Seorang gadis dan seorang pemuda menjadi pusat perhatian penghuni sekolah menengah atas di salah satu kota besar.
Pasalnya, gadis yang berpenampilan biasa saja itu tengah menjadi perhatian semua orang karena seorang pemuda berlutut di depannya tepat di tengah lapangan.
Pemuda itu adalah salah satu most wanted di sekolah itu. Siapa yang tak mengenal Zayn Alexander?
Ketua OSIS, juga pemuda tampan dengan sejuta pesona yang ada padanya.
Sedangkan gadis itu? Nala Kalamadali! Gadis biasa, sangat biasa!
Bukan salah satu siswi berprestasi di bidang akademik, untuk ukuran kecantikan...Nala juga hanya menyandang kata 'lumayan' bukan yang sangat cantik seperti gadis terkenal di sekolah itu.
Tapi kenapa Zayn justru menyatakan cinta padanya, di tengah-tengah lapangan pula???
"Kamu mau kan jadi pacarku, Nala?", tanya Zayn masih berlutut di depannya dengan sekuntum mawar putih.
Suara sorakan dari siswa-siswa di sana pun menggema. Banyak yang kecewa dan patah hati karena Zayn justru memilih Nala yang biasa saja.
Namun banyak pula yang mendukung Zayn untuk mendapatkan cinta seorang Nala, gadis pendiam yang sama sekali tak terkenal selain teman sekelasnya.
"Maaf Zayn, ini...ngga lucu!", kata Nala. Zayn tersenyum lalu bangkit dari posisi berlututnya.
"Apanya yang lucu?", tanya Zayn masih dengan senyumnya.
"Tolong jangan mempermalukan aku dengan sikap kamu yang seperti ini!", kata Nala. Zayn mengernyitkan alisnya.
"Mempermalukan apa?", tanya Zayn bingung.
"Aku siapa, kamu siapa! Lihatlah tatapan mereka seperti apa sama aku! Jadi tolong jangan....!!"
"Sssstttt....untuk apa memperdulikan mereka. Ini antara kamu dan aku! Itu saja! Aku tahu, kamu pun sebenarnya suka curi-curi pandang sama aku, ya kan?", tanya Zayn pelan. Dia sedikit mendekatkan bibirnya ke telinga Nala.
Nala sampai memundurkan kepalanya, takut kalau menyentuh pipi Zayn.
Dalam hatinya, Nala membenarkan. Akan tetapi ia tahu diri, dia siapa sedang Zayn siapa.
Dirinya hanya Upik abu yang miskin dan berwajah biasa saja, tak ada kelebihan apa pun selain lebih mudah di bully dan di tindas!
Apakah itu sebuah kebanggaan???
"Kalau menolakku...kamu tahu apa yang terjadi nanti! Lihat saja!!", Zayn memberikan kode dengan matanya.
Nala pun menoleh ke sekeliling. Tidak hanya yang ada di sekitar lapangan, akan tetapi yang ada di lantai dua dan tiga.
Tatapan itu cukup membuat nyalinya menciut.
-Songong banget sih seorang Nala yang cupu, nolak Zayn???
-Mata Zayn kelilipan apa sih sampe bisa-bisanya nembak cewek model gembel?
-Kalo nolak mah, keterlaluan banget si Nala!
-Mimpi apa ya si Nala di tembak sama Zayn di tengah-tengah sekolah gini, gue juga mauuuu!!
Suara-suara itu terus menggema di telinganya. Padahal jarak ia berdiri dengan mereka cukup jauh.
Entahlah, mungkin pendengaran Nala yang terlalu sensitif dan menebak-nebak sendiri!
Nala menelan ludahnya perlahan-lahan. Lalu menatap bola mata Zayn yang berwarna cokelat terang.
"Heum???", gumam Zayn yang tepat ia ucapkan di depan wajah Nala.
Dan akhirnya Nala mengangguk sambil mengambil setangkai mawar putih yang Zayn berikan.
Sorakan terdengar riuh di seluruh penjuru sekolah. Kebetulan para guru dan staf sedang rapat di ruangan kepala sekolah yang pasti tak mendengar keributan anak-anak jika tak ada yang memberi tahu.
Zayn tersenyum tipis.
"Jadi pacar ku mulai sekarang ,heum?"
Nala pun mengangguk perlahan. Zayn mengulurkan tangannya agar Nala mau menggandengnya.
Meski sempat ragu, akhirnya Nala menyambut tangan Zayn dengan senyuman yang merekah.
...****************...
Hari pun berganti Minggu, bahkan seterusnya pun berlalu sesuai ketetapan yang kuasa.
Dua sejoli yang baru pertama kalinya menjalin cinta itu pun tampak menikmati hubungan umumnya anak muda.
Hubungan yang wajar-wajar saja tentunya!
Hingga sebuah kejadian membuat hal yang awalnya baik berubah drastis!!
Zayn baru selesai menjenguk mamanya yang terbaring koma di rumah sakit. Mamanya mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu hingga berakhir koma.
Pemuda itu pun berpamitan pada sang mama meski ia tahu jika mamanya tak mendengar apa yang ia katakan.
Setelah tiba di rumah orang tuanya yang mewah, sebuah pemandangan yang menyakiti hati juga pandangannya harus ia saksikan di depan mata.
Bagaimana tidak???
Lelaki yang ia sebut papa sedang beradegan dewasa di ruang tamu dengan perempuan yang usianya mungkin tak berbeda jauh dengan mamanya.
Nafas Zayn memburu melihat siapa partner yang menjadi lawan Papanya.
Melihat kedatangan anaknya, aktivitas yang seharusnya di lakukan suami istri itu pun terpaksa berhenti.
"Zayn....!!!"
Zayn menatap nyalang pada kedua manusia bersifat binatang tersebut.
"Menjijikan!", kata Zayn yang langsung meninggalkan kedua orang tua itu. Pemuda itu langsung memasuki kamarnya dengan membanting pintu yang cukup keras untuk menunjukkan jika ia sedang marah luar biasa!
"Mas...bagaimana ini?"
"Biarkan saja! Kita lanjut di kamar!", kata Nugi, papa dari Zayn.
"Kamu sih mas, pake acara main di sini! Jadi ketahuan kan!", rengek perempuan itu.
"Ckkk...udah lah, ayo!!!", ajak Nugi lagi. Mau tak mau perempuan dewasa itu pun mengikuti langkah laki-laki yang tadi ia layani.
...****************...
Keesokkan harinya....
"Tumben berapa hari ngga nyamperin Nala, putus Lo?", tanya teman Zayn. Teman-temannya tertawa lepas meledek Zayn.
"Ngarep banget Zayn putus dari tuh anak! Jangan dulu lah!!", ujar yang lain.
Zayn menolehkan kepalanya pada teman yang tak mengharapkan ia dan Nala putus.
"Kenapa??? Lagian ya, gaya pacaran mereka tuh jadul banget ngga sih? Kaya kita kan biasa cip-cip, main sana sini! Ya ngga??! Dia sama Nala mah lempeng-lempeng aja kaya rel kereta hahahaha!"
"Ckkkkkk!", Zayn berdecak mendengar perkataan mereka.
"Ada yang mau taruhan sama gue?", tanya salah seorang teman Zayn. Semua menoleh pada bocah itu.
"Taruhan apa?", tanya yang lain.
"Zayn, bisa ngajak tuh Nala ML gue kasih cash hasil menang balap kemarin!", katanya.
"Gila Lo!", sahut yang lain.
"Ayolah...gue yakin lo ngga polos-polos banget Zayn!", temannya mengompori.
"Gimana Zayn, sanggup nggak Lo!", tantang temannya tadi.
"Ide Lo emang gila!!", kata Zayn meninggalkan teman-temannya yang menertawakannya.
Di sisi lain, Nala yang sedang sibuk mengerjakan tugas pun sampai lupa jika saat jam istirahat Zayn tak menghampirinya.
"Eh...La, tumben Zayn ngga nengokin. Kalian nggak lagi berantem kan?", tanya sahabat Nala. Nala hanya menggeleng pelan.
"Ngga kok, kita baik-baik aja! Mungkin emang lagi sibuk. Ya maklum lah, kita udah mau ujian gini!", jawab Nala menenangkan diri.
Tapi Zayn memang berbeda sejak kemarin. Bukan hanya hari ini, tapi sejak beberapa hari yang lalu! Apa aku punya salah padanya??
Ada apa Zayn???? Batin Nala.
💫💫💫💫💫💫💫
Hai hai...assalamualaikum bestiiii...
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭.
Semoga di minati ya teman-teman. Mak othor menerima kritik dan sarannya dengan senang hati. Tapi please....jangan kasih rate bintang 1 😁😁😁😁
Kalo ga suka di skip aja
Haturnuhun everybody 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏✌️✌️✌️✌️✌️
Flashback on
Beberapa Minggu sebelumnya, Zayn datang ke rumah Nala seperti biasa. Gadis itu di rawat oleh seorang perempuan yang di panggil Tante oleh Nala.
Yang Nala tahu, tantenya bekerja sebagai customer servis di salah satu perusahaan. Dan hal itu pula yang Nala ceritakan pada kekasihnya tersebut.
"Lulus SMA, kamu mau lanjut kuliah dimana La?", tanya Zayn ketika keduanya duduk di halaman.
"Aku mau langsung cari kerja aja Zayn! Ngga enak numpang terus sama Tante Lidya."
"Lho, kata kamu mendiang orang tua kamu meninggalkan tabungan untuk biaya hidup dan pendidikan kamu?", tanya Zayn sambil memakan cemilan buatan Nala.
"Iya sih cuma sampai SMA aja, tapi gimana juga selama ini aku kan bergantung sama Tante. Belum cukup umur buat nentuin masa depan ku!", jawab Nala.
Zayn mengangguk paham. Usia mereka memang masih tergolong remaja. Jadi mereka masih butuh wali.
Zayn memandangi foto-foto yang terpajang di dinding rumah itu. Ada beberapa foto Nala masih kecil di apit oleh almarhum kedua orang tuanya. Juga seorang perempuan yang Nala panggil Tante Lidya.
Bukan rumah mewah yang Nala tempati, hanya terlihat layak saja dan rapi karena Nala memang gadis yang rajin.
Obrolan itu terus berlanjut dengan pembahasan berbagai hal. Hingga akhirnya Zayn berpamitan untuk pulang.
Flashback off
💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Zayn kembali menjenguk mamanya yang masih terbaring koma. Dan saat akan keluar dari ruangan itu, papanya justru akan masuk.
Zayn menatap sengit laki-laki yang sudah mengkhianati mamanya dengan berselingkuh.
Dan yang lebih membuat Zayn emosi, perempuan selingkuhan papanya adalah Tante dari kekasihnya sendiri.
Tante yang di banggakan sudah merawat kekasihnya. Tante yang mengaku bekerja sebagai customer service!
Dan benar...dia memang customer service tanda kutip dengan papanya!!!
"Kenapa melihat ku seperti itu, heum?", tanya Nugi pada Zayn. Zayn yang tak ingin bicara dengannya, memilih untuk abai dan akan keluar dari ruangan mamanya.
Namun perkataan seseorang yang ia panggil papa membuat langkahnya terhenti.
"Aku akan menikahi perempuan yang kamu lihat tempo hari!", kata Nugi.
Deg!!!
Hati Zayn bagai di hujam batu besar. Dadanya sakit dan sesak luar biasa mendengar perkataan papanya di depan sang mama yang masih dalam keadaan koma.
Nugi memutar badannya dan menghampiri Zayn.
"Papa tidak butuh persetujuan mu atau...mama mu!"
"Brengsek!!", kata Zayn geram sambil meremas kedua tangannya. Nugi tersenyum sinis.
"Tapi ya.. seandainya kamu tak setuju pun papa akan tetap menikahi Lidya. Papa bisa saja menghentikan semua perawatan medis mama mu dan...mengambil semua fasilitas mu sekarang juga!"
Zayn menoleh cepat pada lelaki yang usianya memang belum terlalu tua. Mata Zayn menunjukkan emosi yang luar biasa.
Wajahnya memerah dengan gigi bergemeletuk menandakan betapa pemuda itu marah dan membenci laki-laki paruh baya itu.
Tanpa mengatakan apapun, Zayn keluar dari ruangan mamanya.
Pulang bukanlah tujuannya saat ini. Ia butuh tempat untuk meluapkan segala masalah yang ia hadapi.
Dan teman-temannya yang ada di basecamp mungkin tujuannya saat ini.
💫💫💫💫💫💫💫
"Maaf Tante, tapi...kenapa harus jadi istri kedua? Tante cantik, Tante masih muda. Tante bisa dapatkan laki-laki mana pun ,asal jangan suami orang ...!", Nala menasehati tante yang menggantikan posisi kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
"Nyesel Tante cerita sama kamu La! Ngga penting mau istri ke berapa buat tante. Yang penting tante ngga perlu susah-susah kerja! Dan kamu...setelah kamu lulus, lebih baik langsung cari kerja dan belajar mandiri! Ngga usah tinggal disini. Tabungan orang tua kamu udah habis dari kapan tahu. Kamu pikir, tabungan orang tua kamu sangat banyak? Untuk keperluan makan, kamu pikir dari mana hah?? Dari kerjaan Tante ini yang sekarang mau Tante hentikan karena tante mau jadi istri kedua bos Tante! Paham!", ujar Lidya ketus.
Hati Nala mencelos mendengarnya. Secara tak langsung, selama ini tantenya mengungkapkan bahwa dirinya keberatan Nala tinggal bersamanya.
"Ngga usah cengeng! Pantas aja kamu sering di bully! Dikit-dikit nangis!", kata Lidya yang meninggalkan Nala begitu saja.
Nala memilih masuk ke dalam kamarnya. Dia terduduk di balik pintu sambil berjongkok dan memeluk lututnya.
Gadis itu memejamkan matanya dan terisak pelan.
Cuma tante Lidya yang aku punya, tapi kenapa seolah sekarang dia membuang ku???
Nala terus terisak hingga lama kelamaan ia tertidur dengan posisi duduk seperti itu.
💫💫💫💫💫💫💫💫
Teman-teman Zayn heran melihat sahabatnya yang minum banyak saat ini. Entah berapa batang rokok yang ia habiskan sejak tiba di basecamp mereka.
Tak ada yang berani bertanya pada sosok pemuda yang sering jadi pujaan kaum hawa tersebut.
Prangggg!!!!
Zayn melempar botol beling sisa minuman yang sudah kosong tersebut. Nafasnya memburu dengan wajahnya yang sudah sangat merah.
"Nugi bang***!!", teriak Zayn.
Akhirnya teman-temannya tahu jika masalah yang Zayn hadapi berhubungan dengan papanya.
"Berapa uang taruhan kemarin?", tanya Zayn pada teman yang sudah membahas tentang taruhan beberapa hari yang lalu.
"Kalo punya gue yang terakhir menang kemaren sih lima puluh, ntar tengah malem kalo gue menang lagi ya tambah dua puluh. Kenapa ?", tanya teman Zayn.
"Gue yang turun malam ini!", kata Zayn.
"Ngga, Lo lagi mabok Zayn!", kata temannya.
"Gue bilang gue yang mau turun!", suara Zayn meninggi. Teman-temannya tahu kemampuan Zayn, tapi masalahnya saat ini Zayn sedang mabuk.
"Oke ...Lo turun!", ujar salah satu dari mereka. Yang lain saling senggol karena keputusan yang di lakukan oleh Zayn tersebut.
💫💫💫💫💫💫
Lawan Zayn sangat senang bisa turun ke jalan bersama Zayn. Apalagi kondisi pemuda itu sedang mabuk.
Justru ia menaikkan taruhannya menjadi lima puluh!
Suara deru motor besar bersahutan di arena balap itu. Zayn menggunakan motornya sendiri.
Di awal ia memang sedikit tertinggal, tapi setelah di tengah permainan ...ia melaju kencang dan berakhir menjadi pemenang.
Zayn kembali ke basecamp, berkumpul dengan teman-temannya. Mereka bersyukur Zayn baik-baik saja bahkan memenangkan balap itu.
"Ini...lima puluh!", kata teman Zayn. Zayn meraih uang itu. Semua mata menatap heran pada Zayn.
Yang mereka tahu, Zayn anak dari kalangan atas. Tapi baru kali ini, Zayn ikut turun ke jalan dan mengambil uang itu.
Zayn mengambil sepuluh yang ia letakkan di meja.
"Buat beli makan anak-anak!", kata Zayn. Anak-anak sangat senang mendapatkan bagian itu.
"Jas, tawaran Lo kemaren masih berlaku?", tanya Zayn pada temannya.
"Yang mana? Yang Lo ML sama Nala?",tanyanya. Zayn mengangguk sambil mengepulkan asap dari bibirnya.
"Gue bercanda kali Zayn!", sahutnya.
"Tapi gue serius!", sahut Zayn.
Anak-anak yang mengenal Zayn merupakan anak yang paling 'lurus' di antara mereka semua. Tapi sejak sore, sikap Zayn 'aneh'.
Mereka biasa mendengar Zayn yang telepon bucin dengan Nala, kini terlihat berbeda.
"Dan setelah gue dapet apa yang jadi bahan taruhan, gue putusin Nala!", kata Zayn melempar sisa putung rokok lalu menginjaknya.
"Zayn, kita udah mau ujian Zayn! Kasian anak orang Lo putusin habis Lo pake...biar gini-gini, gue masih punya belas kasihan Zayn!", kata temannya.
Zayn menatap nyalang pada temannya itu. Dan teman Zayn tak ada yang berani membalas tatapan seorang Zayn!
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫
terimakasih 😁😁😁😁
Belum serius banget di awal lah ya ....??? 🤫🤫🤫🤫
Hari ujian pun tiba. Zayn masih belum menghubungi Nala apalagi menemuinya. Padahal mereka masih dalam satu area sekolah hanya saja kelas mereka yang berbeda lantai.
"La, kamu sama Zayn beneran masih jalan ngga sih? Serius deh, gosip yang santer kalian udah bubaran!", celetuk teman Nala.
Mereka sedang duduk di salah satu pinggiran taman di dekat kantin.
"Gosip? Masa sih? Aku sama Zayn baik-baik aja kok! Kan kita lagi ujian, mah konsen belajar dulu!", kata Nala.
Teman-teman Nala hanya mengangguk pelan. Nala merogoh ponselnya, entah sudah berapa hari SMS yang ia kirim untuk Zayn tak terkirim .
Atau mungkin nomornya di blokir??
Sebenarnya ada rasa penasaran di hati Nala, ia ingin menghampiri Zayn ke kelasnya. Bahkan saat melewati lapangan tadi, ia melihat Zayn sedang bermain basket.
Jika biasanya Zayn dan teman-temannya akan memanggil-manggil nama Nala, tidak sejak kemarin-kemarin sampai hari ini.
Meski ada yang kurang, sebisa mungkin Nala menahan diri untuk mengabaikan perasaan itu.
Ujian akhir pun usai. Mereka tinggal menunggu hasil pengumuman. Sebagian ada yang merasa optimis dengan hasilnya. Namun ada pula yang khawatir jika nantinya mereka tak lulus ujian akhir ini.
Nala sedang merapikan buku-bukunya. Teman-temannya sudah bubar semua. Tersisa dirinya yang ada di kelas tersebut.
Gadis itu memunggungi pintu masuk hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke ruang kelasnya.
Tiba-tiba seseorang meletakkan sebatang cokelat dan setangkai mawar putih di depan mejanya.
Nala menoleh dan mendapati kekasih hatinya yang tersenyum menawan.
"Zayn!??"
Zayn memutar badan Nala hingga keduanya saling berhadapan.
"Selamat ya...kita udah selesai ujian! Semoga hasilnya memuaskan!", kata Zayn menyelipkan sedikit rambut Nala yang mengganggu pemandangannya.
Nala tersenyum tipis.
"Kamu juga ya!", kata Nala. Zayn mengangguk pelan.
"Mau pulang atau mau jalan dulu?", tanya Zayn.
"Tunggu Zayn! Aku mau tanya sesuatu!", kata Nala. Zayn mengangguk. Ia mengunci Nala dengan kedua tangannya yang ada di meja.
Nala sampai berdehem pelan dengan perlakukan Zayn yang tak seperti biasanya.
"Jangan kaya gini Zayn!", bisik Nala yang merasa risih dengan perlakuan Zayn. Masalahnya ini di sekolah, tak enak kalau ada yang melihat pose seperti itu.
"Heum! Oke?!", kata Zayn menegakan badannya dan melipat kedua tangannya.
"Mau tanya apa La?"
Nala menghirup nafas beberapa saat.
"Kenapa hampir dua Minggu ini, kamu ngejauhin aku? Bahkan aku telpon ngga bisa, aku sms pun ngga terkirim. Banyak yang mengira kalau kita udahan...!"
"Ssssttt....!", Zayn menutup bibir Nala dengan telunjuknya.
"Aku udah sering bilang sama kamu, jangan dengarkan apa kata orang!", kata Zayn.
"Tapi aku juga mau tahu kenapa kamu ngejauhin aku Zayn? Apa aku ada salah?", tanya Nala.
"Siapa yang ngejauhin kamu heum?? Buktinya saat ini aku sama kamu? Aku mau kita sama-sama konsentrasi menghadapi ujian."
Zayn memegang kedua bahu Nala.
"Udah aku jawab kan? Sekarang mau pulang apa mau jalan?", tanya Zayn.
Dalam hatinya, Nala ingin sekali pergi kencan dengan Zayn. Tapi karena semalaman belajar, ia bangun kesiangan.
Rumah Tantenya belum sempat ia bersihkan. Kalau nanti Tantenya pulang kerja, bisa-bisa ia di marahi.
"Pulang aja ngga apa-apa kan? Tadi pagi aku kesiangan bangunnya, aku...belum beres-beres rumah!", kata Nala meringis.
"Memang harus kamu yang beresin?", tanya Zayn mengernyitkan alisnya.
"Ya iya...masak, bersih-bersih, nyuci...aku yang ngerjain. Kasian Tante Lidya udah capek-capek kerja, di rumah masih harus ngerjain kerjaan rumah. Ya kan?"
Zayn menggenggam erat kedua tangannya. Ada rasa marah yang luar biasa ia tahan saat Nala menyebut nama perempuan selingkuhan papanya tersebut.
Capek kerja??? Ciiiihh...??Batin Zayn.
"Zayn?", Nala menggoyangkan tangan Zayn.
"Eh...eum! Ya udah kita pulang!", kata Zayn. Pemuda itu menggandeng tangan Nala menyusuri koridor menuju tempat parkir motor.
Keduanya pun melesat membelah jalanan yang masih cukup terik karena masih tengah hari.
Setelah beberapa menit berlalu, mereka pun tiba di rumah Nala. Lingkungan rumah yang Nala tinggali memang sepi. Kebanyakan mereka adalah pekerja yang akan pulang di sore atau malam hari.
Bahkan mungkin mereka cenderung tidak terlalu saling mengenal satu sama lain.
Nala memegang pundak Zayn saat menuruni motor besar itu.
"Ayok?!", ajak Nala pada Zayn. Pemuda itu pun mengekor di belakang Nala. Keduanya masuk ke dalam rumah.
Zayn rasa, rumah yang Nala tempati masih terlihat bersih seandainya pun tak di sapu atau di bersihkan tadi pagi.
"Bentar ya, aku ganti baju dulu. Oh iya, mau minum apa?", tanya Nala.
"Gampang nanti aku ambil sendiri!", jawab Zayn. Nala pun menganggukkan kepalanya. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian.
Sebenarnya ia tak enak hati meninggalkan Zayn sedangkan dirinya nanti sibuk bersih-bersih.
Tapi sepertinya mereka memang sudah cukup lama tak bertemu akrab seperti ini.
Nala membuka seragamnya. Namun baru selesai ia membuka keseluruhan, sebuah tangan memeluknya dari belakang hingga membuatnya terkejut.
"Zayn??!", pekik Nala. Zayn tak mengatakan apa pun. Pemuda itu mengendus aroma parfum yang masih menempel di leher Nala.
"Zayn...jangan gini!!", kata Nala lirih sambil berusaha melepas tangan Zayn yang melingkar perutnya.
"Aku cinta sama kamu Nala...aku cinta sama kamu??!", Zayn mengecup setiap jengkal leher Nala. Nala hanya bisa mendesis pelan.
"Tapi jangan begini Zayn!", suara Nala sudah tertahan.
Zayn memutar badan Nala hingga keduanya saling berhadapan. Dan tanpa aba-aba, Zayn melakukan niatnya yang sudah ia rencanakan.
Skip ya....🙏🙏🙏🙏
💫💫💫💫💫💫💫💫💫💫
Terimakasih 🙏🙏🙏✌️✌️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!