NovelToon NovelToon

Ronan-17:The Battle Cyborg

Episode 1: An Unfortunate Event

Tahun 2017, musim semi, Kanagawa, Jepang. Tinggalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama Reina Sasaki. Reina adalah gadis SMA yang sangat introvert.

Dia tidak memiliki banyak teman, tidak punya hobi, pacar pun tidak ada. Bukan, bukan karena dia tidak cantik. Dia hanya benar-benar tidak peduli dengan itu semua.

Reina juga memiliki dua orang tua yang normal, rumah normal, kehidupan normal, semuanya normal. Semua hal tersebut sudah jadi hal yang biasa untuknya. Sang ibu pun sering menasihatinya dengan apa yang terjadi pada anak semata wayangnya.

”Suatu saat nanti mungkin ada orang lain yang benar-benar merubah jalan hidupmu dan membuatnya jadi lebih menyenangkan” terang sang ibu. Tak ingin berdebat, Reina seperti biasa hanya menjawab “tentu”. Reina memang sulit untuk bergaul, dan hanya memiliki beberapa teman saja.

3 bulan telah berlalu, akhirnya semua anak SMU Akita kembali masuk setelah libur musim panas yang panjang. Reina kini adalah seorang siswi kelas 12. Di masa-masa penghujung sekolahnya, ia bertekad untuk memberikan memorinya masa-masa sekolah yang bisa saja dikenang.

Di jam istirahat, ia dihampiri seorang laki-laki bernama Miro Isizaki. Miro adalah atlet basket di sekolah tersebut. Rupanya ia ingin mengajak kencan Reina sepulang sekolah.

Reina yang tidak pernah diajak kencan pun seketika hanya bisa terdiam. “Baiklah, kutunggu kau di jam pulang sekolah ya. Sampai bertemu lagi” ujar Miro yang seketika berpaling dan pergi.

Jantung Reina berdetak sangat kencang. Ia akhirnya bisa memiliki satu momen yang ia bisa kenang selamanya.

Tibalah saat pulang itu tiba. Reina pun dihampiri oleh Miro di depan kelasnya. Sembari menawarkan tangannya untuk menggandeng dirinya, Miro berkata “kita pergi makan es krim”.

Semua orang di kelasnya terkejut. Reina, gadis pendiam dan lugu, diajak kencan oleh Miro Isizaki, atlet terkenal satu sekolah. Sontak keduanya pun lalu beranjak ke toko eskrim terdekat.

“Aku mau rasa cokelat” ujar Reina. Miro pun memilihkan untuknya. Keduanya pun saling menikmati eskrim sambil berjalan menikmati sore.

Keduanya juga saling mengenal satu sama lain. Dan untuk pertama kalinya, Reina tertawa dan menikmati obrolan bersama orang lain. Tanpa diduga, Miro kemudia memegang tangan Reina.

Sambil duduk di sebuah halte kosong, Miro mendekatkan kepalanya dengan Reina “bisakah kita untuk selalu bersama?” Tanya Miro. Reina pun hanya mengangguk. Dan ketika mereka akan berciuman, tiba-tiba “DOR” Reina langsung ketakutan dan menjauh dari Miro.

Suara peluru yang dilesakkan sebuah pistol tersebut sangatlah kencang. Ketika Reina tersadar, Reina terkejut melihat Miro yang sudah tak bernyawa lagi. Peluru yang mengejutkan tadi ternyata mengenai bagian vital Miro.

Reina yang sangat panik makin ketakutan ketika sosok pria yang tinggi besar datang menghampirinya. Masih tidak bisa berfikir dengan jelas dan mencoba untuk memproses apa yang sedang terjadi, Reina kemudian berlari meninggalkan tempat kejadian.

Ia tak mengerti dengan semua ini. Dia hanyalah seseorang yang ingin merubah hidupnya, kenapa malah menemukan insiden tragis? Reina yang berlari compang-camping, wajah yang penuh tangisan dan otak yang masih tidak bisa berfikir dengan jelas, akhirnya berlari ke arah jalan raya.

Sang pria masih saja mencoba mendekat. Karena ia tak memperhatikan jalan, dia pun tak sadar kalau ada sebuah mobil mendekatinya. Reina pun tertabrak dan tergeletak di sana.

Sang pria misterius hanya terdiam dan kemudian kabur tanpa diketahui. Reina yang masih bisa bernafas pun hanya bisa tersungkur dengan lemas.

Memori masa kecilnya pun terulang di benaknya. Saat dia masih kecil, masih sering main dengan teman kecilnya, dekat dengan sang nenek, dekat juga dengan pamannya, menghabiskan waktu besama kedua orang tuanya.Dan lebih mengenaskan lagi, memori yang ia buat dengan Miro hari ini adalah memori terakhir yang ia bisa ingat.

Ambulans pun tiba. Mereka mencoba menyelematkan nyawa Reina. Miro juga ikut dibawa.

Reina yang melihatnya hanya bisa tersenyum lega melihat pria yang ia sukai diselamatkan. Tak lama kemudian, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Hari itu adalah hari yang sangat menyedihkan untuk keuarga Sasaki. Ayah dan ibunya yang menyadari anak semata wayangnya telah tiada hanya bisa menangis.

Semua teman-teman kelas Reina pun menghadiri malam berkabung tersebut. Sang gadis yang hanya ingin menikmati masa mudanya, harus meninggalkan dunia ini lewat insiden tragis.

Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda, jenazah Reina yang akan dikremasi masih disimpan di ruang penyimpanan jenazah. Sesaat jenazahnya dibawa untuk dikremasi, sang petugas yang membawa Reina pun dipukul dari belakang oleh sekelompok orang misterius.

Jenazah Reina juga ikut dibawa oleh mereka. Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit tersebut, dan salah satu anggota mereka pun mengkonfirmasi hal ini dengan berkata “Target nomor 17 dari 20 sudah diamankan. Kami akan segera kembali ke markas” ucapnya entah kepada siapa, sembari menggotong Reina entah kemana dan entah untuk apa.

Episode 2: The RONAN Initiative

Sesaat setelah jenazah Reina dibawa kabur oleh kelompok tersebut, mereka pun akhirnya tiba di sebuah lab sunyi yang tidak diketahui siapapun. Disana sudah ada banyak sekali ilmuwan dengan sleeping pod yang diisi banyak manusia mengelilingi mereka.

Tiap pod juga diberikan nomor berurutan sebagai identitas, dari nomor 0 hingga 20. “Kami ingin mengantarkan tubuh ini untuk Dokter Mayfreed” ucap salah satu anggota tersebut. Dia pun diperbolehkan masuk oleh penjaga lab tersebut.

Lab tersebut berisi banyak sekali peralatan canggih dan super. Tiap peneliti juga terlihat sangat sibuk dan detil dalam pekerjaanya. Di waktu yang sama, dokter Mayfreed yang sedang mengerjakan uji riset terhadap setiap pod juga sedang bersama seseorang dengan balutan jas.

“Kira-kira apa cara ini akan berhasil?”tanya sang pria. “Tentu. Aku sudah memperhitungkan semua hal yang akan terjadi. Kita juga harus ambil resiko. Semua proses di laboratorium pasti bisa menangani hal tersebut” ujar dokter Mayfreed di tengah kesibukannya.

Sang pria pun terdiam di kursinya. Ia pun segera beranjak dari kursinya dan berkata “kau tahu rencanamu ini sangat berbahaya. Kita terus dibuntuti oleh intelijen internasional soal ini” tegasnya.

Dokter Mayfreed pun terdiam dan lalu berkata “apapun yang terjadi, 21 orang ini akan jadi tembok masa depan untuk dunia. Kita tidak bisa selalu mengandalkan tentara atau polisi atau apapun untuk mengalahkan ‘itu’. Kita harus lebih advance. Dunia akan berterimakasih untuk kita” tegasnya sambil memegangi salah satu pod.

Mendengar hal tersebut, sang pria pun terdiam. Ia pun kembali duduk di kursinya, memandangi sebuah lukisan yang ada disana.

Di saat yang sama, Reina yang tidak bernafas lagi kemudian dibawa ke sebuah ruangan operasi. Disana sudah ada banyak sekali dokter yang menunggu kehadirannya.

Salah satu dokter disana langsung melihat dan bertanya “wanita lagi? Kukira kita hanya punya 4 disini” ujarnya.

Setelah itu, Reina pun dibedah. Rupanya kesadaran Reina masih tersisa sedikit. Ia masih bisa berhasil diselamatkan.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya bukan untuk mengembalikan Reina ke tubuh semula. 5 jam berlalu, Reina yang kini sudah mulai 10% menuju pemulihan sudah memiliki wujud yang baru.

Reina kini adalah seorang cyborg yang sebagian besar tubuhnya sudah dimasuki chip program dan banyak sekali mechanical boy parts. Tangan kanannya diganti semua dengan tangan robot. Dan tangan kirinya tidak.

Kakinya juga tak ketinggalan untuk diganti dengan kaki robot. Reina yang belum sadar pun memancarkan memori ke otaknya. Dia masih teringat dengan bagaimana dulu pamannya yang seorang anggota militer Jepang sering mengajaknya bermain.

Suatu ketika, ketika mereka berdua sedang berada di kebun binatang, sang paman dihampiri oleh seseorang. Sesaat setelahnya ia pun terdiam.

Anehnya, dia juga langsung menghampiri Reina sambil berkata “suatu saat nanti kita akan bertemu lagi, Reina”. Tak lama setelahnya, sang paman tidak pernah terlihat lagi.

Dokter Mayfreed pun datang ke ruangan operasi. Ia terkejut bukan main ketika melihat Reina di meja operasi. “Siapa dia? Kenapa dia ada disini?” Tanyanya mendesak salah satu dokter.

Sang dokter pun menjawab “Intel G menyebut dia adalah satu satunya target yang sedang disana bersama target utama dan bisa dibawa karena target aslinya ditembak mati. Dan kebetulan dia juga adalah keponakan dari Letnan Satoshi” ucapnya ketakutan.

Sontak Dokter Mayfreed pun terdiam. Rupanya yang akan dibawa ke lab awalnya adalah Miro Isizaki, sang atlet. Namun karena mereka juga dikejar waktu, tidak ada pilihan lain selain membawa Reina.

Dan ketika mendengar nama “Letnan Satoshi”, dokter Mayfreed juga terkejut sambil berkata “Akhirnya kau kembali lagi, Satoshi”. Kebingungan, dokter yang lain pun hanya bisa melihat.

“Kumpulkan semua orang di hall center dan bawa gadis itu ke dalam pod 17” perintah dokter Mayfreed ini langsung diiyakan oleh semua dokter.

Sesaat setelah semua orang berkumpul disana, dokter Mayfreed pun naik ke sebuah panggung. Sambil menggenggam sebuah jurnal, ia langsung berpidato. “Kita semua tahu kalau hari ini akan terjadi.

Kita juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mecegah datangnya hari itu. Yakinlah pada diri kalian kalau kita masih bisa mencegah ‘kiamat’ tersebut. 21 orang yang sedang tertidur di sleeping pod ini akan kita bawa ke tahun 2090.

Dengan waktu jarak 6 bulan sebelum kiamat itu terjadi, kita akan pastikan kita semua akan siap dengan semua hal yang akan terjadi. Lalu, 21 orang pilihan ini akan membawa kita ke kehidupan yang lebih baik.

Saya Dokter Mayfreed Alrichson, dengan ini mengutus program super rahasia Internasional, Rough Organisation of Neuro Augmented Nanofabrication atau The RONAN Initiative, untuk dimulai” ujarnya berapi-api.

Sontak semua yang ada disana sangat bersemangat. Namun, sang pria misterius tampak sedikit gelisah dan hanya terdiam melihat pidato tersebut dan masih memandangi lukisan yang ada disana, lukisan consequence of war karya Paul Rubens.

Semua mesin disana dinyalakan. Bak ombak yang datang, suara mesin disana saling mengeluarkan suara dan bekerja dengan keras.

Rupanya laboratorium itu akan memindahkan semua orang di dalamnya ke tahun 2090, dimana semuanya telah menjadi dataran cyberpunk. Dan dengan secepat kilat, mereka pun berpindah ke tahun 2090, tepat di depan sebuah gedung bernama World Defense Tower.

Episode 3: First Task

Sesampainya mereka di depan World Defense Tower, mereka langsung disambut oleh petugas yang ada disana. Mereka juga ditempatkan sebuah lab bawah tanah yang fasilitasnya sama canggihnya.

21 pod yang berisi manusia setengah mesin itu juga dipindahkan ke ruangan yang lebih terisolir. Reina yang juga ada disana kini sudah 1/4 sadar dan hanya bisa melihat ke bagian luar dengan mata yang tidak bisa terbuka lebar.

Dokter Mayfreed yang ada disana juga lalu disambut oleh pemimpin disana “selamat datang di tempat kami, dokter. Kapan kita akan uji subjek?”tanya sayang pemimpin.

Dokter Mayfreed pun langsung mengambil kursi dan kemudian duduk sambil menghela nafas “kita akan coba mereka besok. Aku hanya perlu satu test room untuk menguji kelayakan tiap Ronan” ujarnya.

Sang pemimpin pun tersenyum melihat kemajuan super signifikan tersebut. Ia pun kemudian pamit pergi.

Di tahun ini semuanya terlihat lebih modern. Mobil terbang sudah mulai komersil, handphone juga sudah berbentuk transparan dan sangat mobile, sistem transaksi jual beli juga sudah tidak menggunakan uang fisik.

Dokter Mayfreed yang sedang melihat semua itu tertegun dengan semua perbedaan teknologi tersebut. Ia pun kemudian membuka sebuah arsip dimana ia menyimpan semua detail informasi masa lalu semua RONAN yang ia miliki.

Kemudian ia membuka arsip nomor 17, yang tidak lain adalah milik Reina. Ia pun bergumam “kuharap ini adalah keajaiban langit dan bukan kebetulan yang sia-sia” ujarnya memandangi foto dan informasi Reina.

Keesokannya, semua orang yang ada di World Defense Tower berkumpul untuk melihat peresmian pelatihan RONAN Initiative. Semua RONAN diaktifkan, tak terkecuali Reina.

Saat ini, semua RONAN terlihat sangat polos tanpa adanya senjata. Hanya berbentuk manusia yang sebagian part-nya telah diganti oleh partisi robot.

“Hari ini, kita akan melihat perjuangan umat manusia untuk mencegah adanya kiamat. Kami mohon bantuannya” ujar dokter dengan lantang.

Semua orang yang ada disana kemudian bersorak riuh. RONAN pun diaktifkan. Tampak mereka semua memiliki raut yang sama, dan tentu saja postur yang kaku. Bak perhelatan teknologi baru di sebuah event, mereka diberikan tepuk tangan yang meriah.

“RONAN adalah manusia cyborg. Mereka tidak lagi berperilaku seperti manusia normal dan hanya sedikit kesadaran manusia yang mereka miliki. Mereka adalah senjata paling mutakhir untuk umat manusia” ucap dokter Mayfreed dengan bangga.

“Mereka semua nantinya akan mengadaptasi senjata yang cocok dengan perilaku mereka. Seperti prinsip dasarnya, tiap partisi di badannya akan terus beradaptasi dengan lingkungan dan mampu untuk bertarung dimanapun”.

Sontak semua orang yang ada disana melakukan standing ovation. Kini, bumi sudah berada di jalan yang benar.

Setelah acara peresmian dibuka, RONAN kemudian diarahkan ke sebuah lapang luas. Disini mereka akan memulai simulasi langsung, dengan terrain dataran rawa-rawa sebagai tema simulasinya.

Tugasnya adalah mereka harus bisa mengalahkan minimal 5 monster buatan World Defense Tower(WDT). Satu persatu tiap RONAN melakukan tugasnya dengan baik.

Nomor 1 melakukannya dengan beradaptasi dengan keadaan jarak jauh, sehingga menciptakan sniper di tangannya. Nomor 2 melakukan gerakan super gesit sehingga menciptkan dua dagger di tangannya.

Nomor 3 melakukannya dengan melakukan pergerakan stealth dan menciptakan camouflage jacket dan satu dagger ditangannya. Nomor 4 melakukannya dengan menghadapi langsung semua monster dalam satu waktu, membuatnya menciptakan battling gun di bahunya.

Nomor 5 menciptakan plasma cannon di kedua tangannya, yang membuat dia mampu menghacurkan tembok paling kokoh sekalipun. Nomor 6 menciptakan sebuah pedang raksasa yang mampu membelah hampir semua objek.

Nomor 7 menciptakan palu gada super besar dari tangannya yang bisa ia gunakan untuk melompat lewat dentumannya yang cukup keras.

Nomor 8 dan nomor 9 melakukannya secara bersamaan dengan menggabungkan kecepatan mereka, membuat keduanya sulit untuk dihentikan dan mampu memberikan serangan yang super cepat.

Nomor 10 menciptakan tongkat panjang yang dialiri listrik yang mampu memanjang, membuatnya mampu menggapai jarak terjauh sekalipun.

Di sisi lain, urutan 11 hingga 20 masih menunggu gilirannya. Reina yang jadi urutan nomor 17, masih mencoba berusaha untuk memproses semua yang terjadi lewat alam bawah sadarnya. Ia hanya bisa menatap tangganya yang kini sudah berubah menjadi lemgan robot dan sekujur tubuhnya yang bukan manusia lagi.

Meskipun ia kini adalah robot, kesadarannya masih terus berusaha mengambil alih badannya. Kemudian ia pun bergumam “kita dimana? Kamu siapa?” Tanyanya ke nomor 16 yang ada di depannya.

Sontak semua orang yang ada disana terkejut tak terkecuali Dokter Mayfreed. Hanya Reina yang mampu berbicara tanpa perlu dipancing untuk berbicara.

“Subjek yang unik. Berikan dia lawan terkuat” ucap dokter Mayfreed pada anak buahnya. Reina yang harusnya menunggu giliran dibawa oleh petugas disana untuk melaju ke posisi nomor 1.

Kebingungan, Reina tak bisa berkata apa-apa. Pintu keamanan besar itupun terbuka secara perlahan. Reina kini jadi urutan pertama untuk memulai tugasnya.

Reina yang masih memiliki sedikit kesadaran mulai terlihat cukup tegang dan terkejut. Namun sebagai cyborg, terlihat jelas kalau dia tidak bisa menolak dan mulai berjalan ke bagian dalam rawa. Rawa itu sangat gelap. Ia hanya bisa terus berjalan.

Hampir 10 menit ia berjalan ia tidak bisa menukan apa-apa. Ia pun mencoba untuk melihat keadaan sekitar. Baru saja ia melihat ke arah kiri, ia dikejutkan dengan hadirnya monster T-Rex berukuran raksasa dengan taring dan dilapisi gattling gun di kedua kalinya.

Terkejut, Reina pun mulai mengambil ancang-ancang. Tak seperti RONAN lain yang langsung bisa beradaptasi, Reina tidak bisa langsung membuat senjata. Konsentrasi dan fokusnya buyar.

Ia hanya bisa berlari dan menghindari serangan saja. Tiap RONAN juga dibekali pistol plasma di tiap masing-masing tubuhnya. Namun untuk menghadapi monster ini, tak sekalipun Reina berfikir menggunakan pistol tersebut adalah cara yang bijak.

Ia kemudian berlari kesana kemari, membuat halangan dengan pohon dan melakukan jebakan untuk sang monster, namun semua itu gagal. Tak satupun cara basic tersebut menghentikan sang monster. Saat matanya melihat ada sebuah gua yang cukup kecil, ia pun berlari menuju gua tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!