NovelToon NovelToon

Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Diselingkuhi

Senja Ayumi itulah namanya. Gadis manis berambut pendek berusia 25 tahun yang bekerja di sebuah tour and travel di pulau dewata. Sejak kecil sangat menyukai menonton film-film berbahasa inggris dan lagu berbahasa inggris, hingga mengantarkannya mencapai cita-cita menjadi seorang tour guide yang bisa membawa Wisatawan keliling Indonesia. Bahkan Ia juga pernah ke beberapa Negara di luar negeri agar bisa menjadi penterjemah untuk wisatawan Indonesia yang ingin keluar negeri. Cara bicaranya yang sopan dan ceria saat memandu wisatawan membuat Ia sangat di sukai dan selalu di minta berulang lagi untuk mengantar beberapa wisatawan yang sama. Bahkan ada yang merekomendasikan Ia dari mulut ke mulut wisatawan asing lainnya. Sudah 3 tahun Ia bekerja di Bali. Awalnya Senja bekerja di Jakarta, namun karena permintaan kepala cabang Ia akhirnya di pindahkan ke Bali. Tentu saja Senja sangat menyukainya. Karena bekerja di Bali selain tempatnya yang indah juga membuatnya semakin menambah wawasan. Tahun ini Senja sudah menjadi manager. Senja di percaya menjadi penerjemah untuk turis VIP. Senja juga mulai menguasai bahasa Korea dan Jepang. Karena semakin banyak wisatawan dari sana yang ingin berkunjung ke Indonesia.

Senja memiliki seorang pacar yang bekerja di pemerintahan atau lebih tepatnya di Dinas pariwisata. Mereka bertemu saat ada event di Bali. Akhirnya berpacaran selama hampir 8 bulan. Namun karena kesibukannya yang sering sebagai penerjemah juga tourguide, Senja merasa pacarnya mulai berubah 1 bulan ini. Sampai akhirnya Senja memergoki pacarnya selingkuh dengan teman sekantornya.

Hari itu Senja seharusnya kedatangan tamu dari Inggris. Seorang Direktur sebuah hotel ternama di Inggris. Namun karena urusan mendadak, Customer tersebut menunda kedatangannya sampai besok pagi. Karena itu sore nanti Senja tidak ada jadwal. Senja berpikir untuk menemui pacarnya saja sore nanti. Waktu menunjukkan masih pukul 3. Senja memutuskan ingin membeli kue ultah terlebih dahulu di sebuah Mall. Sekalian mencari kado untuk pacarnya besok yang akan berulang tahun. Saat sedang memlilih kue di sebuah toko kue. Tanpa sengaja Senja melihat seseorang yang sangat Ia kenal. Pacarnya sedang berdiri di dekat pintu lobby. Tadinya Senja ingin menelponnya untuk menanyakan sedang apa pacarnya sekarang. Namun belum sempat telepon itu terhubung, Senja sangatlah terkejut. Pacarnya sedang melambaikan tangan kepada seseorang di luar pintu masuk. Seorang wanita cantik memasuki pintu masuk mall juga melambaikan tangannya yang ternyata untuk pacarnya tersebut. Wanita itu langsung berhambur memeluk pacar Senja. Senja bingung siapa itu, awalnya Senja berusaha berpikir positif. Semoga wanita itu saudaranya pikir Senja. Ia membatalkan ingin membeli kue tadi, dia mulai mengikuti pacarnya dan wanita itu dari jarak beberapa meter. Beruntung mereka tidak melihat Senja. Dan kebetulan Senja sudah tidak memakai seragam kantornya lagi. Di ikutinya mereka berdua. Terlihat memasuki sebuah restoran, kemudian duduk berdua. Senja mengikuti mereka dan juga duduk di sudut ruangan yang tak terlalu terlihat oleh kedua orang itu. Namun cukup jelas kalau melihat mereka dari belakang. Nampaknya mereka berdua sedang memesan makanan dan kemudian waiter pergi dari meja mereka. Terlihat sangat bahagia tertawa berdua. Kemudian pacar Senja mengeluarkan bingkisan untuk wanita itu. Wanita itu terlihat bahagia melihat isi bingkisan itu. Senja mengeluarkan handphonenya. Mencoba menelpon pacarnya namun tidak di angkat. Lalu memotret mereka berdua. Hal yang tidak terduga terjadi di depan mata Senja. Tepat saat ia mencoba merekam mereka berdua, tepat pula wanita itu mencium bibir pacar Senja karena begitu bahagia di beri kado dari lelaki tersebut. Shock bukan main, Senja tak bisa berkata-kata lagi. Waiter datang menghampirinya ingin menanyakan apa Senja ingin memesan sesuatu atau menuggu seseorang dulu. Belum sempat Senja ingin memesan. Dia sudah tak tahan lagi, lalu meminta maaf pada waiter karena tidak jadi memesan sesuatu disana. Senja keluar dari restoran sambil menundukkan kepala agak tidak terlihat mereka berdua.

Di luar restoran Senja mencoba menelpon pacarnya lagi. Tetapi telponnya tetap tidak di angkat. Senja memutuskan untuk mencoba mengirim pesan saja.

" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"

" Aku lagi ada meeting sayang"

" Meeting dimana?"

" Di luar, ketemu client"

" Cewek?"

" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"

" Are you kidding me?"

" What's happen?"

" You lie!"

" Im not lie"

" Yes you are!"

Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi. Reynolds shock mendapat semua foto itu. Dia tiba-tiba berdiri melihat sekelilingnya. Namun tak menemukan Senja di sana. Ya, karena Senja sudah keluar dari Mall. Senja memutuskan pergi dari sana, menaiki sebuah taxi online. Pergi menuju pantai Kuta. Ia merasa frusati. Sambil menatap jalanan, Senja mencoba untuk tidak menangis, namun tetap saja air matanya tumpah. Menahan suara agar tak terdengar aneh oleh driver di depan. Suara handphone senja terus bergetar. Senja menggantinya ke mode getar agar tidak berisik. Ia tahu Reynolds akan terus menelpon. Tapi Senja tidak mau mengangkatnya. Puluhan pesan mulai masuk. Intinya dia mencoba mengklarifikasi isi video itu.

" Ciih, sudah salah masih juga gak mau ngaku" ucap Senja.

" Dont bother me. And dont call me more. KITA PUTUS!!!" Senja menulis singkat chat itu kemudian memblokir semua chat dan panggilan no.handphone pacarnya itu. Lebih tepatnya sekarang mantan pacar.

Berada di pinggir pantai Kuta, Senja duduk melamun sendirian. Memainkan kakinya di air laut. Menenangkan diri sembari  berjalan menelusuri pantai. Sore itu nampak sangat indah, sebentar lagi matahari akan terbenam. Dia sangat menyukai matahari senja, sama seperti namanya. Sinar mentari sore itu nampak sangat berkilau mengenai wajah cantik Senja yang sangat manis. Kulit kuning langsatnya semakin bersinar terkena cahaya matahari senja. Senja wanita yang kuat, Dia tidak mau menangis terlalu lama hanya karena lelaki bodoh yang tega berselingkuh. Senja memutuskan untuk bekerja saja malam ini. Dia lalu menelpon bosnya. Kebetulan malam itu Dia tahu ada customer yang akan datang dari Korea. Karena tidak ada pegawai yang kosong jadwal malam itu, tadinya bos Senja yang akan mengantar langsung customer tersebut.

" Really? Are you okay Senja?"

" Im fine Sir. Its okay, let me pick up your customers tonight"

" Ohh thank you so much Senja. I'll treat you nexttime" 

" Hahaha..no problem"

Sambungan telepon terputus. Senja kemudian keluar dari pantai. Menunggu sopir dari kantornya menjemput. Mereka kemudian menuju bandara untuk menjemput customer mereka. Senja tidak tahu awalnya siapa customer yang akan Dia jemput. Ternyata Dia anak seorang pengusaha ternama di Korea yang ingin bertemu relasinya di Bali sekaligus ingin berlibur. Senja baru mendapat data dan fotonya sesaat sebelum tiba di bandara Ngurah Rai.

Tak berselang lama pesawat tamunya itu pun mendarat. Senja sudah menunggu di ruang VIP agar mempermudah customer tersebut menemuinya.

" Annyeonghaseyo seonsaengnim" Senja menyapa dengan hormat.

" Aah.. Dwae"

" je ileum-eul sogaehaejuseyo Senja Ayumi ( Perkenalkan nama saya Senja Ayumi)"

" English please"

" Oh sure, my pleasure "

" My name is Aiden Bright, I came from Switzerland"

Aiden berasal dari Swiss, Ayahnya Korea, Ibunya asli Swiss. Aiden lebih sering berbahasa Inggris daripada bahasa korea. Karena jarang ke Korea. Tetapi Dia mengerti kalau ada orang yang memakai bahasa Korea. Wajahnya yang sangat khas Asia namun berkulit seperti bule, menambah kesan tampan.

(Selanjutnya kita pakai bahasa indonesia saja ya, anggap saja pakai bahasa Inggris mereka mengobrol)

Senja terkesima sesaat melihat lelaki tampan di depannya. Tentu saja banyak laki-laki tampan yang Ia temui selama menjadi tourguide. Tetapi selama ini Ia mungkin buta karena masih punya pacar.

"Gilaak, ini cowok datang dari surga apa ya. Ganteng banget kayak oppa oppa di film. Hahaha" hati Senja bermonolog sendiri.

" Ohh Iya, Sir Aiden. Mari ikut saya. Mobilnya sudah menunggu di depan. Mari saya antar"

Mereka berjalan keluar ruang VIP menuju lobby. Senja mengantar hingga ke Hotel.

" Besok saya jemput jam 7 atau jam 8 Sir?"

" Hmm..jam 6 bagaimana?"

Senja bingung, baru kali ini Ia harus datang menjemput customer jam 6 pagi. Dia melirik jam tangannya, mencoba mengingat apa ada jadwal besok pagi-pagi.

" Hmm..baiklah saya akan tiba di sini sebelum jam 6"

" Baguslah kalau begitu, saya tidak suka dengan orang yang tidak on-time"

" Saya pamit dulu Sir, sampai ketemu besok"

" Okay"

Senja hanya mengantar sampai receptionist untuk reservasi hotel. Senja memutuskan ingin melihat ke pantai di belakang hotel dulu.

" Pak, besok gak usah jemput saya ya. Kayaknya saya nginep sini aja, daripada telat. Bapak langsung ke sini aja besok pagi-pagi "

" Baik Mba' Senja"

" Aduh si bapak masih aja panggil saya Mba'. Panggil Senja aja tohh Pak"

" Saya sudah terbiasa Mba'e, wong saya orang Jawa"

" Hihihi.. iya deh Pak. Terserah bapak aja"

" Saya permisi ya Mba'E"

" Iya, hati-hati Pak "

Senja memesan 1 kamar untuknya, tapi hanya yang standard. Mana mampu dia pesan yang sama dengan customer tadi. Gila aja pikirnya, itu bos udah booking president suite ternyata. Senja belum ingin masuk ke kamar. Dia berjalan ke belakang hotel. Pemandangan pantai malam itu sangat indah. Cukup untuk menenangkan pikirannya. Ia sangat lelah, bukan karena pekerjaannya. Tetapi hatinya saat ini sangat lelah.

.

.

.

Sekretaris Dadakan

Senja berjalan menuju pinggir pantai. Nampak dari atas hotel, di sebuah balkon kamar seseorang menatapnya dari kejauhan. Dia melihat Senja yang sedang berjalan sendirian di pantai. Malam itu nampak sepi, tidak terlalu banyak tamu yang duduk di pantai karena hari mulai malam. Aiden melihat ke jam tangannya, sudah pukul 10 pikirnya. Sedang apa Dia di pantai sendirian. Aiden hanya memperhatikan wanita itu. Aiden penasaran apa yang sedang di lakukannya. Baru kali ini Aiden tertarik melihat seorang wanita. Mungkin Ia berpikir bisa mengajaknya bermain selama di Bali nanti. Aiden sangat jarang tertarik dengan wanita. Kali ini karena berangkat sendirian Ia ingin sekalian berlibur.

Aiden masih terpaku melihat Senja. Senja duduk sendirian di atas pantai. Menundukkan kepala, agak lama Ia tertunduk. Aiden heran kenapa Dia hanya tertunduk diam di sana. Karena penasaran Aiden akhirnya memutuskan turun ke bawah. Ingin melihat lebih dekat apa yang dilakukan gadis itu.

Aiden duduk di bangku pantai yang terletak beberapa meter dari Senja duduk. Aiden hanya memperhatikan dari jauh. Ingin mendekati tetapi gengsi. Kenapa pikirnya gadis itu hanya menunduk sejak tadi di sana. Ternyata Senja sedang menangis sendirian. Senja mulai mengusap air matanya. Berjalan menuju laut, menendang-nendang kakinya ke air. Menari-nari sendiri. Aiden yang melihatnya tertawa kecil. Apa Dia sedang stress pikir Aiden. Tadi menangis tiba-tiba tertawa sendiri.

Mungkin karena dingin, Senja akhirnya memutuskan keluar dari air. Ia kembali masuk ke dalam hotel. Berjalan menuju lobby, tapi Senja tak melihat kalau Aiden duduk di pinggiran pantai tadi. Senja menaiki lift menuju lantai 3 kamarnya.

Aiden menelpon seseorang sambil berjalan ke receptionist. Menanyakan kamar berapa Senja menginap.

" Maaf, ada keperluan apa Pak?"

" Besok akan ada yang mengirim pakaian untuk Nona Senja Ayumi, tolong antarkan ke kamarnya pagi-pagi sekali"

" Oh iya baiklah Pak. Saya akan berikan catatan ke receptionist yang berjaga besok pagi"

.

.

"Riiing!!" Sebuah panggilan dari telepon di kamar Senja mengagetkannya. Senja melihat ke handphonenya. Masih jam 5 pagi pikirnya. Kenapa orang hotel menelponnya.

" Hallo.."

" Selamat pagi Nona Senja Ayumi"

" Ya" dengan nada mengantuk.

" Mohon maaf mengganggu waktu tidurnya Nona, di lobby ada Bapak Aiden ingin di sambungkan dengan Nona. Apa anda mau menerima teleponnya?"

" Senja terkejut, ohh iyaa iya.. baik gak apa"

" Hallo, apa kau baru bangun?" Aiden berbicara dengan bahasa Inggrisnya sedikit menyindir Senja.

" Oh, iya maaf Sir saya tidur agak larut semalam"

" Saya tunggu jam 6 sudah di bawah"

" Baik Sir!"

" Ohh iya, aku tahu kau pasti tidak membawa pakaian kan. Sebentar lagi akan ada yang mengantarkan pakaian untukmu. Pakai saja yang cocok denganmu. Karena saya ada pertemuan resmi dengan seseorang"

" Te..taa..tapi Sir. Saya bawa seragam"

" Jangan menolak, saya tidak mau melihat anda memakai seragam"

" Ba..baiklah Sir"

.

.

" Ting..tong.." bel kamar Senja berbunyi. Senja membukakan pintu. Saat ini Senja sudah mandi dan memakai kemeja seragamnya.

" Selamat pagi Nona Senja. Kami dari butik yang di tugaskan Mr. Aiden"

" Ohh iya silakan masuk" 2 orang wanita pegawai sebuah butik mendorong gantungan baju yang berisikan beberapa stel baju yang terlihat mahal.

" Nona di minta Mr. Aiden untuk memilihnya. Karena kata Mr. Aiden ini pertemuan formal jadi kami membawa beberapa refrensi yang mungkin cocok untuk nona"

Senja memilih setelan blazer abu muda dengan rok selutut. Kebetulan Senja memang memakai sepatu high heels yang senada. Pagi itu berjalan sangat cepat. 5 menit lagi jam 6, Senja berjalan terburu-buru menuju lobby. Terlihat Aiden sudah menunggu.

" Oke, kita pergi sekarang. Kamu hampir saja terlambat"

" Ah, iya Sir baiklah"

" Apa sopirmu sudah siap?"

" Ini saya sedang hubungi. Ohh sudah di depan rupanya Sir"

" Bahkan sopirmu jauh lebih tepat waktu"

Senja berusaha tetap tersenyum. Baru kali ini dapat customer yang cukup cerewet, apalagi dia laki-laki pikirnya.

Mereka pergi ke sebuah hotel yang cukup ternama di Bali. Namun cukup jauh dari Denpasar. Senja bingung kenapa Aiden tidak menginap di sini saja pikirnya kalau tahu relasi bisnisnya menginap hotel ini. Mereka menuju sebuah Ruang Pertemuan.

" Hallo Aiden, akhirnya kau datang juga"

" Selamat pagi Direktur Park"

" Terimakasih kau sudah mau jauh-jauh ke sini"

" Ohh tentu Direktur Park, saya akan datang kapanpun anda mengundang"

" Benarkah? Berarti kau tidak akan menolak jika aku mengenalkanmu pada seseorang nantinya ya. Nanti kau harus datang lagi ya"

" Tentu saja jika jadwalku kosong. Nanti malam akan saya cek dulu jadwal saya"

" Bagus..bagus.. Ayo kita sarapan dulu. Kau pasti belum makan kan tadi di hotel. Maaf jadi jauh-jauh ke sini. Seharusnya aku menginap di sana tadinya. Anakku tiba-tiba mengajak pindah ke sini kemarin. Katanya Dia ingin mencoba suasana hotel lain"

" Apa anda berencana lama di sini Pak Direktur?"

" Hmm.. sepertinya 2 hari lagi. Aku sangat menikmati liburan di sini. Terutama anak dan istriku"

" Oh Anda bersama keluarga juga"

" Ya.. begitulah. Mereka sedang berenang. Aku mau sarapan dulu saja. Silakan duduk dan pesan lah. Oh maaf sampai lupa. Siapa Nona cantik ini. Apa dia pacarmu?" Direktur Park berbicara pelan menggunakan bahasa Korea. Tetapi Senja mendengarnya dan tahu apa yang di ucapkannya. Aiden hanya tersenyum tak menjawab juga tak membantah.

" Ahahahah..cantik sekali ternyata. Silakan pesanlah Nona. Ehh..siapa?"

" Saya Senja Ayumi Pak" Senja menggunakan bahasa Korea dengan sopan.

" Ohh ternyata kau bisa bahasa Korea juga"

Senja dan Aiden pun tersenyum. Mereka akhirnya mengobrol sambil menikmati sarapan. Dan beberapa percakapan yang mengarah ke bisnis yang akan mereka launching bulan depan. Senja hanya mendengarkan dengan seksama. Hanya sesekali menjawab pertanyaan Direktur Park.

Hampir 2 jam mereka berada di sana. Senja bingung mau bertanya tapi takut mengganggu. Seharusnya dia menjadi penerjemah, tetapi sejak tadi dia tak ada satu pun melakukan itu.

"Kenapa kesannya aku jadi seperti sekretaris pribadi begini ya"  Senja bergumam dalam hatinya.

Setelah berjabat tangan mereka berdua pamit kepada Direktur Park. Berjalan menuju lobby, menunggu Pak Hadi menjemput.

" Maaf Sir, apa saya boleh bertanya?" Akhirnya Senja punya kesempatan untuk bertanya.

" Kapan Saya jadi penerjemah? Sejak tadi saya hanya diam, karena pembicaraan tadi tidak butuh penterjemah"

" Hmm..memang bukan untuk Direktur Park" Aiden tertawa kecil menjawab pertanyaan Senja.

" Lalu untuk siapa?"

" Tentu saja untukku, hari ini kau akan menemaniku keliling Bali kan.

" Ohh iya tentu. Saya akan memberikan list tujuannya setelah minta pada atasan saya"

" Okay, Let's Go"

Karena mereka akan mengunjungi beberapa destinasi. Pertama-tama Aiden mengajak Senja ke sebuah Butik. Dia memilih beberapa pakaian santai. Dengan setelan kaos dan celana pendek. Lalu memlilih beberapa pakaian wanita santai. Menyuruh Senja untuk mencobanya.

" Ah tidak Sir, tidak usah. Saya bawa baju kaos" Senja berlalu menuju Toilet. Mengganti pakaiannya dengan kaos oversize santai yang dia bawa jaga-jaga untuk saat seperti ini.

Senja hanya mengenakan kaos polos dan rok abu yang dia pakai tadi pagi. Simple dan tetap manis di mata Aiden, tetapi nampak tidak sesuai dengan sepatu high heels yang dia pakai sejak kemarin. Pasti tidak akan nyaman pikir Aiden. Aiden memilih sepatu kets putih agar senada dengan baju Senja.

" Pakai ini" perintahnya.

" Ta..tapi"

" Kau tidak akan nyaman seharian dengan sepatu itu"

Senja berpikir sejenak, ada benarnya apa yang di ucapkan Aiden. Senja lalu mencoba memakainya. Bagaimana bisa pas ukurannya pikir Senja. Mungkin hanya kebetulan saja pikirnya lagi. Lalu Senja beranjak ke kasir untuk membayar. Namun ternyata sepatu itu sudah di bayar Aiden. Ingin membantah, tapi Aiden sudah berada di luar pintu butik.

" Kalau boleh tahu berapa harga sepatunya ya?"

"Rp 2.340.000 "

Senja merasa tidak enak. " Ah iya terima kasih"

" Sama-sama Kak, terima kasih sudah berbelanja di sini"

Senja keluar dari butik itu, dan membukakan pintu mobil untuk Aiden. Kemudian menaiki mobil duduk di kursi depan.

" Sir, sepatunya.." belum sempat Senja bicara, Aiden sudah memotong duluan.

" Jangan bilang kau akan membayarnya. Aku tidak suka pemberianku di kembalikan"

Senja menutup mulutnya dengan tangannya. Orang ini semaunya tapi sangat perhatian pikirnya. " Baiklah, terima kasih Sir. Tapi saya akan membayarnya dengan mentraktir anda boleh? Maaf saya tidak suka berhutang budi"

" Oke, lihat saja nanti"

.

.

.

.

Trip hari pertama

"Kemana tujuan kita sekarang?" Tanya Aiden

" Sir Aiden sudah tidak ada jadwal meeting lagikah?"

" Hmm, untuk hari ini tidak ada lagi. Mungkin besok siang ada 1 lagi. Orangnya belum memastikan jam berapa"

" Baiklah, sesuai jadwal rute yang anda pilih. Pertama kita ke Garuda Wisnu Kencana, Pura Uluwatu, terakhir Pantai Jimbaran. Kalau Anda mau, sebelum ke Jimbaran Anda bisa mampir ke toko oleh-oleh terlebih dahulu "

" Semuanya bisa 1 hari?"

" Bisa, kita ambil yang 1 arah tiap harinya Sir. Jadwal anda di sini 1 minggu Kan. Jadi Anda bisa membaginya sesuka hati"

Beda sekali customer VVIP ini pikir Senja. Biasanya customer hanya mengikuti sesuai jadwal yang sudah di tentukan tourguide guide. Ini malah kebalikannya. Senja yang harus mengikuti jadwal Customer. Mana 1 minggu pula Dia harus mengikuti kemana pun Aiden pergi.

" Oke, lanjutkan saja. Aku akan mengikutimu"

Sebagai tourguide Senja harus menjelaskan semua isi destinasi yang mereka kunjungi. Senja menjelaskan dengan detail menggunakan bahasa yang mudah di mengerti Aiden. Sesekali Senja akan mengambil foto Aiden dan mengajak Aiden mengobrol ringan. Aiden sangat suka cara Senja menyampaikan juga cara Senja tersenyum ramah kepada setiap pedagang yang berlalu lalang menawarkan jasa kepada Aiden. Senja selalu menolak dengan halus dan sopan, bahkan ada beberapa yang mengenal Senja karena sudah terlalu sering berkunjung ke GWK. Senja akan bercanda dan tertawa kecil menanggapi beberapa pedagang di beberapa toko khas oleh-oleh Bali.

Terakhir mereka menuju Jimbaran untuk makan malam di tepi pantai. Tadi toko oleh-oleh Senja membeli baju ganti untuk di pakainya malam ini di pantai. Senja berganti pakaian di toilet Restoran. Saat keluar menuju meja yang mereka pesan. Aiden terkesima melihat penampilan Senja yang agak berbeda. Jika tadi siang Senja terlihat casual. Malam ini Senja terlihat sangat cantik dan lumayan seksi menurut Aiden. Senja memakai gaun bernuansa pantai berlengan pendek dan sedikit mengekspos leher jenjang Senja yang putih mulus karena rambutnya yang pendek hingga nampak jelas di mata Aiden.

" Sir Aiden..Sir.."

" Aa aapa?"

" Maaf Anda mau pesan apa?"

" Ohh iya samakan saja denganmu. Atau pesan menu yang paling favorite di sini"

" Hmm, Maaf Sir. Apa Pak Hadi boleh gabung di sini?"

" Ohh iya tentu, ajak saja ke sini. Ini sudah malam, pasti dia juga belum makan. "

Pesanan mulai datang. Senja mengajak Pak Hadi makan bersama. Senja merasa senang ternyata Aiden bukan type orang yang merendahkan orang lain. Mereka makan bersama di satu meja. Sambil memandang langit malam di tepi pantai Jimbaran. Sesekali ada kembang api yang muncul dari beberapa sudut pantai itu. Aiden senang Senja mengajaknya mengobrol. Menunjukkan beberapa hasil foto yang Dia ambil saat mereka berkunjung di beberapa tempat tadi. Ada 1 foto yang mereka tidak tahu. Foto itu di ambil oleh Pak Hadi. Tanpa mereka sadari Aiden dan Senja berfoto berdua saat berjalan di Pusat oleh-oleh tadi, bukan foto mesra. Tetapi foto mereka saling berpandangan saling tertawa memilih oleh-oleh. Foto itu jauh lebih indah di banding foto orang bermesraan. Seperti ada tatapan yang berbeda saat mereka saling pandang tertawa lepas bersama.

" Kapan bapak memotret ini ya?" Tanya Senja.

" Ohh itu tadi pas Mba' Senja lagi pilih-pilih kacamata sama Mr. Aiden. Saya ngerasa kok ya cocok" Pak Hadi tertawa.

" Apa yang Dia katakan?" Tanya Aiden pada Senja.

" Ohh, aku hanya menanyakannya kapan Dia mengambil foto ini?" Senja menunjukkan beberapa foto lainnya yang bukan ada Aiden. Tetapi foto Senja saat memakai topi dan kacamata hitam saat di toko tadi. Senja malu mau mengatakannya dengan jujur. Takut Aiden salah paham.

" Lalu mengapa Dia tertawa?"

" Tak apa, Pak Hadi hanya bilang aku cocok dengan kacamatanya tetapi agak lucu" jawab Senja dengan tertawa.

" Ooh.."

Hari sudah menunjukkan pukul 9 malam. Senja akan mengantar  Aiden kembali ke hotel tempatnya menginap. Yaitu di sekitar Kuta.

" Saya pamit pulang Sir. Besok mungkin bukan saya yang menemani Sir. Tapi atasan saya. Karena besok saya off"

" Kenapa begitu?"

" Saya memang tidak ada jadwal besok Sir. Saya libur"

" Ohh..bagaimana kalau aku meminta pada boss mu kau saja yang mengantarku besok?"

Astaga, apa orang ini tidak ada capeknya pikir Senja. Senja sangat lelah hari ini. Rasanya Ia tidak sanggup kalau harus berjalan lagi besok.

" Hmm..bagaimana ya, tetapi saya memang besok saya off Sir"

" Aku akan menambahkan bonus lembur untukmu langsung, bagaimana?"

" Maaf Sir, Anda tidak perlu melakukan itu. Saya bisa saja bersedia datang. Tapi saya tidak bisa pagi-pagi sekali. Karena harus pulang dulu malam ini ke kostan saya.

" Ohh begitu, baiklah kau bisa datang menemuiku berarti siang setelah aku meeting?"

" Errgh?? Sial sepertinya aku benar-benar harus lembur besok karena Dia"

" Hmm.. saya akan tanyakan lagi besok kepada atasan saya ya Sir"

" Okey, kalau begitu apa boleh aku minta no.handphonemu?"

" Hmm.. baik Sir" Sebenarnya Senja agak ragu-ragu memberikan no.hpnya. Karena ini sudah ke rana privasinya. Tapi Senja merasa Aiden bukan tipikal orang mesum yang ingin mengganggu seorang Tourguide sepertinya. Walaupun begitu Senja hanya memberikan no.hp Bisnis, bukan no.pribadinya.

Selama ini Ia selalu berhati-hati dengan customer laki-laki. Senja menjaga diri. Karena Ia takut ada yang berani macam-macam dengannya. Senja hanya memberikan no.pribadinya hanya ke orang-orang tertentu yang mungkin Ia sudah kenal lama.

Setelah mengantar Aiden ke hotel, Senja di antar Pak Hadi pulang.

" Terima Kasih Pak, maaf bapak jadi pulang malam sekali"

" Gak apa Mba'e namanya juga sudah tugas saya"

" Hati-hati di jalan pak"

Tiba juga di kostan. Lelah sekali rasanya hari ini. Senja melepas sepatunya. Membawa beberapa kantong belanja dan juga kantong baju kotornya. "Ohh tidak, besok aku harus mengantar ke laundry baju-baju ini" pikirnya. Baru saja akan memasuki pintu pagar Kostannya Senja terkejut melihat seseorang yang sedang duduk di depan pintu kamarnya tertunduk mengantuk. Mau mundur tapi Senja sudah sangat lelah. Benar adanya itu adalah Reynolds yang sedang menunggunya.

" Haduuh mau apalagi dia kesini" gerutu Senja dalam hati.

Senja berjalan pelan, berharap Reynolds tidak bangun. Tapi itu hanyalah bualan. Saat Senja baru saja menggapai pintu kamarnya. Reynolds terbangun dan langsung berdiri tegak. Seolah terkejut dan refleks memanggil Senja.

" Senjaaaaa, buka pintunya"

Lucu sebenarnya tapi, itu membuat Senja malah merasa gagal melarikan diri. Reynolds langsung sadar kalau Senja sudah pulang. Reynolds mengucek matanya. Dan menyadari benar itu adalah Senja.

" Senja, maafin aku. Aku khilaf. Maafin aku sayang" Rey berusaha memeluk Senja tetapi Senja menolaknya. Berusaha melerai terus tangan Reynolds.

" Kamu pergi kemana aja sayang, aku dari kemarin nyariin kamu terus ke sini"

" Lepasin! Suruh siapa kesini, aku gak minta kamu datang. Kita kan sudah putus"

" Kita gak putus Senja, aku bisa jelasin yang  kemarin "

" Gak perlu, pergi sana. Aku mau masuk, aku capek"

" Senja maafin aku Senja.."

" Gak peduli, kita putus. Pokoknya putus!!!" Senja berteriak dan berusaha masuk dan langsung membanting pintu kamarnya. Dia tidak peduli tetangganya akan marah. Paling nanti anak kost lain akan mengusirnya. Dan benar adanya.

" Woii berisik, udah malem bego!!"

" Diem lu! Senja, bukan aku yang minta itu. Dia yang tiba-tiba cium aku. Maafin aku Senja. Aku mohon kasih aku kesempatan 1x lagi" Reynolds menggedor terus pintu kamarnya. Pada akhirnya beberapa tetangganya keluar mengusir Reynolds karena sangat berisik.

" Fiuuh..akhirnya dia pergi juga"

Lelah sekali rasanya, hidup sebatang kara di rantauan terkadang membuat Senja ingin menangis sendiri. Tapi Ia selalu berusaha kuat. Senja bertekad ingin sukses sebelum Ia bisa kembali ke Jakarta. Ya, Senja tidak mau kembali ke Jakarta sebelum di pandang sudah sukses oleh keluarganya di sana. Karena lelah Senja akhirnya tertidur tanpa membereskan kamarnya terlebih dahulu.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!