NovelToon NovelToon

Kiara

1

Hai, aku Kiara Levin, putri tunggal keluarga Levin.

Aku punya segalanya, aku cantik, aku pintar, aku cerdas, aku cakap, dan aku kaya. Hidupku tenang dan aman-aman saja sejauh ini. Tapi, ada tapinya nih ya. Aku tidak beruntung dalam percintaan. Pacaranku selalu gagal, selalu saja begitu dengan berbagai macam alasan.

Aku sudah mulai pacaran sejak kelas 2 SMP, masih bocil kala itu. Aku dekat dan mulai suka sama kakak kelasku sendiri, singkat cerita kita pacaran. Dia pintar, ganteng, bersih, rapi, wangi 24/7, sering ikut olimpiade, panutan dan inceran kakel-kakel deh. Kan tadi ceritanya aku pintar nih, aku juga ikutan olimpiade kala itu, and you know what, aku menang, ngalahin dia si cowo aku yang panutan itu.

Wtf.... welcome to facebook maksudnya. Aku diputusin seketika keluar dari gedung, alasannya ngga banget, dan sampe hari ini masih terngiang-ngiang.

"Kia... kita sampe disini aja ya. Kamu terlalu pintar buat aku."

Lah maksudnya saya harus bego gitu? Biasanya itu cewe loh ya yang begitu.

"Kamu terlalu baik buat aku." Padahal mah inti dari kalimat unfaedah itu, " Maaf, lu jelek."

Singkat, padat, jahat.

Itu sepenggal kisahku dimasa cinta monyets. Masuk ke SMA, aku jadi inceran abang-abang kelas, ya kan tadi ceritanya aku cangtip shay. Papa ku donatur terbesar di sekolah itu, dan aku sudah menutup rapat identitasku sebagai anak tunggal dari keluarga Levin. Aku pacaran lagi sama abang kelas dong tentunya, yang ini juga cakep, boyfriend material, tapi dia kalo diliat-diliat semakin lama semakin gatal pemirsahhh.

Ya kali dia seenak jidat ngerangkul-rangkul aku didepan umum, risih ga sih. Ehh dia main nyosor aja kalo pas lagi berduaan. Ya memang sih bukan first kiss juga tapi yang bener aje. Aku bukan tipe gampangan. Ga menye-menye juga. Langsung aku depak dong, gabener tuh cowo, lama lama kepalanya minta di sleding ga sih.

Waktu itu aku ngga langsung mutusin, aku diemin dulu berharap dia intropeksi diri. Eh besoknya dia minta ketemuan di atap sekolah, detik itu juga dia mutusin aku.

"Ki, kita harus putus. Aku ngga nyaman sama kamu. Aku ngga bahagia, kamu ngga bisa di sentuh, berarti kamu ngga sayang, dan ngga serius sama aku. Kita putus."

Hah??? Apa? Gimana gimana?

"Dasar PK lu." aku cuma teriakin dia begitu dan pergi gitu aja.

Ngga habis pikir sama cara kerja otaknya, tapi aku ngerasa ngelepas cowo itu adalah hal terbaik. Karena di atas apa pun, diriku lah yang paling penting, enak banget dia nyentuh-nyentuh aku. Emang dia siape? Ada untungnya juga aku langganan tahanan guru BK.

"kiara, pacaran itu bukan masa coba-coba. Pacaran itu persiapan menuju pernikahan."

Itu-itu aja kalimat pak Anderson sang guru BK, yang selalu nasehatin aku. Meskipun mungkin terdengar kejauhan untuk seorang anak SMA, diem-diem aku mengikuti saran yang baik itu.

Aku ngga rela pacarku di masa SMA ini bebas nyentuh aku, apalagi sampai kejauhan. Belum tentu kan dia jadi suamiku nanti, dan kasihan juga suamiku nanti dia dapet bekas orang semisal aku ngga jaga diri. Ohh jeongmal kamsahamnida pak Anderson, neomu neomu saranghae pak, berkatmu aku jadi cewe mahalll... 💜💜

Lanjut dan lanjut, terus nyoba ketemu dan menerima orang baru, berbagai macam karakter aku coba pahami. Tapi hubungan yang aku jalani ngga pernah bertahan lebih dari 2 bulan, dengan berbagai macam alasan untuk berpisah, mulai dari hal sepele sampai hal yang menyakitkan semua sudah ku lalui.

Paling menyakitkan itu aku bahkan pernah ditampar oleh seorang perempuan yang notabene adalah istri sah pacarku. Sumpah demi apapun, aku benar-benar ngga tahu kalau dia sudah menikah. Mulut cowo yang satu ini benar-benar minta diputar pakai pengering mesin cuci. Cukup lama aku mencoba mendiamkan si perempuan itu, dan menyadarkannya bahwa suaminya lah yang brengsek. Aku meyakinkan wanita itu aku sama sekali tidak mengharapkan apapun dari suaminya, ia terus menudingku ingin harta suaminya yang masih muda tapi sudah kaya.

"Mba, mba kok bego banget sih jadi orang. Kita berdua itu ditipu, jadi cewe jangan bego-bego banget bisa ngga? Sebanyak apa sih harta suami mba itu? Sekaya apa dia? Tau ngga siapa saya.?"

Untuk pertama kalinya mulut imutku yang selalu dihiasi liptint ombre ini berkata se-frontal itu. Karena itu juga pertama kalinya aku dikasarin. Aku ditampar gengs 😭. Pipiku yang kurawat-rawat di dokter estetik ini, yang bermodalkan puluhan juta sekali perawatan ini, ditampar gitu aja sama cewe bucin yang begonya udah mengalir sampai jauh.

Tau ngga si cowonya ngapain? Ngga ngapa-ngapain bambaang, dia cuma diem berharap keajaiban terjadi istrinya berhenti anarkis dengan sendirinya. Ngga berenti sampai disitu, si istri sah ini malah ngangkat tanganya mungkin berencana untuk nampar aku kedua kalinya karena aku nantangin dia. Seketika itu juga aku tahan tangannya dan ngehempas gitu aja.

KESELLLL ANJ ...

Malunya itu sampai ke ubun-ubun. Diliatin orang apalagi ini posisinya lagi di cafe, meskipun cafe itu ngga terlalu ramai, tapi mau taruh dimana muka gua yang cangtip ini

Ya ampun.... 😭

Kiara Levin

.

.

.

Tbc ... 💜

2

Tidak lama setelah itu beberapa pria berjas hitam masuk ke dalam cafe itu dan mengelilingi Kiara. Terlihat wanita itu mulai bingung begitupun sang suami aka pacarnya Kiara.

"Ricky, kamu itu ngga ganteng, ngga terlalu berbakat, ngga hebat, ngga kaya juga biasa aja. Kamu cuma menang di act of service, bodohnya aku ngga bisa ngenalin rupanya itu juga palsu, dan kamu mba, kamu juga sama bodohnya, kamu terlalu bergantung sama suamimu itu karena kamu ngga punya apa-apa. Saya pertegas sekali lagi, saya benar-benar tidak tahu kalau laki-laki itu sudah punya istri. Kalau saya mau kalian berdua sekarang juga bisa mendekam di penjara loh. Satunya nipu, satunya nampar, ada rekaman cctv lagi, banyak saksi juga."

"Hah...? Emang lu siapa sampai segitunya? Sok ok banget lu." seru wanita itu.

"Tolong dijelasin ya, ngga perlu kejauhan, dikasih paham aja pasti mereka udah ketar-ketir." seru Kiara pada seorang pria berjas hitam itu lalu pergi dengan mobilnya.

"Heh... pelakor, mau kemana lu. Urusan kita belum kelar. Heeeii....", teriak wanita itu, tapi Kiara tetap melangkahkan kakinya keluar cafe.

🌼🌼🌼

Sial sekali rasanya, sudah 26 tahun tapi sekalipun tidak ada hubungan yang ia jalani bertahan lebih dari 2 bulan, kali ini bahkan hanya 3 minggu. Parah sekali, kali ini malah pria beristri.

ting... satu pesan masuk ke ponsel keluaran terbarunya.

"Nona, semuanya sudah beres. Tidak ada yang perlu dikawatirkan."

isi deretan kalimat di benda segi empat itu. Ia tersenyum tipis membaca pesan singkat itu lalu memacu range rover miliknya ke jalan raya dan melesat begitu saja. Sejujurnya kali ini Kiara merasa sangat bersyukur, untunglah ia belum mengenal pria itu terlalu lama. Ia kembali ke rumahnya, rumah besar yang ia huni sendiri. Rumah besar bergaya klasik modern, dengan garasi yang hanya cukup untuk dua mobil. Ia tinggal sendiri cukup jauh dari keluarganya yang berada di rumah utama keluarga Levin.

Meski ia anak tunggal, ia diperlakukan berbeda dari anak tunggal pada umumnya. Ia tidak dimanja, tidak diperlakukan seperti tuan putri, ia hanya seorang Kiara yang harus berjuang dengan privilege yang ia terima. Diusia yang masih sangat muda ia harus berjuang dengan ilmu manajemen, bisnis, marketing dan sebagainya, disaat anak laij seumurannya akan bersenang-senang, hang out, nonton film dibioskop. Di hidup Kiara tidak ada hal seperti itu.

Keluarganya bukan keluarga yang hangat, disaat ibu yang lain dekat dengan anak perempuannya, Kiara justru menerima batasan yang dibuat ibunya, tidak ada pelukan dari ibu ketika harinya berat, atau lebih tepatnya tidak ada kata penghiburan dari ibunya ketika ia dicampakkan kekasih-kekasihnya selama ini. Inilah yang menjadikan Kiara dingin diluar sana.

Beruntunglah ia punya sahabat yang selalu mendampinginya berwujud sekertarisnya diperusahaan, Alexandra, atau lebih sering disapa Al.

Alexandra Jovani

Satu-satunya orang yang paham bagaimana harus memperlakukan Kiara, satu-satunya yang mengenal Kiara luar dalam, gadis cantik kaya raya berwajah dingin, bersikap datar, tapi punya hati semanis dan serapuh kembang gula.

Kiara menghempas badannya di sofa panjang itu, terdengar derikan halus kapas sofa ketika ia menghantam benda lembut dan empuk itu. Sehening itulah kediaman nona muda ini.

Drrrt .... Drrrt... Ponsel yang ia letakkan begitu saja di meja bergetar panjang, pertanda ada yang menelepon.

Aleale dilayar.

📞Kiara : Apa?

📞Al : Lu dimana?

📞Kiara : Rumah. Ada apa?

📞Al : Lu baik-baik aja kan?

Deg...

📞Kiara : Huaaaaa...... Hiks... Hik.... Aaall.... Huaaa... Gu.. Gua...

📞Al : Iya iya, nangis lu pending setengah jam, gua otw. Sebentar, sekalian gua belanja dulu, amunisi dengerin nangis lu nanti.

📞Kiara : Kampret lu ya, lu kata gua nangis berasa bioskop gitu? Sampai sampai lu harus bawa snack?

📞Al : Gua udah hafal drama nangis lu nanti anjir, udah pro gua mah. Udah katam. Lu diem aja disitu, tahan tahan... Tarik napas buang, kalo ingus lu udah keluar masukin lagi kedalem, tunggu gua dateng, gua nginep.

📞Kiara : Gua cinta lu Al...

📞Al : Dih najis

Tut.. tut.... Telepon terputus.

Meski matanya sudah merah dan berair, ketika telepon itu diputus muncul segurat senyum di wajahnya.

"Ngga apa apa Ki. Kamu ngga sendiri. Masih ada Al yang mau nemenin kamu."

Batinnya.

.

.

. Tbc... 💜

3

Life must go on

Kau move on atau tidak, bahagia atau tidak, hidup tetap berjalan, tidak perduli dengan semua keberatan dan ketidak adilan yang kau dapat, hidupmu urusan mu, dan Kiara sudah terbiasa dengan hal itu, ia selalu menyelamatkan dirinya sendiri, maka dari itu ia tidak berani macam-macam dengan hidupnya, ia masih anak baik yang menuruti perintah orang tuanya meski diperlakukan dingin. Selama menurutnya baik, dan tidak mengganggu siapapun ia akan melakukannya.

Hidup sebagai anak tunggal keluarga Levin bukan hal mudah, seperti sudah dikatakan sebelumnya ia harus berkutat dengan dunia yang keras, ia berjuang mengimbangi orang-orang diatasnya. Ia bekerja di Levin Corporation sebagai direktur utama dibagian Levin Resort.

Levin Corporation adalah gurita bisnis milik keluarga Levin, dipimpin oleh ayah Kiara, Jimmy Levin. Perusahaan itu bergerak di banyak bidang seperti, makanan, travel, real estate, fashion, dan beberapa resort mewah yang dikepalai Kiara, diusia 26 tahun, masih terbilang sangat muda dibanding dengan direktur dibidang lainnya. Selama ini Kiara menutup dirinya dari sorotan publik, lebih tepatnya ia menjauhi media. Ia tidak ingin terekspos.

Jimmy Levin

🌼🌼🌼

📞 : Hallo? Apa? Kok bisaa? Yaudah gua kesana. Lu selesaiin kerjaan gua yang dikantor aja? Gua aja yang ke resort, thankyou Al.

"Haahh.... bisa-bisanya." desahnya memacu mobilnya menuju ke tempat yang dikabari Alexandra sedang bermasalah.

Dua jam setelahnya Kiara sampai di hotel mewah yang berada dibawah naungannya. Alexandra mengabari bahwa ada seorang staf perempuan yang menerima pelecehan dari seorang manager di hotel itu. Tidak perlu ba bi bu jika semua bukti kuat sudah terpampang didepan matanya, Kiara langsung memecat dan menyerahkan manager mesum itu ke pihak berwajib. Sementara si korban akan ia urus terlebih dahulu ke psikiater, karena si korban pasti trauma, insecure, merasa berdosa dan sebagainya, sebelum ia kembali bekerja sebagai staff dihotelnya. Kiara menegaskan tidak boleh ada yang bergunjing, atau membahas kembali masalah ini, tidak boleh ada yang membicarakan masalah ini sedikitpun demi kebaikan hotel, dan kesehatan mental sesama pekerja disana. Begitulah Kiara menjalankan bisnisnya.

Hari sudah sore, ia berkeliling disekitar hotelnya dan terpaku pada indahnya suasana sore itu.

pinterest : Olena

Tidak apa hatinya sakit dan membuatnya mengurung diri berhari-hari, Tuhan perlahan menyembuhkan luka itu, mungkin bukan dengan kehadiran pria lain, tapi dengan mata sehat dan normal yang masih ia miliki hingga saat ini, untuk menatap indahnya pemandangan ini. Lembayung senja.

"Nnggh...."

Kiara menoleh sekeliling tapi tidak ada siapa-siapa, dan mengabaikannya, mungkin hanya salah dengar.

"Nnggh..."

Erangan itu kembali terdengar, kali ini Kiara mulai kepo, apa dan dari mana suara itu berasal. Kedengarannya seperti orang kesakitan, atau binatang yang terluka, tapi lebih terasa seperti suara manusia. Ia mulai berjalan pelan dan menajamkan pengelihatannya.

"Nggh... Aakh..." suara itu semakin dekat ketika ia mendekati pot bunga yang ditata dengan indah tapi beberapa sepertinya terjatuh.

"Hhhhaaakkkk....", kaget Kiara setengah mati, melihat darimana suara itu berasal. Takut sudah pasti, terlihat seseorang yang tengkurap dengan hoodie hitamnya, orang itulah yang menyebabkan pot bunga itu jatuh tak beraturan.

Apa yang terjadi ini?

Aku harus apa?

Apa dia mati?

Ngga. Dia ngga mati. Buktinya tadi dia bersuara.

Aduhhh....

Alexa? Oh ngga. Alexa sibuk di kantor.

Begitu sibuknya pikirannya, hingga akhirnya ia memberanikan diri. Sepertinya itu adalah pria, buktinya badannya besar dan tinggi sekali, jarang wanita berpostur seperti itu. Kiara mengulurkan tangannya untuk menyentuh orang itu.

Hangat

"Ohh dia masih hidup." desis Kiara dan berusaha membalikkan tubuh pria tinggi besar itu dan duarrr....

" Shane?!" pekiknya...

.

.

.

Tbc... 💜

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!