"Tolong nak , menikah lah dengan putri saya . Saya tidak tau harus bagaimana lagi . Mungkin usia saya tidak akan lama lagi" ucap pria paruh baya sambil memegangi jantung nya .
Athar tersentak dengan permintaan bapak-bapak paruh baya yang baru saja di tolong oleh nya itu . Padahal diri nya berniat akan pergi ke Kairo , namun karena ada hal yang mendesak di kantor ayah nya , Athar menunda kepergian nya . Athar yang ingin pergi ke kantor sang ayah malah tidak sengaja bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tengah memegangi dada nya di pinggir jalan . Athar yang tak tega langsung menghentikan mobil taxi yang membawa nya dan menghampiri pria paruh baya tersebut dan membawa nya ke rumah sakit terdekat .
Pria paruh baya dengan selang oksigen itu meraih tangan Athar , dan langsung menggenggam nya dengan erat . "Nak-- tolong " pinta nya lagi .
Athar yang bingung harus bagaimana , tanpa berpikir panjang langsung mengangguk kan kepala nya ,
Sang bapak tersenyum tipis , lalu meminta nya menghubungi nomor yang ada di ponsel nya .
Sudah menghubungi , tidak lama seorang pria yang hampir sama dengan usia pria itu langsung datang dan terkejut dengan kondisi nya .
"Astaghfirullah , Tuan Hadi. Ada apa dengan anda " ucap nya , ya rupanya orang itu adalah sang asisten nya .
Pria yang di ketahui bernama Hadi Nugroho itu tersenyum tipis , lalu meminta sang asisten pribadi bernama Pamu segera mendekat ke arah nya , dengan bahasa isyarat .
Setelah membisikkan sesuatu , sang asisten tampak manggut-manggut , lalu pamit keluar dari ruangan tersebut .
Tidak lama sang asisten tiba dengan seorang pria paruh baya yang mengenakan peci .
Athar hanya terdiam dengan lida yang terasa kelu , entah mengapa diri nya seolah terhipnotis dengan semua ini .
"Kamu siap kan nak menikah dengan putri saya ?" Tanya Hadi dengan tatapan memohon kepada Athar . "Tolong nak . Say-- saya yakin , ka--mu pria yang baik . Yang mampu membimbing putri saya . " Sambung Hadi dengan nafas yang terengah , dengan dada yang naik turun .
Athar menghembuskan nafas nya kasar , memejamkan kedua bola mata nya sesaat . Lalu menatap kembali ke arah pria paruh baya itu . "Bisa saya bertemu dengan putri bapak dulu ?" Tanya Athar .
Hadi tersenyum , lalu mengangguk . Tidak lama pintu ruangan itu di buka dengan tiga orang yang masuk ke dalam . Satu orang pria dan dua orang wanita .
Mereka semua mendongak menatap siapa yang masuk . Tidak dengan Athar , yang masih sibuk dengan pikiran nya .
"Itu , itu , putri ku" ucap Hadi sambil menunjuk ke arah tiga orang yang masuk tadi.
Athar mendongak , mata nya menatap sekilas tiga orang itu , tapi tepat nya gadis yang berada di tengah nya .
Deg
Entah mengapa jantung Athar berdetak kencang sangat kencang ,
Sesaat kedua nya terpaku , saling tatap , namun hanya untuk beberapa detik , setelah nya Athar membuang pandangan nya ke samping lalu mengucapkan istighfar berulangkali.
•
•
•
"Sah "
"Sah "
Ijab kabul dadakan itu sudah selesai , lalu bapak penghulu menengadah kan kedua tangan nya dan memimpin doa .
"Amin , Alhamdulillah , sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri " ucap sang bapak penghulu .
Tidak ada acara mewah , tidak dengan memakai baju kebaya atau apa pun . Beruntung Athar memakai baju kemeja rapi , tidak dengan gadis yang baru saja menyandang sebagai istrinya itu . Gadis itu tampak seperti urakan . Bagaimana tidak . Gadis itu sama sekali tidak memakai hijab , memakai kaos dan jaket yang di sampirkan di pundak nya . Celana jeans nya robek di kedua lutut nya . Rambut nya di gerai indah . Athar sempat terpana melihat betapa cantiknya wajah istri nya itu . Wajah nya berpaduan Korea dan Indonesia . Walaupun dengan penampilan urakan seperti itu. Namun kesan cantik nya tidak hilang sama sekali .
"Nak ... " Panggil Hadi .
Athar mendongak , menatap pria yang baru menjadi mertua nya itu .
"Jika umur papi tidak lama lagi , tolong-- tolong kamu jaga Quila . Karena hanya dia yang papi punya di dunia ini . Cintai dia sepenuhnya . Walaupun kamu belum mengenal nya . Tapi papi mohon jaga Quila . " Ucap Hadi .
Athar mengangguk kan kepala nya singkat , lalu menoleh ke arah samping tepat dimana keberadaan sang istri .
Istri nya itu tampak cuek , dan malah sibuk dengan benda pipih nya , tidak merespon sama sekali . Bahkan khawatir juga tidak dengan keadaan pria yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit .
•
•
•
"Kamu mau kemana ! " Teriak Athar ketika melihat Quila yang akan membuka pintu apartemen mereka .
Quila menepis tangan Athar dengan kasar . "Bukan urusan Lo ! Jangan ikut campur sama urusan gue "
Athar menggeram , mengepalkan kedua tangan nya . "Kamu istri saya ! Apa pun yang terjadi kamu harus patuh kepada saya !"
Quila tersenyum miring . "Istri ? Lo bilang apa tadi ?" Tanya nya dengan nada menantang , lalu sedetik kemudian Quila tertawa .. "gue ngerasa enggak pernah punya suami tuh ! Dan Lo , cuman gue anggap orang asing yang tiba-tiba datang di dalam hidup gue !" Pekik Quila .
"Ceraiin gue !" Sambung Quila lagi .
Athar menahan emosi nya , lalu melangkah kan kaki nya berlalu dari hadapan Quila dan masuk ke dalam kamar milik nya yang berada di dalam apartemen tersebut .
•
•
•
"Kesalahan kamu sudah cukup kelewatan Quila ! Saya tidak mentolerir nya lagi . Bersiap-siap lah , saya akan mengembalikan kamu kepada Papi kamu" ucap Athar dingin
Quila menggeleng kan kepala nya . "Kak Athar , Quila mohon kak , kakak salah paham , ini enggak seperti yang kakak lihat . Quila --"
Athar mengangkat tangan nya ke atas , memberi isyarat jika Quila harus diam . "Pakai pakaian kamu , ikut aku ke rumah Papi mu" desis Athar dan berlalu pergi dari kamar itu dengan perasaan yang sangat sulit di artikan .
Quila melempar bantal ke bawah sambil menangis terisak .
•
•
•
Assalamualaikum , nama ku Muhammad Athar Fauzan Zayn . Aku anak dari Lydia Maura dan Muhammad Arsyad Zayn . Adik Putri Az-Zahra . Ini kisah ku , kisah tentang hidup ku . Yang harus menikah tiba-tiba , aku juga tidak tau entah mengapa aku menerima nya . Namun aku berusaha untuk tetap tenang , karena aku yakin ini sudah rencana Allah .
Aku tidak mencintai nya sama sekali , karena hati ku sudah jatuh pada seorang gadis bernama Alifa Shanum , seorang gadis yang mempunyai hati lemah lembut baik , teman masa kecilku . Bahkan kami sudah merencanakan akan menikah setelah kepulangan ku dari Kairo . Namun nyata nya , mimpi itu musnah ketika aku tidak jadi pergi , malah aku terjebak dengan pernikahan tiba-tiba ini . Tapi aku hanya bisa pasrah kepada Allah , karena aku yakin , Allah mempunyai rencana yang terbaik untuk ku ....
Gadis yang aku nikahi ini jauh dari kriteria ku , gadis nakal yang suka balapan liar , bahkan sudah sering masuk keluar club' malam yang tempat itu sama sekali belum pernah aku injak . Tapi sekali lagi aku ulangi , jika aku yakin Allah mempunyai rencana lain untuk ku ....
Pagi itu di pondok pasantren Al-Husein ...
"Kenapa sih kok enggak tunangan dulu ? Nanti Lifa di sini di lamar sama orang loh dek , baru tau rasa kamu " celetuk Zahra yang saat ini tengah berkumpul di ruangan keluarga di rumah ayah dan bunda nya , pasti nya setelah Zahra mengantar kedua anak nya sekolah .
Zahra langsung melesat ke pondok pesantren Al-Husein ketika mendapatkan kabar jika adik nya akan pergi ke Kairo hari ini .
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Nanti aja deh kak , aku lagi sibuk banget ini . Lagian aku ke Kairo kan karena perjalanan bisnis . " Lalu Athar menoleh menatap ke arah Lifa sekilas yang duduk di dekat sang bunda . "Kamu enggak apa-apa kan lif , nanti deh kakak lamar setelah kakak pulang dari Kairo " ucap Athar .
Lifa yang tadi yang menunduk kini menatap lekat wajah tampan milik Athar, sungguh sangat tampan , sampai membuat Lifa tidak mampu berpaling sedikit pun dari sosok Athar .
Lifa pun mengangguk kan kepala nya ."iya kak Athar enggak apa-apa kok . Kamu selesaikan saja urusan kamu di Kairo , aku bakalan tungguin kamu kok kak " sahut Lifa dengan wajah yang bersemu dengan merah , entah mengapa rasa nya sangat malu mengatakan hal tersebut di depan Zahra dan Bunda Lydia .
"Cy cy yang lagi kasmaran ni " ledek Zahra .
Athar hanya tersenyum tipis saja , lalu kembali memeriksa tas nya , takut ada berkas yang ketinggalan .
Walaupun Athar sudah mengakui perasaannya kepada Alifa , namun Athar tetap menjaga batasan nya . Athar tau mencintai yang bukan mahramnya itu dosa. Jadi saat ini Athar tengah memilin hati nya kembali , dan selalu meminta petunjuk kepada Allah , apakah Alifa jodoh nya atau bukan . Sebab , berulang kali ketika Athar berniat ingin melamar Alifa , pasti ada hal yang tidak terduga terjadi .
Seperti sekarang , rencana nya Athar ingin melamar gadis teman masa kecil nya itu , namun lagi-lagi , Allah mempunyai rencana lain , Athar di haruskan pergi ke Kairo untuk melakukan perjalanan bisnis .
Entah lah , Athar tidak tau pasti , tapi seakan Allah mempunyai rencana lain untuk diri nya . Tapi Athar tetap pada pendirian nya , jika diri nya kembali ke Kairo nanti , insyaallah Athar akan melamar Alifa ...
Sedangkan bunda Lydia hanya menggeleng kan kepala nya melihat interaksi itu , entah mengapa di dalam hati bunda Lydia kali ini seakan berat melepaskan kepergian Athar , padahal Athar sudah sering keluar negeri .
•
"Thar ..." Panggil bunda Lydia , membuat Athar mendongak , menatap sang bunda yang ada di samping nya . Ya mereka hanya berdua di ruangan tamu itu , sebab Zahra dan Lifa tengah berada di teras depan , sambil berbincang dengan Ustadzah yang datang ..
Athar tersenyum , lalu meraih tangan sang bunda dan menggenggam nya dengan erat .
"Athar janji deh enggak bakalan lama pergi ke Kairo nya , bunda kan tau , Athar ke sana cuman karena bisnis , mungkin enam bulan bunda sayang " ucap Athar yang mengetahui kerisauan sang bunda.
Lydia menghela nafas nya berat. "Tapi rasa nya bunda enggak enak banget Thar , emang enggak bisa ya di pending dulu , kita lamar Lifa dulu . Kok bunda takut ya , kamu di sana ketemu sama cewek terus nikah di sana " celetuk bunda Lydia .
Athar terkekeh mendengar nya . "Emang bunda yakin hm ? Aku bakalan naksir sama cewek ? Ya Allah bunda , astaghfirullah ... Ya enggak mungkin lah bunda sayang ...."
Lydia menghembuskan nafas nya kasar , entah mengapa diri nya merasa ada hal sesuatu hal yang akan terjadi pada putra nya .
"Bunda .... " Panggil Athar
Lydia tersentak .
"Udah jangan mikirin macem-macem . Athar janji bunda , cuman Lifa yang bakalan jadi mantu bunda "
"Athar enggak boleh janji sayang, itu berarti kamu sudah berhutang pada Allah "
Athar menghembuskan nafas nya kasar . "Jadi gimana ? Bunda aja terus takut kalau Athar enggak nikah sama Lifa ."
Lydia tersenyum , lalu menggeleng kan kepala nya . "Sudah tidak usah kamu pikirkan lagi, yang terpenting semoga urusan kamu cepet selesai dan segera kembali ." Ucap Lydia .
Athar mengangguk kan kepala nya . Lalu melirik jam yang ada di pergelangan tangan nya. "Bunda, Athar pamit dulu ya , setengah jam lagi pesawat nya berangkat , Assalamualaikum bunda " ucap Athar mencium tangan bunda Lydia .
"Wa'alaikum salam sayang "
"Sampein sama ayah ya bund, Athar enggak bisa mampir ke perusahaan , soal nya jadwal keberangkatan nya di percepat "
"Iya , nanti bunda sampaikan "
Kemudian Athar melangkah kan kaki nya keluar dari dalam rumah , dan menuju ke mobil yang sudah di siapkan oleh pak Supri, supir yang akan mengantarkan nya menuju ke bandara . Barang-barang yang akan di bawa oleh Athar juga sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil oleh pak Supri .
Dan di depan juga ada Zahra dan juga Lifa , para Ustadzah sudah kembali untuk mengajar ..
Athar menatap lekat wajah kakak nya . "Kak , Athar pamit ya , nanti Athar bawain oleh-oleh deh " celetuk Athar yang melihat Zahra menitikkan air mata nya . Entah lah , rasa nya Zahra tidak ingin adik nya itu pergi.
"Iya , hati-hati ya sayang,. Ingat jangan lupa sholat makan , dan selalu mengingat Allah di mana pun kamu melangkah Athar .. doa kakak selalu menyertai langkah kamu" ucap Zahra .
Athar mengangguk kan kepala nya . "Makasih banyak kak . Jangan lupa sering main ke sini , jadi bunda sama ayah enggak bakalan kesepian" ucap Athar .
Zahra mengangguk kan kepala nya . "Insyaallah pasti "
Lalu Athar menoleh menatap sekilas Lifa yang tengah menundukkan kepala nya . "Lifa ..." Panggil Athar .
Alifa mendongak , menatap wajah tampan milik Athar. Sedangkan Athar sudah memalingkan wajah nya ke arah samping , Athar itu sangat menjaga pandangan nya ,
"Saya pamit , " ucap Athar .
Alifa tersenyum tipis lalu mengangguk kan kepala nya .." hati - hati kak Athar " sahut Lifa ,
Athar hanya mengangguk kan kepala nya .
"Kak Zahra , Lifa , Athar pamit Assalamualaikum" ucap Athar .
"Wa'alaikum salam " sahut kedua nya .
Sebelum melangkah kan kaki nya menuju ke mobil , Alifa memanggil Athar membuat Athar menghentikan langkah nya ,
"Kak Athar , berjanjilah pada Lifa , jika nanti kakak akan menghalalkan Lifa " ucap Alifa dengan sendu , entah lah rasa nya sangat berat melepaskan kepergian Athar kali ini .
Athar tersenyum tipis , menoleh sekilas ke arah Alifa , lalu membuang pandangan nya ke samping . "Insyaallah , jika Allah menakdirkan kita untuk bersama , setelah pulang dari Kairo kakak akan meminang mu , kalau begitu kakak pamit , assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam "
Athar melangkah kan kaki nya menuju ke mobil dan lalu masuk , setelah nya mobil melaju meninggalkan pondok pasantren Al-Husein .
Alifa meremas ujung hijab nya , entah lah , hati nya sungguh sangat berat melepaskan kepergian Athar ...
•
Di perusahaan , Arsyad tengah kelimpungan sejak sedari tadi , melihat banyak nya berkas yang sudah berserakan di lantai , bagaimana tidak , satu berkas yang sangat penting malah hilang , entah kemana . Arsyad nyaris frustasi ..
Arsyad mendudukkan diri nya di atas sofa , berulang kali mengucapkan istighfar dan berdoa kepada Allah , berharap bisa menemukan berkas penting tersebut . Jika tidak, bisa di pastikan perusahaan milik nya yang selama ini di bangun oleh jerih payah nya sendiri akan bangkrut .
"Assalamualaikum pak " ucap Jaka yang baru saja kembali setelah memeriksa cctv , kemungkinan besar , berkas tersebut di ambil oleh orang .
Arsyad mendongak menatap Jaka . "Bagaimana Jaka ?" Tanya Arsyad .
Jaka menghembuskan nafas nya kasar , "dugaan kita benar pak , berkas nya di ambil oleh salah satu OB yang membersihkan ruangan bapak tadi malam . " Ucap Jaka .
"Astaghfirullah . Panggil OB nya " titah Arsyad .
"Maaf pak , OB nya tidak nampak masuk hari ini , saya sudah mencari nya , tapi tidak ada" ucap Jaka .
Arsyad menghela nafas nya kasar . "Telpon Athar , suruh ke kantor sekarang Jaka . Hanya dia yang bisa menyelesaikan semua ini "
Jaka hanya mengangguk kan kepala nya , lalu meraih ponsel milik nya dan segera menghubungi Athar ...
Tiba di bandara ...
Tring Tring Tring
Ponsel milik Athar berbunyi, langsung saja Athar meraih nya , dan melihat siapa yang menelpon nya .
Athar tersenyum , ketika melihat nama Paman Jaka tertera di sana , pasti asisten ayah itu menghubungi diri nya karena ingin menanyakan keberadaan nya dimana , sebab Athar belum pamit pada Jaka , padahal tadi malam Athar bilang diri nya akan ke perusahaan ayah nya terlebih dahulu sebelum berangkat ke Kairo . Namun sayang ,karena waktu nya di percepat Athar tidak sempat ke perusahaan sang ayah.
Athar langsung menekan tombol hijau yang ada di layar , lalu menempelkannya di telinga nya.
"Assalamualaikum paman " ucap Athar .
"Wa'alaikum salam tuan muda .. Alhamdulillah anda bisa di hubungi . Saya sedari tadi menelpon anda namun tidak di angkat , saya telpon ke rumah , kata nyonya Lydia anda sudah pergi . " Ucap Jaka di seberang sana sambil menghembuskan nafas nya panjang .
"Maaf paman , tadi ponsel nya Athar simpan di dalam tas , ini tadi ambil rencana nya memang mau matikan , soal nya mau naik pesawat"
"Tuan muda , jangan naik pesawat dulu . Bisakah anda segera ke perusahaan .? Telah terjadi kekacauan di perusahaan tuan muda . Berkas penting itu hilang , dan hanya anda yang bisa menyalin nya . Tolong tuan muda .. bapak sangat kacau di sini"
Deg
Athar tersentak , tanpa menunggu lagi , Athar langsung melangkah kan kaki nya dengan menyeret koper milik nya dan tas menuju ke arah mobil yang tadi membawa nya .
"Aku tutup ya paman , assalamualaikum " ucap Athar dan langsung menutup sambungan telepon nya .
Athar mendesah kesal , ketika melihat ternyata pak Supri sudah tidak ada di sana .
Athar menoleh ke sana kemari mencari keberadaan taxi , Athar mengucapkan syukur , ketika melihat sebuah taxi berada tidak jauh dari nya . Athar pun memanggil nya ,
"Pak , ke perusahaan xxx" ucap Athar , setelah masuk ke dalam mobil taxi tersebut .
Supir taxi mengangguk kan kepala nya , "baik pak " setelah nya langsung melajukan mobil nya menuju ke perusahaan yang di ucapkan oleh Athar tadi .
•
Di perjalanan ...
Athar fokus pada laptop milik nya , Athar akan membuat salinan nya kembali , dan merubah sedikit berkas tersebut , agar tidak sama persis dengan yang kemarin , namun tetap lebih bagus dari sebelum nya , dan Athar pastikan itu , berkas ini mampu membuat perusahaan ayah nya akan kembali seperti semula .
Athar yang tengah fokus pada laptop nya , mata nya tidak sengaja menangkap seseorang yang tengah berdiri di pinggir jalan , sambil memegangi dada nya .
"Pak stop" ucap Athar pada supir taxi itu ,
Sang supir langsung menghentikan mobil nya , lalu menoleh ke belakang . "Ada apa ya pak ? " Tanya bapak supir itu .
"Sebentar"
Athar langsung membuka pintu mobil dan menghampiri pria paruh baya yang tengah memegangi dada nya itu .
"Assalamualaikum , bapak kenapa ?" Tanya Athar sambil memegangi tubuh pria paruh baya itu yang hampir jatuh .
"Wa'alaikum sa-- salam . Sa--saya se--sak" ucap nya .
Athar yang mengerti langsung membopong tubuh bapak itu dan membawa nya masuk ke dalam mobil .
"Pak ke rumah sakit " ucap Athar pada bapak supir taxi .
"Tapi pak , kata nya ke perusahaan --"
"Itu bisa nanti pak , saya akan telpon ayah saya . Ini lebih penting dari hal itu" ucap Athar .
Bapak supir taxi itu mengangguk kan kepala nya . Sambil tersenyum tipis ...
•
Sesampainya di rumah sakit , Athar langsung meminta dokter terbaik untuk menangani pasien tersebut , walaupun diri nya tidak mengenal sama sekali dengan orang itu , tapi bagaimana pun juga , mereka sesama manusia tetap harus saling menolong .
Athar sudah menghubungi ayah nya , dan mengatakan kendala nya datang ke perusahaan . Dan Arsyad juga memaklumi diri nya . Athar juga sudah mengirimkan sedikit salinan berkas yang diri nya ketik tadi di laptop nya , selebihnya akan diri nya selesai kan nanti ketika sudah sampai di perusahaan ayah nya . Dan ayah nya juga sudah mengurus semua nya , dan sudah meminta pada klien nya untuk memundurkan waktu meeting mereka beberapa jam ke depan .. Saat ini biarlah diri nya menemani pria itu dulu ,sampai keluarga nya datang nanti .
Cklek
"Bapak keluarga pasien ?" Tanya dokter tersebut ,
Athar menggeleng kan kepala nya . "Bukan dok , tapi bagaimana keadaan pasien ?" Tanya Athar .
Sang dokter menghembuskan nafas nya kasar . "Keadaan nya cukup memprihatinkan , tolong hubungi keluarga pasien , sebab saya harus membicarakan sesuatu kepada keluarga nya " ucap sang dokter , kemudian pamit pergi .
Athar bingung, harus bagaimana menghubungi keluarga pasien , diri nya saja tidak mengenal pria itu .
Athar melangkah kan kaki nya menuju ke ruangan tempat pria itu di rawat , lalu menarik kursi dan duduk di samping brangkar pria itu , memandangi wajah pria paruh baya yang tampak pucat dengan selang oksigen menutupi mulut dan hidung nya .
"Nak .."
Athar langsung tersentak ketika pria paruh baya itu membuka mata nya .
"Bapak butuh sesuatu ?" Tanya Athar .
Pria itu menggeleng kan kepala nya pelan . "To--tolong menikah lah , de--dengan putri saya "
Deg
Tubuh Athar menegang dengan nafas yang tercekat ...
"Nak tolong lah , mungkin umur saya tidak akan lama lagi , saya mohon , menikah lah dengan putri saya "
•
Brmmmm brmmmmm brmmmmm
"Satu .....
"Dua ......
"Tiga ..... Go !!"
Ketika sapu tangan berwarna pink itu sudah di jatuhkan , ketiga sepeda motor sport itu langsung melaju dengan kecepatan tinggi ...
Hanya satu putaran dan mereka memekik heboh ketika melihat salah satu sepeda motor sport tersebut melaju ke garis finish ..
"Queen"
"Gila keren habis ! " Teriak para penonton bersorak heboh.
Sosok yang di panggil Queen langsung membuka helm full face milik nya , lalu tampak lah wajah nya yang sangat cantik , semua penonton terpekik terpesona melihat nya .
"Gila ! 10 Jeti malam ini Queen!!" Teriak Salma teman nya .
Gadis itu tersenyum miring . "Ini masih dikit , gue mau yang lebih banyak lagi , dan yang pasti nya ..... Menantang" ucap gadis itu sambil menekan kan kata di ujung nya .
Salma tertawa .. "so ? Kita wujudkan nanti , sesi kedua !!!"
Gadis itu menaikkan sebelah alis nya ,
Salma menoleh , menatap seorang pria berbadan besar dengan tubuh yang penuh tato ... "Bang ! Satu sesi lagi ya ! Tapi kali ini Queen minta nya yang lebih ekstrim . Dan jangan lupa hadiah nya di tambahin " teriak Salma .
Pria itu tersenyum dan mengangguk kan kepala nya . "Its okey ... Sirkuit B kalau gitu , hadiah nya 100 juta "
Salma mengangguk kan kepala nya setuju . "Let's go !" Ajak nya .
Gadis itu tersenyum , lalu hendak memakai helm full face milik nya , namun urung ketika tangan nya di cekal oleh seseorang , membuat gadis itu mendongak menatap orang itu .
"Om Darka ,?"
"Main- main nya sudah selesai Quila ! Kembali , Papi kamu sudah mendapatkan pria yang bakalan menikah dengan kamu " pekik Wanita yang ada di samping kanan gadis yang bernama Quila itu , dia Sera -- istri om nya Darka ....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!