" nona saya pesan capuccino nya, satu Tampa gula karna yang membuat nya menurut saya sudah cukup manis ok. "
Malik bicara pada seorang gadis cantik yang menjadi pelayan di kafe tersebut.
Syifa menggembung kan pipi nya, saat mendengar permintaan dari teman nya, Malik yang selalu datang ke kafe tempat nya, bekerja tidak ayal teman nya, tersebut terkadang duduk di kafe tempat nya, bekerja sampai malam hari agar bisa mengantarkan nya, pulang ke rumah' yang sering kali harus pulang larut malam agar bisa mendapatkan uang lebih dari sang pemilik kafe agar bisa membeli obat untuk ibu nya.
" kapan kamu kembali dari liburan mu kenapa baru datang ke mari lagi hari ini. "
Syifa bertanya pada Malik yang terlihat senyam-senyum pada nya, sedari tadi.
" kenapa bertanya apa kamu tidak bisa tidur karna tidak melihat ku beberapa hari ini kamu merindukanku Syifa. "
Malik menaik-turunkan alis nya, untuk menggoda Syifa.
" iis... Apaan sih sok imut. "
" hahaha.... "
Mendengar jawaban dari Syifa Malik tertawa terbahak-bahak saat melihat pipi Syifa yang menjadi memerah karna merasa malu saat di goda oleh nya.
Syifa yang merasa malu saat Malik bertanya seperti itu membalik tubuh nya, berencana untuk pergi dari sana mengambil kan pesanan Malik yang tadi di pesan.
Malik yang melihat Syifa yang ingin pergi dari sana segera menarik tangan Syifa agar tidak pergi dari sana.
" Malik lepas ih.. aku mau mengambil kan pesanan mu gak enak tau di lihat yang lain. "
Syifa mencoba menegur Malik yang menarik tangan nya, di depan semua orang.
Malik yang mendengar hal tersebut tidak memperdulikan ucapan dari Syifa dia langsung berdiri dari duduknya memegang kedua bahu Syifa menekan nya, pelan menandakan diri nya, meminta Syifa untuk duduk.
Syifa yang mengetahui hal tersebut mau tidak mau terpaksa duduk sambil melihat ke kiri dan kanan nya, karna merasa tidak enak pada teman-teman nya, yang lain' namun apalah daya nya, karna sang pemilik kafe adalah teman dekat Malik yang tidak akan memecat nya, walaupun dia cuma datang ke kafe untuk bersantai saja.
" duduk lah dan lihat apa yang aku bawa kan untuk mu. "
Malik bicara sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam paperbag yang di bawanya.
" nanti saja Malik' waktu aku pulang kamu bisa kembali ke sini untuk menjemput ku pulang ok' karna aku saat ini sedang bekerja aku merasa tidak enak pada teman-teman yang lain Malik' mereka pikir aku ini memanfaatkan mu untuk bisa bekerja di sini Tampa di pecat walaupun aku cuma malas-malasan Malik. "
Syifa bicara dengan suara nya, yang begitu pelan sambil memasukkan kembali hadiah yang di bawa Malik untuk nya, ke dalam paperbag yang sedang di pegang Malik Tampa melihat terlebih dahulu hadiah tersebut.
" siapa yang mengatakan itu katakan pada ku. "
Malik bertanya dengan suara tegas nya, pada Syifa.
Syifa yang mendengar hal tersebut menelan ludah nya, kasar karna tidak mungkin dia mengatakan nya, pada Malik karna Malik pasti akan langsung membuat orang tersebut di pecat oleh teman nya, Syifa tidak mau membuat orang lain dalam kesulitan' karna dia tau sulit nya, mencari pekerjaan di jaman sekarang dirinya saja kalau bukan karna atas bantuan Malik yang mencari kan nya, pekerjaan mungkin entah sudah jadi apa dirinya sekarang yang harus terus membelikan ibu nya, obat-obatan agar sang ibu bisa terus bertahan hidup.
" tidak ada Malik jangan terlalu dipikirkan aku hanya merasa tidak enak saja pada teman-teman ku Malik. "
Malik melihat pada Syifa dengan penuh selidik.
" aku serius Malik percaya lah pada ku! Mana hadiah ku. "
Syifa mengalihkan pembicaraan dengan meminta hadiah nya, agar Malik tidak lagi bertanya pada nya.
" aku harap itu benar Syifa. "
Malik bicara sambil menyerahkan paperbag yang ada di tangan nya, pada Syifa.
mata Syifa berkaca-kaca saat melihat sepasang sepatu cantik yang di berikan oleh Malik untuk nya, yang mungkin harga nya, begitu mahal untuk seorang Syifa.
" kamu suka. "
Malik bertanya pada Syifa yang terlihat hanya diam saja.
" ini cantik sekali Malik' pasti ini sangat mahal Malik seharusnya. "
Syifa yang ingin berkata seharusnya kamu tidak membeli nya, untuk ku menghentikan ucapan nya, saat melihat Malik bangkit dari duduk nya.
Malik yang mendengar Syifa berkata sepatu yang di beli nya, sangat cantik langsung berdiri dari duduknya meraih sepatu yang sedang di pegang oleh Syifa Tampa memperdulikan orang yang ada di sekeliling mereka Malik langsung meng jongkok kan tubuh nya, di depan Syifa memakai kan sepatu yang ada di tangan nya, pada kaki Syifa bak pangeran yang sedang memakai kan sepatu pada Cinderella nya.
" ma... Malik apa yang kamu lakukan. "
Syifa bertanya dengan terbata-bata pada Malik yang terlihat sedang memakaikan sepatu untuk nya.
" pas sesuai dengan yang ku pikirkan. "
Malik berdiri dari berjongkok nya Tampa memperdulikan pertanyaan dari Syifa.
pipi Syifa menjadi memerah karna merasa malu mendapatkan perlakuan begitu manis dari Malik di depan semua orang.
" kamu membuat ku malu Malik lihat semua orang melihat ke arah kita mereka pasti berpikir kita sedang berpacaran Malik. "
" aku tidak keberatan sama sekali aku suka dengan apa yang mereka pikirkan. "
mendengar jawaban dari Malik rasa nya, pipi Syifa terasa semakin memerah karna merasa malu.
" baiklah aku pulang dulu aku akan istirahat sebentar nanti aku akan kembali ke sini untuk menjemput mu ok. "
" Malik kamu benar-benar baru sampai ya?. "
Syifa bertanya pada Malik dengan panik.
" itu mobil yang menjemput ku dari bandara masih di depan kafe ini menunggu ku. "
Malik menunjuk pada salah satu mobil mewah milik nya, yang sedang berdiri di depan kafe milik teman nya, tempat Syifa bekerja saat ini.
" di mana Malik aku tidak melihat nya, sudah beberapa hari ini apa dia tidak tau Daddy nya, sedang sekarat. "
seorang dokter bertanya pada pria yang sedang di periksa oleh nya.
" oh terkutuk lah dirimu darma' aku ini cuma flu bagaimana bisa aku jadi sekarat kau sedang mendoakan teman mu ini mati darma hah... "
" hahaha...."
sang dokter yang di panggil darma tertawa terbahak-bahak saat melihat teman nya, yang sedang sakit mengomel pada nya.
" aku hanya bertanya kenapa kau marah-marah makanya cepat lah menikah lagi maher' biar ada yang mengurus mu' di saat kamu sakit begini Maher. "
" lalu apa tugas mu sebagai dokter. "
Maher bertanya pada teman nya, yang sedang memeriksa nya.
" merawat orang yang sedang sakit tentunya apa lagi. "
" kalau begitu kenapa aku harus menikah agar ada yang merawat ku di saat sedang sakit kau kan ada. "
Maher menjawab dengan sinis pada teman nya, yang berprofesi sebagai dokter.
Darma yang bekerja sebagai dokter sekaligus teman Maher menarik nafas nya, panjang karna tidak habis pikir dengan kelakuan teman nya, tersebut yang selalu menolak saat di minta untuk menikah lagi setelah perceraian nya, bersama istri pertama nya, banyak orang yang berpikir Maher mengalami trauma akan perceraian nya, di masa lalu karna istri nya, yang berselingkuh namun orang-orang tidak tau yang sebenarnya nya, tentang kisah cinta Maher di masa lalu.
Maher yang seorang anak dari keluarga konglomerat jatuh cinta pada seorang gadis miskin yang datang dari desa untuk bekerja untuk membantu perekonomian keluarga nya, secara tidak sengaja bertemu dengan Maher dan saling jatuh cinta setelah berhubungan beberapa lama di saat Maher ingin melamar sang kekasih kedua orang tua nya, sekaligus seluruh keluarga besar nya, menentang keras Maher menikahi gadis miskin yang berasal dari kampung karna Maher sudah di jodohkan dengan mantan istri nya, di masa lalu pada awalnya Maher menentang dengan keras perjodohan tersebut hingga pada akhirnya dia menyerah juga di saat gadis yang di cintai nya, menghilang Tampa kabar hingga hari ini.
" buk..."
sebuah bantal mendarat di wajah darma yang sedang melamun kan nasib teman nya, Maher' yang membuat nya, begitu terkejut.
" kenapa kau terus memandangi ku kau mulai jatuh cinta pada ku! Asal kau tau ya.. Darma' aku ini masih normal tidak akan pernah membalas cinta mu. "
gurau Maher pada darma teman nya, yang terlihat sedang melamun.
Darma mencabik kan mulut nya, karna merasa kesal dengan ucapan dari Maher teman nya,
" bagaimana kalau wanita di masa lalu mu itu kembali dan dia belum menikah apa kau akan berubah pikiran untuk tidak menikah lagi. "
Maher terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan dari teman nya, darma yang selama ini tidak pernah sama sekali mengungkit masa lalu nya.
" entah dia sudah menikah atau pun belum aku berharap dia selalu hidup bahagia' aku tidak akan pernah melibatkan nya, lagi di dalam hidup ku dan aku berharap dia masih hidup dengan baik di suatu tempat sana walaupun tidak pernah memberikan ku kabar tentang nya, karna aku tidak tau entah apa yang sudah di lakukan oleh keluarga ku dan juga mantan istri ku itu padanya di masa lalu hingga dia pergi meninggalkan ku Tampa memberikan kabar hingga hari ini darma. "
darma terdiam kehabisan kata-kata karna menurut nya, yang di katakan oleh Maher teman nya, tersebut benar mengingat bagaimana terobsesi nya, mantan istri Maher di masa lalu pada Maher hingga hari ini walaupun mereka sudah resmi bercerai tapi wanita itu masih menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali lagi pada Maher teman nya, tersebut.
di tengah lamunan nya, darma terkejut saat kepala pelayan yang bekerja di rumah Maher masuk ke dalam kamar Maher.
" tuan ini saya bawa kan bubur untuk anda' tolong di makan karna anda belum makan dari pagi tadi tuan. "
sang kepala pelayan bicara dengan sopan pada Maher.
darma yang mendengar pak Lukman kepala pelayan yang bekerja di rumah Maher berkata seperti itu melihat ke arah Maher dengan tatapan tidak terima saat mengetahui teman dekat nya, tersebut sama sekali belum makan sedari tadi pagi.
" tenang lah pak Lukman kali ini dia akan makan aku yang akan menyuapinya, jika dia masih belum mau makan juga. "
" kau pikir aku ini bayi mu darma' hingga harus kau suapi makan. "
protes Maher pada darma yang terlihat sedang tertawa terkekeh geli saat melihat Maher yang sedang protes dengan sikap nya..
" tuan muda sudah pulang dari liburan nya, tuan' tadi beliau menghubungi saya untuk meminta di jemput oleh supir di bandara tuan. "
" apa kamu memberi tau nya, aku sedang sakit Lukman. "
" tidak tuan saya tidak mau membuat tuan muda khawatir tuan. "
" tuan muda mu tidak akan khawatir Lukman' dia tau Daddy nya, sudah tua dan tidak akan lama lagi hidup di dunia ini Lukman. "
Lukman menahan tawa nya, saat mendengar candaan dari darma teman majikan nya, tersebut.
" darma kau tidak akan pergi menemui Zain seperti nya, dia juga membutuhkan mu. "
Kepala maher yang sedang sakit terasa semakin sakit saat mendengar ocehan dari darma teman nya, karna itu dia berkata seperti itu agar darma tidak lagi membahas tentang dirinya.
" bagaimana kau tau Zain sedang ada masalah apa dia juga menghubungi mu tadi malam untuk memberitahu kan diri nya, yang di usir oleh istri nya, karna ketahuan berselingkuh dengan anak ABG. "
Maher memijat keningnya rasanya kepala nya, terasa semakin sakit saat mendengar jawaban dari darma yang padahal awalnya nya, dia ingin mengalihkan pembicaraan dengan darma yang suka sekali membuat nya, sakit kepala malah kepala nya, jadi bertambah sakit saat mendengar cerita tentang teman mereka Zain yang seorang playboy semenjak masih di bangku sekolah SMP dulu bahkan di saat masih SD pun Zain teman nya, itu sudah suka menggoda para perempuan.
Darma kembali terkekeh saat melihat Maher kembali membaringkan tubuhnya sambil menutup keningnya sampai ke mata nya, dengan telapak tangan nya.
" jangan terlalu dipikirkan zain itu sudah Bangkong tua Maher' dia bisa mengurus semua nya, dengan mudah cukup gunakan sedikit air mata' istri nya, pasti akan langsung luluh sekarang yang terpenting bangun lah dulu dari sana dan makan bubur mu dulu Maher. "
darma bicara dengan santai nya, sambil meraih majalah bisnis milik Maher yang ada di meja kecil yang terletak di samping sofa tempat nya, duduk saat ini.
Pak Lukman kepala pelayan Maher hanya diam saja di tempat nya, berdiri' terus memperhatikan tuan nya, yang belum sama sekali menyentuh makanan nya.
" Daddy apa kamu sedang sakit kenapa tidak memberi tau ku' dad. "
Maher dan semua orang yang ada di sana langsung menoleh pada asal suara yang sedang bertanya pada nya.
" kamu datang son. "
Maher bertanya pada putra tunggal nya, sambil bangkit dari berbaring nya.
Malik yang memilih untuk tinggal di apartemen nya, sendirian saat mommy dan Daddy nya, berpisah memutuskan untuk menginap di rumah sang Daddy saat mengetahui sang Daddy sedang tidak sehat karna malik khawatir pada keadaan sang Daddy yang tidak mau mendengar kan kata-kata orang lain selain dirinya.
Pada pagi hari Maher sudah duduk di meja makan yang ada di rumah nya, dengan setalan jas yang sudah melekat rapi di tubuh nya.
" Daddy mau ke kantor Daddy kan belum sehat dad. "
Malik yang baru saja selesai berolahraga bertanya pada Daddy nya.
Maher yang sedang membaca pesan yang ada di hp nya, menoleh pada sang putra yang baru saja datang menghampiri nya.
" Daddy sudah sehat son' jangan terlalu khawatir kan Daddy' Daddy hanya flu biasa jangan terlalu dengar kan kata-kata uncle darma mu yang suka bicara yang tidak-tidak seakan-akan Daddy mu ini akan mati besok son. "
Maher berkata pada putra nya, sambil meletakkan hp yang ada di tangan nya, ke atas meja makan yang ada di depan nya.
Malik yang mendengar ucapan dari sang Daddy tertawa terkekeh karna merasa lucu dengan sikap Daddy nya, dan dua teman akrab sang Daddy yang masih saja bersikap seperti remaja di usia mereka yang bisa di katakan cukup matang.
" Daddy apa Daddy sudah menemukan sekretaris untuk alan. "
Malik bertanya sambil memasukkan roti yang sudah di olesi selai oleh sang Daddy ke dalam mulut nya.
" belum alan bilang belum ada yang cocok dengan keinginan nya. "
" hahaha.... "
" kenapa kamu tertawa son' apa ada yang lucu. "
" tidak ada dad' hanya saja aku kasihan dengan alan yang kalah pamor dengan Daddy' apa Daddy tau kenapa alan berkata tidak ada yang cocok dengan semua calon sekretaris yang datang melamar di kantor Daddy. "
Maher menaikkan bahu nya, yang menandakan diri yang tidak tau.
" karna mereka yang datang untuk melamar pekerjaan di perusahaan Daddy semua nya, tidak ada yang serius ingin menjadi sekretaris alan Daddy' mereka itu hanya ingin bisa dekat dengan Daddy agar bisa menggoda Daddy' apa Daddy tau alan bilang apa lagi pada ku. "
" apa itu. "
" waktu mereka di interview sebelum mereka menjawab pertanyaan dari alan mereka pasti akan bertanya dimana Daddy' dan ketika mereka di beri tau Daddy tidak ada' para wanita itu pasti akan kehilangan semangat nya, untuk menjawab pertanyaan dari alan hahaha..... "
Maher menarik nafas nya, panjang saat mendengar cerita dari putra nya, yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Alan asisten pribadi nya, memang masih begitu muda alan adalah salah satu kakak laki-laki dari teman Malik namun pemuda itu sangat bisa di andalkan oleh Maher yang seorang CEO di perusahaan nya, yang begitu besar.
" seperti nya, Daddy harus mengganti asisten pribadi karna alan mulai tidak bisa di percaya dia mulai suka mengadu pada mu son. "
canda Maher pada Malik putra nya.
Malik yang mendengar hal tersebut tersenyum karna dia tau Daddy nya, hanya bercanda saja pada nya, karna alan asisten pribadi Daddy nya, itu sangat di butuhkan oleh sang Daddy.
" hai Malik kamu disini. "
Maher dan Malik sama-sama menoleh pada asal suara yang sedang menegur Malik dengan ramah.
" hai juga brother' iya aku disini semalam aku menginap di sini. "
Malik ikut menyapa alan asisten pribadi Daddy nya, yang baru saja datang.
" bagaimana liburan mu. "
" sangat menyenangkan' tapi sayang sekali kamu tidak bisa ikut padahal itu tempat favorit mu bro. "
alan tersenyum saat mendengar malik yang sedikit mengeluh pada nya, yang tidak bisa ikut liburan bersama mereka.
Maher yang sedang memakan makanan nya, hanya diam saja melihat obrolan alan asisten pribadi nya, dengan sang putra tunggal yang memang begitu dekat semenjak dulu.
" alan ngomong-ngomong apa kamu sudah menemukan sekretaris yang sedang kamu cari. "
Alan yang mendengar pertanyaan dari Malik diam sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari anak atasan nya, tersebut sekaligus teman nya.
" belum aku pun sudah tidak lagi membuka lowongan untuk mencari sekretaris karna aku sedang tidak punya waktu untuk meng interview mereka. "
Malik mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti dengan apa yang di maksud oleh Alan teman nya.
" mau aku rekomendasi kan?. "
" boleh kalau memang cocok dan Daddy mu pun tidak mempermasalahkan nya, aku sih setuju-setuju saja. "
Maher yang mendengar namanya di sebut oleh sang asisten pribadi menoleh sekilas pada sang asisten pribadi lalu melihat ke arah sang putra dengan penuh tanda tanya.
Malik yang mengerti dengan tatapan sang Daddy segera berbicara pada sang Daddy.
" dia teman ku dad' dia memang cuma tamatan SMA' tapi dia sangat pintar dad' dia bisa satu sekolah dengan ku karna mendapatkan beasiswa dari semenjak masih SMP dad' dia tidak melanjutkan lagi untuk berkuliah karna harus bekerja untuk membiayai ibu nya, yang sering sakit-sakitan dad' karna itu aku ingin menolong nya, karna gaji nya, yang cuma bekerja di kafe tidak pernah cukup untuk mencukupi kebutuhan mereka dad' hingga dia harus sering lembur untuk mendapatkan uang lebih agar bisa membeli kan obat untuk ibu nya, dad. "
Malik menjelaskan pada Daddy nya, dengan begitu panjang lebar.
" baiklah suruh dia kekantor Daddy sendiri yang akan meng interview nya, saat dia datang' suruh alan mengatur jadwal nya. "
Malik langsung memeluk Daddy nya, saat mendengar hal tersebut.
Alan yang melihat hal tersebut tersenyum karna melihat Malik yang begitu kegirangan seperti sedang mendapatkan hadiah yang begitu di inginkan nya, selama ini.
" teman mu atau pacar mu. "
bisik alan pada malik yang baru saja kembali duduk di kursi nya.
Malik yang mendengar pertanyaan dari alan teman nya, menggaruk kepala nya, yang tidak gatal sambil tersenyum canggung pada alan.
" dia.... Dia benar-benar teman ku alan. "
" baiklah teman mu bukan pacar mu jadi kalau nanti kau menemukan kami resmi berpacaran kau jangan mengamuk pada ku ya.. "
alan kembali berbisik pada Malik untuk menggoda sang teman.
Malik melotot pada alan saat mendengar hal tersebut membuat Alan tertawa terbahak-bahak yang membuat Maher mengerut kan keningnya karna tidak tau apa yang sedang di bicarakan oleh dua pemuda yang ada di depan nya, saat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!