Aku bersumpah akan membuat mereka semua menderita!
Itulah yang aku pikirkan setelah tahu bahwa keadilan hanya milik mereka yang berada di atas. Mereka yang punya nama, mereka yang punya pangkat ... mereka semua dihargai dan dihormati. Lantas, mengapa mereka melupakan aku?
Mereka merenggut cinta dan kebahagiaan aku yang malang ini dengan mudah.
Manusia bodoh yang sangat kubenci ... memaksaku menjadi permaisurinya, menghancurkan cinta yang telah lama kusirami.
Tidak masalah, itu artinya karena manusia bodoh itu ... peluang bagiku untuk balas dendam dan mengungkap kebenaran akan terbuka lebar.
Tenang saja, pikirku saat itu ... setelah hancur aku akan pergi dari istana neraka ini secepatnya bersama kekasihku. Sebentar saja, sebentar saja berada di neraka ini lalu pergi secepatnya.
Namun, mengapa?
Mengapa aku malah ingin tetap tinggal? Mengapa penderitaan yang kuberikan malah membuatku ingin tetap berada di sampingnya?
**
"Aku melepaskanmu."
Kalimat dari suami hina yang telah lama kutunggu, mengapa terasa sangat menyakitkan?
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, jantungku berdetak kencang tiap kali dia menatapku. Napasku sesak tiap kali dia berbicara. Selalu saja menghujaniku dengan cinta. Tapi mengapa, dia malah melepaskan aku? Mengapa membiarkan aku pergi? Apa dia sudah lelah setelah berjuang selama ini?
Benar, inilah yang aku inginkan.
Inilah yang kunanti dengan susah payah.
Tapi kenapa, rasanya begitu sakit?
Kenapa lebih sakit daripada luka yang kurasakan selama ini?
Aku jatuh cinta ...
... pada luka yang kuciptakan sendiri.
**
...SINOPSIS SINGKAT...
Ini adalah kisah tentang dendam yang dibawa ke dalam sebuah pernikahan. Sama seperti kisah pada umumnya, pernikahan yang seharusnya suci malah mengubah takdir seseorang yang hatinya buta. Seorang wanita bersuamikan seorang Putra Mahkota (dalam sistem kerajaan Putra Mahkota adalah pewaris tahta) yang diduga sebagai dalang dari pembunuhan yang terjadi pada kakak laki-lakinya. Wanita itu masuk ke istana sebagai permaisuri yang ingin membunuh suaminya dan mengungkap kebenaran. Namun, akankah hal itu benar-benar terjadi?
***
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN :
Beberapa tahun yang lalu, sebelum seluruh kisah ini dimulai ... lahirlah seorang putra pertama di istana dari rahim seorang ratu yang terkenal baik hati. Namun, kelahiran pangeran ini diramal oleh seorang peramal terkenal akan membawa malapetaka untuk negeri. Dia digadang-gadang akan jadi pemimpin yang buruk oleh rakyat dan pejabat. Ramalan ini diperkuat oleh keadaan nyata. Setelah pangeran itu lahir, negeri bertubi-tubi mengalami musibah. Mulai dari badai, sampai kesenjangan ekonomi yang membuat banyak diantara mereka mati kelaparan.
Tak hanya itu, pangeran yang baru lahir seminggu itu terkena penyakit kulit yang membuat raja memutuskan untuk menutup wajahnya. Raja mengeluarkan peraturan baru yang berisi tentang larangan untuk melihat wajah sang pangeran tanpa penutup wajah.
Bahkan tak lama setelah pangeran itu lahir, ratu yang amat sangat dicintai raja akhirnya meninggal dunia karena sakit yang dia derita sejak hamil. Janjinya kepada sang ratu sebelum meninggal, membuat raja terpaksa menyembunyikan kematian ratu agar rakyat tak menambah kepercayaannya terhadap kutukan yang dibawa pangeran kecil itu. Raja secara mendadak mengangkat putra hina itu sebagai Putra Mahkota (Pewaris tahta), yang ditolak oleh seluruh kalangan.
Raja juga mengangkat selir utama istana yang sedang hamil besar secara diam-diam untuk menjadi seorang ratu yang menggantikan nama Ratu Kim. Tidak ada yang pernah melihat wajah ratu karena permaisuri istana tidak boleh dilihat oleh publik, membuat tak ada seorangpun yang tahu bahwa ratu telah diganti. Tak lama setelah pengangkatan selir itu menjadi ratu, lahirlah seorang pangeran lain bernama Pangeran Yul yang hanya beda beberapa bulan dengan sang pewaris tahta.
Kelahiran Pangeran Yul disembunyikan dan diumumkan satu tahun setelah kelahirannya agar tak ada yang curiga. Semua rakyat memuja dan menyukai Pangeran Yul. Bahkan mereka berharap Pangeran Yul akan merebut tahta dan membunuh Putra Mahkota suatu hari nanti.
Semua kebohongan ini, tak lepas dari beberapa saksi hebat yang menyimpan banyak rahasia. Salah satu saksi kebohongan yang berbahaya ini adalah putri raja bernama Putri Shin.
Putri Shin adalah anak pertama raja yang lahir dari rahim yang sama dengan Pangeran Yul. Gadis polos yang tidak tahu apa-apa itu akhirnya terikat dalam hitamnya politik. Dialah satu-satunya orang yang menyayangi sang pangeran hina meski tahu pangeran hina itu bukan adik kandungnya. Dialah yang berusaha keras melindungi adik laki-lakinya itu, dan berharap bahwa ramalan itu tidak benar.
Namun sayang, sikap Putra Mahkota malah semakin membuat orang membencinya. Dia tidak pernah datang rapat, tidak pernah menghadiri acara apapun. Dia dingin dan beku. Tidak pernah keluar dari biliknya dan tak pernah peduli pada apapun. Rumor buruk kembali tersebar tatkala seluruh pelayan yang bekerja di istananya dipecat oleh raja. Bahkan beberapa pelayannya dihukum mati. Rakyat tidak tahu apa-apa, tapi tetap membenci sang pewaris tahta.
Sikap dingin dan arogan sang pewaris tahta tidak berlaku pada seorang gadis yang menjadi permaisurinya.
PLOT SINGKAT :
Lee Youra atau biasa dipanggil Youra, adalah putri dari seorang bangsawan kelas atas yang memiliki pangkat populer di negaranya. Tuan Lee, begitu mereka menyapa sang ayah. Dia adalah Penasehat Negara yang sangat disayangi dan dipercaya oleh raja. Beristrikan seorang wanita bangsawan kelas atas yang biasa dipanggil Nyonya Eri yang sangat menyayangi kedua anak mereka.
Sebagai putri dari seorang pejabat terkenal, Youra sangat dihormati dan disegani oleh hampir seluruh masyarakat. Namun, dia sangat sadar bahwa itu hanyalah sebuah kepalsuan. Mereka mencintai pangkat dan nama besar keluarganya saja, bukan karena benar-benar ingin menjadi teman atau sahabat.
Youra punya seorang kakak laki-laki berwatak dingin tapi perhatian bernama Young. Sang kakak yang sangat populer akan ketampanan dan keahliannya dalam berpedang, membuat tak ada seorangpun yang tidak mengenalnya. Seluruh gadis memujanya, dan berteriak tiap kali melihatnya.
Suatu hari, Young menolong seorang gadis dari kalangan budak seumuran adiknya yang sedang disiksa oleh para bangsawan di pasar kumuh. Meski seorang budak tak pernah memiliki nama, Young dengan hati mulianya memberikan nama kepada gadis yang ditolongnya.
Tindakan Young yang mulia, membuat sekelompok bangsawan itu menaruh dendam padanya. Young tak peduli. Baginya, hak setiap manusia untuk tetap hidup adalah sama di mata-Nya. Aksi pembelaan Young terhadap seorang budak perempuan berhasil membuatnya jadi tambah populer dan menawan.
Namun, Young tak pernah tahu ... budak perempuan yang ditolongnya itu, telah melakukan dosa terlarang bagi seorang budak. Gadis itu jatuh cinta kepada Young, pemuda populer dengan kasta tertinggi di negaranya. Padahal menurut aturan yang berlaku, seorang budak dilarang untuk jatuh cinta kepada bangsawan.
Dia, gadis miskin dan tidak ada apa-apa itu hanya bisa memendam cintanya. Dia bersumpah akan melakukan apa saja untuk membalas kebaikan Young. Sumpah itu akhirnya mengantarnya datang sebagai pelayan pribadi untuk adik perempuan Young, yaitu Youra. Meski Young tidak mengingatnya, dia merasa senang bisa melihat wajah pemuda itu sekali lagi. Dan bisa menjadi teman untuk Youra.
Kepopuleran Young yang luar biasa, sejalan dengan popularitas Putra Mahkota. Bedanya, Young populer karena bakat. Namun, Putra Mahkota populer akan kehinaanya. Semakin lama rakyat semakin membencinya.
***
Singkat cerita, suatu bencana yang tak pernah disangka-sangka terjadi. Malam itu, Youra membawa langkahnya pulang ke rumah, banjir air mata setelah sang sahabat bernama Ara memutuskan pertemanan mereka secara tiba-tiba.
Air mata yang ingin dia tumpahkan dalam pangkuan sang ibu membuatnya semakin sengsara, tatkala mata polosnya tertuju pada banyak darah yang berserakan di halaman kediamannya. Dengan jelas dia melihat beberapa orang menyeret jasad ayah dan ibunya yang tak lagi bernyawa sampai ke halaman rumah.
Youra yang hampir tumbang dibawa lari oleh kakak laki-lakinya yang baru saja pulang berlatih. Dia membawa adiknya lari sejauh mungkin dan bersembunyi selama mungkin. Tak menyangka, setelah beberapa tahun bersembunyi, Youra kembali bertemu dengan cinta pertamanya. Jun, laki-laki yang sudah menawan hatinya sejak kecil adalah guru pribadi Putra Mahkota yang diangkat secara langsung oleh raja tanpa tes.
Hubungan mereka terjalin baik-baik saja sebelum Youra kembali menemui penderitaan. Hari dimana Jun akan melamarnya, sang kakak dibunuh oleh orang-orang yang tidak dikenal di depan matanya.
Di lokasi pembunuhan sang kakak, Youra menemukan lencana milik Putra Mahkota. Tak lama setelah itu, istana secara tiba-tiba memberikan perintah baginya untuk menikah dengan Putra Mahkota.
Hingga akhirnya dia berpikir licik menggunakan statusnya sebagai istri untuk membalaskan dendamnya pada suami hina dan menghancurkan orang-orang yang sudah terlibat dalam kematian orangtuanya yang dilupakan oleh istana.
Namun, laki-laki itu selalu saja menunjukkan cinta padanya. Laki-laki egois dan dingin, yang telah menjadi suaminya itu selalu saja memberikan dia cinta dengan cara-cara berbahaya, termasuk mengorbankan nyawanya untuk sang permaisuri. Dia memaksa Youra untuk mencintainya.
Youra selalu menyimpan belati di balik gaun untuk bersiap-siap menghunuskannya di dada sang suami. Namun, dia heran kenapa tidak pernah bisa melakukannya.
Melihat semua kejadian dan latar belakang ini, apa yang akan terjadi selanjutnya?
KISAH CINTA LAIN:
Putra Mahkota memiliki seorang pengawal pribadi bernama Jung Hyun. Putri Shin sang putri raja jatuh cinta pada pemuda itu, saat tak sengaja melihatnya di lapangan istana. Meski sudah menikah Putri Shin masih saja mencintai pemuda itu. Lantas, apa yang akan terjadi pada cinta terlarang mereka?
Kisah cinta mengharukan lainnya datang dari sisi Pangeran Yul. Pangeran Yul dijodohkan dengan seorang wanita cantik bernama Ara yang merupakan sahabat masa kecil Youra. Sayang sekali, Pangeran Yul tidak pernah peduli pada istri yang sangat mencintainya itu. Lalu, akankah suatu hari hati pangeran keji itu jatuh cinta pada sang istri?
PERKENALAN NAMA TOKOH DALAM SEJARAH INI :
Putri Shin : Anak tertua di istana. Dia jatuh cinta pada pria kasta rendah. Punya tiga orang adik yang semuanya adalah pangeran.
Pangeran Yul : Pangeran yang lahir dari rahim ratu palsu. Pangeran Yul adalah adik kandung Putri Shin. Dan Pangeran Yul saudara seayah dengan Putra Mahkota. Dia adalah suami sah Ara.
Pangeran Hon : Pangeran paling muda. Adik kandung Putri Shin dan Pangeran Yul. Namun, saudara seayah dengan Putra Mahkota. Bersama Putri Shin, Pangeran Hon sangat menyayangi Putra Mahkota.
Ara : Sahabat Youra yang tiba-tiba saja memutuskan persahabatan mereka. Dia jatuh cinta pada Young, kakak laki-laki Youra. Namun, akhirnya melabuhkan cinta terakhir pada suami yang tidak pernah menganggapnya ada, Pangeran Yul.
Jun : Putra Perdana Menteri Han, kekasih Youra sebelum menikah dengan Putra Mahkota. Dia adalah Kepala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sangat pintar dan bijak.
Jung Hyun : Pemuda kasta rendah yang tiba-tiba diangkat raja menjadi pengawal pribadi Putra Mahkota. Dia punya peran penting dalam kisah ini. Dia adalah kekasih gelap Putri Shin.
Youra : Tokoh utama dalam kisah ini. Dia adalah istri sah Putra Mahkota yang membawa dendamnya yang salah.
Putra Mahkota (Pangeran Hyeon) : Sang pewaris tahta yang terhina ini sangat mencintai permaisurinya.
......................
Untuk melihat visual tokoh dan keterangan tokoh lebih rinci bisa lihat episode: Visual dan Penokohan.
DIATAS ADALAH GAMBARAN SINGKAT KEJADIAN TERURUT. JIKA INGIN MASUK INTI PERMASALAHAN BISA LANGSUNG BACA DARI EPISODE 50.
Note:
MOHON BERSABAR. KISAH INI MEMILIKI ALUR LAMBAT (BERTAHAP), YAITU MENCERITAKAN PARA TOKOH SEJAK AWAL (MASA KECIL) SEBAGAI BACKGROUND CERITA SEBELUM MEMASUKI KONFLIK UTAMA YANG DIANGKAT MENJADI NOVEL INI.
💜💜
MOHON TINGGALKLAN LIKE AGAR AUTHOR SEMANGAT YA, AUTHOR JUGA AKAN KASIH FEEDBACK BUAT KALIAN.
TERIMAKASIH BANYAK SEMUANYA.
EPISODE 1-50 MASIH REVISI.
Dahulu kala, tersebar kembali rumor mengerikan akibat perbuatan raja yang menghukum putranya sendiri. Rumor yang tersiar itu sebenarnya pertama kali disebar oleh sebuah kelompok yang berduka atas kelahiran Putra Mahkota yang diramalkan akan membawa bencana besar.
Tidak tahu siapa yang menyebarkannya, tetapi orang-orang mengutuk kelahiran Putra Mahkota atau Pangeran Hyeon yang dikenal sebagai pangeran yang sangat angkuh dan sombong, bodoh, tidak telaten dan selalu melanggar perintah raja. Rumor ketidakbecusan Putra Mahkota ini semakin menyebar setelah ayahnya Raja Baek Sam memerintahkan untuk menghukumnya.
Delapan belas tahun yang lalu, ratu yang dikenal baik hati dan penyayang dikabarkan akan segera melahirkan seorang putra, anak sah dari Raja Baek Sam. Saat itulah, kisah ini, dimulai.
Kelahiran Sang Anak
Saat itu, ada tawa dan tangis yang berjalan beriringan. Mungkin saja, kasih itu telah tumbuh di suatu sudut terkunci jauh disana. Tapi, apakah mungkin kebahagiaan datang menyertainya?
“Tuan Putri… jangan berlari, Anda bisa terluka."
Para kasim (Pelayan pria) dan dayang istana terus mengejar Putri Shin, anak pertama Raja Baek Sam.
“Tuan Putri, berhentilah berlari!"
Putri Shin mengabaikannya dan terus saja berlari menuju istana ratu. Di depan istana, terlihat raja dan beberapa menteri serta keluarga kerajaan tengah was-was.
“Ayahanda!” teriak putri kecil Shin memecah suasana.
“Apa sebentar lagi adikku akan lahir? Apa dia laki-laki?"
Mata binar sang putri membuat raja terenyuh. Beliau kemudian duduk bersimpuh dan memegang pundak sang anak yang kelihatan begitu bahagia.
“Apa kau sudah tidak sabar melihat adikmu?” tanya sang ayah dengan senyuman ramah.
“Ya, Ayahanda."
“Kalau begitu, kembalilah ke kamarmu, dan doakan agar adikmu lahir dengan selamat. Setelah itu, kembalilah kemari dan bawalah hadiah untuknya."
Putri Shin tersenyum, dengan mantap ia kembali berlari ke kamarnya membawa segala asa yang telah disusunnya rapi. Para pelayan pun mengikutinya. Tak lama setelah itu, raja menatap langit, keningnya mulai berkerut.
“Yang Mulia, apa yang Anda pikirkan?” tanya salah seorang kepadanya.
“Apa kau percaya pada ramalan? Maksudku, apa menurutmu ramalan itu benar?” tanya raja dengan wajah seriusnya.
Seseorang itu terdiam. Langit terlihat mendung dan begitu gelap. Angin menghembus kencang hingga bendera kerajaan terbang terbawa angin mengudara.
Melihat sang raja tampak begitu khawatir, seseorang tersebut kemudian mendekatinya dan memberi hormat.
“Apa Anda begitu khawatir? Maafkan aku telah lancang Yang Mulia. Jika boleh, aku ingin menyampaikan pendapatku. Menurutku, itu hanyalah sebuah ramalan yang belum tentu kebenarannya. Segala yang terjadi, adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Kita tidak dapat mengetahui apa yang akan menjadi rencana-Nya."
Tubuh raja bergetar. Keringat dingin terus saja menetes dari sudut keningnya. Membuatnya berusaha menghapus kenyataan yang mulai meracuni pikirannya.
“Lee – Tae - Hwon."
Raja mengeja nama seseorang tersebut dengan wajah tidak senang.
”Apa pangkatmu sebagai penasehat negara, membuatmu merasa pantas mengajariku?”
Mendengar jawaban raja, penasehat negara, Tuan Lee Tae Hwon merasa bersalah dan menundukkan pandangannya. Dia menyimpan ketakutannya itu rapat-rapat.
Tiba-tiba,
“Yang Muliaa!"
Seorang opsir berlari dari jauh, tampak hampir kehabisan napas.
“Beraninya kau datang menemuiku seperti ini, hah?!"
“Maafkan aku Yang Mulia, tetapi, aku mendapat kabar dari biro, bahwa sepertinya akan terjadi badai malam ini. Untuk itu, aku datang kemari menunggu perintah Anda."
“Pergilah, jangan merusak pikiranku saat ini!” Perintah raja membuat para menteri bergidik.
Tidak lama setelah itu, para tabib istana keluar dari kediaman ratu. Wajah mereka tampak sangat menyesal.
“Apa yang terjadi? Cepat katakan padaku!”
Sambil menarik kerah seorang tabib wajah raja tampak penuh kecemasan.
“Yang Mulia, ampuni kami. Kami akan melakukan yang terbaik. Saat ini..”
Para tabib saling berpandangan.
“ …saat ini kondisi ratu tidak memungkinkan untuk melahirkan seorang anak. Akan tetapi, sepertinya beliau memang harus melahirkan hari ini. Untuk itu, izinkan kami melakukan berbagai cara untuk menyelamatkannya."
Mendengar kabar tersebut, raja melepaskan tangannya dari kerah tabib, mencoba mengendalikan amarah yang sedang berada di ujung kepalanya. Napasnya tersenggal-senggal, tak lama setelah itu tubuh sang raja lemas dan ia rubuh ke tanah. Para menteri mendekat dan membopong tubuhnya untuk bangkit. Para pelayan dan dayang istana berlarian mencari air dan selimut hangat untuk sang raja.
Sedang di tempat lain, Putri Shin membentang selimutnya di teras kediamannya. Ia memandang langit sambil tersenyum dan mulai memejamkan mata. Sangat damai. Keindahan malam itu seolah berada di genggamannya, membuatnya tenggelam dengan seluruh harapan yang telah diaturnya. Semakin lama, dia semakin bahagia. Senyumnya semakin lebar diikuti oleh hembusan angin yang memang begitu kencang.
“Apa yang kau lakukan?"
Seorang wanita berwajah cantik, memakai pakaian indah malam, datang mendekatinya. Mendengar suara khas wanita itu, Putri Shin membuka matanya.
“Ah, Ibu? Kemarilah duduk di sebelahku,” Putri Shin tersenyum padanya dan kemudian kembali memejamkan matanya.
Wanita itu mencoba menghalau hasratnya untuk lebih ramah.
“Apa yang kau lakukan di malam yang dingin dan mengerikan ini?” tanya wanita itu.
Putri Shin kemudian membuka matanya dengan tetap membawa senyum ceria di wajahnya.
“Aku sedang berdoa, Ibu,” jelas Putri Shin kepada ibunya dengan tetap tersenyum ramah.
Putri Shin adalah anak pertama raja sekaligus putri pertama kerajaan dari seorang selir utama raja, bernama Seol.
Mengapa, kau melakukan ini padaku?
“Apa yang kau doakan? Sehingga melupakan waktu tidurmu?."
Wanita itu terus saja memandangnya. Tatapan yang tajam seolah mengukur tingkat kekhawatirannya.
“Aku sedang mendoakan ratu dan adikku."
Putri Shin kemudian kembali memejamkan mata dan kembali berdoa.
Mendengar jawaban sang anak, selir itu yang tadinya tersenyum perlahan mengubah ekspresi wajahnya. Ia terdiam melihat wajah sang putri. Mencoba mengumpulkan rasa kasihnya.
Kenapa kau selalu menyakiti hatiku dengan senyuman itu?
“Masuklah, doakan dia dari dalam. Angin ini, hanya akan membuatmu sakit dan itu akan menyusahkan."
Setelah beberapa lama menunggu, tak terdengar kabar apapun dari istana ratu yang membuat Putri Shin begitu khawatir.
“Ibu, apa menurutmu ratu dan adikku akan baik-baik saja? Kenapa sejak tadi, aku tidak melihat mereka kembali?” tanya sang anak dengan cemas.
Selir yang sedang bersiap tidur itu kemudian terhenti. Ia mencoba memalingkan diri dari kenyataan. Tentang harapan yang ia susun, dibinanya untuk kembali sedikit lebih dekat dengan keadaan.
“Aku tidak tahu,” tanpa melihat wajah anaknya, wanita itu kemudian berbaring dan memejamkan mata untuk tidur sembari mengelus perutnya.
“Apa saat melahirkanku, Ibu baik-baik saja?”.
Mendengar pertanyaan sang anak, ia membuka matanya. Untuk beberapa saat, Seol terdiam lalu pandangannya tertuju pada perut yang sedang disentuhnya.
“Ya, Ibu harus baik-baik saja."
...****************...
Waktu menunjukkan pukul 11 malam.
Tiba-tiba suara gong dari istana terdengar begitu kencang hingga ke pelosok desa. Para warga berlarian. Gong itu, membawa dua kabar sekaligus. Kabar tentang telah lahirnya seorang pangeran dan kabar tentang akan terjadinya badai. Para rakyat sibuk mengucapkan syukur, setelah itu mereka diperintahkan untuk menutup semua pintu dan jendela. Membawa seluruh kendi masuk, dan meletakkannya di dekat mereka. Malam yang bersamaan, raja membagikan beras pada rakyat sebagai rasa syukur sekaligus persiapan jika terjadi badai.
Dari istana ratu, tangis haru terdengar bersahut-sahutan. Sang raja berubah ceria. Setidaknya sedikit harapan mulai muncul ke permukaan. Raja mendekat lalu menggendong bayinya tersebut. Dia memandang putranya itu dengan waktu yang cukup lama. Tak lama setelah itu, para tabib pun datang kembali.
“Bagaimana kabar istriku?” tanya sang raja cemas.
“Yang Mulia, sebelumnya, kami mengucapkan selamat karena Anda memiliki pangeran yang tampan dan cerdas. Tidak hanya begitu tampan, dia akan menjadi penerus yang cemerlang."
.. tetapi, wajah mereka bahkan tampak seperti seseorang yang menderita.
Melihat wajah para tabib yang tampak begitu menyesal, membuat sang raja curiga terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Dia tak dapat menahannya lagi. Seluruh amarah yang sedang digenggamnya mengantarkannya untuk meletakkan putranya kepada seorang pelayan dan menarik kerah tabib itu, lalu mengangkatnya.
“Katakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi?!” tanya raja.
“Ratu, ratu, keadaan ratu semakin mengkhawatirkan, ampuni kami Yang Muliaa,” ucap para tabib itu ketakutan.
Raja kemudian melepaskan tangannya dari kerah tabib. Seluruh tabib yang ketakutan itu, meringkuk di kaki sang raja, memohon ampun.
“Selamatkan ratu, atau nyawa kalian sebagai gantinya!”
“Bb-baik Yang Mulia, Baik. Kami akan melakukan yang terbaik. Kami permisi.”
Para tabib kemudian kembali terburu-buru.
Saat yang bersamaan, dari sisi lain istana tampak para selir datang mendekati raja untuk memberikan selamat. Seol, selir tingkat satu (selir dengan pangkat tertinggi) masuk ke bilik kediaman ratu untuk melihat pangeran yang telah lahir. Ia mendekati pangeran yang sedang menangis lalu dengan berani, Seol menggendongnya.
“Bagaimana kabar ibunya?” tanya Seol pada perawat yang tengah berjaga.
“Yang Mulia Ratu saat ini dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan.”
Seol kemudian menatap wajah sang pangeran dalam-dalam.
Kau sangat beruntung Yang Mulia Ratu, melahirkan seorang putra. Dia pasti akan tumbuh menjadi sosok yang kau inginkan. Sayang sekali Yang Mulia, Anda menjadi lemah bahkan setelah punya seorang pangeran. Bukankah seharusnya, Anda bertahan?
Saat waktu berpaling arah dari kenyataan, mungkin saja saat itulah cahaya itu redup dari impian. Ada mereka, yang menolak cahaya karena silaunya yang luar biasa. Namun, ada pula mereka yang berada dalam kegelapan panjang, berharap secercah sinar itu datang.
Pangeran yang Hina
Hari itu, untuk merayakan kelahiran sang pangeran, para menteri dan seluruh keluarga istana berkumpul.
“Selamat Yang Mulia”.
Serentak mereka mengucapkan kalimat yang malah membuat raja semakin bergetar. Sayup-sayup di kepalanya teringat akan bayangan peramal paling terkenal yang sudah tewas dibunuh oleh tangannya sendiri.
Suatu hari, akan lahir seorang putra di istana yang damai dan membawa bencana yang amat besar. Saat itu, Anda akan menangisi segala nya. Ada banyak dandelion bertebaran di udara. Saat bersamaan, Anda akan melihat langit yang begitu gelap. Mata Anda akan tertutup. Duka, duka itu, duka itu akan hanyut bersama dosa yang Anda ciptakan. Anda akan mendengarkan tangisan mengerikan. Jauh di ujung kegelapan seseorang dengan pedangnya, dengan pedangnya melakukan kesalahan yang membawa dunia pada penderitaan. Dosa anda, dosa Anda! Kesalahan Anda, akan membawa Anda kepada neraka. Tangan Anda yang kotor itu, Anda akan..
Tidak, tidak mungkin, Anda akan berakhir oleh tangan Aanda sendiri. Ya, ya itu benar. Akan berakhir..
Kalimat yang mengusiknya itu, membuatnya mengingat bagaimana setelah itu ia memenggal kepala peramal itu dengan tangannya sendiri.
“Tidak mungkin, itu tidak mungkin,” batinnya ketakutan.
“Yang Mulia… ,” bisik pelan seorang kasim padanya sontak membuatnya terkejut.
Kasim tersebut kemudian menatap wajah sang raja cemas.
Raja Baek Sam yang saat itu tengah menggendong putranya, bersusah payah menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya. Pelan-pelan ia pandang wajah anaknya itu dan mengingat kesehatan ratu yang memburuk sejak kehamilannya.
“Dengan ini, aku sampaikan kepada rakyatku, bahwa telah lahir putraku, Pangeran Hyeon. Berita suka cita ini aku sampaikan agar rakyatku merasa bahagia dan bersyukur karena telah lahir putra negara yang diharapkan mampu meneruskan cita-cita dan….
dan.. ”
Saat itu, tiba-tiba Raja Baek menghentikan kalimatnya. Ia tampak menahan rasa sakit yang hebat di kepalanya. Ia meletakkan putranya di atas dipan kemudian tersungkur dari singgasana.
Sejak saat itu, berita tentang raja yang tersungkur dari singgasana karena sakit menimbulkan banyak spekulasi dan rumor diantara masyarakat.
**
Kejadian ini menyebabkan para menteri heran. Semua keluarga kerajaan sibuk berbincang dan berdiskusi tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sang raja.
“Hai, Tuan Lee ! Sebagai penasehat negara, menurutmu apa yang harus kita lakukan? Bukankah kau adalah pejabat kesayangan raja? Kau pasti tahu apa yang seharusnya dilakukan bukan?”.
Menteri Pajak dan Keuanganan Negara dan para menteri lainnya berusaha menyudutkan Tuan Lee Tae Hwon. Kebencian mereka adalah akibat rasa dengki mereka terhadap Tuan Lee yang dianggap tidak pantas menjadi pejabat negara, karena ia berdarah campuran. Ia menjadi olok-olokan karena punya darah campuran yang menjadi bahan perdebatan sejak pengangkatannya menjadi penasehat negara bahkan hingga menjadi pejabat yang amat sangat dipercaya oleh raja.
Namun, Tuan Lee hanya diam saja saat mereka mencoba menghinanya. Ia tak gentar barang sedikitpun, dan hanya terus bermain dengan kekuatan hatinya yang luas.
Tidak perlu banyak bicara, di depan mereka yang membencimu. Meski kau adalah raja di muka bumi ini, mereka yang membencimu, akan tetap membencimu.
“Apa yang kalian lakukan? Dia penasehat negara yang terpilih karena kualitas dan kesetiaannya kepada raja. Darah tidak mempengaruhi tanah kelahiran dan kebangsaan seseorang. Lebih baik kalian sekarang pikirkan bagaimana cara mencari solusi untuk rakyat yang kelaparan karena badai. Kita tidak bisa menunggu hingga raja sembuh. Kita harus melakukan sesuatu terlebih dahulu”.
Perdana Menteri Han, menengahi para menteri yang sedari tadi sibuk mengolok-olok.
Saat mereka tengah asik berdiskusi, tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang pelayan yang berlari mendekati Tuan Lee. Wajah pelayan itu tampak membawa sebuah harapan yang besar.
“Tuan Lee…!” dengan bercucuran keringat, pelayan itu mendekat.
“Ada apa? Pelankan suaramu,” jawab Tuan Lee sedikit berbisik.
“Tuan, Nyonya Eri akan segera melahirkan. Bisakah Anda pulang sekarang?”.
Mendengar pernyataan itu, Tuan Lee menyiapkan diri, terburu-buru kembali bersama pelayannya. Kembalinya Tuan Lee tersebut, meninggalkan pandangan penasaran dari para menteri yang melihatnya pergi. Tatapan para menteri menggambarkan seberapa dalam keinginan mereka untuk menyusuri apa yang telah terjadi.
“Kemana dia? Berani-beraninya dia pergi saat kita tengah sibuk berdiskusi. Aku tidak mengerti mengapa raja menyukai orang seperti itu,” bisik salah seorang yang melihatnya pergi.
“Kita tidak tahu apa yang terjadi. Tapi melihat bagaimana wajah pelayannya itu, pasti ada sesuatu yang menarik,” balas yang lainnya sambil berbisik.
Saat kita sedang bahagia, apakah itu juga akan membuat yang lain bahagia? Mungkin saja. Tapi, siapa yang tahu? Mungkin, akan lebih banyak yang bahagia saat sengsara yang menghampiri kita, bukan tawa.
**
(Di kediaman Tuan Lee)
Hari yang menyedihkan itu sekaligus menjadi hari membahagiakan untuk Tuan Lee. Saat tiba di kediamannya, ia menangis bahagia melihat istrinya selamat setelah melahirkan seorang putra yang wajahnya benar-benar tampan.
“Lee Young, namanya Lee Young , putraku sayang,” ucapnya pada sang istri yang disambut dengan senyuman olehnya.
Setiap hari akan ada kelahiran, entah darimana kelahiran itu, 2-10 anak terlahir ke dunia membawa berkah untuk orang tuanya, bukan?
Sang istri yang masih terbaring lemah itu tersenyum memandang suaminya yang begitu bahagia.
Tuan Lee terus menatap wajah putranya itu dengan penuh kasih. Namun, tiba-tiba teringat kembali olehnya bagaimana kondisi kesehatan raja yang membuatnya bersedih.
“Ada apa suamiku?” tanya sang Istri penasaran.
“Hari ini, aku merasa begitu menderita melihat bagaimana raja menderita. Aku tidak tahu apa yang beliau pikiran. Apa yang beliau rasakan pasti tekanan yang begitu berat. Tapi, hari ini juga hari paling membahagiakan bagiku. Bagaimana tidak, putra kecilku ini, ia menjadi sumber kekuatanku. Dia lahir diantara penderitaan banyak orang dan datang membawa tawa. Kita harus menjaga dan mendidiknya dengan baik. Semoga dia menjadi sumber kebahagiaan untuk semua orang”.
Sang istri yang tadinya tersenyum, keningnya berkerut melihat bagaimana wajah suaminya tampak begitu sedih. Soal cinta dan harapan yang sedang dipegangnya, membuatnya takut menyebrangi rasa penasaran itu.
“Suamiku, saat aku mendengar pangeran telah lahir ke dunia ini, aku melihat engkau tampak tidak bahagia seperti yang seharusnya. Bagaimana kabar pangeran? Sejak sebelum kelahirannya, aku mendengar orang-orang berbicara buruk tentangnya. Sebenarnya apa yang terjadi?”.
Tapi, ada pula manusia yang merasa, bahwa yang ia miliki adalah sebuah derita, bukan cinta.
Tuan Lee terdiam, terpaku di tempat dengan wajah sangat pucat. Garis-garis wajahnya menunjukkan bagaimana keadaan mencoba mengunci. Dipandangnya baik-baik sang istri dengan wajah cemasnya itu.
“Apa…
“Apa yang telah kau dengar?” wajah Tuan Lee tampak begitu khawatir.
Mereka yang tulus,
Sang istri yang masih lemah itu terkejut melihat ekspresi suaminya yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ia mencoba menyudahi rasa bersalahnya dengan tatapan halus dan mengiba.
“Suamiku…,” ucap sang istri lirih.
“Dengarkan aku baik-baik istriku, apapun yang mereka katakan, katakan pada mereka jangan percaya terhadap rumor dan desas-desus apapun tentang pangeran. Dan satu lagi, jika ada yang berbicara buruk tentang kelahiran pangeran, katakan pada mereka bahwa itu tidaklah benar sama sekali. Ini adalah perintah raja. Raja akan menghukum siapa saja yang mencoba berbicara buruk tentang kelahiran pangeran, ia akan dihukum berdasarkan hukum yang berlaku atas pencemaran nama baik keluarga kerajaan. Pastikan bahwa kejadian ini tidak akan terulang,” jelas Tuan Lee dengan napas yang tidak teratur.
Tuan Lee yang tampak terburu-buru meletakkan anaknya di sisi sang Istri.
“Aku harus kembali ke istana. Hanya sebentar. Aku akan kembali secepatnya”.
.. berusaha menggapai bintang bersamamu.
Tuan Lee melangkah pergi, meninggalkan rasa penasaran pada sang istri yang hanya bisa menahan diri. Tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sang istri berusaha mengerti. Sesuatu yang buruk, tampak akan segera menghampiri.
**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!