*Seorang gadis sedang terengah-engah karena berlari sekencang mungkin. Nafas nya semakin tak beraturan dan peluh terus menetes di sekitar pelipis. Jantung nya berdegub kencang serta pikiran nya berkecamuk, seolah mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Ia mencoba kabur dari seseorang*.
Gadis itu bertekad untuk masuk ke dalam sebuah gudang yang penuh dengan peralatan sekolah yang sudah tak terpakai. Tidak banyak waktu untuk memikirkan tempat bersembunyi, mencari tempat demi tempat, akhirnya ia menemukan dan masuk ke dalam lemari yang tampak usang. Saat ini, ia lebih rela di gigit serangga di dalam tempat sempit tersebut ketimbang tertangkap oleh seseorang yang sedang mencari keberadaannya.
Tak lama seseorang tersebut menyusul masuk dan mendobrak pintu gudang bak seolah mengetahui tempat persembunyian sang gadis. Orang itu mulai meneriaki memanggil seolah penuh amara, membuat sang empunya nama gemetaran di balik persembunyiannya. Terlihat jelas pemandangan seorang lelaki dari balik sela-sela kayu lemari. Dengan seragam sekolah yang sama namun sudah tak beraturan dan berantakan, serta garis dan ekspresi wajah yang terlihat murka seolah ingin memakan seseorang yang sedang bersembunyi.
Peluh semakin membanjiri pelipis sang gadis lantaran karena hanya dari sedikit sela pintu, udara yang masuk kedalam lemari. Seragam sekolah nya juga kotor dan berantakan. Sangat berbanding terbalik saat ia berangkat sekolah tadi pagi. Hari semakin sore namun harap nya dalam hati yang berdegup semakin kencang ini, semoga ia bisa keluar dengan selamat.
Beberapa saat kemudian, ia tak lagi mendengar suara derap langkah orang tersebut. Apakah ia sudah aman? apakah ia sudah bisa keluar dan kabur dari tempat mengerihkan ini? beberapa pertanyaan muncul di kepalanya, namun tujuannya saat ini hanya satu, menyelamatkan diri dan pergi kabur dari orang tersebut sejauh mungkin.
Setelah berperang dengan isi kepala, ia memantapkan diri seolah yakin dengan keadaan saat ini sudah aman. Perlahan ia membuka pintu lemari sedikit demi sedikit, tik.. tik.. tik.. detik jam yang entah mengapa sangat terdengar di ruangan hening ini mengusik pikirannya. Apakah pada akhirnya ia berhasil untuk kabur.
Pintu lemari tempat ia bersembunyi berhasil terbuka sepenuhnya, beberapa saat hening namun detik jam berikutnya menjadi saksi yang sangat mengecewakan perasaannya saat itu. Tiba-tiba sesuatu melompat ke hadapan nya hingga terdengar suara hantaman yang kuat. Gadis itu menjerit dengan isak tangis sebagai bukti ia tertangkap oleh orang tersebut.
.
TOK TOK…
Suara ketukan di meja membuat kinnas terbangun. Siapapun itu, kinnas akan berterima kasih karena telah membangunkan nya dari mimpi buruk masa lalu yang selalu menghantui. Walaupun gadis itu sudah terbiasa dan mengalami hal tersebut selama beberapa tahun setelah kejadian.
“ketiduran lagi nas?” riri, teman sekantor kinnas menggeleng kepala heran melihat Wanita yang kata nya tanggung tapi aslinya sleepy 24/7, pikir riri.
“iya ri hehe” kinnas mengeluarkan cengiran khas nya di ikuti dengan gelengan kepala dari keyra, heran melihat rekan kerja nya yang satu ini.
Semua orang telah berkumpul untuk memulai rapat Perusahaan. Entah sejak kapan kinnas tertidur, bagi nya menyiapkan ruangan rapat seorang diri sangat melelahkan. Niat hati beristirahat sambil menunggu waktu rapat, gadis itu malah elok ketiduran. Beruntung yang masuk ke ruangan pertama kali adalah riri. Jika saja orang lain, kinnas pasti sudah ditegur habis-habisan.
Rapat hari ini cukup formal, karena mereka akan mendapat arahan dari salah satu direktur partner Perusahaan sebagai tutor sekaligus pembicara seminar. Kabarnya, orang tersebut terkenal sukses di usia kepala dua dan mencatat rekor sebagai direktur muda pertama kali selama perusahaan nya berkembang.
“umur nya berapa sih?” desas-desus dari riri bertanya pada keyra.
“katanya baru sekitar 27 tahun gitu, hebat loh udah jadi dirut di kantor pusat”
“harusnya umur 21 tahun jadi dirut baru ku kasi empat jempol sekalian sama jempol kaki” timpal kinnas.
Walau tak suka menggosip, namun bagaimana bisa menghindar jika situasai nya saat ini berada di Tengah-tengah antara kedua orang yang sibuk membicarakan orang lain. Di sisi kanan ada keyra dan di kiri ada riri. Namun kinnas sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.
“kalau Perusahaan keluarga mah wajar nas, ini kata nya Perusahaan orang lain gitu, tapi ntar kita denger aja deh gimana latar belakang dari orang nya langsung”
Keyra mengakhiri perbincangan singkat mereka yang tidak terlalu penting. Lantaran karena rapat segera di mulai Bersama orang-orang yang ternyata sedari tadi sudah berkumpul. Tak lama keluar sang moderator yang akan mengambil alih membuka rapat. Dalam hitungan detik rapat di mulai.
Berawal dari kata sambutan, penjelasan dari para presentator mengenai perkembangan perusahaan, keluhan dan lain-lain sebagaimana rapat biasanya dilaksanakan. Namun hampir di penghujung rapat, inilah saat nya yang ditunggu-tunggu para Wanita di dalam ruangan rapat global tersebut. Bahkan Kumpulan para karyawan Wanita yang biasanya selalu melewatkan rapat, kali ini mereka semua berkumpul. Apa benar hanya karena desas desus si dirut muda tersebut?
Banyak pertanyaan muncul di kepala kinnas. Masalahnya adalah rapat kali ini bisa dibilang terkesan terlalu heboh. Bahkan orang-orang yang tidak penting pun ikut serta hanya karena kedatangan seseorang yang notaben nya dari Perusahaan lain? Sebenarnya apa yang ada di isi kepala mereka? Kinnas memutar bola mata nya malas.
Merasa enggan dan malas melihat keriuhan orang-orang di ruang rapat yang terasa sesak ini, kinnas mengambil inisiatif untuk berdiri dan keluar. Biarlah mereka menikmati guest star yang mereka tunggu-tunggu tersebut. Biar kinnas melanjutkan tidur di ruangannya. Namun hal itu segera di cegah oleh riri yang berhasil membuat kinnas terduduk kembali. Orang-orang mulai bertepuk tangan membuat keributan saat seorang lelaki tampan berpakaian rapi dengan setelan jas mulai berjalan ke arah podium rapat dan mendatangi moderator yang siap menyambut nya.
Lelaki itu perlahan berbalik dan menghadap ke semua penghuni rapat di hadapan nya. Semua orang berteriak, terutama para Wanita yang berada di ruangan itu seolah semangat menyambut lelaki tampan yang mereka nantikan sedari tadi, namun tidak bagi kinnas. Bagaikan di terpa badai, kinnas terbelalak melihat lelaki hebat yang dimaksud oleh kedua teman nya tersebut. Sangking kaget nya kinnas sampai tak sengaja menjatuhkan gelas saat hendak berdiri. Sontak membuat seluruh tatapan berpusat kepada nya dan suasana hening untuk sementara.
Gadis itu tiba-tiba menjadi gemetar sambil menutup mulut sangking kaget nya dan tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Sang pusat perhatian para Wanita menatap kinnas. Pandangan mereka bertemu. Sama dengan kinnas, tampak nya lelaki itu juga cukup kaget melihat keberadaan Wanita yang telah lama menghilang itu.
Kinnas mendadak pergi begitu saja setelah meminta maaf kepada semua orang yang berada di ruangan tersebut dengan alasan izin ke toilet. Mengapa semuanya jadi tak karuan begini? Tiba-tiba banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepala kinnas membuat rasanya semakin sakit dan berdenyut.
Kinnas ingin kabur, kemanapun itu persis seperti yang ada di dalam mimpi saat ia tak sengaja tertidur di dalam ruangan rapat tadi. Tangan nya gemetar hebat sambil mengetik pesan di ponsel, ia kirim kepada sang ayah untuk segera meminta tolong agar menjemput nya sekarang juga. Sambil masih gemetar, ia membuat pernyataan izin pulang di forum Perusahaan dengan keterangan mendadak tidak enak badan. Apapun itu, yang ada dipikiran nya saat ini ia harus segera kabur, ke tempat yang jauh dimana ia tidak akan bertemu dengan orang itu kembali.
...─• •─...
Gelisah. Satu kata yang saat ini mewakili perasaan seorang gadis tepat duduk di halte sambil terus melihat ke arah sekitar dan memandangi alroji di tangan nya, bak menghitung sepersekian detik yang telah berlalu untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan telah usai dari dalam Gedung yang menjulang tinggi di belakang nya. Ia takut jika seseorang akan keluar dan mengejar nya seperti suatu kejadian di masa lalu. Ia tak mau bertemu, bahkan di kebetulan manapun itu.
“kok kamu mendadak izin pulang sih?” suara riri membuat kinnas sedikit terlonjak. Perasaan panik nya saat ini sudah tidak terkontrol.
“astaga kamu beneran sakit ya nas? Mukamu pucat banget” sambung keyra yang datang bersama riri.
Mereka segera keluar dari rapat dan mencari keberadaan kinnas begitu melihat kabar izin dari forum Perusahaan.
“biar dianter supir kantor aja nas, takut nya kamu kenapa-kenapa di jalan” keyra segera menghampiri dan berada di sebelah kinnas untuk memegangi gadis yang tampak tidak sehat tersebut.
Meski riri dan keyra bertanya-tanya apa yang terjadi pada kinnas. Mulai dari kejanggalan saat di ruang rapat tadi, hingga mendadak izin pulang dan sakit. Semua itu memenuhi isi kepala mereka berdua. Namun begitu melihat keadaan kinnas, mereka memilih untuk mengurungkan niat dan menyimpan pertanyaan tersebut hingga kinnas merasa lebih baik suatu saat.
“gak apa-apa kok mba, udah minta jemput sama ayah” lirih kinnas. Dirinya terlihat benar-benar tak berdaya.
Rapat mungkin segera selesai, namun mengapa ayah nya masih tak kunjung datang. Hal itu membuat kinnas semakin gelisah. Tentu saja kedua teman nya juga ikut gelisah karena tidak sabar menunggu jemputan kinnas agar segera di bawa kerumah sakit.
Tak lama, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di hadapan mereka bertiga. Seorang lelaki keluar dari sana dengan penampilan setelan yang formal, namun hanya saja lengan kemeja nya sudah digulung dan berjalan tergesah-gesah ke arah kinnas lalu mengambil alih gadis yang sedang di pegang oleh keyra tersebut. Semua orang yang kini berada di sisi kinnas terkejut dan menarik Kembali gadis tersebut. Sedangkan kinnas nya sendiri sudah tak ada tenaga untuk me-respon situasi saat ini.
“kamu siapa?” riri siap siaga berdiri di belakang kinnas yang di peluk oleh keyra dan menjadi tameng bagi teman nya yang sedang tak berdaya tersebut. Bumil satu itu cukup berani ternyata.
“maaf kalau saya buat kalian kaget. Perkenalkan nama saya arsena, rekan ayah kinnas” ujar orang tersebut.
Berperawakan tinggi, tampan, gagah dan harum pula. Tapi bagaimanapun orang jaman sekarang sulit untuk di percaya hingga membuat riri mengirim kode pada keyra yang semakin memeluk kinnas erat dan menggeleng tanda tidak percaya. Sedangkan orang tersebut tampak sangat khawatir melihat keadaan kinnas yang semakin tidak berdaya.
“kinnas, ini mas arsen” orang itu berbicara pada kinnas yang tampak percuma untuk menyahutinya.
“kalau kalian gak percaya nanti bakalan saya jelasin, tapi sekarang kita bawa kinnas ke rumah sakit dulu. Keadaannya gak memungkinkan untuk nunggu kita berdebat disini” orang itu mencoba meyakinkan kedua teman kinnas yang tampak keras kepala.
Namun saat melihat keadaan kinnas yang semakin melemah dan parah, entah mengapa apa yang dikatakan orang asing tersebut menjadi sebuah pertimbangan. Sedangkan kinnas tak merespon apapun sama sekali. Kepalanya sangat sakit, rasa takutnya semakin dalam hingga menguras energi yang ia punya untuk sekedar berjalan atau kabur dari tempat ini. Tak lama pandangannya buyar, semua yang dilihatnya perlahan tampak memburam dan dalam hitungan detik kini semua berubah menjadi gelap. Setelah itu ia tak tahu lagi yang terjadi padanya.
Tik Tak Tik Tak…
Suara dentingan jam memenuhi keheningan seisi ruangan bernuansa putih gading. Dan juga menjadi suara pertama yang kinnas dengar begitu ia membuka mata. Gadis itu mengerjap beberapa kali, mencoba mencerna segala hal yang telah ia alami sejak awal. Mengapa semua yang ia pandang tampak asing. Kinnas merasa seperti ada sesuatu yang menggenggam tangan nya membuat ia mau tak mau perlahan membuat pergerakan seolah mencari tempat nyaman untuk melihat.
Seseorang yang merasa suatu pergerakan dari tangan kinnas, kini terbangun. Orang itu menatap lekat-lekat ke arah kinnas, suara bariton milik nya mengudara memanggil nama kinnas yang masih sulit untuk mencerna keadaan nya saat ini. Namun tak berapa lama ia keluar dan sibuk memanggil dokter atau perawat untuk memeriksa kembali kesadaran kinnas.
Sudah berapa lama dirinya pingsan? Pertanyaan pertama yang muncul di kepala kinnas bersamaan dengan kedatangan dokter yang mengambil alih segera mengecek keadaan nya. Perlahan, kinnas bisa mendengar dengan samar apa yang dikatakan dokter penyebab nya berada di ruangan ini. Ternyata shock berat bisa membuat keadaan manusia sampai tak sadarkan diri. Jadi kemungkinan tidak ada Riwayat penyakit dalam lainnya.
Kinnas merenggangkan badan begitu dokter selesai memeriksa nya. Sang dokter juga mengajak orang asing yang sejak tadi setia berada di samping kinnas untuk segera memberi resep obat. Siapa orang tersebut? Apa kinnas pernah mengenalnya? Atau shock berat bisa juga berdampak menghilangkan ingatan manusia?
Menyadari akan ekspresi bingung kinnas yang sangat kentara dengan dahi nya yang mendadak mengkerut, lelaki asing yang sudah kembali mengambil posisi duduk dan mulai menjelaskan sesuatu pada kinnas sebelum benar-benar di lihatnya wajah gadis tersebut dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. Apa yang ada di kepala kecil nya tersebut?
“tadi, ayah kamu tiba-tiba telepon saya minta tolong untuk jemput kamu karena mereka ada keperluan di daerah yang jauh…”
lelaki itu menarik napas bersamaan dengan pergantian ekspresi wajah kinnas yang berubah menjadi penasaran dengan apa yang hendak dikatakan nya. Cukup mengalihkan perhatian.
“..begitu saya sampai langsung dihadapi dengan keadaan kamu tidak sehat. wajah pucat dan di papah oleh teman mu, saya langsung ambil inisiatif untuk membawa ke rumah sakit terlebih dahulu” ujarnya mengakhiri penjelasan. Perlahan ekspresi kinnas berubah jadi datar Kembali. Apakah rasa penasarannya sudah hilang?
Meski penjelasannya agak Panjang, namun kinnas bisa mengerti keadaan dan situasinya. Ia juga percaya kepada temannya yang tak mungkin menyerahkan nya pada orang asing jika orang itu tidak meyakinkan. Perlahan kinnas mulai mengingat Kembali alasan ia berada di atas brangkar rumah sakit dalam keadaan tangan di infus dan terkulai lemah seperti ini.
Tak ada balasan yang keluar dari mulut kinnas selain kata “terima kasih dan maaf karena sudah merepotkan”
Isi pikiran nya terlalu mengusik. Entah mau mulai darimana, ia pun bingung dan sangat ingin mengabaikan segalanya. Namun percuma. Jika perasaan kaget bisa berakibat seperti ini, berarti kinnas tidak bisa mengabaikan isi pikiran nya setelah apa yang ia alami beberapa jam lalu.
Kinnas tampak sibuk dengan pikiran nya sampai ia mengabaikan orang sekitar. Orang itu hanya memandang kinnas dan tidak berkata apapun lagi setelah menjelaskan beberapa hal tadi. Melihat perubahan ekspresi kinnas dengan isi pikiran nya sendiri adalah sebuah keanehan yang mencuri perhatian.
Begitulah berjalan selama beberapa menit hingga kinnas menyadari jika masih ada orang lain yang bersama nya saat ini. tiba-tiba kinnas merasa harus mengatakan sesuatu pada seseorang yang masih setia berada di samping nya tersebut.
“maaf sudah ngerepotin, sekarang kamu boleh pulang kok, sekali lagi terima ka..” belum selesai kinnas berbicara namun orang itu sudah menyela bak memotong kalimat yang yang belum selesai kinnas ucapkan.
“saya urus administrasi dan ambil obat kamu dulu, sebelum saya kembali tolong jangan kemana-mana dan tetap istirahat di tempat”
Kinnas merasa aneh, satu sisi ia juga tak mengenal orang tersebut. Apa seperti nya ia memang sedang di culik? Orang tersebut bahkan tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu. Bagaimana kinnas bisa percaya begitu saja? Perasaan ambigu lagi-lagi memenuhi pemikiran nya. Bahkan pikiran yang sebelum nya saja pun belum selesai. Tiada wakti tanpa over thinking.
Di perjalanan pulang, kinnas tak banyak berbicara. Tenaga nya cukup habis, kalau memang apa yang pemikiran buruk nya tentang orang ini terjadi, maka biarlah. Ia sudah terlalu pasrah untuk memberontak. Meski perasaan gelisah karena penasaran saat ini jauh lebih kuat. Tak lama ponsel milik kinnas berdering, satu panggilan dari ayah nya membuat kinnas langsung mengangkat panggilan tersebut.
“maaf ayah gak bisa jemput, gimana keadaan kamu? Tolong kasih telepon nya ke nak arsen sebentar kinnas..”
Kinnas tak menyangka sebelum akhirnya ia menyerahkan ponsel kepada orang yang sedang mengemudi dengan tenang tersebut. Kinnas mengarahkan ponsel pada nya namun lelaki itu meminta kinnas untuk sedikit lebih mendekat diri kearah telinganya.
Maksudnya apasih? Mentang-mentang lagi bawa mobil trus minta di pegangin? Kinnas ngedumel dalam hati. Tak senang dan merasa ogah dengan orang di sebelah nya.
Kalimat pertama yang keluar dari suara bariton nya adalah “iya om, bentar lagi kinnas sampai ke rumah” Apakah kinnas sudah bisa percaya jika ini bukan penculikan seperti apa yang dipirkan sebelumnya.
...─• •─...
Beberapa hari telah berlalu semenjak kejadian *shock* berat yang kinnas alami ketika tak sengaja bertemu dengan seseorang di masa lalu nya yang kelam. Setelah kejadian tersebut, ia menjadi orang yang sedikit waswas dan beberapa kali melewatkan jadwal rapat di kantor. Tak satupun orang tahu tentang masa lalu nya, namun pasti banyak dari mereka bertanya-tanya mengapa reaksi kinnas sangat berbeda di hari rapat tersebut. Entahlah kinnas sendiri juga tak mau ambil pusing dengan dan menjelaskan keadaan nya dengan orang lain.
“ada yang bilang kata nya kamu waktu itu keluar ruangan rapat gegara si dirut muda itu mantan mu ya?” riri membuka percakapan saat makan siang mereka di kantin.
Kinnas tidak menyangkal dan tidak juga membenarkan. Ia bungkam seolah tidak terjadi apa-apa alias tidak peduli. Namun hebat juga desas desus orang-orang sampai bisa berfikir seperti itu. Keyra yang melihat perubahan raut wajah kinnas segera menyenggol sikut riri pelan, menyadarkan teman nya yang sudah kelewat batas.
“kalau lagi hamil gak boleh ngomong sembarangan, pamali” tegur keyra dibarengi cengiran khas riri.
“maaf nas tapi mba mau nanya, jadi gimana kamu waktu itu diantar sampai pulang atau ke rumah sakit? Kamu gak di culik trus di porotin supaya kamu bebas?” keyra bertanya dengan ragu, lebih tepat nya ia memastikan.
Wajah kinnas tampak serius menatap kedua teman nya sambil membawa nampan makanan, lalu ia berjalan mencari meja dan masih setia di ikuti kedua teman nya. tatapan kedua orang yang sedang mengekor tersebut tak luput dari seorang gadis yang sedang duduk mencari posisi untuk makan.
“mba kebanyakan nonton sinteron ya?” ujar kinnas mencairkan suasana. Keyra dan riri yang tadinya memasang wajah serius mendadak sebal melihat kinnas yang ternyata sengaja mengelabui mereka.
“tapi nas, siapa sih ternyata si mas-mas ganteng yang jemput kamu itu?” riri Kembali bertanya, lalu kinnas dengan enteng malah mengedikkan bahu.
“dia beneran kenalan ayah mu?” lanjut keyra.
“katanya sih temen ayah tapi gak tau soal nya pas sampai ke rumah aku langsung masuk kamar trus istirahat” jelas kinnas. Memang hal tersebut lah yang ia lakukan. Terlalu malas untuk mencari tahu tentang orang baru.
Setelah makan siang berlalu dengan berbagai macam obrolan, mereka Kembali melanjutkan pekerjaan. kinnas akan Kembali focus pada kerjaan nya. Sebenar nya kinnas sendiri tidak mengerti mengapa dirinya bahkan terlalu santai untuk dibilang orang yang sedang trauma. Tapi percayalah jauh dilubuk hati nya, kinnas sangat ketakutan.
Melihat seseorang yang meninggalkan luka besar baginya sangat tidak mudah apalagi ia berjanji untuk tidak mau bertemu di kebetulan manapun dan menaruh rasa dendam pada orang tersebut. Namun di lain sisi dirinya telah berjanji untuk berdamai dengan masa lalu meski terlalu sulit memaafkan.
Saat ini ia berdebat dengan naluri nya sendiri. Sebagaimana manusia yang memiliki hati dan pikiran. Setelah menjalani masa pemulihan yang cukup Panjang hingga menunda pendidikannya, apakah ia sembuh lalu merelakan semua begitu saja? Apakah ia bisa menjalani hidup tanpa meninggalkan bekas dan melupakan segalanya? Logika nya bahkan tidak menerima pertanyaan seperti itu. Jauh di lubuk hatinya ia sudah menerima keadaannya yang sekarang tapi percayalah, hati dan logika nya sama-sama terlalu keras untuk menghilangkan trauma ingatan pada saat kejadian tersebut.
Kinnas adalah seoarang gadis dengan bayangan masa lalu yang kelam membebani pundak nya, ia lihai menyembunyikan hal itu tanpa tahu siapapun. Bahkan di depan orang tua nya sekalipun yang telah mati-matian merawat hingga pulih, ia terpaksa berkata jika ia sudah sembuh seutuh nya daripada harus tetap menjalani pengobatan yang bahkan sudah terlalu kebal bagi nya.
Ia bersembunyi dibalik dirinya yang baru. Namun tetap tidak berpaling dari dirinya yang lama. Ia bisa membangun suatu hal baru tanpa meninggalkan dirinya di masa lalu. Seperti itulah cara kinnas bertahan hidup. Beranggapan seolah tidak terjadi apa-apa namun bayangan itu tidak akan hilang entah sampai kapan.
Cukup lama kinnas merenung hingga sebuah ketukan di atas meja lagi-lagi menyadarkan nya. Keyra menatap gadis itu dengan tatapan yang sudah pasti bisa diartikan sebagai rasa iba. Namun kinnas tidak membutuhkan hal itu dengan berdalih memberikan senyum terbaik nya.
“kamu kok sore-sore melamun sih, yuk pulang”
Lagi-lagi kinnas hanya mengangguk. Ia mulai membereskan barang-barang dan mengikuti Langkah keyra untuk segera keluar dari Gedung perusahaan tempat mereka bekerja tersebut.
Satu pesan masuk dari sang ayah yang memberi kabar agar kinnas terpaksa harus pulang sendiri. Sudah beberapa hari ini ayah tak menjemput pulang seperti biasa nya. Apa ada yang disembunyikan darinya? apa ayah tidak bekerja lagi hari ini? Kinnas bertanya-tanya tanpa tahu jawabannya. Sambil termenung, gerak spontan nya menyetop taksi segera di cegah oleh keyra yang mengajaknya untuk pulang Bersama selagi rumah mereka searah.
Perjalanan pulang cukup hening. Kinnas sibuk dengan pikirannya, keyra focus menyetir mobil. Di Tengah perjalanan, mereka sempat berhenti untuk menjemput anak keyra dari rumah neneknya. Biasanya kinnas yang tampak semangat jika bertemu dengan fiya, kini dirinya hanya sekedar menyapa dan menjawab pertanyaan gadis berumur lima tahun itu seadanya.
Entah apa yang salah dari kinnas, banyak hal telah merubah dirinya Kembali menjadi kinnas yang lebih suka berdiam dan sibuk dengan pikiran sendiri. Padahal orang sekitarnya merindukan kinnas yang terlihat berwarna.
“nas..” panggil keyra, kinnas segera menyahut. Lagi-lagi tak sadar jika mereka sudah sampai.
“fiya cantik, aunty pulang deluan gapapa ya, nanti weekend kita main deh, gimana?” setelah membujuk anak kecil yang sedari tadi memeluknya itu, kinnas segera berlalu dan mengucapkan terima kasih kepada keyra.
Namun tiba-tiba keyra bak menahan kinnas, ia tahu ia harus mengatakan hal seperti ini karena sedari dulu pun kinnas akan percaya kepada nya.
“nas, kamu gak sendirian kok, kalau kamu butuh seseorang buat cerita, kamu tahu mba selalu ada kan” kalimat yang keluar dari mulut keyra mengukir senyum tipis di wajah kinnas.
Terbesit perasaan legah dalam benak kinnas. Perasaan legah bahwa ternyata masih ada orang yang peduli dengan nya. Kinnas masih tersenyum, meski terlalu nihil untuk terlihat, senyuman itu tetap berarti bagi keyra karena sejak selesai makan siang tadi, kinnas tidak mengeluh tentang apapun dan banyak melamun. Perubahan suasana hatinya sangat aneh.
Kinnas mengangguk pasti, lalu ia turun setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi. Ia melambaikan tangan pada anak kecil yang sedari tadi sibuk merelakan kepergian sang aunty. Fiya terlihat sangat menggemaskan sampai mobil milik keyra meninggalkan pelataran rumah kinnas.
Setelah itulah kinnas bisa beralih. Namun saat hendak masuk ke rumah, kinnas bukannya melihat mobil sang ayah melainkan mendapati mobil orang asing yang terparkir tepat dihalaman tempat ayah biasanya memarkirkan kendaraan nya. Hal ini membuat kembali muncul banyak pertanyaan dalam benak kinnas. Lagi dan lagi. Mulai dari hal sepele seperti pertanyaan ‘apa ayah belum pulang?’ Atau ‘ayah ganti mobil?’ sampai pertanyaan yang cukup masuk akal seperti ‘Apa ibu lagi ada tamu?’ Semua pertanyaan itu mungkin akan segera terjawab begitu kinnas masuk kerumah.
...─• •─...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!