Zahra!!!!!
Zahra!!!!
Teriak bibi Nita memanggil Zahra.
Zahra yang merasa dipanggil langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri bibinya.
"Ya bi ada apa?", maaf tadi Zahra sedang mencuci baju" ucapnya sambil menunduk takut.
"Bibi gak mau tahu apa yang sedang kau lakukan, sekarang cepat siapkan makanan. Kenapa dimeja makan belum ada makanan sama sekali?!" marah bibinya.
Azura Az- Zahra gadis berusia 17 tahun yang masih duduk dibangku SMA. Dia tinggal bersama paman dan bibinya.
Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia berumur 1 tahun, sejak itu dia tinggal bersama paman dan bibinya.
Paman dan bibinya bernama Hendra dan Nita. Mereka mempunyai seorang putri bernama Claudia yang berumur 19 tahun.
Claudia sedang menempuh pendidikan di sebuah universitas di Jakarta. Claudia sendiri terkadang merasa kasihan dengan Zahra yang selalu disakiti oleh kedua orang tuanya.
Tapi dia sendiri tidak bisa melawan kedua orang tuanya, karena dia juga jarang berada dirumah sejak kuliah.
Claudia memilih tinggal di kos dekat kampusnya agar lebih dekat ketempat kuliahnya.
"Sebentar bi, Zahra selesaikan mencuci baju dulu. Setelah itu baru memasak untuk paman dan bibi" ucap Zahra.
"Udah berani melawan perintah bibi ya, cepat masak lebih dulu baru teruskan mencuci baju" perintah bibi Nita.
Zahra yang tidak ingin berdebat lagi memilih melaksanakan perintah bibinya. Sebenarnya, dia bisa saja pergi dari rumah ini, tapi uang tabungannya belum cukup untuk pergi dari rumah paman dan bibinya.
"Baik bi, tunggu sebentar Zahra akan memasak makanan sesuai perintah bibi" ucap Zahra sambil berjalan menuju dapur.
"Dasar anak tidak tahu diuntung, sudah bagus kita menampungnya disini dan tidak meninggalkannya di panti asuhan" gerutu bibi Nita.
"Sabar Zahra, kamu harus bertahan sebentar lagi. Setelah uang tabunganmu terkumpul, kamu bisa pergi jauh dari mereka" batin Zahra pada dirinya sendiri.
Disebuah perusahaan, ada seorang CEO tampan yang sedang memandang foto cantik seseorang.
Laki-laki tersebut bernama Xavier Alexander, pemuda berusia 25 tahun. Dia yang sudah menikahi Zahra saat usianya 18 tahun, sedangkan Zahra sendiri berusia 10 tahun saat itu.
Xavier dikenal sebagai CEO yang dingin dan jarang berbicara kalau tidak dengan keluarganya atau sang asisten. Makanya orang-orang menyebutnya CEO Bisu.
"Aku sudah tidak sabar untuk membawamu kemansion gadis imutku" batin Xavier.
"Aku tidak akan melepaskan orang-orang yang menyakitimu selama ini. Setelah kau bersamaku nanti, tidak akan pernah aku membiarkanmu meneteskan air mata" gumam Xavier.
Xavier sendiri menyukai Zahra pada pandangan pertama. Saat itu Zahra sedang duduk disebuah danau seorang diri.
Wajahnya terlihat lebam seperti habis ditampar oleh seseorang, Xavier yang kebetulan sedang duduk tidak jauh dari Zahra langsung menghampirinya saat melihatnya menangis.
Itu adalah pertama kalinya Xavier perduli pada seseorang yang bukan keluarganya.
Sejak saat itu Xavier mengklaim Zahra sebagai miliknya dan meminta kedua orang tuanya untuk menikahkan mereka.
Awalnya kedua orang tua Xavier terkejut mendengar permintaan anak semata wayangnya. Tapi melihat bagaimana keseriusan Xavier, akhirnya mereka menuruti permintaan putranya.
Sedangkan Zahra sedang memasak makanan untuk paman dan bibinya.
"Hufttt.....".
"Aku sangat lelah, tapi masakanku belum selesai. Kalau sampai bibi tahu, pasti dia akan kembali memarahiku. Lebih baik aku cepat selesaikan masakan ini dan pergi beristirahat".
"Tapi cucianku belum selesai, bagaimana ya?" bingung Zahra.
Saat sedang berpikir, tiba-tiba Zahra mendengar teriakan bibi Nita
"Zahra!", kau tidur atau sedang memasak!. Kenapa lama sekali, aku sudah sangat lapar" teriaknya.
Zahra yang tersadar langsung cepat-cepat menyelesaikan masakannya. Dia tidak mau kembali terkena omelan sang bibi.
Flashback on.
Zahra kecil sedang duduk sendiri disebuah danau, dia habis terkena omelan dari sang bibi karena memecahkan gelas kesayangannya.
"Ayah..."
"Ibu.."
"Zahra kangen, kenapa kalian pergi meninggalkan Zahra secepat ini" gumamnya sambil meneteskan air mata.
"Bibi Nita dan paman Hendra mereka tidak menyayangi aku. Selalu saja ada yang membuat mereka marah, padahal aku selalu melakukan apapun yang mereka perintahkan" cerita Zahra entah pada siapa.
Tidak jauh dari tempat Zahra duduk, ada seorang pemuda yang terus memperhatikannya sedari tadi.
"Kenapa gadis itu menangis, dan kenapa pula aku merasa sedih melihatnya" gumam pemuda tersebut.
Pemuda itu bernama Xavier Alexander, putra tunggal dari pasangan Jack Alexander dan Dita Alexander.
Pewaris kerajaan bisnis Alexander group, yang sudah dibangun oleh kakek Xavier sejak dulu.
Xavier mendekati Zahra yang masih berbicara sendiri sambil meneteskan air mata.
"Boleh aku duduk disini?" tanya Xavier tiba-tiba.
Ini adalah pertama kalinya Xavier mau berinteraksi dengan perempuan selain dengan sang mommy.
Xavier terkenal dengan pemuda yang dingin dan anti wanita. Dia juga jarang berbicara dengan orang lain.
"Maaf, tapi Kaka siapa ya?" tanya Zahra saat melihat pemuda duduk disampingnya.
Perkenalkan, namaku Xavier. Aku berumur 18 tahun dan sudah bekerja" ucapnya tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya.
Zahra yang melihat itu merasa bingung dan tidak langsung membalas uluran tangan Xavier.
"Tapi Zahra kan gak nanya umur dan yang lainnya. Kenapa Kaka jelaskan itu sama Zahra".
"Ohh jadi namamu Zahra. Nama yang cantik, sama seperti orangnya" gumam Xavier tanpa sadar.
"Tenang aja, Kaka bukan orang jahat kok. Tadi gak sengaja lihat kamu menangis, jadi Kaka samperin deh kesini" ucap Xavier.
Setelah lama berbicara, akhirnya Zahra dan Xavier semakin akrab dan saling bertukar cerita sambil bercanda.
Walaupun usia Zahra masih 10 tahun, tapi dia sudah seperti orang dewasa jika sedang berbicara dengan Xavier.
"Yaampun ini jam berapa kak, pasti bibi akan memarahiku lagi karena belum memasak makan malam" ucap Zahra dengan takut.
"Ini sudah jam 05.15 sore, yaudah ayo aku antar kamu pulang naik motor biar cepat sampai" ucap Xavier.
Zahra yang sudah merasa cemas, tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran kak Xavier.
"Makasih ya kak, udah repot-repot antar aku pulang" ucap Zahra sambil tersenyum manis.
Xavier yang melihat senyum manis dari Zahra hatinya langsung berdebar.
"Aku harus menjadikan gadis ini milikku, dia sudah membuat hatiku seperti ini. Dan hanya dengannya aku merasa nyaman" batin Xavier.
"Yaudah sana kamu masuk, nanti bibi kamu marah lagi. Kamu tunggu Kaka ya, aku akan mengeluarkan kamu dari sini dan membuatmu bahagia" ucap Xavier.
Zahra yang belum mengerti apa maksud Xavier hanya mengerutkan alisnya.
"Maksud Kaka gimana?", aku gak paham".
"Udah gak usah dipikirkan, sekarang lebih baik kamu masuk".
"Astaga, oh ya kenapa aku lupa. Kalau gitu aku masuk dulu ya kak" pamit Zahra.
Zahra sendiri sudah menceritakan semua tentang kehidupannya kepada Xavier. Karena itu Xavier ingin secepatnya menjadikan Zahra miliknya.
"Tunggu Kaka akan menikahimu gadis imut" gumam Xavier sebelum pergi meninggalkan rumah gadisnya.
Xavier berniat meminta kedua orang tuanya untuk segera menikahkan dirinya dengan Zahra.
"Apapun yang terjadi, mommy dan Daddy harus bisa menikahkan aku dengan Zahra" gumam Xavier diatas motornya.
Masih edisi flashback.
Zahra masuk kedalam rumah secara diam-diam.
"Bagus, jam segini baru pulang. Darimana saja kamu hah!" bentak bibi Nita.
"Maaf bi, tadi Zahra keasikan ngobrol sama teman baru. Jadinya lupa waktu deh" jujur Zahra.
"Bibi gak mau tahu, sekarang juga kamu masak untuk makan malam. Awas aja sampai kita semua telat makan malam, kamu akan bibi hukum" ucapnya yang langsung pergi meninggalkan Zahra.
"Hufffff...... untung aja bibi gak sampai memukul aku. Kali ini kamu beruntung Zahra" ucapnya pada diri sendiri.
"Lebih baik aku cepat memasak, dari pada nanti bibi menghukum aku" gumam Zahra.
Dimansion keluarga Alexander, Xavier yang baru sampai langsung mencari kedua orang tuanya.
"Bibi!".
"Bibi!!" teriak Xavier sambil berlari masuk kedalam.
Bibi Mina yang merupakan kepala maid dimansion Alexander langsung berlari setelah mendengar teriakan sang tuan muda.
"Ya tuan muda, ada apa memanggil bibi" ucapnya sambil mengatur nafasnya karena berlari.
"Mommy dan Daddy udah pulang?" Tanya Xavier.
"Sudah pulang tuan muda, mereka sedang berada dilantai atas ruang keluarga" jelas bi Mina.
"Tumben mereka udah pulang, tapi bagus deh kalau gitu" batin Xavier.
Xavier langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya.
"Mom!".
"Dad!".
Panggil Xavier begitu sampai dilantai atas.
"Kamu sudah pulang son, dari mana saja tumben baru pulang jam segini?" Tanya daddy-nya.
Biasanya Xavier tidak pernah telat pulang, tapi hari ini entah kenapa putranya ini baru pulang dan langsung mencarinya.
"Xavier mau menikah" ucapnya tiba-tiba.
Kedua orang tua Xavier langsung terkejut mendengar permintaan putranya.
"Apa?!!!!!" ucap mommy dan Daddy secara bersama.
"Kamu jangan bercanda Xavier, memang siapa yang mau kamu nikahi. Perasaan tidak pernah lihat kamu mempunyai pacar?" bingung sang mommy.
"Xavier serius, pokoknya sekarang juga ayo kita temui gadis itu" pintanya.
"Tunggu dulu sayang, lebih baik kamu duduk dulu. Ceritakan kepada kita siapa gadis itu dan kenapa tiba-tiba kamu meminta menikah" ucap sang mommy dengan lembut.
Xavier langsung menceritakan kejadian tadi dan kenapa dia meminta menikah.
"Jadi gadis itu bernama Zahra?" tanya sang mommy memastikan.
"Ya mom, dia sangat cantik. Entah kenapa aku sangat ingin membuatnya menjadi milikku" ucap Xavier.
Mommy Dita langsung tersenyum begitu melihat kedua mata putranya yang terpancar sebuah kebahagiaan ketika menceritakan sosok Zahra.
"Aku harus berterima kasih dengan gadis itu, dia bisa merubah sifat putraku hanya dalam sekali pertemuan" batinnya.
"Daddy Jack yang sedari tadi hanya diam saja, akhirnya angkat bicara".
"Kalau kamu yakin, ayo Daddy akan antar kamu untuk menikahi gadis itu" ucapnya.
Xavier yang mendengar ucapan sang Daddy langsung tersenyum senang.
Zahra sudah selesai menyiapkan makan malam, kini mereka semua sedang duduk untuk menyantap makanan tersebut.
Tiba-tiba bibi Nita mendengar seseorang mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Siapa si, malam-malam ganggu orang makan aja" kesal bibi Nita.
"Udah gak usah marah-marah, mending kamu buka pintu itu. Berisik tahu gak" perintah paman Hendra.
Dengan terpaksa, bibi Nita bangun dan membuka pintu rumahnya.
"Tunggu sebentar" teriak bibi Nita.
Saat membuka pintu, bibi Nita terkejut dengan kedatangan sebuah keluarga.
"Maaf, kalian siapa ya. Ada apa bertamu malam-malam begini?" tanya bibi Nita dengan nada ketus.
Mommy Dita yang melihat perlakuan wanita didepannya merasa sedikit kesal. Tapi, demi putranya dia akan menahannya.
"Begini saja nyonya, lebih baik kita bicarakan didalam. Ada hal penting yang mau kamu ucapkan".
Sebenarnya bibi Nita merasa malas, tapi melihat pakaian yang mereka kenakan terlihat mewah dan mahal akhirnya dia mempersilahkan mereka semua masuk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!