NovelToon NovelToon

2 In 1

para tokoh utama

"semua sudah memberiku hadiah ya!!, tapi anak ini malah lupa jika hari ini ulang tahunku. huh!! teman macam apa kau Ell!!....."

satu sosok gadis tengah meletakan 2 tangan nya bertumpu pada sebuah meja kantin, tubuhnya sengaja dia condongkan mendekat kearah satu wanita lagi yang hanya mendongak santai.

"namanya juga manusia!"

gadis yang tengah ditatap itu hanya tersenyum bodoh menanggapi ucapan teman nya.

rentetan gigi putih dengan satu bagian lebih menjorok kedepan ini membuat kesan imut dan manis berpadu dalam satu waktu.

gigi gingsul yang dimiliki perempuan bernama ELLIOS OSCAR KAIVARA ini digadang gadang menjadi salah satu bagian pemikat ampuh untuk lawan jenis nya. RALAT!! bukan hanya lawan jenis, namun sejenisnya!

Ellios memang murni terlahir sebagai wanita, namun paras dan fisik nya 90% menganut sekte pria. dua aset yang biasanya lazim dimiliki oleh seorang gadis, Ellios tidak pernah memilikinya, alias dua gundukan itu sama rata sampai detik ini juga! ditambah postur Ellios yang tinggi dan otot otot yang dia miliki sempurna membentuk bidang bidang, maka terjadilah penobatan jika Ellios adalah 'wanita idaman dua gender'

dan entah bagaimana detailnya, namun sejak awal gadis ini memasuki sekolah, dia diperbolehkan memakai celana panjang sebagai seragam sekolah nya. bukan hanya dia, namun ini juga berlaku untuk beberapa wanita yang memang memiliki sikap tomboy sepertinya.

"aku ngambek ih!! gamau tau pokoknya kamu harus memberiku hadiah titik!!!"

DEA VACELLA, gadis yang sejak tadi merajuk ini biasa dipanggil Dea, wanita yang memiliki dua kepribadian yang sangat unik. satu sisi dia terkenal dingin dan anti basa basi di mata orang awam. bahkan jika sudah mode cuek, dingin nya gadis ini sebelas dua belas dengan Ellios. tapi perlu digaris bawahi, itu berlaku hanya untuk orang awam. jika pada 4 sahabat nya termasuk Ellios, Dea tidak bisa menyembunyikan sikap manja dan bawelnya. bahkan dia sering lupa jika usianya lebih tua dibanding ke 4 teman nya.

"Ell kau ini suka sekali diomeli Dea. sudah tau dia itu manjanya seperti apa!!"

wanita berwajah Chindo dan bertubuh paling sexy ini tak kalah berkomentar kearah Ellios.

KRISTAL YUI. gadis yang memiliki rambut setengah kecoklatan dan panjang nya hampir menyentuh pinggang ini sudah dinobatkan menjadi salah satu primadona SMA NOL SATU. dan tentunya selalu ada alasan dibalik penyandang gelar ini

ya, postur tubuh Kristal sangat ideal. tinggi dan memiliki lekuk sangat sexy. padahal gadis ini masih duduk di bangku kelas X, namun segala aset yang dia miliki termasuk ke dalam golongan A++. bahkan diantara 4 teman nya termasuk Ellios, wanita ini paling unggul jika berhubungan dengan fisik.

"padahal aku sudah mengirimu pesan Ell. kau tidak membukanya?"

kali ini sumber suara berasal dari sosok gadis yang tengah menyilangkan satu kakinya dan duduk tepat di samping Kristal. meski aset yang dia miliki tidak sebesar milik Kristal namun gelagat wanita ini lebih dominan dibanding wanita disampingnya. terbukti saat ini 2 kancing paling atas seragam almamater yang tengah dia pakai sengaja dia buka dengan santai.

CELINE AGATA, wanita paling centil dan sangat 'pemain' diantara geng nya. tidak pernah cukup dengan satu laki laki dan selalu menganggap dirinya mahluk paling sexy di muka bumi ini. sedikit bar bar dan sangat menyukai tantangan. salah satunya tantangan paling dia sukai adalah menggoda laki laki yang sudah memiliki kekasih. hobi paten yang saat ini belum bisa dia hilangkan.

"tidak mungkin lah dia tidak membuka ponsel!! Ellios itu maniak hp. jadi itu sangat mustahil jika Ellios tidak melihat ponsel nya!!"

lagi lagi Dea tetap menyudutkan sosok Ellios. bahkan pandangan nya tetap memicing kearah gadis itu.

"ya memang aku selalu membukanya. tapi tidak dengan room chat. aku butuh ponsel untuk bercinta dengan game bukan yang lainnya!"

"Eeeelllll!!!!.... menyebalkan sekali sih!!!"

"De, sudah lah. percuma saja kau marah marah dengan manusia kulkas ini. tidak akan ada habisnya"

wanita yang terlihat lebih lugu dibanding teman teman nya ini sudah akrab dipanggil Lili. bernama lengkap LILY VARLEN. meski usianya paling muda, namun Lili adalah sosok paling dewasa di geng ini. kesabaran nya sungguh bisa merangkul ke 4 teman nya. meski gadis ini memiliki sikap lugu, namun parasnya tak kalah cantik dari Celine, Dea dan Kristal.

"tapi Ly. dia tidak ingat dengan birthdayku. menyebalkan sekali!! huh...!!"

Dea akhirnya duduk meski dengan sedikit menghentakkan kaki nya. bibirnya pun masih dia majukan beberapa senti.

"yasudah iya maaf. nanti pulang sekolah aku akan carikan kadonya"

Ellios meletakan sendok dan garpu nya lalu memusatkan perhatian nya kearah gadis di depan nya. ulasan senyuman sengaja dia perlihatkan semanis mungkin, bertujuan untuk membujuk sang sahabat agar tidak lagi memusuhi nya.

"TELAT!!!!"

"hish... salah lagi"

namun bukanya luluh dengan senyuman Ellios, Dea malah memalingkan wajah nya detik itu juga. Ellios yang sudah habis cara membujuk Dea ini akhirnya hanya menghembuskan nafas pasrah nya.

"De.. sudahlah, jangan diperpanjang ah"

"benar kata Cristal, toh Ellios udah minta maaf pan?"

2 sahabat yang lainnya akhirnya turun tangan mendinginkan emosi Dea. Cristal dan Celine mencoba mencari jalan tengah nya. sepertinya Cristal dan Celine sudah sangat paham tentang kelebihan dan kekurangan masing masing 2 gadis ini. Dea yang sangat unggul dengan sikap manjanya dan Ellios yang juga sangat dominan tentang sikap tidak pekaan nya.

"terus saja bela Ellios!! terus saja aku yang harus mengalah!!"

"bukan begitu Dea..."

"ah malah jadi gini sih!"

Ellios hanya mengacak rambutnya yang memang bermodel wolf cut dengan poni yang dia biarkan menjuntai berbentuk comma hair.

"baik.. baik.. aku memang salah, aku minta maaf dan aku siap menanggung nya!. sekarang kau minta apa dariku tuan putri? aku akan turuti kemauan mu. semuanya!! sudah ya, marah marah mulu, heran dah!"

Ellios sengaja mengelus rambut Dea seraya berkata demikian. namun entah kenapa setelah mendengar perkataan Ellios tadi, Dea spontan tersenyum penuh arti, jelas saja ini langsung membuat tatapan Celine, Cristal, Lily bahkan Ellios saling bertukar penuh tanda tanya.

"kau yakin Ell? semuanya akan kau lakukan? apapun itu?"

Dea langsung kembali memajukan badannya ke depan Ellios, namun kali ini dia lakukan dalam posisi duduk.

"hm katakan saja. tapi jangan minta rumah dan mobil, aku tidak sekaya itu bodoh!"

ctakk!!....

satu sentilan kini mendarat di dahi Dea akibat ulah jari jari panjang Ellios.

"sakit tau!"

"sukur"

"ckck.. kalian ini ya, semenit akur sedetik tengkar lagi"

Cristal hanya menggelengkan kepala melihat sikap ke dua teman nya.

"aku akan katakan permintaan ku. dan kalian akan menjadi saksinya jika Ellios sudah mengatakan akan menuruti semua keinginan ku! deal?"

"iya iya bawel" sahut Ellios lagi

"baik, aku mau kamu menyamar menjadi laki laki dan dekati pria yang sekarang duduk di meja paling pojok dibelakang mu! aku mau kau mencari tau semua hal tentang nya. dari hal sekecil apapun dari dia!"

arah mata dan jari telunjuk Dea menunjuk kepada satu tempat, yaitu posisi dibelakang Ellios.

"HAH!!"

spontan saja Ellios dan Lily menoleh kearah belakang mereka, karena hanya mereka berdua yang posisi duduknya berhadapan dengan Dea. sedangkan Celine dan Cristal duduk satu deret dengan Dea sehingga gadis itu hanya perlu mengikuti arah telunjuk Dea.

"Reygan?"

laki laki berambut cepak rapi dan sedikit jangkung ini merupakan salah satu sosok yang sangat digandrungi oleh kaum hawa di sekolah Nol Satu. kerap disebut 'top king' oleh para fans fans nya.

REYGAN ERLANGGA, laki laki ini memang memiliki wajah oriental, hidung yang lumayan mancung dan lesung pipi yang nampak disaat dia tersenyum.

namun meski demikian populernya, Reygan juga terkenal sosok pendiam dan sangat cuek. banyak gadis patah hati karena sikap laki laki ini. puluhan pernyataan cinta kandas akibat penolakan tegas dari Reygan.

"kau pasti becanda kan De? iya kan? iya lah, pasti kau sedang becanda"

setelah memastikan kearah pandangan nya, Ellios kembali memutar badan nya dan menatap kearah Dea. tentunya pandangan ini tidak seperti semula. yang tadinya sangat cuek kini tatapan Ellios seolah tengah antusias memohon pada gadis itu.

"tidak! aku mengatakan hal yang benar. aku mau kau mendekati Reygan untuk ku"

sekali lagi dan penuh tegas Dea menjawab pertanyaan Ellios.

"De? bagaimana aku bisa dekat dengan dia? jangan kan dekat, kenal saja tidak. kita beda angkatan Dea"

"tenang saja, aku sudah memikirkan caranya"

lagi lagi Dea tersenyum penuh arti. kali ini gadis itu membenarkan duduk nya untuk lebih tegak dan mulai mengeluarkan benda pipih dari saku seragam nya

Dea tidak lagi membuka pembicaraan dengan para sahabat nya, gadis ini malah terlihat sibuk dengan ponselnya. hal ini pun kembali membuat ke 4 teman nya saling diam dan hanya menggunakan kode mata saja.

"De? lihat deh. bakal mustahil sepertinya Ellios bisa mendekati dia. coba kau lihat dulu"

Celine menyenggol lengan Dea seraya mengode mata kearah tempat Reygan tadi. Dea yang akhirnya mengalihkan pandangan nya kemudian tersenyum dan hanya mengangkat kedua bahunya.

"kenapa? kak Rey sulit dijamah? circle dia ganteng ganteng semua kan? atau karena kak Rey memang sangat tertutup?"

"jika kau sudah hafal seluk beluk dia, kenapa masih menyuruh Ellios mendekati dia De??"

kali ini Kristal lah yang sepertinya arah pemikiran nya sejalan dengan otak Ellios. terbukti belum sempat Ellios menimpali ucapan Dea, Kristal lebih dulu menyahut pernyataan gadis itu.

"karena aku yakin Ellios bisa! kalian tunggu saja tanggal main nya. dan untuk kau Ell, pulang sekolah nanti aku akan mengajakmu ke mall"

"mall? untuk ap..."

"tidak ada penolakan dan bantahan. aku hanya menerima jawaban IYA saja"

entah apa yang membuat Dea kali ini sangat kuat dengan egonya, seolah segala ucapan dan saran para sahabatnya dianggap angin lalu saja.

"hah... yasudah iya. atur saja baiknya bagaimana. tapi aku juga memiliki satu permintaan sebagai imbal balik tugas bodoh ini. bagaimana?"

tatapan Ellios tiba tiba berubah menjadi lebih misterius, bahkan senyuman Ellios lebih menyeringai dari apa yang sudah Dea tunjukan tadi.

dua kesepakatan

"katakan apa imbal baliknya? kau mau aku melakukan apa?"

satu alis Dea terangkat menatap lekat kearah Ellios yang malah semakin tersenyum menunjukan gigi gingsul nya.

"aku tidak mau beresiko dengan ini. jika Reygan tau tentang permainan mu maka kau harus tanggung sendiri akibatnya. dan konsekuensi jika rencana ini gagal adalah, kau harus terima perasaan Teo"

akhirnya satu nama lagi muncul di perbincangan mereka. profil singkat tentang laki laki bernama lengkap TEO SAPUTRA adalah sosok ini merupakan siswa salah satu penghuni kelas XB, yaitu kelas yang sama yang dihuni oleh Ellios, Dea, Kristal, Celine dan Lily.

Teo adalah teman satu bangku Ellios yang meja mereka tepat berada dibelakang meja Dea dan Kristal, deretan paling kanan lurus dengan meja guru dan bangku Ell adalah paling pojok belakang. sedangkan meja Celine dan Lily berada di depan meja Dea. barisan meja mereka tepat berada di sebelah paling kanan lurus dengan meja guru.

Teo adalah pribadi yang sangat pendiam, polos, tapi sangat cerdas. dibalik tampilan dia yang berkacamata, rambut yang ditata belah tengah dan tampilan yang cenderung sangat culun, Teo adalah laki laki yang sangat baik dimata Ellios. namun kenapa penilaian hanya pada Ellios? bagaimana dengan yang lainnya?

kembali ke percakapan awal, Teo sangat tertutup dan pendiam. laki laki ini hanya akan terbuka pada sosok yang selalu duduk disampingnya, ya. siapa lagi jika bukan Ellios.

dan hal itu juga lah yang pada akhirnya membuat Ellios tau sedikit banyak tentang perasaan Teo. laki laki itu dengan secara terang terangan mengatakan pada Ellios jika dirinya tertarik dengan sosok Dea. Teo mengaku sejak pertemuan awal nya dengan Dea, dia sudah tertarik dengan cantiknya gadis itu.

"Ell? kok malah Teo sih? gak ada pilihan lain apa??"

"De, dia sudah menyukaimu sejak lama. apa salahnya kau lirik sedikit saja?"

"ya tapi kan...."

"deal?"

tanpa berniat mendengarkan sanggahan Dea lebih panjang lagi, Ellios langsung mengulurkan satu tangan nya kearah Dea.

"yaudah iya deal"

kedua tangan akhirnya saling berjabat, menandakan jika perjanjian mereka sah dibuat. dan jelas saja ini telah disaksikan oleh ke 3 teman mereka.

"terserah kalen berdua deh. gue cuman bagian iyain aja. tapi De... gue boleh pesen satu hal?"

Celine yang awalnya masih fokus menatap kearah meja seberang, kini sedikit menoleh kearah Dea.

"apa Cel?"

"tolong gausah terlalu ambisi dengan Reygan ya? gue takut apa yang lo harapkan jauh dari kenyataan"

"benar kata Celine. Reygan itu kakel kita. sebentar lagi juga akan lulus kan? jangan naruh harapan banyak banyak De"

"aku tau kok Cel, Kris. kalian tenang saja. aku hanya ingin lebih tau lagi tentang pribadi kak Rey"

"yasudah yang penting kami sudah mengingatkan. dan untuk nanti, apa kami juga boleh ikut Cell? kebetulan aku lagi suntuk dirumah"

Lily yang sejak tadi bagian menyimak saja kini mulai ikut menimpali ucapan para sahabatnya.

"jelas boleh. bahkan harus. sekalian kita nonton yuk? kan udah lama kita ga nonton, gimana?"

akhirnya mood Dea kembali bagus lagi. sikap ramah dan manjanya mulai dia perlihatkan kearah teman teman nya.

"horor aja ya?"

"enggeh ah Cel, romansa saja"

"seru tau horor"

"lebih romantis yang drama percintaan Celine"

kali ini ganti Celine dan Lily yang berdebat mengenai hal kecil ini. sedangkan Kristal dan Dea berganti menggelengkan kepala saja.

"udah tonton aja 'teman adalah maut'. cocok noh"

tiba tiba Ellios menyeletuk seraya menatap penuh sindiran kearah Dea. jelas saja ini langsung mendapat tanggapan tawa dari ke 4 teman Ellios termasuk Dea yang terkekeh paling nyaring.

"dendam buk?"

balas Dea yang malah sengaja menoel pucuk hidung Ellios.

"dahlah, tetap kalah jika sudah melawan mu"

"xixixi terimakasih Ellios sudah mengalah lagi"

"yayaya"

"udah ya, kalian udah deal kan. gausah tengkar tengkar lagi deh. penat kuping gue. cabut yuk? bentar lagi jam terakhir masuk"

Celine lebih dulu beranjak dari duduk nya. diikuti oleh Kristal dan yang lain nya. bahkan beberapa siswa siswi juga terlihat mulai meninggalkan kantin.

"kalian pergilah lebih dulu ke kelas"

ternyata diantara gadis ini, Ellios masih enggan untuk beranjak dari duduk nya. Ell justru memilih menyilangkan kedua tangan nya di atas meja.

"eh? kamu tidak ingin masuk Ell?"

pertanyaan Lily jelas mewakili ke 3 teman nya.

"10 menit lagi aku menyusul"

"Ell, jam kita pak Imam loh. dia kan musuh bebuyutan mu?"

"masalah ku lebih penting dari itu Kris"

"masalah apa? bokap lo lagi Ell?"

"ya begitulah"

mendengar jawaban Ellios yang sedikit jengah, Celine mengurungkan niatnya untuk ikut bergabung dengan Kristal, Dea dan Lily. gadis itu kembali duduk di depan Ellios

"apa lagi yang bokap lo lakuin? kemarin dia nyuruh lo pindah rumah, sekarang apa lagi Ell?"

"tidak akan ada habisnya jika membicarakan pak Darwin Cel. sudahlah, aku sudah terbiasa menghadapinya"

"apa yang akan kau lakukan? kau akan bertemu dengan dia?"

"tidak. papa masih di Bandung. aku hanya akan menghubunginya"

"yasudah biar aku temani. kalian pergilah lebih dulu ke kelas. aku akan bersama Ellios"

Celine mendongak kearah 3 wanita yang ternyata masih berdiri di belakang nya.

"enak saja. satu disini ya semua disini lah"

"bener kata Dea. aku juga akan tunggu disini"

"aku ikut"

bukanya mendengarkan ucapan Celine, Dea dan yang lainya malah ikut duduk di kursi semula.

"Cel, pergilah ke kelas. ajak yang lain nya. aku akan menyelesaikan ini secepatnya"

"tapi Ell..."

"ini bukan hal besar"

"yasudah kita ke kelas saja. sudah ayo Cel"

Kristal tiba tiba langsung menarik tangan Celine agar kembali bangkit bersama dirinya. meski ekspresi Celine sedikit kebingungan dengan tingkah Kristal, namun gadis ini akhirnya menurut saja.

"jika ada apa apa jangan sungkan bicarakan dengan kami Ell. kalau begitu kami ke kelas dulu"

"ya"

akhirnya Kristal membawa ke 3 teman nya untuk ikut bersama dirinya, menyisakan Ellios yang kini tengah duduk dan mulai merogoh sebuah benda pipih dari dalam sakunya.

"kali ini apa lagi yg akan dia ungkit?"

ucapan lirih dan sedikit senyum simpul terukir di sudut bibir Ellios.

gadis ini terlihat mulai fokus menatap layar ponselnya seraya mulai mengarahkan wajah nya kearah kamera.

[akhirnya telfon juga! kemana saja?]

tak menunggu waktu lama, sebuah suara besar dan berat langsung menyambut telinga Ellios. mode panggilan yang diatur sebagai sebuah vidio, menyebabkan Ellios tidak bisa lagi menyembunyikan ekspresi malas nya ketika menghadap wajah laki laki tersebut.

[papa tidak lihat aku dimana?]

dengan santai nya Ell menunjukan seragam sekolah nya.

[kau marah pada papa Ell?]

[tidak]

[papa itu berbuat demikian untuk kebaikan mu]

[kebaikan darimana pa? kebaikan untuk ku atau nafsu papa!]

[jaga bicaramu Ell!!!]

tanpa keduanya sadari, kini Ellios dan lawan bicara di ujung telpon itu sudah saling memakai nada tinggi dalam percakapan ini.

[aku sudah bilang Ell tidak perlu sosok ibu pengganti! mama ku satu, MAMA LINDA. persetan dengan wanita manapun!]

[Ell kau....

tuttt!!!!!

Brak!!

bersamaan dengan sambungan yang diputus sepihak, Ellios dengan kasar meletakan ponselnya di meja tadi. raut wajah yang sudah terlihat merah padam. deru nafas yang tiba tiba memburu dan tatapan Ellios pun semakin menajam melihat nama 'papa' yang tertulis di layar ponsel nya. karena tak lama dari itu, notifikasi panggilan suara atas nama 'papa' langsung muncul di sana. namun Ellios tetap memilih membiarkan benda itu di atas meja.

"sepertinya aku tidak bisa hidup seperti ini saja. aku akan cari pekerjaan part time untuk menghidupi diriku sendiri"

akhirnya satu kalimat mencuat setelah Ell memutuskan untuk kembali menyimpan ponsel nya dan mulai beranjak dari tempat itu.

*****

keadaan di sisi lain

saat 4 wanita mulai memasuki kelas nya, mereka kembali gaduh ketika berada di tempat duduk mading masing.

"Kris, lo itu kenapa sih tadi narik gue! kasihan kan Ell sendiri!"

bisa dilihat jika saat ini Celine terus protes kearah gadis yang malah terlihat tenang duduk di belakang kursinya.

"iya nih Kristal. tumben lo ga antusias sama masalah pribadi temen lo sendiri!"

ternyata tak hanya Celine, Dea pun juga terlihat tengah menoleh kearah teman satu bangku nya ini.

"kalian tidak ingat terakhir kali kita ikut campur urusan keluarga Ellios? berakhir miris kan? kalian lupa Ell itu paling anti dengan masalah bokap nya?"

akhirnya Kristal membuka pembicaraan seraya menatap ke 3 teman nya secara bergantian.

"ya kan kalo kemaren emang salah di kita. kita terlalu gegabah ngasih tau Ellios kalo bokap nya nyamperin kepsek"

"tidak ada salahnya kita beri Ell waktu sendiri. mungkin dengan itu dia bisa lebih tenang menyelesaikan masalah dia. De? Cel? masalah Ellios dengan papa nya bukan hal kecil lagi. ini menyangkut keluarga dia"

sangat tenang dan begitu dewasa Kristal menyuarakan pendapatnya. sorot mata gadis itu bahkan penuh dengan kehangatan.

namun belum sempat ke 3 teman nya menimpali ucapan Kristal, tiba tiba sosok Ellios baru saja muncul dari pintu kelas. wajahnya terlihat lebih kusut ditambah tatanan rambutnya yang sedikit berantakan. fokus Dea, Kristal, Celine dan Lily langsung saling menukar pandang satu sama lain.

dan sebaliknya, sikap Ellios justru tidak berniat melihat kearah teman teman nya, gadis ini memilih begitu saja duduk di kursi paling pojok.

"kusut sekali Ell? kau lapar?"

Teo yang sadar akan kedatangan Ellios malah melayangkan pertanyaan diluar masalah ini.

"tidak Te"

"kau libur nyebat ya?"

Teo tengah berbisik lirih ditelinga Ellios. mendengar ucapan Teo yang bisa saja membahayakan posisi nya, Ellios dengan spontan bergerak menutup mulut Teo dengan cepat. bahkan tak segan Ellios membawa wajah Teo disela ketiak nya.

"stt! jaga bicara mu Te"

"ampun Ell, aku lupa ini dikelas"

2 jari Teo langsung dia tunjukan pada Ellios. meski demikian suara gaduh kedua anak ini jelas saja langsung menarik perhatian bangku di depan mereka. Dea dan Kristal langsung menoleh kearah bangku Ellios.

seni membangkang

POV ELLIOS

entah harus dimulai dari mana, tapi aku akan mencoba jelaskan sedikit tentang situasi ini.

keluargaku sudah tidak utuh sejak usiaku masih 10 tahun. mama meninggal karena kangker yang dia derita. dan sejak saat itulah aku sangat kekurangan kasih sayang seorang perempuan. no, lebih tepat nya kasih sayang kedua orang tuaku.

karena sejak kepergian mama, sikap papa sudah berubah 180 derajat. tidak ada lagi waktu yang dia habiskan untuk menemani putrinya. semua waktu dia habiskan untuk kerja, kerja dan kerja. bahkan sejak saat itu kami hanya bertemu sesekali dalam satu bulan. dan hal itu juga lah yang membuatku mulai mengenal pergaulan bebas. kebebasan yang papa berikan membuatku semakin leluasa dengan diriku sendiri.

aku sudah mulai kenal balap liar, tawuran, berteman dengan preman pasar, bahkan saat usiaku menginjak 12 tahun aku sudah mencicipi tenangnya kepulan asap rokok.

tapi kenakalan ku hanya sampai itu saja. untuk miras atau narkoboy aku memang menolak keras. apalagi seks bebas.

untuk kegiatan balap liar dan perkelahian, aku memang masih aktif. tapi untuk kebiasaan nyebat aku hanya melakukan itu disaat suntuk atau sedang ingin saja. tapi 1 tahun belakangan ini aku semakin mengurangi hal itu karena ke 4 manusia ini. ya, Dea, Kristal, Celine dan Lily adalah alasan utama kenapa aku ingin berubah menjadi lebih baik.

kedatangan mereka di hidup ku sangatlah berpengaruh besar. yang awalnya aku seperti sebatang kara, kini merekalah yang sudi menampung ku. bahkan mereka tidak pernah mempermasalahkan latar belakang keluargaku dan kondisiku. meski aku masih tidak bisa terlalu terbuka pada mereka, namun aku akan usahakan mereka aman dan nyaman di dekatku.

dan salah satu hal yang aku sembunyikan tentang diriku dari mereka adalah hal ini. mereka tidak tau jika aku suka keluar malam untuk sekedar balap liar. mereka tidak tau kadang waktu ku terbagi hanya untuk ikut tawuran para geng. bahkan untuk hal merokok, mereka juga tidak pernah sadar jika aku salah satu fans benda berasap tersebut.

tapi sialnya salah satu dari hal itu aku kecolongan oleh Teo. saat itu entah bagaimana ceritanya tiba tiba Teo sudah duduk di samping ku saat aku sedang santai menikmati sebatang rokok ditangan. dan alhasil satu kartu merah ku berada di tangan nya. meski Teo sudah berjanji tidak akan membuka aib ini pada Dea dan yang lainnya, namun tetap saja aku harus awasi pria ini. meski Teo salah satu siswa cerdas, tapi kadang pria ini terlalu jujur dalam setiap kondisi.

"kalian kenapa sih berisik sekali! ga liat ya ada guru itu?"

aku sudah menduga pasti nona cerewet ini akan protes dengan kami. dan benar saja, Dea bahkan Kristal langsung menatap tajam padaku.

perlahan aku melepas cengkraman ku pada Teo dan hanya tersenyum bodoh menanggapi 2 wanita itu.

"kenapa Teo kau siksa Ell?"

"tidak. siapa yang menyiksanya? kami hanya bermain. benar kan Te?"

aku sengaja melotot kearah Teo bertujuan agar pria ini mau bekerjasama dan menjawab pertanyaan Kristal sesuai alurku.

"be.. benar Kris"

jawab Teo seperti biasa. lirih dan dengan menunduk. laki laki selalu saja sangat sopan dan lugu ketika sedang berhadapan dengan anak lain. tapi lain jika dengan ku. Teo akan menjadi dirinya sendiri ketika kami bersama dan hanya berdua.

"denger sendiri kan?"

"ELLIOS OSCAR KAIVARA!!! nggak liat bapak sudah duduk disini? masih ingin ngobrol sendiri?!!"

sudah ku duga. guru menyebalkan ini pasti selalu ingin aku perhatikan!

guru gempal dengan rambut cepak model jadul, kumis tebal yang hanya diujung saja. membuat pria ini sering ku panggil 'guru lele'. biarkan saja aku sedikit tidak sopan. khusus pada dia aku tidak berminat menjaga sopan santun ku.

"segede itu masa ga liat pak. jelas dong saya liat. bapak sangat jelas kok pak. tenang"

aku sengaja mengacungkan satu jempol ku diakhir ucapan ku. biarkan saja dia mengartikan ini bagaimana. tapi yang jelas ucapan ku ini langsung disambut tawa oleh seisi kelas.

"hahahaaa......."

"diam kalian!"

lagi lagi suara itu melengking memenuhi seluruh ruangan. sontak saja tawa mereka langsung diam seketika disaat guru lele ini terlihat sangat marah. tapi tidak untuk ku, aku masih santai santai saja melihat ekspresi guru itu.

"kalau kamu keberatan dengan mata pelajaran saya, silahkan keluar kelas saja Ell. dari pada menghasut Teo untuk ikut nakal seperti mu"

ini adalah kalimat andalan yang selalu saja dia lontarkan saat sedang menyerang ku. selalu saja. aku sampai hafal dengan tingkah nya.

sebenarnya aku juga tidak paham kenapa dia seperti sangat membenciku. bahkan seolah di mata dia aku ini selalu biang nya masalah. padahal untuk mata pelajaran biologi, aku tidak pernah absen mendapat nilai diatas 90.

"ngapain pak saya ngehasut Teo? anak buah saya sudah banyak. tapi kalo bapak mau saya ga ikut pelajaran ini.. wah dengan senang hati pak saya keluar. mumpung saya juga laper. jadi mending saya ke kantin saja"

entah kenapa jawaban yang keluar malah kantin. padahal baru tadi aku duduk disana. perutku juga juga masih penuh.

"Ell kau ini apa apaan! duduk!"

disisi lain aku melihat Dea langsung melotot kearah ku. tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"yasudah keluar saja kamu!. lagian percuma kamu dikelas kalau hanya bikin keributan. ilmu bapak gabakal kamu cerna juga"

"bapak ini sebenarnya tidak terlalu tua tua sekali. tapi ternyata sudah pikun ya? bapak lupa meski penilaian bapak pada saya sangat buruk, tapi bukankah nilai biologi saya selalu tinggi? ckck banyakin ngopi pak biar ga terlalu tegang. permisi ketua, penjahat pamit makan dulu. hahahaa"

sengaja aku memberinya hormat sebelum aku berlalu pergi. dan hasil dari ucapan ku ini, terlihat beberapa siswa mencoba menahan tawanya.

"bocah ediann!!"

samar samar aku mendengar guru lele itu mengumpat padaku. tapi bukan Ellios jika tidak berani melakukan ini. biarkan saja sesekali aku membangkang padanya. toh sekalian aku bisa melampiaskan mood ku.

pada akhirnya setelah aku berhasil keluar kelas, langkahku dengan sadar mulai berjalan menelusuri lorong. namun bukan mengarah ke kantin, melainkan berjalan begitu saja tanpa tujuan.

"apa aku nyebat saja? ah tapi aku sedang tidak ingin. apa aku ke taman belakang? tapi disana pasti ada jam penjas dari kelas lain. malas sekali jika harus berbaur. lalu kemana lagi aku pergi?"

seraya menggumam sendiri aku tetap melanjutkan langkah ku.

satu lorong sudah hampir aku jelajahi. dan di depan sana adalah titik terakhir dari ujung lorong ini. namun saat langkahku masih akan melewati tangga utama menuju lantai dua dan tiga, aku langsung spontan duduk di teras depan ruang OSIS.

tiba tiba aku reflek bertingkah demikian saat mataku tak sengaja melihat gerombolan kakel yang tak lain salah satunya adalah laki laki yang menjadi target misiku dengan Dea. ya, Reygan terlihat mulai menuruni tangga ini bersama rombongan nya.

"kita ke kantin aja guys"

"aku tidak ikut"

"eh? kenapa Rey? kita jam kosong cuy"

"kek gak tau mas Rey saja. ya pasti dia manfaatin untuk belajar lah. kasta kita beda bro"

"terserah kalian saja"

aku bisa mendengar sedikit percakapan mereka. dimana sepertinya kelas mereka sedang jamkos, maka tak heran jika selurus siswa ini bebas ingin menghabiskan waktu dimana.

"dih, itu anak. ga asik banget!"

"gausah dipikirin lah. toh emang Rey lebih suka berkawan sama anak anak cerdas saja"

"bisa ya berkawan pilih pilih seperti itu?"

"lo tampan lo menang. hahahaaa"

"benar juga. dahlah cabut yuk"

setelah kerumunan ini lenyap, aku kembali berdiri dan langsung berniat membuntuti kemana langkah laki laki tadi pergi. jarak langkah ku dan Reygan lumayan jauh juga. dan hasilnya aku kebingungan ketika sampai di pertigaan lorong.

"kemana pria tadi? kanan ke perpus. kiri ke ruang musik dan lurus ke lapangan belakang"

sembari menengok kanan dan kiri lorong, aku masih memikirkan kemana kemungkinan besar laki laki tadi berjalan.

"ah mungkin ke kanan, dia kan kutu buku"

begitu saja aku alihkan jalan ku berbelok ke kanan, tujuan utama yaitu ruang perpustakaan.

dan tak perlu waktu lama, sampailah pada sebuah ruangan besar dengan aroma khas kertas kertas dari tumpukan buku yang ditata rapi dan sejajar. meski ruangan ini cukup besar dan luas, namun peminat nya masih cukup sedikit. entah karena ini masih jam pelajaran atau memang biasanya juga sepi seperti ini, aku tidak terlalu paham. sebab aku adalah kelompok siswa yang anti dengan tempat seperti ini. bagiku perpustakaan adalah tempat membosankan ke dua setelah ruang musik.

sembari aku berlagak mencari cari buku bacaan, mataku juga terus aku edarkan guna mencari sosok Reygan. setiap lorong perpus mulai aku jamah satu persatu diurut dari barisan paling kiri.

saat akan berbelok ke lorong ke tiga, akhirnya senyuman ku mulai terukir tipis. dari ujung lorong ini akhirnya aku melihat sosok Reygan tengah sibuk memilih beberapa buku diatas rak didepan nya. jelas saja aku tidak akan membuang kesempatan ini, aku mulai berjalan melewatinya dan sengaja duduk di kursi yang tak jauh dari posisi Reygan.

entah buku apa yang sedang aku bawa ini, yang jelas ini hanyalah trik untuk kamuflase membuntuti nya.

"hey Rey. kau disini juga?"

tiba tiba satu sosok laki laki asing berkaca mata menghampiri Reygan. jangan tanya dia siapa. meski seragam dia sama dengan kami, tapi tetap saja aku tidak mungkin mengenali nya. sekolah ini sangatlah luas dan dihuni ribuan siswa jadi tidak mungkin aku menghafal satu persatu wajah mereka.

"jangan berisik Neal. ini perpus"

"hehe maaf maaf. aku kelepasan"

"kenapa kau disini?"

"aku tadi mencarimu di kelas, tapi ternyata kelasmu jamkos. jadi aku yakin kau pasti disini"

"ada apa?"

"besok siang kau senggang tidak? ada pertandingan futsal di sekolah sebelah. ikut yok"

"kenapa kau ajak aku? aku sudah bilang tidak mau ikut tim mu jika masih membawa nama sekolah Nol Satu"

"tenang, ini diluar akses sekolah. ini murni tim ku dari luar"

"yakin?"

"iya Reygan. aku itu sudah paham bagaimana kau. kau itu tidak akan mau menunjukan skil mu di area sekolah. ini murni pertandingan LagaClub"

"aku hanya malas jika harus menjadi bahan perbandingan"

"iya aku paham. tenang saja, ini diluar urusan sekolah. gabakal ada yang tau kalau kau bisa futsal"

"yasudah aku ikut"

"sip. aku jemput jam 3 ya"

"hm"

"okelah, tunggu aku besok. jersey mu masih ada kan? pakai yang putih Rey"

"iya"

"yasudah aku pergi dulu. bye"

"hm"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!