Losing You, Renjana
LYR : Prolog
Renjana Mahesa x Savana Annora Cendana
Savana Annora Cendana as Kawai Ruka Baby Monster
Renjana Mahesa as So Junghwan Treasure
Pernahkan kalian menyangka pada sebuah pertemuan yang terkesan tiba-tiba?
Pertemuan yang berawal dari sebuah masalah ketidaksengajaan kecil hingga akhirnya menghadirkan sebuah perdebatan yang tiada habisnya.
Sampai akhirnya, masing-masing sosoknya memilih mengenal lebih dekat pada diri masing-masing hingga membuahkan hasil yang begitu mulusnya.
Sahabat. Ya, kata itu adalah kata yang terdengar dekat.
Renjana dan Savana adalah sahabat.
Siapa kira yang tadinya hanya orang asing tiba-tiba menjadi sahabat hanya karena sebuah ketidaksengajaan? Kedengarannya konyol, haha.
Tapi jangan heran jika itu Renjana dan Savana. Dua orang yang bersifat hampir setara yang akhirnya disatukan oleh takdir semesta.
Savana, sosok gadis penyuka permen susu dan senja dipertemukan oleh Renjana, sang lelaki penggemar berat donat.
Malam itu, Savana tengah berjalan sembari memegangi susu kotak coklat kesukaannya dengan raut wajah cemberut yang tidak dibuat-buat.
Penyebabnya ialah, Savana baru saja dimarahi oleh ayahnya karena terlalu banyak menghabiskan waktu di kamar dan membiarkan rumah terbengkalai kotor. Alhasil, ayahnya yang baru pulang kerja di jam 6 sore itu memarahinya habis-habisan. Jadi, untuk memutuskan agar tak semakin diceramahi lebih panjang, Savana lebih memilih kabur dari rumah tanpa peduli dengan suara bentakan ayah yang cukup membuatnya muak.
Sejujurnya, sedari dulu keluarganya memang tak pernah baik-baik saja. Dampak tersebut ada pada Savana, gadis itu menjadi liar karena kurang diperhatikan. Ia bukan anak tunggal, tetapi anak bungsu. Orang tuanya membentangkan sebuah perbedaan besar antara ia dan sang kakak. Menurutnya, kakaknya lebih banyak dicintai ketimbang dirinya.
Sekarang Savana tengah memasuki fase bodoamat dengan alur hidupnya. Hari ini mau gini terserah, besok mau gitu terserah. Ia tak peduli sama sekali.
Savana Annora Cendana
Ini kenapa gue miskin banget sih? Gue mau beli apartemen, gue nggak mau pulang ke rumah
Savana Annora Cendana
/berdecak pelan
Savana Annora Cendana
Di rumah diomelin mulu, disalahin mulu. Capek banget gue, ah! Perasaan gue nggak pernah bener jadi anak di mata tuh aki-aki!
Savana Annora Cendana
Harusnya gue pindah KK aja ke keluarga Raffi Ahmad biar jadi kaya raya terus bisa beli apartemen
Savana Annora Cendana
/mendumel
Savana Annora Cendana
Eh... Tapi nanti disuruh syuting terus, ogah lah!
Savana Annora Cendana
Argh! Pusing banget gue!
Savana Annora Cendana
Ini kalau pusing gue bisa digadai-in, pasti gue udah kaya tujuh turunan tujuh tanjakan
Savana Annora Cendana
Aelah! Aki-aki sialan!
Savana Annora Cendana
/menendang angin
Asik dengan monolog dan dumelannya, Savana sampai tak sadar jika ada seseorang yang berjalan ke arahnya sembari menunduk dengan tatapan fokus pada handphone.
Savana Annora Cendana
Woi! Anj*ng!
Savana Annora Cendana
Jalan pakai mata dong lo!
Savana berkata kesal karena sosok pemuda menubruk tubuh kecilnya. Memang tak ada kesalahan fatal, tetapi susu kotak Savana sedikit tumpah mengenai hoodie birunya. Netranya melayangkan tatap sinis pada pemuda yang kini mengernyit dan mulai mengantongi handphone-nya.
Renjana Mahesa
Di mana-mana jalan pakai kaki, anak kecil. SD mana, lo? Belum pernah dikasih tahu sama guru lo, ya?
Savana Annora Cendana
Enak aja lo bilang gue anak kecil! Gue udah kelas satu SMA! satu SMA!
Savana Annora Cendana
Hih! Ada banget deh yang bikin gue kesel!
Savana Annora Cendana
Sial! Sial! Sial!
Renjana Mahesa
Lah? Kok ngamuk?
Renjana Mahesa
Santai aja, neng, gue nggak gigit
Savana Annora Cendana
Neng?
Savana Annora Cendana
/mengernyit
Renjana Mahesa
Gue nggak tahu nama lo
Savana Annora Cendana
/menyipitkan mata
Savana Annora Cendana
Kita baru aja ketemu! Nggak usah sokab!
Renjana Mahesa
Gue nggak sokab
Renjana Mahesa
/merotasikan mata
Savana Annora Cendana
Lo kotorin hoodie kesayangan gue tahu nggak! Ck!
Savana Annora Cendana
Emang sial banget hidup gue
Savana Annora Cendana
/mendumel pelan
Renjana Mahesa
Ribet banget lo jadi cewek
Renjana Mahesa
Orang gue-nya nggak sengaja
Savana Annora Cendana
Makanya mata lo lihat ke jalan! Natap handphone mulu ada apanya sih?!
Savana Annora Cendana
/sensi
Renjana Mahesa
Ya suka-suka gue dong, kok situ yang ngatur?
Savana Annora Cendana
Heh! Di mana-mana tuh ya, kalau lagi jalan ya fokus ke jalannya, bukan hal lain! Emang bangke lo!
Renjana Mahesa
Santai dong ngomongnya, nggak usah pakai urat gitu
Renjana Mahesa
Gue jadi ngeri lihatnya
Savana Annora Cendana
Bajingan!
Renjana Mahesa
Heh! Heh! Anak kecil nggak boleh ngomong kasar, nanti dimarahin mama hayoooo
Savana Annora Cendana
Udah gue bilang kalau gue SMA ya, bangsat!
Savana Annora Cendana
Emang curut banget lo!
Renjana Mahesa
Enak banget orang ganteng lucu gini dibilang curut
Savana Annora Cendana
Nggak usah sok melas tuh muka! Bikin mood gue makin berkurang aja kayak usia lo
Renjana Mahesa
Idih, tajem betul mulutnya, takut hiiiiii
Savana Annora Cendana
/menampilkan wajah tertekuk
Savana Annora Cendana
Nggak usah ngejek gue ya lo, jin iprit! Gue sambit juga kelar hidup lo!
Renjana Mahesa
Sini-sini, sambit aja sini
Renjana Mahesa
/mendekatkan wajahnya ke Savana
Savana Annora Cendana
Nggak dulu deh
Savana Annora Cendana
Gue kasihan sama tangan gue kalau harus bersentuhan sama najis mughalladzah
Renjana Mahesa
Sumpah, lo hobi nyemilin silet ya? Frontal banget tuh mulut
Savana Annora Cendana
Nyemilin paku gue
Renjana Mahesa
Pantes, omongannya tajem gitu
Renjana Mahesa
/mengangguk-angguk
Savana Annora Cendana
/tertawa spontan
Savana Annora Cendana
Apasih, anjir?! Percaya lo gue ngomong gitu? Bercanda doang kali
Renjana Mahesa
Nggak juga sih, neng
Renjana Mahesa
Gue mau coba hibur aja, soalnya wajah-wajah lo kayak lagi nanggung beban negara
Savana Annora Cendana
Sialan, lo
Savana Annora Cendana
/menatap tajam Renjana
Renjana Mahesa
Nomor WA lo nol delapan berapa?
Savana Annora Cendana
Dih? Mau ngapain lo? Modus ya?
Renjana Mahesa
Gue mau tanggungjawab
Savana Annora Cendana
Tahu diri juga lo ternyata
Savana Annora Cendana
Coba sini handphone lo
Savana Annora Cendana
/menyodorkan tangan
Renjana Mahesa
/merogoh sakunya dan memberikan handphonenya
Savana Annora Cendana
/mengetik nomor
Savana Annora Cendana
/menyodorkan handphone kepada pemiliknya dengan senyum tipis
Savana Annora Cendana
Nih, chat gue apa aja di situ
Renjana Mahesa
/mengambil handphone-nya
Savana Annora Cendana
/mengangguk
Renjana Mahesa
Contohnya kayak... "Neng, gue mau bawa ortu gue ke rumah lo, mau ketemu calon mantu katanya"...Gitu?
Savana Annora Cendana
/menggaruk telinganya jengah
Savana Annora Cendana
Fak kata gue teh
Renjana Mahesa
/terbahak puas
Renjana Mahesa
/melirik ke arah layar handphone
Renjana Mahesa
Ini kok nggak sekalian dikasih nama?
Savana Annora Cendana
Jari lo masih lengkap, kan? Sok atuh dinamain
Savana Annora Cendana
Kalau nggak bisa, les abjad dulu sana
Renjana Mahesa
*She's fucking hilarious
Renjana Mahesa
Jangan galak-galak, neng, nanti nggak laku
Savana Annora Cendana
Bodoamat. Nggak usah ngatur-ngatur ya lo! Kita nggak kenal!
Savana Annora Cendana
/mendengus
Renjana Mahesa
Nama lo siapa?
Savana Annora Cendana
Hah?
Renjana Mahesa
Your name, darl
Savana Annora Cendana
*Sial! Perut gue mules mendadak!
Savana Annora Cendana
/membatin
Savana Annora Cendana
Savana Annora Cendana
Renjana Mahesa
Panggilannya?
Savana Annora Cendana
Sava bisa, Vana bisa, Nora bisa, Cenda bisa
Savana Annora Cendana
Terserah sih mau panggil apaan juga boleh
Renjana Mahesa
Can I call you baby?
Savana Annora Cendana
Nggak usah kebanyakan drama, please, ini bukan stand up comedy
Renjana Mahesa
Yang kebanyakan drama mah channel ikan terbang, neng
Savana Annora Cendana
Sesuai kepercayaan masing-masing aja sih
Renjana Mahesa
Ya udah, kalau gitu gue namain kontak lo "neng galak" aja
Savana Annora Cendana
What the heck?!!
Savana Annora Cendana
Gila lo?!
Renjana Mahesa
Cocok sama mulut boncabe lo yang suka nyinyir
Savana Annora Cendana
Terserah
Savana Annora Cendana
/menghembuskan nafas lelah
Hubungan itu dimulai saat Savana dengan senang hati memberikan nomornya pada Renjana. Kemudian Renjana pun aktif setiap hari untuk memberikan pesan kepada Savana yang dibalas dengan apik oleh si gadis pengagum senja.
Siapa sangka jika malam yang begitu dingin pernah menjadi saksi dipertemukannya dua insan yang jalan takdirnya sudah tertulis di naskah sang Pencipta. Takdir yang berjalan begitu mulus apa adanya. Tak terlalu banyak goncangan hingga siapapun tak pernah menyangka akan keduanya.
sᴇᴇ ʏᴏᴜ ɪɴ ᴛʜᴇ ɴᴇxᴛ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ
Copyright ©Dealova, aksara
LYR : Part 1-1
Renjana Mahesa x Savana Annora Cendana
Terhitung sudah banyak hari Savana mengenal sosok Renjana, begitupula dengan Renjana yang mulai mengenal Savana.
Yang Savana ketahui, Renjana adalah lelaki berbadan tanggung yang gemar sekali merajuk oleh hal-hal kecil. Donat adalah list pertama makanan favoritnya. Hobinya bernyanyi tidak jelas dan kadang cekikikan sendiri sampai membuat Savana terkadang parno dengannya.
Ayah Renjana bekerja di luar negeri dan jarang pulang. Ibunya sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak ada waktu luang yang tersisihkan untuk Renjana. Renjana tinggal bersama neneknya. Terkadang lelaki dengan badan gapura kecamatan itu menginap di rumah teman-teman tongkrongannya.
Yang Renjana ketahui tentang Savana, gadis bermulut pedas itu mudah terpancing emosinya sehingga terkadang sifat Renjana yang memang jahil sering dan hampir setiap hari selalu menggoda Savana. Hal yang paling Savana suka adalah senja, sebab Renjana menyaksikan di mana bola mata sipit Savana berbinar-binar saat menatap cahaya oranye-keemasan di cakrawala. Hobi gadis itu agak aneh menurutnya, yaitu menulis puisi. Renjana berpikir, "Cewek segalak Savana ternyata bisa punya hobi nulis puisi? Gue cuma mikir kalau harusnya nulis puisi itu cocok sama orang yang nggak banyak tingkah. Lah ini? Cewe yang hobi freestyle malah punya hobi nulis puisi, heran gue."
Savana banyak bercerita kepada Renjana jika keadaan keluarganya itu layaknya ombak, terkadang menjauh terkadang mendekat. Savana merasa terombang-ambing oleh sikap tak menentu anggota keluarganya. Hari ini bisa saja penuh dengan tawa, tetapi besoknya pasti akan menangis darah. Seolah-olah Savana hanya menerima harapan palsu yang terus diulang-ulang tanpa henti ataupun jeda. Savana pun bercerita jika ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara, kakaknya laki-laki.
Sore ini, Savana melangkahkan kakinya di trotoar jalan dengan kedua tangan yang masuk ke saku hoodie birunya. Netranya menelisik pada langit yang mulai menampilkan rona oranye-keemasannya. Savana menatapnya seolah-olah jika itu adalah harapan yang akan datang kepadanya.
Hari ini ia lagi-lagi dimarahi ayahnya. Untuk alasannya, Savana tidak tahu persis karena saat sang ayah mulai berteriak keras, Savana langsung berlari keluar rumah dan berjalan ke mana saja.
Tidak ada yang peduli. Bahkan ibu yang berada di dapur hanya menatap ia dan ayahnya dengan pandangan malas, sementara kakak laki-laki berdecak berkali-kali karena merasa terganggu.
Haha. Dulunya Savana berpikir jika orang tuanya adalah malaikat. Tapi semakin ia sering menangis, Savana menjadi lebih tahu banyak hal. Terkadang memang lebih baik melepaskan seseorang untuk pergi.
Savana Annora Cendana
Untuk setiap pertengkaran, memang tidak ada yang benar...
Aku bersumpah agar tak menjadi seperti dia
Betapa polosnya aku saat itu...
Semakin dewasa, semakin banyak yang ku lihat
Dia, bukanlah malaikat
Mencintai dan menyayangi itu sulit, selalu tidak berhasil
Aku hanya mencoba yang terbaik untuk tidak terluka
Dulu, aku bertanya-tanya mengapa aku sering menangis
Dulunya aku marah, tetapi kini aku tahu
Aku mulai menyadarinya...
Terkadang lebih baik membiarkan seseorang pergi
(Potongan puisi karyaku yang berjudul "Lebih Baik" yang terinspirasi dari lagu "Older-Sasha Alex Sloan")
Savana menggumam kecil di setiap langkahnya dengan tambahan kekehan kecil dibeberapa kalimat yang ia rangkai. Jelas sekali jika soca indahnya berkaca-kaca tengah bertengadah menatap angkasa.
Savana Annora Cendana
Kenapa sih, hidup kalau nggak anj*ng ya anj*ng banget?
Savana Annora Cendana
/mendumel pelan
Savana Annora Cendana
/menendang angin
Renjana Mahesa
Kasihan anginnya kalau masih lo tendangin begitu
Savana Annora Cendana
/kaget
Savana Annora Cendana
/melihat ke samping
Renjana Mahesa
/memasang wajah songong
Renjana Mahesa
Gue tahu gue ganteng
Savana Annora Cendana
*Cih pede
Savana Annora Cendana
/membatin
Savana Annora Cendana
Rusuh banget lo
Savana Annora Cendana
Perasaan di mana-mana ada elo deh, stalker ya lo?
Renjana Mahesa
/mengernyit
Renjana Mahesa
Dih? Ngapain gue jadi stalker buat lo? Mending-mending juga gue jadi stalker Jennie Blackpink
Savana Annora Cendana
Nyenyenyenyenye
Savana Annora Cendana
Halu tahu nggak, haluuu
Savana Annora Cendana
Bangun aja yuk, kasihan kalau lo ketampar sama realita
Renjana Mahesa
Gempi aja cemara loh, masa lo nggak sih?
Savana Annora Cendana
/mendengus
Savana Annora Cendana
Fuck you!
Renjana Mahesa
Love you too, neng galak!
Savana Annora Cendana
Sumpah, ini aslinya mau gue gampar, cuma masih ada kamera
Savana Annora Cendana
/tersenyum tertekan
Renjana Mahesa
Itu kakak-kakak kru sama kameramen tolong stop dulu dong, gue mau mesra-mesraan dulu
Savana Annora Cendana
Pretttt kata gue, Ja, prettt
Renjana Mahesa
Loh? Sama calon sendiri emang nggak boleh?
Savana Annora Cendana
Emoh gue
Savana Annora Cendana
Udah dibilang kalau gue nggak mau sentuh najis mughalladzah!
Renjana Mahesa
Jahat bener
Savana Annora Cendana
Bodoamat, nggak denger
Savana Annora Cendana
/menutup telinga
Renjana Mahesa
Lucu banget, please jangan mati dulu
Savana Annora Cendana
Sini lo gue bunuh!
Savana Annora Cendana
/melotot tajam
Renjana Mahesa
Hehe... Nggak neng, nggak
Renjana Mahesa
Bercanda doang aing mah
Savana Annora Cendana
/memijat pelipis
Savana Annora Cendana
Kok bisa sih nyawanya betah?
Renjana Mahesa
Iya dong, soalnya gue udah janjian sama malaikat Izrail buat cabut roh gue ntar dulu, nunggu waktu yang tepat
Savana Annora Cendana
Kalau boleh jujur nih ya, Ja, ini udah waktu yang tepat
Renjana Mahesa
Neng, woi! Asbun aja mulut lo
Renjana Mahesa
Takut banget gue kalau diaminin sama malaikat yang lewat
Savana Annora Cendana
/tersenyum mengejek
Savana Annora Cendana
Katanya udah janjian sama malaikat Izrail?
Renjana Mahesa
Guyon doang atuh, gimana sih, neng?
Renjana Mahesa
Emang lo mau kalau makhluk seganteng, selucu, sekiyowo, dan se-se lainnya kayak gue ini ninggalin lo?
Savana Annora Cendana
Rela aja sih
Savana Annora Cendana
Lagian bumi nggak rugi kehilangan manusia recok kayak lo
Renjana Mahesa
Ntar hilang beneran nangessss
Savana Annora Cendana
Nggak!
Renjana Mahesa
Nanti malem deep talk lagi yuk, neng
Renjana Mahesa
Seru tahu kalau deep talk sama manusia lucu kayak gue
Savana Annora Cendana
/meringis jijik
Savana Annora Cendana
Amit-amit ya, Ja!
Savana Annora Cendana
Lagian apaan sih, pakai deep talk-deep talk segala
Savana Annora Cendana
Perasaan kita ngobrol ada aja pembahasannya
Savana Annora Cendana
Prolognya dari adu nasib, epilognya bahas teori bigbang
Savana Annora Cendana
Sama sekali nggak bisa disebut deep talk!
Renjana Mahesa
Iya juga sih
Renjana Mahesa
Kita kan lebih ke membahas sejarah dunia yang masih disembunyikan ya?
Savana Annora Cendana
/mengangguk pasrah
Renjana Mahesa
Diskusi multiverse
Savana Annora Cendana
Hah?
Renjana Mahesa
Iya, sebutannya diskusi multiverse
Renjana Mahesa
Katanya bukan deep talk kan?
Savana Annora Cendana
/tersenyum tabah
Savana Annora Cendana
Karepmu, Ja
Savana memilih melangkahkan kakinya dan meninggalkan Renjana yang masih asik merenung di belakang. Sebelum akhirnya lelaki itu sadar dan sedikit berlari untuk menyusulnya.
Savana Annora Cendana
Balik napa sie, ngintilin gue mulu lo
Renjana Mahesa
Barang berharga, neng
Savana Annora Cendana
/melirik heran
Renjana Mahesa
Kalung yang lo pakai maksudnya
Savana Annora Cendana
Bajingan, Renjana, gue sate juga lo lama-lama
Renjana Mahesa
Nggak usah toxic bisa nggak?
Savana Annora Cendana
Dih, siapa lo ngatur-ngatur?
Renjana Mahesa
Nanti gue cium lohhh
Savana Annora Cendana
Najis ya, Ja!
Renjana Mahesa
/cengengesan
Savana Annora Cendana
Lo nggak bawa motor apa gimana sih? Jalan kaki bikin pegel loh
Renjana Mahesa
Biarin, penting sama lo
Savana Annora Cendana
/down smile
Savana Annora Cendana
Gue tanya serius loh
Renjana Mahesa
Jangan serius-serius, nanti takutnya baper
Savana Annora Cendana
Renjana!
Savana Annora Cendana
Gue bikin pitak nih rambut lo!
Renjana Mahesa
/menyodorkan kepalanya
Renjana Mahesa
Dengan senang hati
Savana Annora Cendana
/meraba saku hoodie-nya
Savana Annora Cendana
Pas banget, gue bawa cutter nih
Savana Annora Cendana
Sini gue cukur, gue bikin pitak lope deh biar kayak rambut Bryan
Renjana Mahesa
/membelalak panik
Renjana Mahesa
/reflek mundur dua langkah
Renjana Mahesa
Gue nggak expect banget kalau lo bawa kayak gituan
Renjana Mahesa
Buat apaan itu, heh?!
Renjana Mahesa
Buang, neng!
Renjana Mahesa
Lo makin ke sini makin ngadi-ngadi tahu nggak?
Savana Annora Cendana
/mengedikkan bahu acuh dan melemparkan cutter yang dipegangnya ke pinggir trotoar
Savana Annora Cendana
Udah kan?
Renjana Mahesa
/menggaruk kepalanya
Renjana Mahesa
Y-ya gitu, oke
Renjana Mahesa
Ngapain bawa kayak gituan sih? /menggumam
Savana Annora Cendana
Jawab pertanyaan gue
Savana Annora Cendana
/berkata datar
Renjana Mahesa
Motor gue ada di rumah Finley, gue parkirin di sana
Renjana Mahesa
Kebetulan bang Al sama bang Rayyan mampir ke rumah Finley
Savana Annora Cendana
Kenapa lo nggak join sekalian?
Savana Annora Cendana
/memicing curiga
Renjana Mahesa
/tertawa renyah
Renjana Mahesa
Kata Finley, gue disuruh jahilin lo aja
Savana Annora Cendana
Nggak masuk akal ya, monyet!
Savana Annora Cendana
/menghela nafas jengah
Renjana Mahesa
Baik hati banget Finley tuh
Savana Annora Cendana
Iya! Saking baik hatinya gue malah ditemuin sama temen abang sepupunya yang modelan jablay khatulistiwa kayak lo
Renjana Mahesa
Anjir lah, neng
Renjana Mahesa
Tuh mulut nggak hujat orang sehari aja kayaknya nggak betah
Savana Annora Cendana
Bawaan dari sananya
Savana Annora Cendana
Nggak bisa di-cancel
Renjana Mahesa
Mau gue gombalin nggak, neng?
Savana Annora Cendana
Tiba-tiba banget?
Renjana Mahesa
Nggak apa-apa lah
Savana Annora Cendana
Emang bener kata Finley, lo demen ngardus
Savana Annora Cendana
Buaya kelas kakap
Renjana Mahesa
Perasaan cewek kalau cerita pasti bahasnya sampai menembus inti bumi deh, ada aja yang buat bahan gosip
Savana Annora Cendana
Iri ya?
Renjana Mahesa
Nggak juga sih
Renjana Mahesa
Ini lo mau gue gombalin nggak?
Savana Annora Cendana
Emang ada ya, mau gombalin orang tapi pakai tanya-tanya dulu?
Renjana Mahesa
Ada nih gue
Renjana Mahesa
/membusungkan dada bangga
Savana Annora Cendana
Ya udah cepetan, gue mau denger
Renjana Mahesa
Janji jangan baper ya
Savana Annora Cendana
Hmmm, cepetan!
Renjana Mahesa
Oke, gue bakal gombalin lo pakai bahasa Arab
Savana Annora Cendana
/dahi mengerut
Renjana Mahesa
Dengerin ya...
Renjana Mahesa
Oke, ekhm... Innalillahi wa inna--
Savana Annora Cendana
RENJANA BANGSAT!
Tak tanggung-tanggung, Savana menjambak kuat rambut Renjana hingga membuat pemuda itu meringis ngilu sekaligus ngeri karena takut rambutnya tercabut sampai ke akar-akarnya.
Renjana Mahesa
Gue bercanda doang
Renjana Mahesa
Lepasin atuh, neng
Renjana Mahesa
Nggak lucu banget kalau misalnya gue botak nanti
Savana Annora Cendana
Biarin! Biar botak sekalian
Savana Annora Cendana
/menekuk muka
Renjana Mahesa
Buset, nggak bisa dibercandain emang /menggumam
Savana Annora Cendana
/melepaskan jambakannya
Renjana Mahesa
/mengusap-usap rambut
Renjana Mahesa
Ngeri banget, gila
Savana Annora Cendana
Ngatain gue, lo?
Savana Annora Cendana
/sinis
Renjana Mahesa
Kalau ngerasa sih, neng
Savana Annora Cendana
Bekantan
Tanpa memedulikan Renjana, pandangan Savana memilih untuk mendongak ke atas untuk melihat senja yang telah berkilau keemasan.
Savana Annora Cendana
The sunset is beautiful isn't it?
Renjana Mahesa
Neng? Jangan bilang gitu, anjir
Renjana Mahesa
Kesannya lo kayak mau minggat aja
Savana Annora Cendana
Emang lo tahu artinya?
Renjana Mahesa
/mengangguk
Renjana Mahesa
"Matahari terbenam itu indah, bukan?"... Gitu kan artinya?
Savana Annora Cendana
/mengusap wajah frustasi
Savana Annora Cendana
Ya... bener sih... Bener kok
Renjana Mahesa
Bercanda, neng, jangan baper
Renjana Mahesa
"I love you but I'm letting go", itu maknanya
Renjana Mahesa
Banyak orang yang menilai senja itu sebagai salam perpisahan
Renjana Mahesa
Padahal mah takdirnya emang dateng sebentar doang, ya kan?
Savana Annora Cendana
/mengangguk kecil
Savana Annora Cendana
Senja itu indah dilihat dari berbagai sisi
Renjana Mahesa
Iya, neng, kayak lo
Savana Annora Cendana
Ja, jangan mulai deh
Savana Annora Cendana
/jengah
Renjana Mahesa
Lo tahu lagu golden hour nggak sih, neng?
Savana Annora Cendana
Golden hour?
Renjana Mahesa
Iya, punyanya JVKE
Renjana Mahesa
Yang gini nih... I don't need no light to see you, shine, it's your golden hour, you slow down time, in your golden hour...
Savana Annora Cendana
Oh itu, tahu gue
Savana Annora Cendana
Lagunya bagus, gue suka
Renjana Mahesa
Lo mau tahu lirik yang gue suka di lagu itu nggak, neng?
Savana Annora Cendana
Apa?
Renjana Mahesa
I don't need no light to see you
Savana Annora Cendana
Kenapa lo suka bagian lirik itu?
Renjana Mahesa
Soalnya artinya "aku tidak membutuhkan cahaya untuk melihatmu"
Renjana Mahesa
Gue nggak perlu cahaya terang benderang buat lihat lo
Renjana Mahesa
Lo cantik dari segi mana pun, bahkan saat ada di kegelapan
Savana Annora Cendana
Ja? Jangan gitu, please
Renjana Mahesa
Kenapa? Baper ya?
Savana Annora Cendana
Gue jadi makin pede soalnya
Savana Annora Cendana
Gue tahu gue cantik, gue jadi tersanjung
Renjana Mahesa
/memutar bola mata malas
Renjana Mahesa
/tersenyum kecil
Renjana Mahesa
*You're very beautiful, no need reason
Copyright ©Dealova, aksara
LYR : Part 1-2
Renjana Mahesa x Savana Annora Cendana
Savana mencatatnya. Tanggal enam Januari dua ribu dua puluh dua adalah tanggal di mana ia berjumpa dengan sosok menyebalkan Renjana Mahesa.
Lama-kelamaan, kisah keduanya menyatu satu sama lain membentuk sebuah memori yang entah akan terputar lagi kapan.
Savana Annora Cendana
Apaan sih lo lihat-lihat gitu?
Savana Annora Cendana
/mengernyit
Renjana Mahesa
Kenapa? Salting ya?
Savana Annora Cendana
Amit-amit
Renjana Mahesa
/terkekeh pelan
Renjana Mahesa
Lo kan orangnya gampang salting
Savana Annora Cendana
Kata siapa?
Renjana Mahesa
Kok lo cantik sih, neng?
Savana Annora Cendana
/membulatkan mata
Savana Annora Cendana
Apaan sih lo?!
Renjana Mahesa
Tuh kan salting
Renjana Mahesa
/terbahak puas
Savana Annora Cendana
/berdecak kesal
Savana Annora Cendana
Ngeselin banget lo ah
Renjana Mahesa
Ngeselin gini kalau hilang ntar lo nangis
Savana Annora Cendana
Apa iya?
Savana Annora Cendana
/melirik sinis
Renjana Mahesa
Iya dong, gini-gini gue ngangenin loh
Renjana Mahesa
/tersenyum mengejek
Savana Annora Cendana
Pede banget, gilak!
Renjana Mahesa
Hidup tuh harus dibawa pede, neng
Renjana Mahesa
Kalau nggak pede, mau jadi apaan ntar di masa depan?
Savana Annora Cendana
Mau jadi pohon aja gue, gue capek hidup diantara para manusia-manusia nggak tahu diri
Renjana Mahesa
Kalau lo mau jadi pohon, tetep aja lo bakal ditebang sama manusia
Savana Annora Cendana
Ribet banget deh perasaan?
Renjana Mahesa
Namanya juga hidup
Renjana Mahesa
Hidup mah nggak ada yang gampang, semuanya ada ujiannya masing-masing
Savana Annora Cendana
Gue jadi bingung, dari tujuh puluh tujuh pertanyaan yang ditanyain ke gue, di bagian mana yang buat gue sampai setuju buat lahir ke dunia ini?
Renjana Mahesa
Ya mana gue tahu lah
Renjana Mahesa
Lo kira gue Tuhan?
Savana Annora Cendana
Nggak gitu
Savana Annora Cendana
Namanya juga nanya ya, anjir
Renjana Mahesa
Oke-oke, jangan ngegas
Renjana Mahesa
Di bagian mana pun itu, yang pasti itu bukan kemarin, bukan hari ini, bukan juga besok
Savana Annora Cendana
Lah? Terus kapan dong?
Renjana Mahesa
Tunggu aja selama lo masih bisa sabar dan bertahan
Renjana Mahesa
Di situ, lo bakal tahu alasan yang mendasari jiwa lo setuju buat lahir ke dunia ini
Savana Annora Cendana
/mengangguk pelan
Savana Annora Cendana
Bijak banget lo
Savana Annora Cendana
Gue nggak nyangka
Renjana Mahesa
/merubah ekspresi menjadi datar
Renjana Mahesa
Biasanya gimana ya!
Renjana Mahesa
Cewek kepo-an kayak lo tuh butuh banget temen yang hafal semua materi tentang alam semesta dan seisinya
Savana Annora Cendana
Kok misuh-misuh?!
Savana Annora Cendana
/tidak terima
Renjana Mahesa
Kameramen sama editor, tolong scene Nora yang marah-marah mulu ditunjukin aja biar omongan gue ada bukti nyatanya
Savana Annora Cendana
Apaan lo, bejir!
Savana Annora Cendana
Kameramen sama editor! Nggak usah dengerin kata-katanya di Eja, fokus sama scene-nya aja
Savana Annora Cendana
Macem-macem gue dribble pala lo!
Renjana Mahesa
Bercanda, anjir, neng
Renjana Mahesa
Baperan amat lo
Savana Annora Cendana
Punya hati!
Renjana Mahesa
Kalau punya insang mah ikan, neng
Renjana Mahesa
Gimana sih lo? Malu gue punya cewek dungu
Savana Annora Cendana
/melotot
Savana Annora Cendana
RENJANA! Eh--? Apa lo bilang tadi?
Renjana Mahesa
Nggak tuh, nggak ada apa-apa
Savana Annora Cendana
Yang bener!
Renjana Mahesa
Hampura atuh, neng
Renjana Mahesa
Gue nggak ada niatan buat ngejek lo kok
Savana Annora Cendana
Bukan yang itu, bego!
Renjana Mahesa
Nggak ah, neng
Renjana Mahesa
Nanti lo baper, takut gue
Savana Annora Cendana
Minta digaplok?!
Renjana Mahesa
Nggak, nanti gue nggak kiyowo lagi
Savana Annora Cendana
Lo mah musowo, bukan kiyowo
Renjana Mahesa
Jahat banget, anjir
Savana Annora Cendana
Maaf, bawaan dari pabriknya emang gini
Renjana Mahesa
Harusnya lo jadi tetangga gue aja, neng
Savana Annora Cendana
Why?
Renjana Mahesa
Biar kalau ada apa-apa, lo bisa lari ke rumah gue terus rusuhin gue
Savana Annora Cendana
Minta banget dirusuhin?
Renjana Mahesa
Ya enggak, tapi kan.... Seumpama nih, lo habis kecemplung di parit terus lo pulang basah semua, karena nggak mau dimarahin, lo memutuskan buat nginep aja di rumah gue
Savana Annora Cendana
/tertawa pelan
Savana Annora Cendana
Apaan sih, Ja? Lo kira gue anak-anak?
Renjana Mahesa
/mengangguk
Renjana Mahesa
Iya, coba sini maju ke gue
Savana Annora Cendana
/berjalan maju
Renjana Mahesa
/menepuk kepala Savana
Renjana Mahesa
Lihat? Tinggian gue, dasar anak kecil
Savana Annora Cendana
/menendang betis Renjana
Savana Annora Cendana
Mata lo!
Renjana Mahesa
Galak banget anak kecil
Renjana Mahesa
/meringis ngilu
Savana Annora Cendana
Sekali lagi lo bilang gitu, gue ratain muka lo!
Renjana Mahesa
Kecil-kecil cabe setan ini mah /menggumam
Savana Annora Cendana
Ja?!
Renjana Mahesa
Iya, neng, astagfirullah!
Renjana Mahesa
Khilaf, neng, khilaf!
Savana Annora Cendana
/mendengus
Savana Annora Cendana
Balik aja sana! Bikin emosi tahu nggak
Renjana Mahesa
Emang itu tujuannya
Savana Annora Cendana
Apaan tujuan kayak gitu?
Renjana Mahesa
Lo habis nangis kan?
Savana Annora Cendana
Mohon maaf, tapi kok aa' sok tau ya?
Renjana Mahesa
Enggak, tetehhhh
Renjana Mahesa
Itu matanya kelihatan soalnya
Savana Annora Cendana
/menahan senyum
Savana Annora Cendana
Sok tahu
Renjana Mahesa
Bukan sok tahu, tapi udah terbiasa
Savana Annora Cendana
Gue cengeng ya?
Renjana Mahesa
/menggeleng
Renjana Mahesa
Enggak, kalau mau nangis mah nangis aja
Renjana Mahesa
Nggak ada yang larang lo buat nangis
Renjana Mahesa
Kalau cewek kayak lo nggak nangis, justru itu baru bikin gue heran
Savana Annora Cendana
Kenapa?
Renjana Mahesa
Pundak cowok diciptakan buat cewek buat tempat berkeluh kesah dan nangis, neng
Renjana Mahesa
Jadi, sia-sia kalau pundak cowok itu diciptakan tapi cewek nggak nangis
Savana Annora Cendana
/tertawa pelan
Savana Annora Cendana
Bagus juga kata-kata lo
Renjana Mahesa
Yehhh, ini mah bukan kata-kata, tapi kenyataan
Savana Annora Cendana
Lo kenapa bisa sampai sini sih?
Savana Annora Cendana
Lo dari Bandung, nggak seharusnya kan melipir sampai ke Semarang
Renjana Mahesa
Buat jagain lo
Renjana Mahesa
Gue kan guardian lo
Savana Annora Cendana
Halah, sok-sokan banget lo
Savana Annora Cendana
/mendengus
Savana Annora Cendana
Kenapa lo nggak daftar aja di sekolah Fely sama gue?
Renjana Mahesa
Ntar lo lihat gue terus dong kalau gitu
Savana Annora Cendana
Ya emang kenapa, aa'?
Renjana Mahesa
Gue sama abang-abang pilih sekolah yang beda kan niatnya biar lo rindu gue
Renjana Mahesa
Rasa rindu katanya bisa mempererat hubungan, neng
Savana Annora Cendana
Tapi yang LDR kebanyakan mendua tuh
Renjana Mahesa
Jangan disandingin sama yang kayak gitu
Renjana Mahesa
Lo harus pinter-pinter cari yang setia
Renjana Mahesa
Contohnya kayak inisial Renjana Mahesa
Savana Annora Cendana
Sombong banget
Renjana Mahesa
Hehe, demi kesejahteraan bersama
Di sela-sela pijakan pelan dua manusia itu tiba-tiba ada suara melengking yang berteriak. Lantas keduanya kompak menoleh ke belakang dan mendapati dua orang lelaki dan satu orang perempuan yang tadi meneriaki Renjana dan Savana.
Tiga orang tersebut buru-buru menghampiri keduanya. Satu perempuan berwajah cantik dengan bulu mata lentik menepuk pundak Savana dengan senyum yang terulas manis, sedangkan dua lelaki lainnya merangkul Renjana.
Unknown-1
Pantesan nggak balik-balik, agendanya diskusi multiverse ini ceritanya
Savana Annora Cendana
Apaan sih lo, Fel?
Finley Guinevere as Pharita Chaikong Baby Monster
Finley Guinevere
Udah sore tahu, Ra
Finley Guinevere
Lo nggak inget rumah?
Savana Annora Cendana
Teh? Gue aja baru jalan sebentar, anjir
Finley Guinevere
Udah lama, buset
Finley Guinevere
Gue, bang Al, sama bang Ray daritadi lihatin lo berdua dari jauh
Finley Guinevere
Bosen tahu nggak
Savana Annora Cendana
Emang bener?
Savana Annora Cendana
/mengerjap menatap dua lelaki di samping kiri-kanan Renjana
Finley Guinevere
Tuh kan, bang Ray aja sampe mangap-mangap
Rayyan Mahatma as Park Jihoon Treasure
Savana Annora Cendana
Mangap-mangap?
Savana Annora Cendana
/heran
Finley Guinevere
/mengangguk
Savana Annora Cendana
Itu nyawanya lagi AFK kali
Finley Guinevere
/menahan tawa
Rayyan Mahatma
/tersenyum datar
Rayyan Mahatma
Ja, ini kenapa lo milih cewek asbun bener sih?
Renjana Mahesa
Maaf, bang, tapi bawaan dari pabriknya emang gitu
Savana Annora Cendana
/mengangguk puas
Savana Annora Cendana
Ray?
Rayyan Mahatma
Iya, cil? Ada apa?
Rayyan Mahatma
/tersenyum tertekan
Savana Annora Cendana
Nggak nyangka banget kalau lo udah ubanan, perasaan kita baru ketemu kemarin
Savana Annora Cendana
Sehat-sehat ya, semoga ajal lo masih lama
Finley Guinevere
Anjir woi, Nora!
Finley Guinevere
/memukul-mukul pundak Savana
Rayyan Mahatma
/menghela nafas pasrah
Rayyan Mahatma
Iya gitu, hujat aja nggak apa-apa
Savana Annora Cendana
Stress tak tertolong maksudnya?
Renjana Mahesa
ANJ--! HAHAHA WOI, INI CEWEK GUE LUCU BANGETTTT
Unknown-2
Dih, ngaku-ngaku banget
Renjana Mahesa
Kenapa? Nggak terima ya? Iya?
Renjana Mahesa
Bodoamat sih, nggak bisa di-cancel pokoknya
Finley Guinevere
Buang aja, bang, buang
Finley Guinevere
Kita nggak butuh orang kayak bang Eja
Unknown-2
Sayang, Fel, nanti di ReAlkros nggak ada babu lagi
Renjana Mahesa
Bang Al! Gue aduin nih ke bang Bryan!
Unknown-2
Laporin aja laporin, ajudan gue Savana, apa lo? Yang ada kepala bang Bryan bukan pitak lope lagi, tapi pitak tengah
Renjana Mahesa
Wih! Nggak bisa gitu dong!
Renjana Mahesa
Neng! Bilang sama mereka, neng! Lo bakal pilih gue, bilang, neng!
Savana Annora Cendana
/menatap malas
Savana Annora Cendana
Emoh, Ja
Savana Annora Cendana
Mending gue pilih Al aja
Renjana Mahesa
Neng?! Kok gitu?! Kok lo nggak setia ke gue?!
Savana Annora Cendana
Mantep, Ja, sana join ke channel ikan terbang
Unknown-2
Tuh kan, Savana mah pilih gue
Unknown-2
Secara gue kan ganteng, baik hati, tidak sombong, dan suka menabung
Renjana Mahesa
Nggak ada ya, anjir! Al, jancok! Balikin cewek gueeeeee
Unknown-2
Dia sendiri yang pilih gue
Unknown-2
Nggak usah mohon-mohon, lo udah ngenes, nggak usah ditambahin ngenesnya
Altaff Eart Pradipta as Watanabe Haruto Treasure
Tanpa Savana sangka, ternyata sosok Renjana Mahesa yang sudah dikenalnya begitu dekat adalah anggota gangs bernama Reyailenekros yang beranggotakan tiga belas orang termasuk Renjana.
Reyailenekros adalah gabungan dari tiga kata bahasa Spanyol, Prancis, dan Yunani. "Rey" yang berarti "raja", "aile" berarti "sayap", dan "nekros" berarti "mati". Nama Reyailenekros disingkat dengan sebutan ReAlkros. Pada anggota ReAlkros, masing-masing memiliki jaket leather hitam dengan bordiran kepala tengkorak bermahkota disertai bentangan sayap dan dua pedang menyilang yang merupakan logo dari gangs ReAlkros. Di bawah logo tersebut, terdapat tulisan Reyailenekros dengan creepy font. Di dada depan pun ada logo ReAlkros, tetapi di atas logo terdapat nama setiap anggota.
Rayyan Mahatma dan Altaff Eart Pradipta adalah salah dua dari banyaknya anggota ReAlkros. Rayyan pun merupakan wakil pemimpin ReAlkros.
Satu fakta lagi, Altaff atau sosok yang gemar dipanggil Al ini adalah kakak sepupu dari Finley Guinevere, sahabat sekaligus teman satu kelas Savana selama di sekolah.
Finley Guinevere
Nah, sekarang kita pulang yuk
Savana Annora Cendana
Gue jalan kaki
Renjana Mahesa
Iya woi! Gue juga!
Rayyan Mahatma
/berdecak malas
Altaff Eart Pradipta
Udah tuh tadi motor lo dibawain Finley, nanti Finley nebeng gue, lo nebengin Savana ya?
Renjana Mahesa
/tersenyum lima jari
Renjana Mahesa
Sip lah! Ayo, neng! Kita balik!
Renjana Mahesa
/menarik tangan Savana
Savana Annora Cendana
E-eh, anjir!
Savana Annora Cendana
/tertarik
Begitu Renjana dan Savana berlarian di trotoar jalan dengan bergandengan tangan, Altaff, Rayyan, dan Finley langsung merapatkan posisi dengan Finley di tengah-tengah kedua lelaki anggota ReAlkros.
Ketiganya memandangi Renjana dan Savana dengan senyuman kecil yang terbit.
Rayyan Mahatma
Aslinya mereka tuh couple lucu, minusnya itu demen banget bikin emosi
Altaff Eart Pradipta
/terkekeh
Altaff Eart Pradipta
Lo doang kali bang, Savana kalau sama gue lembut-lembut aja tuh
Finley Guinevere
Gitu-gitu Nora juga pilih-pilih kali, bang
Finley Guinevere
Yakali dia mau modelan anoman obong kayak lo
Finley Guinevere
/melengos pergi
Rayyan Mahatma
/speechless menatap kepergian Finley
Rayyan Mahatma
Sumpah, anak-anak sekarang kalau sama orang tua berani ngelawan ya?
Altaff Eart Pradipta
Sadar tua, bang?
Rayyan Mahatma
/terkekeh miris
Rayyan Mahatma
Terserah kalian ah, nyerah gue
Copyright ©Dealova, aksara
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
