NovelToon NovelToon

Dipaksa Menikah Dengan Seorang Gay

bab 1

Kanaya nadhira, seorang gadis remaja berusia 18 tahun harus menelan pil pahit saat mengetahui kenyataan bahwa ayahnya firman, meninggal dunia setelah kecelakaan tunggal yang dialaminya tadi malam.

Kanaya mendapatkan kabar dari pihak polisi yang menghubungi telepon rumahnya. kabar duka itu terdengar oleh ibu tirinya yuli dan adik tirinya lisa, sampai akhirnya sekitar pukul 09.00 mereka segera pergi ke rumah sakit untuk memastikan akan kebenaran kabar tersebut.

"ayah.... " teriak Kanaya histeris, saat membuka penutup wajah ayah yang pucat dan dingin.

"ayah hiks...jangan tinggalkan naya hiks..., yah!ayah janji akan selalu jaga naya,tapi kenapa..., " ucap Kanaya terpotong oleh yuli ibu tiri Kanaya.

"sudahlah, kamu ngapain pake nangis kaya gitu... sampai kamu nangis darah pun ayah mu tidak akan kembali hidup. " ucap yuli ketus.

Kanaya yang mendengar perkataan ibu tirinya, tersentak kaget, bagaimana tidak? di lihat dari sikap yuli, kanaya tidak melihat raut wajah sedih kehilangan.namun sebaliknya yuli terlihat baik-baik saja.

"kenapa ibu bicara begitu hiks...? ayah pergi meninggalkan kita untuk selamanya hiks..., apakah ibu tidak merasa sedih...? tanya Kanaya dengan terisak.

yuli memutar bola mata malas. " sudahlah,jangan menagis lagi, kita harus segera mengurus pemakaman ayah mu, aku tidak punya waktu banyak, jadi lebih baik sekarang kamu urus semua administrasi ayah mu,"ucap nya tak kalah ketus.

Kanaya hanya dapat menuruti perkataan ibu tirinya. dia segera mengurus administrasi dan acara pemakaman ayahnya, tanpa di bantu oleh ibu dan adik tirinya.

setelah acara pemakaman ayah nya selesai.kanaya belum beranjak dari posisinya yang bersimpuh.gundukan tanah Merah yang mulai basah, karena hujan mulai turun membuat pakaian kanaya basah dan kotor.

kanaya memeluk nisan, dengan isak tangis yang beradu dengan suara hujan yang mulai deras. menumpahkan segala rasa yang kini sedang bercampur aduk.dia sadar bahwa semua yang terjadi sudah di tentukan oleh yang maha kuasa.

"ayah... hiks... hiks!kenapa ayah tinggalkan naya, sekarang naya sudah tidak punya siapa-siapa lagi... hiks, " lirih kanaya mengusap nisan.

"aku takut yah hiks...! bagaimana hidupku kedepannya yah... hiks..., " kanaya semakin terisak nafasnya terasa tercekat.pandangan yang memudar, seluruh tubuh terasa lemas hingga tiba-tiba dia tak sadarkan diri.rasa kehilangan yang dalam membuat pertahanannya runtuh.

"emmngh.... " lenguh kanaya, merasakan kepala yang berdenyut sakit.

"heh... bangun!dasar merepotkan saja. aku sudah bilang jangan terlalu banyak menangis... hanya buang-buang waktu saja. " ucap yuli ketus.

"tahu... kaya lihat film drama gue. lo tuh terlalu lebay deh!" sarkas lisa kesal

"kenapa kalian bicara seperti itu?apa kalian tidak merasa sedih atas kepergian ayah... kenapa, " tanya kanaya yang kecewa atas sikap ibu dan adik tirinya.

"untuk apa kita harus bersedih, toh udah terjadi. nggak seharusnya kamu nangis kejer gitu... malu-maluin, pake pingsan segala... cih... ! " ucap bu yuli meninggikan suaranya.

"dengar ya mulai sekarang, saya yang akan mengatur semua urusan di rumah ini... termasuk menentukan hidup mu, naya!" lanjut ibu yuli.

"dan mulai sekarang lo harus lakukan apa yang ibu dan gue suruh. so mulai sekarang kamar lo, gue yang tempati, " lisa menimpali, menatap tak suka kanaya.

"ta-tapi kenapa? bukannya kamu sudah punya kamar sendiri, " tanya kanaya tak Terima.

seketika emosi lisa memuncak, mendengar penolakan dari kakak tirinya itu. lisa pun menghampiri kanaya dan menjambak rambutnya.

"ssshh!" desis kanaya meringis kesakitan.

"walaupun lo kakak gue... tapi lo gak gue anggap kakak. lo itu cuma kakak tiri gue, dan ayah firman lebih sayang ke gue ketimbang lo yang anak kandungnya. jadi mulai sekarang,gue nona di rumah ini jadi lo harus turuti apa yang gue katakan... mengerti! " ucap lisa, dengan nada ketusnya.

"ta-tapi, aku anak ayah dan ini juga rumah peninggalan ibu dan ayah ku..., " tutur kana di sela ringisannya menahan sakit.

bu yuli tersenyum miring. "itu dulu, mulai sekarang, rumah ini telah menjadi rumah ku dan perlu kamu ketahui ayah mu sudah mengalihkan kepemilikan rumah ini atas namaku.. jadi... sekarang rumah ini milik ku!" tekan bu yuli, menatap tajam kanaya.

kanaya memejamkan mata menahan amarahnya. ingin rasanya dia membalas perkataan ibu tirinya, namun dia sadar semua itu akan sia-sia.kanaya memilih pergi meninggalkan bu yuli, yang tersenyum penuh kemenangan.

lisa menghampiri ibunya. "bu apa benar, rumah ini menjadi milik ibu, " tanya lisa penasaran.

bu yuli tersenyum smirk. "tentu saja, karena firman tidak tahu,kalau kepemilikan rumah ini sudah ibu ubah menjadi nama ibu... jadi ibu sekarang yang berhak atas rumah ini." jawab bu yuli menggebu-gebu.

"tapi bagaimana dengan naya bu? bisa jadi dia akan menggugat ibu," tutur lisa khawatir.

"kamu tidak perlu khawatir, ibu yakin naya tidak akan berani berbuat macam-macam," ucap bu yuli angkuh.

bu yuli dan lisa merasa puas atas apa yang kini mereka dapatkan,menikmati semua kekayaan firman, tanpa melirik keberadaan kanaya.namun tak dengan kanaya, dia tidak memikirkan semua harta peninggalan ayahnya, yang terpenting dia tetap bisa menjalani hidupnya seperti biasa.

keesokan harinya,kanaya terkejut karena bangun kesiangan. tak ada yang membangunkannya. kanaya segera bersiap-siap. menuju ke dapur, namun matanya tak sengaja melihat ibu dan adik tirinya sedang duduk santai di ruang tamu.

"sudah bagun juga kamu...! dasar pemalas, cepat kau siapkan sarapan untuk ku dan lisa. tidak pakai lama! bu lisa memberi perintah, dengan besidekap dada.

" tapi, bu ini sudah siang. aku takut terlambat menuju ke sekolah, "ucap kanaya menundukkan kepala.

bu yuli menatap kanaya tajam. " berani kau membatah perintah ku! kau lupa siapa diri mu sekarang, ini rumah ku dan kau hanya numpang disini, jadi turuti saja apa yang aku perintahkan... mengerti! ucap bu yuli meninggikan suaranya.

kanaya hanya menundukkan kepala, menahan rasa sakit di dadanya.ingin rasanya memberi tahu kenyataan pada ibu tirinya, bahwa sebenarnya dialah yang menumpang di rumah peninggalan orang tuanya.

lisa menghampiri kanaya tersenyum sinis. "dan mulai sekarang, jangan panggil aku lisa. kamu harus memanggilku dengan sebutan nona.... nona-lisa...mengerti kakak ku...! oops... maksud ku pelayanan, " ucap mengejek.

mereka berdua tertawa puas, setelah apa yang mereka lakukan pada kanaya.sementara kanaya, hanya terisak mendengar perkataan lisa, dia tak menyangka jika orang yang selama ini dia anggap ibu dan adik sendiri,berubah dalam sekejap setelah ayahnya meninggal.

"ingat naya,sekarang kamu di di sini hanya menumpang, jadi untuk biaya hidup, kamu harus mencari sendiri...! bu yuli bersidekap dada memberi peringatan kepada kanaya.

bab 2

Kanaya meremas erat roknya,kecewa atas sikap ibu tirinya.dia pergi dari hadapan ibu dan adik tirinya,segera menyiapakan sarapan untuk mereka.

Seperti itulah kehidupan kanaya setelah kepergian ayahnya.kasih sayang yang dulu dia dapatkan kini tak ada lagi.bahkan untuk biaya hidup, kanaya harus rela bekerja part-time.

Bukan hal mudah membagi waktu belajar dan bekerja, namun tidak untuknya.dia selalu semangat menjalani semua ini.

Tidak ada yang tahu,dengan perlakuan ibu dan adik tiri kepadanya.kanaya menutup rapat hal itu, tak ingin aib keluarganya diketahui oleh orang lain.

Hingga pada suatu malam,yuli berada di sebuah club malam, menghabiskan waktu bersama teman-teman arisannya.tidak di sengaja dia bertemu temannya seorang muncikari.

"hi... yul!" sapa mommy sang muncikari.

Yuli mengernyitkan dahi, masih menelisik siapa yang menyapanya.

"Hai,bella!"apakah itu kamu, " tanya yuli tersenyum.

"Jangan panggil aku bella! panggil aku mommy...," jawab mommy terkekeh.

Yuli kaget tak percaya mendengar jawaban dari temannya.namun di lihat dari cara berpakaian bella, dapat di simpulkan jika tak di pungkiri orang lain juga akan berpikir demikian.

"Ah ok, mommy..! aku tidak percaya, jika ini adalah kamu,sejak kapan kau menjadi seorang...., " ucap Yuli terpotong.

"Ssst, jangan keras-keras!" peringat mommy bella.

"Oh ok," ucap yuli kikuk.

Mereka pun duduk bersama, bercengkrama saling bertukar cerita, dengan di temani berbagai minuman beralkohol.sampai pada perbincangan mereka,yuli merasa tertarik,dengan penawaran mommy bella.

"Bagaimana?" Mommy bella memastikan.

Yuli tampak berpikir mempertimbangkan.karena ketamakan dan keserakahannya, yuli menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang,walaupun harus mengorbankan masa depan anak tirinya.

"Baiklah, aku setuju!" serunya tersenyum simpul.

Mommy bella puas dengan jawaban yuli. "baiklah, besok malam bawa dia kesini...!pastikan dia terlihat cantik, ucapnya.

" Itu masalah gampang...!aku ingin memastikan dulu harganya... bagaimana?" tutur yuli, bernegosiasi.

Mommy bella tersenyum miring. "500 juta." serunya, menatap ke dingin ke arah yuli.

Yuli membelalakan mata,tak percaya dengan harga yang ditawarkan oleh mommy bella.

"bagaimana,"tanya mommy bella, tersenyum smirk.

Yuli tersentak dari lamunannya." Ba-baiklah...aku setuju."ucapnya, tersenyum penuh percaya diri.

Akhirnya mereka sepakat,dengan perjanjian untuk besok malam.

Di rumah Kanaya,terdengar suara ribut Yuli dan lisa.setelah pulang dari club malam,Yuli segera memberitahukan rencananya kepada lisa.

"Yang benar bu...!" seru lisa kaget.

"Ssst... jangan keras-keras, nanti naya dengar!" Peringat bu yuli, kesal dengan sikap lisa.

Mendapatkan teguran dari ibunya, lisa menutup mulutnya.tak ingin sang ibu marah kepadanya.

"Aku tak salah dengar, kan bu," tanya lisa berbisik.

"Tidak, mommy bella sendiri yang bilang pada ibu.awalnya ibu juga tidak percaya dengan perkataannya. tapi setelah dia memberikan DP,ibu barulah percaya padanya." jawab bu yuli menjelaskan.

Mata lisa berbinar, saat mendengar soal uang. "memangnya mommy bella,DP berapa bu," tanyanya antusias.

Bu yuli memutar matanya malas. "kamu ini, giliran dengar uang saja semangat!" gerutunya ketus.

"he...he... iya dong bu, kan aku juga harus kebagian, " ucap lisa terkekeh.

"Maka dari itu besok kamu bantu ibu, untuk mendandani naya.buat dia secantik mungkin, mengerti!"

"siiiapp bu!" seru lisa,tersenyum penuh kemenangan.

Berbeda dengan bu yuli dan lisa,yang sibuk menghitung uang pemberian mommy bella.kanaya,masih sibuk dengan pekerjaannya di kafe.kebetulan hari ini kanaya lembur, sehingga dia tidak mengetahui rencana ibu dan adik tirinya.

Keesokan harinya...

Saat hendak berangkat sekolah.ibu yuli,menghampiri Kanaya dengan wajah datarnya.

"malam ini, kamu tidak usah kerja dulu!" ucap bu yuli ketus.

Kanaya mengernyitkan dahi. "Memangnya kenapa bu?" tanyanya.

"nanti malam temani adik mu, ke pesta temannya.setelah pulang sekolah dia akan membawa mu ke salon, jadi ibu minta hari ini kamu tidak pergi kemana-mana dulu, termasuk kerja." jawab bu yuli masih ketus.

Kanaya tersenyum bahagia, karena baru kali ini lisa meminta dirinya untuk menemaninya.karena biasanya lisa selalu menolak jika pergi bersama Kanaya.

"Baik bu,hari ini aku tidak akan pergi kerja dulu.aku akan menemani lisa ." ucap Kanaya tersenyum.

Yuli tersenyum miring, merasa puas mendengar perkataan Kanaya.rencananya berhasil, sebentar lagi uang 500 juta akan menjadi miliknya.begitupun dengan lisa, dia senang membayangkan masa depan kakaknya hancur malam ini.

Setelah selesai membahas rencana pergi ke pesta. Kanaya dan lisa segera berangkat sekolah.sikap baik yang ditunjukan lisa,membuat Kanaya tak menaruh curiga,justru dia merasa bahagia dengan sikap adiknya,yang terlihat baik pada hari ini.

Tanpa Kanaya ketahui,lisa bersorak dalam hati, tak sabar ingin melihat kehancuran Kanaya.sehingga dia berusaha bersikap baik dan semanis mungkin di hadapan kanaya, agar rencana dia dan ibunya berhasil.

Sepanjang hari ini,di sekolah kanaya sangat bahagia, apalagi dengan sikap lisa terhadapnya.selalu menemani harinya, bahkan saat istirahat pun lisa menghampiri kanaya dan mengajaknya makan bersama di kantin.

Tak terasa waktu pulang sekolah pun tiba. sesuai rencana lisa dan ibunya,dia membawa kanaya ke sebuah mall untuk membeli baju yang akan di pakai kanaya nanti,kemudian lisa membawa kakaknya ke sebuah salon terkenal.

"apa ini tidak berlebihan lisa?semua ini pasti menghabiskan uang yang sangat banyak," tutur hafizah ragu.

"tidak apa-apa kak... anggap saja ini permintaan maaf dariku, karena selama ini aku selalu bersikap buruk dan kasar pada kakak, jadi tolong maafkan aku.... " ucap lisa lirih, memasang wajah sesedih mungkin untuk meyakinkan kanaya.

Kanaya tersenyum lembut. "Tanpa kamu minta, kakak sudah memaafkan mu lisa.kakak harap kebersamaan kita, akan selamanya seperti ini." ucapnya penuh harap, memeluk lisa erat.

Seketika senyum manis lisa berubah, menjadi seringaian, puas akan hasil kerja kerasnya mendukung rencana ibunya. tinggal menunggu beberapa jam lagi,kehancuran kakaknya akan segera tiba.

"aku juga berharap hidup mu segera hancur naya... hancur...! aku dan ibu akan bahagia melihat mu hancur.. ha.. ha.. ha." batin lisa.

"aku juga berharap seperti itu kakak. " balas lisa bersikap lembut.

Kanaya tersenyum mendengar penuturan lisa.sepulangnya kerumah, Kanaya dan lisa disambut bahagia oleh ibu mereka.tak memberi waktu lama, bu yuli memerintahkan Kanaya untuk segera bersiap.

Kanaya mengernyitkan dahi saat melihat penampilannya di depan cermin. dress merah di atas lutut, yang cocok dengan kulit putihnya, namun di bagian dada sedikit terbuka,membuat dia merasa tak nyaman.

"Apa kamu sudah siap?" tanya bu yuli berdiri di ambang pintu.

"Bu, sepertinya gaun ini terlalu terbuka... apa boleh aku menggantinnya dengan yang lain," ucap kanaya ragu.

Bu yuli menatap tajam pada kanaya. "tidak!kamu harus tetap memakai baju itu.apa kamu mau mengecewakan lisa atas sikap mu, yang tak menghargai usahanya hah!" ucap bu yuli tak kalah ketus

Kanaya terdiam, mendengar ucapan ibunya. tidak... dia tidak ingin mengecewakan mereka.

"Baik bu, aku tidak akan menggantinya, aku tidak ingin lisa kecewa padaku," lirih Kanaya.

Bu yuli tersenyum penuh kemenangan.melihat Kanaya yang tak bisa menolak perintahnya, membuat bu yuli tak segan, memberikan ancaman pada Kanaya

"Cepatlah,karena sebentar lagi kalian akan pergi...!lisa tidak mau kalian datang terlambat. " ucap bu yuli,meninggalkan kanaya yang terdiam.

bab 3

Malam pun tiba,mereka berdua pergi ketempat pesta temannya lisa,yang sebenarnya tempat yang di tuju adalah club malam.

Kanaya menautkan kedua alisnya,saat melihat tempat yang sangat asing baginya.

"lisa, apa kita tidak salah alamat? " tanya Kanaya, melihat ke sekelilingnya.

Lisa memutar bola mata malas. "tidak kak,kebetulan tempat ini milik ayah teman ku, jadi dia menggelar pestanya disini." jawab lisa lembut, meyakinkan kanaya.

"Oh...begitu.maaf kakak tidak tahu, kalau teman mu menggelar pestanya di sini." tutur kanaya.

"Ya sudah,sebaiknya kita segera masuk, sepertinya pestanya akan segera di mulai," ucap lisa, menarik tangan kanaya.

Mereka pun segera masuk ke dalam club malam.untuk pertama kalinya bagi kanaya,menginjakkan kaki di tempat yang asing baginya.

Hal yang pertama kanaya dapatkan, saat memasuki club, adalah tatapan liar dari para pria.menyadari jika penampilannya seakan menggoda mereka.

"lisa, kakak takut."ucap kanaya gemetar.

" Tidak apa-apa kak,hal seperti itu sudah biasa disini, jangan hiraukan mereka, karena tujuan kita untuk berpesta. " Lisa segera menarik tangan kanaya, berjalan ke lantai atas menuju ruangan mommy bella.

"Sebenarnya kita mau kemana lisa," tanya kanaya, mengikuti langkah lisa cepat.

"nanti juga kakak akan tahu." Lisa melirik kanaya sekilas.

Tak berselang lama, kanaya dan lisa pun tiba di ruangan mommy bella.mommy bella tersenyum puas, melihat kedatangan kanaya dan lisa.

"Selamat malam mom," sapa lisa, tersenyum penuh arti.

Mommy bella tak menyahut sapaan lisa. matanya tertuju pada kanaya yang sejak tadi tertunduk.

"Apakan dia orangnya?" Mommy bella beralih menatap lisa.

"Iya mom." jawab lisa singkat.

mommy bella memberi kode pada lisa untuk segera pergi dari ruangannya.dan di angguki oleh lisa yang peka dan mengerti.

"kak, aku mau ke toilet dulu. kakak jangan kemana-mana,tunggu di sini, ya, " pamit lisa, berbohong pada kanaya.

"kakak ikut dengan mu saja lisa. " Melihat ke arah mommy bella, yang tak lepas memperhatikan gerak gerik kanaya.

Lisa merasa kesal dengan sikap kanaya,namun sebisa mungkin dia menahan rasa kesalnya,agar rencana ibunya berjalan dengan lancar.

"Jangan kak,aku tidak akan lama, kok.kakak tidak perlu khawatir, mereka semua orang baik," ucap Lisa, meyakinkan kanaya.

Tak ingin membuat Lisa kecewa, kanaya menuruti perkataan Lisa.

"Siapa nama mu,"tanya mommy bella,berbasa-basi.

Kanaya menatap mommy bella dengan takut." ka-kanaya,"jawabnya tergagap.

"apa kamu masih sekolah?" Menghampiri Kanaya, menelisik penampilannya dari atas sampai bawah.

Kanaya mengangguk pelan.tubuhnya semakin gemetar, saat mommy bella,mengangkat dagu Kanaya dengan jari telunjuknya.

"cantik." Mommy bella menatap intens Kanaya.

"Antar dia, ke ruangan...," Menggantungkan ucapannya. menatap ke arah 2 orang laki-laki berbadan kekar dengan pakaian serba hitam.

para laki-laki tersebut pun mengangguk paham.kanaya hendak melayangkan protes, namun tatapan mommy bella yang tajam, membuat nyalinya menciut.

kanaya hanya bisa pasrah, mengikuti mereka dengan posisi dirinya di apit oleh mereka.

Setelah sampai di ruangan,yang terlihat seperti sebuah kamar, kanaya di minta untuk masuk. awalnya kanaya menolak, namun lagi-lagi mereka memberi tatapan tajam, membuat kanaya ketakutan.

Dengan ragu kanaya masuk.salah satu laki-laki, mendorong tubuh kanaya, kemudian segera mengunci pintu dari luar.kanaya yang tak sigap, tersungkur ke lantai.menyadari dirinya terkunci,kanaya segera bangkit.

"TOLONG... TOLONG BUKA PINTUNYA...!" Kanaya berteriak dengan tangan menggedor pintu.

Namun tak ada sahutan,Kanaya tidak tahu jika ruangan itu kedap suara, jadi percuma saja dia melakukan hal itu.

Kanaya putus asa, merasa belum mengerti dengan keadaan yang sedang dia hadapi.seketika dia teringat dengan Lisa.kemana lisa?kenapa dia tidak kembali lagi?pertanyaan mulai muncul dalam benak Kanaya.

Kanaya memutuskan untuk duduk di kasur. setelah berteriak, dia merasa lelah. tak ada celah untuk dirinya keluar dari ruangan itu. sungguh Kanaya masih tak mengerti dengan semua ini.

Di ruangan mommy bella, seorang laki-laki paruh baya,menatap tajam ke arahannya. walaupun sudah berumur, dia nampak terlihat gagah dan tampan.

"Apa dia masih virgin? " Menatap mommy bella di tajam.

"i-iya... tuan,dia masih virgin, bahkan dia masih sekolah.dia gadis baik-baik, hanya saja dia di jual oleh ibunya.jadi.... "ucap mommy bella, terpotong.

" Saya mengerti,"sela pria paruh baya.

Memberi kode pada asistennya. kemudian menyodorkan sebuah koper, yang berisi uang 1milyar.mata mommy bella terbelalak melihat jumlah uang yang sangat banyak.

Mommy bella tersenyum simpul. "Senang berbisnis dengan anda tuan," ucapnya.

Pria paruh baya itu beranjak dari duduknya. meninggalkan ruangan mommy bella.

"Segera cari tahu latar belakang gadis itu." Memberi perintah kepada asisten.

"Baik tuan." Asisten mengangguk patuh."secepatnya akan saya cari tahu, latar belakang gadis itu, tuan."tuturnya lagi.

"Dan pastikan, anak itu melakukan apa yang sudah dia sepakati dengan ku." Pria paruh baya pergi,dari hadapan asistennya.

Sementara Kanaya masih terdiam.sesaat kemudian, pintu kamar terbuka.terlihat sosok seorang pria,membuka pintu dan masuk ke dalam kamar tersebut.

Tubuh Kanaya gemetar, melihat pria itu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.wajah tampan dengan raut datar, mata tajam,rahang tegas dan berbadan tinggi,perlahan berjalan mendekat.

Kanaya tak berani menatap pria tersebut. rasa takut memenuhi benaknya.mencoba tenang, mengusir pikiran negatif, yang sejak tadi mengusiknya.walaupun pun seluruh badannya basah oleh keringat dingin.

Dugaan kanaya salah,pria seusianya itu tidak berjalan ke arahnya, melainkan menuju sofa,yang ada di kamar itu.

Kanaya menghela nafas kasar.merasa tenang, melihat posisi mereka yang terlihat jauh.

"Di bayar berapa lo...." Pria tersebut menatap tak suka kepada Kanaya.kemudian mengeluarkan rokok dan menyalakannya.

Kanaya tak menjawab.dia bingung dengan ucapan pria muda tersebut.

Pria muda tersebut adalah Keivano Danendra,merupakan putra tunggal seorang pengusaha terkenal,di kota tersebut.namun dia memiliki penyimpangan seks.

Tak banyak orang yang tahu rahasianya, selain orang tuanya sendiri.

"JAWAB...!" Keivano membetak, merasa di acuhkan kanaya.

"A-aku tidak tahu... aku hanya... me-ngantar adik ku pergi kepesta.dia bilang... acara pestanya di tempat ini. aku di tinggalkan begitu saja, sampai sekarang aku tidak tahu dia dimana.... " Kanaya menjawab terbata,karena melihat raut wajah keivano tengah marah.

"Dasar bo**h...!" Membuang pandangan ke sembarang arah.

Kanaya tersentak mendengar ucapan keivano yang memakinya.

Keivano menghampiri kanaya,mensejajarkan posisinya dengan kanaya yang terduduk.

Keivano menatap tajam. "Gue gak tertarik, sama cewek kaya lo..., " ucapnya dengan nada dingin.

Kanaya memejamkan mata. merasakan sapuan nafas keivano, yang menerpa wajahnya karena posisi mereka sangat dekat.

"A-apa maksud mu?" Kanaya memberanikan diri bicara.berusaha mencoba membuang rasa takutnya.

"Apa lo masih belum mengerti?dengan pakaian minim,masuk ke dalam club,menunggu seseorang di dalam kamar... itu sudah menunjukkan kalau lo itu seorang ja-.... "

"CUKUP...!" Teriak Kanaya, setelah menyadari sesuatu.kini dia tahu,jika ibunya dan lisa membohonginya.bukan pesta yang akan di hadirinya, melainkan dirinya kini telah di jual,untuk melayani pria di hadapannya.

Kanaya tak percaya, jika ibu tirinya tega melakukan semua ini.dia menyangka kebaikan ibu dan adiknya tulus.tapi kini dia tahu, semua sikap mereka hanya kebohongan belaka.

"Kenapa bu... hiks... kenapa kalian tega pada ku... hiks..., " ucap Kanaya terisak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!