NovelToon NovelToon

Basah Om!!!!

Ke-absurd-an Aliyya

Akh akhirnya Author bisa membuat novel tentang Aliyya dan Marcel. Ini kelanjutan dari novel yang berjudul: Di nodai pria autis.

Happy reading ya...😘😘😘😘😘😘😘

.............

Aliyya mendengus kesal karena sang adik sudah merengek ingin di antar ke sekolah. Mimpi indahnya bersama Marcel kini hancur sudah gara-gara Junior membangunkannya.

"Lak Liyya, bangun Kak! Antar Dedek ke sekolah" rengeknya.

"Apa sih ganggu saja. Sama ayah saja sana" kesal Aliyya.

"Ayah sama Bunda kan sedang ke Vila menemui Opa dan Oma. Kak ayo nanti kesiangan" Junior terus merengek.

"Huuuh dasar adik pengganggu" kesal Aliyya segera bangkit dari atas ranjang dan berlari ke kamar mandi.

Ia hanya cuci muka saja dan tak mengganti baju tidurnya.

"Ayo berangkat" ajak Aliyya pada Junior.

"Kok pakai baju itu sih Kak? Ganti lah" pinta Junior.

"Halah cuma nganter ke sekolah saja, ayo berangkat atau Kakak lanjut tidur" ucap Aliyya.

"Ya sudah ayo" balas Junior.

Aliyya segera mengambil kunci mobil milik William, ia memilih mengendarai mobil jeep rubicon saja karena menurut gadis itu memakai mobil sang ayah akan terlihat keren.

"Kak minta duit" Junior menengadahkan tangannya.

"Apa sih duit-duit, gak ada! Belajar yang benar supaya pintar jangan minta duit terus, katanya mau jadi pengusaha" balas Aliyya.

"Gak ya, aku mau jadi abdi negara. Aku mau jadi TNI angkatan udara biar bisa bawa jet tempur" balas Junior dengan bangga.

"Jadi abdi negara itu berat, nanti kamu di tugaskan di hutan belantara, terus di tugaskan di rawa-rawa, operasi di wilayah perbatasan. Jangan ya jadi pengusaha saja" Aliyya menakut-nakuti.

"Gak mau!" balasnya.

Aliyya kini sudah berada di depan gerbang sekolah Junior.

"Belajar yang pintar kamu!" ucap Aliyya.

"Uang jajannya mana? Bunda sudah bilang kalau uang jajan selama Bunda dan ayah ke Vila sudah di titipkan ke kakak" ucap Junior.

"Kakak lupa gak bawa duit dek, ngutang dulu ke kantin aja" balas Aliyya.

"Gak mau, gak mau" Junior malah hendak menangis.

"Tol*l malah mewek. Nih uang jajannya" Aliyya langsung mengeluarkan uang lima puluh ribu dari tas tas kecil miliknya.

Junior lalu merebut uang itu dan ingin segera keluar dari mobil.

"Heh salim dulu!" Aliyya mengacungkan tangannya.

Junior kesal, ia segera menarik tangan Aliyya untuk di salimi tetapi detik kemudian Aliyya terpekik kala tangannya di olesi upil oleh Junior.

Junior langsung keluar melarikan diri sebelum Aliyya ngamuk.

"Arghhhh jijik banget.. Awas kamu ya nanti kakak balas" pekik Aliyya kesal.

Aliyya segera melajukan mobilnya tetapi ketika ia melewati jalan samping sekolah yang masih sepi, ia melihat seorang pria sedang berciuman dengan seorang siswi SMA. Aliyya menjadi kesal, ia langsung memberhentikan mobilnya.

Ia berjalan ke arah mobil yang di dalamnya sedang mesum.

Brakkk!!

Brakkk!!!

Brakkkk!!!

Aliyya menggebrak kaca mobil itu membuat orang yang ada di dalam menghentikan aktifitas panasnya.

"Buka kaca loe buka" teriak Aliyya.

Kaca itu terbuka, orang yang ada di dalamnya terkejut.

"Siapa kamu?" tanya pria itu.

"Loe siapa?" Aliyya malah balik bertanya.

"Siapa dia dad?" tanya gadis berseragam SMA itu yang kemungkinan murid satu sekolah dengan Junior, bedanya sang adik sekolah di SMP nya.

"Tak tahu" balasnya.

"Hei loe kan masih sekolah, jangan murahan dong mau-mauan di sosor sama orang ini. Hei bung, anda kan sudah dewasa, bersikap lah yang baik dan sopan. Cari wanita yang seumuran jangan sama bocah. Dasar pedofil" maki Aliyya.

"Gue gak kenal sama loe ya, jangan ikut campur" balas pria itu membentak Aliyya.

"Monyet loe, di kasih tahu malah marah-marah. Kalian berdua itu sudah berbuat asusila di tempat umum. Jijik banget.. Cuih...." balas Aliyya.

"Keluar loe, sekolah yang bener" Aliyya menarik pintu mobil itu lalu menarik gadis SMA ke luar.

"Nih uang jajan buat loe, jangan lagi jadi sugar baby, dosa" Aliyya merogoh uang di saku piyama nya.

"Tak usah kak" ucap gadis itu.

"Ambil aja, sekolah yang bener jangan begini. Asal loe tahu ya laki-laki model begini hanya mau senang-senang aja, giliran udah bosen loe di buang. Masa depan loe masih panjang Neng jangan loe sia-siain. Kalau loe butuh kerjaan datang aja ke cafe gue. Nih uang cepet pergi" Aliyya memberikan uang pada gadis itu.

"Terimakasih Kak, aku janji gak akan jadi sugar baby lagi. Aku mau cari sampingan halal" ucap gadis itu lalu pergi ke arah sekolah.

Kini tinggal Aliyya dan pria itu. Aliyya menatap pria itu tidak suka.

"Kamu gak tahu siapa saya, hah?" pekik pria itu.

"Emang loe siapa?" tanya Aliyya.

"Argggghh gadis menyebalkan" ucap pria itu kesal.

Aliyya pun pergi begitu saja dari hadapan pria itu.

"Awas kamu gadis kecil, aku akan balas" geramnya.

Aliyya memang sangat random, tingkahnya di luar nalar. Ia sering sekali melabrak orang-orang yang tidak ia kenal sampai-sampai Fina dan William sudah angkat tangan dengan kelakuan sang putri.

Tetapi Aliyya hanya bisa takluk oleh seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Marcel seorang. Walaupun mereka sering bertengkar tetapi mereka selalu saling merindukan ketika sedang berjauhan.

Aliyya tidak langsung pulang, ia akan mampir ke cafe miliknya yang di kelola oleh Rahma. Walaupun tempat itu terlihat seperti warkop, hanya saja Aliyya tetap menyebutnya cafe karena ingin terdengar keren.

Sesampainya di depan cafe, ia melihat banyak orang yang sedang ngopi di sana. Rahma terlihat sibuk melayani pembeli.

"Mbak kopinya satu" ucap Aliyya sengaja menggoda Rahma yang belum menyadari kedatangannya.

"Kopi apa kak?" tanya Rahma.

"Kopi kenangan Mbak" jawab Aliyya sembari cekikikan.

Rahma menoleh lalu mencebik.

"Huuuh dasar ibu owner loly cafe mau kemari tidak bilang-bilang" ucap Rahma.

"Sengaja dong, kejutan" balas Aliyya...

Orang yang ngopi di cafe itu satu persatu pergi. Kini tinggal Rahma dan Aliyya berdua saja.

"Mau tutup?" tanya Aliyya.

"Ya, kalau buka terus apa yang harus di jual? Mie instan habis, gorengan habis, kopi-kopi juga habis" balas Rahma.

Aliyya pun membuka laci dan benar saja uangnya sudah menumpuk.

Rahma langsung menutup cafe nya.

"Ayo Al kita hitung pendapatan dari minggu lalu" ucap Rahma sembari mengeluarkan tasnya.

Mereka menghitung uang itu sedikit demi sedikit sampai selesai.

"15 juta Ma!" jawab Aliyya.

"Alhamdulillah Al, semakin meningkat" balas Rahma

Rahma menyisikan untuk modal dan selebihnya ia bagikan dengan Aliyya.

"Al, gimana hubunganmu dengan Om Marcel?" tanya Rahma.

Aliyya menggeleng.

"Aku kira kalian sudah jadian! Aku yakin kalau Om Marcel itu suka sama kamu Al" ucap Rahma dengan yakin.

"Kalau suka pasti bilang, ini mah boro-boro sudah dua minggu dia lost kontak" balas Aliyya galau.

"Yaudah dari pada galau, kita jalan-jalan ke mall tuk?" ajak Rahma.

"Ayah gaskeun" balas Aliyya.

....

Rencana Aliyya

Siang ini Marcel di paksa oleh Oma Erny agar mau jalan dengan wanita yang Oma Erny kenalkan padanya. Walaupun sempat menolak, Marcel tidak dapat berbuat apa-apa karena Oma Erny mengancam jika Marcel menolak ia akan mogok makan selama satu minggu.

"Viona itu cucu dari salah satu relasi bisnis Opa dulu. Oma juga sudah tahu latar belakang keluarga Viona" ucap Oma Erny.

"Oma aku sibuk di kantor" balas Marcel.

"Yasudah jika begitu, Oma akan benar-benar mogok makan" ucapnya.

"Baiklah aku mau" akhirnya Marcel menyetujui.

Siang itu Marcel mengajak Viona jalan-jalan ke sebuah Mall. Walau terpaksa, tetapi Marcel tetap tersenyum di depan Viona.

"Aku suka tas itu" tunjuk Viona.

Marcel paham bahwa Viona ingin ia belikan tas brand Dolce & Gabbana.

Tas ini di bandrol seharga Rp 26.759.455.

"Ayo kita masuk" ajak Marcel.

Mereka berdua masuk kedalam toko brand ternama itu. Viona langsung mengambil tas impiannya itu.

"Kamu suka?" tanya Marcel.

"Ya aku suka" jawab Viona.

"Bayar sekarang, atau mau lihat-lihat yang lain dulu?" tanya Marcel yang sebenarnya sudah ingin mengantarkan Viona pulang.

"Bayar dulu, nanti lihat-lihat yang lainnya" jawab Viona.

"Gila bener, lama-lama aku bisa bangkrut. Baru perkenalan saja sudah begini. Oma, sorry tapi wanita seperti Viona ini hanya bisa menghabiskan uangku saja nantinya. Skip, skip" ucap Marcel dalam hatinya.

Tas yang di inginkan Viona sudah ada di genggaman, Viona langsung mengajak Marcel ke toko brand mewah lainnya.

"Sepertinya Versace baru saja mengeluarkan koleksi sepatu terbaru" ucap Viona.

"Mau masuk sekarang?" tanya Marcel menunjuk tempat koleksi Versace di pajang.

"Ngerepotin!" balas Viona basa-basi.

"Oh tidak sama sekali" balas Marcel.

Mereka berdua masuk melihat-lihat koleksi milik brand Versace.

"Honey, parfum itu juga wanginya menenangkan" tunjuk Viona.

"Ya parfumnya menenangkan, tapi tidak dengan uangku" ucap Marcel dalam hati.

Marcel bukan lah tipe pria yang hitung rugi, tetapi Viona ini seenaknya.

"Ambil lah" balas Marcel.

"Parfum dan sepatu semuanya jadi 79 juta" ucap seorang pelayan di sana.

Tanpa banyak bicara, Marcel segera membayarnya.

"Honey, kata temanku di sini ada resto steak" ucap Viona.

"Tunjukan saja tempatnya" balas Marcel dengan nada dingin.

Viona segera membawa Marcel ke resto itu.

Di tempat yang sama Aliyya mengajak Rahma makan di resto.

"Lapar nih, makan steak yuk?" ajak Aliyya.

"Itu mahal Al" balas Rahma.

"Hemat terus nih kamu, gak seru! Aku tahu duit kamu banyak sekarang" ucap Aliyya.

"Hehehe iya sih, cuma bakso Mang Jarot paling mantul" balas Rahma.

"Sekali-sekali harus naik level dong jangan bakso terus. Yasudah hayu" ajak Aliyya.

"Aku yang traktir, tapi jangan menu yang mahal-mahal ya" ucap Aliyya.

"Okheeee" balas Aliyya.

Kedua gadis itu masuk kedalam resto, duduk di meja dekat jendela.

"Al, bagus banget view nya kalau duduk di sini" ucap Rahma sembari memandang ke luar jendela mall itu.

"He'h bagus banget" balas Aliyya.

"Ma, bentar ya aku telepon dulu adik ku, takutnya dia belum sampe rumah dari sekolah" sambunya.

Aliyya langsung menghubungi Junior.

"Hallo Kak!" sahut Junior.

"Dek kamu udah pulang?" tanya Aliyya.

"Udah, tadi aku telepon Kak Neneng, dia langsung jemput aku. Ini aku lagi di rumahnya ngasuh Dede Almira" balas Junior.

"Mana Kak Neneng nya?" tanya Aliyya.

Junior langsung memberikan ponselnya pada Neneng.

"Hallo Liyya sayang" sapa Neneng.

"Kak makasih ya udah jemput dedek" ucap Aliyya.

"Ini tidak gratis loh" balas Neneng sembari terkekeh.

"Wah pamrih nih" cebik Aliyya.

Neneng langsung tertawa karena berhasil menggoda Aliyya.

"Yaudah Kak, aku tutup ya teleponnya. Makasih sekali lagi, makin sayang sama Kak Neneng..Muachhhhhh" ucap Aliyya.

Sesudah menutup telepon, ia melihat wajah Rahma fokus pada satu titik.

"Hei Ma kenapa sih bengong?" tanya Aliyya.

"Al lihat, bukannya itu Om Marcel? Dia sama siapa?" Rahma menunjuk ke meja di sebelahnya.

Aliyya langsung melihat, dan benar saja itu Marcel bersama seorang wanita.

Deg!!!!

Seketika hati Aliyya terasa sercubit. Sakit tapi tidak berdarah itulah yang Aliyya rasakan.

"Pantes dia gak hubungi aku dua minggu, ternyata ini alasannya" ucap Aliyya dengan nada getir.

"Sudah, sudah. Jangan nangis, aku gak suka kamu nangisin pria kaya begitu. Ayo fokus makan saja" Rahma segera mengusap air mata Aliyya dengan tisu.

Merasa hapal dengan suara orang di meja sebelah, Marcel segera menengok, dan seketika ia merasa di tampar, bagaimana melihat wajah Aliyya yang sudah merah dan mata yang sudah berembun memandang dirinya penuh tanya.

Memang selama ini Marcel dan Aliyya belum terikat hubungan yang serius, dan Marcel belum menyatakan perasaannya pada Aliyya namun keduanya sudah saling menyukai dan dekat walau William melarang keras untuk Aliyya berpacaran.

Marcel hendak bangkit, namun di tahan oleh Viona.

"Honey kamu mau kemana?" tanya Viona dengan nada manja.

"WTF, honey?" gumam Aliyya sebal.

"Maaf, aku ke toilet sebentar!" balas Marcel.

Pandangannya terus terfokus pada Aliyya, tetapi Aliyya mencoba cuek tak peduli. Ia berusaha menutupi kecemburuannya.

"Ma, pesan aja steak termahal. Tenang ada yang bayar kok" ucap Aliyya.

"Maksudnya?" Rahma tak mengerti.

Aliyya pun membisikan sesuatu pada Rahma, dan seketika mereka berdua tertawa puas.

"Okhee, kita kerjai" balas Rahma.

Mereka berdua pun memesan steak dengan harga yang mahal.

"Tomahawk dua, wahyu A5 steak with saus tartar nya dua dan minumannya dua" ucap Aliyya.

"Baiklah tunggu sebentar ya Nona, kami akan siapkan pesanan anda" ucap pelayan itu dengan ramah.

"Kita akan kenyang sayang" ucap Aliyya pada Rahma.

"Gila, gila, gila" balas Rahma sembari mengguncang-guncangkan pundak Aliyya.

"Aliyya di lawan. Lihat saja siapa berani buat seorang Aliyya menangis" ucap Aliyya dengan geram.

"Percaya, percaya pada suhu yang satu ini" balas Rahma sembari cekikikan.

Marcel kembali lagi dari toilet, memandang Aliyya dengan tatapan sendu seolah menyiratkan bahwa ini tidak seperti yang Aliyya pikirkan.

Tak lama pesanan Aliyya dan Rahma tiba, steak yang mahal sudah terpampang di depan mata.

"Ayo Nona Rahma kita makan, rejeki jangan di tolak" ucap Aliyya.

"Baiklah saudari Aliyya, kita habek sampai puas" balas Rahma.

Di meja sebelah, pesanan Viona dan Marcel pun sudah tersaji.

Aliyya dan Rahma terlihat buru-buru memakan steak itu. Bahkan mereka akhirnya minta di bungkus saja saking tidak kuat memakannya.

"Bill nya" tanya Aliyya pada pelayan resto itu.

Sang pelayan memberikan bill pada Aliyya, tetapi Aliyya tampak membisikan sesuatu pada pelayan resto itu.

Pelayan itu langsung mengangguk paham.

Mereka berdua pun langsung pulang, meninggalkan Marcel yang memandang sendu pada Aliyya.

Resmi Jadian

Marcel tercengang ketika membayar makanannya.

"21 juta, Tuan" ucap kasir Resto itu.

"What? Kok semahal itu? Saya hanya makan steak yang medium" pekik Marcel saking terkejutnya.

"Maaf Tuan, tapi tadi gadis yang makan di sebelah meja anda bilang jika bill nya Anda yang akan bayar" ucap kasir itu.

"Dasar kucing kecil, awas kamu ya" kesal Marcel.

Sesudah membayar, ia langsung mengajak Viona pulang. Hati Marcel kesal sekaligus resah pada kucing kecilnya. Ia ingin menghukum Aliyya nanti jika mereka bertemu.

"Honey, ayo mampir dulu" ucap Viona ketika mobil Marcel sudah ada di depan Apartemen milik wanita itu.

"Tidak, terimakasih lain kali saja" tolak Marcel.

Ia segera tancap gas dari hadapan Viona membuat wanita itu kesal. Rencananya untuk mengajak Marcel tidur malam ini gagal total. Padahal ia sudah yakin jika Marcel akan senang di ajak berkeringat bersama, nyatanya Marcel menolak.

"Baru kali ini ada pria yang berani menolak seorang Viona! Baiklah boy, aku akan tunjukan siapa Viona sesungguhnya" ucap Viona dengan tegas.

Marcel tahu dimana biasanya Aliyya berada selain di rumah.

"Kitten jangan lari lagi" geram Marcel.

Di cafe miliknya, ia dan Rahma sedang tertawa mengingat bagaimana reaksi Marcel ketika tahu di permainkan oleh Aliyya. Sembari memakan steak yang tadi ia bawa dari resto itu.

"Siapa suruh nyakitin aku" ucap Aliyya.

"Al, tapi aku takut Om Marcel menyusul mu kemari? Dia sudah tahu cafe ini" ucap Rahma cemas.

"Kamu tenang aja sih, gak bakal dia nyusul kemari, dia lagi senang-senang sama pacarnya" balas Aliyya.

Tok!!!

Tok!!

Tok!!!

Suara pintu tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar.

"Pintu di ketuk, aku curiga Om Marcel yang datang" ucap Rahma.

"Gak bakal dia datang kemari, percaya deh" balas Aliyya.

Karena ketukan pintu itu terus berlanjut, Aliyya berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Cklek!!

Pintu itu terbuka, seketika Aliyya melotot kala mendapati Marcel sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan setajam belati.

Aliyya langsung mendorong pintu itu hendak menutupnya, namun tangan kekar nan besar itu langsung menjegal hingga pintu itu terbuka.

"Enak steak nya, kitten?" tanya Marcel dengan senyum smirk nya.

"Apaan sih gak jelas! Minggir Om, pulang sana" Aliyya merasa kesal pada Marcel.

"Gak mau! Ayo ikut" Marcel tiba-tiba mengangkat tubuh Aliyya, lalu membawa sang gadis kedalam mobilnya.

Rahma yang mendengar itu langsung berlari ke depan, tapi Aliyya sudah di bawa pergi.

"Itu kan mobil Om Marcel, Ya Tuhan dia mau bawa Aliyya kemana" Rahma menjadi resah sendiri.

Mobil Aliyya masih terparkir di depan cafe, sementara pemiliknya di bawa pergi oleh Marcel.

Di dalam mobil, Aliyya masih meronta minta di turunkan, namun Marcel mengunci pintu mobilnya. Sore ini ia harus menjelaskan semuanya pada Aliyya supaya Aliyya tidak marah dan tidak salah paham.

Ckittt!!!

Marcel langsung menepikan mobilnya di sisi jalan. Ia langsung memandang wajah Aliyya yang tengah kesal.

"Oma memaksa supaya aku membawa Viona jalan-jalan. Aku sudah menolak, tetapi Oma bilang kalau aku menolak, dia akan mogok makan seminggu" ucap Marcel dengan wajah penuh penyesalan.

Aliyya diam, ia malas mendengar apapun yang di katakan Marcel, tetapi matanya berkaca-kaca.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud buat kamu sedih Al, aku sayang kamu. Cuma kamu yang akan aku jadikan istriku" ucap Marcel kembali.

Besar harapan jika Aliyya akan memaafkan dirinya.

"Aku tidak sedih kok, jangan GR Om. Kalau mau pacaran ya pacaran saja sama wanita seksi itu. Lagipula kita bukan kekasih kan, Kita tidak terikat hubungan apapun, jadi silahkan kalau mau apapun terserah kamu" balas Aliyya semakin terisak.

"Pantas dua minggu ini Om tidak pernah menghubungiku, ternyata Om pacaran. Huuuh pria memang begitu" ucap Aliyya dengan tangis.

Hap!!!!

Tak kuat melihat Aliyya menangis, Marcel segera memeluk gadis miliknya itu.

"Sayang dengar, maaf jika aku tidak menghubungimu selama dua minggu, maaf bukan aku melupakanmu. Pekerjaanku sangat banyak, aku bulak-balik Singapura-Jakarta karena di sana perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Maafkan aku ya" papar Marcel sembari mengelus kepala Aliyya.

Aliyya hendak berontak dari pelukan Marcel, namun pelukan Marcel semakin kuat.

"Apa perlu sebuah ungkapan cinta ketika hati kita berdua sudah saling terpaut, hem? Bahkan aku tidak bisa menerima wanita manapun kecuali kamu sayang. Al, look at me baby" pinta Marcel.

Aliyya mendongakkan wajahnya.

"Aku sangat mencintaimu, Aliyya Alexander Tanoko! Maukah kamu jadi satu-satunya wanitaku sampai aku tua?" tanya Marcel.

Aliyya diam, ia tidak menyangka bahwa Marcel akan menyatakan cintanya sekarang.

"Balas Al, jangan buat aku menunggu" pinta Marcel.

 Aliyya mengangguk!

"Aku mau Om! Tapi bagaimana dengan Ayah, dia sudah melarang aku pacaran" balas Aliyya dengan wajah sendu.

"Soal Pak William, kamu tidak usah cemas. Kita sama-sama pria, jadi aku akan meminta izin pada Pak William secara jantan. Aku mencintai putrinya yang jahil ini, sangat mencintainya" balas Marcel.

"Kalau ayah menolak?" tanya Aliyya.

"Aku akan semakin gigih berusaha agar Pak William menerimaku sebagai menantunya. Sayang, lagipula aku janji, kamu tidak akan kekurangan makan jika kita sudah menikah nanti" balas Marcel.

Aliyya sangat bahagia, ia langsung menyusupkan kepalanya di dada bidang Marcel.

"Maaf untuk soal yang tadi ya, aku akan bicara pada Oma jika kita sudah berpacaran agar Oma tidak selalu menyuruhku untuk jalan dengan wanita lain.

" Iya Om" balas Aliyya senang.

Ia mendongak memandang wajah tampan di hadapannya, tangan Aliyya terulur lalu mengusap wajah Marcel.

"Om, aku sangat mencintaimu" ucap Aliyya.

"Apalagi aku sayang, sejak pertemuan pertama kali, aku sudah jatuh hati padamu" balas Marcel.

Cup!!!

Aliyya langsung mencium leher Marcel dan memberikan tanda kepemilikan di leher ya.

"Al,, ouhhhh" Marcel merasakan gelenyar aneh dengan sentuhan yang Aliyya berikan.

Ia segera meraih tubuh Aliyya dan langsung ia dudukkan di atas pangkuan Marcel. Marcel memundurkan kursi kemudi.

"Om, jangan begini takut ada orang yang lihat" ucap Aliyya.

"Tidak akan sayang, kaca mobilku gelap tenang saja" balas Marcel.

Ia memeluk Aliyya, lalu mencium bibir Aliyya. Aliyya langsung melingkarkan tangannya di leher Marcel dan balas memagut bibir pria itu.

Suara decapan terdengar indah di dalam mobil itu, Marcel sengaja menekan pingg*l Aliyya supaya menekan milik ya yang sudah keras.

ciuman mereka semakin dalam, menggebu dan berantakan. Lidah mereka saling membelit. Tangan Aliyya kini memainkan rambut Marcel.

Ciuman itu terlepas kala Aliyya dan Marcel akan kehabisan nafas.

"Om, keras" ucap Aliyya.

"Iya sayang, kamu yang bangunkan. Mau lihat?" goda Marcel.

"Belum berani, Om" balas Aliyya.

"Kamu harus berani ya, mulai sekarang kamu harus mau melihat dia" ucap Marcel.

"Ikh Om mesum" cebik Aliyya.

"Biarin kan sama pacar, asal jangan sama wanita lain aja" balas Marcel sembari memeluk Aliyya.

Masalah sudah teratasi, Kini Marcel membawa Aliyya pulang ke rumahnya.

"Soal mobil yang ada di depan Cafe, biar di antar saja sama orang kepercayaanku ya" ucap Marcel.

Aliyya hanya mengangguk saja menuruti apa yang Marcel katakan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!