NovelToon NovelToon

Ujung Cerita

Part 1

Sore itu, Sekar tengah duduk dan menatap jalanan yang becek sehabis hujan. Ia tidak sedang berteduh karena hujan telah berhenti jauh sebelumnya. Ia sedang menunggu seseorang yang beberapa tahun silam menaruh sebuah harapan untuknya. Ia kembali melihat ke arah arloji yang melekat di pergelangan tangannya. Kembali menarik nafas dalam untuk mengurangi rasa gugupnya. Pukul 17.00, itu sudah lewat satu jam dari janji temunya dengan lelaki itu. Sekar tidak menyerah semudah itu. Baginya waktu 1 jam tidak ada artinya dari penantian panjangnya selama 5 tahun terakhir. Langit mulai gelap dan jalanan sudah dipenuhi oleh lalu-lalang orang yang lelah bekerja seharian. Sekar makin gelisah sambil terus menatap arlojinya. Untuk kesekian kalinya Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Langit sudah gelap. Hari sudah malam. Sekar hanya menatap nanar jalanan dihadapannya. Sepasang sepatu putih berada tepat di hadapannya. Dengan ragu Sekar mengangkat kepalanya untuk menatap sosok pemilik sepatu putih itu. Dengan mata sayu ia menatap sosok itu. Sosok yang telah menjadi perhentian terakhir dari kisah cintanya. Sekar tersenyum tulus menatap Raka yang kini ada di hadapannya. Mata teduh yang selalu ia rindukan masih sama seperti kali terakhir mereka berjumpa. Senyum manis yang sekali lagi membuat Sekar jatuh hati pada lelaki itu, tepat seperti 6 tahun lalu saat pertama kali mereka berjumpa.

••••

"Pagiii Sekar"

2 tahun terakhir Sekar selalu mendapat ucapan selamat pagi dari lelaki manis yang katanya menaruh hati pada Sekar. Sekar tidak terlalu peduli karena ia sedang tidak ingin menjalin kisah asmara.

Sekar berjalan melewati anak lelaki yang bersender di gerbang sekolah menunggunya.

Sekar hanya membalas dengan sebuah senyuman kecil untuk menghormati perjuangan lelaki itu. Namun justru karena sikapnya itu anak lelaki bernama Raka itu semakin tertantang untung mendekatinya dan memenangkan hatinya.

"Dijawab dong Sekar jangan senyum aja" ucap Raka yang hanya ingin menggoda Sekar yang sudah berjalan lebih dulu.

Raka menatap punggung gadis itu.Gadis yang amat memikat hatinya 2 tahun terakhir . Gadis cantik dengan rambut panjang yang memesona.Bagi Raka gadis itu sederhana dan istimewa . Sekeras apapun usahanya untuk melupakan Sekar, Ia justru semakin jatuh hati kepadanya.Raka tidak mengejar Sekar yang berjalan jauh di depannya. Ia hanya mengikutinya dari belakang dengan langkah pelan seolah terus menjaga gadis nya dari jarak jauh.

Bel telah berbunyi.Anak-anak dengan seragam putih abu itu berlarian memasuki kelas yang akan segera dimulai. Raka berjalan menghampiri tempat duduknya .Namun ia berhenti tepat di meja yang berada di depan tempat duduknya.

"Puplen dong"

Dengan wajah ketus, Sekar mengeluarkan sebuah Pulpen dari tasnya yang notabenenya milik Raka yang selalu di titipkan di tasnya. Sekar tidak keberatan dengan keberadaan Raka yang terus mengganggunya. Ia hanya merasa risi dengan omongan anak-anak lainnya tentang mereka.

"Jangan galak-galak Sekar, nanti jatuh hati" teman sekelas Sekar justru menggodanya karena selalu memasang muka ketus kepada Raka. Teman-teman sekelas mereka memang sudah menjodohkan keduanya mengingat perjuangan Raka yang luar biasa menunggu balasan perasaannya dari sang pujaan hati. Namun apa boleh buat, hati Sekar ini sulit ditakhlukkan.Raka hanya tersenyum ketika ada yang menggoda keduanya. Dalam hati ia selalu berharap seandainya Sekar bisa menjadi miliknya.

Raka sebagai ketua kelas di kelas XII IPA 3 yang selalu rapi dan bersih dan menjadi kesayangan para guru. Namun sikap usil yang Raka miliki membuat banyak orang yang tidak menyukai nya.

Ruang kelas itu mungkin sederhana dan tidak elegan seperti ruang kelas di sekolah- sekolah lain. Namun ruang kelas itu penuh momen berarti bagi tiap-tiap penghuninya. Ruang kelas itu telah menjadi saksi bisu dari percintaan yang berlangsung begitu saja.

Teman sekelas Raka dan Sekar ada yang menjalin hubungan kasmaran. Terdengar cukup aneh namun itu menyenangkan bagi yang merasakan . Debaran hati yang selalu berpacu ketika saling tatap dan rasa malu ketika digoda seisi kelas. Itu menjadi momen tersendiri bagi penghuni kelas itu.

Pelajaran sejarah yang amat membosankan akhirnya berakhir. Para siswa langsung merentangkan untuk meregangkan otot yang telah tersiksa bosan selama 2 jam.

Ketika bunyi lonceng terdengar semua mata langsung berbinar. Karena pelajaran selanjutnya adalah pelajaran olahraga yang menjadi waktu bermain terbaik bagi mereka.

"Yaya,kepangin rambut akuu yah" mohon caca yang sudah siap dengan dua ikat rambut kecil di tangannya.

Yaya yang menjadi duta kepang di kelas mereka memutar bola matanya malas.

"Ih caca, sekarang waktunya main bukan kepang. Entar aja yah"

"Nggak lama kok, ayolahh Ya.Aku tuh mau pamer sama pacar aku di kelas sebelah" Caca terus memohon yang berujung memaksa membuat Yaya terpaksa menunda waktu bermainnya untuk mengepang rambut Caca.

"Pipiiiiii,kita nggak usah ikut yah. Aku mau berduaan aja sama kamu di kelas" ujar Lia yang menggelayut manja pada lengan pacarnya.

"Emm iya deh sayang kita di kelas aja" sahut Dafi yang membalas dengan manja sikap pacarnya itu.

Sementara itu anak-anak yang lain sudah siap pada posisi masing- masing untuk bermain.

Mereka melakukan semua hal yang mereka suka tanpa ada yang membatasi. Tanpa rasa malu dan canggung karena mereka sudah 3 tahun bersama-sama.

Hari itu langit terlihat biru tanpa sedikit awan yang menghiasi. Sekar tertawa lepas bersama teman-temannya . Tawa yang selalu menjadi obyek favorit dari sang pak ketua kelas yang enggan melepas pandangannya dari sang juwita.

Sekar tahu bahwa Raka selalu memperhatikannya secara intens. Namun anehnya Ia merasa senang karena selalu menjadi obyek favorit lelaki itu.

"Minum Sekar" Raka menyerahkan sebotol air mineral kepada Sekar yang tengah duduk bersama teman-temannya yang lain di bawah pohon karena lelah sehabis main.

Sekar merasa tidak enak kepada teman-teman yang lain karena hanya ia yang ditawarkan minuman oleh Raka.

"Emm no thanks Ka, aku nggak haus"

"Ekhemmm"

"Cie ciehhh"

"Terima aja kali Kar, kita mah udah paham"

"Santai aja lagi kalo sama kita mah aman"

Teman-teman yang lain sudah mulai menggoda karena mereka sudah tahu pasti bagaimana perasaan Raka untuk Sekar. Jadi bukan tanpa alasan Raka memberikan perhatian lebih kepada Sekar.

Raka hanya tersenyum malu ketika diolok oleh teman-temannya begitupun dengan Sekar yang kini mengeluarkan tangan menerima botol air dari Raka.

"Thanks ya" ujarnya sambil mengangkat botol air tersebut yang hanya dijawab dengan senyuman oleh Raka.

Sekar berusaha untuk mengontrol dirinya agar tidak mudah luluh pada setiap perlakuan manis Raka. Karena biasanya laki-laki itu akan mengganggu nya sampai ia merasa kesal luar biasa.Namun akhir-akhir ini sepertinya Raka tidak mau main-main lagi,ia terlihat llebih serius karena akhir-akhir ini pula Sekar merespon dengan baik perlakuan Raka . Sikap Raka yang berubah serius dan manis seperti ini cukup berbahaya dan aneh bagi Sekar yang selalu menjadi target keusilan Raka.

Part 2

Sepulang sekolah Sekar berjalan sendirian sepanjang trotoar karena rumahnya masih berada di kategori dekat dan bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Selain itu Sekar tidak suka menggunakan angkutan umum karena ia tidak ingin bertemu banyak orang. Sekar sendirian karena tidak ada temannya yang rumahnya searah dengannya. Sekar tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ia nyaman sendirian. Namun yang menjadi masalahnya entah mengapa hari itu hujan turun tanpa aba-aba. Langit yang tadinya biru kini mendung dan turun hujan yang deras.Sekar berlari menuju halte terdekat untuk berteduh.Ia menepis seragamnya yang terkena air hujan sewaktu ia berlari menuju halte.Sekar duduk dalam kedinginan karena tidak menggunakan sweater.Karena bosan,ia mengeluarkan sebuah buku bersampul coklat dari tasnya dan mulai menulis puisi. Sekar tidak pandai menulis puisi namun ia merasa apa yang ia tuangkan akan mewakili seluruh perasaannya.Suara motor berhenti didekat halte dan dua remaja menggunakan seragam putih abu berlari kecil menuju halte.Sekar menghentikan sejenak kegiatannya untuk melihat siapa yang baru berteduh di halte itu bersamanya.

"Eh Sekar, udah lama?" tanya Bella yang menggunakan sweater kebesaran milik Raka yang kini berdiri di sebelahnya dengan seragam yang basah kuyup.Sekar menjawab dengan anggukan dan menatap mata Raka yang juga menatapnya.

"Sendirian aja Kar?"tanya Raka

"Iyah"

"Sayang tolong dong tas aku kayaknya basah deh " Bella meminta Raka untuk menepis air di tasnya yang mengalihkan pandangan mata Raka yang tengah menatap Sekar.Yapp Raka dan Bella pacaran kurang lebih 2 tahun. Mereka cukup menjadi pasangan favorit di sekolah itu. Bagaimana tidak Raka yang tinggi dan manis sangat serasi dengan Bella yang cantik dan lembut. Aneh bukan sih ada laki-laki yang bucin dengan pacarnya dan berjuang mati-matian memenangkan hati perempuan lain.Sekar kembali menulis pada bukunya tanpa menyadari ada yang aneh pada hatinya.Rasanya ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Raka bukan hanya memujanya. Senyuman indah Raka bukan hanya untuknya . Dan tatapan teduh Raka bukan hanya untuknya seorang. Akhir-akhir ini ia mulai merespon Raka karena ia merasa ada sebuah rasa untuk Raka dalam hatinya. Akan ada waktu tersendiri baginya untuk selalu memikirkan Raka yang selalu memperlakukannya dengan baik. Entah itu memprioritaskan dirinya dalam beberapa urusan ataupun menatap dirinya dalam waktu yang sangat lama. Semua itu membuat Sekar luluh .Perempuan mana yang tidak akan luluh jika selalu dirayakan oleh laki-laki yang tidak memiliki status apapun.Hujan sudah reda namun Sekar sudah tenggelam dalam dunianya.

"Duluan ya Kar" teriak Bella sembari berlari dan melambaikan tangan kepada Sekar yang masih duduk yang menyadarkan Sekar dari lamunannya dan menatap sekeliling.Hujan sudah reda pikirnya.Sekar hanya balas melambaikan tangan pada gadis yang tersenyum manis ke arahnya. Raka hanya menatap sekilas ke arah Sekar dan melajukan motornya meninggalkan Sekar seorang.

...****************...

82 ...761 :Malam Sekar

Sekar mendapat pesan di whatsApp nya dari nomor yang selama ini selalu mengirimnya pesan namun ia enggan untuk menyimpan nomor tersebut.

Sekar : Iy

82 ...761: Udah makan?

Sekar : Udah

82 ...761: Gue pinjam catatan mtk lo besok yah

Sekar : Iyah boleh

82 ...761: Ok.Goodnight Sekar ⚘️

Sekar: Goodnight Raka

Sekar menutup handphone nya. Raka selalu menghubunginya setiap hari. Entah itu hal penting atau hal random apapun. Intinya tiada hari tanpa pesan dari Raka. Sekar curiga Raka menaruh hati padanya . Namun dilihat dari sikap Raka yang friendly, Sekar menjadi ragu. Ia juga tahu pasti Raka sudah memiliki pacar. Jadi ia hanya salah satu dari bagian pertemanan Raka yang memang sangat menyayangi perempuan.

Room chat XII IPA 3

Caca: Guyss attention please!!

Aldi: Apasih

Yaya: why?

Sena: Kenapa Ca?

Raka : Ada apa Caca

Lia : Ih guys tunggu dulu ada yang tau cwo aku. dimana?

Rian: Gaje

Yaya : Yee dicari aja trus si Davi. Noh tadi gue liat di jalanan lagi ngamen.

Lia: Sirik aja ih

Caca : Jangan ada yah yang pura"nggak liat chat aku malam ini!!!!!Besok batas akhir semua pada ngumpul uang kas . Awas aja lo pada lupa....

Caca :Idih pada ngilang . Awas aja lo semua.

Pagi harinya,Sekar sedang mengikat tali sepatunya di teras rumah.Ibunya keluar dan memberikan segelas susu.Sekar meneguk susunya cepat karena takut terlambat.

"Terima kasih ma" Sekar mengecup pipi ibunya dan melambaikan tangan.

"Pagi Sekar"

Sekar dikejutkan dengan Raka yang duduk tenang di atas motornya dan tersenyum ke arahnya. Sekar mengerutkan keningnya.Untuk apa Raka berada di rumahnya sepagi ini.

"Kenapa Ka?" Tanya Sekar yang masih bingung dengan kehadiran Raka.

"Apa lagi. Aku kesini mau jemput kamu. Ayok" Sahut Raka enteng.

"Aduh nggak deh Ka,kamu duluan aja" Tolak Sekar yang tidak ingin menimbulkan masalah dengan berangkat sekolah dengan Raka yang akan menjadi perbincangan hangat di sekolah nanti.

"Udah ayo Kar, aku udah ijin kok sama Bella mau berangkat sama kamu"

Karena waktunya sudah terpotong untuk meladeni Raka, Sekar jadi menimbang kembali tawaran Raka. Pada akhirnya ia memutuskan untuk menerima tawaran Raka .

"Kamu udah sarapan Kar?" Tanya Raka sedikit berteriak agar suaranya bisa didengar oleh Sekar.

"Hah?Apaan Ka"

"Kamu udah sarapan"

"Ohh iyaa"

"Bagus deh"

"Hah?"

"Nggak Sekar"

"Apasih Ka?"

"Hahahahahha ya elah Kar budeg juga lo ya"

Sekar memukul bahu Raka karena kesal tertawai dan di ledek oleh lelaki itu.

"Iya-iya maaf abisnya kamu budeg sih"

"Ya salah kamu juga Ka, makanya kalau ngomong itu yang jelas"

"Iya deh iyaaa salah aku"

Mereka tiba di sekolah tepat waktu. Sekar berjalan lebih dulu setelah mengucapkan terima kasih kepada Raka. Eits bukan Raka namanya kalau tidak usil.Dia mengejar Sekar dan menarik ikat rambut Sekar yang membuat gadis itu langsung menoleh dan siap untuk marah.

"Rakaaaaa" teriak Sekar yang membuat semua murid melihat ke arahnya.

Raka yang menyebabkan masalah hanya cengar cengir tidak merasa bersalah.

"Ih sumpah ya, kamu itu jahat banget"omel Sekar sembari memukul Raka yang berusaha menghindar dan melarikan diri. Sekar tidak suka rambutnya berantakan. Ia akan menghabiskan banyak waktu untuk menata rambutnya agar kelihatan menarik dan tetap rapi. Tapi pagi ini rambutnya harus berantakan karena tangan usil Raka. Sekar mengejar Raka yang berlari menuju kelas.

"Eh eh eh ada apa nih pak ketua,datang-datang udah ngos-ngosan gitu " Sapa Adit yang hampir saja tertabrak oleh Raka.

"Ada mak lampir ngamuk Dit"Raka buru-buru berlindung di belakang punggung Adit yang masih kebingungan.

"Kenapa dah ini anak aneh banget" gumam Adit yang tidak paham.

"Rakaaaa!! Ih sini lo" teriakan itu membuat Adit membulatkan kedua bola matanya dan berbalik untuk kabur namun ditahan Raka yang masih berlindung di belakang punggung nya.

"Ka,gue nggak mau ikutan yah.Awas ih tugas matek gue belum kelar.Gue masih butuh ni mak lampir" bisik Adit dengan penuh penekanan pada Raka yang hanya meringis.

"Udah lah Ka, aku males sama kamu" bukannya marah dan memukul Raka,Sekar langsung ngambek dan membuang mukanya di hadapan Raka dan Adit yang masih mematung.

Lengkap sudah kesialan mereka.Sekar tidak akan berbagi jawaban tugas matematika nya kepada dua bocah itu.

Part 3

Karena tidak tega melihat muka memelas kedua bocah itu,Sekar akhrinya memberikan jawabannya kepada mereka berdua yang langsung ngebut menyalin jawabannya sebelum bel berbunyi.

"Cieeeeh yang tadi datangnya barengan" goda Yaya yang baru masuk kelas langsung menggoda perihal Raka dan Sekar yang berangkat bersama pagi itu.

"Ya elahh Ya, gue cuma nyogok tugas kali makanya tuh anak gue jemput " enteng Raka yang kini selesai menyalin jawaban Sekar.Sekar menatap malas ke arah Raka yang wajahnya sunggu membosankan.

"Muakk kali Ka,Aku liat muka kamu" Balas Sekar dengan ekspresi yang benar-benar seperti orang muak dengan sikap Raka yang kelewat usil.

"Ih lucu banget sih berdua,kalau udah jadian kabarin yah" ujar Lia yang duduk di depan Sekar yang di balas dengan pelototan oleh Sekar. Gadis dengan kacamata itu sibuk mengabsen teman-teman sekelasnya.Setelah itu tidak ada lagi yang menggoda perihal Raka dan Sekar.

BRAKKKK!!!

"Anjing apaan sih"

"Woi sini lo"

"Anak setan"

"Ih kaget tau Ca"

Semua kaget karena gubrakan meja Caca yang serentak. Semua langsung mengeluarkan kata-kata mutiara yang tidak terkontrol.

"Istirahat pertama gue tagih ya, jangan ada yang keluar kelas sebelum lunasin uang kas bulan ini" teriak Caca tegas yang membuat seisi kelas agak merinding.

"Kar,Aku pinjam uang kamu ya" bisik Raka dari belakang agar tidak menimbulkan keributan.Sekar menoleh dan menatap malas ke arah Raka

"Nggak mau ih, emang kamu siapa?"

"Ayolah Kar,kali ini doang,aku lupa soalnya"

"Ish nggak mau Ka"

"Udah ah bodo. Ca, nanti punya gue minta di Sekar yah udah gue kasih di ni bocah" teriak Raka pada Caca yang langsung mengangguk paham.Sekar membulatkan kedua matanya dan menatap sinis Raka yang sudah tersenyum jahil.Saat jam istirahat tiba,sesuai arahan sang bendahara, mereka semua sibuk melunasi uang kas. Dan Sekar harus membayar untuk Raka yang sudah pergi entah kemana.

"Kar,kantin yuk" ajak Sena yang sudah berdiri di depan pintu menunggu Sekar yang baru selesai berkutat dengan uang kas yang Caca tagih. Sekar mengiyakan ajakan Sena dan berjalan menuju pintu.

"Eitt nggak bisa gitu dong, masa mau ngantin berdua doang. Nggak kece dong, iya kan guys" teriak Aldi yang tengah merangkul Adit untuk pergi ke kantin bersama.Mendengar teriakan Aldi,satu kelas kompak mendongak dan meninggalkan tempat duduknya masing-masing sembari tertawa .

"Hahahaha iyalah , kalau rame gini baru mantap"

"Tapi jangan rusuh guys"

"Traktirin gue dong "

"Caca,gue minjem uang kas yah"

"Dih siapa lo"

Keributan di sepanjang lorong justru tidak terkontrol. Mereka semua saling menggoda untuk menciptakan suasana hangat. Mereka saling merangkul satu sama lain tanpa rasa canggung karena sudah merasa seperti saudara. Lia dengan PD nya menggandeng lengan Dafi yang tidak keberatan dengan sikap manja pacarnya itu.

"Pipiiii akuu mau minum air aja deh" kata Lia

"Loh kenapa sayang?"

"Emm nggak akuu cuman lagi diet" cengir Lia yang diangguki oleh Dafi.Ia tahu pacarnya itu memang sedang melakukan diet untuk menurunkan berat badannya meskipun badannya tidak terlalu gemuk dan masuk dalam kategori ideal, tapi namanya juga perempuan.

Mereka tiba di kantin dan langsung duduk di meja panjang yang masih kosong jadi muat untuk mereka sekelas. Sekar duduk di samping Rian dan berhadapan dengan Sena. Mereka menyebutkan makanan yang ingin di pesan dan si abang Adit yang bertugas memesan hari ini.

"Wuiidihh gila cok, si Raka udah lengket aja sama ceweknya" ujar Adit yang baru pulang pesan makanan, membuat seluruh mata kelas XII IPA 3 itu menoleh dan mencari si usil Raka.

"Ekhemm pak ketua lagi pacaran tuh" sindir Aldi yang suaranya sengaja dibesarkan agar yang disindir menoleh.

Raka yang mendengar ocehan teman-temannya menggeram pelan dan mengancam dengan mimik wajahnya yang serem.

Suara tawa mereka pecah karena berhasil menggoda Raka yang sungguh kelihatan cool di depan Bella.

"Teman-teman kamu usil yah" kata Bella yang tersenyum menatap teman-teman sekelas Raka yang dibalas senyuman pula oleh para makhluk itu.

"Iyah sayang,nggak usah diliat nanti pada ngelunjak" sahut Raka yang matanya terus menatap lembut mata sang pacar dan tangannya menggenggam tangan Bella membuat Bella tersenyum manis.

"Ka,kamu udah nggak dekat lagi kan sama Sekar?Aku tuh nggak suka aja kamu friendly ke semua cewek apalagi Sekar" tutur Bella dengan suara pelan menatap tangannya yang berada di genggaman lelaki di hadapannya.

"Iya sayang kamu tenang aja,aku udah jaga jarak kok sama Sekar dan semua cewek lainnya"

Sementara di seberang sana di meja lainnya, Sekar habis digoda oleh teman-temannya.

Yaya dengan muka songongnya mulai menggoda Sekar "Panas nggak tuh"

"Wuih panas dong"

"Kipasin bund"

"Aduh panas banget "

"Tenang aja Kar , yang bucin mah tetap kalah sama yang sekelas" timpal Rian di akhir olokan membuat Sekar menginjak kakinya dengan keras sehingga lelaki itu berteriak tertahan.

"Nanti kalau udah tamat jangan lost contact ya gengs" Aldi tiba-tiba melow dan membuat yang lainnya langsung serius.

"Nggak kerasa ya kita udah di akhir cerita masa putih abu-abu"Caca yang biasanya ribut kini berujar sangat pelan. Jelas ada kerinduan di mata mereka masing-masing.

"Santaii breee, nanti gue kunjungin rumah lo pada satu-satu" Songong Adit yang memang agak lain.

"Pipiiii,aku tuh nggak bisa jauh dari kamu" Lia memang selalu di luar konteks. Dia membuyarkan semua kesedihan yang baru saja mereka bangun untuk mengenang momen selama 2 tahun terakhir.

"Nanti kan kita kampusnya bareng sayang" ujar Dafi lembut sambil mengusap pipi pacarnya.

"huekkk"

"Gila"

"Najiss Lia"

"Gimana kalau entar malam kita ngumpul " ujar Sekar yang langsung disetujui oleh teman-temannya. Mereka memang sering bertemu di luar sekolah untuk saling bertukar cerita, bermain,melepas penat dan untuk menambah kesan indah sebelum mereka memilih jalan masing-masing menuju masa depan yang entah seperti apa bentuknya.

Diam-diam mata Sekar menatap Raka yang tertawa lepas bersama Bella. Dia meyakinkan dirinya bahwa Raka tidak punya perasaan khusus untuknya. Rumor yang selama ini beredar hanya sebuah rumor tak berdasar. Pada kenyataannya Raka memang sangat mencintai Bella dengan tulus. Terbukti dengan semua perlakuan manis dan perhatian yang amat berlebihan kepada gadis cantik bernama Bella itu. Sekar tersenyum simpul dan menatap teman-temannya. Kini dia tidak perlu lagi khawatir memikirkan perasaan Raka kepadanya. Karena kini semuanya jelas baginya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!