hari ini hari yang membahagiakan untuk seorang gadis berusia 17 tahun yang kini masuk ke dalam rumah dengan semangat.
"mah,pah,kak Elora"ucap gadis itu yang masuk ke ruang tamu dimana ada tiga orang sedang tertawa bahagia,namun setelah kedatangan gadis itu mereka malah melirik sinis gadis itu
"umm itu mah,pah,kak Elora aku peringkat 1 umum"ucap gadis itu.
Hening.
"pah,mah Elora mau tas ini boleh kan??ini bagus buat Elora kuliah"ucap Elora.
"iya sayang apapun untuk mu,Iyah kan pah??"ucap Yola ibu Elora dan gadis itu.
"iya Elora sayang"ucap Rafan sang ayah
gadis itu hanya menghela napasnya sambil menundukkan kepalanya menyembunyikan air matanya.
"heh,ngapain kamu di situ pergi sana merusak pemandangan saja"ucap Yola.
Dengan perasaan yang sedih dan hati yang terluka gadis itu berjalan menuju kamarnya.
"hiks hiks, kenapa???kenapa mama dan papa gk pernah menyayangi Ginna"ucap gadis itu terisak menangis meringkuk memeluk lututnya.
Ginna Yovela Adriella berusia 17 tahun,putri ke dua dari Rafan Galanter dan fayyola saira Galanter,pengusaha no 2 di negara itu serta adik dari Elora klarine Galanter seorang mahasiswi jurusan manajemen di kampus terkenal di negara itu.
Dapat kita lihat dari nama Ginna,yang sudah memberitahukan kita bahwa ia anak yang tidak di anggap karena di dalam namanya tidak tersemat marga Galanter.
Tok
Tok
"non ini bi Imah"
Ginna menghapus air matanya lalu membuka pintu kamarnya dan melihat bibi Imah berdiri dengan nampan berisi makanan kesukaannya.
"masuklah bi"ucap Ginna yang berusaha tersenyum.
keduanya masuk ke dalam kamar Ginna.
"non Ginna nangis lagi??"ucap bi Imah sambil membelai rambut Ginna lembut.
"hiks hiks bi,kenapa Ginna harus lahir ke dunia ini hiks jika kehadiran Ginna tidak di inginkan "ucap Ginna terisak.
"husss jangan bicara gitu,gk baik.lagipula ada bibi yang sayang sama non Ginna kan"ucap bi Imah memeluk gadis kecil yang rapuh itu.
Sejak Ginna lahir ke dunia kedua orang tuanya mengabaikan Ginna karena sebuah alasan,dan sejak saat itu juga bibi Imah lah yang merawat Ginna.
"sudah dong jangan nangis, jadi kabar bahagia apa yang non bawa hari ini??"ucap bi Imah.
"hiks Ginna sudah lulus bi, Ginna peringkat 1 umum"ucap Ginna sambil menghapus air matanya.
"duhh bibi bangga deh sama non"ucap bi Imah
"semua itu gina lakukan demi membahagiakan papah dan mama juga Kak Elora,tapi tampaknya hiks"ucap Ginna yang kembali sedih.
"sudah,sudah.itu sudah bibi siapkan makanan kesukaan non"ucap bi Imah.
"makasih ni Imah,bi Imah emang the Best banget"ucap Ginna.
"duhh si non,makin besar entar baju bibi"ucap bi Imah yang mengundang gelak tawa Ginna.
"non semoga non secepatnya mendapatkan kebahagiaan non,dan sebelum saat itu bibi akan terus memberikan senyuman di setiap hari-hari non" batin bi imah.
"oh ya non,non rencananya setelah ini mau kerja atau kuliah??"ucap bi Imah.
"oh iya Ginna lupa ngasih tau bibi,Ginna dapat beasiswa buat kuliah di luar negeri"ucap Ginna.
"wahh nona beruntung sekali"ucap bi Imah.
"tapi Ginna tidak ingin jauh dari mama,papa,kak Elora dan bi Imah"ucap Ginna.
tanpa mereka sadari jika ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka dari tadi.
"Ginna aku tidak akan membiarkan kamu menjadi bintang di keluarga Galanter"gumamnya.
"aku ingin kamu menjauh dari kami dan jika bisa kamu meninggal saja"gumamnya lalu pergi dari sana sambil mengepalkan tangannya.
siapa lagi kalau bukan Elora.
Elora sangat iri dengan kemampuan yang dipunyai oleh Ginna,yah meskipun ia adalah Putri tersayang di keluarga Galanter tapi banyak orang-orang yang selalu memuji Ginna yang cantik dan juga pintar membuat Elora semakin membenci Ginna.
******
kini di sebuah cafe
Elora datang dan duduk di bangku kosong yang sudah ada dua sahabat karibnya.
"kamu kenapa Ra??"ucap sisi.
"aku lagi bete,anak itu selalu membuat ku kesal.aku harus secepatnya menyingkirkan nya"ucap Elora.
"ckck, aku bingung deh sama kamu Ra, kok bisa kamu sebenci itu sama adik kandungmu sendiri"ucap Laura.
"cih aku tidak sudi mempunyai adik seperti dia, pembawa sial saja.aku benci sama Adia yang udah membuat mama menderita"ucap Elora.
"gila,gila.kakak macam apa kamu nih.jadi kamu mau minta saran apa dari kami??"ucap sisi.
"request saran apa yang bisa membuat dia pergi dari rumah itu"ucap Elora.
"yahh tinggal Lo fitnah aja dia"ucap Laura.
BRAK
"aku punya saran,bagaiman kalau kamu jebak aja dia"ucap sisi.
"jebak???,maksud mu apaan si??"ucap Laura.
"sini aku bisikin"ucap sisi
Lalu keduanya mendekat ke arah sisi dan sisi memberitahukan sarannya.
"kamu gila si,kasihan loh.kitakan juga cewe pasti tau perasaannya kalo di gituin"ucap Laura.
"hehe iya juga sih kan cuman saran hehe"ucap sisi.
"gk,menurutku saran sisi the best,aku akan menjalankan rencana ini saat ulang tahun ku ke 22 tahun Minggu depan"ucap Elora
"Ra sadar,dia adik kandung sedarah sama kamu.masa iya kamu tega??"ucap Laura.
"thanks sarannya aku pergi dulu bye"ucap Elora lalu pergi dari sana.
"ihh gara-gara kamu nih sih,kok kamu ngasih ide kejam gitu??"ucap Laura kesal.
"Lau kamu tau kan Elora sangat membenci adiknya,tadi aku cuman ngasih saran aja.lagipula keputusan ada di tangan nya bukan??"ucap sisi.
"huff kesal aku Ama kalian ahh"ucap Laura lalu pergi dari sana.
"huff lau aku cuman mau Elora bahagia dan tidak murung terus saat mendengar orang-orang memuji adiknya,apakah salah?"cicit sisi.
******
"woy bangun!!"ucap Elora menyingkap selimut Ginna.
"emmm kak Elora ada apa??"ucap Ginna sambil mengucek matanya.
"ada apa apanya!!cepat buatin aku sarapan"ucap Elora.
"ehh ba-baik kak"ucap Ginna lalu cepat turun ke lantai bawah dimana dapur berada.
-
-
-
"buat apa kamu kemari,merusak pemandangan saja!!!"ucap Yola saat Ginna samapi di dapur.
"anu Ginna mau buatin sarapan buat kak Elora"ucap Ginna.
"mah biar aja dia yang buat sarapan"ucap Elora bersedekap dada di ambang pintu masuk ke dapur.
"Elora apa-apa sih kamu sayang,masa iya kamu mau nyuruh kuman sepertinya membuat sarapan,bisa tertular sial kita hiii"ucap Yola yang membuat hati Ginna seperti iris ribuan pisau.
"gk papa mah berhubung kita kekurangan pembantu jadi Ginna sebagai anak berbakti kan bisa meringankan pekerjaan mama"ucap Elora.
"kamu benar juga yah"ucap Yola.
TBC
setelah membuat sarapan untuk keluarganya Ginna pergi ke dapur untuk sarapan bersama bi Imah, karena ibunya tidak mengizinkan Ginna untuk bergabung sarapan bersama mereka.
"non, makan yang banyak yah supaya cepat besar"ucap bi Imah sambil mengambilkan lauk untuk Ginna.
"haha bibi bisa aja, kurang besar apa Ginna ni bi"ucap Ginna terkekeh.
"gk,kamu masih bocil non"ucap bi Imah.
"ihhh bibi ahh"ucap Ginna cemberut.
"haha ya sudah ayo dimakan"ucap bi Imah terkekeh melihat Ginna yang cemberut.
"bi, Ginna hari ini mau cari pekerjaan"ucap Ginna yang sukses membuat bi Imah menghentikan gerakannya saat ingin menyendok kan makanan ke dalam mulutnya.
"non nggak kuliah???"ucap bi Imah.
"entahlah bi, jangka pendaftaran kan 2 bulan lagi jadi sambil Ginna menimbang-nimbang keputusan Ginna mau cari pekerjaan untuk mengisi waktu luang Ginna"ucap Ginna.
"kenapa non harus bekerja??"ucap bi Imah.
"Ginna mau cari pengalaman dulu bi"ucap Ginna.
"emang kamu mau kerja jadi apa non??"ucap bi Imah.
"bibi nggak usah khawatir,tadi malam Ginna dapat tawaran dari beberapa orang untuk jadi guru les.jadi bibi gk usah khawatir.aman kok bi,Ginna gk jadi pemulung kok"ucap Ginna.
"huff baiklah"ucap bi Imah.
-
-
-
sudah satu minggu Ginna menekuni pekerjaannya sebagai guru les.
Hari ini Ginna pulang ke rumah dan mampir ke mall untuk membeli sesuatu.
"daun ini sangat cocok untuk Elora,pilih ini aja deh semoga kak Elora suka dengan kado ku"ucap Ginna sambil membawa gaun berwarna biru malam yang indah itu.
"580 ribu kak, bayar cash atau debit??"ucap kasir.
"bayar cash aja kak"ucap Ginna sambil menyodorkan 6 lembar uang berwarna merah.
Uang itu adalah hasil jerih payah nya menjadi guru les dan juga berkerja selingan di sebuah butik.
Ginna men-stop kan taksi dan pergi dari sana menuju mansion keluarga Galanter.
Ginna keluar dari taksi, sesaat Ginna termenung menatap mansion yang selama ini ia tinggal.
sebutir air mata menetes dari mata Ginna.
"aku merasa bodoh melakukan segala hal hanya untuk membahagiakan mereka, tapi perjuanganku itu tidak dianggap sama sekali"cicit Ginna.
"Ginna kamu harus semangat,jangan menyerah. kamu harus buat keluargamu bangga"ucap Ginna.
Ginna menghembuskan napasnya lalu masuk ke dalam mansion.
"aku pulang"ucap Ginna tersenyum membuka pintu
"Ginna kamu sudah pulang??"ucap Elora mendekati Ginna.
"ehhh??i-iya"ucap Ginna yang bingung dengan reaksi yang diberikan oleh Elora yang beda dari hari-hari biasa.
"gini loh gin,kakak mau ngajakin kamu buat ngerayain ulang tahun kakak,jadi cepat gin kamu siap-siap itu mama dan papa udah nungguin"ucap Elora.
"baik kak,aku sangat senang sekali"ucap Ginna lalu berlari ke kamarnya.
namun beberapa saat kemudian ia kembali berlari mendekati Elora sambil memberikan sebuah kotak kado yang di hiasi pita.
"ini hadiah dari Ginna kak,semoga kakak senang dengan hadiah Ginna kali ini"ucap Ginna.
Cup
"dan selamat ulang tahun kakak ku"ucap Ginna mencium pipi Elora,yang membuat Elora berdiri kaku.
tanpa menunggu lama lagi Ginna berlari ke kamarnya untuk Menganti bajunya.
"sial beraninya dia mencium ku"ucap Elora sambil menghapus pipinya dengan tisu di bantu oleh Yola.
sedangkan Rafan hanya diam tidak perduli.
Ginna turun dari kamarnya dengan menggunakan gaun yang berwarna peach.
-
-
-
Akhirnya mereka sampai di hotel bintang lima gimana cara ulang tahun Elora diselenggarakan.
Pesta berlangsung begitu meriah.
Laura dan sisi memeluk sahabatnya itu.
"selamat ulang tahun yah Ra"ucap mereka.
"iya makasih yah lau,si"ucap Elora.
"Ra kamu yakin mau melakukan rencana itu??"ucap Laura sambil menatap gelas yang berisi jus yang di pegang oleh sisi.
"iya,aku sudah mengharapkan kado terindah ini"ucap Elora.
"hufff baiklah,tapi aku tidak ikutan yah"ucap Laura.
Elora mengambil gelas yang ada di tangan sisi lalu berjalan mendekati Ginna yang sibuk bercengkrama dengan banyak orang.
Melihat itu makin membuat hati Elora terbakar amarah.
"adek tersayang ku"ucap Elora mendekati Ginna.
"kak Elora"ucap Ginna.
"wahhh nak Elora selamat ulang tahun yah,kamu terlihat cantik"ucap beberapa orang.
"ahh terimakasih,saya pinjam adek saya sebentar yah.silakan menikmati pestanya"ucap Elora lalu menarik Ginna menuju sudut ruangan.
"ada apa kak??"ucap Ginna heran dengan apa yang di lakukan oleh Elora.
"kamu haus kan,ini untuk mu"ucap Elora memberikan jus itu kepada Ginna.
Sedangkan Ginna terdiam menatap ke arah gelas jus itu dan Elora secara bergantian.
"ka-kak,apa kakak sakit??"ucap Ginna.
"CK apa kau tidak melihat aku sehat bugar begini??"ucap Elora kesal.
"ahh maaf kak,Ginna hanya heran kenapa kakak bertingkah beda dari biasanya"cicit Ginna.
"sudah lah terima saja niat baik ku,aku tidak ingin membuat masalah di hari ulang tahun ku"ucap Elora.
"baiklah kak,terimakasih kak"ucap Ginna tersenyum tulus.
Lalu Ginna meneguk jus itu sampai tandas pasalnya dia benar-benar kehausan sekali.
"bodoh sekali kamu Ginna,selamat datang di awal kehancuran mu" batin Elora.
Tak berapa lama tiba-tiba Ginna merasa tubuhnya panas.
"kak aku permisi dulu"ucap Ginna.
"mulai bereaksi yah" batin Elora bahagia.
"humm kamu bisa kembali ke kamar mu no 119"ucap Elora.
"baik kak"ucap Ginna
-
-
Ginna bejalan sempoyongan menuju ke kamarnya di pertengahan jalan Ginna berhenti saat melihat sisi sahabat kakaknya sedang berbicara dengan seorang pria bertubuh gempal di depan kamarnya.
"kamu hanya perlu menikmati tubuhnya,dikamar 119,dan ini uang perjanjian yang di janjikan elora.jadi jangan gagal dan jangan sampai orang tau bahwa Elora adalah dalangnya"ucap sisi.
"tenang akan pasti ku rahasiakan"ucap pria itu.
Dam
"kak Elora??kenapa kakak jahat sekali??" batin Ginna yang akhirnya mengerti apa yang terjadi dengan dirinya yang ternyata sudah di beri obat perangsang.
Lalu pria bertubuh gempal itu masuk ke dalam kamar yang di pesan khusus untuknya sedangkan sisi pergi dari sana memberi kabar pada Elora
"hiks panas,aku hiks harus pergi" batin Ginna sambil berusaha berbalik pergi dari hotel sana namun saat Ginna melewati kamar 104 sebuah tangan kekar menariknya masuk ke dalam kamar.
"si-siapa kamu??hiks lepaskan,panas"ucap Ginna yang masih berusaha mempertahankan kesadarannya.
Pria itu melempar Ginna ke atas kasur dan menindihnya.
"akhirnya kamu datang,cepat bebaskan aku dari penderitaan ini"ucap pria itu dengan suara serak.
lalu dengan gesit pria itu menyambar bibir ranum milik Ginna.
"emmmm ahh hentikan hiks aku bukan ja ahhh jalang"ucap Ginna.
Karena sentuhan-sentuhan yang di berikan oleh pria itu akhirnya akal sehat Ginna hilang dan ikut juga dalam permainan pria itu.
Keduanya kini sudah polos tanpa sehelai benang pun lalu,pria itu melumat bibir Ginna dan perlahan-lahan memasukkan benda pusaka nya ke dalam liang yang basah milik Ginna.
Kamar 104 akhirnya menjadi saksi bisu dimana Ginna harus kehilangan kesuciannya yang telah ia jaga selama ini.
TBC
Ginna membuka matanya perlahan dan menoleh ke samping dimana seorang pria tampan sedang tertidur lelap.
Ginna pecahan memindahkan tangan yang melingkar di perutnya dan kemudian turun dari ranjang itu memungut bajunya.
Ginna masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan shower dan kemudian meringkuk di bawah air yang terguyur di tubuhnya.
"hiks oma,opa Ginna hiks Ginna sudah tidak suci lagi hiks"ucap Ginna terisak.
Ginna menggosok kasar tubuhnya seolah-olah jijik dengan dirinya.
-
-
Setelah satu jam menangis di dalam kamar mandi Ginna keluar dengan wajah yang pucat.
Ginna meraih ponselnya yang jatuh di lantai dan berjalan mendekati pria yang belum bangun dari tidur lelapnya.
cklek
Ginna mengambil foto pria tampan itu.
"hiks,meski tidak ada bedanya aku tetap kehilangan kesucian ku,tapi aku juga bersyukur aku tidak menghabiskan malam sialan itu dengan pria gempal itu"ucap Ginna.
Lalu Ginna pergi dari sana meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu dirinya dan pria tampan yang tidak di kenal oleh Ginna itu.
-
-
"dari mana saja kamu??"ucap Rafan.
"apa papa peduli kemana aku pergi??"ucap Ginna.
"Ginna cape pah,Ginna ke kamar dulu"ucap Ginna berjalan menuju kamarnya.
"Ginna kamu dari mana kok kakak tadi malam cariin kamu kok gak ada"ucap Elora menghampiri Ginna dan menggenggam tangan Ginna dengan menampilkan wajah cemas.
"huh aku gk apa-apa kok kakak tercinta"ucap Ginna sambil memaksakan senyumnya.
"Ginna capek,Ginna mau ke kamar"ucap Ginna menepis tangan Elora.
"huh semuanya pasti sukses,kita lihat sampai mana mental mu bertahan Ginna" batin Elora.
-
-
-
di sebuah kamar di hotel bintang lima.
Pria tampan membuka matanya terusik karena sinar matahari menerpa wajahnya.
Tok
Tok
"tuan ini saya"ucap seseorang.
"masuk"ucap pria itu lalu mendudukkan dirinya dan bersandar di sandaran tempat tidur.
"Niko kemana jalang yang kau berikan pada ku tadi malam??kau memesan wanita jalang yang masih virgin"ucap pria itu.
"jalang??"beo Niko si asisten.
"apa kamu lupa jika tadi malam aku di berikan obat sialan itu??"ucap pria itu.
"oh iya saya lupa Tuan,ta-tapi saya tidak ada memesan wanita untuk tuan karena saya lupa"ucap Niko.
"maksud mu"ucap pria itu menggantung.
"benar,tidak ada wanita yang di kirim ke sini"ucap Niko.
pria itu menyingkap selimutnya dan terlihat lah noda merah di seprei itu.
"CK sialan,cepat temukan wanita itu"ucap pria itu sambil mengusap gusar wajahnya.
"baik tuan"ucap Niko lalu pergi dari kamar tuannya itu.
"huff Malvin apa yang kau lakukan??kau sudah merusak masa depan seorang wanita"gumam pria itu.
********
sebulan kemudian setelah kejadian itu.
Hari ini mansion di hebohkan karena Ginna yang tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri di dalam kamar.
Bi Imah memngilkan dokter dan segera dokter datang dan memeriksa Ginna.
"bagaimana keadaan nongonna dok??"ucap bi Imah.
"emm itu"ucap dokter sambil menatap ke arah Rafan,Yola dan Elora yang bersedekap dada di ambang pintu.
"nona Ginna itu umm dia hamil"ucap dokter.
"APA??!!"ucap Rafan murka.
Ginna membuka matanya siuman.
"non Ginna syukurlah non udah bangun"ucap bi Imah sambil membantu Ginna duduk.
"Ginna kenapa bi??"ucap Ginna
Belum bi Imah menjawab Rafan sudah mendekat ke arah Ginna lalu menamparnya.
Plak
"ternyata kamu benar-benar anak yang tidak tau diri,beraninya kamu menjadi j****g!!"ucap Rafan menampar Ginna.
"pah Elora sendiri gk nyangka kalo adek sampe ngelakuin hal itu,ternyata pas peta ulang tahun Elora saat itu Elora gak salah liat kalo adek masuk ke kamar bersama pria bertubuh gempal"ucap Elora menangis di pelukan Yola.
"hahaha"Ginna tertawa sumbang.
"kalau kakak ngeliat Ginna bersama pria gempal itu lalu kenapa kakak tidak menghentikan Ginna??"ucap Ginna menatap Elora.
"aku malah heran apakah kakak adalah kakak yang baik yang membiarkan adeknya bersama pria gempal atau malah dalang dari semuanya"ucap Ginna dengan air mata di pelupuk matanya.
"dan perlu papa dan mama tau kak Elora lah yang memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Ginna,dia juga menyewa pria bertubuh gempal untuk memperkosa Ginna"ucap Ginna
Plak
Kini Yola yang menampar Ginna.
"anak menjijikan seperti mu tidak pantas di kasihani kau malah menfitnah putri ku"ucap Yola
"sekarang kmu pergi dari rumah ini"ucap Rafan.
"papa ngusir ginna??"ucap Ginna tidak percaya.
"ya,kau bukan lagi anggota keluarga ini,kau hanya membuat nama baik keluarga Galanter tercemar"ucap Rafan.
"tuan,nyonya tolong jangan usir non Ginna"ucap bi Imah bersujud di bawah kaki Rafan dan Yola.
"bibi hiks"ucap Ginna membantu bi Imah berdiri
"mama hiks Ginna..."ucap Ginna menatap Yola.
"pergi tinggalkan mansion ini atau aku akan menyeret mu pergi"ucap Yola.
"hiks kenapa??hiks kenapa mama dan papa jahat sama Ginna??"ucap Ginna.
"aku bukan ibu mu,aku tidak sudi mempunyai anak seperti mu"ucap Yola
"huh kamu mau tau kenapa aku benci dengan mu??itu gara-gara kamu aku tidak bisa melahirkan anak laki-laki untuk keluarga Galanter karena rahim ku di angkat!!!"ucap Yola.
"kamu pembawa sial,pergi kamu"ucap Yola.
"nyonya tolong jangan usir non Ginna,saya rela di pecat nyonya asal jangan usir non Ginna hiks"ucap bi Imah
Hati Ginna benar-benar udah di hancurkan menjadi berkeping-keping mendengar perkataan Yola.
"ahaha,hiks aku akan pergi hiks tapi jangan pecat bi Imah"ucap Ginna.
-
-
-
"non,kenapa non harus pergi??"ucap bi Imah memeluk Ginna yang kini menyeret kopernya.
"tidak apa-apa bi, terimakasih sudah menjaga Ginna selama ini jaga kesehatan yah bi,tunggu Ginna kembali membalas semuanya"ucap Ginna.
"tapi non,non lagi hamil"ucap bi Imah.
"hiks tenang saja bi,aku dan anak ku pasti baik-baik saja,kelak aku akan mempertemukan anak ku dengan bibi di mana kamu tersenyum bahagia"ucap Ginna.
"non pergi ke mana?"ucap bi Imah
"Jerman bi, Ginna mengambil beasiswa di Jerman meskipun Ginna hamil tapi Ginna pasti akan menuntaskan studi Ginna"ucap Ginna.
"hiks kalau begitu non harus menjaga diri non sendiri,jaga kesehatan yah non"ucap bi Imah.
Ginna lalu keluar dari lingkungan mansion keluarga Galanter.
Sebelum masuk ke dalam taksi yang sudah di pesan oleh Ginna,Ginna menatap penuh dendam ke arah mansion itu.
"tunggu aku datang untuk membalas semua rasa sakit ini,terutama kau kak Elora"ucap Ginna lalu masuk ke dalam taksi yang membawanya ke bandara internasional.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!