...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Oh ya ampun kau kuat sekali sayang." Puji Seorang wanita dari arah kamar Saka.
Nathania tercengang mendengar suara desahan dari dalam kamar Tunangannya. Niat hatinya untuk pulang secara mendadak, tanpa memberi kabar Saka memang sudah jauh-jauh hari ia rencanakan untuk memberi Kejutan ulang tahun kekasihnya.
Namun siapa sangka Malam itu menjadi malam kelam yang membuatnya begitu Trauma akan cinta.
Nia berjalan cepat menuju sebuah pintu kamar yang menjadi saksi bisu pergulatan sengit antara dua insan yang tengah saling memberikan kepuasan satu sama lain. Nia menutup bibirnya rapat-rapat sembari menahan tangis saat melihat Saka begitu bersemangat menyetubuhi seorang wanita di bawah kungkungan nya.
Perlahan Wanita itu mengeluarkan Ponselnya meski dengan tangan yang bergetar, ia tetap nekat ingin mengabadikan kejadian itu dengan kamera ponselnya. Kali ini ia akan menjadikan vidio rekaman itu bukti kala ingin mengakhiri hubungannya dengan Saka di depan keluarga mereka.
Setelah puas merekam semua itu Nathania memasukan kembali ponselnya ke dalam tas jinjing yang ia bawa. Awalnya Niat nia ingin langsung pergi untuk menenangkan hatinya, namun setelah ia Dipikir-pikir kembali lebih baik ia sedikit membuat kejutan untuk keduanya.
Perlahan Nathania membuka pintu Kamar itu dengan sengaja.
PLOK PLOK PLOK.
"Wah wah wah Sungguh pemandangan yang indah." Puji Nia sembari membuka pintu kamar itu lebar-lebar.
Meskipun Hatinya hancur, tapi Nia merasakan bersyukur karena mengetahui perselingkuhan Saka sebelum mereka menikah. Tidak bisa ia bayangkan jika ia menikahi pria yang hobby bermain gila di belakangnya, Selain beresiko tertular penyakit, Ia bisa saja berubah gila jika terlambat mengetahui perbuatan kotor pria yang menjadi tunangannya itu.
Pria itu membeku menatap sosok Nathania yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya.
"Sayang, Nia Kau datang... "
Saka dengan tidak tau malunya memanggil Nia dengan sebutan itu setelah ia dengan tega mengkhianati hubungan mereka. Meskipun pada awalnya hubungan mereka adalah hasil perjodohan antara keluarga, namun Nathania berusaha sepenuh hati menerima sakha sebagai kekasihnya.
Gadis bermata Hazel itu menatapnya dengan nyalang, hingga membuat pria itu buru-buru mencari pakaiannya yang sudah jatuh berceceran. Namun karena tak kunjung ketemu, Sakha memakai kain seadanya untuk menutupi tubuh polosnya.
Panik, tentu saja Sakha panik dan langsung berusaha untuk menghampiri wanita yang berstatus tunangannya yang saat ini masih berdiri mematung di tempat nya.
"Sayang, Aku bisa jelaskan ini. .. ini tidak seperti yang kau pikirkan, ini---"
Shaka tak sanggup melanjutkan Ucapan nya karena Nia keburu mengangkat sebelah tangannya menginterupsi. Rahang wanita itu mengetat di iringi dengan Kedua mata yang berkaca-kaca.
"Diam kau! Aku tidak perlu penjelasan apapun lagi. Selamat menikmati malam ini, Aku pamit pergi," Ucap Nathania dengan santai namun terdengar begitu tegas di telinga Sakha yang kini terdiam, termenung di tempatnya menatap kepergian Nathania hingga menghilang di balik pintu apartemen nya.
Nathania pergi dari sana dengan rasa sakit di dalam hatinya, Namun itu menurutnya lebih baik dari pada membuang waktu untuk marah ataupun menghajar Sakha dan selingkuhannya.
Pernikahan yang tinggal menghitung hari membuat Nia benar-benar dilema saat ini. Dua minggu lagi pernikahannya namun Sang Calon suami malah kedapatan bergumul dengan wanita murahan di unit apartemennya.
Tiba-tiba Ada seseorang yang menyambar Tangannya hingga membuat Nia tersentak Kaget dan langsung berbalik melihat siapa yang sudah berani menarik tangannya. "Kau" Geram Nia saat mendapati Shaka tiba-tiba muncul di hadapannya.
Entah kapan pria itu memakai pakaiannya tadi, namun saat ini ia sudah berdiri di hadapannya dengan pakaian lengkap.
"Sayang, Ku mohon maafkan aku! aku khilaf" Ucap Sakha, lalu buru-buru pria itu bersimpuh berlutut di hadapannya.
"Ck. Kau pikir aku buta hah? Kau pikir selama ini aku bisa tertipu dengan kebusukan mu di belakangku? Sejak kapan hah? Katakan padaku sejak kapan?"
Suara Nia menggema hinga membuat Shaka cukup panik di buatnya. "Sayang ku mohon dengarkan aku dulu!" Shaka memelas berharap Nia mau memaafkannya, Sungguh ia begitu mencintai wanita itu meskipun ia tidak bisa menghilangkan perilaku buruknya.
Namun jika boleh jujur, cintanya hanya untuk Nia. Ia hanya bermain perempuan untuk memuaskan hasratnya yang tak bisa ia lampiaskan kepada Nia karena Ia ingin menjaga wanita itu sampai mereka resmi menikah nanti.
"Sakha, kenapa kau tinggalkan aku sendiri setelah kau puas hah?" Saat suasana sedang genting-gentingya, munculah seorang perempuan dengan memakai kimono mandi tengah berjalan ke arah mereka dengan anggun.
Nia menatap perempuan itu dengan sengit, namun seperti nya wanita itu tak perduli hingga membuatnya begitu percaya diri kini berdiri tepat di hadapan Nia dengan tersenyum mengejek ke arahnya.
"Sorry Nia, Aku tidak bermaksud ingin merebut Sakha darimu.Hanya saja Sakha selalu memaksa aku untuk melayaninya jika ia sedang menginginkannya, Sakha sering bilang jika kau tidak mau melayaninya dan----"
"Cukup!" Bentak Sakha yang langsung bangkit dari posisinya hingga ingin melayangkan sebuah tamparan kepada wanita yang baru saja ia pakai itu.
Wanita yang bernama Julia itu sudah sibuk menoleh hingga menutup wajahnya dengan kedua tangannya. namun ia merasa aneh, kenapa wajahnya sama sekali tidak merasakan apapun padahal sudah cukup lama jangka waktu setelah Sakha mengangkat tangannya.
Saat ia menurunkan tangannya, ia baru tau jika sejak tadi Nathania lah yang sudah menghalangi Rakha agar tidak memukulnya.
"Di mana letak otakmu Tuan Aldo A Sakha?? Bagaimana bisa kau ingin menyakiti seorang perempuan yang baru saja memuaskan nafsumu?" Geram Nathania sembari menghempaskan Lengan Rakha yang tadi sempat ia tangkap.
Nathania tersenyum kecut saat menyadari jika tidak salah ia mengakhiri hubungan mereka saat ini. Justru ia bersyukur karena dengan cepat Tuhan menunjukkan betapa busuknya Sifat asli Sakha yang belum di ketahuannya.
Sakha menggenggam tangan Nathania sembari berusaha untuk menjelaskan.
"Sayang, Dia ini wanita murahan yang sudah menjebak ku. kau tau sendiri sejak dulu ia selalu mengejar-ngejar ku tapi aku selalu menolaknya kan?" Sakha masih saja mengelak dan berusaha menyakinkan Nia jika ini semua adalah salah paham.
Ia begitu mencintai Nathania hingga tidak mau kehilangan wanita yang susah payah ia dapatkan dengan cara licik, karena ia memaksa kedua orang tuanya untuk menekan keluarga Nia untuk melakukan perjodohan mereka saat keduanya masih sama-sama duduk di bangku sekolah menengah.
"Cukup! sudah cukup," Nia menarik tangannya dari genggaman sakha lalu Nia mengangkat kedua tangan itu keatas. "Ku pikir kau akan menjadi pelabuhan terahirku. tapi sepertinya itu hanya ada di dalam angan-angan saja, karena pria pendusta seperti dirimu lebih cocok dengan wanita murahan seperti dia!!" Nia menunjuk ke arah Julia yang kini nampak melotot ke arahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah puas meluapkan kekecewaan hatinya, Nathania memilih pergi meninggalkan Apartemen milik tunangannya itu. Dan di saat itulah emosi yang ia tahan sejak pertama kali melihat adegan menjijikan itu kini meluap tak terkendali.
Tong sampah yang ada di basement dekat mobilnya menjadi sasaran empuk Nathania meluapkan emosi nya, bersamaan dengan Air mata yang mulai membanjiri pelupuk mata.
"Dasar Pria brengsek, Tiga tahun aku mencoba untuk menerimanya menjadi pelabuhan terakhirku. tapi dia malah mengkhianati aku." Saat ini kekecewaan Nathania benar-benar sudah tak bisa terkendali, "Aldo Asakha Mati saja, Kau....."
Nia menendang apa saja yang ada di hadapannya,
hingga saat ia menendang kaleng bekas yang berceceran akibat tendangannya pada Tong sampah, tanpa sengaja kaleng itu mengenai kepala seorang pria hingga membuatnya dalam masalah besar.
"Siapa yang sudah menendang Kaleng ini ,hah?" Teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik mobil mewah yang terparkir tak jauh dari mobilnya.
Nathania yang berdiri membelakangi Pria itu langsung terdiam di tempatnya, Amarahnya yang tadi sempat membuncah kini jadi menciut karena mendengar teriakan orang yang ia yakini menjadi korban dari kekesalan nya.
Perlahan Nathania berbalik, Wanita itu berdoa agar pria itu tak akan marah dan membalasnya dengan melempar Kaleng itu kembali ke arahnya.
Deg
Jantung Nathania berdetak semakin cepat mana kala melihat seseorang yang selama ini ia hindari. Pria yang susah payah ia lupakan, namun tiba-tiba saja muncul di hadapannya setelah lama menghilang bak di telan bumi.
Revaldo Mahendra, Pria itu menatap sengit ke arah Nathania. Sejak awal Revaldo Mahendra tak mengenal Nathania yang merupakan Saudara kembar sahabatnya yang bernama Nathaniel Collins haditama.
Hanya Nathania saja yang mengenalnya dan langsung jatuh hati padanya sejak pertama bertemu dengannya, di acara ulang tahun Nathaniel yang pastinya juga ulang tahunnya.
Sejak saat itulah Nathania selalu berharap bisa melihat Valdo saat pria itu tengah bersama Saudaranya. Namun sayang, Baru juga tumbuh belum sempat bersemi, cintanya harus layu karena tiba-tiba Pria yang ia cintai menghilang entah kemana rimbanya.
Hal itulah yang membuat Nathania patah hati hingga terpaksa menerima cinta Aldo aSakha yang memang adalah pria pilihan orang tuannya.
Dan apa ini? Setelah ia merasakan kehancuran hati akibat perilaku Sakha yang bermain api di belakang nya, tiba-tiba Tuhan mengirimkan Revaldo kembali ke dalam hidupnya. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas Nathania benar-benar merasa tengah di permainkan oleh takdir.
Valdo menjentikkan jari jarinya, lalu pria itu menggerakkan jari telunjuknya untuk memberi kode pada Nathania untuk mendekat padanya. "Kemari kau!!" perintah Valdo karena sejak tadi Nia hanya diam mematung di tempat, tanpa ada niatan untuk meminta maaf padanya.
Nia menoleh kesana kemari. "Kau bicara padaku? " Tunjuk Niat pada dirinya sendiri,"
"Ya, Kau" Ucap Valdo dengan memutar bola matanya malas.
Meskipun Gugup, Nia Akhirnya melangkah mendekat ke pada Valdo. Jujur saja baru kali ini ia bisa menatap wajah pria itu dari dekat, karena selama ini ia hanya bisa mengagumi dari kejauhan saja. Setelah sampai depan Pria itu, Lagi-lagi Nathania di buat tak percaya bisa berhadapan langsung dengan pria yang selama ini ia Puja.
"Kau yang melempar ini?" Valdo mengangkat sebuah Kaleng bekas minuman yang seperti nya tadi tepat mengenai Kepalanya karena terdapat bekas cairan yang menempel jidatnya saat ini.
Sepertinya kaleng itu tak sepenuhnya kosong karena Rambut Valdo dan kemeja Putihnya terlihat basah seperti bekas tersiram Air berwarna Kuning.
Tanpa sadar Nia malah mengangguk, Namun sepersekian detik ia menggeleng setelah sadar dari kesalahannya.
Kening Valdo nampak mengerut, Menurutnya Gadis yang ada di hadapannya saat ini sangatlah aneh. "Jadi, iya atau tidak?" Tanyanya untuk sekali lagi. dan ia berharap untuk kali ini Gadis Yang ada di hadapannya mau mengakui kesalahannya.
Namun Agaknya harapan Valdo tak sesuai ekspektasi, Nathania malah kekeh menggelengkan kepalanya hingga pada Akhirnya membuat Valdo terpaksa menggunakan otoritasnya saat ini.
"Baiklah, Jika Kau tidak mau mengakui aku akan meminta rekaman CCTV Apartemen ini saja!" Ucap Valdo seraya berbalik untuk berjalan pergi.
Melihat itu tentu saja Nathania di buat kalang kabut. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk mencegah Valdo merealisasikan niatnya. "Tunggu dulu! Iya akulah pelakunya," Ucap Nia dengan terpaksa.
Valdo nampak menghentikan langkahnya sembari tersenyum miring.
"Maaf, Maafkan aku Tuan!" Ucap Nia pada akhirnya.
Akhirnya Valdo berbalik, lalu menatap Nia dengan ekspresi Datar. Kini ia berjalan beberapa langkah untuk mendekat ke arah Nia berdiri hingga posisi mereka saling berhadapan saat ini.
"Aku terima kejujuranmu Nona, Hanya saja tidak seharusnya wanita berpendidikan seperti mu berbohong seperti tadi! Seharusnya sejak awal kau mengaku saja, Aku tau kau sedang kesal karena patah hati, Namun tidak harus melampiaskannya kepada orang lain kan!!!Sindiran Valdo membuat Nathania tercengang.
Siapa yang mendingan di balik Wajah tampan dan sikap misterius pria itu, Nyatanya Revaldo bermulut pedas dan sangat tidak ramah di mata Nia.
Setelah kepergian Valdo dari hadapannya, Nia masih tetap mematung di tempat karena masih Shock. Ia hanya menetap kepergian mobil pria itu dengan tatapan kosong sebelum tiba-tiba ada sebuah mobil yang Membunyikan Klakson agar dirinya Segera minggir.
"Hei minggir! Kau mau mati ya?" Teriak Seseorang dari balik kemudi.
Sedangkan Nia yang sudah minggir tentu saja di buat gelagapan tak enak hati hingga harus beberapa kali membungkukkan tubuhnya untuk minta maaf. Ia memukuli kepalanya sendiri karena merasa otaknya sedang tidak beres hari ini, Apalagi ia merasa nasibnya apes sekali malam ini karena harus ketiban sial beberapa kali dalam satu waktu sekaligus.
Hingga pada akhirnya Nathania memutuskan untuk pergi dari sana, Ia akan mencari tempat untuk melampiaskan kekesalannya hatinya setelah ini. dan tempat yang ia pilih jatuh pada sebuah Club malam yang kata orang-orang bisa untuk melepas kepenatan.
Malam ini, untuk pertama kalinya Nathania menginjakan kakinya ke dalam Tempat terkutuk itu, Dimana untuk pertama kalinya juga ia nekat mencoba sebuah minuman yang sejak awal ia hindari, minuman yang di anggap Seorang dokter seperti dirinya adalah minuman yang berbahaya karena sangat merugikan untuk tubuh manusia.
Ia nekat masuk ke sebuah club malam elit yang ada di pusat kota sendirian, tanpa ada Bodyguard yang biasa mengawalnya kemana-mana selama di Singapura. Jauh-jauh ia pulang ke Surabaya hanya untuk melihat kekasihnya selama ini tengah bertukar peluh dengan Wanita lain di depan matanya sendiri.
"Tambah lagi!" Pinta Nia, lalu mengangkat gelas yang ada di tangannya tinggi-tinggi.
Padahal ia sudah sangat mabuk, Bahkan untuk mengangkat kepalanya saja ia sudah tidak sanggup saat ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kesadaran Nathania sudah sangat tipis, Sejak tadi ia sudah menghabiskan beberapa gelas Minuman tersebut. Dengan minuman ini, ia berharap otaknya bisa menghapus kejadian yang sempat ia lihat tadi.
Ternyata dari kejauhan, Ada seseorang yang melihat Nathania yang tengah mabuk parah. Pria itu nampak mengerutkan keningnya saat melihat ada beberapa pria hidung belang yang berjalan mendekati Nathania.
Terlihat jelas jika pria-pria itu memiliki niat tidak baik pada gadis itu saat ini. Awalnya ia bertingkah tak perduli dan memilih melanjutkan kembali kegiatannya untuk bersenang-senang bersama beberapa wanita bayaran yang sudah ia bayar mahal untuk menemaninya malam ini.
Namun entah kenapa sejak tadi ia merasa ada sesuatu yang mendorongnya untuk terus melihat ke arah Gadis yang tadi sempat membuatnya kesal. Dan benar saja firasatnya tadi, Tubuh Nathania ternyata sudah di bopong oleh beberapa pria itu untuk menaiki tangga, di mana di lantai atas merupakan tempat para tamu menyewa sebuah kamar untuk bersenang-senang.
Sudah dapat di pastikan jika beberapa pria hidung belang itu ingin mengerjai Nathania, sekaligus bersenang-senang secara Gratis malam ini.
"Ck. Ayolah ini bukan urusanmu." Geram Valdo pada dirinya sendiri.
Meskipun berusaha untuk cuek, namun tiba-tiba Valdo bangkit dari duduknya hingga membuat Seorang perempuan yang duduk di pangkuan nya Akhirnya jatuh tersungkur ke atas lantai.
"Tuan, Apa yang anda lakukan?" Teriak Wanita itu, namun sama sekali tak di gubris oleh Valdo yang malah terus bejalan pergi meninggalkan dirinya tanpa niat untuk membantunya sama.
"Sial, untung saja dia sudah bayar mahal malam ini. meskipun, aku belum sempat merasakan tubuh kekarnya." Gumam Wanita penghibur itu sembari menatap tubuh Valdo yang hampir saja menghilang tertutup kerumunan orang-orang yang sibuk menari menikmati musik DJ malam itu.
Sedangkan di sisi Nathania, Wanita itu nyatanya sudah tak berdaya dan hanya pasrah saat di bawa beberapa pria ke dalam sebuah kamar yang mereka bertiga sewa.
Sepertinya Mereka sudah tidak sabar untuk menggilir Nia malam ini, hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk segera melucuti baju mereka masing-masing. Setelah itu, Salah satu dari ketiganya berusaha untuk lebih dulu membuka baju yang di kenakan Nia. namun sayangnya tangan pria itu lebih dulu di pukul oleh teman yang lainnya.
"Hei tunggu dulu, jangan main comot saja. kita Suit dulu siapa yang lebih dulu memakainya?"
"Ya, Enak saja kau mau duluan. Aku juga mau jadi yang pertama, sepertinya wanita ini masih perawan."
ketiga pria itu berebut untuk menjadi yang pertama menjamah Nia, Namun belum sempat ketiganya berhasil Tiba-tiba kamar itu sudah di dobrak oleh anak buah Valdo hingga membuat Ketiga pria itu kaget.
"Hei siapa kau?"
Tiga pria itu kalang kabut saat beberapa pria berbadan kekar, memakai stelan jas hitam tiba-tiba menyergap mereka bertiga. Apalagi keadaan mereka saat ini benar-benar memprihatinkan karena tidak memakai pakaian sama sekali.
"Hei lepaskan kami! kalian tidak tau siapa kami hah?"
"Kami adalah Pemimpin di kota ini, Jika kalian berani macam-macam maka kami akan melaporkan kalian ke kantor polisi.."
tiga pria itu terus mengoceh agar di lepaskan, Namun agaknya valdo tak berminat sama sekali untuk bernegosiasi dengan mereka semua. apalagi Tubuh mereka yang sudah polos pun dengan tidak berperasaan di potret oleh beberapa anak buah Valdo untuk dokumentasi.
Valdo Yang masih berdiri di ambang pintu langsung tersenyum miring saat ketiga pria itu sudah berhasil di ringkus oleh anak buahnya. apalagi ketiganya di tangkap dengan keadaan tanpa busana membuat Valdo semakin senang bukan kepalang.
Ternyata ketiga pria itu adalah musuh-musuh kakaknya di Dunia mafia, maupun politik saat ini. Dan Valdo merasa beruntung, menurutnya ini bisa menjadi jalan untuk dirinya berbaikan dengan kakaknya setelah ini.
"Tuan, semuanya sudah beres." Ucap seorang pria yang merupakan asisten pribadi Revaldo Mahendra.
"Bagus, Berikan semua bukti itu kepada Asisten Jonathan!" Perintah Valdo.
"Baik Tuan,"
Setelah merasa semuanya sudah beres, Valdo memutuskan untuk pergi namun tiba-tiba Nicolas kembali memanggil namanya.
"Tuan Tunggu!" Nicolas berjalan mendekat lalu membisikkan sesuatu pada Tuannya. "Tuan, Bagaimana dengan wanita tadi?"
Deg
Kedua mata Valdo mengernyit, Saking fokusnya deg an keberhasilannya malam ini, ia sampai lupa jika ada nasib seorang wanita yang juga ada di tangan-Nya.
"Ingat tuan! Dia adalah Nathania Collins haditama. Adik dari mantan sahabat anda sendiri, Anda boleh membenci kakaknya namun bukan berarti anda akan mengabaikan nasib adiknya kan?"
Nicolas benar-benar berani memberikan peringatan Pada Valdo agar tidak meninggalkan Nathania sendirian di sana. apalagi kondisi wanita itu tengah tidak sadarkan diri dengan kondisi yang menyedihkan, Bisa saja Nia lolos dari tiga pria hidung belang yang tadi ingin memanfaatkan kepolosannya.
Namun belum tentu nanti setelah mereka pergi, Nathania bisa bebas dari pria-pria Hidung belang lainnya.
"Itu bukan urusanku, Biarkan saja! siapa suruh datang ke tempat seperti ini sendirian. aku bahkan tidak mengenalnya dan tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya." Jawab Valdo dengan sinis.
"Tapi Tuan, Jika Anda tidak menolongnya bisa saja nanti ia di rusak oleh Pria bajingan yang melihatnya sendirian di sini." Entah kenapa Nicolas benar-benar kekeh agar Valdo mau membantu Nia, sampai-sampai ia terus mendesak atasnya itu untuk membawa gadis itu pergi bersamanya.
"Ya sudah bawa saja ia keluar dan antar ke rumah keluarganya!" Jawab Valdo dengan enteng.
"Tapi Tuan Semua anak buah kita sudah pergi. dan di sini hanya tinggal kita berdua, Jadi salah satu dari kita yang harus membawanya. namun sayangnya saya tidak bisa, anda lihat ini!" Nicolas menunjukkan tangannya yang di lilit oleh perban akibat terkilir saat menyelamatkan Valdo dari kejaran anak buah Kakak yang mengejar mereka tempo hari.
"Hais baiklah, Kalian pergi sana!! biar aku yang membawanya keluar dari tempat ini," Putus Valdo pada akhirnya
Hal itu membuat Nicolas tersenyum senang, Pada akhirnya rencananya berakhir sukses. tinggal selangkah lagi pasti semua rencananya akan berhasil.
"Baiklah Tuan, Saya permisi."
Setelah mengatakan itu, Nicolas berjalan pergi meninggalkan Valdo yang masih berdiri di ambang pintu kamar yang di tempati Nia.
Kini Valdo, menoleh ke arah tubuh Nathania yang tergeletak botak sadarkan diri. Lagi-lagi ia menghela nafas nya dalam-dalam karena harus bertemu dengan Gadis yang menurutnya aneh itu. Wanita aneh yang ternyata adalah Adik kandung Nathaniel Collins haditama, Yang lebih tepatnya adalah saudara kembar pria yang berstatus sebagai mantan sahabatnya saat kuliah di Singapura dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!