PL4K
PL4K
PL4K
Tamparan indah melayang ke pipi Bisma Wiguna suami dari Kiran Larasati. Bisma seorang pengusaha muda yang mempunyai wajah tampan. Dia sering m4buk dan sepulang ke rumah, Kiran sering mendapati bau 4lkoh0l dari mulutnya. Sepertinya tamparan yang diberikan oleh Kiran tidak terasa baginya mungkin karena dia sedang mabuk karena pengaruh 4lkoh0l.
"Kenapa kamu m4buk terus Mas!" bentak Kiran dengan mata yang berembun.
Bisma hanya terdiam seakan tidak peduli dengan ocehan dari sang istri. Bisma melengos dari hadapan Kiran sambil memegang pipinya yang terasa ngilu. Kemudian Bisma merebahkan badannya di ranjang dengan masih memakai lengkap pakaian kerjanya. Kirain yang sudah menikah setahun dengan Bisma, tapi belum mempunyai keturunan sebenarnya sudah jemu. Karena selain sang suami suka m4buk, Bisma pun kerap sekali berselin9kUh dengan wanita cantik. Kirain mencoba bertahan dengan pernikahan perjodohannya itu karena dia sangat sayang kepada kedua orang tuanya dan juga mertuanya yang begitu perhatian terhadap dirinya.
TING
Bunyi pesan berbunyi dari ponsel Bisma dan nampak di sana muncul bunyi pesan dari seorang wanita yang begitu mesra menanyakan kabar dan rasa rindunya kepada Bisma. Namun Kiran seakan sudah bosan dan tidak memperdulikan hal itu. Sepertinya dia sudah lelah dengan semuanya.
{"Sayang besok jadi kan kita ketemu? Aku rindu b3l4ianmu,"} begitulah pesan yang muncul dari seorang wanita yang terlihat dari ponsel Bisma dan profil gambar WhatsApp dari sang wanita tersebut terlihat tengah memakai pakaian seksi yang buat mata lelaki hidung belang terbu4i dibuatnya.
Kiran meremas rambutnya dengan kasar kemudian dia pun melengos keluar kamar.
Tatkala Bisma sudah terpejam matanya dengan sempurna dan sepertinya Bisma lelah. Kiran berpikir dia tidak mau tidur dengan Bisma yang b4u 4lkoh0l.
••••
Kiran duduk di kursi sofa kemudian tangannya berselancar di benda pipih miliknya. Lalu dia men-scrol beberapa pesan masuk yang muncul dari ponselnya. Pesan yang masuk begitu banyak dia terima. Mulai dari group kantor, teman dan juga keluarga.
{"Sayang, besok Mami tunggu di rumah ya, karena Papi ulang tahun. Gimana sayang, kamu sudah mengandung cucu Mami belum? Hehehe,,,"} pesan yang di tulis oleh sang Ibu mertua sering muncul Kiran dapat. Walaupun hanya candaan tapi bagi Kiran itu merupakan sindiran dan juga baginya merasa tertekan. Karena baginya merasa beban jika terus menerus yang di tanyakan adalah masalah cucu yang belum bisa dia berikan kepada sang Ibu mertua. Kiran hanya menghela napas panjang dan dia hanya membalas kata sabar di chat-nya itu.
Sebagai seorang wanita tentu dia ingin memberikan keturunan kepada sang suami dan juga mertuanya. Tapi jika takdir belum berkehendak Kiran hanya pasrah dan berdoa saja kepada sang pencipta.
{"Sabar ya, Mii,,, Kiran sedang berusaha dengan Mas Bisma,"} begitulah isi pesan yang ditulis oleh Kiran kepada sang Ibu mertuanya.
Bisma yang notabene lelaki manja yang segala kebutuhannya pasti dipenuhi oleh sang Ibu.
{"Kiran belum tidur?"}
Tiba-tiba pesan muncul dari Helmi teman kuliahnya dulu karena ponsel Kiran terlihat online yang nampak dari ponsel Helmi. Lelaki tersebut adalah seorang duda yang dulu sangat mengejar cintanya Kiran, namun Kiran menolaknya karena dia saat itu sudah di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Padahal Helmi lelaki baik dan juga bertanggung jawab. Kiran pun saat itu sebenarnya ingin menjalin hubungan lebih dekat lagi dengan Helmi, namun dia pun sangat menghormati kedua orang tuanya yang akan menjodohkan dirinya dengan Bisma yang notabene kedekatan Ibunya Kiran dan juga Ibunya Bisma sangat erat. Mereka adalah sahabat sedari kecil.
Kiran tidak membalaskan pesan dari Helmi dan sepertinya dia mengabaikan karena dia sangat menjaga hati dan perasaan dari sang suami. Meskipun hubungan dia dengan sang suami kurang harmonis.
Kiran hanya menitikkan air mata dengan keadaan rumah tangga yang kini tengah dibinanya karena menurutnya hubungan rumah tangganya terasa toxic atau tidak wajar. Kiran pun akhirnya merebahkan tubuhnya di kursi sofa dan mencoba memejamkan matanya agar segera tertidur.
•••
CUP....
Sekilas Bisma mencium bibir Kiran yang tengah tertidur lelap di Kursi sofa. Bisma menatap tak jemu wajah Kiran yang begitu cantik dan mulus. Bisma sebagai lelaki rasanya kurang bersyukur yang sudah memiliki istri yang cantik dan juga baik. Bisma hanya membuang napas kasar karena dia pun seakan tidak mengerti dengan dirinya sendiri karena selalu mengkhianati sang istri selama ini.
"Pagi Sayang, kamu cantik sekali dan entah mengapa aku belum bisa mencintai kamu seratus persen. Apa karena perjodohan jadi rasa cinta dan sayangku tidak bisa lebih," ucap Bisma sambil menatap lekat wajah Kiran.
Kiran yang beberapa detik lalu mencium wangi parfum Bisma dan terbangun dari lelapnya tidur, namun tidak membuka matanya dengan sempurna, merasa terkejut dengan pengakuan yang di ucapkan oleh suaminya tersebut. dalam hati Kiran berpikir ternyata selama ini sang suami benar-benar tidak mencintainya dan terasa hancur lebur hati dan perasaannya kini. Ingin rasanya dia berteriak dan menyesali dirinya sendiri. Mengapa harus menikah dengan cara perjodohan kalau akhirnya dia akan terluka hati dan perasaannya.
"Ternyata kamu tidak sepenuhnya mencintai aku, Mas! Apa kamu tidak bisa merasakan hati dan perasaanku saat ini seperti apa," batin Kiran. Akhirnya air mata pun menetes di ujung matanya, setelah coba dia tahan agar tidak menetes.
"Sayang, kamu kenapa?" Bisma dengan cepat mengusap lembut air mata yang menetes di ujung mata sang istri.
Sedikit demi sedikit secara perlahan Kiran membuka matanya. Terasa meremang pandangan matanya karena baru saja dia terbangun dari lelapnya tidur. Kiran berusaha untuk tersenyum walau hatinya terasa gundah.
"Aku mimpi Mas," ucapnya lirih dan dia berusaha berbohong.
Dia seakan tidak mau buat luka hati sang suami dan dia pun ingin sekali mempertahankan mahligai rumah tangganya. Karena baginya suatu saat nanti pasti sang suami akan berubah. Dan yang paling penting dia tidak mau buat hati kedua orang tua dan mertuanya terluka.
"Mimpi apa sayang? Tadi Mami telepon kita di suruh ke rumahnya. Tapi hari ini aku ada acara sayang, yaitu urusan pekerjaan. Jadi kamu duluan ke rumah Mami ya, nanti aku nyusul kalau urusanku sudah selesai," ucap Bisma tersenyum renyah.
Pikiran Kiran seakan tidak karuan dan dia pun mengingat pesan semalam yang dia baca dari seorang wanita yang mengatakan rasa rindunya kepada sang suami. Kiran berpikir apa mungkin Bisma akan bertemu dengan wanita itu. Wajah Kiran yang nampak tersenyum, berubah menjadi sendu seakan menyiratkan ada luka di sana. Kiran pun mencoba menetralkan detak jantungnya yang mulai berkecamuk hebat.
Bersambung...
"Sayang, mana Bisma?"
Sang Ibu mertua mencium pipi Kiran dengan lembut dan memeluk erat. Sepertinya Ibu dari Bisma sangat beruntung sekali mempunyai menantu yang cantik dan juga baik seperti sosok Kiran.
Kiran mencoba tersenyum manis di hadapan sang Ibu dan Bapak mertuanya tersebut, karena dia pun tidak mau jika sang mertua tahu masalah yang menimpa antara hubungan dirinya dengan Bisma yang kurang harmonis.
"Kapan Mami di berikan cucu sama kamu, Sayang!" celetuk Sinta Ibu dari Bisma.
"Kiran dan Mas Bisma sedang berusaha Mii," ucapnya lirih dan nampak tidak berani menampakkan wajahnya, terlihat Kiran menunduk.
Sang Ibu mertua pun seakan mengerti dengan situasi yang ada. Kemudian dia pun mengalihkan obrolan. Sementara di sana sudah terlihat keluarga besar dari Bisma.
Kiran pun berlalu dari hadapan Ibu mertua untuk menyapa anggota keluarga lainnya.
"Tambah cantik saja kamu Kiran," ucap saudara dari Bisma yang tengah menggendong bayi mungil yang lucu. Dengan spontan Kiran pun menggendong bayi tersebut dan mencium gemas.
Sementara Sinta sang Ibu mertua hanya menatap sayu kepada menantunya tersebut. Tidak bisa dipungkiri Bisma anak tunggal dan Sinta sangat berharap agar bisa mempunyai cucu dari anaknya tersebut. Karena Bisma satu-satunya harapan baginya untuk mendapatkan cucu.
"Sabar,"
Pundak Sinta di sentuh halus oleh adiknya yang bernama Silvi. Adik dari Sinta yang notabene seorang wanita yang sedikit cerewet dan pribadi yang spontan. Jika ada masalah pun di dalam keluarga, dia yang selalu lantang maju ke depan. Sinta hanya mengelus dada dan tersenyum getir.
Sinta dan Silvi terlihat duduk sambil pandangan matanya mengarah kepada dua sosok yang tengah mencumbu sang bayi. Dan sang bayi tersebut tidak lain adalah cucu dari Silvi.
"Bisma tampan dan dia juga mapan. Pasti kalau dia punya madu lagi mampu. Hehehe,,," celetuk Silvi.
Sontak Sinta tersentak hatinya dengan apa yang di ucapkan oleh sang adik. Baginya apa yang di ucapkan oleh sang adik begitu berani dan tidak menjaga perasaannya. Namun bukan namanya Silvi kalau dia seseorang yang sangat berani dalam bicara.
"Kamu ngomong apa sih," Sinta Pandangan matanya mendelik.
Sinta pun berlalu dari hadapan Silvi, sang adik yang tengah tersenyum puas ke arah sang kakak. Silvi pun beranjak dari tempat duduknya, kemudian dia mendekati Kiran yang tengah menciumi cucunya.
"Ayo, Kiran kapan nyusul punya bayi seperti anak Tante, Desi," ucap Silvi terlihat duduk di pinggir Kiran.
Kiran nampak wajahnya merah merona tatkala mendapatkan sindiran dari sang Tante. Kiran hanya tersenyum getir ke arah sang Tante dan kembali menatap bayi dari Desi.
"Maa, nanti juga pasti akan punya bayi. Mungkin sekarang lagi menikmati masa kebersamaan dengan Mas Bisma," ucap Desi seakan meredamkan keadaan agar keadaan Kiran tidak gundah dengan perkataan Ibunya tersebut. Sifat dari Desi dengan Ibunya sangat beda, dia sangat santun dan selalu menjaga perasaan orang lain dalam berucap.
••••
Acara perayaan hari jadi sang Papi mertua pun nampak berlangsung khidmat yang hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja dan nampak setelah acara selesai dan keluarga besar sudah pulang, baru sosok Bisma muncul. Dan hal.tersebut buat hati Kiran kesal dibuatnya. Dia menampakkan wajah cemberut kepada sang suami.
"Mas dari mana saja kamu, semua orang nanyain kamu dan kamu baru datang," sindir Kiran kepada suaminya tersebut.
"Maaf Sayang, tadi ada sedikit masalah di kerjaan aku,' jawabnya tersenyum lebar ke arah Kiran dan seakan tidak punya salah.
Bisma memeluk erat tubuh sang Mami dan juga Papinya. Dia juga mengucap kata selamat kepada Papinya tersebut. Sang Mami nampak membelai lembut pundak sang anak semata wayangnya. Bagi Sinta sang anak adalah seperti anak kecil yang masih membutuhkan belaian kasih sayang dan tanpa ragu Sinta selalu memberikan rasa perhatian yang begitu tulus dan selalu melindungi anaknya tersebut.
"Mau langsung makan Sayang?" Sinta memberikan tawaran kepada sang anak. Bisma hanya menganggukkan kepalanya dan melengos dari arah Kiran yang hatinya tengah kesal dan kecewa.
Setelah acara makan selesai Sinta terdengar membahas masalah cucu kepada anaknya tersebut dan sepertinya Sinta sudah ingin sekali mempunyai cucu dari anak semata wayangnya tersebut.
"Mami kasih tiket ke Bali dan Hotel tempat nginep untuk kalian liburan minggu depan," ucap Sinta.
Sontak Kiran dan juga Bisma terkejut tatkala mendengar kabar berita tersebut. Karena mereka tidak mau berlibur atau manfaatkan waktu berdua di karenakan keadaan mereka sedang tengah sibuk dalam bekerja dan hubungan mereka saat ini kurang harmonis.
"Tapi Maa,,," ucap Kiran menyela obrolan sang Ibu mertua.
"Pokoknya kamu jangan menolak Sayang, ini keputusan bulat agar kalian punya anak secepatnya. Kalian itu harus refreshing agar cepat punya momongan. Waktu berdua saja," sang Mami memberikan alasan.
"Tiap hari juga kita berdua kok Maa," Bisma sang anak menegaskan.
"Maksud Mami kalau berdua untuk liburan tidak ada kesibukan bekerja. Kiran, Mami udah minta ijin sama Shella bos kamu, kalau kamu minta ijin libur," ucap Sinta yang kebetulan bos dari Kiran adalah sahabatnya sendiri.
Terlihat Kiran dan Bisma hanya terdiam. Mereka seakan tidak bisa menolak tawaran yang diberikan oleh Sinta untuk liburan ke Bali.
•••••
Sesampainya di rumah terlihat Bisma memeluk erat tubuh istrinya dan sepertinya dia ingin bermesraan terhadap istrinya. Tapi nampak Kiran menolaknya karena dia pikir pikirannya sedang kalut dan masih ada rasa kecewa terhadap Bisma.
"Aku kangen Sayang," ucapnya lirih.
Kiran hanya terdiam dan menjauh dari hadapan suaminya tersebut. Nampak Bisma terlihat kesal, dia pun pergi keluar dari dalam kamar dan duduk di halaman rumah dengan meng3s4p r0k0k. Nampak terlihat Bisma menelepon seseorang dan percakapan mereka terlihat begitu akrab dengan diselingi canda dan tawa.
{"Mas, aku kangen sama kamu,"} ucap wanita yang bernama Febri, di sebrang sana terdengar lembut.
{"Baru saja tadi ketemu masa sudah kangen lagi,"} jawab Bisma tak kalah lembutnya ketika berbicara dengan wanita tersebut.
{"Mungkin karena aku sangat sayang dan cinta sama kamu. Mas terima kasih ya, kamu tadi sudah belanjain aku barang begitu banyak,"} dengan penuh manja sang wanita kembali berucap.
{"Santai saja Sayang, kamu tidak perlu berucap kata terima kasih karena kamu buatku nyaman,"} Bisma terlihat menengok ke arah belakang yaitu kamarnya dimana Kiran berada. Dia pun merasa takut kalau tiba-tiba Kiran datang menghampiri.
{"Mas, aku mau jadi madumu, agar kamu nanti punya keturunan dariku,"} goda wanita tersebut yang seakan memancing suasana agar lebih panas.
{"Tenang dong Sayang, semua butuh proses,"} Bisma terdengar pelan ketika berbicara.
Bersambung...
Perjalanan menuju kota Bali dengan memakai pesawat terbang terasa buat Kiran dan Bisma tidak berkesan. Mereka nampak sibuk dengan ponselnya masing-masing. Bisma terlihat senyum-senyum sendiri tatkala berselancar di benda pipih nya tersebut. Sementara Kiran pun tengah membalaskan pesan kepada Helmi, lelaki yang dulu di tolak cintanya oleh dirinya. Kiran pun nampak sedikit terbuka kepada Helmi mengenai masalah yang menimpa dirinya yaitu kurang harmonis hubungannya dengan sang suami.
{"Kamu yang sabar ya, karena mungkin itu ujian dalam biduk rumah tangga yang kamu bina saat ini. Pokoknya aku tidak mau mendengar kamu pisah dari suami kamu, seperti perpisahan aku dengan istriku satu tahun lalu,"} tulis pesan Helmi.
Di sebrang sana nampak Helmi menitikkan air mata karena rumah tangga yang dia bina akhirnya kandas juga dengan adanya pengkhianatan dari sang istri. Sang istri yang selalu di anggapnya baik dan penurut terhadap suami dengan tega meninggalkan dirinya demi lelaki lain. Mantan istrinya yang seorang model dengan berparas wajah cantik dan tentunya banyak yang menggoda para lelaki hidung belang, karena sang istri kerap sekali memakai pakaian seksi.
Teringat masa lalu yang terasa indah ketika Helmi mengejar cintanya Kiran. Dia berusaha buat hati wanita tersebut bahagia dengan memberikan kejutan berupa kado spesial. Namun puncak kecewa pun akhirnya hinggap kala itu karena ternyata Kiran sudah di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Bisma. Dan saat itu Helmi belajar untuk ikhlas, karena dia pikir mungkin bukan jodohnya dan dia berharap rumah tangga Kiran bersama Bisma akan bahagia dan langgeng. Namun ternyata bayangan indah yang di pikirkan oleh Bisma tidak sesuai dengan prediksi karena ternyata hubungan rumah tangga Kiran dan Bisma tidak bahagia.
{"Semoga bisa mendapatkan keturunan dan sifat dari suami Kiran berubah,"} batin Helmi. Kemudian Helmi pun memberikan sebuah pesan kembali kepada Kiran dengan bentuk perhatian kecil.
{"Jaga kesehatan dan nikmati liburannya bersama suami,"} tulis pesan Helmi dan Helmi pun terlihat menyimpan ponselnya kembali di atas nakas.
••••
Sesampainya di Hotel nampak kedua sepasang suami istri tersebut merebahkan badannya di atas kasur. Bisma yang tadi malam begadang karena harus menyelesaikan pekerjaannya, nampak dia memejamkan matanya dan secara perlahan matanya tertutup sempurna dan beberapa menit kemudian Bisma pun sudah larut dalam mimpi indahnya.
Sementara Kiran tengah duduk di balkon Hotel, nampak dirinya tengah menikmati indahnya pemandangan dan semilir angin sepoi yang nampak tengah mempermainkan rambutnya yang terurai panjang.
Kiran menghirup udara segar tersebut dan memejamkan matanya. Entah mengapa sekelebat bayangan Helmi menghampirinya. lelaki yang perhatian dan juga lembut yang dulu pernah mengejarnya sekarang kembali hadir yang selalu memotivasi agar dirinya tetap kuat dan jangan pernah menyerah.
TING----
Pesan terdengar muncul dari ponsel Bisma. Nampak Kiran melirik ke arah ponsel sang suami yang tersimpan di atas meja rias. Setelah beberapa menit suara pesan kembali terdengar muncul di ponsel milik suaminya tersebut. Kiran menatap sang suami yang tertidur lelap kemudian dia pun menghampiri meja rias karena dihinggapi rasa penasaran dengan pesan ponsel yang muncul. Meskipun beberapa hari ini dia sudah tidak peduli, tapi entah mengapa kali ini Kiran begitu penasaran dengan pesan yang muncul dari siapa.
{"Mas sudah sampai di Bali? Aku kangen sekali sama kamu,"} begitulah pesan yang nampak muncul di layar ponsel Bisma. Entah mengapa darah Kiran terasa mendidih setelah membaca pesan tersebut dan terlihat nama dari yang mengirimkan pesan tersebut adalah Febri.
Kiran seakan penasaran dibuatnya dengan bunyi pesan tersebut. Dia pun nampak melihat foto profil dari wanita yang menggoda suaminya itu. Nampak Febri tengah memakai pakaian seksi seakan ingin menggoda kaum adam yang melihatnya.
AKHHH...
Bisma menggeliatkan tubuhnya dan terlihat dia terbangun dari tidur. Kiran pun dengan cepat menaruh ponsel suaminya tersebut dan nampak wajah Kiran cemberut. Dia pun terlihat berlalu ke dalam kamar mandi.
°°°°
Keesokan harinya Bisma keluar dari dalam kamar hotel namun Kiran sang istri seakan malas untuk beranjak dari ranjangnya. Terlihat Kiran hanya bermalas-malasan di dalam kamar hotel. Dan Kiran terlihat hanya berselancar di ponselnya. Di pesan masuk yang dia terima banyak yang menggodanya, karena Kiran saat ini kepergiannya hanya bersama dengan suaminya saja dan mereka menganggap Kiran tengah menikmati bulan madu yang tertunda.
Kiran hanya tersenyum getir tatkala membaca pesan satu persatu dari ponsel milik pribadinya tersebut.
{"Kamu kenapa tidak keluar dari hotel dan memilih jalan-jalan bersama suami kamu?"} tulis pesan Helmi seakan penasaran.
{'Saya kecewa dan juga malas kalau keluar hotel dengan suamiku,"} balas pesan Kiran.
Tiba-tiba Helmi menelepon, karena dia khawatir dengan kondisi Kiran saat ini. Nampak Kiran begitu ragu ketika akan mengangkat panggilan telepon tersebut. Tapi setelah beberapa beberapa menit, akhirnya Kiran pun mengangkat panggilan sambungan telepon tersebut.
Setelah sambungan telepon tersambung terdengar Helmi dan juga Kiran gugup ketika berucap. Karena selama ini mereka hanya via chat berkomunikasi tidak lewat suara. Terdengar Kiran pun akhirnya
menceritakan semua yang terjadi. Dia bercerita kepada Helmi kalau dirinya sangat kesal kepada Bisma, karena wanita yang bernama Febri terus menerus menganggu suaminya. Tapi Kiran pun ragu jika harus menceritakan semua yang terjadi kepada kedua orang tuanya dan juga mertuanya. Kiran berpikir mereka takut kecewa dengan ini semua.
{"Kita sama, sebenarnya perceraian aku karena istriku terus menerus selingkuh. Tapi aku pun butuh bahagia dan mewaraskan otak. Dan aku pun tidak menyuruh kamu untuk berpisah dengan suami kamu, tapi setidaknya kamu harus berani bicara dengan suami kamu kalau hubungan kamu dengan suami sudah tidak sehat,"} ucap Helmi dengan helaan napas panjang seakan khawatir dengan keadaan Kiran.
Nampak Kiran tertegun dengan apa yang di ceritakan oleh Helmi. Dia tidak menyangka kalau Helmi lelaki yang sangat menyayanginya ketika dulu dan di tolak cintanya ternyata di selingkuhi juga oleh pasangannya dan Helmi memilih mundur. Menyudahi mahligai rumah tangganya.
{"Aku ikut prihatin,"} ucap Kiran.
Setelah setengah jam mereka bercerita akhirnya Kiran pun menutup sambungan teleponnya karena terdengar bunyi suara masuk ke pintu kamar hotelnya.
CEKLEK--
Pintu kamar hotel pun akhirnya terbuka dan terlihat di depan pintu kamar, Bisma masuk ke dalam kamar hotel. Dia nampak membawa beberapa barang dan Kiran pun menatap satu persatu barang yang di beli Bisma.
"Sayang, ini oleh-oleh buat saudara dan teman kita," ucap Bisma sambil menaruh barang bawaannya tersebut di atas meja. Kiran hanya terdiam seakan malas untuk bicara. Dalam benak Kiran berkata, mungkin di antara oleh-oleh yang di beli oleh Bisma ada barang untuk Febri karena semalam Kiran membaca isi pesan tersebut, kalau Febri meminta oleh-oleh spesial dari Bisma.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!