NovelToon NovelToon

Gairah My Step Brother

Eps 1 Step Sister

•••

Kenzio Danierka Valert.

Mahasiswa semester akhir yang sedang sibuk dengan skripsinya. Dia juga memiliki perusahaan akuntansi publik yang dibangunnya sejak awal masuk kuliah, karena sejak SMA lelaki itu sangat menggemari mata pelajaran akuntansi. Dan ditengah pusingnya serangan dosen pembimbing serta berbagai pekerjaannya di perusahaan kecil itu, hadirlah satu hal yang membuat kepalanya semakin ingin pecah.

Kenzio bersandar pada pintu rumah besarnya, dengan tangan yang masuk kedalam saku celana bahannya, ia menatap sesosok biang onar yang baru keluar dari mobil ayahnya. Sosok yang mulai saat ini akan menjadi keluarga barunya.

Zafanya Reskantara, namanya.

Junior semester 4 yang sejak masa ospek tergila-gila dengannya. Mereka sudah lumayan dekat sejak satu tahun lalu, lebih tepatnya sejak Kenzio menyelamatkan Zafanya dari kelakuan bejat mantan pacarnya. Zafanya menganggap lebih hubungan mereka, padahal Kenzio hanya menganggapkan sebagai adik dan teman yang harus ia lindungi.

Dan sosok cantik itu sudah menjadi adik tirinya sejak hari kemarin. Entah bagaimana ayahnya yang seorang duda itu, bisa mengenal ibu Zafanya yang seorang model terkenal dan menjalin hubungan hingga berhasil menikah kemarin.

"Tolongin, Ken!" Seruan Sang Ayah berhasil membuat Kenzio berdecak pelan. Tapi bukan berarti ia kesal dengan ayahnya, dia termasuk anak lelaki penurut yang menghormati kedua orang tuanya. Hanya saja, ia malas berurusan dengan kegilaan Zafanya lagi.

"Aaa Kak Ken! Kangennn!" Gadis itu berlari menghampirinya dan merentangkan tangan ingin memeluk. Membuat Kenzio langsung menahan jidat anak itu sembari berdecak.

"Jangan aneh-aneh lo! Inget kita saudara mulai sekarang!" Kata Kenzio sembari membawa beberapa koper dari bagasi mobil ayahnya. Sebelumnya ia masih sempat menyapa ibu Zafanya selaku istri baru ayahnya, Maishafa Reskantara.

"Ken, Ayah sama Bunda Shafa langsung pergi ke Singapore ya, nggak bisa ditunda-tunda lagi." Kata Daniel Valert sembari membawa beberapa koper juga, berjalan memasuki rumahnya dengan Maishafa disampingnya.

"Iya, Yah, hati-hati."

"Kamu jagain Zafa! Jangan macem-macem! Jangan jahat! Jangan judes!" Kata Daniel membiarkan koper ditangannya diambil alih oleh pelayan.

"Iya, Yah, iyaa." Kata Ken setelah menoleh pada Zafanya yang senyum-senyum tidak jelas.

"Ayah sama Bunda pergi aja, nggak usah khawatirin Zafa, Zafa udah gede, Yah." Cewek itu akhirnya membuka mulut.

Membuat Daniel menatapnya tak percaya, "Halah, waktu itu aja kamu kabur dari rumah sampai Bunda kamu pusing nyariin." Balas lelaki 47 tahun itu sembari tertawa.

"Itu beda cerita, Yah." Balas Zafanya tertawa malu-malu, membuat Kenzio berdecih pelan.

"Yaudah, kita berangkat ya, Za, Ken." Sahut Maishafa.

"Iya, Tan, Tante nggak usah khawatir, Ken bakal jagain Zafanya, kok." Balas Kenzio.

Setelah pasangan baru itu meninggalkan halaman rumahnya, Kenzio berjalan masuk kedalam. Membuat Zafanya mengekori lelaki tinggi yang langkahnya besar itu.

"Mau kemana kak?" Tanyanya.

"Makan." Jawabnya, "Lo udah makan malam?"

"Belum..." Jawab Zafanya sok imut, membuat Ken langsung menoyor kepala cewek itu.

"SAKIT!" Pekik cewek itu.

"Halah, lebay banget." Balas Kenzio, "Jadi lo mau nggak?" Tanyanya mengangkat selembar roti gandum yang sedang ia oleskan selai coklat.

"Engga... Maunya elo, Kak." Balas Zafanya dengan nada imut yang masih dibuat-buat.

"Anjirr! Merinding!" Kenzio berlalu pergi meninggalkan dapur, membuat cewek itu kembali mengikutinya sembari tertawa.

"Makan nggak boleh sambil jalan, Kak." Kata Zafanya berlari kecil menaiki tangga, berusaha mengimbangi langkah kaki Kenzio.

"Bodo amat." Kenzio masih asik menyuapkan roti gandum kedalam mulutnya, sampai saat cewek itu menarik lengannya dan ikut menggigit lembaran roti ditangan Kenzio.

"Ck, bikin sendiri sana!"

"Males! Bikinin, dong. Tapi coklatnya jangan banyak-banyak, mau diet." Katanya berhasil membuat Kenzio kembali berdecak kesal. Tetapi akhirnya ia kembali menuruni tangga dan berjalan menuju dapur.

Zafanya bersender pada meja, memperhatikan cowok itu dari samping. Ia membuka mulut, "Beberapa hari lalu gue ketemu Gior, loh."

Membuat Kenzio langsung menoleh kearahnya, "Terus? Dia apa-apain lo lagi?" Katanya kesal, bisa-bisanya cowok brengsek itu sama sekali tak punya malu.

"Enggak, kok. Cuma mohon-mohon bentar." Kata Zafanya tersenyum tipis.

Tumben-tumbenan seorang Zafanya kalem, membuat Kenzio menggangkat tangannya dan mengelus puncak kepala Zafanya, "Kalau dia datengin lo lagi, telpon gue. Biar gue kasih pelajaran."

Kenzio masih ingat betul sekitar semester lalu si Gior-Gior itu hampir melecehkan Zafanya di toilet fakultas. Untung saja ia mendengar teriakan cewek itu hingga langsung mendobrak pintu toilet laki-laki tersebut.

"Gue suka sama lo, Kak." Kata Zafanya tiba-tiba.

"Inget, kita saudara sekarang."

"Saudara tiri, Kak. Kalo lo lupa."

Kenzio menoleh pada cewek itu, lalu menghela nafas melihat tatapan aneh cewek itu. Dia tak suka ditatap langsung ke netranya, hal itu membuat jantungnya jadi berdebar lebih cepat.

Cinta? Bukan, itu bukan cinta. Dia tidak pernah menganggap cinta itu ada. Dia sama sekali tak percaya cinta. Buktinya saja, orang tuanya yang semasa ia kecil terlihat saling mencintai, bisa bercerai begitu saja dan saling membenci saat ini. Baginya cinta itu sama saja dengan sex, perasaan yang hanya berisikan nafsu semata.

Kenzio mengemas kembali sisa roti serta selai coklat tersebut saat ia selesai membuatkan empat lembar untuk Zafanya. Tapi pergerakannya terhenti saat ia merasakan pinggangnya dilingkari oleh tangan Zafanya, cewek itu tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Dia berdecak, "Lepas, Za. Jangan aneh-aneh."

"Nggak mau," cewek itu malah mengeratkan pelukannya. "Gue capek kak, bentar aja." Sambungnya lirih.

Dan sudah lima menit mereka terdiam dengan posisi seperti itu, membuat Kenzio akhirnya berdecak kesal merasakan dua aset kembar Zafanya yang menempel dipunggungnya.

"Lepas Za, makan nih rotinya."

"Nggak laper."

Kenzio menghelas nafas, "Gue geplak lo lama-lama. Lepas dulu deh pelukannya." Katanya kesal.

"Nggak mau!"

"Lepas, Za! Nggak nyaman gue." Tangannya bergerak berusaha melepas lingkaran tangan Zafanya pada pinggangnya.

"Ck! Dada lo kerasa, anjir!" Decaknya akhirnya, berhasil membuat Zafanya spontan melepas pelukan itu dan menyilangkan tangan di dadanya.

"MESUM LO KAKHMM—"

Kenzio dengan cepat membekap mulut cewek itu, khawatir para pelayan mendengar dan melaporkannya pada ayahnya.

"Lo yang peluk gue, malah nuduh gue yang mesum?" Desis cowok itu.

"Ya, lagian kenapa nggak bilang dari awal? Kenapa baru bilang pas udah lama gue peluk lo?" Kata Zafanya ikutan kesal.

"Ck! Kan lo bilang capek, pengen peluk sebentar."

"Alesan! Lo pasti nikmatin kan, Kak? Ihh, serem banget!"

Kenzio mengernyitkan alisnya, gedek juga dia lama-lama.

"Nggak nafsu gue sama lo, Za. Nggak nafsu."

Cowok itu pergi meninggalkan Zafanya, ingin kembali ke kamarnya dilantai dua dengan menggunakan lift, tidak ada tenaga lagi untuk menaiki tangga satu persatu. Zafanya pun berlari memasuki lift dengan sepiring roti gandum tadi serta susu segar yang ia ambil dari kulkas.

"Kenapa nggak nafsu? Gue seksi gini?!" Katanya mengedipkan mata, membuat Kenzio lagi-lagi berdecih.

"Seksi? Datar gitu lo bilang seksi?"

Zafanya menganga kaget, "Kak sumpah frontal banget ngomongnya! Mesum! Jahat banget!" Pekik cewek itu, ekspresinya sok-sok merasa tersakiti.

"Iya, salahin aja gue terus, salahin." Kata cowok itu pasrah.

Pintu lift terbuka, membuat cowok itu segera berjalan memasuki kamarnya. Dan tentu saja diikuti oleh Zafanya yang dengan santainya nyelonong masuk. Kelakuannya benar-benar membuat Kenzio lelah.

"Kamar lo disamping, Za."

"Iya, tau, kok." Katanya memakan roti gandum tadi dengan santai, dia duduk di sofa dan menatap Kenzio dengan senyuman manis.

"Terserah lo lah." Kata Kenzio berusaha tak peduli. Dia membuka kemejanya, hingga Zafanya bisa melihat punggung polosnya.

"Wahh, keren, Kak." Cewek itu menghampirinya, "Boleh pegang nggak?" Katanya menunjuk kotak-kotak diperut Kenzio.

"Mau ngelecehin gue?" Tanya cowok itu sarkas.

"Boleh?" Tanya Zafanya mengulurkan tangannya hendak menyentuh.

Kenzio mendelik, dia lupa bahwa Zafanya itu rada gila. Dia berjalan menuju nakas, menaruh jam tangan yang baru ia lepas. Saat membalikkan badan, cewek mungil itu berdiri tepat dibelakangnya dan—

Brak!

Mereka terjatuh kelantai. Dengan Kenzio yang menindih cewek itu.

"ARGH BERAT, KAK, SUMPAH!" Zafanya berontak dari kukungan Kenzio, membuat Kenzio kembali berdecak frustasi. Bagian inti tubuhnya bergesekan dengan paha cewek itu.

"Ck!" Cowok itu segera bangkit dan duduk dilantai. Dan dalam sepersekian detik sebelum Zalonya ikutan duduk, tanpa sengaja matanya merekam pemandangan rok pendek Zafanya yang terangkat hingga melihatkan sedikit celana dalam hitamnya, baju semi crop nya pun terangkat hingga perut mulusnya ikutan terekspos.

Kenzio menelan ludahnya kasar hingga jakunnya naik turun, rahangnya mengeras, dia segera berjalan menuju kamar mandi.

"Sumpah, Kak! Lo itu manusia atau titan, sih? Berat banget?!" Gerutu cewek itu, tak tau bahwa hanya dalam satu detik saja Kenzio bisa memperhatikan dengan detail tubuhnya tadi.

"Keluar dari kamar gue." Ucapnya membanting pintu kamar mandi.

Dibawah shower yang membasahi tubuhnya, lelaki itu menatap kebawah, pada bagian tubuhnya yang menonjol dibalik celana.

"Bisa-bisanya lo bangun!" Katanya segera melepaskan celana itu, dan dilanjutkan dengan ritual para lelaki.

•••

Zafanya Outfit today⬇️⬇️

Kenzio Outfit Today⬇️⬇️

*all pic from Pinterest

Like, comment and subscribe juseyoo🔥🔥

Satu like aja sangat-sangaaaattttttttt berhargaaaa🙂‍↕️🙂‍↕️

Tolong dukung author kecil ini🙂‍↕️🙂‍↕️🙂‍↕️🙂‍↕️🙂‍↕️

Eps 2 Pel*cur, bukan Adik

•••

Setelah selesai dengan berbagai ritual mandinya yang lumayan lama, Kenzio berjalan keluar kamar mandi sembari mengelap rambut basahnya dengan handuk. Dan pemandangan yang menyambutnya adalah Zafanya yang tertidur di ranjangnya.

"Ck!" Kenzio kembali berdecak melihat rok serta baju cewek itu tersingkap, segera ia menarik selimut untuk menutupi tubuh itu.

"Nggak takut gue terk*m apa, ya?" Gumam Kenzio menggelengkan kepalanya heran.

Lelaki itu duduk di ranjangnya dengan memangku laptop, disamping Zafanya yang tertidur. Belum saja cowok itu membuka laptopnya, sosok disampingnya yang tadi tertidur malah terduduk dan bersandar di bahunya.

"Mimpi buruk, Kak." Adu Zafanya.

"Mimpi apa?" Tanya Kenzio tanpa menoleh, ia mulai fokus mengerjakan pekerjaannya.

"Ada, rahasia." Jawaban Zafanya.

"Terserah lo, lah, Za."  Batin Kenzio tak ingin ambil pusing.

"Kak,"

"Apa lagi?"

"Liat gue dulu,"

"Apa kenapa?" Cowok itu menoleh sepenuhnya pada wajah mengantuk Zafanya. Terlihat sangat lucu dengan rambut acak-acakannya.

"Awasin laptopnya, deh." Kata Zafanya.

"Gue lagi kerja."

"Kerja apa jam 10 malam? Sebentar aja, Kak, taruh laptopnya dulu." Kata Zafanya serius, membuat Kenzio akhirnya benar-benar menyingkirkan laptop itu ke meja nakas. Dia menaikkan alisnya, bertanya apa yang akan Zafanya lakukan.

Dan tau apa selanjutnya yang terjadi? Zafanya malah merebahkan kepala diatas pahanya, menatap pahatan wajah Kenzio dari bawah.  Dengan wajah memelas ia berucap, "Kangen Bunda, mau dielus-elus." Sembari menunjuk kepalanya.

Kenzio berdecak, "Manja banget." Meskipun begitu tangannya segera bergerak mengelus lembut kepala Zafanya. Merasakan helaian rambut lebat Zafanya yang tak pernah ia sangka bisa selembut ini.

"Berasa punya adek beneran gue." Dengusnya sok-sok kesal. Padahal impiannya sejak kecil adalah ingin mempunyai adik, tetapi tidak kesampaian karena orang tuanya sudah bercerai sejak ia masuk SMP.

"Kok adek, sih? Istri aja, Kak." Sahut Zafanya.

"Ngaco!" Balas Kenzio menjitak kepalanya, "awas sana!" Katanya menyuruh Zafanya menyingkir.

Zafanya malah menguap, pura-pura mengantuk, tangannya pun dengan lancang melingkari perut Kenzio, menenggelamkan wajahnya pada perut kotak-kotak Kenzio yang terlapisi baju kaus bermerek.

"Za, sumpah!" Kenzio tak habis pikir, "jangan mentang-mentang gue biarin lo nyender sampe tidur dipaha gue, lo malah makin ngelunjak kayak gini." Desis cowok itu berusaha melepas pelukan Zafanya pada perutnya.

"Kali ini aja, Kak."

"Ck! Gue cowok Za, dan kita bukan anak-anak, kita udah dewasa, harusnya lo tau batasan lo! Terlebih statusnya saat ini lo itu adek gue!" Kata Kenzio berusaha mendorong bahu Zafanya tanpa menyakiti cewek itu.

Cewek itu sedikit menjauhkan wajahnya dari perut Kenzio, menatap Kenzio dari bawah.

"Ya, terus? Emang lo ter*ngsang?" Tanya Zafanya, sebelumnya masih berdebat dengan dirinya sendiri apakah boleh ia memancing Kenzio seperti ini.

Kenzio tertawa pelan, "Makin parah ya lo, Za. Kayak nggak ada harga diri." Katanya sarkas, tak bisa memahami Zafanya lagi. Ia segera mendorong cewek itu mumpung pelukannya mulai merenggang.

Zafanya segera menahan tangan Kenzio saat cowok itu berniat bangkit dari ranjang, "Gue berani kayak gini karna itu elo, Kak. Karna gue percaya sama lo, lo nggak bakal ngelewatin batas." Katanya takut-takut.

Kenzio menoleh dengan wajah tak menyangka, "Jadi, karna gue diem aja selama ini, lo makin ngelunjak? Dan kata siapa gue nggak bakal ngelewatin batas?"

"Kata gue! Karna gue udah cukup kenal sama lo! Dan lo bilang lo nggak nafsu sama gue, kan?!"

"Tapi bukan berarti lo mancing-mancing gue kayak gitu! Gue laki-laki dewasa! Lo harusnya lebih hati-hati, karna semua cowok sama aja! Lo nggak kenal gue, Za." Kata Kenzio penuh penekanan, ia menarik pergelangan tangannya kasar.

"Sama aja? Terus kalau sama aja kenapa pas tadi kita jatuh dan lo t*rn on," matanya turun kebawah, menatap benda diantara paha Kenzio dan beralih lagi ke wajah Kenzio, "kenapa nggak terk*m gue aja dan malah solo dikamar mandi?"

Kenzio lagi-lagi menghela nafas tak menyangka.

"Jadi itu mau lo? Semurahan itu diri lo?" Tanya Kenzio kembali mendekat, menatap tajam Zafanya, "Apa dengan begitu lo bisa sadar dan berhenti turunin harga diri lo?"

"JAWAB!" Bentak Kenzio.

Zafanya tersentak. Matanya bergetar karena terkejut. Tak berani menjawab pertanyaan Kenzio. Wajah cowok itu terlihat memerah, sepertinya ia marah besar.

"Oke, kalo itu mau lo!" Kata Kenzio karena Zafanya hanya diam membeku.

Dengan cepat dia melepas kausnya dan mengukung Zafanya di bawah badannya. Tangan kirinya menahan kedua tangan Zafanya diatas kepala, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menarik dagu Zafanya kebawah hingga mulutnya terbuka. Langsung melum*t kasar bibir pink itu, menelusupkan lidahnya kedalam mulut Zafanya hingga cewek itu kesusahan bernafas.

"KAKHH!" Pekik Zafanya berusaha melepaskan ci*man itu.

Kenzio tak peduli, masih menci*mi kasar bibir pink itu, lidahnya menyusuri setiap inci mulut Zafanya, menautkan lidah mereka lalu mel*mat kasar lidah Zafanya. Membuat suara lum*tan itu terdengar jelas diruangan sunyi ini. Disela itu ia menggigit bibir Zafanya yang mulai membengkak itu, memberi pelajaran pada cewek murahan dibawahnya ini.

"KAK LEPASHHMM!" Kenzio kembali mel*mat kasar bibir Zafanya bergantian, tak membiarkan Zafanya mengeluarkan suaranya selain suara des*han. Mereka saling bertukar saliva dengan Kenzio yang menyicipinya berkali-kali walau sudah bercampur dengan darah pada bibir Zafanya.

Tangan kanannya bergantian menahan tangan Zafanya, sedangkan tangan kirinya turun kebawah, menyingkap rok selutut Zafanya, menelusuri paha samping Zafanya hingga keatas tanpa jeda pada ciumannya. Membuat tubuh Zafanya meremang merasakan sentuhan intens itu.

Tangan Kenzio semakin keatas menyusuri pinggang Zafanya dan sampai pada dada kiri Zafanya. Membuat cewek itu menggeleng frustasi dengan air mata yang mulai mengalir dari matanya hingga jatuh mengenai bantal.

Seiringan dengan ci*mannya yang mulai turun dari dagu hingga leher, tangan kiri Kenzio mulai mer*mas dada kanan Zafanya yang masih terbungkus bra. Merasakan lembutnya gumpalan itu dan seberapa pas benda itu didalam tangannya.

"Ahh, kak please! KAK STOP, PLEASEE, HHHNGG..."

Zafanya berusaha melepas cekalan tangan Kenzio, saat berhasil dia segera mendorong kepala Kenzio yang bibirnya mulai meninggalkan k*ssm*rk pada leher dan tulang selangkanya. Matanya menatap mata Kenzio ketakutan, memohon untuk menghentikan perbuatannya.

Masih belum puas memberikan Zafanya pelajaran, Kenzio kembali mel*mat kasar bibir Zafanya, membuat Zafanya tak bisa lagi memekik. Hanya ada gumaman-gumaman yang keluar dari mulutnya disela suara c*mbuan mereka yang memenuhi ruangan. Baju crop Zafanya pun sudah tergeletak dilantai, hanya ada bra hitam yang menutupi bagian atas tubuhnya kini.

Kenzio berdesis, semakin menindih tubuh mungil Zafanya di bawahnya. Membuat Zafanya bisa merasakan benda keras yang masih terbalut celana jeans itu menekan miliknya.

"Hmm Kakhh ... nghhh..." Zafanya tak bisa lagi menahan des*hannya disela ci*man itu, walau dengan perasaan jijik serta air mata yang kembali mengalir.

"Sshh, Za.." erang Kenzio disela ci*mannya. Tanpa sadar ia menggerakkan pinggulnya pelan hingga benda menonjol itu bergesekkan dengan milik Zafanya yang masih terbungkus cd hitam.

"Nghhh..." Zafanya masih berusaha memberontak disela lenguhannya.

Sedangkan tangan kanan Kenzio melepas cekalan tangan Zafanya diatas, turun kebawah dan mulai mer*mas dada kiri Zafanya yang sejak tadi menganggur.  Pinggulnya masih bergerak pelan mencari kepuasan.

Sedangkan Zafanya yang mendapat kesempatan untuk memberontak, dengan amarah menggebu ia berhasil mendorong Kenzio menjauh.

"STOP, KAK!!!" Pekiknya sembari menangis, tangannya dengan cepat menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Matanya menatap Kenzio yang kembali menghampirinya, mengukungnya yang bersender pada sandaran ranjang. Membuat Zafanya mau tak mau menatap Kenzio dengan ketakutan yang terpancar jelas diwajahnya.

"Puas, lo?" Tanya Kenzio dengan nafas tersenggal-senggal.

"Itu kan yang lo mau? Bukan jadi adek gue, tapi jadi pel*cur gue?!" Sambungnya.

Zafanya tak menjawab, hanya menatap Kenzio dengan wajah merah yang dihiasi banjiran air mata. Membuat rasa bersalah langsung terbesit dalam dada Kenzio, ia marah dengan dirinya sendiri.

"F*CK!!! "

BRAKK!

Kenzio mengumpat keras sembari memukul sandaran ranjang disamping kepala Zafanya. Membuat cewek itu kaget dan semakin keras suara isakannya. Dan dalam detik itu juga ia kembali memasuki kamar mandi, meninggalkan Zafanya yang mulai menangis tanpa ditahan-tahan lagi.

•••

Like, comment, and subscribe nya gaisss

Ayo dukung karya ini kalau sukaa🙌🏻🙌🏻

Visual

All pic from Pinterest.

Tokoh-tokoh dibawah ini nggak ada sangkut pautnya dengan cerita ini ya gais, jadi jangan bawa-bawa cerita ini ke real life mereka, kalau ada rasa benci atau nggak suka, cukup benci tokoh dinovel ini aja, jangan benci mereka

🙃🙃

Dan gua cuma kasih visual Kenzio ama Zafanya aja, visual yang lain bakal gua spill seiring berjalannya cerita🙂‍↕️🙂‍↕️

❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

KENZIO DANIERKA VALERT

Park Sunghoon as Kenzio

Identity:

Name: Kenzio Danierka Valert

Nickname: Kenzio

Birthday: 8th December

Age: 22th years old

Hobby: Singing

Love Language:

-Physical Touch

-Quality Time

ZAFANYA RESKANTARA

(g ngasih visual Zafanya gua, bingung, jadi kalian bebas bayangin, intinya style Zafanya tu gini, se cewek itu, sipaling pake rok, sipaling outfit lucu.Tapi juga sering ganti outfit tergantung mood, kadang pake celana, kadang pake yang seksi, kadang pake yang super oversize.)

identity:

Name: Zafanya Reskantara

Nickname: Zafanya

Birthday: 24th July

Age: 20th years old

Hobby: Listening to Songs

Love Language:

-Act of Service

-Physical Touch

.

.

.

dahlah, itu aja

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!