Jika menyukai like dan comment ya, karena itu mendukung penulis, terima kasih😘
Delanta Elman, seorang pengusaha yang terkenal angkuh dan egois. Bahkan, dia tidak segan menghancurkan siapapun yang menghalangi bisnisnya.
Hal itu dikarenakan masa lalu yang membuatnya menjadi pribadi yang menakutkan.
Kejadian dimulai 6 bulan lalu.
"Ehm... Sayang, jangan berhenti aku sangat menyukai," ucap Dea mencium selingkuhannya Alfin.
"Iya sayang, aku juga menyukaimu," ucap Alfin penuh kemesraan.
"Brakkkkkk" bunyi pintu terbuka dengan keras.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Delan murka.
Dea menghampiri suaminya, dan memakai pakaian nya kembali.
"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Dea memegang tangan suaminya.
"Kamu mau menjelaskan seperti apa? haa😡," ucap Delan memegang rahang istrinya.
"Stop , jangan aniaya istrimu Delan," ucap Alfin.
"Haha, sejak kapan kalian memiliki hubungan katakan padaku?" teriak Delan murka😡
"Apakah kamu pernah berpikir istrimu harus menikah dengan lelaki yang tidak pernah menyentuh nya sama sekali?" ucap Alfin.
"Haha, oh jadi kamu ingin kepuasan dari ku istriku, aku sudah mengatakan padamu, kita akan berbulan madu, ketika pekerjaan ku selesai di Australia, tapi sepertinya kamu tidak sabar ya?" ucap Delan murka.
"Katakan padaku, berapa bulan kalian berhubungan? atau aku bunuh saja kalian berdua," ucap Delan masih memegang rahang istrinya.
Saat situasi begitu mencekam, datang seorang pegawai yang tidak mengetahui kejadian di hotel tersebut.
"Maaf Tuan, saya mengantar makanan buat kalian," ucap pegawai tersebut (terkejut)
" Kamu, pegawai disini kan, cepat keluar," ucap Delan dalam kondisi marah.
"Saya akan pergi Tuan, akan tetapi bayar dulu makanan ini," ucap pegawai tersebut.
Tuan Delan pun melepaskan rahang istrinya. Dan mendekati wanita tersebut.
"Hei, apakah kamu tidak melihat saat ini sedang situasi apa?" ucap Delan.
"Ehm, tahu sih ini seperti adegan di sinetron, suami memergoki istri selingkuh, apakah benar begitu?" ucap pegawai tersebut tersenyum.
Delan pun mengarahkan tangannya ke kerah wanita tersebut, repleks pegawai tersebut malah melawan dan menghempaskan tubuh Tuan Delan.
Tahu hal tersebut membuat lelaki tersebut marah, pegawai tersebut pun segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
Delan, hanya tersenyum sinis melihat wanita yang pertama kali dalam hidupnya bisa melawan dirinya. Delan pun bangun dan berbicara pada keduanya.
"Aku talak kamu, kita cerai ," ucap Delan pergi begitu saja.
Dea hanya terdiam melihat suaminya bersikap begitu. Alfin memeluk erat Dea, dan Dea merasa nyaman dengan pelukan Alfin.
Keduanya pun langsung kembali dalam larutan asmara yang tertunda. Sebab Dea dan Alfin sudah dimabuk cinta oleh perasaan mereka.
Di lain tempat.
Tuan Delan menyuruh anak buahnya, menyelesaikan surat perceraian dan meminta anak buahnya yang lain mencari sosok pegawai yang datang saat pertengkaran tersebut.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, dan Delan belum menemukan sosok wanita yang membuat dia tersenyum sinis.
"Wanita, itu akan menjadi milikku, karena dia sudah ikut campur dengan urusanku," ucap Delan sambil merokok.
Dalam waktu singkat perceraian pun berlangsung, Dea pun berkeinginan berjabat tangan dengan mantan suaminya. Akan tetapi di tolak oleh Delan.
"Kita tidak memiliki hubungan apapun? jadi jangan pernah muncul di hadapanku," ucap Delan memalingkan wajah.
"Kamu pikir, kamu pria yang hebat di muka bumi, wanita mana yang tahan selama 6 bulan tidak disentuh sama sekali," ucap Dea berbicara di telinga Delan.
"Aiiish," ucap Delan geram.
Alfin pun mendekati keduanya.
"Ingat Delan, Dea bukan lagi istrimu jadi jangan menganiaya nya lagi," ucap Alfin membela.
"Haaa, ambil saja wanita itu, dia sangat cocok denganmu," ucap Delan menggenggam jemarinya.
Alfin dan Dea pun pergi meninggalkan Delan yang masih kesal. Hingga anak buahnya menemui Tuan Delan karena mendapatkan informasi tentang wanita tersebut.
Delan pun langsung menuju tempat yang dikatakan oleh anak buahnya. Betapa terkejutnya Delan, bahwa wanita yang melawannya kala itu, bukanlah wanita sembarang.
"Siapa wanita ini? bagaiman bisa dia berada di keluarga Alster? apakah dia Alena anak kecil yang pernah hilang di hutan," ucap Delan dalam hati.
Delan pun kembali ke mobilnya, Delan meminta anak buahnya untuk mencari tahu keluarga Alster, agar dia bisa mendekati wanita tersebut.
Di kediaman Alster.
"Apa yang kamu lakukan di hotel? ucap papa nya.
"Aku bekerja papa," ucap Alena sambil memakan cemilannya.
"Papa kan sudah bilang, kamu di rumah saja, jika penculik psikopat itu menemui kamu lagi bagaimana? papa khawatir sayang," ucap papa nya.
"Aih papa bagaimana sih? Alena sudah besar bisa menjaga diri sendiri, Alena juga bosan di rumah saja, bahkan Alena bingung melakukan apa?" ucap Alena sembari memakan cemilannya.
Papanya memeluk Alena putri kesayangannya.
"Papa, abangku kapan pulang?" ucap Alena.
"Abang Al dan El, mereka akan datang seminggu lagi, jadi jangan berulah ya sayang," ucap Papa Alster.
"Papa, weekend nanti kita ke pemakaman mama ya," ucap Alena membujuk.
"Baiklah, kita ke pemakaman mama, akan tetapi Alena janji keluar rumah harus izin dengan papa jangan kabur seperti 2 bulan yang lalu, karena penyakit mu belum pulih total," ucap Papa Alster.
"Siap papa ku tersayang," ucap Alena mencium pipi papanya.
"Papa, kembali ke kantor ya sayang, kamu di rumah saja, papa tidak mau kamu keluar rumah, ingatkan setelah keluar rumah waktu itu kamu pingsan dan penyembuhan kembali," ucap Papa Alster.
"Oke Papa, Alena janji sama papa," ucap Alena tersenyum.
Papa Alster pun pergi meninggalkan rumah mereka tersebut. Alena pun mengikuti kemauan papa nya.
Masa lalu Alena
Masa kelam itu dilalui ketika peristiwa meninggalnya mama Alena. Karena larut dalam kesedihan keluarga Alster tidak menyadari keberadaan Alena.
Kala itu Alena berusia 17 tahun, remaja aktif yang menyukai dunia luar. Seseorang terobsesi memiliki Alena, sebab Alena sosok wanita yang ramah pada siapapun.
Bahkan Alena tidak terlihat dari keluarga berada, sehingga temannya dari kalangan manapun. Hal itu terbesit oleh seorang lelaki psikopat yang menginginkan dirinya.
Setelah Alena ditemukan dia dalam keadaan baik-baik saja, hanya saja Alena tampak kurus sebab dia tidak memakan sedikit pun yang diberi lelaki tersebut.
Lelaki tersebut di tangkap, dan Alena diperiksa ke dokter. Dokter mengatakan tidak ada penganiayaan akan tetapi kejiwaan Alena tergunjang karena kejadian itu.
Perlahan Alena pun pulih dengan bantuan papa dan Abang Al dan El, mereka semua menghibur adiknya tercinta. Hingga Alena kembali tersenyum dan bahagia.
Hanya saja karena hal itu, dia takut dengan ruangan gelap dan beberapa interior yang dibencinya.
🍃 Bersambung 🍃
Penasaran, hayo like dan comment serta hadiah ya🤭.
"Tidak ada yang mudah dalam hidup, maka berusahalah," author Aloha- Zahra.
🍃Like dan comment ya🍃
🍃 Lanjutkan 🍃
Alena menatap halaman sekitar dengan mata sayu nya. Alena berpikir untuk kabur dari rumahnya, akan tetapi dia teringat kejadian lalu. Keamanan yang bertugas di potong gajinya, hingga Alena pun tidak bisa berkutik.
Alena pun kembali ke kamar dan membuka leptop nya. Alena pun menawarkan desain pakaian yang telah di buatnya di galeri kamar khususnya.
"Argh, sepertinya jualan ada solusi ku mengatasi kebosanan, meskipun para pengawal yang mengantarkan paket tersebut," ucap Alena sekenanya.
Alena pun memulai membuka Laptop yang mana sudah diikuti oleh Delan Elman. Delan penasaran dengan sosok wanita yang membuatnya pertama kali tersenyum sinis.
Alena pun memulai live nya, dia pun berkeliling dan menampilkan pakaian yang di desainnya dengan brand namanya sendiri. Meskipun belum ada yang membeli, Alena tetap saja berbicara.
Hal itu melihat Delan makin penasaran dengan wanita tersebut, sebab dirinya memang mencari desain yang berbeda.
"Ide kreatif wanita ini, pasti akan terjadi suatu saat nanti, mode compang camping yang dipadukan dengan paduan warna menarik," ucap Delan dalam hati.
Hanya sejam saja Alena menawarkan desain pakaiannya. Karena lelah dia pun beristirahat, tanpa sengaja ada pesan masuk.
💌"Saya, tertarik dengan pakaian yang Anda jual," ucap Delan dalam pesan, meskipun dia menyuruh anak buahnya.
💌"Wah, kalau begitu mau pesan yang mana?" ucap Alena sambil tersenyum bahagia.
💌"Bagaimana kalau kita bertemu?" ucap Delan.
💌"Anda siapa? mengapa harus bertemu?" ucap Alena menutup pesan tersebut karena takut.
Alena pun mematikan ponselnya, dan dia kembali istirahat. Saat ketenangan, kamarnya di dobrak oleh sang Abang Al dan El. Alena pun terbangun karena tubuhnya di goyangkan oleh saudara nya.
"Alena, bangun dong," ucap El teriak.
"Adik kita itu tidur El," ucap Al menenangkan.
"Abang selalu begitu, dia tidak mengaktifkan ponselnya, bahkan kamarnya dikunci, wajar lah kita khawatir," ucap El dengan nada kesal.
Saat keduanya adu argumen, Alena pun bangun dan menguap. Sontak El langsung memeluk adiknya, Alena yang dipeluk pun refleks mendorong El.
"AW, mengapa kamu mendorong Abang?" ucap El berdiri.
Alena pun mengucek matanya dan melihat sosok El yang mengomel. Alena pun teriak.
"Abang Al dan El," ucap Alena langsung meloncat menuju Abang Al.
Abang Al yang tahu adiknya seperti itu, sudah memasang aba-aba. Dan Alena pun tepat berada di pangkuan Abang Al. Melihat hal itu El pun geram.
"Ih cepat turun kenapa? kenapa Abang Al saja yang dipeluk, Abang El juga dong," ucap El kesal.
Alena pun turun dan mencium pipi Abang Al, menuju Abang El. Abang El pun senang melihat sang adik bangun dari tidurnya. Abang Al pun mengajak keduanya untuk turun.
Alena pun meminta kedua abangnya lebih duluan, karena Alena ingin mencuci wajahnya.
Saat Alena membuka ponselnya, betapa terkejutnya dia mendapatkan pesan yang bertubi-tubi.
"Apa-apaan sih nie orang? mengapa jadi menyebalkan begini?" ucap Alena.
"Mengapa juga minta maaf? argh tak perlu di balas, lagian sudah aku balas tidak di jual ke dia," ucap Alena mengacuhkan dan meninggalkan ponselnya di kamar.
Setelah selesai Alena pun menemui kedua abangnya. Alena pun tampak bercerita dengan abang-abang nya mereka pun saling tertawa satu sama lain. Hal itu membuat Alena sangat bahagia memiliki kedua abangnya dalam hidup.
"Abang, Alena menyayangi Abang berdua," ucap Alena tiba-tiba dalam tawa mereka
Kedua abangnya langsung memeluk sang adik. Di saat itu muncullah papa Alster menemui anak mereka.
Waktu berlalu begitu cepat, bagaikan waktu yang berputar tanpa porosnya.
Di tempat berbeda.
Delan mendengus kesal dengan sikap Alena yang mengacuhkannya. Delan pun meminta kepada anak buahnya mencari tahu tentang bisnis yang digeluti oleh papa Alena, karena hal itu bisa membuatnya menemui Alena.
Delan tidak bisa tidur, karena pertemuan pertama mereka begitu berkesan. Hingga dia hampir saja tidak tidur karena terus tersenyum menatap pertemuan tanpa sengaja tersebut.
"Wanita itu bernama Alena Alster, kamu akan menjadi milikku seutuhnya, dan kamu hanya menjadi wanita ku," ucap Delan terlelap dalam tidurnya.
Abang-abang nya beserta papa nya beraktivitas seperti biasanya. Hanya Alena yang menetap di Mension mereka. Alena terkadang bosen akan tetapi dia bingung bagaimana bisa keluar dari Mension ini. Alena sungguh bosan dengan kondisi begini.
Alena pun memulai tugas kuliahnya di leptop, sebab ada gmail masuk untuk tugasnya yang baru.
Di Tempat berbeda.
Al *meeting* dengan klien nya di sebuah restoran. Banyak hal yang dibicarakan oleh mereka. Hingga tanpa sengaja Al melihat keributan dan itu membuatnya risih.
"Ya salah itu kamu mba, mengapa menyalahkan aku?" ucap Caca membela diri.
"Kalau begitu kita coba cek cctv siapa yang salah di antara kita?" ucap wanita tersebut.
"Oke," ucap Caca.
Keduanya pun menuju ruangan CCTV restoran tersebut, dan Caca yang benar, wanita tersebut pun meminta maaf kepada Caca. Setelah selesai Caca kembali ke tempat duduknya.
Al yang merasa kesal dengan keributan tersebut menghampiri meja Caca.
"Kamu itu wanita, bisa lebih elegan tidak kalau membuat keributan, karena kamu *meeting* ku terganggu," ucap Al berbisik dan pergi begitu saja.
Caca menatap kejauhan pundak lelaki tersebut.
"Dasar laki-laki gila, apa hubungannya keributan tadi dengan *meeting nya*, dasar aneh," batin Caca.
Caca pun kembali menyeruput minuman dan cemilan yang belum habis. Setelah selesai dia pun kembali ke rumah sakit.
Di perjalanan menuju kantor.
Al mendengus kesal kejadian di restoran tadi, hingga dia mengomel terus dalam hati. Hingga ponselnya berbunyi dari Alena.
📱"Abang Al tersayang, bagaimana *meeting nya* tadi, berjalan lancar kah?" tanya Alena.
📱"Menyebalkan banget, tahu nggak tadi ada wanita yang bertengkar dengan wanita lainnya, hanya karena permasalahan ketumpahan air," ucap Abang Al dengan nada kesal.
📱" Haha, mengapa Abang Al kesal? kan itu terjadi dengan orang lain, kenapa Abang jadi sinis?" tanya Alena.
📱"Menganggu stabilitas fokus Alena sayang," ucap Abang Al masih kesal.
📱"Abang lupa ya, kejadian masa lalu, Abang dulu pernah marah dengan seorang pegawai karena dia tidak sengaja menumpahkan es jeruk ke pakaian ku," ucap Alena mengingatkan Abang Al.
📱"Ya jelas beda dong, Abang tidak mengajak ribut tapi memberi tahu pegawai agar berhati-hati," ucap Abang Al membela diri.
📱"Haha, memang Abang Al belum berubah dah, ya sudah lanjut kerja sana, aku mau menyelesaikan tugas kuliah," ucap Alena.
📱"Oke deh, Abang kembali kerja ya, sudah sampai kantor nie, terimakasih Alena sudah menemani Abang," ucap Abang Al.
📱"Oke Abang," ucap Alena.
Panggilan keduanya pun terputus karena memiliki pekerjaan lainnya.
Di tempat berbeda...
🍃 *Bersambung 🍃*
"*Jika membenci suatu hal jangan terlalu ditampakkan cukup bicarakan di dalam hati, agar tidak menjadi luka bagi orang lain karena sikapmu," Author, Aloha_Zahra*.
🍃Jika menyukai tulisan ini like dan comment ya, thanks 🍃
Delan Elman masih sibuk dengan pekerjaannya, hingga dia melupakan keinginan nya untuk bertemu Alena.
Bahkan, makan pun dia tidak memiliki kesempatan. Tanpa sengaja pertemuan yang tidak sengaja pun terjadi di antara kedua nya.
Beberapa jam yang lalu.
Alena membujuk papa nya dan abang-abang nya dalam panggilan video, mereka semua kompak tidak memberi akses untuk Alena keluar dari rumah.
Hingga Alena melihatkan sisi lemah ketiga laki-laki yang sangat mencintainya.
📱"Jika kalian semua tidak mengabulkan permintaan ku, Alena akan langsung kabur saja," ucap Alena bernada kesal.
📱"Jangan suka mengancam begitu, kami semua sayang Alena, semua seperti itu karena kami sayang Alena makanya kami semua overprotektif dengan kamu," ucap Abang Al.
📱"Ya sudah, biar Abang El saja jemput Alena, mau pergi kemana? biar Abang tanggung jawab," ucap Abang El dengan tersenyum.
📱"Bagaimana dengan pekerjaan mu di cafe?" tanya papa.
📱"Ya berjalan seperti biasa papa, kami juga sudah breafing ," ucap Abang El.
📱"Bagaimana diizinkan ya? Abang El, aku siap-siap dulu ya, kita mall oke," ucap Alena langsung mematikan panggilan video.
Di saat bersamaan El di introgasi sama papa dan Abang Al.
📱"Jaga Alena dengan baik," ucap papa.
📱"Jangan sampai terjadi apapun, kalau sesuatu terjadi, Abang sendiri yang akan menggantung mu di tiang rumah," ucap Abang Al dengan nada mengancam.
📱"Iya-iya, aku off dulu, bye bye Abang Al dan papa," ucap El menutup panggilan nya.
Abang Al dan papa Alster pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Hingga keduanya berbicara di ruangan yang sama.
"Papa, apakah yakin El bisa menjaga Alena?" tanya Abang Al.
"Papa juga tidak yakin sih, tapi apa boleh buatkan? Alena juga ingin keluar, kita juga tidak bisa terus mengekang selalu di kamar," ucap papa Alster.
"Iya juga sih papa, yaa sudah Al kembali ke ruangan ya papa," ucap Abang Al.
"Oke," ucap papa.
Di tempat berbeda
Delan menyelesaikan tugasnya dan berkeliling mall, untuk melihat perputaran uang yang dihasilkannya. Delanta Elman yang memiliki mall tersebut sehingga banyak sekali wanita yang menginginkan nya setelah dia menjadi duda.
Akan tetapi Delan menolak mentah-mentah tawaran orang tua atau kakeknya untuk menikah kembali. Alasannya karena wanita merepotkan.
Saat Delan sedang asyik ngobrol dengan para pegawai di sebuah pakaian ternama, dia melihat sosok Alena bersama Abang El. Delan menatap dengan senyuman sinisnya.
"Jodoh selalu datang di waktu yang tak terduga," batin Delan.
El dan Alena berkeliling dengan gembiranya, seolah-olah Alena seperti anak kecil yang hanya melihat saja.
"Alena, adakah barang yang ingin kamu lihat dan beli?" tanya Abang El.
"Tidak ada, aku hanya ingin keliling dan bermain di tempat itu (menunjuk ke sebuah wahana permainan) dan juga melihat ke toko buku," jawab Alena.
"Baiklah, kita akan kesana, tapi tolong perlahan Alena nanti kamu nabrak seseorang," ucap Abang El mengingatkan.
Hal yang terduga pun terjadi, Alena menabrak Delanta Elman di saat itu keduanya saling terkejut. El langsung menemui adiknya Alena.
"Maafkan adik saya menabrak anda," ucap El menarik adiknya.
"Maaf ya om, Alena tidak sengaja," ucap Alena dengan wajah polos.
"Tidak masalah, El apakah ini adik kandung kamu?" tanya Delan.
El bingung dengan ucapan Delanta tersebut, sehingga dia pun bertanya.
"Anda siapa?" tanya El.
"Begini saja, apakah kalian berdua bersedia untuk kita bicara di restoran dan kita makan?" tanya Delan.
El melirik ke adiknya seperti sebuah kode.
"Boleh sih, tapi sebentar saja ya om," ucap Alena.
Mereka pun berjalan menuju restoran. Alena yang pura-pura polos langsung mengomel dengan dirinya sendiri.
"Aduh, bagaimana ini? om ini kan yang bertemu di kamar hotel yang ribut dengan istrinya, dan juga aku yang menghempaskan tubuhnya ke lantai," batin Alena.
Sesampainya mereka pun menyantap makanan tersebut. El dan Delan pun berbicara, sedangkan Alena lebih memilih diam.
"Bagaimana kabar anda Alena setelah beberapa bulan lamanya?" tanya Delan.
"Maksud anda apa? apakah anda mengenal adik saya sebelumnya? dan juga apakah kita saling mengenal," tanya El bingung.
"Saya kakak tingkat mu dulu, yang selalu kamu bantu, bertubuh besar dan gemuk, perkenalkan saya Delanta Elman," ucap Delan menyodorkan tangannya.
"Serius, pembisnis terkenal itu, wah ini sesuatu banget, saya bisa banyak belajar dengan anda," ucap El terpesona.
"Dengan senang hati saya akan membantu," ucap Delan.
Alena masih saja diam dan tidak memperdulikan keduanya berbicara, hingga Delan sendiri yang berbicara.
"Alena, apakah tidak adw yang ingin anda katakan pada saya?" tanya Delan menatap Alena yang membuang wajah.
Alena pun memasang wajah tersenyum dan menjawab.
"Haha, menjawab apa sih om? kita saja baru mengenal disini," ucap Alena tersenyum.
"Sebentar Alena, Abang ke toilet dulu ya, kebelet banget, Abang Delan tolong jaga adik saya," ucap El langsung pergi ke toilet.
"Ok bang," ucap Alena.
Alena pun langsung terdiam dan setelah menjawab abangnya dan tidak menjawab pertanyaan Delan. Delan hanya tersenyum dengan sikap pura-pura polos Alena. Di saat keduanya menikmati makanan dan minuman, datanglah mantan istri Delan.
"Oh ini pacar baru kamu ya!!, mantan suami," ucap Dea dengan intonasi tegas.
" Mengapa kamjmu ada disini?" tanya Delan.
"Saya ingin membalas dendam dengan anda, kenapa anda menghancurkan Alfin dengan perusahaan nya?" ucap Dea geram.
"Saya tidak ada urusannya dengan Alfin, dan juga harusnya kamu bertanya pada permasalahan yang sebenarnya," ucap Delan.
"Aku tidak akan diam begitu saja, hei wanita muda, jangan sampai kamu pacaran dengan duda seperti dia," ucap Dea menunjuk wajah Delan.
Alena diam saja dan tidak memperdulikan, Delan hanya tersenyum melihat sikap Alena yang acuh tak acuh.
"Anda berbicara dengan saya," ucap Alena.
"Haa, dasar ya kamu pikir Delan akan menikahi mu karena muda dan kamu pikir apakah Delan akan memberikan kamu hartanya, jangan pernah berpikir kalau bisa lari maka larilah sekarang," ucap Dea.
"Saya tidak tahu dengan anda, dan saya tidak ada urusan dengan anda maupun Om Delan," ucap Alena.
"Tunggu!!!, bukankah kamu wanita yang membawa makanan di kamar hotel beberapa bulan yang lalu," ucap Dea.
"Haha, ternyata kalian jatuh cinta pada pandangan pertama," ucap Dea tertawa.
"Dea!!! cukup," ucap Delan murka.
"Jawab," ucap Dea dengan penuh arahan pada Alena.
El yang melihat dari kejauhan ingin melihat apa yang akan dilakukan sang adik.
Saat itu juga Delan ingin memukul Dea, Alena pun memegang tangan Delan dan berkata.
"Om, jangan kotori tangan Om untuk memukul mantan istrimu, dan untuk anda saya pikir sebaiknya anda pergi, karena anda mempermalukan diri anda sendiri," ucap Alena berbicara di telinga Dea.
Dea pun langsung memandang sekeliling, dia pun pergi begitu saja dengan penuh kekesalan yang masih belum terselesaikan. Alena pun kembali duduk dan menyantap makanannya, seolah-olah tidak terjadi apapun.
Delan makin jatuh cinta dengan sikap wanita muda yang ada di hadapannya. El pun datang menuju tempat meja mereka makan.
Setelah selesai, El pamitan dengan Delan dan mereka menukar nomor ponsel masing-masing. Alena masih dengan sikap cueknya.
Di perjalanan....
🍃 Bersambung 🍃
"Luapkan emosi mu di tempat yang aman, jangan menyalahkan dirimu ataupun keadaan, tapi berpikir rasional dengan menggunakan logika jangan memakai emosi," Author- Aloha_Zahra.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!