Kasandra yang sedang merapikan dokumen karena sebentar dirinya sebentar lagi pulang kerja. Namun tiba-tiba ponselnya berdering beberapa kali tanda ada banyak pesan masuk.
Karena penasaran Kasandra mengambil ponselnya dari dalam tasnya lalu membuka pesan tersebut. Mata Kasandra membulat sempurna ketika melihat beberapa pesan tersebut berupa foto-foto syur kekasihnya bersama adik tirinya.
Padahal sebentar lagi dirinya akan menikah dengan kekasihnya. Hati Kasandra sangat hancur mengetahui hal itu membuat mata Kasandra berkaca-kaca.
"Kasandra, ayo kita pergi merayakan ulang tahunku di hotel bintang 5." Ajak temannya yang bernama Dewi.
"Aku di ajak tidak?" Tanya Fitri dan Rohma dengan serempak.
"Tentu saja di ajak. Kan kalian sahabatku." Jawab Dewi sambil tersenyum.
"Kasandra, kenapa wajahmu sedih?" Tanya Fitri yang melihat Kasandra diam saja dan terlihat wajahnya sangat sedih.
"Tidak ada apa-apa." Jawab Kasandra sambil memaksakan untuk tersenyum dan menutupi kesedihannya.
"Ayo deh kita pergi." Sambung Kasandra sambil melanjutkan merapikan dokumen.
"Ok." Jawab ke 3 gadis tersebut dengan serempak sambil merapikan dokumen.
Setelah selesai ke empat gadis cantik tersebut kemudian pergi meninggalkan perusahaan tersebut menuju ke hotel bintang lima tempat untuk merayakan ulang tahun Dewi.
Skip
Sampai di hotel bintang lima dan berada di ruangan vip, Dewi memesan beberapa botol minuman anggur dan beberapa cemilan, makanan kesukaannya dan makanan kesukaan ke 3 sahabatnya beserta beberapa minuman kesukaan mereka.
"Aku ingin ke toilet dulu." Ucap Kasandra sambil berdiri.
"Aku ikut." Ucap Fitri sambil ikut berdiri.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian ke dua gadis itupun pergi meninggalkan ke dua sahabatnya. Setelah Kasandra dan Fitri pergi, Dewi mengeluarkan bungkusan membuat Rohma penasaran.
"Apa itu?" Tanya Rohma kepo.
"Obat perang sang buat sahabat kita." Jawab Dewi sambil tersenyum jahat.
"Apa? Kamu kok jahat banget sama Kasandra dan Fitri? Memang salah mereka apa?" Tanya Rohma dengan wajah sangat terkejut sekaligus sangat kecewa dalam waktu bersamaan.
"Aku hanya memberikan obat perang sang ini ke Kasandra. Aku melakukan ini karena Aku di suruh Bela untuk memberikan obat ini ke Kasandra." Jawab Dewi.
Ketika Rohma ingin berbicara tiba-tiba pintu terbuka dengan lebar. Dua orang pelayan hotel membuka pintu dengan lebar kemudian dua orang pelayan hotel lainnya mendorong troli.
Dua pelayan hotel tersebut mendorong troli tersebut ke arah Dewi dan Rohma. Setelah itu mereka meletakkan beberapa botol anggur, makanan, cemilan dan minuman di atas meja makan.
Setelah selesai ke dua pelayan tersebut pergi meninggalkan Dewi dan Rohma sambil membawa troli yang sudah kosong.
Dewi mengambil salah satu botol anggur tersebut kemudian membuka tutup botolnya. Setelah itu barulah Dewi memasukkan obat perang sang dosis tinggi ke dalam botol tersebut.
"Aku tahu kalau kamu akan memberitahukan ke Kasandra. Tapi kamu harus menerima konsekuensinya jika kamu berani mengatakannya. Yaitu kamu akan tidur dengan seorang kakek yang sudah bau tanah." Ucap Dewi sambil tersenyum devil dan menutup botol anggur tersebut.
"Kita sudah bersahabat waktu kita sekolah bersama sampai sekarang di mana kita berempat bisa satu kantor. Tapi kenapa kamu tega sama kami?" Tanya Rohma dengan wajah sangat kecewa.
"Aku tidak membencimu ataupun membenci Fitri tapi Aku sangat membenci Kasandra. Karena hidup Kasandra sangat sempurna di mana Kasandra merupakan anak orang kaya, sangat cantik dan sangat pintar." Jawab Dewi.
"Aku tahu kalau kamu menyukai Paman Richard William dan Alex William tapi ke dua pria kaya itu sama sekali tidak mempedulikanmu. Mereka lebih tertarik dengan Kasandra dan mereka ingin menikahi Kasandra. Hanya saja Kasandra lebih memilih Alex William untuk menjadi suaminya." Sambung Dewi.
"Apakah kamu tidak ingin menghancurkan reputasi Kasandra? Jika reputasi Kasandra hancur maka kamu ada kesempatan untuk memiliki Paman Richard William atau Alex William." sambung Dewi berusaha mempengaruhi Rohma.
Rohma hanya terdiam dan tidak berapa lama datang Kasandra dan Fitri. Mereka berjalan ke arah mereka lalu duduk di kursi sofa.
Mereka mengobrol terlebih dahulu hingga lima belas menit kemudian mereka makan bersama. Namun sebelumnya Kasandra dan Fitri berdoa terlebih dahulu sedangkan Rohma dan Dewi malas untuk berdoa.
Hingga lima Belas menit kemudian mereka selesai makan dan minum. Lalu berlanjut meminum anggur, Dewi membuka tutup anggur kemudian menuangkan anggur ke dalam gelas yang masih kosong.
"Selama ini Aku selalu menolak untuk meminum anggur tapi khusus hari ini Aku minum anggur untuk merayakan ulang tahun Dewi." Ucap Kasandra sambil mengambil botol anggur yang ada di depannya.
"Baguslah. Kalau begitu satu botol anggur itu Aku hadiahkan khusus untukmu." Ucap Dewi sambil tersenyum jahat.
'Syukurlah, tanpa perlu Aku bujuk kamu mau minum anggur itu.' Sambung Dewi dalam hati.
'Maafkan Aku, Aku terpaksa demi cintaku pada dua pria yang diam-diam Aku cintai. Walau kamu tidur dengan satu pria pasti masih ada pria lain yang mau menerimamu apa adanya.' Ucap Rohma dalam hati.
"Kasandra, nanti kamu mabuk." Ucap Fitri berusaha melarang Kasandra minum anggur.
"Hanya sedikit saja, tidak akan membuatku mabuk." Jawab Kasandra sambil mengangkat gelas yang sudah berisi anggur.
Kasandra meminum anggur tersebut dengan sekali tenggak dan lidahnya terasa aneh karena Kasandra belum pernah minum anggur. Kasandra kembali menuang gelas tersebut namun di larang oleh Fitri.
"Kasandra, sudah sekali saja minumnya." Pinta Fitri.
"Fitri, sudahlah lebih baik kamu urus dirimu sendiri. Kasandra ingin merayakan ulang tahunku dengan cara menghabiskan botol anggur itu. Benarkan, Kasandra?" Tanya Dewi.
"Tentu saja." Jawab Kasandra tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
Kasandra kembali meminum anggur tersebut lalu kembali menuangkan anggur ke gelas hingga penuh lalu meminumnya hingga habis. Ketika tinggal setengah botol Kasandra mulai mabuk.
"Alex, breng x sek!" Maki Kasandra mulai meracau.
"Memangnya Alex kenapa?" Tanya Dewi penasaran begitu pula dengan Rohma.
"Alex .... Hiks ... Hiks ... Hiks ..." Ucap Kasandra sambil terisak tanpa menjawab pertanyaan Dewi.
"Ssttttt .... Sudah. Jangan dipikirkan pria breng x sek itu. Masih banyak pria lain yang sangat tampan di mana mereka akan mengantri untuk mendapatkan wanita sebaik dirimu." Ucap Fitri sambil memeluk Kasandra dari arah samping.
"Fitri, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Dewi yang masih penasaran begitu pula dengan Rohma.
"Alex selingkuh dengan Bela." Jawab Fitri dengan singkat.
"Bela, adik tirinya Kasandra?" Tanya Rohma memastikan.
"Siapa lagi. Sudah Ayahnya di rebut sama Ibu tirinya sekarang anaknya merebut kekasihnya Kasandra." Jawab Fitri sambil menahan amarahnya terhadap Ibu Tirinya dan Adik Tirinya Kasandra.
"Benar kata pepatah di mana buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ibu Tiri dan Anak kandungnya sama-sama suka merebut pria yang sudah memiliki wanita." Sambung Fitri sambil menahan kebencian ke mereka berdua.
"Kepalaku kok tiba-tiba pusing." Ucap Kasandra tiba-tiba.
"Kebetulan Aku menyewa kamar hotel, Aku antar ya." Ucap Dewi sambil berdiri dan berjalan ke arah Kasandra.
"Tapi pestanya bagaimana?" Tanya Kasandra sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Tenang saja, setelah kamu tidur di kamar. Aku balik lagi ke sini." Jawab Dewi sambil membantu Kasandra berdiri.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan dengan di bantu Dewi. Ketika Fitri berdiri ingin membantu Kasandra bersamaan tangannya di tahan oleh Rohma.
"Aku ingin membantu Kasandra jadi lepaskan tanganmu." Ucap Fitri.
"Kasandra sudah di bantu sama Dewi jadi lebih baik kamu temani Aku di sini." Ucap Rohma.
"Apa yang dikatakan Rohma memang benar. Lebih baik kamu temani Rohma biar Aku membawa Kasandra ke kamar untuk istirahat." Ucap Dewi.
"Tapi ..." Ucapan Fitri terpotong oleh Kasandra.
"Aku tidak apa-apa, lebih baik kamu temani Rohma." Ucap Kasandra.
"Baiklah, kalau ada apa-apa kabari Aku." Ucap Fitri dengan wajah kuatir.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian Kasandra dan Dewi pergi dari ruangan tersebut. Dewi berjalan sambil memapah Kasandra hingga akhirnya mereka masuk ke dalam kamar hotel.
Dewi meletakkan perlahan tubuh Kasandra lalu pergi meninggalkan Kasandra sendirian di ranjang. Sampai di luar pintu, seorang pria paruh baya berdiri sambil menatap Dewi.
"Orangnya ada di dalam dan bisa dipastikan masih virgin." Ucap Dewi.
"Bagus. Uang akan Aku transfer sekarang." ucap pria paruh baya sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana panjangnya.
Pria tersebut mengotak atik ponselnya hingga beberapa saat ponsel milik Dewi berdering sekali membuat Dewi mengambil ponselnya di tas selempangnya.
Dewi membuka isi pesan tersebut lalu membacanya sekilas kemudian menatap ke arah pria paruh baya tersebut.
"Terima kasih atas kerja samanya dan selamat menikmati." Ucap Dewi sambil tersenyum bahagia.
Pria paruh baya tersebut hanya terdiam dan berjalan ke arah kamar yang tadi Dewi dan Kasandra masuki. Sedangkan Dewi kembali ke ruangan vip untuk menemui Fitri dan Rohma.
Sedangka pria paruh baya tersebut masuk ke dalam kamar tersebut dan melihat Kasandra berusaha untuk bangun dan bersiap membuka kancing jas kerjanya.
"Kamu siapa? Keluar!" Teriak Kasandra sambil mengancingi jasnya yang sudah terbuka.
"Kamu tidak perlu tahu siapa Aku tapi yang pasti malam ini kita akan bersenang-senang." Ucap pria paruh baya tersebut sambil tersenyum mesum.
Kasandra sangat terkejut dengan ucapan pria paruh baya tersebut membuat Kasandra menggunakan sisa-sisa tenaganya mendorong pria tersebut hingga terjatuh ke lantai.
Lalu Kasandra berlari ke arah pintu lalu membuka pintu tersebut dengan lebar kemudian berlari. Pria paruh baya tersebut sangat kesal dan berusaha bangun kemudian mengejar Kasandra.
'Aku harus kuat dan jangan sampai harta berhargaku yang selama ini Aku jaga di ambil pria yang sudah sepantasnya di panggil Kakek.' Ucap Kasandra dalam hati sambil berusaha berlari dengan sisa-sisa tenaga karena tubuhnya lemah akibat obat perang sang.
Bruk
"Akhhhh!" Teriak Kasandra ketika tubuhnya menabrak seseorang.
Sebelum Kasandra terjatuh pria tampan tersebut memeluk pinggang Kasandra. Kasandra dan pria tampan tersebut saling menatap hingga terdengar suara langkah kaki menuju ke arah mereka.
"Lepaskan gadis itu!" Perintah pria paruh baya tersebut dengan nada dingin sambil masih berjalan ke arah mereka.
Pria tampan tersebut menjentikan jarinya dan dua orang anak buahnya menarik paksa pria paruh baya tersebut meninggalkan mereka berdua.
Kasandra masih menatap ke arah pria tampan tersebut sambil mengalungkan ke dua tangannya ke lehernya.
"Aku datang ke sini untuk menemukan seorang pria." Ucap Kasandra.
"Siapa yang kamu cari?" Tanya Pria tampan tersebut.
"Tentu saja mencarimu." Jawab Kasandra.
Setelah mengatakan hal itu Kasandra berjinjit sambil menarik leher pria tampan tersebut agar dekat dengan wajahnya.
Kasandra kemudian mencium bibir pria tersebut membuat tubuh pria tersebut tegang seperti tersengat aliran listrik.
Pria tampan tersebut langsung menggendong Kasandra kemudian masuk ke dalam kamar vvip. Sedangkan Kasandra mengalungkan ke dua tangannya ke leher pria tampan tersebut sambil mencium bibirnya.
Pria tampan tersebut membalas ciuman Kasandra hingga mereka berada di ranjang. Pria tampan tersebut meletakkan perlahan tubuh Kasandra di ranjang namun Kasandra menariknya hingga menimpa tubuh Kasandra.
Kasandra membalikkan tubuhnya dan kini berubah di mana Kasandra sekarang berada di atas sedangkan pria tampan tersebut berada di bawah.
Kasandra mencium bibir pria tampan tersebut membuat pria tampan tersebut membalas ciuman Kasandra. Mereka saling bertukar saliva hingga beberapa saat Kasandra kehabisan nafas.
"Apakah kamu melihat dengan jelas siapa Aku?" Tanya pria tampan tersebut.
Pria tampan tersebut melihat Kasandra menghirup udara sebanyak-banyaknya tanpa mengubah posisi. Pria tampan tersebut membiarkan tubuhnya di timpa oleh Kasandra di mana Kasandra menatap dirinya dari jarak sangat dekat.
"Bukankah kamu Paman pertama Richard William dan mempunyai ponakan yang bernama Alex William?" Tanya Kasandra balik bertanya sambil jari telunjuknya ke arah kening Richard.
Kemudian dari kening Richard, jari telunjuk Kasandra bergeser ke hidung, mulut hingga berakhir ke dagu. Apa yang dilakukan oleh Kasandra membuat tubuh Richard seperti tersetrum aliran listrik. Karena baru kali ini tubuhnya di sentuh oleh gadis lain.
"Kamu dan Alex William akan segera menikah, apakah kamu yakin melakukan ini?" Tanya Richard sambil berusaha menahan ha x sratnya yang sudah mulai naik akibat ulah Kasandra.
Tanpa menjawab Kasandra mencium bibir Richard sambil ke dua tangannya menggenggam tangan Richard.
Richard yang sudah tidak bisa menahan ha x srat x nya langsung membalikkan tubuhnya. Kini Richard berada di atas sedangkan Kasandra berada di bawah kemudian mereka kembali berciuman sambil melepaskan satu persatu pakaiannya.
xxxxxxxxx
Di tempat yang sama hanya beda ruangan di mana Dewi mengirim pesan ke sahabatnya yang bernama Bela kalau misinya sudah selesai.
Bela yang merupakan adik tiri Kasandra sangat senang kemudian mengajak Alex yang merupakan kekasihnya Kasandra. Hingga dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di hotel bintang 5.
"Kak Alex, sahabatku melihat adikku bersama seorang pria liar datang ke hotel ini dan menginap di kamar hotel." Ucap Bela.
"Dasar Kasandra tidak tahu malu menghabiskan malam ini dengan pria liar." Ucap Alex dengan wajah menahan amarahnya.
'Kasandra, tunangan Alex adalah Aku.' Ucap Bela dalam hati sambil berjalan bersama Alex.
Mereka berdua berjalan menuju ke kamar hotel nomer 808 sesuai informasi dari Dewi. Hingga Dewi melihat kamar nomer 808.
"Itu kamarnya ada di sebelah kiri." Ucap Bela sambil menunjuk ke arah kamar 808.
Tanpa menjawab Alex berjalan dengan langkah cepat menuju ke arah kamar 808 diikuti oleh Bela. Sampai di depan pintu kamar 808 Alex dan Bela menghentikan langkahnya.
"Kasandra, akan Aku bunuh kamu." Ucap Alex sambil menahan amarahnya.
Alex memegang gagang pintu lalu mendorongnya dengan kasar. Alex masuk ke dalam bersama Bela namun ruangan tersebut kosong dan tidak ada satupun yang menginap di kamar tersebut.
"Kamu bilang Kasandra tidur bersama pria liar, sekarang kemana mereka?" Tanya Alex dengan nada satu oktaf.
Bela tidak menjawab pertanyaan Alex namun Bela berlari ke arah kamar mandi untuk mencari keberadaan Kasandra dengan pria paruh baya.
Namun kamar mandi tersebut kosong tidak ada orang sama sekali. Bela membalikkan badannya dan berjalan ke arah Alex yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku tidak mungkin salah." Ucap Bela yang masih tidak percaya kalau Kasandra tidak ada di ruangan yang sekarang mereka masuki.
Tanpa menjawab Alex pergi meninggalkan Bela membuat Bela memanggil namanya namun Alex sama sekali tidak mempedulikan panggilan Bela.
'Aku akan memberikan pelajaran ke Dewi karena rencanaku yang Aku susun dengan sangat matang gagal.' Ucap Bela dalam hati.
Bela terpaksa mengejar Alex karena dirinya ingin dekat dengan Alex sambil berusaha menjelekkan Kasandra agar Alex tidak jadi menikah dengan Kasandra.
xxxxxxxx
Sedangkan di tempat yang sama hanya beda kamar hotel di mana Kasandra dan Richard melakukan hubungan suami istri hingga setengah jam kemudian mereka selesai melakukan hubungan suami istri.
Karena lelah Kasandra dan Richard tidur dengan pulas sambil berpelukan hingga pagi menjelang. Di mana Kasandra perlahan membuka matanya dan dirinya sangat terkejut karena memeluk tubuh kekar Richard.
Kasandra membuka selimutnya dengan perlahan dan melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benang. Kasandra berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.
Kasandra teringat ketika dirinya mencium bibir Richard hingga Richard membalas ciuman Kasandra. Hingga akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri.
'Ya Tuhan, Aku sebenarnya tidur dengan Paman Pertama yaitu Paman Richard William. Bodohnya Aku (sambil menepuk keningnya sendiri) ... Gara-gara minum anggur membuatku melakukan perbuatan gila yaitu melakukan hubungan suami istri. Tapi Paman Richard William sangat tampan dari pada ponakannya yang bernama Alex William.' Ucap Kasandra dalam hati sambil menatap wajah tampan Paman Richard William.
Tidak berapa lama ponsel miliknya bergetar membuat Kasandra perlahan melepaskan pelukannya kemudian mengangkat perlahan tangan Paman Richard William lalu diletakkan perlahan ke samping.
Kasandra dengan perlahan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja bersamaan panggilan komunikasi terputus. Kasandra membuka ponselnya dan melihat ada 20 panggilan tidak terjawab dan 30 pesan masuk. Kasandra melihat panggilan dari kekasihnya dan dari Ayahnya begitu pula dengan isi pesan.
'Aku tidak peduli dengan kalian karena selama bertahun-tahun kalian sangat jahat padaku.' Ucap Kasandra dalam hati.
Kasandra kemudian turun dari ranjang sambil meringis menahan rasa perih pada bagian privasinya. Kasandra berjalan dengan perlahan kemudian memunguti satu persatu pakaiannya lalu pergi ke arah kamar mandi.
'Ak mandi di rumah saja karena Aku takut jika Paman Richard William bangun dan menemukanku.' Ucap Kasandra dalam hati sambil memakai pakaiannya.
Hingga lima menit kemudian Kasandra sudah selesai memakai pakaian lalu membuka perlahan kamar mandi. Kasandra mengintip dari balik pintu untuk memastikan apakah Paman Richard William sudah bangun atau belum.
Setelah melihat kalau Paman Richard William masih tidur barulah Kasandra berjalan dengan perlahan kemudian mengambil tas dan sepasang sepatu yang tergeletak di lantai.
Ketika Kasandra berjalan ke arah pintu, Kasandra tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Paman Richard William.
Kasandra meletakkan perlahan sepasang sepatunya di lantai lalu membuka tasnya sambil berjalan dengan perlahan ke arah ranjang. Kasandra mengeluarkan dua lembar uang lalu diletakkan di atas ranjang.
'Paman Richard William, mohon jangan tersinggung karena Aku hanya bisa memberikan uang hanya segini. Maklum Aku harus irit karena gajian masih lama.' Ucap Kasandra.
Selesai mengatakan hal itu Kasandra pergi meninggalkan hotel tersebut. Hingga lima menit kemudian Paman Richard William perlahan membuka matanya.
Paman Richard William menatap sekeliling ruangan hingga tanpa sengaja melihat dua lembar uang tergeletak di ranjang. Paman Richard William langsung terbangun kemudian mengambil dua lembar uang tersebut.
"Gadis kecil itu mengira Aku seorang gigolo. Hanya karena ingin tidur denganku gadis itu memberikan Aku dua ratus dollar. Menarik." Ucap Paman Richard William sambil tersenyum.
Kasandra kini berada di luar lobby hotel kemudian menyetop taksi yang kebetulan lewat. Setelah taksi tersebut berhenti tepat di depannya barulah Kasandra masuk ke dalam taksi.
Tidak berapa lama ponselnya berdering membuat Kasandra mengambil ponselnya dari dalam tasnya untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya.
'Fitri menghubungiku, kira-kira ada apa ya?' Tanya Kasandra sambil menggeser tombol berwarna hijau.
'Hallo.' Panggil Kasandra.
'Kasandra, maaf kemarin Aku ingin menemanimu menginap tapi Aku di telepon Ibuku kalau Ayahku sakit jadi Aku pergi ke rumah sakit hari itu juga.' Ucap Fitri melaporkan kenapa dirinya tidak menemani Kasandra.
'Tidak apa-apa. Oh ya bagaimana keadaan Ayahmu?' Tanya Kasandra.
'Sudah mendingan. Kamu sekarang ada di mana?' Tanya Fitri.
'Lagi di jalan, ada apa?' Tanya Kasandra.
'Foto syur tunanganmu dan Adik tirimu ada di mana-mana sekarang. Foto di mana tunanganmu tidur bersama Bela.' Jawab Fitri menjelaskan apa yang terjadi.
"Aku tahu karena Akulah yang memposting foto-foto itu.' Jawab Kasandra dengan nada santai.
'Apa?' Tanya Fitri dengan wajah terkejut.
'Aku tidak ingin membicarakannya untuk saat ini karena hatiku masih sakit. Sekarang Aku dalam perjalanan pulang dan Aku minta tolong agar kamu datang ke rumah orang tuaku." Jawab Kasandra.
'Karena Aku merasa orang tuaku akan marah besar dan menghukumku.' Sambung Kasandra.
'Tanpa kamu minta, Aku juga tahu. Karena Ayahmu pasti akan menghukummu dengan cambukan dan Aku akan mengantarmu ke rumah sakit.' Jawab Fitri kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar.
'Kasandra, Aku minta padamu untuk pergi dari rumah neraka itu." Mohon Fitri penuh harap.
Fitri tahu kalau Kasandra sering di siksa oleh Ayah kandungnya karena Ayah kandungnya lebih membela istri mudanya dan anak ke duanya.
Fitri juga yang selalu membawa Kasandra pergi ke rumah sakit di saat Kasandra terluka parah akibat Ayahnya mencambuk Kasandra.
Sedangkan Dewi dan Rohma ponselnya tidak pernah aktif di saat Kasandra meminta mereka untuk membawanya ke rumah sakit. Hanya Fitri yang bersedia menemaninya dan selalu ada waktu untuk Kasandra.
Fitri juga yang tidak pernah lelah untuk selalu meminta Kasandra untuk pergi dari rumah neraka itu namun Kasandra selalu bertahan untuk tinggal di rumah itu.
'Baiklah, saat ini Aku akan mendengarkanmu. Namun Aku akan menemui mereka untuk terakhir kalinya.' Ucap Kasandra yang sudah lelah dengan apa yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.
'Syukurlah. Aku akan pergi untuk menjemputmu.' Ucap Fitri sambil tersenyum bahagia karena sahabat baiknya akan pergi dari rumah neraka itu.
'Ok. Terima kasih. Kamu memang sahabat baikku.' Ucap Kasandra.
'Kamu juga sahabat baikku.' Ucap Fitri.
Kasandra tersenyum kemudian sambungan komunikasi terputus. Kasandra menyimpan kembali ponselnya ke dalam tasnya bersamaan taksi yang ditumpanginya berhenti.
Kasandra turun dari mobil namun sebelumnya membayar taksi terlebih dahulu. Kasandra kemudian berjalan memasuki rumah minimalis di mana Kasandra sebentar lagi pergi dari kehidupan mereka sampai saat yang tidak bisa ditentukan.
"Kasandra!" Teriak Sebastian Subroto yang melihat Putri Kasandra berjalan melewati ruang keluarga.
Plak
Sambil berteriak Sebastian Subroto menampar putri tertuanya membuat Kasandra memegangi pipinya yang terasa perih.
"Kamu masih tahu untuk kembali!" Teriak Sebastian Subroto sambil menatap Kasandra dengan tatapan tajam.
Kasandra hanya terdiam sambil menatap Sebastian Subroto yang sedang berjalan ke arah istri mudanya. Sedangkan Bela berjalan ke arah Kasandra dengan ekspresi pura-pura sedih.
"Kakak, kenapa Kakak melakukannya dengan sengaja? Mengedit gambar untuk menjebakku dan Kak Alex William? Kenapa Kakak merusak reputasi keluarga kita dan keluarga Kak Alex William?" Tanya Bela sambil mengeluarkan air mata buayanya.
"Apakah Kakak tidak tahu kalau Ayah sangat sedih dengan apa yang dilakukan Kakak?" Tanya Bela lagi.
"Kamu dan Alex tidur bersama, apakah kamu tidak takut merusak reputasi keluarga kita dan keluarga kak Alex William?" Tanya Kasandra dengan nada satu oktaf sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar.
"Beraninya kamu membalas perkataan adikmu." Ucap Sebastian Subroto sambil berdiri dari sofa dan berjalan ke arah meja untuk mengambil cambuk.
"Aku akan membunuhmu dan Aku akan mencambukmu!" Teriak Sebastian Subroto sambil berjalan ke arah Kasandra dengan memegang cambuk.
Selesai mengatakan hal itu Sebastian Subroto mencambuk tubuh Kasandra. Kasandra berteriak kesakitan hingga jatuh ke lantai.
Tanpa punya perasaan empati sedikitpun Sebastian Subroto mencambuk tubuh Kasandra dan menulikan telinganya ketika Kasandra berteriak kesakitan.
"Sekali lagi Ayah katakan kalau Ayah tidak akan peduli jika Tuan Muda Alex dan adikmu berhubungan, apakah itu nyata atau tidak Ayah sama sekali tidak peduli." Ucap Sebastian Subroto dengan nada dingin.
"Hanya saja Ayah sangat marah ketika kamu menikam Adikmu dengan cara mengirimkan foto-foto Adikmu ke media sosial." Ucap Sebastian Subroto dengan nada satu oktaf.
"Ayah, Kak Alex adalah tunanganku tapi kenapa Ayah membela Bela?" Tanya Kasandra dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa Ayah selalu membela Bela? Aku ini putri kandungmu." Sambung Kasandra sambil mengeluarkan air mata yang sejak tadi ditahannya.
"Ternyata kamu masih tidak mengakui kesalahanmu!" Teriak Sebastian Subroto sambil mengangkat cambuk ke atas.
"Akhhh!" Teriak Kasandra kesakitan ketika cambuk tersebut mengenai punggungnya.
"Ayah akan membunuhmu!" Teriak Sebastian Subroto sambil kembali mencambuk tubuh Kasandra.
"Suamiku, Kasandra adalah gadis bodoh dan sering bikin malu keluarga. Jadi apa gunanya suamiku berdebat dengannya?" Tanya istri mudanya yang bernama Bu Yuni Subroto.
"Diam! Lebih baik kamu ke atas!" Teriak Sebastian Subroto.
Bu Yuni Subroto langsung terdiam namun dalam hatinya sangat bahagia dan berharap Kasandra mati di tangan Ayah kandungnya. Bu Yuni Subroto kemudian berjalan ke arah tangga meninggalkan mereka berdua.
"Inilah yang terjadi jika kamu berani melawanku." Ucap Sebastian Subroto dengan nada satu oktaf.
Sedangkan Kasandra berusaha untuk bangun kemudian membalikan badannya dan berjalan ke arah pintu utama yang kebetulan terbuka dengan lebar.
Bela yang melihatnya mengikuti langkah Kasandra kemudian mendorong tubuh Kasandra dengan sekuat tenaga hingga Kasandra jatuh ke lantai depan teras.
"Kasandra, sampai kapanpun Ayah akan selalu membelaku. Tidak peduli apakah Aku salah atau benar karena Aku adalah anak kesayangan." Ucap Bela sambil tersenyum devil.
"Kulitmu kini penuh luka bekas cambukan, apakah rasanya enak?" Tanya Bela dengan tatapan mengejek.
"Sekarang kamu menjadi pahlawan di sekte foto pornografi. Bagaimana rasanya?" Tanya Kasandra tanpa mempedulikan ucapan Bela.
"Bukankah kamu mengatakan bahwa Alex William sangat mencintaimu? Asal kamu tahu kalau Alex William sangat perhatian terhadapku karena sejak kecil kami sudah berjanji untuk menikah." Ucap Bela yang juga tidak peduli dengan ucapan Kasandra.
"Bela, kamu dan Ibumu itu sama menjijikkan yaitu suka merebut pria yang sudah mempunyai pasangan." Ucap Kasandra dengan tatapan sinis.
"Beraninya kamu mengatakan itu!" Teriak Bela sambil menampar pipi Kasandra dengan sangat keras.
"Bela, Aku berkata padamu. Selama Aku tidak mati hari ini Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" Teriak Kasandra.
"Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ..." Kasandra tiba-tiba terbatuk-batuk.
"Aku tidak tahu apakah kamu masih bisa bertahan hari ini atau tidak untuk membalaskan dendammu. Sungguh kamu sangat naif." Ucap Bela sambil duduk berlutut.
Hal itu dikarenakan Kasandra masih duduk di lantai sambil menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya akibat terkena luka cambuk.
"Aku pikir ... Kamu memiliki wajah cantik ini bisa membuat para pria tergila-gila." Ucap Bela sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.
Salah satu bodyguard yang berjaga langsung mengerti kemudian memberikan pisau ke Bela. Lalu Bela mengarahkan pisaunya ke arah wajah cantik Kasandra membuat Kasandra menarik kepalanya.
"Karena itu Aku akan menggores wajah cantikmu agar pria lain tidak lagi tergila-gila padamu." Ucap Bela sambil bersiap melukai pipi Kasandra di mana Kasandra berusaha untuk menghindar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!