak gini, wah praktis banget."

"Hah tapi kan dulu aku males banget mandi orangnya, kalo ada kayak gini makin jarang mandi bisa2"

"Ah nggak2, gak boleh, aku udah dapet kesempatan kedua aku harus berubah,"

Sejenak aku terdiam dan menatap langit di kejauhan, dalam hatiku berkata..

"Terima kasih sudah memberi kesempatan dan kekuatan sebesar ini Dewi Rhea, aku akan mencoba yang terbaik dalam hidup ku kali ini dan hidup dengan lebih baik"

Sesaat setelah itu ku rasakan angin dengan lembut berhembus dan menerpa tubuhku seolah sang dewi menjawab ucapanku..

Sementara itu di alam dewa, Dewi Rhea terlihat sedang menatap sebuah layar sihir di depan nya.

Lalu seorang wanita cantik muncul di dekatnya.

"Nampaknya anda sangat senang Dewi Rhea" ucap wanita itu

"Hmm? Oh itu kau Dewi Luna" ucap Dewi Rhea

Ternyata wanita cantik itu juga adalah seorang dewi yang bernama Dewi Luna

"Aku merasakan ada energi yang tidak biasa muncul di Brunhill, dan itu terasa sangat familiar bagiku, jadi aku kesini untuk menanyakannya pada anda" ucap Dewi Luna

Dewi Rhea pun menjelaskan pada Dewi Luna tentang jiwa ryo yang datang ke dunianya dan semua detil kejadiannya.

"Hmm begitu, tapi apakah anda tidak terlalu berlebihan Dewi? kekuatan sebesar itu bisa saja berbahaya bagi keseimbangan dunia ini" ucap Dewi Luna

"Ada alasan mengapa aku memberinya kekuatan itu" ucap Dewi Rhea

Dewi Luna sedikit terdiam dan mengerti apa maksud yang di katakan Dewi Rhea dan berkata..

"Aku mengerti, maaf aku mempertanyakan kebijaksanaan anda dewi" ucap Dewi Luna

Dewi Rhea hanya tersenyum dengan lembut menatap Dewi Luna

"Selain itu Dewa Rax juga nampaknya sudah menyadari ini, aku juga akan menyampaikan soal ini padanya." ucap Dewi Luna

"Terima kasih, aku bersyukur memiliki kalian berdua yang membantuku" ucap Dewi Rhea

"Kami adalah ciptaan anda Dewi Rhea, sudah tugas kami membantu anda mengatur dan menjalankan dunia ini" ucap Dewi Luna dengan penuh hormat

"Sekali lagi ku ucapkan terima kasih" ucap Dewi Rhea dengan lembut dan senyuman hangat

...----------------...

Sementara itu di hutan..

Aku masih duduk di pinggir sungai dan memahami kekuatan yang ku miliki.

"Aku mencoba beberapa skil lain, dan kekuatannya cukup hebat sih, Dewi Rhea benar2 baik memberi kemampuan sehebat ini,"

"Tapi setelah ini aku harus apa? Aku juga gak mengenal dunia ini dan mengerti aturan disini"

"Haaaahh, kayaknya ini bakal repot deh, aku harus nyari kota atau desa terdekat untuk mencari informasi"

Namun tiba2 terdengar suara raungan monster,

"Tadi itu suara red wolf yang meraung, sepertinya ada banyak,"

Ia pun mencoba mencari posisi dari mana datangnya suara tadi dengan "Search".

Lalu muncul sebuah layar seperti peta dan radar, ada 5 titik merah dan sebuah titik putih.

"Setelah ku pelajari titik merah adalah lokasi monster, titik putih ini apakah ini manusia?"

"Jika itu manusia, kelihatannya dia sedang di kepung, sebaiknya aku membantunya"

Ryo pun menggunakan Magic Body Enhance untuk memperkuat dan mempercepat gerakan pada tubuhnya.

Dengan cepat dirinya berlari kearah yang di tunjukan oleh Search. Setelah sampai disana dia melihat seorang pria muda berambut kecoklatan dan tubuh penuh luka sedang di kepung oleh 5 ekor red wolf.

Tanpa berkata apapun aku langsung menerjang dan menyerang seekor red wolf yang mengepung pria itu, dengan kekuatan body enhance yang dia gunakan satu kali tendangan keras langsung membunuh seekor red wolf.

Pria itu pun terkejut namun tak dapat berkata2

Di sisi lain, 4 ekor red wolf yang tersisa melihat rekannya terbunuh oleh serangan ryo pun langsung menjadikan ryo target serangan mereka.

Ryo melihat sebuah pedang yang tergeletak di tanah yang kemungkinan milik pria itu, dia pun langsung mengambilnya. Namun monster2 itu langsung menyerangnya.

Dengan berkah bela diri yang dimilikinya ryo pun langsung menebas leher 2 ekor red wolf yang menyerangnya dengan cepat dan presisi.

Melihat rekanya terbunuh, 2 ekor redwolf lainya pun langsung menyerang dengan insting membunuhnya, namun tetap saja itu tidak memberi dampak apapun pada ryo, dan dengan gerakan kilat dia langsung menebas red wolf yang tersisa.

Ryo pun berdiri membelakangi pria muda itu, dia pun berbalik dan mendekati pria itu.

"Apa kau baik2 saja?" ucapnya

Pria itu pun tersadar dari keterkejutannya..

"Ah, maaf, tapi.. Siapa kau?"

Mendengar itu ryo pun sedikit terkejut, dia juga teringat bahwa dirinya adalah orang dari dunia lain yang baru di reinkarnasi di dunia ini, akan merepotkan jika mengatakan hal itu pada orang yang tidak dia kenal.

Dia pun segera mengarang cerita untuk mengelabuinya.

"Oh, maaf, namaku adalah Ryo, aku juga tidak tahu siapa aku dan kenapa aku disini.."

"Tapi ketika aku mendengar suara raungan monster aku langsung berlari kesini dan melihatmu yang sepertinya sedang kesulitan." ucapnya

"Jadi apa kau baik2 saja" ucap ryo

Pria itu sedikit terkejut dan heran, dalam benaknya dia berfikir.

"Seseorang pemuda dengan penampilan yang kira2 seumuran dengannya dengan cepat membunuh 5 ekor monster red wolf peringkat D,"

"Untuk membunuh 1 ekor saja sudah sulit, namun pria ini dengan mudah mengalahkan 5 ekor kawanan Red Wolf yang mana untuk Petualang Rank C pun masih akan kesulitan," fikirnya

"Nampaknya dia bukan orang sembarangan"

Ryo menatap pria di hadapannya dan menunggu jawaban darinya, tak lama pria itu pun berkata.

"Namaku adalah Max, Max Anderson. Aku adalah seorang petualang" ucapnya

Ryo sempat berfikir sejenak,

"Petualang? Ini benar2 seperti di manga dan novel, benar2 ada pekerjaan semacam itu, tapi nampaknya pria ini masih waspada padaku, sebaiknya aku segera bertindak untuk mengurangi kecurigaannya" fikir ryo

Ryo pun meletakan pedang itu di tanah dan berkata.

"Ah maaf jika membuatmu waspada, sekali lagi, namaku adalah Ryo"

"Yah setidaknya hanya itu yang ku ingat, aku tidak ingat apapun selain itu"

Max sedikit menurunkan ke waspadaan nya dan berkata.

"Jadi yang kau ingat hanya namamu? Apa mungkin kau kehilangan ingatanmu?" ucap max

"Aku tidak yakin, namun sepertinya begitu." ucap ryo untuk meyakinkan max dan agar tidak terus di curigai

Max mencoba mempercayai ryo dan berkata,

"Dari cara bertarung dan kemampuan mu, sepertinya kau seorang bangsawan atau seorang petualang, mungkin jika kau ke kota kau akan mendapatkan informasi tentang dirimu" ucap max

"Benarkah? Tapi aku tidak tahu ini dimana dan dimana kota terdekat" ucap ryo

"Kalau begitu, aku akan membawamu ke kota" ucap max

"Benarkah? Terima kasih" ucap ryo dengan senyum.

"Yah, setidaknya itu ucapan terima kasih setelah menyelamatkan ku tadi" kata max

Ryo hanya tersenyum mendengar itu.

Max pun mengambil pedang miliknya yang tadi di gunakan oleh ryo, dan mulai memasukan mayat 5 ekor red wolf yang tadi di kalahkan oleh ryo.

"Benda apa itu?" tanya ryo

"Hmm? Oh ini di sebut Magic Bag, benda ini di gunakan petualang untuk membawa barang2 mereka" ucap max

Ryo berfikir bahwa itu sepertinya sebuah Magic Item yang mirip dengan Inventory miliknya,

"Jadi begitu, apa kapasitasnya besar?" tanya ryo

"Milik ku tidak begitu besar, mungkin hanya sekitar 1 kereta kuda besar" jawab max

"Jadi ukuran nya bermacam2 ya" ucap ryo

"Ya semakin besar ukurannya, maka semakin mahal pula harganya, karena harus menggunakan Space Magic" jawab max

"Oh begitu, Space Magic ya" jawab ryo

Max menatap ryo sebentar lalu berkata

"Nampaknya kau cukup mengerti tentang sihir, apa kau seorang Mage? Tapi dilihat dari caramu bertarung dan menggunakan pedang sepertinya kau adalah seorang Warrior atau Fighter" ujar max

"Aku tidak yakin, tapi aku merasa dapat menggunakan sihir dan juga bertarung" jawab ryo

"Fighter Mage kah? Itu job yang cukup langka" ucap max

Mereka berdua pun berjalan keluar hutan dan menuju kota..

Selama perjalanan Max banyak menanyakan tentang apa saja yang di ingat ryo, namun ryo menutupinya dengan mengatakan bahwa hanya namanya yang dia ingat, dan selebihnya dia tidak apapun.

Max juga menjelaskan pada ryo tentang Petualang, dimana ada sebuah Guild Petualang yang mengatur dan memberi Quest pada para petualang yang ada di seluruh negeri. Selain itu ada tingkatan petualang..

Mulai dari F, E, D, C, B, A, S dan SS. Max memberi penjelasan singkat tentang tahapan2 itu,

Rank F adalah petualang pemula yang baru bergabung.

Rank E adalah petualang junior yang mulai di akui.

Rank D adalah petualang Senior yang sudah di akui kemampuannya.

Rank C adalah petualang yang telah di akui di sebuah kota.

Rank B adalah petualang yang kemampuannya cukup mumpuni dan di kenal di banyak kota serta di kenal banyak orang.

Rank A adalah petualang yang kemampuannya setara dengan Ksatria Elit dan telah di akui oleh sebuah negara.

"Wah, ternyata ada banyak sekali tahapan dalam menjadi seorang petualang" ucap ryo

"Yah benar, memang tidak mudah tapi kurasa ini merupakan pekerjaan yang cukup menantang" kata max

"Lalu apa rank mu max" tanya ryo

"Aku? Aku baru satu tahun bergabung dan rank ku masih D" jawab max

"Wah berarti kau sudah terbilang senior dan sudah di akui bukan" ucap ryo dengan antusias

"Normalnya seperti itu, tapi di dunia ini kekuatan adalah mutlak, jadi diskriminasi selalu saja terjadi" kata max

"Selain itu, rank D masihlah dianggap lemah, bahkan di jadikan bulan2an oleh rank yang lebih tinggi" max melanjutkan ucapannya

"Oh begitu, nampaknya itu memang tidak mudah" jawab ryo dengan tenang

"Begitulah" kata max

Sambil meneruskan perjalanan ryo pun bertanya soal mata uang, max menjelaskan padanya kalau mata uang di dunia ini terbagi menjadi 4. Yaitu Copper, Silver, Gold dan Platinum. Copper adalah mata uang terendah di dunia ini.

1 Silver setara 10 Copper

1 Gold setara 100 Silver

1 Platinum setara 100 Gold

Dengan kata lain..

1 Copper setara 10rb rupiah

1 Silver setara 100rb rupiah

1 Gold setara 10 juta rupiah

1 Platinum setara 1 miliyar rupiah

Max pun menjelaskan beberapa hal lain seperti harga makanan, biaya penginapan dan lain2nya. Tanpa terasa setelah pembicaraan panjang selama 2 jam perjalanan, mereka tiba di kota terdekat yaitu kota Takt.

Sesampainya di gerbang kota mereka menjalani pemeriksaan identitas. Karena max seorang petualang dia menunjukan Katru Petualang nya dan dengan mudah melewati penjagaan,

"Kau tidak memiliki tanda pengenal? Apa kau berasal dari sebuah desa terpencil?" tanya seorang penjaga

Max pun menjelaskan pada penjaga kalau ryo kehilangan ingatan nya dan tidak memiliki tanda pengenal, max juga berkata dia membawanya kesini untuk mencari informasi tentang ryo di guild petualang kota ini.

"Kehilangan ingatan? Ini hampir tidak pernah terjadi, tapi menurut prosedur kau harus membayar pajak sebesar 5 koin silver sebagai izin masuk kota" ucap penjaga

Ryo terkejut

"A-apa? Tapi aku tidak memiliki uang" jawab ryo

"Tenanglah, aku yang akan membayarnya" ucap max

Setelah max menyerahkan uang itu pada penjaga, mereka pun di izinkan masuk ke kota. Setelah masuk ke kota..

"Aku sangat berterima kasih padamu max" ucap ryo

"Ah, tenang saja, itu sebagai ucapan terima kasih sudah menolongku," ucap max

Setelah itu max mengajak ryo ke guild, sesampainya di depan gedung Guild Petualang, ryo sempat terkagum dengan bangunanya yang cukup bagus dan banyak petualang sedang berkumpul dan mengobrol di sekitar gedung itu.

Dan ketika masuk, terlihat banyak petualang sedang berkumpul dan duduk di sambil menikmati minuman keras sambil mengobrol..

"Jadi ini yang namanya Guild Petualang" ucap ryo dengan kekaguman

"Ya inilah tempat dimana para petualang berkumpul untuk mencari Quest dan melaporkan hasil pekerjaan mereka" ucap max

"Ini hebat" ucap ryo

"Disana adalah papan Quest, semua pekerjaan ya g tersedia akan di tempel di sana secara rutin oleh Staff Guild" ucap max sembari menunjuk ke sebuah dinding dengan papan besar yang mana banyak tertempel kertas2 berisi Quest..

"Sebelum kau menjalankan atau setelah melakukan sebuah Quest, kau harus melaporkannya kepada Staff Guild yang berada di Counter sana" max menunjuk ke arah 5 buah konter Staff

Terlihat beberapa petualang sedang melakukan pelaporan atau pendaftaran quest disana.

"Dan jika kau membawa mayat monster atau material berharga yang kau dapatkan ketika kau menjalankan quest, kau bisa menjualnya dan membawanya ke tempat penjualan yang berada di belakang guild," max menunjuk sebuah lorong di samping konter staff

"Begitu ya, lalu bagaimana jika aku ingin mendaftar?" ucap ryo

"Kau tinggal menuju konter yang sedang kosong dan mengatakan kalau kau ingin mendaftar sebagai petualang" jawab max

"Oh begitu"

"Jadi kau ingin mendaftar? Kalau iya aku akan membantumu, ikut aku" kata max

Ryo pun mengikuti max..

Sesampainya di konter staff, seorang wanita cantik dari ras beastman bertelinga Serigala menyambut mereka.

"Selamat sore, apa ada yang bisa kami bantu?" ucap staff itu

"Sore Mina, ini adalah ryo, dia ingin mendaftar sebagai petualang" jawab max

"Oh begitu, halo nama ku Mina, apa benar kau ingin mendaftar sebagai petualang?" tanya mina

"Ah benar, aku ingin mendaftar sebagai petualang," jawab ryo

"Baiklah, kalau begitu teteskan darahmu pada plat ini" jawab mina sambil meletakan sebuah plat besi berwarna biru keemasan.

Ryo pun menggigit ujung jarinya dan meneteskan darahnya pada plat besi itu. Setelah itu mina terlihat seperti memberikan sihir pada plat itu, namun tiba2 mina terkejut dan berkata.

"Le-level 10, selain itu, skill mu adalah berkah sihir juga berkah beladiri, tidak hanya itu. Kau juga menunjukan kecocokan pada 6 elemen sihir, i-ini.." kata mina terkejut

Max yang mendengar itu juga ikut terkejut

"Apa? Kecocokan pada 6 elemen sihir? Bahkan sang Sage dari Kerajaan ini saja hanya memiliki kecocokan 4 elemen sihir" kata max

"A-apa itu hebat? dan kenapa jika memiliki kecocokan pada 6 elemen sihir?" tanya ryo

Max menjelaskan, dalam legenda hanya ada 1 orang dari 1000 tahun lalu yang memiliki kecocokan pada 6 elemen sihir, dan jika ada seorang lagi yang memiliki kesamaan seperti itu pasti akan banyak orang bahkan negara memperebutkannya.

Dalam hatinya ryo berkata..

"Waduh, bahaya, aku gak tahu kalau alat itu bisa membaca sampai segitunya, terlebih aku sendiri tidak tahu kalau di dunia ini ada 6 jenis sihir" fikirnya

"Tunggu, apa mungkin alat itu seperti status yang ku miliki? Aduh aku akan kena banyak masalah kalau mereka tahu semua informasi tentangku"

Ryo pun berkata pada mina..

"Bolehkah aku melihat plat besi itu?" ucap ryo pada mina

"A-ah te-tentu" jawab mina dengan sedikit gemetar

......................

...Ryo...

...Ras : Human...

...Job : -...

...Rank : -...

...Level : 10...

...Skill :...

...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...

...All Magic Element...

......................

"Oh, syukurlah alat ini tidak menampilkan skill unik dan title ku, akan repot jika semuanya dapat di ketahui" ucap ryo dalam hatinya

Ryo pun mengembalikan plat itu pada mina

"Apakah aku bisa memohon agar informasi ini tidak di ketahui oleh siapapun?" ucap ryo

Mina dan Max bertukar pandang.

"Tentu saja, setiap informasi petualang seluruhnya bersifat rahasia, hanya staff guild dan petinggi guild seperti Kepala Cabang, dan Grand Master guild yang mengetahuinya" jawab max

"Itu benar, kau bisa mempercayakan ini pada kami, tapi tetap saja informasi ini harus di ketahui oleh petinggi guild, itu sudah peraturan" jawab mina

Dengan sedikit terpaksa ryo pun berkata.

"Baiklah jika memang seperti itu peraturannya, aku tidak bisa menolaknya" jawab ryo

Meski begitu, dalam hatinya ryo merasa khawatir informasi itu dapat memberinya masalah di kemudian hari.

MULAI MENJADI PETUALANG

Namun, setelah penjelasan dari Mina, aku pun mencoba untuk memahami dan mengerti kebijakan yang di berikan oleh guild.

"Oh iya, aku ingin menjual beberapa mayat Red Wolf yang kami dapatkan" ucap Max

"Eh? Mayat red wolf?" Tanya Mina dengan sedikit terkejut

"Ya, tadi aku di serang sekawanan red wolf, dan terluka cukup parah, namun tiba2 ryo datang dan menyelamatkanku" jawab Max

"Oh, jadi kalian mengalahkan sekawanan red wolf bersama?" tanya minta

"Tidak, dia mengalahkan nya seorang diri untuk menolongku" jawab Max

"Mengalahkan redwolf sendirian?" Mina terlihat sedikit bingung

"Apa ada yang salah dengan itu" ucapku

"Ryo, red wolf memang hanyalah monster Rank D yang tidak terlalu berbahaya jika seekor saja, tapi berbeda jika itu sekawanan" kata Max

"Jika sekawanan red wolf menyerang bersamaan, setidaknya kau harus membentuk sebuah party dengan Rank D untuk mengalahkan mereka, dan jika sendirian kau mampu mengalahkan mereka setidaknya kau harus berada di Rank C" kata Max

"He? Benarkah?, lalu bagaimana denganku?" ucapku

"Yah, setidaknya itu membuktikan kau sudah berada di Rank C, dan Levelmu sendiri sudah berada di Level 10 itu menandakan kau itu kuat bahkan setara petualang Rank D" jawab Max

"Aku perlu berbicara dengan kepala cabang guild terkait hal ini, mohon tunggu sebentar" kata Mina

Mina pun bergegas pergi menemui kepala cabang guild.

"Tenang saja, informasimu aman bersama mereka, dan jangan khawatir, aku juga akan merahasiakannya" ucap Max

"Terima kasih Max" ucapku sambil tersenyum

"Tenang saja, baiklah aku akan ke konter penjualan dulu di belakang" ucap Max seraya pergi

Aku pun tetap menunggu di depan konter, tak berselang lama Mina datang menghampiriku.

"Maaf, bisa kah kau ikut denganku ryo, kepala cabang guild berkata ingin bertemu denganmu" kata Mina

"Apakah ada yang salah?" ucapku

"Tidak, kepala cabang berkata dia hanya ingin bertemu denganmu" jawab Mina

"Baiklah kalau begitu" kataku

Aku pun mengikuti Mina menuju lantai 2 guild, Mina membuka sebuah pintu dan mempersilahkanku untuk masuk. Setelah aku masuk..

Terlihat seorang pria berusia yang terlihat berusia 40 tahunan sedang berdiri menatap ke luar jendela. Pria itu pun berbalik dan berkata

"Silahkan duduk" katanya

Aku pun duduk di sofa dengan tenang..

"Namaku Henderson, aku Kepala Cabang Guild di kota ini"

"Jadi, kau orang yang akan mendaftar sebagai seorang petualang?" ucapnya

"Benar, namaku Ryo" jawabku

Henderson terdiam dan menatapku sebentar lalu berkata.

"Sejujurnya ini merupakan berita besar, bahwa ada seorang pemuda dengan bakat sihir dan beladiri dengan kecocokan pada seluruh elemen sihir"

"Ini bisa jadi sebuah masalah jika berita ini tersebar" ucap henderson

"Tapi bukankah pihak guild bersedia merahasiakan informasi tersebut?" jawabku

"Memang benar, kerahasiaan informasi petualang merupakan hak dan kewajiban kami" ujar Henderson

Henderson pun menjelaskan, bahkan jika suatu negara memaksa untuk meminta informasi tersebut tanpa persetujuan pihak terkait, negara tetap tidak dapat mendapatkan informasi itu, karena meskipun guild petualang mengikuti aturan dan hukum di tiap2 negara, apabila sebuah negara memaksa atau membuat guild tersinggung karena di paksa, maka guild cabang yang berada di negara tersebut bisa saja meninggalkan negara itu.

Itu akan berakibat buruk bagi negara yang di tinggalkan karena, pada dasarnya Ksatria sebuah negara hanya bertugas menjaga keaman sebuah negara. Sedangkan Guild dan Petualang berkewajiban menangani segala hal yang berhubungan dengan Monster. Meski begitu, Guild juga kadang menerima permintaan bantuan ketika perang dari sebuah negara, tapi itu tergantung ada tidaknya petualang yang mau menerima permintaan tersebut.

Yang intinya, keberadaan Guild Petualang sangatlah di butuhkan setiap negara untuk menangani monster. Jadi negara dan guild bisa di katakan saling membantu satu sama lain.

"Jadi begitulah singkatnya" ucap henderson

"Aku cukup mengerti dengan penjelasan anda, lalu apa yang membuat anda memanggilku kesini." ucapku

"Sejujurnya, kekuatanmu itu sangatlah penting dan tergolong Legenda, tidak pernah ada kekuatan serupa selama 1000 tahun terakhir" ujar henderson

"Jadi aku ingin melihat langsung seperti apa orang tersebut dan bagaimana sifatnya" tambahnya

Aku terdiam sejenak dan berfikir bahwa saat ini dirinya sedang menilaiku saat ini..

"Jadi bagaimana pendapatmu" ucapku

"Kulihat kau tipe orang yang jujur dan tidak berbahaya, selain itu kekuatanmu juga terbilang cukup hebat, belum menjadi petualang sudah bisa mengalahkan sekawanan red wolf sambil melindungi seseorang, itu bukan pencapaian yang bisa orang biasa lakukan" ucap henderson

"Jadi?" kataku

"Hmm aku sejujurnya ingin langsung memberimu Rank D, namun tentu itu akan menimbulkan kecurigaan dan rasa iri dari petualang lain" ucapnya

"Jadi aku hanya akan memberimu Rank E sebagai apresiasi dari kemampuanmu" kata henderson

Mendengar itu aku merasa senang..

"Terima kasih untuk kebaikan anda kepala cabang" ucapku sambil sedikit menunduk

"Dan aku juga akan membebaskan mu dari biaya pendaftaran sebagai hadiah pribadi dariku, namun aku berharap kau dapat memberi kontribusi besar pada guild" ujar henderson

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk itu, sekali lagi ku ucapkan terima kasih banyak" ucapku dengan penuh rasa syukur

Henderson pun menengok dan menatap Mina yang sedari tadi duduk di samping nya dan mendengarkan percakapan kami dan berkata.

"Baiklah Mina, berikan kartu identitas petualangnya dan untuk biaya nya kau bisa mengambilnya dari akun ku" kata henderson pada Mina

"Baik pak kepala, kalau begitu ryo, mari ikut denganku untuk memproses kartu indentitasmu" ucap Mina

Setelah berpamitan, aku pun mengikuti Mina kembali ke konter guild di lantai bawah.

Sedangkan henderson masih duduk sendirian di ruang kantornya sambil berfikir..

"Kecocokan semua elemen sihir, selain itu tidak hanya sihir, dia juga berbakat dalam seni bela diri, sungguh kejadian yang belum pernah terjadi" fikirnya

Henderson menantikan masa depan apa yang akan datang kepada ryo dengan penuh harap dan rasa penasaran.

Setelah kembali ke konter staff, Mina pun menyerahkan kartu petualang ku. Di sana tertulis

......................

...Ryo...

...Ras : Human...

...Job : Petualang...

...Rank : E...

...Level : 10...

......................

"Jadi seperti ini, katru petualang itu" ucapku

"Benar, info skil dan lain2 di rahasiakan, kau juga memiliki akun penyimpanan uang di guild yang mana hanya akan bisa di baca oleh alat khusus yang dimiliki guild" ucap Mina

"Akun penyimpanan ya, ini cukup bagus" ucapku

"Tentu, jadi kau bisa tenang berpetualang tanpa harus berfikir kehilangan uangmu" kata Mina

"Tapi kau juga harus menjaga baik2 katru ini, karena jika hilang kau harus membayar 10 koin silver sebagai denda dan 5 silver untuk cetak ulang" kata Mina memperingatkan

"Jadi aku harus membayar 15 koin silver jika katru ini hilang, itu berarti sekitar satu juta setengah jika dalam mata uang rupiah" pikirku dalam hati..

"Baiklah aku akan menjaganya" ucapku..

Setelah itu Mina pun menjelaskan secara rinci tentang tingkatan Rank Petualang, alangkah terkejutnya aku ketika Mina berkata selain A masih ada Rank yang lebih tinggi yaitu S dan SS.

Menurut penjelasan Mina Rank S adalah petualang yang kemampuannya telah di akui lebih dari 1 negara, dan kekuatannya sangat lah hebat. Sedangkan untuk Rank SS, adalah petualang tertinggi yang kekuatannya bahkan tidak hanya di akui oleh banyak negara juga di hormati semua orang. Bahkan seorang Raja dari sebuah negeri haruslah hormat kepadanya karena dengan kekuatannya, dia sendirian dapat menghancurkan sebuah negara dengan sangat mudah.

Ternyata pekerjaan petualang bukanlah pekerjaan sepele, tapi setelah mendengar itu, aku menjadi semakin yakin untuk menjalani kehidupan sebagai seorang petualang di dunia ini dengan segenap hatiku.

Tak lama setelah itu, Max kembali dan menghampiriku saat aku masih mendengarkan penjelasan dari Mina tentang petualang.

"Jadi bagaimana? Apa kau sudah mendaftar?" tanya Max

"Ah, itu benar Max" jawabku

"Tidak hanya itu, kepala cabang guild pun memberinya Rank E sebagai awal untuk pencapaian dan kemampuan nya" ucap Mina

Aku pun menjelaskan pada max tentang isi pertemuanku dengan Kepala Cabang Guild.

"Yah itu bagus untukmu Ryo, karena kekuatanmu sangatlah langka dan hebat" ucap Max

Lalu Max mengeluarkan sebuah kantung dan memberikannya pada ku.

"Ini untukmu," ucap Max

"Apa ini Max" kataku

"Ini adalah hasil penjualan bahan dari mayat red wolf yang kau kalahkan sebelumnya" jawab max

Aku bingung dan melihat isi kantung tersebut, di dalamnya ada 3 koin emas dan 75 koin silver. Jika di hitung lagi, ini setara dengan 37.5 juta rupiah..

"Yang benar saja, hanya dalam sehari bisa menghasilkan uang sebanyak ini? Petualang memang benar2 pekerjaan yang menggiurkan" pikirku

Aku menoleh kearah max dan berkata

"Max, apa ini tidak terlalu banyak?" tanyaku

"Hmm? Tidak, itu memang semua hasil penjualannya, mayat red wolf memang lumayan berharga" kata Max

"Kulitnya bisa di jadikan bahan armor atau pakaian mewah untuk para bangsawan, selain itu daging nya cukup enak jika di masak dengan benar, selain itu Taring dan cakarnya bisa di jadikan bahan untuk armor atau senjata" lanjutnya

"Apa lagi mayat yang kalian bawa itu tergolong kondisi sempurna jadi guild pasti memberikan harga yang bagus" ucap Mina menambahkan

"Begitu ya, baiklah terima kasih max" ucapku

"Yah setidaknya ini sebagai ucapan terima kasihku karena sudah menolongku, jadi tolong jangan di tolak oke?" jawab max

"Baiklah, aku akan menerimanya," kataku

Setelah selesai pendaftaran, kami pun bergegas meninggalkan Guild Petualang dan berjalan di kota.

"Jadi apa disini ada penginapan yang bisa ku sewa?" tanya ku pada max

"Aku juga menginap di sebuah penginapan, aku akan membawamu kesana" kata max

"Benarkah, lagi2 aku merepotkan mu max" kataku

"Tidak perlu sungkan" kata max

Setelah itu max mengajak ku kepenginapan tempatnya tinggal, penginapannya cukup besar dan kamarnya juga bagus, aku pun menyewa sebuah kamar untuk ku tinggal selama 7 hari. Ternyata untuk satu harinya di perlukan biaya 1 koin silver dan itu sudah termasuk sarapan atau makan siang, jadi aku membayar 7 koin silver untuk biaya menginap selama satu minggu, dan pemilik penginapan berkata, untuk biaya sekali makan itu seharga 5 koin copper atau setara 50ribu rupiah. Yah kurasa itu masih masuk akal karena menunya ada daging, sup, dua buah roti dan dua gelas bir. Jadi itu tergolong murah untuk sekali makan.

Malam harinya aku dan max sedang makan malam bersama di kedai yang berada di penginapan itu.

"Jadi setelah ini apa yang akan kau lakukan?" tanya max

"Yah, aku akan coba untuk melakukan beberapa quest dan juga mempelajari lebih banyak hal" jawabku

"Jadi begitu, yah kurasa dengan kekuatanmu kau akan dengan cepat menjadi petualang hebat" ucap max

"Yah, aku masih belum tahu bagaimana kedepannya, Tapi aku harap semuanya berjalan dengan lancar" ucapku

"Tenang saja, aku yakin kau pasti akan mampu melakukannya, terlebih kekuatanmu itu benar-benar di luar Nalar kau tahu. Jarang ada orang di dunia ini yang bisa menguasai semua elemen sihir sepertimu dan kau juga memiliki bakat bela diri itu sangat hebat." ucap max

"Ya semoga saja, Terima kasih karena sudah membantuku Max" kataku

Kami pun banyak mengobrol malam itu aku juga sempat mencoba mengintip status yang dimiliki oleh Max dan ternyata..

......................

...Max Anderson...

...Ras : Human...

...Job : Warrior...

...Rank : D...

...Level : 14...

...Skill :...

...Kemampuan beladiri dan berpedang,...

...Fire Magic, dan Body Enhance...

...Skill Unik :...

...Berseker...

...Title :...

...Second's son of Duke Anderson...

......................

Aku sedikit terkejut ketika mengetahui kalau max adalah putra seorang bangsawan yang memiliki posisi sangat tinggi. Seingatku susunan hirarki kebangsawanan itu mulai dari Baron, Viscount, Count, Earl, Marquis, Duke dan yang tertinggi adalah keluarga Kerajaan atau Kekaisaran. Tapi aku sedikit heran kenapa putra kedua dari seorang Duke di Kerjaan ini.

Kurasa dia sengaja tidak mengatakan itu, pasti dia sengaja menyembunyikannya, yah biarlah lagi pula kami baru saja bertemu hari ini, mungkin bukan hal yang bagus baginya jika dia mengungkapkan jati dirinya.

Keesokan harinya, aku datang ke guild petualang untuk mencari sebuah Quest, ada banyak sekali Quest yang tersedia, namun aku baru saja memulai, jadi kufikir aku akan mulai dari Quest Rank rendah untuk mencari pengalaman.

Aku memilih quest untuk mencari tanaman obat yang bernama Hipoku, informasinya tanaman ini merupakan bahan baku untuk pembuatan Potion penyembuhan, sepertinya potion ini bisa berguna untuk menyembuhkan luka.

"Potion kah? Yah tidak ada salahnya mempelajari semuanya dari awal, kurasa aku akan mengambil quest ini." fikirku

Aku pun membawa lembar quest tersebut ke konter staff guild, disana terlihat Mina sedang sibuk melayani petualang lain, lalu aku menghampiri konter lain yang sedang kosong.

"Permisi, aku ingin mendaftar untuk sebuah quest" ucapku

Seorang wanita cantik dengan rambut pirang sebahu menyambutku dengan senyuman.

"Baik, aku akan memprosesnya, boleh ku lihat kartu petualang anda?" ucapnya

"Ah tentu, silahkan" jawabku sambil menyerahkan kartu petualangku.

Setelah memprosesnya wanita itu sempat menatapku lalu berkata.

"Apa anda Petualang baru yang di infokan oleh Kepala Cabang?" ucapnya

"Aku memang baru mendaftar kemarin, apa ada masalah?" Jawabku

"Oh tidak, perkenalkan namaku Tina, dan aku salah satu staff di sini, aku hanya mendengar informasi kalau ada seorang petualang baru yang langsung mendapat Rank E di hari pendaftaranya" ucapnya

"Oh seperti itu, ya memang benar itu aku," kataku

"Baiklah, ini katru petualang anda, dan mohon selesaikan Quest ini paling lambat 3 hari dari sekarang, karena jika ada keterlambatan itu akan ada sanksi dari guild" ucapnya

"Baiklah, aku sudah mendengar tentang peraturannya dari Mina kemarin" kataku

"Baiklah, semoga berhasil" ucap Tina dengan tersenyum

"Terima kasih" ucapku

Seketika Tina nampak terkejut,

"Apa aku melakukan sebuah hal yang aneh? Kenapa kau terkejut?" tanyaku

"Ah tidak, maaf.. Hanya saja sangat jarang ada petualang yang mengucapkan terima kasih pada kami staff guild" ucapnya

Aku sedikit terkejut mendengar itu, namun setelah ku perhatikan sekitar, kebanyakan para petualang setelah mendaftar atau melaporkan sebuah quest mereka langsung pergi begitu saja, yah nampaknya tata krama dan sopan santun adalah hal yang kurang umum diantara para petualang.

Aku kembali memandang Tina dengan senyum dan berkata

"Yah setidaknya sekarang ada satu petualang lagi yang melakukannya bukan?" ucapku

Tina pun merasa terkejut mendengar perkataanku dan secara tidak sengaja wajahnya mulai sedikit memerah.

"Ah benar sekali, terima kasih dan semoga anda berhasil" ucap Tina dengan penuh senyuman

"Baiklah, terima kasih Tina, aku pergi" ucapku

Mendengar itu Tina hanya tersenyum dan memandangku melangkah pergi.

Menurut informasi, tanaman Hipoku ini tumbuh di hutan yang berada di selatan kota Takt, tidak begitu jauh. Ngomong2 sebelum aku ke guild aku mampir ke sebuah toko perlengkapan diantar oleh max.

Disana aku membeli sebuah armor ringan yang terbuat dari kulit. Karena untuk armor besi rasanya akan sulit untuk bergerak jika harus bertarung, selain itu bobotnya juga khawatir akan memperlambatku nantinya, selain itu armor besi juga memiliki harga yabg lumayan mahal. Jadi aku memilih armor kulit dengan harga lebih murah dan ringan, selain itu aku juga membeli sebuah pedang satu tangan dan sebuah belati. Semua ini saja menghabiskan 1 koin emas. Yah wajar saja, senjata dan armor merupakan hal penting bagi petualang.

Setelah berjalan kira2 satu jam aku pun telah tiba di hutan yang berada di selatan kota Takt, aku memejamkan mata membayangkan sebuah radar dan membayangkan detail dari tanaman Hipoku yang sedang aku cari, ketika aku membuka mata, benar saja ada sebuah radar yang menunjukan lokasi dari tanaman2 tersebut tumbuh.

Satu demi satu aku pun mengumpulkannya dalam sebuah kantung ukuran 20kg, aku ingat bahwa Quest ini tidak memiliki batasan jumlah yang harus di kumpulkan, hanya saja 1 ikat berisi 5 tanaman Hipoku yang ku temukan akan di hargai 25 koin silver. Aku sendiri telah mengumpulkan sekitar 33 ikat, jika di total kira2 hadiah yang akan ku terima adalah 8 emas dan 25 silver.

"Gila, benar2 mudah mencari uang di dunia ini, yah walau mungkin tanpa skill dan kemampuan yang di berikan oleh Dewi Rhea, kemungkinan aku akan sulit hidup di dunia ini" fikirku

Aku pun meletakan kantung berisi tanaman Hipoku ke dalam inventory milikku, dan benar saja itu muncul seperti sebelumnya, aku pun sekalian mencoba mengeluarkan mayat Red Wolf yang ku simpan ke dalam inventory milik ku ketika pertama kali tiba di dunia ini, aku sedikit terkejut ketika mayat muncul masih dalam kondisi segar seperti saat aku memasukan nya kedalam inventori ku. Ini bebrarti apapun yang ku letakan disana tidak terpengaruh oleh waktu, dengan kata lain kondisinya akan tetap sama ketika sebelum aku memasukannya.

Ini benar2 praktis dan mudah, sekali lagi aku berterima kasih pada sang dewi karena memberikanku semua ini.

Namun, tiba2 aku merasakan tanah berguncang dan terdengar suara dentuman keras dari kedalaman hutan, Aku kembali menggunakan sihir radar ku untuk mengecek keadaan. Benar saja di radar muncul sebuah titik merah agak besar dan dua buah titik putih. Itu menandakan 2 orang sedang berhadapan dengan seekor monster, tapi nampaknya monster ini cukup besar karena titiknya lebih besar dari sebelumnya.

Aku langsung menggunakan sihir Boost dan Accel untuk menuju ke lokasi tersebut, sesampainya disana aku berhenti di sebuah dahan pohon yang cukup besar dan memperhatikan dari jarak yang tidak begitu jauh.

Terlihat dua orang gadis sedang bertarung dengan seekor monster ular besar. Aku pun mengecek status monster tersebut

......................

...Green Poison Snake...

...Ras : Monster...

...Rank : C...

...Level : 10...

...Skill :...

...Bite, Tail Smash, Poison...

...Skill Unik :...

...Petrify...

......................

"Apa? Monster Rank C? Selain itu ini pertama kalinya aku bertemu monster yang memiliki skill unik" fikirku

Aku juga mengecek status milik kedua gadis itu

......................

...Airen Straus...

...Ras : Human...

...Job : Mage...

...Rank : E...

...Level : 9...

...Skill :...

...Light magic, Water magic, Wind magic...

...Skill Unik :...

...Eye of Truth...

...Title :...

...The Fallen Noble...

......................

...Miki...

...Ras : Human...

...Job : Thief...

...Rank : D...

...Level : 12...

...Skill :...

...Wind magic, Dark Magic...

...Skill Unik :...

...Conceal...

...Title :...

...Faithfulness...

......................

"The Fallen Noble? Apa maksudnya itu, apa dia adalah mantan seorang bangsawan? Dan yang satunya lagi dia juga Rank D yang hampir setara dengan Max" fikirku

Setelah di fikirkan lagi, gadis cantik dengan rambut pirang itu adalah seorang mage yang memiliki 3 kecocokan atribut sihir, seingatku dari penjelasan Max dan Mina itu juga merupakan hal yang jarang, apalagi dia juga memiliki skill unik seperti max, Eye of Truth, apa maksudnya itu?

Sedangkan gadis berambut hitam itu adalah seorang Assasin, dengan 2 atribut sihir dan skill unik bernama Conceal, sepertinya itu skill untuk menghapus hawa keberadaan nya sehingga membuatnya tidak dapat di sadari orang lain. Nampaknya ada begitu banyak skill di dunia ini, dan juga dengan berbagai macam kemampuan.

Selagi aku memperhatikan pertarungan mereka dari kejauhan, terlihat kedua gadis itu nampak kewalahan melawan monster tersebut, gadis bernama Airen itu juga terlihat sangat kelelahan, sepertinya dia telah kehabisan energi sihir(mana)nya. Sedangkan pergerakan gadis bernama Miki itu juga begitu cepat, kelihatannya dia menggunakan sihir angin untuk mempercepat gerakannya.

Namun nampaknya kulit monster Green Poison Snake ini cukup keras, dan sulit mengalahkan nya.

"Nona, apakah anda masih dapat bertarung?" tanya Miki

"Aku.. Aku sudah kehabisan Mana ku," jawab Airen

"Sial kenapa kami harus bertemu monster ini disini selagi kami menjalankan Quest mencari tanaman" fikir Miki dalam hatinya

Namun monster ular itu tidak berhenti menyerang dengan sapuan ekornya yang keras dan kuat, namun sial selagi mengibaskan ekornya untuk menyerang, ular itu melepaskan gas yang sepertinya itu adalah gas Petrifikasi yang membuat kaki Miki membatu dan terjatuh.

"Sial kaki ku terkena gas petrifikasi," fikir miki

Namun ular itu seketika menyerang dengan gigitannya yang mematikan kearah Airen, Miki mencoba bangkit namun dia tidak bisa, karena petrifikasi yang mengenai kedua kakinya. Miki hanya bisa melihat ular itu hampir mengenai Airen.

"NONAAAA" teriak Miki

Lalu tiba2..

"BAMMM !!!"

Sesuatu mengenai monster ular tersebut, kepulan asap debu pun membumbung tinggi menutupi pandangan Miki.

"Ti-tidak, no-nona Airen" ucap Miki gemetaran

Namun ketika asap perlahan menghilang, terlihat monster ular yang besar itu menghantam batu dan mulai kembali bangkit.

Miki tampak terkejut dan bingung akan apa yang terjadi, dia tidak melihat Airen disana. Lalu terdengar suara seseorang berkata.

"Apa kau baik2 saja?"

Miki menoleh kearah samping, dan terlihat seorang pemuda tampan mengenakan pakaian petualang dan pedang di sabuknya sambil menggendong Airen yang pingsan di tangannya. Miki mencoba memahami apa yang terjadi, lalu pemuda itu perlahan berjalan mendekatinya. Pemuda itu pun meletakkan tubuh air di dekat Mickey dan berkata

"Kalian nampaknya kewalahan melawan monster ini, izinkan aku membantu kalian." ucap pria itu

Miki hanya terdiam dan tidak berkata-kata, pemuda itu pun langsung menggunakan sihir Boost dan Accel dan melesat menuju kearah monster ular itu. Dengan kekuatan dan kecepatan menakjubkan pemuda itu melawan Green Poison Snake tanpa kendala berarti. Miki menyaksikan itu dengan penuh rasa kagum dan takjub, kekuatan pemuda itu benar2 hebat. Hingga tak berselang lama pemuda itu berhasil membunuh monster ular besar itu dengan menancapkan pedangnya tepat di kepala monster tersebut, dan pertarungan pun selesai.

Melihat itu miki semakin kagum dan takjub melihat kemampuan pria itu, namun sayang efek kelelahan yang dialaminya setelah pertarungan hebat dan luka yang dialaminya membuatnya hilang kesadaran dan pingsan disamping Airen yang sudah pi gsan terlebih dahulu ketika di selamatkan oleh pemuda itu.

Ya, benar saja. Pemuda yang menyelamatkan mereka adalah Ryo yang sedari tadi memperhatikan pertarungan mereka dari kejauhan. Ryo memutuskan untuk membantu mereka setelah melihat Miki yang terkena gas petrifikasi di kedua kakinya dan Airen yang hendak di serang oleh monster itu dan menyelamatkannya.

Aku pun mencabut pedangku dari kepala monster ular tersebut, namun ketika aku berbalik ku lihat kedua gadis itu telah pingsan. Aku pun mendekati kedua gadis itu dan mengecek kondisi mereka dengan Skill Apraisal miliku, namun terlihat kalau gadis bernama Airen ini hanya pingsan karena syok dan kehabisan mana, sedangkan gadis bernama Miki pingsan karena kelelahan dan luka yang di deritanya dan kondisi abnormal karena terkena Petrifikasi di kedua kakinya.

"Syukurlah mereka berdua hanya pingsan dan aku berhasil menolong mereka tepat pada waktunya" ucapku

Aku pun mengingat kembali sebuah sihir yang pernah ku baca dari sebuah manga di kehidupan ku dulu yaitu sihir Heal. Atau lebih tepatnya sihir penyembuhan yang dapat menyembuhkan luka dan kondisi abnormal. Aku pun mencoba Heal pada Airen terlebih dulu, benar saja, sihir Heal yang ku rapalkan padanya berhasil dan menyembuhkan luka2 di tubuhnya dan terlihat nafasnya mulai teratur.

"Haaahh, syukurlah aku dulu hobi membaca manga tentang sihir jadi aku sedikit memiliki pengetahuan," ucapku pelan

Aku pun memindahkan dan membenarkan posisi tubuh Airen agar dapat beristirahat dengan lebih baik. Setelah itu aku mendekati tubuh Miki dan melakukan hal yang sama dengan sihir Heal pada tubuhnya, beruntung luka di tubuhnya pun berhasil sembuh dan perlahan nafasnya juga kembali lebih teratur. Namun kedua kakinya masih dalam kondisi membatu.

"Kenapa kakinya tidak kembali seperti semula, mungkin sihir Heal hanya dapat menyembuhkan luka saja dan tidak dapat menghilangkan kondisi abnormal" fikirku

Aku mencoba kembali mengingat lagi sihir2 yang pernah ku ketahui dari manga, dan aku teringat ada sihir bernama Cure dan Purify. Tanpa fikir panjang aku pun mencoba sihir Cure pada kaki gadis itu, dan syukurlah itu benar bekerja, kini kakinya telah kembali seperti semula. Namun sebagian celana dan sepatunya tidak kembali seperti semula dan masih tetap membatu.

"Hmm, nampaknya sihir itu hanya berefek pada tubuh saja dan tidak memiliki efek apapun pada benda mati" fikirku

"Tapi biarlah yang terpenting mereka berdua kini baik2 saja"

Akupun memindahkan tubuh Miki disamping tubuh Airen agar mereka berdua dapat beristirahat, karena sulit membawa dua gadis yang pingsan dengan menggendong mereka sampai ke kota yang berjarak beberapa jam dari sini. Aku pun memutuskan menjaga kedua gadis ini sampai mereka sadar, hingga hari mulai gelap kedua gadis ini masih belum juga sadar. Yah mereka pasti sangat kesulitan melawan monster itu, aku pun mengumpulkan beberapa kayu untuk membuat api unggun dan menyalakannya dengan menggunakan sihir.

Tak berselang lama ketika matahari terbenam dan hari mulai gelap, gadis bernama Miki itu pun sadar terlebih dulu.

Ketika sadar Miki langsung terduduk dan mencari keberadaan Airen, dia langsung tenang ketika melihat tubuh airen ada di sampingnya dan baik2 saja. Miki menyadari ada seseorang duduk di dekat api unggun dengan membelakanginya.

Miki mencoba kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya, setelah dia mengingatnya dia berkata..

"A-apa kau y-yang menyelamatkan kami?" ucapnya dengan nada sedikit gemetar

Aku sedikit terkejut dan menoleh kearahnya..

"Oh jadi kau sudah sadar, kau pasti kelelahan terelah melawan monster itu, ini minumlah dulu," kataku seraya memberikan kantung air minum padanya

Miki menerimanya dan perlahan meminumnya,

"Terima kasih" ucap Miki

"Tidak masalah, aku hanya kebetulan berada di dekat sini dan beruntung berhasil menolong kalian tepat waktu" ucapku

Mendengar itu Miki hanya terdiam sambil menatap pemuda di depannya.

Aku pun menjelaskan detil kejadian setelah aku mengalahkan monster Green Poison Snake itu padanya, aku juga meminta maaf telah lancang menyentuh tubuh mereka dan memindahkannya.

"Ti-tidak, justru aku sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkan kami" ucap Miki

"Tidak hanya itu kau juga menyembuhkan luka di tubuh kami berdua, itu pasti menghabiskan potion mu yang berharga" tambahnya

"Hmm? Potion apa? Aku tidak memiliki potion apapun," jawabku

"Apa? Lalu bagaimana kau menyembuhkan luka kamu dan bahkan menghilangkan petrifikasi pada kaki ku, hanya High Potion yabg bisa menyembuhkan itu" ucap Miki dengan terkejut

"Aku menggunakan sihir Heal dan Cure pada kalian, hanya itu" ucapku

Seketika wajah Miki terkejut dan berfikir, sihir Heal hanya bisa di gunakan oleh para pendeta dari gereja, sedangkan Cure adalah sihir tingkat menengah yang hanya bisa di gunakan oleh pendeta tinggi yang setidaknya berposisi Kepala Pendeta Gereja. Kalau pemuda di hadapannya benar bisa menggunakan sihir itu dengan mudah, mungkinkah pemuda di hadapannya adalah seorang petinggi Gereja?..

"A-apakah kau seorang petinggi gereja?" ucap Miki

"Apa? Petinggi gereja? Tidak, aku hanya petualang biasa" jawabku

Mendengar itu, miki terkejut dan Aku pun menunjukan kartu petualangku padanya.

"Rank E? Kau benar seorang petualang, tapi bagaimana mungkin seorang yang bukan orang dari gereja bisa menggunakan sihir suci seperti Heal dan Cure?" tanya Miki

"Ah nampaknya ini akan jadi hal yang merepotkan" fikirku

Aku menjelaskan pada miki tentang cerita karangan ku seperti yang ku katakan pada max dan orang2 di guild kalau aku kehilangan ingatanku. Setelah penjelasan panjang dariku tentang semua yang ku alami sebelumnya Miki pun akhirnya mulai mengerti.

"Jadi begitu, kau kehilangan ingatanmu ya" ucap Miki

"Begitulah, itulah kenapa aku juga tidak tahu kenapa aku bisa menggunakan banyak sihir dan memiliki kemampuan seperti ini" kataku

"Tapi tetap saja kau sangat hebat dan kuat, ngomong2 aku belum tahu siapa namamu" kata Miki

"Ah benar juga, kita sudah berbicara banyak tapi kita belum saling mengenalkan diri" ucapku

Dalam hati aku berfikir kalau sebenarnya aku sudah mengetahui informasi tentang mereka dengan skil Apraisal milikku, namun aku tidak mau ada yang tahu tentang itu.

"Nama ku Ryo, aku adalah petualang yang baru saja mendaftar di kota Takt" ucapku memperkenalkan diri

"Aku Miki, dan gadis ini adalah No-.. Maksudku Airen" ucap Miki

Aku sempat merasa aneh ketika Miki sempat seperti salah ucap, sepertinya masih ada rahasia lain yang mereka sembunyikan. Tapi biarlah, pada kenyataannya aku sendiri juga menyembunyikan rahasia tentang diriku yang bereinkarnasi dari dunia lain dan memiliki ingatan tentang kehidupan dari duniaku sebelumnya.

PENUH KEJUTAN

Setelah beberapa jam Airen pun sadar dan membuka matanya, ketika membuka mata dia menyadari hari sudah gelap dan dia perlahan duduk. Dia melihat Miki sedang duduk didekat api unggun.

"Mi-miki" ucap Airen dengan nada lembut

Sontak Miki pun menoleh kearah Airen yang baru saja tersadar dan bergegas menghampirinya lalu memeluk Airen.

"Nona, syukurlah anda telah sadar" ucap Miki dengan nada gemetar

"Apa yang terjadi Miki, bagaimana monsternya" tanya Airen

"Tenanglah semua sudah baik2 saja" ucap Miki

Miki pun menjelaskan semua kejadiannya termasuk tentang Ryo yang datang menyelamatkan mereka di saat genting serta memberikan sihir penyembuhan pada mereka berdua. Tak lupa Miki juga menjelaskan pada Airen tentang siapa Ryo dan mengapa dia bisa menggunakan sihir tersebut.

"Dia bisa sihir Heal dan Cure, itu benar2 hebat, tapi dimana dia?" tanya Airen

"Dia sedang ke hutan untuk mencari hewan buruan untuk kita makan malam ini" ucap Miki

"Orang itu benar2 baik," ucap Airen

Tak beberapa lama setelah itu, Ryo pun datang dengan membawa dua ekor kelinci hutan dan muncul dari kegelapan hutan.

"Oh jadi kau juga sudah sadar," ucapku

"Ah kau sudah kembali" kata Miki

Airen memandang pemuda yang muncul dari kegelapan hutan, namun sepertinya Airen terpesona dengan paras tampan pemuda yang ada di hadapannya dan sedikit melamun.

"Kenapa gadis ini menatapku seperti itu? Apa ada yang salah denganku" fikirku sambil mengecek tubuhku

Melihat sikapku yang nampak bingung Miki menoleh kearah Airen yang sedang terpesona menatap Ryo

"Nona, ada apa dengan anda" ucap miki

Sontak Airen pun tersadar dari lamunannya dan berkata dengan nada malu

"Ah? anu, itu.. Tidak aku hanya terkejut.. Iya aku hanya terkejut" jawab Airen

Miki yang melihat sikap Airen seperti itu sangat mengerti apa yang Airen rasakan, setelah di selamatkan olehnya tentu saja seorang wanita akan merasa kagum dan terlebih yang menyelamatkannya adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan. Wanita mana yang tidak terpesona melihat sikap pemuda seperti ini, terlebih sikap Ryo yang sopan dan juga baik membuat wanita pasti menyukainya, setidaknya itulah fikiran Miki.

"Terkejut? Ah maaf jika aku mengejutkan kalian," ucapku

"Ti-tidak bukan b-begitu maksudku" ucap Airen malu2

"Tenanglah nona, Dia adalah Ryo, petualang yang ku ceritakan padamu tadi" ucap Miki

"Ah benar, biar sekali lagi aku memperkenalkan diri. Namaku Ryo dan aku seorang petualang dari kota Takt," ucapku dengan tenang

"I-iya Miki sudah mengatakannya padaku, aku berterima kasih karena kau telah menolongku dan Miki," ucap Airen

"Tidak masalah, sebagai sesama petualang bukankah sudah seharusnya saling membantu," jawabku

Namun Airen dan Miki malah nampak heran dan bingung mendengar ucapanku, rasanya ada yang salah dengan itu.

"Jadi itu pandanganmu ya," ucap Miki

"Hmm? Apa itu salah?" tanya dengan sedikit heran

"Di dunia ini normalnya para petualang lebih memikirkan diri mereka sendiri atau kelompok mereka sendiri, terlebih kami berdua adalah wanita, biasanya petualang lain akan mengambil keuntungan dari kami jika kami pingsan seperti tadi" ucap Miki

"Ketuntungan? Apa yang kalian bicarakan?" tanya dengan sedikit bingung

Airen dan Miki sempat bertukar pandang, lalu Airen berkata

"Petualang memanglah pekerjaan mulia pada dasarnya, namun kebanyakan petualang adalah para pria, jadi itu wajar jika petualang wanita sering di diskriminasi dan bahkan di lecehkan oleh petualang lain" jawab Airen

"Itu benar, jika di total, mungkin antara petualang pria dan wanita itu hanya 70 berbanding 30 di dunia ini" jawab Miki

"Oh begitu, maaf aku tidak tahu tentang itu, tapi kalian tenang saja, aku benar2 tidak melakukan hal2 aneh atau melecehkan kalian" jawabku dengan sedikit khawatir

Miki tersenyum dan berkata..

"Tenang saja, kami tahu itu, maka dari itu kami merasa kagum dan heran dengan sikapmu itu, andai saja semua petualang di dunia ini seperti dirimu" katanya

"Benar, kami sangat berterima kasih" ucap Airen

Kedua gadis itu pun sedikit membungkukan badan mereka.

"Apa yang kalian lakukan, angkat lah kepala kalian, aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan, jadi tidak perlu menundukan kepala kalian" ucapku

Mendengar itu Airen dan miki pun mengangkat kepala mereka dan tersenyum, dan kami pun berbicang sedikit mengenai kehidupan petualang, aku mendapat banyak informasi penting dari kedua gadis itu. Malam harinya kamipun tidur dan berjaga secara bergantian.

Pagi harinya..

"Ryo, setelah ini apa kau akan kembali ke ke kota?" tanya Miki

"Nampaknya iya, kebetulan Quest yang ku kerjakan juga sudah selesai dan aku akan kembali untuk melaporkan nya ke Guild" ucapku

"Begitu ya" ucap Airen dengan wajah agak sedih

"Ada apa Airen?" tanyaku

"Ah, ti-tidak.. Tidak apa.." ucap airen dengan malu malu dan wajah sedikit memerah

Miki mengerti hal itu dan mengatakan soal Quest yang sedang mereka kerjakan.

"Hmm? Jadi kalian juga mengambil Quest yang sama?" tanya ku

"Ka-kau juga mencari tanaman Hipoku?" tanya Airen

"Ya, tapi aku sudah menyelesaikannya," ujarku

 Aku pun mengelurakan sekantung besar tanaman Hipoku dari inventory milik ku. Sontak Airen dan Miki terkejut ketika sekantung besar tanaman Hipoku tiba2 muncul di hadapan mereka.

"A-apa yang..." ucap Airen terkejut

"Da-dari mana munculnya semua ini?" tanya Miki terkejut

"Hmm? Ah maaf aku merahasiakannya, aku memiliki skill unik yang bernama Inventory. Itu memungkinkan ku menyimpan barang2 ku di dalamnya" ucapku

Aku pun menjelaskan dan menunjukan pada mereka lebih detil tentang skill unik milikku pada mereka berdua.

"Haahh, kau tak habis2nya membuat kami terkejut Ryo," ucap Miki

"Be-benar skill unik semacam ini belum pernah ada sebelumnya" kata Airen

"Benarkah?" tanyaku

"Iya, kurasa kau harus lebih berhati2 untuk tidak sembarangan menggunakannya di hadapan orang lain, tapi tenang saja kami berdua akan menjaga rahasiamu" ucap Miki

"Iya tenang saya, aku juga akan menjaga rahasiamu" kata Airen

"Ah, aku tidak tahu tentang ini, tapi terima kasih sudah mengingatkan dan bersedia merahasiakannya" ucapku

Jadi begitu, ternyata skill unik ini juga merupakan hal yang tidak lazim dimiliki orang di dunia ini.

"Ya, tidak masalah, karena normalnya orang2 di dunia ini menggunakan Magic Bag untuk membawa barang bawaan mereka" ujar Miki

"Itu benar Ryo" sambung Airen

Kedua gadis ini pun menunjukan Magic Bag milik mereka.

"Ah benar juga, aku lupa kalau ada hal semacam ini" kataku

Kedua gadis itu pun menjelaskan lebih detil tentang Magic Bag dan kegunaanya, menurut penuturan mereka. Magic Bag adalah item sihir yang di ciptakan dengan menanamkan sihir Ruang pada sebuah benda. Selain itu kapasitasnya bergantung pada material bahan yang digunakan untuk membuat Magic Bag itu sendiri. Semakin bagus materialnya maka akan semakin mahal harganya dan kapasitasnya juga akan semakin besar, yang paling kecil itu seukuran sebuah kereta kuda dan harganya sekitar 10 koin emas. Sedangkan yang terbesar seukuran dua buah gudang besar dan harganya sekitar 10 koin platinum, dan hanya bangsawan kelas atas atau pedagang besar yang memilikinya.

"Wah, itu sangat mahal sekali," ucapku

"Ya, karena sangat jarang ada orang yang dapat membuatnya" jawab Airen

"Karena sihir Ruang sendiri juga merupakan sihir yang kompleks dan sulit untuk di pahami" tambah Miki

Aku pun menoleh kearah mayat Green Poison Snake yang tergeletak tak jauh dari tempat kami, aku pun berjalan mendekatinya lalu mengambil beberapa sisik monster tersebut.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Miki

"Aku hanya berfikir sepertinya kulit monster ini cukup keras dan bisa menjadi katalis yang bagus untuk membuat Magic Bag," ucapku

"Memang benar, itu bisa menjadi katalis, tapi aku tidak yakin bagaimana cara menanamkan sihir ruang pada benda itu" kata Airen

"Tunggu sebentar" kataku

Aku pun mengambil beberapa sisik ular itu, lalu aku juga mengeluarkan mayat redwolf yang ku simpan sebelumnya dan mengambil kulitnya. Setelah memproses keduanya aku membentuk sebuah magic bag dengan kedua material dari kulit red wolf dan green poison snake itu dan berhasil membentuknya menjadi sebuah tas pinggang kecil.

"Bentuknya cukup bagus" ucap Airen

"Tapi kesulitan sebenarnya adalah untuk menanamkan sihir ruang pada benda itu." kata Miki

Aku memejamkan mataku sambil menyentuh tas yang ada di hadapanku, dan aku juga membayangkan tentang sebuah ruang luas yang ada di dalamnya dimana itu dapat menyimpan banyak benda dan juga tidak terpengaruh oleh waktu. Setelah beberapa saat aku membuka mataku.

"Jadi, apa yang kau lakukan?" tanya Miki

"Kurasa ini sudah jadi sebuah magic bag," ucapku

Tentu saja Miki dan Airen sangat terkejut mendengarnya.

"Apa???" ucap Miki dan Airen bersamaan

"Ya, kalian boleh mengeceknya" kataku

Miki dan Airen pun bergegas menghampiriku dan mengecek magic bag yang baru saja selesai ku buat. Alangkah terkejutnya mereka ketika mengetahui kapasitas penyimpanannya sangatlah besar bahkan melebihi kapasitas magic bag yang ada di pasaran, tentu saja ini merupakan benda yang sangat berharga.

"Ka-kapasitasnya tidak main2 dan sangatlah besar," ucap Airen

"Ini bahkan lebih besar dari yang ada di pasaran," ujar Miki

"Aku hanya membayangkannya sebuah ruangan besar di dalam tas itu dan aku juga menggunakan sedikit sihir waktu untuk menjaga setiap item yang ada di dalamnya agar tidak terpengaruh oleh waktu, contohnya jika kita meletakan mayat monster di dalamnya, entah berapa lama pun kita menyimpan itu di dalamnya, maka itu tidak akan membusuk," ucapku menjelaskan

Mendengar itu Airen dan Miki makin terkejut dan terduduk lemas.

"Ka-kalian kenapa!!??" tanya ku karena terkejut

"Ryo, hal seperti itu belum pernah ada di dunia ini" ucap Miki

"I-ini sama saja seperti.. HARTA NASIONAL" sambung Airen dengan nada gemetar

"Harta Nasional?" ucapku terkejut

Airen dan Miki kembali menjelaskan tentang Magic Bag, pada dasarnya magic bag yang ada di dunia ini memang memiliki kapasitas berbeda2 sesuai bahan yang di gunakan sebagai katalis pembuatannya. Terlebih yang terbesar hanyalah seukuran dua buah gudang besar namun tidak memiliki sihir waktu, jadi setiap barang yang tersimpan di dalamnya perlahan akan mengalami perubahan atau pembusukan seperti normalnya. Karena magic bag yang ku buat memiliki kapasitas yang sangat besar dan juga memiliki sihir waktu yang menjaga kondisinya tetap seperti semula membuat magic bag yang ku buat menjadi magic bag sekelas harta nasional. Setidaknya begitulah hal yang berhasil ku tangkap dari penjelasan kedua gadis itu.

"A-aku tidak tahu tentang hal ini," ucapku

"Yah setidaknya hanya kami yang mengetahuinya, dan kami juga akan menjaga rahasia itu, tenang saja Ryo" ucap Miki

"I-iya, tapi untuk kedepanya, bi-bisakah kau lebih sedikit menahan diri a-agar tidak menarik perhatian yang mungkin berbahaya untukmu" ucap Airen dengan penuh ke khawatiran.

Mendengar mereka berdua yang begitu bagiku, aku merasa tersentuh dengan kebaikan mereka berdua, aku pun mengucapkan terima kasih yang sebesar2nya pada mereka karena bersedia menjaga rahasia tentang kemampuan ku.

Setelah memasukan mayat Green Poison Snake yang cukup besar ini kedalam magic bag milik ku, aku pun memutuskan membantu mereka untuk mengumpulkan tanaman Hipoku untuk menyelesaikan Quest mereka. Tentu saja dengan bantuan sihir radar yang di kombinasikan apraisal milik ku itu sangatlah mudah. Namun Airen menolak mengumpulkan terlalu banyak, hanya cukup 10 ikat saja dirinya sudah merasa senang, karena baginya menjaga dan melestarikan tanaman tersebut dapat menjaga kelestarian tanaman tersebut, akan tidak bagus baginya mengekploitasi tanaman ini secara berlebihan, itulah yang di fikirkan Airen. Setelah dirasa cukup, kami pun memutuskan bersama2 kembali ke kota Takt dan menuju ke Guild untuk melaporkan hasil Quest kami masing2.

Karena aku dan kedua gadis itu bukan dari kelompok yang sama, kami pergi ke konter staff yang berbeda, sedangkan aku di layani oleh Mina.

"Wah dimana kau menemukan tanaman Hipoku sebanyak ini Ryo?" tanya Mina

"Hmm yah kebetulan saja aku menemukannya begitu banyak" jawabku

Namun tiba2 tina menghampiri..

"Mina, Ryo, bisakah kita berbicara di tempat lain?"

Aku dan Mina bertukar pandang, namun kami saling mengerti satu sama lain, jika seorang staff guild berkata demikian, berarti ada sesuatu hal penting yang ingin di bahas secara bersama2. Aku dipandu oleh mina menuju ruangan khusus di lantai 2 Guild Petualang kota Takt.

Ketika aku dan Mina masuk, Tina sudah menunggu di ruang pertemuan itu, disana juga ada Airen dan Miki.

"Hmm? Airen.. Miki.. Kalian juga disini? Ada apa?" tanyaku heran

Tina pun mempersilahkan kami untuk duduk, Mina duduk di samping Tina sedangkan aku duduk di samping Airen dan Miki. Singkatnya Tina menanyakan tentang banyaknya jumlah tanaman Hipoku yang kami temukan selama menjalankan Quest. Aku, Airen dan Miki menjelasjan secara rinci, memang akulah yang membantu mereka mencari tanaman itu dan bagaimana kami menemukannya, tapi aku tetap merasasiakan tentang sihir radar yang ku kombinasikan dengan skill apraisal milikku.

Setelah itu kami juga mejelaskan bagaimana kami bertiga bisa bertemu, tentang serangan Green Poison Snake.

"Green Poison Snake? Itu tidak mungkin" ucap Mina

"Monster itu berhabitat dalam gua di gunung yang ada di selatan hutan bagian selatan kota Takt, tidak mungkin monster itu sampai kesana" ucap Tina

"Jadi maksud kalian kami berbohong?" jawab miki

"Apa kalian memiliki buktinya?" tanya Mina dengan sopan

"Ah benar, Ryo memiliki mayatnya di magic bag miliknya," sambung Airen

"Magic bag? Dapat memasukan mayat Green Poison Snake yang besar itu?" tanya Tina

"Tina, kau lupa siapa Ryo?" ucap Mina

Tina terdiam dan menatap kearah Airen dan Miki, dia lupa bahwa itu adalah rahasia Ryo yang hanya diketahui oleh Guild. Mina menunjukan ekspresi bingung bagaimana menutupi ucapannya.

Melihat itu aku memutuskan untuk mengatakan kebenarannya pada Airen dan Miki, karena mereka juga sudah terlanjur mengetahui rahasia Skill unik milikku tentang Inventory dan magic bag yang ku buat setara Harta Nasional.

"Haaa, sudahlah tak apa mereka mengetahuinya, toh sudha terlanjur, jika itu mereka kurasa tidak ada masalah," ucapku

Airen dan Miki merasa bingung dan tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan.

"Maaf," ucap Tina

"Tak apa Tina" kataku

"Baiklah jika itu keputusanmu, tapi untuk Airen dan Miki ku harap kalian juga bersedia merahasiakannya karena Ryo sendiri tidak ingin semua itu tersebar" ucap Mina

Mendengar itu Airen dan Miki bertukar pandang sejenak dan menyatakan siap untuk merahasiakan informasi yang akan di berikan.

Mina pun menjelaskan tentang Ryo yang memiliki

......................

...Skill :...

...Berkah Sihir, Berkah bela diri,...

...All atribute magic...

......................

Tentu saja hal itu kembali membuat Airen dan Miki terkejut.

"Haaa, aku tidak paham lagi, kau ini selalu saja membuat kami terkejut Ryo" ucap Miki sambil memegang kepalanya

"Ke-kecocokan pa-pada sem-ua a-atribut si-sihir" ucap Airen dengat tebata karena terkejut

"Selain itu kau juga memiliki Berkah sihir dan juga berkah beladiri, aku benar2 sulit mencerna semua ini sekarang" ucap Miki

Yah wajar bagi mereka untuk terkejut seperti itu, namun setelah penjelasan singkat dari Mina dan Tina mereka berdua kembali tenang.

"Jadi apa kau melakukan hal yang mencolok lagi Ryo," tanya Mina dengan nada sedikit menyindir

Mendengar itu aku sedikit gugup dan bingung, namun karena Airen dan Miki sudah tahu tentang magic bag milikku, dan juga Staff guild yang sudah mengetahui tentang diriku kurasa tidak masalah mengataknnya.

"Itu, sebenarnya aku membuat sebuah magic bag," kataku

Aku pun meletakan sebuah magic bag yang ku buat di meja. Mina meraihnya lalu mengecek isinya, namun nampaknya mina sudah terbiasa dengan segalanya dan nampak hanya seidkit terkejut, mungkin dia hanya terkejut menyadari kapasitasnya dan mengetahui ada mayat Green Poison Snake yang besar di dalamnya.

"Kau ini selalu saja membuat kami kebingungan dengan kemampuanmu," ucap Mina

Tina hanya diam dan terlihat bahwa dia mencoba mempertahankan ketenangannya.

"Yah aku hanya penasaran dengan itu setelah penjelasan dari Airen dan Miki jadi aku mencoba membuatnya, tapi sepertinya itu terlalu berlebihan, hehe" ucapku dengan sedikit rasa malu

"Yah sudahlah, kau bisa menyembunyikan fakta bahwa kapastiasnya sangat tidak masuk akal seperti ini," ucap Mina

"Tentu, kau bisa percaya padaku" kataku mencoba menenangkan situasi

"Bagian mana nya yang bisa merasa tenang jika itu kau Ryo," ucap Miki

"Be-benar, kekuatanmu saja sudah diluar nalar," ucap Airen

Tentu saja Mina dan Tina belum mengetahui kalau magic bag yang ku buat itu selain memiliki sihir ruang tapi juga memiliki sihir waktu di dalamnya. Yah sejauh ini saja sudah merepotkan, tapi Airen dan Miki benar2 memegang ucapanya dengan menjaga rahasia tentang itu dan juga Skill unik Inventory milikku. Namun entah mengapa ucapan mereka terdengar jadi sebuah sindiran untukku.

Setelah memproses Quest mencari tanaman Hipoku dan menjual mayat Green Poison Snake diurus oleh Tina, kini Mina memberikan hadiah Quest dan penjualan mayat monster pada kami. Airen dan Miki berhasil mengumpulkan 10 ikat tanaman Hipoku dan mendapat hadiah sebesar 2 gold 50 silver.

Sedangkan aku 33 ikat tanaman Hipoku mendapatkan 8 gold 25 silver, dan tambahan 15 gold untuk penjualan mayat Green Poison Snake.

Namun aku merasa mayat monster ular itu bukan hak ku karena sedari awal Airen dan Miki lah yang menghadapi mereka sampai mempertaruhkan nyawa mereka. Setelah keluar dari guild kami pun makan bersama di sebuah kedai makan di kota, aku pun memutuskan memberikan uang penjualan monster ular itu pada mereka.

"Eh? Apa ini Ryo?" tanya Airen

"Itu adalah uang penjualan mayat Green Poison Snake sebanyak 15 gold" jawabku

"Tapi kaulah yang mengalahkannya" kata Miki

"Memang benar aku yang mengalahkan nya, tapi sedari awal kalian lah yang bertaruh nyawa melawan monster itu, coba kalian bayangkan jika kalian tidak bertemu monster itu dan monster itu sampai ke wilayah yang ada pemukiman, itu akan berakibat jatuhnya korban jiwa bukan" kataku menjelaskan

"Tapi.." Airen bingung

"Sudah begini saja, memang kamilah yang menahan monster itu, tapi kau juga meberikan kontribusi besar untuk mengalahkannya bahkan kau juga menyelamatkan kami" kata miki

"Jadi kami berdua akan mengambil 5 koin emas dan sisanya untukmu, kurasa itu cukup adil" lanjut Miki

"Benar, kurasa itu cukup adil" sambung Airen

"Kalian, tidak aku bersungguh2 ingin membantu kalian jadi aku tidak mengharapkan hal seperti itu" ujarku

"Tolong terimalah" ucap Airen dengan wajah penuh harap

Saat ini aku baru menyadari betapa cantik dan manisnya Airen, aku pun sempat terpesona dengan kecantikannya sebelum terganggu oleh Miki yang berdehem menyadarkanku.

"ehem ehem.."

"Ah maaf, baiklah begini saja, Aku akan mengambil 7 koin emas dan 4 koin untuk Airen lalu 4 koin untuk Miki. Bagaimana, kurasa ini akan adil untuk kita semua." ucapku

Mendengar itu Airen dan Miki merasa kagum dan terpesona dengan kebaikan hati Ryo yang sama sekali tidak memikirkan dirinya sendiri dan selalu memikirkan hal seperti dengan adil, selain itu ketulusan dan kebaikan hatinya membuat kedua gadis ini semakin mengagumi sosoknya. Dan mereka berdua memutuskan untuk menerima keputusan tersebut.

"Baiklah aku terima" kata Miki

"Iya aku juga" kata Airen

"Nah kalau begitu, untuk makanan ini biar aku yang mentraktir kalian berdua, anggap saja sebagai pesta perkenalan kita." ucapku mencairkan suasana

Mendengar itu lagi2 membuat Airen dan Miki kagum dan senang.

"Hoo kalau begitu aku tidak akan menahan diri" ucap Miki

"Terima kasih Ryo" kata Airen

"Pelayan, bawakan lebih banyak Bir untuk kami" teriak Miki

Sedangkan di tempat lain, Max terlihat sedang mengenakan pakaian Formal layaknya seorang Bangsawan. Terlihat max sedang berbicara denga seorang pria yang nampak mirip denganya dan lebih tua darinya, sepertinya itu adalah kakaknya Henry Anderson. Sedangkan pria paruh baya berusia sekitar 40 tahunan itu adalah ayahnya Marcus Anderson yang juga seorang Duke dari kerajaan Windgate. Mereka bertiga sedang mengobrol di sebuah ruang tamu di rumah mereka.

"Apa itu benar Max" tanya Henry

"Iya kak, aku mendengarnya secara langsung di depan konter staff guild" jawab max

"Jadi dia pemuda seusia denganmu yang kehilangan ingatnya dan menajadi petualang." ucap Marcus

"Benar ayah, selama perjalanan dari hutan sampai ke kota dia banyak bertanya tentang dunia ini, dan ketika aku menjelaskannya dia nampak sangat antusias mendengarkannya" jawab Max

"Tidakkah dia sedang berakting? Karena jika benar dia kehilangan ingatannya, bagaimana mungkin dia bisa memiliki kemampuan bertarung dan menggunakan sihir enhance seperti ceritamu dengan begitu baik" kata Henry

"Kurasa tidak mungkin dia berbohong kak, karena kemarin aku berbicara dengan Kepala Cabang Guild Takt, katanya tidak ada kebohongan dari ucapannya." ucap Max.

"Jadi begitu ya, yah kurasa itu semua benar, Kepala Cabang Guild Henderson memiliki intuisi yang mengerikan, dia dapat mengetahui kebohongan hanya dengan intuisi yang dimilikinya, aku sudah lama mengenalnya, jika dia berkata seperti itu maka semua itu benar." ucap Marcus

"Tapi ayah, dengan potensi kekuatan sepeti itu, akan berbahaya jika kekuatannya sampai jatuh ke pihak lain, bisa saja dia di manipulasi dan menjadi lawan yang terburuk bagi kita atau negara" ujar Henry

"Ucapan kakak ada benarnya ayah, tapi setelah berbicara dengannya, aku merasa orang itu tidak memiliki ambisi yang besar, dia hanya ingin hidup sesuai keinginannya, seperti itulah yang ku pelajari" ucap Max

"Nak, justru itu lah yang menjadikannya berbahaya, jika saja suatu saat kelemahannya tersentuh, misalnya dia kehilangan wanita yang di cintainya karena perang atau faktor lainnya, dia akan menjadi senjata berbahaya. Itu sama seperti gunung berapi super yang sewaktu2 bisa meletus kapan saja" ucap Marcus

Mereka bertiga pun terdiam dan berfikir masing2, tak lama setelah itu, Max terpikirkan sebuah ide.

"Ayah.. Kakak.. Bagaimana jika aku membuat Party petualang bersamanya, selain mengawasinya, aku juga bisa menjaga agar dia tidak kehilangan arah tujuan hidupnya" usul Max

"Kenapa tidak jadikan saja dia Ksatria di bawah kendali Duke Anderson untuk mengawasinya, kita juga bisa menawarkannya posisi yang cukup bagus agar dia tertarik" ucap Henry

"Itu bukan keputusan yang buruk nak, tapi menurutku dia tidak akan mau menerimanya, karena menurut penuturan max, dia sangat antusias ketika mendengar penjelasan tentang dunia ini, kurasa dia tidak akan mau terkekang dibawah kepemimpinan Bangsawan" ucap Marcus

"Benar kak, kurasa dia juga sangat tertarik dengan dunia petualang dan juga menjelajahi dunia ini." sambung Max

"Kalau begitu usulanmu memang yang terbaik Max," ucap Henry

"Ayah rasa juga begitu, setidaknya kita tidak mengekang kebebasannya dan membuatnya tetap berada dalam pengawasan keluarga kita," ucap Marcus

"Baik, aku akan segera mencoba untuk mengajaknya membentuk sebuah Party Petualang." ujar Max

"Baiklah adikku, ku percayakan hal ini padamu" ucap Henry

Setelah pembicaraan panjang itu Max pun meninggalkan kediaman Duke melalui jalan belakang.

Max berjalan sendirian di tengah kota Takt. Max pun memutuskan untuk mampir di sebuah kedai makan di sana. Meskipun dirinya merupakan putra kedua seorang Duke, nampaknya Max juga merupakan orang yang LowProfile dan tidak senang menunjukan kuasanya sebagai Putra Kedua Duke Anderson, dia lebih suka menyembunyikannya dan bertingkah seolah dirinya hanyalah Petualang biasa dari kaum jelata. Selain itu kota Takt juga merupakan kota perdagangan terbesar kedua di Kerajaan Windgate setelah ibukota kerajaan, selain itu kota Takt merupakan wilayah otoritas Keluarganya, meski begitu wilayah Duke Anderson juga berada di wilayah yang sangat luas dan memiliki banyak sekali hutan besar serta gunung2 yang menjadi rumah dan habitat dari banyak monster buas sehingga menjadi tempat berkumpulnya kebanyakan petualang di kerajaan itu.

Max pun masuk ke dalam kedai, dan matanya langsung tertuju kesebuah sudut dimana ada wajah yang familiar baginya, benar saja, itu adalah Ryo yang sedang makan dan minum bersama dua orang Gadis cantik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!