NovelToon NovelToon

Kemana Takdir Membawaku

Bab 1.

"Kakak...kak Lidya dimana?" Panggil Laras, adik perempuan Lidya.

"Iya...kenapa dek? Kakak lagi di dapur nih..." Sahut Lidya.

"Lihat nih...sepatu dan tas ku udah sobek kak." Ujar Laras sembari memperlihatkan tas dan sepatunya kepada Lidya.

Tapi, sebelum Lidya menjawabnya, Lutfi, adik lelaki Lidya datang dan langsung mengambil tas dan juga sepatu milik Laras.

"Sepatunya hanya terlihat kusam dan terbuka sedikit bagian bawahnya, tp kan tinggal beli lem aja, masih bisa di pakai kok ini, trus tasnya juga, masih bisa di pakai kok, tinggal di jahit sedikit yang bagian sobeknya. Nggak perlu beli yang baru, pakai ini aja." Ucap Lutfi bijaksana.

"Tapi kan aku malu, sering di ledekin sama teman - teman di sekolah bang, beliin yang baru ya kak." Rengek Laras kepada Lutfi.

"Hem...iya dek, nanti kalau ada rezeki lebih, kakak beliin yang baru ya, do'ain kakak semoga sehat terus, kalian juga sehat terus ya, yang rajin belajarnya." Ucap Lidya.

"Si Laras jangan terlalu di manja kak, nanti dia minta jantung lho." Ujar Lutfi menyindir Laras.

"Apaan sih bang, kakak kan memang baik, penyayang, cantik lagi. Memangnya abang, udah emosian, pelit, jelek lagi, weekkk..." Ucap Laras menjulurkan lidahnya ke arah Lutfi dan langsung berlari keluar rumah untuk bermain bersama teman - temannya yang ada di sekitar rumahnya.

"Kamu yaa...Laras...mau kemana kamu?" Teriak Lutfi dan hendak mengejar Laras.

"Lutfi...udah...udah dek...biarkan adikmu, mungkin dia malu, nanti kalau kakak dapat rezeki lebih, kakak belikan yang baru." Ujar Lidya menenangkan Lutfi.

Lutfi pun berlalu dari hadapan Lidya dengan wajah cemberut. Dia menuju kamarnya dan langsung membuka tas dan mengeluarkan buku - buku pelajarannya. Karena ada tugas sekolah yang harus dia kerjakan.

Lutfi adalah salah satu murid berprestasi di sekolahnya. Dia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, bahkan dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, dia selalu mendapatkan peringkat pertama, dan kini hanya tersisa satu semester lagi, maka dia akan melanjutkan ke SMP.

"Uangku sisa segini, aku harus bekerja lebih keras lagi, walaupun Lutfi mendapatkan beasiswa, tapi tetap gak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sepertinya aku harus mencari pekerjaan tambahan lagi." Gumam Lidya sembari melihat isi dompetnya. Di dompetnya hanya tersisa uang 200 ribu, dan uang segitu hanya bertahan 2 atau 3 hari saja.

Apalagi beras dan token listrik mereka sudah mau habis, belum lagi untuk membeli lauk pauk untuk di makan sehari - hari.

*******

Keesokan harinya,

Lidya sudah bangun sejak subuh, kemudian menunaikan kewajibannya di hadapan Tuhan, di lanjutkan dengan memasak, dan menjemur pakaian, setelah itu mandi.

Adik - adiknya pun sudah terlihat rapi memakai pakaian sekolahnya dan saat ini sudah berada di meja makan untuk bersiap sarapan.

"Kak...kok semingguan ini, sarapannya cuma ini? Hanya nasi goreng dan telur dadar terus sih? Memangnya nggak ada menu lain lagi?" Tanya Laras. cemberut.

"Hush...di depan makanan nggak boleh cemberut, lagian kamu tuh nggak boleh ngomong seperti itu, apapun yang kita makan harus di syukuri, daripada nggak punya makanan sama sekali, banyak lho pemulung atau anak - anak terlantar yang mencari sisa - sisa makanan di tempat sampah. Gini aja juga sudah kenyang kok, apalagi semua makanan yang di buat sama kakak, pasti enak. Kamunya aja tuh yang banyak banget maunya, kemarin minta beliin tas sama sepatu baru, trus hari ini pengen menu sarapan yang lain, dasar anak kecil manja." Ujar Lutfi sewot.

"Udah ngomongnya...lagian aku kan tadi ngomong sama kakak, bukan sama Abang. Dasar nyebelin, cerewet, sok bijaksana." Ucap Laras sembari mengerucutkan bibirnya.

"Udah dong...adik - adik kakak tersayang, jangan beradu mulut terus ya, di depan makanan gak boleh bertengkar, nanti makanannya kabur lho. Nanti ya sayang, kalau kakak punya rezeki lebih, kakak buatin menu sarapan yang lain ya. Untuk saat ini, makan seadanya dulu ya...sekarang kalian cepat selesaikan makannya, trus berangkat sekolah. Kakak juga mau cepat - cepat ke lampu merah untuk menjual koran." Tutur Utami.

Setelah beberapa menit kemudian, ketiganya pun sudah bersiap untuk menjalani aktifitas mereka masing - masing di sepanjang hari ini.

Setelah Lutfi dan Laras menyalami punggung tangan Lidya, mereka pun pergi ke sekolah dengan menunggangi sepeda, yang awalnya adalah sepeda milik Lidya waktu masih sekolah SMP. Lutfi membonceng Laras di belakangnya.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah dan mereka memang belajar di sekolah yang sama.

Sedangkan Lidya, kini sudah berada di lampu merah untuk menjajakan koran.

Saat lampu merah menyala dan mobil - mobil berhenti, dia pun segera berjalan mengitari kendaraan yang ada disana, kemudian menawarkan koran yang di jualnya kepada para pengendara.

Ada seorang wanita yang berusia 40 tahunan, tapi wajah dan tubuhnya layaknya wanita berusia 30 tahun. Wanita itu memanggilnya dan Lidya pun datang menghampiri.

"Hai...kamu cantik, tubuhmu bagus, apa kamu mau ikut bersamaku? Aku akan memberimu pekerjaan dengan bayaran yang tinggi. Apa kamu berminat? Kalau berminat, langsung masuk ke dalam mobil, aku tak punya banyak waktu dan lagi pula karena sebentar lagi, akan berganti lampu hijau" Ujar wanita cantik tersebut.

Setelah Lidya berpikir sejenak, karena waktunya juga tak banyak untuk berpikir, dia pun langsung masuk ke dalam mobil itu dan wanita cantik itu mengembangkan senyumannya.

"Perkenalkan, namaku Angel Anderson, panggil saja mami G" Ucap wanita tersebut sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Ooh...ehm...na-nama saya Lidya Dinda." Sahut Lidya gugup dan menyambut uluran tangan dari wanita cantik itu.

"Usiamu berapa?" Tanya Angel

"15 tahun Bu" Jawab Lidya.

"Panggil mami aja ya" Ujar Angel.

"Eh...ehm...i-iya mami" Ucap Lidya.

"Bisa ceritakan tentang dirimu?" Tanya Angel.

"Maksudnya?" Lidya tak mengerti apa yang di maksud oleh Angel.

"Ya...ceritakan tentang dirimu, tentang kehidupanmu, tentang keluargamu, kamu berasal darimana, ya semua mengenai dirimu lah" Sahut Angel yang menjabarkan apa maksud dari pertanyaannya tadi.

"Ooh iya mami, ehm...saya tinggal di daerah Anggrek, bapak dan ibu sudah meninggal dunia karena kecelakaan waktu mengantar hasil panen ke pasar untuk di jual, jadi sekarang saya tinggal di rumah hanya bertiga dengan adik - adik saya, ehm...apa lagi ya mam?" Angel mulai menjelaskan mengenai dirinya.

"Apakah kamu dan adik - adikmu masih sekolah?" Tanya Angel.

"Adik - adik saya masih sekolah, yang cowok kelas 6 SD dan yang cewek kelas 4 SD, sedangkan saya hanya lulusan SMP dan nggak melanjutkan sekolah lagi, karena saya harus mencari uang untuk biaya sekolah adik - adik saya dan biaya kami sehari - hari mam" Jawab Lidya yang terlihat menahan kesedihannya.

Angel pun mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Lalu...apa pekerjaanmu selain menjual koran?" Tanya Angel lagi.

"Saya bantu cuci piring di warung dan terkadang di panggil ke rumah - rumah tetangga untuk bantu nyuci baju mam" Ujar Utami menjelaskan.

"Oke...apakah pendapatanmu cukup untuk membiayai kebutuhanmu dan adik - adikmu" Tanya Angel.

"Ehm...sebenarnya nggak cukup mam...saya harus punya lebih banyak uang lagi" Sahut Lidya.

"Kalau begitu, saya mau menawarimu pekerjaan yang pasti kamu akan di bayar tinggi, dan bisa mencukupi biaya kehidupanmu dan adik - adikmu" Ujar Angel.

"Ehm...pekerjaannya apa ya mam?" Tanya Lidya.

"Aku punya beberapa usaha, kamu tinggal pilih mau bergabung ke mana, tapi jika suatu saat aku membutuhkanmu untuk bergabung pada usahaku yang lain, kamu harus mau, setuju nggak?" Tutur Angel.

"Iya...mau mam...saya mau, semoga nanti bisa membelikan adik saya sepatu dan tas baru, dan juga nggak lama lagi adik saya yang cowok masuk SMP, pasti butuh biaya lagi mam" Sahut Lidya.

"Oke...kalau begitu, aku menerimamu untuk bergabung pada perusahaanku" Ucap Angel yakin. Karena Angel sangat yakin bahwa Lidya akan menjadi salah satu primadona di usahanya.

Pekerjaan apa yang akan di geluti oleh Lidya?

dan siapa kah wanita bernama Angel Anderson itu?

Baca terus kelanjutan kisah kehidupan Lidya dan adik - adiknya ya guys, terima kasih.

Bab 2.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mobil Angel pun sudah sampai di tempat parkiran.

Sang supir membukakan pintu mobil buat Angel, dia pun keluar dari mobil kemudian mengajak Lidya untuk mengikutinya.

Saat memasuki gedung tingkat empat itu, Lidya mengedarkan pandangannya. Di sebelah kanan dekat pintu masuk, ada sebuah restoran, sedangkan di sebelah kiri dekat pintu masuk ada sebuah fitnes center.

Lidya terus mengikuti Angel dari belakang, kemudian Angel masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai empat. Tak lama kemudian, Angel pun keluar dari lift tersebut yang masih diikuti oleh Lidya. Mereka menyusuri lorong tersebut, dan sampailah di depan sebuah ruangan yang di depannya terdapat sebuah meja dan kursi kerja yang di duduki oleh seorang wanita cantik, berambut Curly, dengan memakai dres mini berlengan pendek, dari kejauhan dia sudah tersenyum ke arah Angel dan Lidya.

"Morning mami G..." Sapa wanita cantik itu dengan ramah dan tersenyum.

"Morning too Nana..." Angel membalas sapaan itu dengan tak kalah ramahnya.

"Kenalin, ini karyawan baru di sini, namanya Angel" Ujar Lidya mengenalkan karyawan barunya kepada asistennya yang bernama Nana tersebut.

Lidya dan Nana pun saling menyapa dan mengulurkan tangan mereka untuk berjabat tangan.

"Silakan masuk mami" Ucap Nana sembari membukakan pintu ruangan buat Angel dan juga Lidya.

"Terima kasih Nana" Sahut Angel sembari tersenyum.

"Lidya...ayo masuk" Ujar Angel mengajak Lidya masuk ke dalam ruangan kerjanya.

"Baik mami..." Sahut Lidya yang kemudian mengikuti Angel masuk ke dalam ruangannya.

"Kamu silakan duduk ya, aku mau menghubungi seseorang dulu" Tutur Angel, dan Lidya hanya menganggukkan kepalanya.

Jemari Angel pun terlihat menari di atas ponselnya, dan terdengar seperti memerintahkan seseorang untuk naik ke lantai empat dan mendatangi ruangannya. Setelah itu dia pun mengakhiri sambungan teleponnya.

Tapi setelah mengakhiri sambungan di ponselnya, dia kemudian menelepon menggunakan telepon yang ada di atas mejanya.

"Buatkan perjanjian kontraknya sekarang ya" Titah Angel kepada seseorang yang menjadi lawan bicaranya di sambungan telepon tersebut.

Setelah mengakhiri sambungan telepon, Angel menghampiri Lidya ke sofa panjang yang ada di ruangannya.

"Aku akan memberimu waktu hari ini untuk melihat-lihat dulu, nanti akan ada seseorang yang menemanimu untuk melihat pekerjaan apa saja yang ada di dalam gedung ini. kamu bisa memilih salah satu tempat di mana kamu mau bekerja, setelah kamu memilih tempat di mana kamu mau bekerja, kita akan tanda tangan kontrak kerja kamu dan mulai besok kamu bisa mulai untuk bekerja disini." Tutur Angel.

Tok...

Tok...

Tok...

"Permisi mam..." Ucap seseorang di balik pintu.

"Yaa...masuk." Sahut Angel.

Seorang pria tampan dan bertubuh atletis itu pun masuk ke dalam ruangan Angel.

"Adrian, aku minta tolong sama kamu untuk membawa berkeliling melihat apa saja pekerjaan yang ada di dalam gedung ini, nanti dia bisa memilih salah satu tempat dia bekerja.

Setelah dia menetapkan pilihannya di mana dia akan bekerja, kalian kembali lagi ke ruanganku, karena Lidya harus menandatangani perjanjian kontrak kerja." Titah Angel.

"Siap mam, saya akan menemaninya untuk berkeliling gedung ini." Sahut Adrian, salah satu karyawan kepercayaan Angel dan sebagai kepala HRD yang menangani semua karyawan yang ada disana.

"Hai Lidya, kenalkan saya Adrian. Saya akan membawamu keliling gedung ini, ayo kita jalan sekarang." Ucap Adrian yang mengulurkan tangannya untuk bersalaman sembari mengajaknya untuk keluar dari ruangan Angel dan Lidya pun hanya mengangguk.

Lidya terlihat berjalan di belakang Adrian.

"Lidya...jangan di belakang dong, sini deketan sama aku. Kita akan mulai dari lantai tiga, lantai yang berada tepat di bawah lantai ini." Ujar Adrian.

Mereka pun mulai memasuki lift dan turun ke lantai tiga.

"Nah...Di lantai tiga ini ada panti pijat, yang di sebelah kiri panti pijat khusus wanita dan di sebelah kanan panti pijat khusus pria. Ayo, aku tunjukin panti pijat khusus wanita dulu. Ini ruangan khusus untuk karyawan panti pijat, ada beberapa loker untuk penyimpanan barang mereka, kemudian ini sofa untuk mereka istirahat saat belum ada customer." Ujar Adrian memperlihatkan bagian panti pijat wanita. Lidya pun sesekali mengangguk dan tersenyum kepada karyawan yang sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya sebelum mendapatkan customer.

Setelah melihat-lihat beberapa saat Adrian pun membawa Lidya untuk keluar dari ruangan karyawan tersebut kemudian memperlihatkan kamar-kamar sebagai tempat pijat untuk para pelanggan.

"Disini tersedia 12 room untuk customer, terdiri dari 8 room reguler dan 4 room vip, dan di sebelah sana adalah ruang tunggu buat customer yang sedang antri sebelum mereka dipanggil masuk ke dalam room untuk dipijat. Oh iya, karyawan di panti pijat wanita ada 8 orang, dan kami masih kekurangan karyawan di sini" Jelas Adrian. Lidya pun hanya mengangguk - anggukan kepalanya saja.

Setelah melihat bagian panti pijat khusus wanita, kemudian mereka pergi ke bagian panti pijat khusus pria.

"Sebenarnya hampir sama saja ruangan yang ada di dalam bagian panti pijat pria ini, jadi aku nggak perlu mendetailkannya lagi ya, disini karyawannya ada 10 orang. Sekarang kita ke lantai dua yuk" Ucap Adrian.

Mereka pun masuk kembali ke dalam lift dan turun ke lantai dua.

"Nahhh, di lantai dua ini terdapat salon dan spa, dan juga ada tempat aerobik dan zumba yang berada di sebelah kiri ujung sana" Tutur Adrian.

"Waah...ramai ya kak salonnya" Ujar Lidya yang takjub dengan banyaknya pengunjung salon dan spa.

"Iya, setiap hari pasti ramai pengunjung di Salon n spa disini, karena pelayanan di sini memuaskan customer, kami belum pernah mendapatkan kritik dari para customer yang sudah pernah ke salon dan spa disini. Oke, sekarang kita lanjut ke lantai satu" Tutur Adrian.

Saat di Salon dan Spa, banyak karyawan wanita maupun customer yang curi - curi pandang kepada Adrian. Karena, Adrian adalah seorang pria berwajah tampan, yang memiliki tubuh tinggi, atletis dan ideal, bahu dan dadanya yang bidang, kulitnya eksotis yang sedikit gelap atau sawo matang membuatnya semakin terlihat tampan serta senyumnya yang menawan mampu membuat wanita seketika terpikat kepadanya.

Apalagi dengan karyawan salon dan spa, setiap Adrian datang, pasti mereka langsung menatapnya tanpa henti dengan jantung berdebar sembari menggigit bibir bawah mereka. Tapi, tak jarang dari karyawan yang ada di sana diajak jalan dan tidur oleh Adrian. Dan para wanita itu akan dengan sukarela dan tanpa penolakan memberi tubuh mereka kepada Adrian.

Kini Adrian dan Lidya sudah berada di lantai satu.

"Yang ini restoran Asia, mereka menyajikan makanan - makanan dari Asia, sedangkan yang di sebelahnya ada restoran Europe, yang tentu saja menyajikan bermacam - macam makanan dari Benua Eropa. Yang di seberang sini terdapat toko kosmetik, dan di sebelahnya, dekat pintu masuk, ada fitness center. Kita sudah melihat semuanya, ehm...apa kamu punya pertanyaan?" Ujar Adrian.

"Ehm...kalau yang di lantai empat diatas, selain ruangan mami, itu ada beberapa ruangan, itu ruangan apa ya kak?" Tanya Lidya.

"Ooh...kalau itu, ruangan untuk menjamu para tamu penting mami atau papi, jadi setelah melihat semuanya kamu memilih untuk bekerja dimana?" Tanya Adrian.

"Gaji yang paling tinggi dimana kak?" Tanya Lidya lagi.

"Kalau gaji hampir semuanya sama saja, yang membedakan hanyalah bonus. Bonus tertinggi itu ada di panti pijat." Jawab Adrian.

"Ooh...tapi saya nggak bisa pijat kak, padahal pengennya disitu." Ujar Lidya.

"Nanti ada kok yang ngajarin, tapi saran saya sih, untuk permulaan mendingan kamu kerja di restoran atau salon dan spa saja" Ujar Adrian memberi masukan, dia melihat Lidya masih sangat polos, sayang kalau harus bekerja di panti pijat, karena disana harus mengikuti kemauan customer, dan dia tau pasti apa yang terjadi di panti pijat.

"Ooh ya sudah kalau gitu kak, saya memilih di restoran Asia saja, kebetulan saya juga suka masak memasak, hehe..." Sahut Lidya.

"Oke, kalau begitu kita kembali ke ruangan mami." Ucap Adrian.

Setelah masuk ke dalam lift, dan tak butuh waktu lama, mereka pun kini sudah berada di lantai empat, dan menyusurinya hingga sampai ke ruangan Angel.

Tok...

Tok...

Tok....

"Permisi mam..." Sapa Adrian.

"Ya, masuk..." Sahut Angel dari dalam.

"Saya sudah memperlihatkan semuanya mam, dan Lidya memilih bekerja di Restoran Asia" Ujar Adrian.

"Oke, sekarang kamu tanda tangan disini ya Lidya, kamu belum punya KTP ya?" Tanya Angel.

"Belum mam" Jawab Lidya.

"Nanti mami buatkan ya" Ujar Angel.

"Terimakasih mam" Ucap Lidya.

Setelah itu, Lidya pun menandatangani surat perjanjian kontrak kerjanya.

"Besok jam 7.30 pagi, kamu sudah harus ada di sini ya, dan langsung masuk ke Restoran Asia. Ehm...Adrian, bawa kembali Lidya ke restoran, dan kenalkan dia kepada karyawan disana" Titah Angel.

"Baik mam" Sahut Adrian.

Saat sampai di restoran, dia pun mengenalkan Lidya kepada semua karyawan Restoran Asia.

*******

Keesokan harinya,

Lidya, Lutfi maupun Laras sudah selesai sarapan, kemudian mereka pun ke sekolah. Lidya memakai pakaian terbaiknya yang ada, yaitu kemeja peach dan celana kulot hitam.

Lutfi dan juga Laras mengendarai sepeda dengan berboncengan untuk sampai di sekolah mereka.

Sedangkan Lidya menaiki angkot untuk ke tempat kerjanya.

Beberapa menit kemudian Lidya pun sampai di gedung  "G Menara Group" dan langsung masuk ke dalam restoran, dan sebelumnya di pintu masuk, menyapa dengan ramah seorang security.

Didalam restoran sudah ada dua orang yang datang.

"Pagi kak..." Sapa Lidya ramah kepada Anggi, salah satu karyawan restoran yang sedang mengelap meja.

"Pagi juga...kamu Lidya ya, yang baru mulai kerja hari ini?" Tanya Anggi.

"Iya kak, ini apa yang harus saya kerjakan?" Tanya Lidya

"Sementara kamu ngelap - ngelapin meja dulu ya, selanjutnya akan di arahkan oleh manager restoran." Jawab Anggi.

"Baik kak." Sahut Lidya.

Beberapa menit kemudian, manager pun datang, tapi kemarin dia sedang izin tak masuk kerja, oleh karena itu dia belum berkenalan dengan Lidya. Tapi, dia sudah di hubungi oleh Adrian bahwa ada karyawan baru yang bernama Lidya.

"Hai, kamu karyawan baru ya? Saya Alfian, manager disini, ayo masuk ke ruangan saya" Titah Alfian sembari melihat dari atas sampai ke kaki Lidya.

"Cantik juga nih, sepertinya masih bersih ni anak, akan ku coba nanti" Batin Alfian dengan senyum seringainya.

Bab 3.

"Cantik juga nih, sepertinya aku harus mencobanya nanti" Batin Alfian dengan senyum seringainya.

"Duduk dulu ya" Ucap Alfian saat dia dan Lidya sudah berada di dalam ruangannya.

"Iya pak" Sahut Lidya.

Beberapa menit kemudian, Alfian menghampiri Lidya dan duduk di sebelahnya.

"Kamu bisa masak?" Tanya Alfian.

"Bisa pak" Jawab Lidya sembari menunduk.

"Oke, untuk satu bulan ke depan, kamu saya tempatkan di bagian cuci piring dulu ya, jika kamu bekerjanya rajin, saya akan menempatkanmu di bagian dapur untuk menjadi asisten chef" Ujar Alfian.

"Baik pak" Ucap Lidya.

"Ya sudah, sekarang kamu bisa mulai bekerja" Titah Alfian.

"Terima kasih pak" Sahut Lidya.

Lidya pun antusias dan giat dengan pekerjaan barunya. Dia sangat bahagia, karena kini dia bisa bekerja di restoran, walaupun hanya sebagai pencuci piring, tapi dia bisa mendapatkan gaji bulanan, dia juga nggak perlu panas - panasan lagi saat menjajakan koran yang di jualnya.

*****

"Kak, tiap hari kakak terlihat semakin bersih dan rapi, kakak nyaman kerja di restoran?" Tanya Lutfi setelah Lidya bekerja selama dua Minggu di restoran.

"Alhamdulillah, kakak nyaman kerja di restoran, semua teman kerja kakak juga orangnya baik dan ramah semua kepada kakak, gajinya juga banyak dek, sebenarnya ada pekerjaan yang bisa mendapatkan lebih banyak uang lagi, tapi sayangnya kakak nggak bisa pijat. Katanya kalau kerja di panti pijat, walaupun gajinya sama saja dengan pekerjaan yang lain, tapi disana pelanggannya sering ngasih bonus yang banyak kalau kita pijatnya enak." Jelas Lidya.

"Kalau gitu, mending kakak belajar pijat, biar kakak bisa kerja di panti pijat dan bisa dapat banyak uang kak." Ujar Laras yang tiba - tiba keluar dari kamarnya dan langsung duduk di meja makan untuk sarapan bersama.

"Jangan dulu deh kak, mending kakak di restoran dulu, cari pengalaman sekalian belajar bermacam - macam masakan, apalagi masakan kakak kan enak tuh, siapa tau nanti kakak bisa buka restoran sendiri." Ujar Lutfi sembari tersenyum.

"Bener juga sih ucapanmu dek, tapi sementara ini kakak masih ditugaskan di bagian pencuci piring, kalau kakak kerjanya giat dan rajin, kakak akan di pindah tugaskan menjadi asisten chef." Ucap Lidya.

"Waaah...bagus dong kak, jadi kakak bisa banyak belajar tentang masakan Asia nanti." Ujar Lutfi.

"Aah...mending belajar pijat, biar kakak bisa dapat banyak bonus, biar bisa cepat beliin aku sepatu dan tas baru" Ujar Laras dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.

"Nanti deh kakak pikirin lagi, lebih baik kalian habisin cepat sarapan kalian" Titah Lidya.

Pagi itu, Lidya dan Laras sudah lebih dulu keluar dari rumah menuju ke sekolahnya dengan menggunakan sepeda, sedangkan Lidya mencuci piring kotor bekas mereka sarapan tadi, kemudian menyapu dan mengepel lantai rumah mereka.

Setelah semuanya beres, barulah Lidya menunggu ojek online di depan rumahnya, dia sudah memesan ojek online 10 menit yang lalu.

Tak menunggu lama, ojek online yang Lidya pesan pun datang. Ojek itu pun melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

Tepat pukul 7.20, motor ojek yang di tumpangi Lidya pun telah sampai di pelataran parkir depan gedung tersebut.

Setelah membayar ojek, Lidya pun langsung masuk ke dalam gedung itu dan menuju restoran tempatnya bekerja.

Dia pun langsung membantu cleaning service untuk mengelap meja - meja customer.

Setelah itu, dia istirahat sejenak di rest room khusus karyawan restoran.

Tak lama berselang, Alfian datang dan menyuruhnya masuk ke dalam ruangannya.

Lidya pun menuruti permintaan bos nya itu.

"Lidya, nanti siang ikut saya keluar, saya mau minta bantuanmu" Ucap Alfian saat Lidya sudah duduk di sofa dalam ruangan Alfian.

"Ehm...kemana pak, trus pekerjaan saya gimana?" Tanya Lidya.

"Nanti saja saya jelaskan, saya akan menyuruh yang lain untuk menggantikanmu sementara waktu" Sahut Alfian.

"Ooh iya, baik pak" Ucap Lidya.

"Apa ada lagi yang bisa saya bantu pak?" Tanya Lidya.

"Ini, tolong kamu pijitin dulu, pegel banget, karena semalam habis ngerjain laporan" Titah Alfian mengelus - elus pundak dan lehernya.

Lidya pun mengikuti perintah Alfian, dia dengan telaten memijat pundak dan leher Alfian.

"Lidya...kenapa kamu nggak kerja di panti pijat aja? Enak lho pijatanmu ini" Tutur Alfian.

"Yang bener pak? Saya tuh cuma pernah pijat Bapak dan Ibu saja, belum pernah memijat orang lain, lagian saya juga belum belajar teknik yang baik dalam pemijatan pak" Ujar Lidya.

"Kalau kamu mau pindah ke bagian panti pijat, bisa kok, walaupun kamu baru beberapa minggu kerja disini, saya gak akan memberimu sanksi maupun denda, kalau di panti pijat bonusnya banyak lho" Tutur Alfian.

"Ehm...bapak serius gak akan memberi saya sanksi atau denda kalau saya berhenti secepat ini, walaupun saya bekerja belum sampai 6 bulan?" Tanya Lidya berbinar.

"Ya, saya serius, tapi tentu saja ada syaratnya" Ujar Alfian.

"Ehm...syaratnya apa pak?" Tanya Lidyalagi.

"Siang ini kamu ikut saya dan akan saya beritahu apa syaratnya agar kamu bisa pindah kerja tanpa terkena sanksi dan denda" Tutur Alfian.

"Kamu mau kan ikut saya siang ini?" Tanya Alfian.

"Iya...saya mau pak" Jawab Lidya yang masih memijat pundak dan leher Alfian.

"Ya sudah, kalau gitu kamu lanjutkan pekerjaanmu, saya juga sudah enakan setelah kamu pijat" Ucap Alfian dan Lidya mengangguk.

"Kalau begitu, saya permisi untuk kembali bekerja pak" Ucap Lidya yang kemudian beranjak keluar dari ruangan Alfian.

*********

Tepat jam 1 siang, Alfian dan Lidya sudah berada di dalam mobil.

Alfian terus saja mencuri - curi pandang ke arah Lidya.

Lidya, dengan usianya yang masih remaja, tapi tubuhnya yang ideal, serta wajahnya yang cantik mampu membuat siapapun jatuh hati kepadanya.

Gunung kembar Lidya tak terlalu besar, tapi di usia remaja sepertinya, ukuran seperti itu sudah termasuk besar.

25 menit kemudian, mereka pun sampai di depan sebuah apartment.

"Ayo turun...kita sudah sampai" Ucap Alfian.

"Baik pak" Sahut Lidya.

Lidya pun mengekor di belakang Alfian.

Alfian begitu tergesa - gesa ingin segera sampai di kamarnya.

"Ayo masuk Lidya..." Titah Alfian saat dia sudah membuka pintu kamarnya, kemudian menutup dan menguncinya kembali.

"Kamu duduk dulu ya, saya mau ke kamar mandi" Ujar Alfian.

Beberapa menit kemudian, Alfian pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan celana boxer tanpa memakai baju.

"Lidya, saya akan memberitahu syaratnya sekarang. Sebelumnya saya akan bertanya,  Apa kamu masih perawan?" Tanya Alfian, Lidya pun mengerutkan alisnya.

"Maksudnya pak?" Tanya Lidya yang masih bingung dengan pertanyaan Alfian.

"Ya, maksud saya , kamu sampai saat ini apakah masih perawan atau sudah nggak perawan lagi, jujur aja, nggak apa - apa, saya cuma mau tau aja." Tukas Alfian.

"Sa-saya masih perawan pak." Sahut Lidya.

"Bagus kalau begitu, syaratnya kamu harus melayani saya, agar kamu bisa bekerja di panti pijat, dan saya akan memberimu bonus yang banyak." Ujar Alfian.

"Ta-tapi pak...ehm...gimana ya...sa-saya belum siap pak?" Ucap Lidya.

"Kok belum siap sih? Tadi kan kamu bisa memijat saya sewaktu di kantor" Ucap Alfian.

"Ooh...jadi maksud bapak, saya melayani bapak dengan memijat bapak lagi?" Tanya Lidya yang baru mulai paham akan keinginan sang manager.

"Ya iya...memangnya kamu fikir mau melayani saya seperti apa?" Sahut Alfian.

Sebenarnya Alfian ingin dilayani lebih, tapi ternyata hati nuraninya masih ada, sehingga dia berubah fikiran. Dia akan mencoba Lidya beberapa tahun lagi, kalau sekarang dia merasa Lidya masih terlalu polos dan kecil untuk melayani nafsunya.

"Di kantor tadi kan hanya bagian bahu saja, karena bahu saya merasa enakan setelah kamu pijat, makanya saya membawamu ke sini agar saya bisa leluasa untuk memintamu memijat seluruh tubuh saya, tapi ya nggak semua tubuh saya juga, ada bagian - bagian tertentu yang nggak perlu di pijat." Ujar Alfian dengan tersenyum.

"Ooh...i-iya baik pak, uuuhhh..." Ujar Lidya dengan menghembuskan napas panjangnya, dia sempat berfikir yang aneh - aneh tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!