NovelToon NovelToon

World Without End

New World

Epilog.

“Bumi berguncang hebat. Langit menghitam bagaikan malam. Matahari seolah hilang entah ke mana. Suara gemuruh guntur memekakkan telinga. Dan angin kencang menghempaskan Segala sesuatu yang di lewatinya.

Gunung memuntahkan lahar membakar semuanya. Dan laut menggulung tinggi melenyapkan dataran. Itu adalah kiamat bagi sebagian manusia yang ada di muka bumi.

Dunia telah dimulai ulang.”

New World

Tahun 0 dihitung dari surutnya banjir yang menenggelamkan seluruh dunia. Hanya ada sebagian orang yang selamat, mereka kebetulan menaiki sebuah kapal pesiar raksasa yang ukurannya sebesar kota kecil. Ini bukan kisah Noah. Ini kisah sebuah awal dari dunia baru. New World.

Suara burung sudah tidak lagi terdengar. Udara menjadi sangat dingin, dan bersih. Karena penyumbang karbon dioksida telah lenyap semuanya dari muka bumi.

Tapi, itu bukan berarti semua menjadi baik. Sebaliknya, semuanya menjadi tidak baik-baik saja.

Ribuan orang yang selamat, sekarang telah menciptakan perang baru. Perang pertama di dunia baru. Perang memperebutkan makanan yang tersisa di kapal pesiar raksasa.

Mereka terbagi menjadi dua kelompok. Yang pertama, mereka menginginkan yang kuat yang bertahan hidup. Sedangkan yang satunya, semua orang setara dan tidak ada diskriminasi terhadap siapa pun.

Darah mulai membanjiri bumi yang kembali perawan. Kemenangan kelompok pertama menciptakan diskriminasi terhadap yang lemah. Yang berbeda warna kulit dari pemenang mereka anggap sebagai budak. Dan perempuan kembali kehilangan kehormatannya. Perempuan di anggap sebagai pemuas nafsu saja, dan sebagai wadah untuk melanjutkan keturunan para pemenang.

Nex

Tahun ke 10 di dunia baru. Para budak di paksa membangun ulang peradaban, dipaksa memperbanyak keturunan. Lalu, setelah jumlah mereka bertambah banyak. Mereka dipaksa untuk membangun apa yang pemenang inginkan.

Fir’aun di dunia baru telah muncul. Sang raja tirani itu bernama “Clay” sang mata satu.

Dia di juluki sang mata satu, karena saat perang pertama di dunia baru, dia mendapatkan luka dari rivalnya. Sang rival kalah karena Clay memiliki senjata yang lebih banyak, dan pengikut yang lebih banyak.

Para budak hidup dalam penderitaan yang amat sangat. Di tempatkan di sebuah gua saat malam. Dan di beri makan sebelum melakukan perintah Clay membangun gedung-gedung dan bangunan lainnya.

Nex

Tahun ke 17.

“Aku sudah bosan menjadi kanibalisme.” Kata Clay. Sejak kehabisan bahan makan di kapal pesiar, mereka menerapkan sistem kanibalisme untuk meneruskan kehidupan mereka. Hal itu terjadi sekitar tahun ke 7 dunia baru. Jadi, sekitar sepuluh tahun yang lalu. “Apakah benar-benar tidak ada tanda-tanda adanya pepohonan atau semacamnya?”

“Entah lah.” Jawab Ray sang jendral utama Clay. “Sekarang, kita benar-benar hidup di dalam kondisi yang sangat sulit. Para budak juga butuh makanan. Kalau mereka tidak di kasih makan, lama-lama mereka juga akan punah. Itu akan jauh menyusahkan kita.”

“Apakah tidak ada solusi?” Tanya Clay lagi.

“Harusnya yang mencari solusi adalah tugasmu Clay. Kita mengikuti mu karena sebelumnya aku yakin kalau ideologi mu lah yang benar.” Jawab Terra, jendral kedua Clay.

“Jadi. Maksudmu ideologi Kay lebih benar? Dan sekarang kalian menyalahkan aku?”

“Kuat saja tidak cukup Clay.” Jawab Ray. “Kay adalah adikmu sendiri, dan kamu sama sekali tidak mau mendengarkan dia. Padahal, dia paling mengerti tata negara di dunia lama. Dia mantan presiden! Sedangkan kamu?”

“Oh, sekarang kalian menyalahkan aku? Sekarang kalian berani melawan aku?”

“Sudah kubilang Clay. Kuat saja tidak cukup. Kamu harus memiliki jiwa pemimpin. Sedangkan kamu, kamu hanya memikirkan egoisme mu sendiri. Jujur, aku kecewa denganmu.” Jawab Terra. Terra adalah wanita satu-satunya yang memiliki hak istimewa di dunia baru. Dia adalah istri dari Clay. Tapi, dia tidak mau duduk di samping Clay yang telah menobatkan dirinya sebagai raja di dunia baru ini.

“Brengsek kalian! Aku sudah berbaik hati kepada kalian. Kalian penghianat! Keluar kalian dari kerajaan ku! Sebelum aku benar-benar menyuruh bawahan ku yang lain untuk membunuh kalian. Kalian sudah tidak dibutuhkan lagi!”

Nex

Sementara itu, di gua para

budak.

Kay memiliki tiga orang anak dari istrinya yang bernama Reita. Dia mantan menteri pertanian di dunia lama.

Anak pertama mereka bernama Keyz. Pemuda berusia lima belas tahun. Dia memiliki jiwa pemimpin seperti ayahnya yang mantan presiden. Tapi, sayangnya dia lahir di kalangan para budak. Jadi, hal itu sangat percuma.

Anak kedua bernama Tiffany. Perempuan berusia sekitar sepuluh tahun. Memiliki wajah secantik Reita. Dan sangat pintar dalam hal apapun, Dia juga ahli tumbuh-tumbuhan. Hal itu dia pelajari dari ibunya yang mantan Menteri pertanian.

Anak ketiga bernama Tassa. Gadis mungil yang baru saja lahir.

Nex

“Ingat Keyz. Apa pun yang terjadi, kamu harus bisa melindungi mereka bertiga.” Kata Kay kepada putra pertamanya. “Lindungi adik-adikmu dan ibumu.”

“Tapi ayah. Kenapa kamu tidak ikut?”

“Clay mencari ku. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan kepadaku. Dan, aku yakin, dia akan mengincar kalian kalau aku sudah tidak lagi dibutuhkan.”

“Sayang. Kenapa dia menginginkan dirimu?” tanya Reita kepada suaminya.

“Kita berdua memiliki pengetahuan dunia lama. Dan aku tidak ingin pengetahuan ini dimiliki oleh orang tamak seperti dia.”

“Bukankah mereka juga memiliki pengetahuan tentang dunia lama?”Tanya sang istri.

“Mereka pernah hidup di dunia lama. Tapi, mereka hanya segerombolan orang-orang bodoh dan tamak yang sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengelola sebuah negara.”

“Lalu, bagaimana dengan yang lain?” Tanya Keyz. “Orang orang lain? Mereka, para budak seperti kami juga punya hak untuk hidup dengan bebas.” Kata Keyz.

“Maka dari itu, pergilah dari sini. Dan lihatlah dunia luar. Dan semoga ada manusia lain yang selamat dan mereka tidak seburuk Clay. Minta tolonglah kepada mereka. Lalu, kembalilah kesini, dan selamatkan yang lain.”

“Tapi, kalau tidak ada?”

“Aku yakin ada. Sudah, cepat pergi.”

“Tapi bagaimana caranya kami keluar dari sini?” Tanya Keyz lagi.

“Ada lorong rahasia di bawah lantai tempat tidur kita. Kalian lewat sana. Aku sudah memeriksanya, dan itu tertuju keluar. Ini petanya. Jangan sampai salah belok karena di sana banyak sekali cabang-cabang gua. Dan gua itu mirip dengan labirin.”

Sementara itu di tempat lain.

Terra dan Ray berjalan menuju gua tempat keluarga Kay berada. Ada beberapa penjaga yang bersenjatakan senapan dari dunia lama.

“Ada keperluan apa?” tanya penjaga satu.

“Kami datang kesini atas perintah tuan Clay.” Jawab Terra.

“Siapa kalian? Sebutkan nama dan apa jabatan kalian? Apa lagi kamu perempuan? Jangan sok denganku.” Kaya penjaga dua.

“Namaku Terra jendral kedua Clay. Sipir rendahan seperti kalian harusnya mengenali jendral kalian.” Jawab Terra.

“Aku Ray. Apakah aku perlu memperkenalkan diri?” kata Ray.

“Ma, maaf atas kelancangan kami.” Jawab penjaga dua. “Kami hanya melaksanakan tugas. Kami harus bertanya siapa saja yang datang dan masuk ke goa para budak ini.”

“Bagus. Jadi sekarang kalian.. MINGGIR!!” Bentak Terra. Kedua penjaga itu minggir dengan langkah kaku.

Beberapa saat kemudian saat mereka sudah memasuki goa tersebut.

“Hahaha. Mereka pucat sekali.” Kata Terra.

“Seperti melihat penampakan setan saja. Hahaha.” Jawab Ray.

Nex

Ketika mereka berdua sampai di kamar Kay. Saat itu jugalah Keyz dan kedua adiknya beserta ibunya masuk ke dalam lubang rahasia yang diceritakan oleh Kay.

“Cepat!!” Teriak Kay. “Ada yang datang!”

“Sayang. Kamu harus ikut juga.” Teriak Reita.

“Berisik!” Kay mendorong tubuh istrinya ke dalam lubang itu. “Cepat pergi. Keyz, cepat pergi. Bawa ibu dan kedua adikmu.”

Keyz menarik tangan ibunya, dan mereka berlari menuju kegelapan goa.

Setelah beberapa ratus meter mereka lari.

“DUM!!” ledakan besar terdengar dari arah mereka memasuki gua itu. Suaranya sangat memekakkan telinga dan bergema di dalam gua. Dentuman itu juga menimbulkan getaran yang menyebabkan gua runtuh perlahan-lahan.

“Ayo cepat Bu.” Teriak Keyz, dia berlari dan menyeret tangan ibunya dan berlari lebih cepat.

Saat Keyz mengatakan kata-kata tadi. Saat itulah ledakan terdengar di dekatnya.

Keyz tidak sadarkan diri.

UnderWord

Cuma sesaat saja Keyz pingsan, namun bagi dia itu terasa sangat lama. Bau belerang dan asap hitam memenuhi gua. Sehingga dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa.

“Arg. Sakit!” Keyz mengerang kesakitan. “Ibu. Tiffany, Tassa? Kalian baik-baik sa....” saat itulah Keyz tersadar bahwa tangan kanan yang dia pakai menarik ibunya telah tertimbun longsor. “Sialll!!! Ibu... Tiffany... Tassa...!!! Aaarrrggg...!!!”

Ibu dan kedua adiknya telah tertimbun longsor. Itu yang Keyz yakini.

Hampir satu jam Keyz berusaha mengeluarkan tangan kanannya yang tertimbun. Begitu berhasil, tangannya patah, hampir hancur. Tapi, dia masih tetap menggenggam tangan ibunya yang kini telah terlepas dari tubuhnya.

“Waaa... Tidak!!! Ibu!!!! Jangan tinggalkan aku!!!” dia memeluk tangan ibunya erat-erat.

Nex

Butuh waktu cukup lama sehingga akhirnya Keyz sedikit tentang. Dia memutuskan untuk pergi dari sana. “Aku harus pergi dan mencari pertolongan.” Kata Keyz pelan.

Dia berjalan sempoyongan dalam kegelapan gua. Peta yang diberikan oleh ayahnya telah hilang entah ke mana, mungkin peta itu tertimbun longsor. Dia berjalan tanpa arah.

Nex

Beberapa jam kemudian, Keyz mulai terbiasa dengan kegelapan. Dia samar-samar mulai bisa melihat di dalam kegelapan. Dia melihat banyak hewan pengerat seukuran kucing dewasa. Dengan sisa tenaganya, dia berusaha untuk menangkap tikus itu. Setelah berhasil, dia langsung memakannya hidup-hidup.

Setelah mendapatkan kembali kekuatannya, Keyz melanjutkan perjalanan. Ke mana? Entah, dia pun tidak tahu ke mana dia pergi, apalagi sang penulis. :P

Perjalanan itu begitu sangat menyiksa Keyz. Bukan hanya karena hampir tidak ada makanan. Dia juga sama sekali tidak menemukan air, tapi, adakah air di bawah tanah?

Dia tidak tahu sudah berapa lama berjalan di dalam kegelapan gua. Yang pasti, sudah beberapa hari. Tapi Keyz tidak menyadari hal itu karena tidak ada apa pun yang bisa menjadi acuan waktu.

Nex

Beberapa hari kemudian, menurut hitungan sang penulis. :P Keyz melihat ada sebuah cahaya samar di kejauhan. Dengan semangat empat lima. Keyz berlari menuju cahaya itu.

Semakin dekat, dan dekat. Manusia? Kerdil? Bersayap? Dan bercahaya?

“Hahaha. Hai.” Sapa Keyz. Mahluk kecil itu tubuhnya tertimbun batu seukuran telapak tangan pria dewasa. Tapi, dengan ukuran badannya yang kecil. Batu itu tampak seukuran tubuhnya.

“Apanya yang hai?” kata mahluk aneh itu. “Cepat tolong aku. Berat..”

“Namaku Keyz. Kamu?” Keyz masih bengong melihat ke arah mahluk aneh itu.

“Flip.!” Teriaknya. “Sudah, jangan bengong saja. Cepat singkirkan batu ini. Beratt!!”

“Ah. Ma.. maaf.” Keyz mengangkat batu itu. “Kamu manusia? Kenapa bisa sekecil ini? Kamu bersayap. Kamu juga bercahaya. Kamu...”

“Manusia? Jangan samakan aku dengan mahluk hina seperti kalian. Aku Flip. Dan aku adalah Pixy.”

“Pixy? Pengharum ketek itu? Setahuku, Pixy di dunia lama adalah....”

“Bodoh! Aku Pixy. Sejenis Peri! Dunia lama? Apa masih ada manusia tersisa di dunia atas? Setahuku, manusia sudah dimusnahkan oleh dewa karena ketamakan mereka. Ka.. kamu.. manusia?”

“Ya. begitulah. Ayahku pernah bercerita, Dia bilang, dia berasal dari dunia lama. Dunia lama yang tenggelam oleh banjir....”

“Selamat tinggal. Terima kasih sudah menolongku.” Film berusaha terbang menjauh saat Keyz bercerita. Namun... “Adadaddada..” Keyz menangkapnya sebelum dia sempat menjauh.

“Kenapa kamu mau pergi? Kamu tidak suka manusia seperti aku?”

“Mahluk lain tidak ada yang suka dengan yang namanya manusia!” Kata Flip. “Tolong, lepaskan aku.”

“Tidak. Nanti kamu kabur lagi.” Keyz mengikat Flip dengan tali ikat pinggangnya. “Aku sendirian disini. Sudah sangat lama.”

“Berapa lama?”

“Entah lah, aku tidak bisa menghitung hari semenjak aku masuk ke dalam gua ini.”

“Aku juga sudah beberapa hari ini tertindih batu itu.”

“Aku tidak tanya.”

“Berisik bodoh! Lepaskan aku. Aku tidak mau dekat-dekat dengan mahluk terkutuk sepertimu!”

“Apa maksudmu?”

“Manusia telah beberapa kali menciptakan kehancuran di muka bumi. Kalian selalu berperang satu sama lain. Menciptakan polusi udara. Merusak alam. Saling membunuh, dan saling menghina! Kalian mirip iblis!”

“Ta, tapi aku tidak pernah berperang sama sekali. Aku...”

“Tadi, kamu bilang kamu keturunan dari manusia dunia lama kan?”

“Ya..”

“Jadi masih ada manusia yang tersisa di atas kan?”

“Ya...”

“Asal kalian tahu. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Manusia di laknat oleh dewa. Dewa mengirimkan bencana kepada kalian supaya kalian punah dari muka bumi ini karena dewa sudah muak sama kalian.”

“Tapj aku bukan dari dunia lama. Aku lahir di dunia baru...”

“Sama saja bodoh!! Kamu keturunan manusia dunia lama. Jadi, kamu memiliki darah terkutuk dari manusia dunia lama.!”

Keyz membaringkan Flip di atas batu tempat dia menemukannya, lalu menindihnya dengan batu yang menindih tubuh Flip.

“Eh?? Apa ini?” kata Flip dengan nada bingung.

“Aku menyesal telah menolong mu. Aku kan manusia laknat. Cari pertolongan orang lain saja.” Keyz meninggal Flip di sana. Mulai beranjak pergi.

“Tu.. Tunggu!! Tuan Keyz.. Maaf.. Tidak.. jangan tinggalkan aku..!!!”

Nex

“Maafan haahuu..” Flip menangis sejadi jadinya. “Hihak hahi... Hihak hahi... Hwee...”

“Berjanjilah kamu akan setia menjadi bawahan ku...” Kata Keyz.

“Hahu hanhii..”

Nex

“Kenapa kamu bisa berada di sini?” tanya Keyz setelah dia mengambil batu yang menindih tubuh Flip.

“Aku sebenarnya ingin pergi dari sini. Aku bersama kaumku. Tapi, saat terjadi ledakan. Gua menjadi runtuh, saat kami berusaha mencari jalan keluar. Saat itulah aku terpisah dengan yang lain, dan sialnya aku tertimpa reruntuhan. Kamu tahu sendirilah, bagaimana akibat ulah manusia yang tidak menjaga alam?

Tempat tinggal kami sebelumnya berada di hutan-hutan tropis. Tapi, akibat banjir itu. Hutan benar-benar musnah.

Tapi, sebelum terjadinya banjir, ada malaikat yang memberi tahu semua makhluk hidup selain hewan dan manusia kalau akan ada bencana besar. Maka dari itu, kami pergi dan berlindung di bawah tanah.

Banjir baru saja surut, tapi kalian masih tetap saja melakukan perang dan saling bunuh membunuh. Kalian benar-benar bodoh.... Maaffff” Flip melihat Keyz melotot ke arah dia.

“Awalnya kami hidup dengan tenang di bawah tanah.” Lanjut Flip. “Tapi, beberapa bulan terakhir ini, ada segerombolan manusia yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal kami. Kami merasa terancam, maka dari itu kami memutuskan untuk pergi dari tanah ini.”

“Ke mana tujuan kalian? Apa masih ada kelompok manusia lain selain yang ada di atas sana?”

“Ke tanah lain. Tidak ada kelompok yang lain. Setahuku, Cuma yang sekarang ada di atas sini sajalah manusia yang tersisa.”

“Dimana itu?”

“Di seberang lautan luas.”

“Ha? Laut? Apa masih ada air di muka bumi ini?”

“Ada, tapi tidak di atas daratan. Di bawah tanah banyak sekali air. Makanan juga.”

“Antarkan aku kesana. Aku haus, sudah beberapa hari ini aku tidak minum.”

“Tapi, aku harus segera menyusul kaumku.”

“Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena telah aku tolong.”

Nex

“Ano...” Flip memandang Keyz dengan tatapan polos. Flip dengan berat hati mengantar Keyz mencari air. Tapi...

“apa?” jawab keyz.

“Sepertinya kita tersesat....” Flip nyengir kuda kepada Keyz saat dia melotot ke arahnya.

“Ha? Jangan bercanda, kita sudah berjalan selama beberapa jam. Atau seharian.”

“Akibat ledakan yang dibuat oleh manusia. Sepertinya kondisi gua ini mengalami perubahan. Lihat, banyak longsoran di sana-sini.”

“Astaga. Kepalaku sudah mau pecah. Aku benar-benar kehabisan cairan tubuh. Sudahlah, kamu boleh pergi. Susul kawanmu, kamu tidak bisa di andalkan.”

“Apa? Maksudmu aku ini tidak berguna? Heeh?”

“Pergilah. Aku mau tidur saja. Siapa tahu nanti pas bangun, kondisiku sudah mendingan. Nanti aku cari air sendiri saja.”

“Terserah. Aku pergi.”

“Silahkan.” Keyz bersandar ke dinding gua.

“Aku pergi sekarang.”

“Ya. Hati-hati.” Dia mulai memejamkan matanya.

“Aku beneran pergi.”

“Berisik. Sana pergi jangan berisik terus. Kepalaku semakin nyut-nyutan bodoh.” Setelah berdebat dengan Flip, Keyz terjatuh, dan mulai tertidur.

Nex

Saat Keyz terbangun, dia merasakan pusingnya semakin hebat. Selain dehidrasi, dia juga kehilangan banyak darah. Sungguh ajaib dia tidak mati saat dia tertidur.

“Ayah? Apa yang harus aku lakukan?” Kata Keyz yang di tujukan kepada dirinya sendiri. “Aku tersesat, haus, dan sepertinya aku hampir mati. Maaf, tidak bisa memenuhi keinginan ayah.”

Keyz mencoba untuk berdiri, saat itulah dia merasakan tubuhnya kebas semua. Tulangnya seperti tidak memiliki sendi.

Dia meraba seluruh bagian tubuhnya, saat tangannya memegang bagian dada, dia memegang benda aneh. Itu....

“Hei. Apa yang kau lakukan?” Flip tidur dengan nyenyak di balik baju Keyz.

“Hoaemmm..” Flip meregangkan tubuhnya. “Hei Keyz. Selamat pagi. Siang? Malam? Apalah artinya. Kita tidak tahu waktu.”

“Ga usah ngelantur. Ngapain kamu tidur di balik bajuku? Aku kan sudah mengizinkan kamu pergi.”

“Waktu kamu pingsan. Aku sudah pergi kok. Tapi, ternyata, sendirian itu menyeramkan. Makanya aku kembali lagi.”

“Bodoh. Bisa saja aku tadi mati. Kamu ga usah repot-repot lagi kan?”

“Aku sudah menghentikan pendarahan di tanganmu yang putus.”

“Ha?” Keyz melihat ke arah tangannya yang hilang. Bekas luka? Hilang? Tidak ada darah?

“Aku Cuma bisa menyembuhkan saja. Tidak bisa mengembalikan tanganmu utuh seperti semula.” Flip meregangkan tubuhnya lagi. “Aku masih mengantuk. Aku mau tidur lagi.”

“Hei. Apa maksudmu dengan menyembuhkan?”

“Aku bisa melakukan sedikit sihir penyembuhan... Ah, nanti saja. Aku mengangguk. Otakku masih belum jalan. Kamu bisa menggunakan tubuhku sebagai pengganti lampu penerangan. Selamat tidur.” Dan Flip tertidur pulas seketika.

“Oi, oi, oi... Cih, dasar mahluk aneh.”

Nex

Dengan hati-hati, Keyz menaruh Flip di atas kepalanya. Cahaya dari sayap Flip sungguh sangat membantu dia. Cahayanya tidak terlalu terang, tapi berkat itu, Keyz bisa melanjutkan perjalanannya. Tapi kemana dia akan pergi?

Gua semakin bercabang, semakin menurun, dan semakin gelap. Udara semakin dingin dan lembab yang membuat Keyz merasa semakin pusing.

Langkahnya semakin lemah dan gontai saat dia melewati jalan yang kanannya ada sebuah dinding gua, dan sebelah kirinya ada jurang yang sangat dalam.

Ada suara gemuruh dari bawah jurang itu. Keyz yakin dibawah sana ada aliran sungai bawah tanah. Dia mengangkat Flip tinggi-tinggi, lalu melongok ke bawah jurang berupaya untuk melihat dan memastikan apa yang dia pikirkan.

Saat dia melihat ke bawah, rasa pusing Keyz semakin hebat. Dia terjauh, dan terpelosok kedalam jurang itu.

“Waahhhh...” Keyz berteriak sekeras-kerasnya sehingga membangunkan Flip dari tidurnya.

“Waahhh!!!!” Flip ikut berteriak.. “Ada apa? Ada apa?” Saat itulah dia tersadar bahwa dia sedang terjatuh kedalam jurang. “Wahhh.. kita jatuh...!!!! Tidaaakkkk!!! Tolong!!!! Helep!!!.... Eh, aku kan bisa terbang.” Lalu, terbang lah dia. Sedangkan Keyz, dia terjatuh ke dalam kegelapan jurang.

Nex

“Byur!!” Keyz terjatuh di sungai bawah tanah yang alirannya sangat deras. Tubuhnya terseret, dan timbul tenggelam tak berdaya. Terbentur bebatuan. Dia sadar, dan berusaha untuk meraih apapun yang bisa dia pegang. Batu dia raih, gagal, karena batu itu sangat licin. Berpegangan kepada batang kayu, tapi patah karena sudah terlalu lama terkena air.

Keyz menelan banyak air sungai itu. Dia bersyukur rasa dahaga sudah terobati, tapi yang menjadi masalah sekarang adalah, dia sama sekali tidak bisa berenang.

Sekitar dua ratus meter dari titik dia terjatuh. Tubuh Keyz membentur batu sungai dengan sangat keras. Dia merasakan beberapa tulangnya patah. Rasa ngilu menjalar ke seluruh tubuhnya. Di tambah dinginnya air sungai itu yang sedingin es, membuat Keyz semakin merasakan ngilu yang luar biasa.

Dia hampir pingsan ketika dia sadar kalau didepan sana ada sebuah batang pohon yang melintang di atas sungai itu.

“Aku harus bisa meraih batang pohon itu.” Kata Keyz lirih.

Batang itu sudah dekat.

Dekat.

Dan sangat dekat.

Keyz meraih batang pohon itu, tapi ternyata batang pohon itu terlalu tinggi untuk dia raih.

Tubuh Keyz melewati batang kayu itu dan terseret lebih jauh lagi.

Beberapa ratus meter kemudian, ujung sungai terlihat. Disana... Air terjun...

“Hahaha. Kali ini, aku benar-benar akan mati.” Kata Keyz. Dia sudah pasrah.

Dia terhempas jatuh di air terjun itu. Dia merasakan sangat lama terjatuh sampai-sampai dia berpikir kalau dia terjatuh ke dalam inti bumi.

UnderWord 2

"Keyz!!! Kau dimana?” Flip sudah beberapa jam mencari keberadaan Keyz yang terjatuh, dan hanyut di sungai bawah tanah. “Key, kamu di mana? Kalau tidak ada, jawab tidak ada!” Flip saat ini masih mencari di sungai atas, dia masih belum mencari sampai air terjun.

Disana, Flip beberapa kali menemukan hewan-hewan aneh yang bercahaya. Bukan sejenis Peri seperti dirinya. Tapi, semacam serangga. Mirip capung dan kupu-kupu. Setiap kali serangga itu terbang, mereka meninggal serbuk bercahaya. Namun, saat menyentuh tanah atau air. Serbuk itu menghilang begitu saja.

“Aduh kamu hilang kemana sih? KEYZ!!!!!” Tanpa sadar, Flip mengeluarkan air mata. Dia mencemaskan Keyz, atau hanya ketakutan saja disana sendirian.

Selang beberapa lama, akhirnya Flip berinisiatif mengikuti aliran sungai bawah tanah itu. Sungai itu sangat deras, berkelok-kelok, kanan dan kiri tebing curam walaupun ada dataran, tapi itu sedikit, tidak bisa dilewati oleh manusia.

Di kejauhan, Flip melihat sebuah kain yang dia kenali sebagai baju milik Keyz. Dia mulai khawatir kalau Keyz benar-benar telah mati.

Tapi, dia tidak putus asa, dia tetap mencari Keyz. Dia yakin kalau Keyz selamat, dan dia baik-baik saja.

Perjalanannya dengan Keyz yang sebentar itu, bagi Flip begitu menyenangkan. Flip menyadari kalau Keyz memiliki hati yang berbeda dari manusia-manusia yang dia ketahui.

Air terjun mulai terlihat. Flip benar-benar lemas. “Kalau dia jatuh lagi. Dia pasti mati. Hiks. Hiks. Keyz.” Tanpa ragu, Flip turun ke bawah air terjun itu.

Nex

Flip hampir satu jam turun mengikuti air terjun itu. Tapi dia sama sekali tidak menemukan adanya tanda-tanda akhir dari air terjun itu. Dia pun berfikir kalau air terjun itu tertuju pada inti bumi.

Dua jam kemudian, Flip akhirnya menemukan dasar jurang itu. Air bergemuruh hebat. Air terjun menciptakan kabut tebal, dan menciptakan gejolak air seperti air mendidih.

“Hancur. Keyz pasti hancur berkeping keping. Mustahil dia bisa selamat.” Dia menangis sepanjang pencarian Keyz. Sepertinya, bagi Flip, Keyz adalah satu-satunya yang dia miliki saat ini setelah teman-teman satu kaumnya pergi meninggalkan dia.

Air terjun tertuju kepada sebuah danau besar. Sangat besar. Mungkin, dengan hitungan manusia. Ukuran danau itu sekitar puluhan kilometer.

Air terjun terjatuh tepat di tengah-tengah danau itu. Sekitar seratus meter dari titik jatuh. Air disana sangat tenang.

Flip mulai mencari tubuh Keyz di sekitar sana. Dan ketika dia mencapai salah satu tepi danau, dia melihat ada aliran air yang tenang menuju mulut gua. Dan dari arah sana, Flip melihat ada sinar cahaya yang sangat terang. Dia masuk kedalam gua itu.

Aliran sungai itu sangat tenang, airnya sangat jernih. Flip bisa melihat dasar air sungai padahal sungai itu sangat dalam.

Di ujung gua, ada sebuah danau lagi. Kali ini kecil, hanya beberapa puluh meter saja dan tidak ada aliran sungai selanjutnya. Jadi, airnya pasti masuk kedalam tanah melalui lubang yang entah dimana letaknya.

Di atas danau itu. Dia melihat sekeliling. Banyak bebatuan warna-warni yang begitu indah. Ada yang berukuran kecil, hingga besar. Be batuan itu memantulkan cahaya yang menerpanya sehingga menciptakan ribuan cahaya warna warni di seluruh dinding gua itu.

“Tempat ini aneh dan juga sangat indah.” Flip masih tidak sadar kalau di dekatnya ada sosok terapung di atas air. Itu Keyz. Sedangkan Flip masih tertegun melihat pemandangan yang sangat indah di sana. “Airnya sangat jernih. Banyak pula batu-batu mulia. Apakah ini harta Qarun yang ada di kisah-kisah para nabi itu? Luar biasa! Aku kaya mendadak.!! Kyhahaha..”

“Ugg.. Flip, kamu itu selalu berisik ya?” Kata Keyz.

“Kyahahaha.. emang dari sananya aku sudah berisik.” Flip menghampiri batu permata seukuran dirinya. Di permukaan permata itu, wajah Flip terpantul. Wajahnya cantik, berhidung mancung, bermata hijau zamrud, rambut panjang semata kaki, telinga runcing, dan kulit seputih mutiara. “Keyz lihat. Permata ini indah seka....” Flip dian sejenak. “KEYZ, KAMU MASIH HIDUP!!!!” dia terbang ke arah Keyz, lalu memeluknya, dan tentu saja dia tidak bisa memeluk Keyz, karena dia hanya sebesar telapak tangan Keyz.

“Kita ada di mana?” tanya Keyz.

“Hueehh.. aku tidak tahu..” Flip menangis sesenggukan di dada Keyz. “Keyz.. kamu masih hidup.. hiks.. aku kira kamu sudah mati... Huee. Hiks hiks hiks.”

“Apa yang sudah terjadi padaku?” tanya Keyz sambil membelai rambut panjang Flip dengan ujung jarinya.

“Kamu tidak ingat?”

“Tidak.. aku hanya ingat saat bangun dan tau-tau kamu tidur di balik bajuku. Setelah itu....”

“Setelah itu aku juga tidak tahu. Yang pasti, sepertinya kamu berjalan, entah itu dengan sadar atau tidak, yang pasti, kamu jatuh kedalam jurang. Di dasar jurang ada sungai bawah tanah yang alirannya sangat deras. Lalu juga air terjun tertinggi yang pernah aku temui. Kamu sepertinya juga jatuh dari sana. Setelah itu sepertinya kamu hanyut kesini. Aku kira kamu sudah mati, Keyz. Aku sedih sekali.”

“Hahaha. Bukannya kamu membenci manusia terkutuk sepertiku?”

“Tapi... Tapi... Saat ini Cuma kamu saja yang aku miliki. Hueeeh...” Flip kembali menangis. “Benar, kamu tidak apa-apa? Bagaimana badanmu? Apakah ada yang sakit? Sebelah mana? Biar aku sembukan dengan sihir penyembuhku.”

“Hemmm...” Keyz menggerakkan tangan kanannya. Tangan kirinya.. “Tidak sakit. Tidak ada yang sakit sama sekali. Hei!! Tanganku yang hancur kembali seperti semula!!” Teriak Keyz sambil melompat berdiri. Di saat itulah Flip terjatuh dari tubuh Keyz. Dia masuk kedalam air jernih yang ada di dalam gua itu.

“Uahhh.. aku menelan banyak air!!” kata Flip sambil berdiri. “Eh, lho. Keyz, kenapa tubuhmu mengecil?”

“Haaa..” saat ini, Keyz sedang berdiri berhadapan dengan sosok wanita cantik setinggi bahunya. Dia Flip. “Flip. Kamu yang membesar!! Ugg mataku.”

“Benar kah?” Flip berputar-putar di depak Keyz.

“Bodoh. Kamu wanita.”

“Hemm. Di dalam bahasa manusia, aku memang wanita. Kenapa? Ada masalah?”

“Tentu saja bodoh. Kamu tidak memakai baju sehelai pun!!”

“Kenapa? Dari kemarin-kemarin kan aku begini.”

“Bukan itu masalahnya! Boba kamu terlihat jelas!” Keyz maunya menutup matanya. Tapi, pemandangan itu membuat dia lupa segalanya. Dia menelan ludah lalu berkata. “Ini. Pakai bajaku. Nanti kita cari baju buat kamu.” Keyz melepas bajunya, dan memberikannya kepada Flip.

“Tidak ah. Aku tidak biasa memakai apapun. Lagi pula lihat, sayap ku jadi tidak bisa di gerakkan.”

“Buodoh!! Cepat pakai. Pikiranku kacau!!” Keyz tidak bisa menahan pandangannya. Pandangannya turun ke bawah. Tertuju ke.... “Lha? Ga ada lobang nya.”

Flip memiringkan kepalanya sambil menatap ke arah Keyz dengan heran.

Nex

Dengan paksaan Keyz, akhirnya Flip mau juga memakai bajunya.

“Syukurlah. Bagian itu juga tertutup.” Kata Keyz.

“Ha?” Flip semakin bingung terhadap Keyz. “Kamu aneh sekali.”

Brengsek ini anak. Pikir Keyz. Andai saja disana ada lobang nya. Pasti dia sudah aku..... Keyz menangis penuh sesal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!