Darrel memanjat pagar yang cukup tinggi yang berada dibelakang sekolah, karna pagi ini dia kembali terlambat untuk masuk ke dalam gedung tempatnya bersekolah itu
Setelah berhasil memanjat dan juga berhasil turun dengan cara melompat, Darrel berdiri dan merapikan baju seragam sekolahnya yang kotor karena debu dipagar tembok yang baru saja dia panjat
"Woy guys...! lihat siapa yang habis manjat pagar karena kesiangan" ucap seseorang yang sedari tadi memerhatikan Darrel
Darrel melihat ke sumber suara dan terlihat ada tiga orang murid laki laki yang sedang merokok, tersenyum sinis menatap Darrel
"Ha.. ha.. ha... Ternyata Darrel, si kapten tim basket sekolah kita yang banyak di gemari para cewek cewek" ucap salah satu dari mereka menghampiri Darrel sembari tersenyum sinis
Nama nya Reno, dia adalah murid yang sangat ditakuti di sekolah, karena dia dan teman temannya selalu membully dan juga memalak murid murid di sekolah nya itu
Darrel yang mendengar perkataan Reno, hanya diam dan tidak menanggapi perkataan mereka. Darrel melangkahkan kakinya menuju kelas, tapi Reno mendorong bahu Darrel kasar
"Maksud lu apa dorong dorong tubuh gua?" tanya Darrel mulai tak suka dengan perlakuan Reno
"Elu berani sama kita, hah? bagi gua duit sekarang, elu kan anak orang kaya, udah pasti banyak duitnya" ucap Reno tersenyum sinis
"Gak ada" ucap Darrel cuek
"Halah alasan aja lu, cepat bagi kita duit. Kalau elu gak kasih, kita laporin guru karena lu kesiangan dan manjat pagar belakang sekolah" ucap Reno mengancam Darrel
"Elu ngancam gua?" tanya Darrel tersenyum sinis
"Kalau iya emang nya kenapa? Elu takut?" Tanya Eki salah satu temannya Reno
"Sayangnya gua gak takut sama elu semua" ucap Darrel tersenyum sinis lalu meninggalkan Reno dan teman temannya
"kurang ajar tuh bocah, Bos? kita harus kasih dia pelajaran, dia benar benar belum tau siapa kita" ucap Eki pada Reno
"Tahan ki, suatu saat kita akan memberinya pelajaran supaya dia tau siapa kita sebenarnya" ucap Reno terlihat kesal sembari menatap punggung Darrel yang pergi meninggalkan mereka.
....
Darrel memasuki kelasnya dan duduk dibangku miliknya yang berada dibelakang, Darrel menidurkan kepalanya diatas meja merasa lelah
"Rel, kamu kenapa? Kok kaya kecapean gitu?" Tanya Tiara, teman sekelasnya Darrel
"Gak apa apa" ucap Darrel cuek
"Emhhh gitu ya, yasudah" ucap Tiara menunduk sedih lalu kembali duduk dibangkunya
...
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar untuk mencari makan. Begitu pun dengan Darrel, dia berjalan menuju kantin sekolah untuk mengganjal perutnya yang dari pagi masih kosong
Saat Darrel berjalan di koridor sekolah, tiba tiba ada seseorang yang menghampirinya
"Hai, Rel" sapa Bima,teman dari tim basketnya
"Oh elu Bim, tumben lu sendiri. Mana Iyok?" Tanya Darrel yang tak melihat salah satu teman nya itu, karena memang biasanya Bima selalu bersama Iyok
"Dia gak masuk, katanya ibunya terjatuh dari kamar mandi, lalu dibawa ke rumah sakit" ucap Bima memberitahu
"Oh ya? kasian juga Iyok, dia pasti sedih karna ibunya sakit" ucap Darrel
"Iya Rel, bagaimana kalau nanti pulang sekolah. Kita jengukin ibunya Iyok di rumah sakit, sekalian menghibur tuh anak" ucap Bima mengajak Darrel
"Emang lu tau ibunya Iyok dirawat dirumah sakit mana?" Tanya Darrel
"Kayanya di rawat di rumah sakit tempat kakak lu bekerja deh" ucap Bima meyakinkan
"Yasudah, nanti pulang sekolah kita jengukin ibunya Iyok dirumah sakit" ucap Darrel setuju dengan ajakan Bima
Setelah sampai dikantin, Darrel dan Bima pun membeli makanan yang mereka inginkan, lalu memakannya.
Darrel dan Bima berbeda kelas, lebih tepatnya Bima dan Iyok adalah kakak kelas Darrel dan setahun lebih tua dari pada Darrel.
....
Setelah pulang sekolah, Darrel dan Bima akhirnya sampai di sebuah rumah sakit yang cukup besar dan juga mewah
Darrel dan Bima memasuki rumah sakit tersebut setelah menanyakan ruang rawat ibunya Iyok dirawat
"Sepertinya ini ruang rawatnya deh" ucap Bima lalu membuka pintu ruangan tersebut
Dan benar saja, terlihat Iyok yang sedang menangis dipelukan ayahnya karena kondisi ibunya yang kembali drop, Darrel dan Bima menghampiri Iyok untuk menenangkan temannya itu. Dokter dan suster yang berada disana terlihat sibuk memeriksa keadaan ibunya Iyok tersebut. Hingga,
"Tante?" Gumam Darrel menatap kearah samping Iyok yang sedang menangis dipelukan ayahnya
"Ka... kamu bisa lihat tante?" Tanya ibunya Iyok yang telah menjadi roh yang terpisah dari raganya
Darrel hanya tersenyum sendu sembari menatap roh ibunya Iyok tersebut
"Jika kamu memang bisa melihat dan mendengar tante, tolong bilang pada Riko(Iyok) dan ayahnya, jangan terlalu berlarut larut dalam kesedihan, tante sangat sedih melihat mereka seperti ini. Dan tante ingin mereka mengiklaskan tante" ucap roh ibunya Iyok tersebut
Darrel yang mendengar itu hanya diam tak menjawab pertanyaan roh itu, Darrel lalu duduk disamping iyok dan mengelus bahu Iyok dengan lembut untuk sekedar menenangkan temannya itu, hingga dokter yang memeriksa ibunya berbalik menatap mereka
"Maaf pak, istri bapak sudah meninggal" ucap dokter itu membuat semua yang berada diruangan itu terkejut
"Tidak mungkin, tidak mungkin ibu saya meninggal, tidak mungkin" teriak Iyok lalu bangun dari duduknya, lalu berlari menghampiri jasad ibunya yang sudah tidak bernyawa dan memeluknya erat
"Maafkan kami pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Hipertensi yang dialami istri bapak sudah sangat berbahaya karna melebihi batas normal, itu sebabnya saat istri bapak terjatuh langsung terkena serangan jantung hingga akhirnya meninggal seperti ini" ucap dokter itu menjelaskan
Ayahnya Iyok hanya menggangguk mengerti sembari menangis lalu menghampiri Iyok yang terus menangisi kepergian ibunya.
Darrel dan Bima sangat sedih melihat temannya harus kehilangan ibu yang dicintainya. Bima menghampiri Iyok teman sekelasnya itu lalu memeluknya juga menenangkan.
Darrel juga melihat roh ibunya iyok perlahan menghilang dengan wajah sedih menatap Iyok dan juga suaminya
Darrel menghampiri Iyok dan mengajaknya untuk duduk kembali di sofa yang berada diruangan itu
"Yok, kita mengerti perasaan kamu saat ini. Apalagi aku juga pernah berada diposisimu yang harus kehilangan sosok seorang ibu yang kita cintai. Tapi untuk saat ini yang kita butuhkan hanya harus ikhlas, kasihan ibu kamu jika kamu terus berlarut larut dalam kesedihan seperti ini" ucap Darrel menenangkan Iyok yang masih menangis
"Darrel benar, kamu harus kuat dan ikhlas. Biarkan ibu kamu pergi dengan tenang" ucap Bima juga menenangkan Iyok
"Aku ikhlas, karna sekarang ibu sudah tidak merasakan sakit lagi" ucap Iyok sembari menangis
Darrel dan Bima memeluk Iyok bersama sama untuk kembali menenangkan hati temannya itu.
Memang tak mudah mengiklaskan kepergian seseorang yang kita cintai, terlebih lagi seorang ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang.
Tanpa adanya sosok seorang ibu rasanya dunia terasa hambar, karna tidak akan pernah ada yang bisa menggatikan kasih sayang yang seorang ibu berikan kepada anaknya.
Tapi apalah yang bisa kita perbuat dengan takdir yang maha kuasa, karna memang semua makhluk hidup tetap akan merasakan namanya kematian
Darrel Elzio Prasetya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, Darrel saat ini berusia 16 tahun dan masih duduk dikelas 2 SMA. Darrel memiliki satu kakak laki laki bernama Daniel putra prasetya yang berusia 27 tahun dan bekerja di rumah sakit sebagai seorang Dokter bedah, karena memang cita citanya sedari dulu adalah menjadi seorang Dokter, hingga Daniel rela membantah perintah sang Ayah untuk meneruskan perusaan milik Ayahnya itu
Selain Daniel, Darrel juga memiliki satu adik perempuan bernama Pricilla Queena Prasetya yang masih berusia 4 tahun. Hanya saja Pricilla atau yang selalu di panggil Cilla itu terlahir dari ibu sambung Darrel dan Daniel karena ibu kandung mereka telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu
Darrel adalah seorang anak dari seorang CEO perusahaan terkenal dikotanya, ayahnya bermana Aryan Prasetya
Setelah ibunya meninggal, Ayahnya Darrel menikah lagi dengan seorang wanita yang bernama Renata hingga memiliki seorang putri dari istri barunya itu
******
Setelah menenangkan Iyok, akhirnya Darrel memutuskan untuk pulang karena mamah Renata yakni Ibu sambungnya Darrel terus saja menelpon untuk segera pulang
Darrel berlari menyusuri lorong rumah sakit hingga tak sengaja dia hampir menabrak seorang wanita cantik memakai gaun putih selutut dan sangat terlihat cantik
"Hei...! kamu hampir menabrak tubuh ku, kenapa harus berlari lari dirumah sakit seperti itu" teriak wanita itu terlihat kesal
"Sorry, gua gak sengaja" teriak Darrel menatap wanita itu lalu langsung mengalihkan pandangannya
"Haiiish... sial..! ternyata dia hantu, oke.. Lu harus tenang Darrel... lu harus kembali pura pura tidak melihat mereka disini" gumam Darrel
Darrel kembali berlari sembari memakai headset yang dia ambil dari saku almamater sekolahnya
*****
Darrel sampai di rumah mewah bergaya Eropa milik keluarganya
"Kemana saja kamu, kamu lupa tugas kamu setelah pulang sekolah, Darrel? " ucap Mamah Renata menatap Darrel dengan tatapan marah
"Maaf mah, tadi aku jengukin teman di rumah sakit" ucap Darrel menunduk takut
"Alasan saja kamu, cepat bersihkan seluruh ruangan di di rumah ini dan nanti bantu Bi Yeyen menyiapkan makan malam" Bentak mamah Renata menatap Darrel tak suka
Darrel hanya mengangguk mengerti lalu dia masuk ke kamarnya yang berada dilantai atas untuk berganti pakaian terlebih dahulu
******
"Kira kira siapa ya pemuda tadi? kenapa dia seperti bisa melihat dan mendengarku?" gumam roh Clara mengingat kejadian tadi sore saat dia ditabrak seorang pemuda yang tak lain adalah Darrel
"Emhhh tapi masa sih dia bisa melihat dan mendengarku, Apa mungkin dia juga hantu sama seperti ku? tapi aku yakin sih dia manusia, dia juga terlihat memakai seragam sekolah" gumam roh Clara
Roh Clara duduk dibangku taman rumah sakit sembari menatap bintang dilangit
"Aku benci seperti ini, aku ingin balas dendam pada orang yang telah membuatku gak tau arah dan tujuan seperti ini, awas saja aku akan bikin perhitungan" ucap roh Clara menahan kesal
******
Daniel baru saja pulang ke rumah, dia melihat Darrel sedang membantu Bi Yeyen yakni ART di rumah mereka, menyiapkan makan malam
"Heh... anak pembawa sial? sini lu" ucap Daniel menatap Darrel marah
"Kenapa, kak?" tanya Darrel menghampiri Daniel
"Bukain sepatu gua, gua cape tau gak" perintah Daniel menaruh sepatuhnya di atas meja untuk dibuka oleh Darrel
"Tapi elu kan bisa buka sepatu lu sendiri, kak" ucap Darrel menatap sang kakak
"Elu mulai berani ngelawan perintah gua? Asal lu tau ya Rel, gua itu sangat membenci lu, gua muak liat wajah so polos lu itu setiap hari di rumah ini, kenapa lu gak mati aja sih" ucap Daniel menatap Darrel dengan tatapan sinisnya, lalu Daniel pun pergi berjalan ke kamarnya meninggalkan Darrel
Darrel menatap punggung sang kakak yang menaiki tangga rumahnya dengan tatapan sedih, lalu kembali membantu Bi yeyen menyiapkan makan malam
.....
Suara dentingan sendok dan piring beradu di meja makan. Darrel, Daniel, Ayah Aryan, mamah Renata dan juga Cilla berada disana menikmati makan malam mereka
"Gimana kerjaan kamu, Daniel?" Tanya Ayah Aryan menatap Daniel
"Lumayan melelahkan, Yah. Apalagi tadi ada banyak sekali pasien" ucap Daniel tersenyum pada sang Ayah
"Hah, itu sih maunya kamu. Sudah ayah bilang lebih baik kamu terusin usaha Ayah, kamu hanya tinggal duduk enak terus bertemu beberapa client saja" ucap Ayah Aryan mengompori anak sulungnya itu
"Tapi kan Ayah tau sendiri aku lebih suka jadi Dokter ketimbang bekerja diperusaan kaya gitu, Ayah tau kan Dokter itu sama seperti pahlawan" ucap Daniel
"Pahlawan sih pahlawan, tapi siapa nanti yang terusin usaha Ayah kalau Ayah sudah benar benar tua?" tanya Ayah menatap Daniel
"Ha... ha... ha... kan masih ada Cilla, iya kan, dek?" Tanya Daniel menatap Cilla yang sedang asik makan disuapi mamah Renata
"Iya dong kak, Cilla pasti jadi anak yang pintar dan bisa banggain Ayah, iya kan,nak?" tanya mamah Renata tersenyum membanggakan Cilla
Cilla yang tak mengerti apa apa hanya diam dan tetap melanjutkan makannya. sama seperti Darrel, dia hanya diam karna dia tau dirinya tidak pernah dianggap di rumahnya sendiri terutama oleh sang Ayah juga kakaknya yang selalu dia sayangi
......
Disaat keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga, Darrel menyelinap keluar rumah tanpa ketahuan oleh keluarganya
Setiap malam Darrel bekerja paruh waktu di sebuah kafe karena untuk mencukupi kebutuhannya sehari hari. Apalagi Ayahnya jarang sekali memberi Darrel uang hingga dia terpaksa kerja paruh waktu setiap malam
Karena kafe nya tak terlalu begitu jauh, Darrel selalu berjalan kaki menuju tempat kerjanya itu dan saat diperjalanan tak sekali dua kali Darrel mendengar dan melihat para hantu yang bergentayangan dimalam hari, dia selalu melihat berbagai macam jenis hantu, bahkan tak sedikit hantu yang selalu mengganggunya. Hanya saja Darrel sudah terbiasa dan pura pura tidak mendengar dan melihat mereka saja
Untuk menghilangkan suara suara menyeramkan yang Darrel dengar dari para hantu hantu di sekelilingnya, Darrel selalu menggunakan Headset atau Headphone yang selalu dia bawa untuk mendengarkan musik dengan begitu keras di ponsel nya, Karna hanya dengan itu Darrel bisa merasa tenang tanpa adanya suara suara yang membuatnya muak dan malas untuk di dengarkan oleh nya itu
.....
Darrel sampai di kafe tempatnya bekerja, dia memasuki kafe tersebut lalu menganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah disediakan disana
"Tumben kamu, agak malam, Rel" ucap kak Marco pemilik kafe tersebut
"Iya kak, Sorry....! Tadi keluargaku berkumpul di ruang tamu, aku takut ketahuan saat aku keluar dari rumah" ucap Darrel menjelaskan
Marco yang sudah mengerti tentang kondisi pegawai mudanya tersebut hanya tersenyum mengerti, Marco memang sudah tau semua tentang Darrel yang seorang anak orang kaya tapi malah bekerja paruh waktu dikafe miliknya itu. Darrel juga selalu curhat tentang masalah hidupnya pada Marco bahkan Darrel sudah menganggap Marco kakaknya sendiri begitu pun sebaliknya
"Yaelah, kalau ketahuan pun kamu pasti hanya dimarahi, Rel" ucap Marco tersenyum pada Darrel
"Masih mending cuma dimarahi, kalau lebih dari itu kan sakit, kak" ucap Darrel mengadu
"Kalau mereka apa apain kamu, kamu lapor saja sama aku, Rel. Biar aku laporin mereka ke polisi karna bersikap kasar" ucap Marco memperingati
"Ha... ha... ha... nggk lah, kak Marco tenang saja aku juga bisa jaga diri kok" ucap Darrel tersenyum pada Marco
"Yasudah sana, mulai bekerja. Pelanggan kita mulai berdatangan tuh" perintah Marco
"Siap, Bos...!" Ucap Darrel terlihat semangat, lalu dia berjalan menghampiri pelanggan yang berada di sana
Pagi menjelang, Darrel bangun pukul 5 pagi karena harus menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Dia bersiap siap mandi dan berganti pakaian, sebelum akhirnya dia pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan
Meskipun dirumahnya ada beberapa ART, tapi Darrel selalu disuruh oleh keluarganya menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah seperti layaknya seorang pembantu
Cilla yang baru saja bangun menghampiri Darrel yang sedang memasak nasi goreng di dapur
"Kak Darrel...? Cilla mau minum" ucap Cilla yang terlihat masih mengantuk dan masih memakai baju tidurnya
"Cilla mau minum...? tunggu sebentar biar kakak ambilkan air minumnya dulu"ucap Darrel tersenyum lalu mengambil air putih untuk Cilla
"Makasih kak" ucap Cilla saat Darrel menyodorkan air minum itu untuk Cilla
"Iya" ucap Darrel lalu kembali melanjutkan memasak nasi gorengnya
"Kak Darrel, udah punya pacar belum?" tanya Cilla membuat Darrel terkejut mendengarnya
"kok Cilla nanya gitu..? kamu ini masih kecil udah tanya tanya tentang pacar, emangnya kenapa kalau kakak belum punya pacar?" ucap Darrel gemas pada sang adik sembari terus sibuk memasak nasi goreng
"Masa sih belum punya pacar..? kakak kalah sama Cilla dong...! Cilla aja udah punya pacar" ucap Cilla tersenyum menatap Darrel
"Ha... ha... ha..., oh ya? Emang siapa pacarnya cilla?"tanya Darrel sambil terus memperhatikan masakannya
"Ada deh, pokoknya dia ganteng dan Cilla suka sama dia" ucap Cilla membuat Darrel tertawa gemas pada sang adik
"Emhhh, masa sih? Pasti tetap gantengan kakak dari pada dia kan?" Tanya Darrel lagi
"Nggk dong, dia lebih ganteng tapi sayangnya dia masih emem" ucap Cilla membuat Darrel semakin tertawa mendengarnya
"Ha... ha... ha..., emang usianya berapa tahun, kok masih emem" tanya Darrel
"Gak tau, masa dia kalah sama Cilla. Cilla aja udah gak emem, iya kan kak Darrel?" ucap Cilla menatap Darrel sedang menuangkan nasi goreng kedalam wadah yang dia ambil sebelumnya
"Iya dong, adik kakak kan udah besar dan pintar, udah gak boleh emem lagi" ucap Darrel membanggakan Cilla
Cilla tersenyum mengangguk menatap Darrel
"Padahal kakak juga tampan, kenapa kakak belum punya pacar?" Tanya Cilla
"Hadeuh kamu ini, udah sana Cilla mandi dan ganti baju dulu, nanti kesiangan loh sekolahnya" perintah Darrel tersenyum pada adik kesayangannya itu, dan Cilla hanya mengangguk mengerti lalu kemudian meninggalkan Darrel menuju kamarnya
......
Semua keluarganya telah berkumpul dimeja makan untuk menikmati sarapan
"Hueekkk...! apa apaan ini? nasi gorengnya kenapa bisa asin seperti ini?" Teriak Ayah marah sembari memuntahkan nasi goreng yang baru saja masuk ke dalam mulutnya
"Hueekkk...! benar Yah, nasi gorengnya asin" ucap Daniel juga memuntahkan nasi goreng itu
"Masa sih mas?" ucap mamah Renata mencoba mencicipi nasi goreng tersebut, dan
"Wleeekkk...! kenapa bisa asin seperti ini? Ini siapa yang masak? Bi yeyen? Ini siapa yang masak, hah?" Tanya Mamah Renata bertanya pada Bi yeyen
"Maaf bu, saya tidak masak nasi goreng pagi ini kan gilirannya Mas Darrel yang masak" ucap Bi yeyen menunduk takut
Semuanya menatap Darrel yang baru saja duduk dikursi meja makan
"Apa benar kamu yang masak nasi goreng ini?" Tanya Ayah terlihat marah
"I... iya, kenapa yah?" Tanya Darrel
"Kamu tanya kenapa? Cepat makan nasi gorengnya" bentak Ayah menatap Darrel tak suka
Darrel lalu mengambil dan memakan nasi goreng tersebut, dan
"Wleekkk"
Darrel kembali memuntahkannya
"Kenapa bisa asin seperti itu? kamu sudah bosan menyiapkan sarapan untuk kita, hah?" Tanya Ayah marah
"Ti... tidak kok, Yah" ucap Darrel menunduk takut
"Sini kamu...! " bentak sang ayah, lalu berdiri dan menghampiri Darrel
Ayah menarik kerah baju seragam sekolah Darrel dengan erat lalu membawanya ke kamar mandi, dan
"Dughhh"
Darrel di dorong cukup keras oleh sang Ayah hingga kepalanya terbentur tepian toilet duduk yang berada disana
"Arghhh Sshhh" desis Darrel sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing
"Itu akibatnya jika kamu berani menentang perintah orang tua" bentak Ayah lalu pergi
.....
Darrel berjalan gontai menuju gerbang sekolahnya, kepalanya masih terasa pusing karena benturan yang cukup keras akibat di dorong sang ayah tadi
Bell masuk juga telah berbunyi, sayangnya Darrel kembali telat karena pintu gerbang sekolah sudah kembali di tutup, jadi terpaksa dia harus kembali memanjat pagar tembok yang berada di belakang sekolahnya
Darrel berhasil turun dan masuk setelah melewati pagar tembok yang cukup tinggi tersebut
"Ha... ha... ha... Lihat guys...! siapa yang kembali loncat dari pagar karena kesiangan lagi" ucap Reno tersenyum sinis menatap Darrel
Darrel tak menanggapi omongan mereka, dia langsung berjalan menuju kelasnya.
"Eitttsss santai dong bro, lagian bell masuk juga baru berbunyi, kita santai aja dulu gak si...?" ucap Reno menahan tubuh Darrel yang akan melangkah pergi
"Mau lu apa? gua gak ada urusan ya sama kalian" ucap Darrel cuek
"Tenang bro, kita cuma mau berteman aja sama lu, lu kan cukup digemari cewek cewek disekolah ini, jadi akan lebih bagusnya elu gabung sama Badboy kaya kita kita, ya gak guys? Ha.. Ha.." ucap Reno menatap teman temannya
"Sorry, gua gak minat" ucap Darrel cuek
"Wow sombong sekali Anda tuan Darrel, elu belum tau siapa kita ya, hah?" ucap Reno mulai kesal
"Emang penting ya untuk tau siapa kalian?" ucap Darrel tersenyum sinis
"kita itu orang yang ditakuti oleh murid murid disekolah ini, dan lu berani bicara seperti itu pada kita? Lu gak takut sama kita hah? Tanya Eki
"Ngapain gua takut sama anak brandal seperti kalian, yang bisanya cuma bisa malak uang jajan murid disini, ha... ha... gak mutu" ucap Darrel tersenyum sinis meledek Reno dan teman temannya
"Kurang ajar nih bocah, lu gak tau kita kakak kelas elu? dan elu berada dibawah kita" ucap Reno mulai terpancing emosi
"gua gak peduli, jangan mentang mentang kalian kakak kelas jadi bisa seenaknya menindas adek kelas" ucap Darrel tersenyum sinis menatap Reno
Reno dan teman temannya sudah terpancing emosi, lalu
"Bughhh"
Reno memukul wajah Darrel cukup keras
"Haiiish sialan...! " desis Darrel saat merasakan bibirnya sedikit berdarah
"Bughhh"
"Bughhh"
"Bughhh"
Akhirnya mereka berkelahi satu sama lain, Reno dibantu ke dua temannya untuk memukuli Darrel, berutung Darrel sempat mengikuti pelatihan Taekwondo, jadi dia bisa sedikit melawan dan melindungi dirinya sendiri, tapi tiba tiba
"Hey... hey... hey...? sedang apa kalian disini?" teriak pak satpam yang tak sengaja melihat mereka berkelahi
Darrel dan Reno yang sedang saling memukul pun di lerai satpam tersebut
"Sudah cukup....! kalian ini, jam pelajaran sudah dimulai tapi kalian malah berantem di sini, ayo ikut saya ke ruang BK" bentak pak satpam memegang tangan Darrel dan juga Reno
....
Sesampainya di ruang BK, Darrel, Reno dan juga teman temannya menunduk takut, terlihat wajah mereka sudah babak belur akibat perkelahian tadi
"Kenapa kalian berantem di belakang sekolah? Kalian mau jadi jagoan, hah?" bentak pak guru BK terlihat marah menatap Darrel, dan juga Reno serta teman teman nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!