NovelToon NovelToon

Kekuasaan Surga

Bab. 1 Xing Yi

Volume 1 : Generasi Kaisar Yang Baru

Selama ribuan tahun, keagungan Kekaisaran Surgawi bertahan meski di landa pertempuran besar. Sungai Waktu hingga Lautan Takdir tidak dapat meruntuhkan keagungan Kekaisaran Surgawi. Daratan Surgawi hingga tiga ribu dunia menjadi saksi bisu kekacauan tanpa akhir sekaligus kemegahan Kekaisaran Surgawi selama ini.

Semua orang mengatakan itu adalah kemuliaan, kemuliaan Kekaisaran Surgawi yang bertahan dalam pertempuran besar hingga akhir. Kenyataannya? Rakyat menderita di bawah kekuasaan Kaisar Tirani, membuat dunia menjadi kacau.

Perbudakan terjadi di mana-mana, perang membakar ladang dan peternakan. Banyak rakyat menderita karena kekacauan yang Kaisar buat. Meski begitu, tidak ada yang berani menentang kekuasaan tiraninya.

Di dunia yang kejam ini, hanya yang kuat yang akan bertahan sampai akhir. Sementara yang lemah mati seperti anak ayam, memohon belas kasih. Di bawah aturan kaisar, siapapun yang tidak tunduk kepadanya akan mati!

Mendorong rakyat hingga ke ujung jurang, menikmati segelas anggur hasil jerih payah rakyat yang menderita!

...

Alam Surga dan Bumi begitu luas dan tak terbatas, di dalamnya terdapat tak terhitung jumlahnya daratan tak terbatas tersebar luas di Lautan Takdir. Meski Lautan Takdir memisahkan mereka, ruang dan waktu terus mengalami sublimasi, keberadaan mereka masih tetap terungkap oleh dunia.

Di Daratan Surgawi yang mempunyai luas mencapai lima puluh juta mil, terdapat satu Kaisar yang menguasai, yaitu Kaisar Tirani Sheng. Kekaisaran Surgawi dipimpin oleh Kaisar Tirani Sheng, dan ada dua Klan Besar yang bergerak sebagai Gerbang Kekaisaran.

Klan Chen dan Klan Celestial adalah Gerbang Kekaisaran, untuk masuk kedalam Kekaisaran Surgawi setidaknya mereka harus bisa mengatasi dua Klan Besar secara bersamaan. Karena itu, tidak ada yang berani menentang kekuasaan Kaisar Tirani Sheng.

Namun, ada sejarah kelam mengenai Klan Chen yang hanya di ketahui sedikit orang di kota karena tidak ada yang berani membicarakan insiden tersebut secara terbuka. Atau menceritakannya kepada anak dan cucu mereka.

Sepuluh tahun yang lalu, di Klan Chen terjadi kudeta. Pemimpin sekaligus Patriark Klan Chen terbunuh oleh saudaranya sendiri, meninggalkan istri beserta putranya. Selama bertahun-tahun mengalami luka secara mental dan fisik, dendam di mata anak itu begitu dalam tersirat dari sorotan matanya melihat ibunya tergeletak tak bernyawa tepat di depan matanya.

Xing Yi adalah putra pertama Patriark Klan Chen sebelumnya, ia menggunakan nama keluarga ibunya ketika ayahnya terbunuh oleh saudaranya sendiri. Ketika Xing Yi berusia delapa tahun, ia di tahan sebagai pemberontak dan di perbudak sebagai prajurit dan pelayan oleh klannya sendiri, nama dan reputasinya hancur pada malam kudeta terjadi.

Orang-orang hanya mengetahui kalau Patriark Klan Chen sebelumnya berkhianat dan mencoba melakukan kudeta kepada Kaisar Tirani Sheng, mengetahui hal tersebut saudaranya mengambil alih untuk menghentikan langkah saudaranya yang ingin melakukan kudeta kepada Kaisar.

Selama sepuluh tahun yang Xing Yi lalui sebagai budak, ia tidak dapat berbuat apa-apa selain menyimpan dendam kepada Klan Chen berserta orang-orang yang ada di dalamnya. Sepanjang malam mengutuk Klan Chen agar di datangkan bencana yang menyebabkan Klan Chen hancur tak tersisa atau terjadinya kudeta perebutan kekuasaan yang terjadi sepuluh tahun yang lalu.

...

Hutan Spiritual,

Suara bilah pedang saling beradu terdengar di kedalaman hutan, sorak-sorai prajurit mengatur posisi penyerangan begitu kuat hingga terdengar jelas oleh orang-orang yang berada di jarak dua ratus meter.

Trang! Trang! Trang!

"Serang dari belakang! Jangan biarkan monster sialan itu mendekati Nona muda, atau kalian semua akan mati di tanganku!"

Komandan Prajurit sementara memberi perintah sekaligus mengkritik bawahannya yang tidak becus mengurus monster yang datang. Walaupun mereka semua bekerja sama, melawan Serigala Hitam yang jarang muncul di Hutan Spiritual adalah hal mustahil, karena Serigala Hitam seharusnya muncul ketika mereka masuk sedikit lebih dalam lagi, namun monster itu mendatangi mereka dengan niat membunuh seolah-olah tengah di landa kelaparan.

Diantara prajurit yang sedang bertarung, Xing Yi terengah-engah sembari memegang pedangnya. Armor yang ia kenakan robek, luka hampir di sekujur tubuhnya membuat pergerakannya semakin lambat, di samping itu ada puluhan prajurit mati di sekitarnya.

Tubuh Xing Yi gemetar tidak sanggup menaha rasa sakit yang ia alami, di samping itu rasa takut akan kematian menghantuinya. Namun di sisi lain, ia tidak takut akan kematian, terkadang berpikir kenapa aku tidak mati saja daripada menanggung beban yang tidak mungkin untukku tanggung? Berkali-kali ingin bunuh diri, ia menaha dirinya sendiri dan berjuang sekali lagi, mungkin di masa depan keberuntungan akan mengubah hidupnya yang sekarang.

"Tidak mungkin, ini bukanlah sesuatu yang bisa kita hadapi dengan jumlah seperti sekarang. Puluhan prajurit yang datang bersama kita telah di bantai satu persatu, tidak ada harapan untuk kita menang ataupun kabur, kita semua akan mati di bantai oleh Serigala Hitam."

Selangkah demi selangkah mereka bergerak mundur, hanya tersisa selusin prajurit yang melindungi Chen Xi. Nona muda Klan Chen, satu-satunya putri Pemimpin Klan Chen yang sekarang, wanita yang di hormati prajurit sekaligus para Tetua di Klan Chen karena memiliki bakat yang tak tertandingi dan masa depan yang tak terbatas di dunia.

"Xing Yi apa yang sedang kau lakukan bersembunyi di belakang prajurit! Maju dan lawan monster itu sekarang!" Terdengar suara nyaring memberi perintah kepada Xing Yi, Xing Yi menoleh kesamping melihat Chen Xi melihat kearahnya dengan tatapan tajam.

Mau berapa kali di katakan, melawan Serigala Hitam dengan jumlah tidak akan membalikkan keadaan. Hanya ada satu jalan, kematian! Atau mengorbankan satu orang sebagai umpan, sementara sisanya kabur meninggalkan tempat tersebut.

Dan orang yang akan menjadi korban adalah Xing Yi, Xing Yi gemetaran menggenggam pedang di tangannya. Bukan karena takut mati, melainkan tubuh penuh luka membuat dirinya tidak bertenaga mengangkat pedang.

"Apa yang kalian tunggu?!"

Rombongan lain berlarian meninggalkan Xing Yi di belakang, Xing Yi hanya mengangkat pedangnya menyerang dengan segala tebasan untuk bertahan hidup. Tebasan pertamanya membuat dirinya terlempar kebelakang memuntahkan banyak darah.

Napas Xing Yi terengah-engah, ia melihat monster itu mendekatinya. Menjilat dirinya seolah-olah ingin menelannya secara langsung.

Apa aku akan mati?

Ketika ingin menelan Xing Yi hidup-hidup, tiba-tiba terdengar ledakan besar di kedalaman Hutan Spiritual, energi biru meluas membakar segala hal yang di lalunya. Hal tersebut membuat Serigala Hitam ketakutan dan berlari menjauh dari tempat tersebut.

Xing Yi dengan tatapan kebingungan melihat apa yang terjadi sekarang, "Apa yang sebenarnya terjadi?" Ia bingung, namun di dalam lubuk hatinya ia berterimakasih kepada ledakan tersebut karena menyelematkan hidupnya, ia beranjak berdiri untuk pergi menyusul ke rombongan prajurit dan Chen Xi.

...

*Bersambung ...

Bab. 2 Klan Chen

Xing Yi berhasil mengejar rombongan Chen Xi dan komandan pasukan sementara. Pada saat yang sama, mereka melihat Xing Yi menyusul dari belakang, mereka terkejut setengah mati dan berpikir tentang Serigala Hitam mengejar Xing Yi yang kabur dari tugasnya sebagai umpan monster.

Chen Xi melihatnya langsung berhenti, ketika Xing Yi sampai di depannya, ia langsung mengarahkan pukulannya hingga membuat Xing Yi terlempar kebelakang menghantam pohon. Seteguk darah segar menyembur keluar dari mulutnya, Xing terbatuk-batuk.

"Apa yang kau lakukan di sini bodoh! Dimana Serigala Hitam tadi, apa dia mengejarmu atau kau kabur dari tugasmu menghalanginya!"

Xing Yi dapat menahan kebencian dan dendam dalam hatinya, meski di perlakukan tidak manusiawi, Xing Yi tidak bisa kabur dari Klan Chen. Kenapa? Ada semacam teknik pengikat di tubuhnya, seperti mantra budak yang kalau ia mati maka teknik pengikat itu akan ikut hancur dan sebaliknya, kalau ia hidup maka teknik itu akan tetap utuh dan orang yang menanamkan teknik pengikat tersebut memegang kendali hidup dan mati Xing Yi sekarang.

Karena hal tersebut, mau tidak mau Xing Yi harus kembali meski itu harus mengobarkan dirinya. Xing Yi dengan tegas menjawab, "Saat aku melawan Serigala Hitam, ledakan besar di kedalaman hutan membuatnya lari ketakutan, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena situasi yang baik, aku bergegas menyusul Nona muda dan bergabung dengan pasukan."

"Ledakan?"

Chen Xi mengingat beberapa menit yang lalu ia juga mendengar ledakan yang sangat besar di kedalaman hutan, ia menduga Reruntuhan Abadi telah terbuka sepenuhnya. Namun dengan keadaan mereka sekarang, mereka tidak bisa masuk kedalam Reruntuhan Abadi tanpa persiapan yang matang, karena mereka tidak ada yang tahu apa yang sedang menunggu mereka di sana, monster atau kematian?

Jadi, Chen Xi memutuskan untuk kembali ke klan menyiapkan diri dan membawa cukup pasukan untuk menelusuri Reruntuhan Abadi yang di katakan dalam legenda kuno di mana terdapat teknik ilahi dan sebuah senjata yang mampu membelah lautan dan menghancurkan pegunungan.

"Tch! Kenapa kau tidak mati saja?! Tapi baguslah kau tidak mati di mulut Serigala Hitam tadi, tidak menyenangkan tanpa budak yang menuruti perintah tuannya tanpa membantah sedikitpun."

Xing Yi hanya diam memendam kebencian ini. Jika bukan karena balas dendam ataupun teknik itu, ia sudah melarikan dirinya dari kota dan mencari cara menjadi kuat meski harus menjual jiwanya kepada iblis dunia bawah.

"Ayo kembali ke klan dan laporkan apa yang terjadi sekarang kepada Komandan. Setelah persiapan selesai, kembali ke tempat ini menelusuri Reruntuhan Abadi, mengerti?!"

"Baik Nona muda!"

Chen Xi sekilas melihatnya dengan tajam, kemudian memalingkan wajahnya. Tidak lama setelah Xing Yi menyusul mereka, mereka melanjutkan perjalanan untuk kembali ke klan. Bagaimanpun, situasinya berubah drastis, awalnya mereka membawa puluhan prajurit tangguh untuk menemani Chen Xi melakukan ekspedisi memasuki Reruntuhan Abadi untuk mendapatkan harta peninggalan Makhluk Abadi dari masa lalu.

Namun di pertengahan jalan, situasi berubah secara dramatis. Monster yang seharusnya berada di kedalaman hutan muncul lebih awal dan menyerang mereka. Dalam sekejap, puluhan prajurit di bantai hingga menyisakan selusin prajurit yang membuat ekspedisi mereka harus di hentikan untuk hari ini.

...

Di Klan Chen, Chen Xi kembali ketempatnya setelah tiba di sana. Sementara selusin prajurit yang selamat dari Serigala Hitam tengah berdiri di halaman belakang mendengarkan umpatan Komandan mereka, Xing Yi terdiam mendengarkannya, meski rasa sakit masih menghantuinya, ia tidak bisa kabur begitu saja atau mendapatkan pertolongan, ini adalah kesalahan.

Di depannya adalah Komandan pertama, Yang Bo di Klan Chen, orang kepercayaan Patriark Klan Chen saat ini. Mempunyai 30.000 prajurit di bawah komandonya, Xing Yi mengetahui orang seperti apa Komandan Yang Bo di depannya, meski begitu itu tidak bisa bertindak gegabah di depannya.

"Dari delapan puluh prajurit yang menemani Nona muda, hanya tersisa selusin orang yang selamat? Apa kalian semua bodoh! Bahkan tidak bisa melindungi Nona muda dengan aman!" Komandan Yang Bo menarik keluar pedangnya dari sarungnya membunuh tiga orang di depannya tanpa pandang bulu, hal tersebut membuat takut para prajurit yang tersisa di depannya.

Tatapan penuh dengan penghinaan, provokasi sekaligus merendahkan terlihat dari sorotan matanya, melihat mereka dengan tatapan jijik. Ekspresi itu bisa di lihat Xing Yi, "Kecuali Xing Yi, yang lain dapat kembali." Ucapnya.

"Terimakasih komandan."

Mereka buru-buru meninggalkan tempat tersebut, sementara Xing Yi masih berdiri di depan Komandan Yang Bo yang mendekatinya sembari mengarahkan ujung pedangnya kearah Xing Yi. Komandan Yang Bo berkata, "Jika bukan karena kau budaknya Nona muda, aku sudah membunuhmu sekarang. Tapi itu bagus, karena kau masih hidup. Lari keliling halaman sebanyak sepuluh kali. Jika kau menolaknya, kau tahu, kan?"

"Baik komandan."

Xing Yi mulai berlari mengelilingi halaman pelatihan sembari memegang perutnya yang terluka. Napas tersengal-sengal tak terhentikan, kepalanya dipenuhi rasa sakit seolah-olah efek samping kehilangan banyak darah dan kelelahan.

Setelah berlari mengelilingi halaman pelatihan, Xing Yi tergeletak di atas tumpukan jerami. Lebih daripada itu, sebagai prajurit seharusnya ia akan mendapatkan tempat di kamp prajurit, namun ia tidak mendapatkannya sama sekali karena ia adalah budak klan.

"Satu hari lagi seperti neraka."

"Aku sangat mengantuk."

"Aku ingin ... Tidur ... "

...

Pagi harinya, Xing Yi berada di post halaman depan melihat tugasnya. Tugas hari ini adalah patroli di kota melihat keadaan sekitar apa ada yang mencurigakan atau tidak. Jika ada yang mencurigakan langsung di atasi atau melaporkannya kepada komandan yang betugas pada hari itu, dan sebaliknya kalau tidak ada maka ia melanjutkan tugasnya sampai matahari terbenam.

Tugas patroli yang ia jalankan seharusnya di lakukan dua orang, tetapi ia bertugas sendirian. Xing Yi sudah tahu siapa orang yang merancang tugasnya sendirian, meski begitu ia masih melakukan meskipun itu akan menyusahkan dirinya sendiri untuk melaporkan tugas hingga menyelesaikan masalah di kota.

Mau membantah tugas, Xing Yi tidak bisa karena ia di bawah kendali teknik pengikat Klan Chen. Ia berjalan keluar dari kediaman, membawa pedang di pinggang menjalankan tugasnya.

Saat berada di kota, Xing Yi melihat warga kota mulai beraktivitas, mulai dari mempersiapkan dagangan hingga aktivitas lainnya di lakukan di pagi hari. Dari sisi lain, prajurit lain juga melakukan tugas mereka dengan baik, namun mereka bertugas berdua sementara ia sendirian di sana.

"Semangat Xing Yi."

Xing Yi menepuk wajahnya sendiri untuk membangunkannya dari pikiran buruk dan rasa lelahnya. "Aku harus kuat, sampai aku menemukan cara untuk menghilangkan teknik pengikat ini."

Dalam benaknya, ia ingin melarikan diri setelah teknik yang mengekangnya selama ini lepas. Selama bertahun-tahun ia sudah mencari tahu mengenai teknik ini dan cara melepaskannya, namun belum ada hasil yang pasti untuk melepaskannya.

Karena itu, ia tidak bisa kabur dan menuruti semua omong kosong orang-orang yang tinggal di klan.

"Tolong Berhenti Tuan prajurit."

...

*Bersambung ...

Bab. 3 Membeli Teknik Palsu

Xing Yi menghentikan langkah kakinya ketika mendengar suara seseorang menyapanya, ia menoleh kesamping melihat seorang wanita tua yang duduk bersila berjualan buku bela diri. Melihatnya secara langsung sudah menyadarkan Xing Yi apa yang ia lihat sekarang, tetapi ia tidak bersikap arogan kepada orang yang lebih tua darinya, ia melihat ke sekitarnya dan berkata, "Apa Nenek memanggilku?" Kata Xing Yi.

"Siapa lagi prajurit terhormat yang aku panggil selain kau, Tuan prajurit?"

Setelah mengkonfirmasi bahwa ialah orang yang di panggil, Xing Yi mendekatinya dan bertanya, "Apa ada yang bisa aku bantu?" Ucap Xing Yi.

"Tidak ada ... Aku hanya menyapamu. Berharap kau mau membeli salah satu buku yang aku jual, aku belum makan selama beberapa hari ini. Setidaknya, untuk makan hari ini dengan menjual buku-buku ini meski dengan harga murah." Ucap wanita tua tersebut.

Xing Yi mengerutkan keningnya, ia melihat buku-buku yang di jual wanita tua tersebut. Buku yang dia jual tidak lain adalah buku seni bela diri palsu, orang bodoh mana menjual buku seni bela diri di pinggir jalan? Seharusnya mereka melelangnya untuk mendapatkan keuntungan tinggi.

"Apa dia akan membelinya?"

"Mungkin saja, aku pernah ketipu olehnya. Aku membelinya untuk anakku, tapi isi di dalamnya bukanlah seni bela diri seperti perkiraanku. Itu hanya dongeng bodoh tentang sampah."

"Wanita tua itu adalah penipu, bagaimanapun sebuah buku bela diri seharusnya mempunyai harga tinggi dan bahkan di perebutkan banyak orang. Bagaimana dia bisa menjualnya dengan begitu saja, jika itu beneran asli dia tidak akan selamat karena kultivator akan membunuhnya untuk mendapatkan buku tersebut tanpa membayarnya."

"Ya begitulah ... Sebagai sesama manusia biasa. Aku sedikit simpati, tapi di dunia ini tanpa kekuatan bukanlah sesuatu yang harus memikirkan simpati. Mati atau tidaknya semua tergantung kepada kehidupan yang kau jalani."

"Jika kau menjalani kehidupan dengan kebohongan, pada akhirnya kau akan mendatangkan kematian pada dirimu sendiri, itu adalah kehendak takdir."

Mereka membicarakan wanita tua penipu yang ada di depannya, Xing Yi sebenarnya tahu akan hal tersebut karena tidak mungkin buku bela diri di jual eceran seperti ini. Ketika ia membaca judulnya saja sudah membuatnya yakin, karena semua itu sangat mengejutkan baginya.

Contohnya, Teknik Kultivasi Ganda ataupun Seni Pedang Pemutus. Tampak mendominasi dan menarik, namun nama itu sangat hebat sampai-sampai membuat semuanya seperti buku hampa yang dipenuhi dongeng.

Xing Yi melihat wanita tua itu begitu kurus dan keriput dipenuhi dengan rasa haus, ia menghela napas panjang dan mengeluarkan sekantung uang dari sakunya. "Aku akan mengambil buku ini." Ucap Xing Yi mengambil buku tentang pemurnian, pembentukan tubuh abadi.

Meskipun sudah tahu hasilnya seperti apa, ia tetap mengambilnya. Wanita tua itu memegang tangannya dan terus mengatakan terimakasih, "Tuan prajurit, terimakasih banyak, terimakasih. Aku akan selalu berdoa kepada dewa untuk keberuntunganmu di masa depan."

"Sama-sama."

Xing Yi beranjak berdiri setelah membayar buku yang ia beli, ia melihat wanita tua itu melihat kepergiannya sembari melambaikan tangannya dan berteriak keras, "Aku harap kau menikmati kehidupanmu."

Xing Yi sempat bingung dengan perkataan wanita tua itu, tetapi ia tidak ingin mengambil pusing dan memalingkan pandangannya ketempat lain melanjutkan tugasnya. Saat di jalan, ia melihat buku yang ia beli sebelumnya, di dalamnya hanya lembaran kertas kosong tanpa tinta ataupun kuas.

"Sudah aku duga."

Ia menghela napas, ia sudah menduga dari awal kalau ia ketipu. Walaupun begitu, ia menyimpan buku yang ia beli untuk menjadi catatannya di masa depan, bagaimanapun akan sangat sia-sia kalau tidak di gunakan.

...

Selesai tugas, di halaman pelatihan Klan Chen, Xing Yi berhadapan dengan Komandan Yang Bo. Dalam benaknya, Xing Yi sudah tahu kenapa dirinya di panggil menemuinya. Satu hari tanpa mencari-cari kesalahan Xing Yi tidak mungkin bagi Komandan Yang Bo, tentunya ia juga harus melaporkan tugas hari ini kepadanya meskipun enggan untuk bertemu atau bicara dengannya.

"Ulangi!"

Bagh!

Darah segar menyembur keluar dari mulut Xing Yi, Xing Yi buru-buru menutup mulutnya. Meski begitu, ia terbatuk-batuk mengeluarkan darah, lukanya belum pulih sepenuhnya sehingga serangan tadi mengupas luka lamanya. "Ma— Maafkan aku Komandan." Ucap Xing Yi

"Maaf? Tidak ada kata maaf!"

Xing Yi beranjak berdiri, tubuh gemetaran menghadap Komandan Yang Bo. Ia berdiri tegap menahan rasa sakitnya dan berkata. "Tidak ada masalah apapun di kota, aku telah menelusuri dari distrik timur hingga utara tidak ada hal mencurigakan."

Komandan Yang Bo menyentuh wajahnya dan menepuknya beberapa kali, "Bagus, seperti ini yang ingin aku dengar Xing Yi. Tapi— Aku mendapatkan laporan dari prajurit lain kalau kau membeli buku dari wanita tua, aku penasaran buku seperti apa itu?!"

Tangan Komandan Yang Bo menarik kera Xing Yi, ia mengambil buku yang Xing Yi simpan di sakunya. Tatapan Komandan Yang Bo terlihat jelas menghinanya, ia tertawa terbahak-bahak sembari menepuk wajah Xing Yi, "Pemurnian Tubuh Abadi? Dongeng yang sangat lucu Xing Yi, membeli buku sampah ini? Aku pikir kau hanya bodoh, tapi ini sudah lebih bodoh daripada bodoh. Apa kau berharap keberuntungan mendatangimu? Kaisar telah menetapkan, budak tetaplah budak dan selamanya akan menjadi budak."

Komandan melepaskan cengkeramannya dan membuka lembaran pertama, tidak ada yang bisa ia lihat selain kertas kosong tanpa jejak tinta satupun, mau seberapa banyak ia membalikkan lembaran, tidak di temukan apapun di dalamnya.

"Tidak hanya bodoh dan naif, kau bahkan di tipu wanita tua untuk membeli buku kosong? Hahahaha! Pantas, bodoh tetaplah bodoh sampai mati! Membeli buku yang tidak ada gunanya! Berharap bisa berkultivasi? Jangan bermimpi, kasta budak tetaplah budak ingat baik-baik Xing Yi, jadilah penurut."

Ia menerobek buku itu menjadi dua bagian, Xing Yi ingin menghajarnya. Ia mengigit bibirnya menahan dirinya, buku yang ia beli itu di lempar ke wajahnya dan dengan decakan kecil Komandan Yang Bo memasang ekspresi jijik dan meninggalkan tempat tersebut.

Xing Yi melihatnya pergi lalu terduduk mengambil buku yang di robek nya, "Aku tahu— " ia membawa buku itu kembali ke tempatnya tinggal, setidaknya di sana ia menyatukan kembali buku yang di robek Komandan Yang Bo dengan nasi kemarin sebagai media perekat.

"Akhirnya selesai." Xing Yi membuka lembaran pertama, ia tidak melihat tulisan apapun di dalamnya, "Aku sudah mengeluarkan banyak tael perak untuk buku ini. Jika rusak begitu saja akan sangat merugikanku—" ia menghela napasnya, di dalam hatinya masih ada sedikit harapan kalau keajaiban itu benar-benar ada dan jatuh kepadanya.

Namun sepertinya, Xing Yi terlalu berharap kepada sesuatu yang tidak mungkin ia dapatkan sekarang.

...

*Bersambung ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!