NovelToon NovelToon

The King Of Sin Candidate

Sebuah Keluarga

Di tengah hutan seorang gadis kecil pergi untuk memanggil kakaknya yang sedang latihan.

"Kakak, ini sudah sore, Sudah saatnya pulang!" Teriak gadis kecil yang memanggil kakaknya

"Sedikit lagi kakak akan pulang" jawab seorang pemuda yang merupakan kakak gadis tersebut, pemuda tersebut berumur 16 tahun, tapi memiliki porsi latihan seperti orang dewasa.

"Kakak, ayo cepat pulang sebelum ibu memarahi kita" ucap gadis tersebut dengan nada sedikit kesal. "Gawat dia marah" batin pemuda tersebut, melihat adiknya yang kesal membuat pemuda tersebut langsung menyudahi latihannya dan langsung pulang.

"Ayo kita pulang relina" ucap pemuda tersebut. Kedua kakak beradik tersebut langsung pergi berjalan pulang,

Mereka tinggal di desa immo yang sangat damai, setelah mereka sampai dirumah ibu mereka menyambut mereka. "Wah kalian sudah pulang, makan malam ibu sudah siapkan di ruang makan, zask, bukankah besok kau akan memulai perjalanan menuju kota Hestia?" Ucap ibu kedua saudara tersebut,

Pemuda tersebut yang bernama zask langsung teringat kalau dirinya akan segera sekolah di academy di kota Hestia. "Aku benar² lupa soal itu!" Ucap zask yang panik. "Kurangilah latihan kakak dan mulai lah mengasah otakmu" ucap relina,

Ibu mereka yaitu noire langsung menyiapkan nasi untuk mereka berdua, dikarenakan zask telah berlatih terus dan belum makan siang membuat zask memakan makanan tersebut dengan lahap,

Nama keluarga mereka adalah kive, ayah dari zask dan relina meninggalkan mereka sejak kecil, yang membuat ibu mereka yaitu noire kive merawat mereka dari kecil.

"Jadi zask, bagaimana latihan mandiri mu?" Tanya noire. "Tentu saja berjalan lancar ibu" jawab zask. "Baguslah kalau begitu, ibu rasa ibu sudah bisa melepaskan mu pergi ketempat yang jauh" ucap noire.

"Maksud ibu.."

"Benar, selain pergi ke kota untuk belajar di academy, ibu juga mengizinkan mu untuk menjadi petualang seperti yang kau inginkan dari dulu" ucap noire dengan senyuman,

Mendengar hal tersebut membuat zask bahagia, karena dari dulu zask ingin menjadi petualang tapi tidak di izinkan oleh ibunya, dan sekarang selain pergi ke kota Hestia, dirinya diizinkan untuk menjadi petualang. "Selamat yah kakak" ucap relina, mereka bertiga menikmati makan malam dengan senang, walaupun tanpa sosok seorang ayah, tapi mereka merasa kalau keluarga mereka sangat lengkap,

Selesai makan ibu mereka menyuruh relina untuk tidur duluan, sementara zask sedang berbicara dengan ibunya yaitu noire.

"Ada apa ibu?" Tanya zask. "Begini, umurmu sekarang sudah 16 tahun, jadi ibu ingin memberikan mu sesuatu" ucap noire dengan nada serius. "Ibu ingin memberikan ku apa?" Tanya zask sekali lagi,

Noire mengambil sebuah kotak yang telah disimpan di atap rumah mereka dan langsung diberikan kepada zask. Zask langsung membuka kotak tersebut, dan didalamnya terdapat 2 buah belati dan juga sebuah kalung yang berbentuk bulan. "Ibu, belati ini..."

"Itu adalah belati milik ibu, dan kalung itu adalah artefak yang ibu temukan disebuah dungeon, dan kalung tersebut memiliki efek buff yang bagus, yaitu meningkatkan serangan fisik sebesar 15%, serangan sihir 10%, dan juga kecepatan 20%, dan bahkan bisa menyembunyikan keberadaan mu" ucap noire menjelaskan.

"Dan sepertinya artefak ini memiliki rank rare, dan nama artefak ini adalah Assassin Necklace, jadi sangat cocok untuk mu nak, apa kau suka?" sambungnya. "Iya aku sangat suka artefak ini, apalagi artefak ini sangat berguna untuk tipe assassin" balas zask. "Baguslah, tidurlah zask, besok kau akan berangkat pagi²" ucap noire.

"Baiklah ibu" ucap zask, karena sudah malam zask pergi ke kamarnya untuk tidur dan bangun pagi² sekali. "Mereka sudah tumbuh dewasa, tapi mereka belum cukup kuat untuk sesuatu yang paling besar" batin noire

Bersambung........

Langkah Pertama Menuju Dunia Luar

Malam telah larut, namun Relina masih terjaga. Perlahan, ia melangkah menuju kamar kakaknya, Zask. Pintu kamar itu terbuka dengan pelan, dan Relina memasuki ruangan yang remang-remang oleh cahaya bulan.

"Kakak, kau sudah tidur?" tanya Relina dengan suara lirih.

Zask terbangun, matanya terbelalak sejenak sebelum akhirnya mengenali adiknya yang berdiri di pintu. "Ada apa, Relina?" tanyanya, suara yang baru saja terbangun terdengar serak.

Relina berdiri ragu di ambang pintu. "Maaf sudah membangunkan kakak," ucapnya, suaranya penuh penyesalan. Wajahnya tampak murung, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Zask duduk di tepi ranjangnya dan memandang adiknya dengan penuh perhatian. "Tidak apa-apa. Ada apa, Relina?" tanyanya lembut.

Relina menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara pelan, "Sebentar lagi kakak akan pergi jauh, dan aku khawatir... aku tidak bisa merawat ibu seperti kakak."

Zask menatap adiknya dengan serius. Mereka berdua tahu betul bahwa sejak beberapa waktu terakhir, Noire, ibu mereka, sering sakit-sakitan. Dan Zasklah yang selalu merawatnya saat kondisi ibunya memburuk.

"Kenapa kau begitu ragu, Relina?" tanya Zask dengan lembut, mencoba mengerti.

"Kakak adalah orang yang terhebat di desa ini. Aku... aku tidak bisa merawat ibu seperti kakak. Dan aku juga tidak bisa menjadi sehebat kakak," jawab Relina, suaranya bergetar dengan kekhawatiran yang mendalam.

Mendengar itu, Zask tersenyum kecil, lalu meraih kepala Relina dan mengelusnya dengan lembut. "Jika kau tidak bisa menjadi seperti kakak, maka jadilah diri sendiri. Tidak perlu mengikuti jejak kakak untuk menjadi lebih kuat. Buatlah jalanmu sendiri untuk menjadi kuat dengan caramu sendiri. Kakak yakin, adikku yang hebat ini bisa melampaui kakak dengan cara yang berbeda."

Relina menatap kakaknya dengan mata berbinar, senyum tipis menghiasi wajahnya. Kata-kata kakaknya memberi semangat baru padanya, dan elusan lembut di kepalanya membuat hatinya lebih tenang.

"Kakak, terima kasih sudah menyemangatiku," ucap Relina dengan senyum yang kembali merekah. Melihat senyum adiknya, Zask juga ikut tersenyum. Adiknya yang tadinya murung kini tampak lebih bersemangat.

"Ini sudah malam. Tidurlah, Relina. Anak kecil tidak boleh begadang terlalu larut," ujar Zask sambil tersenyum, mengingatkan adiknya untuk tidur.

"Baik, kakak," jawab Relina, lalu mencium kening Zask dengan lembut sebelum berbalik menuju kamarnya. Zask pun kembali berbaring, meski hatinya masih dipenuhi perasaan campur aduk tentang perjalanan yang akan dimulai keesokan harinya.

 

**Pagi Hari**

Pagi tiba dengan cerah, dan di dapur, Noire sedang menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya, termasuk bekal untuk Zask yang akan berangkat ke dunia luar. Suara panci yang berdesir dan aroma masakan memenuhi rumah kecil mereka.

"Ibu, apa ada yang bisa kubantu?" tanya Relina yang sudah bangun lebih awal, sambil mendekati ibunya di dapur.

Noire tersenyum lembut. "Bagaimana kalau kau bangunkan kakakmu?" balasnya dengan nada ringan.

"Baik, Ibu," jawab Relina, lalu bergegas menuju kamar Zask.

Sesampainya di kamar kakaknya, Relina melihat Zask yang masih terlelap tidur, terbungkus selimut. Sejenak, ia merenung, lalu tersenyum nakal. Sebagai seseorang yang memiliki elemen air, Relina memutuskan untuk membangunkan Zask dengan cara yang tidak biasa. Ia memanipulasi air dengan sihirnya, menciptakan bola air yang menggantung di atas Zask. Setelah memastikan bola air itu cukup besar, ia dengan hati-hati menjatuhkannya tepat di wajah kakaknya.

Zask terbangun dengan kaget, tubuhnya basah kuyup. "Relina? Jangan bangunkan kakak dengan cara begini!" protesnya sambil mengelap wajahnya yang basah.

"Kalau dibangunkan dengan cara biasa, kakak pasti tidak akan bangun," balas Relina sambil menjulurkan lidahnya dengan nakal.

Zask tersenyum lebar, kemudian melompat dan menangkap Relina yang sedang tertawa. "Kau ini!" serunya sambil mulai menggelitik adiknya.

"Hahaha, kakak! Berhenti menggelitiki!" Relina tertawa terbahak-bahak, berusaha melepaskan diri. "Oke, aku minta maaf!" ucapnya sambil tertawa, akhirnya menyerah.

Zask berhenti menggelitiki Relina, dan mereka berdua terengah-engah dalam tawa. Dari bawah, Noire yang mendengar kegaduhan di atas hanya tersenyum tipis, merasakan kebahagiaan meski tanpa sosok seorang ayah.

*Tanpa ayah, ternyata kami masih bisa menjadi keluarga yang bahagia,* pikir Noire dalam hati.

"Zask, Relina, berhentilah bermain-main! Ayo cepat turun sebelum sarapannya dingin!" teriak Noire dari bawah.

"Ibu memanggil kita. Ayo turun, Relina," kata Zask sambil tersenyum. Relina mengangguk dan bersama-sama mereka turun menuju ruang makan.

 

**Sarapan dan Perpisahan**

Setelah mereka duduk di meja makan, Noire menyajikan sepiring nasi untuk kedua anaknya. "Nak, ini adalah hari terakhirmu di rumah, jadi makanlah yang banyak agar kamu punya tenaga untuk memulai perjalananmu," ucap Noire dengan penuh perhatian.

"Baik, Ibu," jawab Zask dengan semangat. Hari pertama perjalanannya ke dunia luar akhirnya tiba, dan Noire membuatkan makanan yang istimewa untuknya. Kedua anaknya menikmati sarapan itu dengan penuh rasa terima kasih.

 

**Setelah Makan**

Seusai makan, Zask langsung menyiapkan barang-barangnya untuk perjalanannya. Setelah semuanya siap, ia keluar rumah, di mana Noire dan Relina sudah menunggunya.

"Ini bekal untukmu, Nak. Berhati-hatilah di perjalanan," ujar Noire, memberikan tas kecil yang berisi bekal untuk Zask.

Relina, yang terlihat sedikit sedih, menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca. "Apa kakak akan kembali lagi?" tanyanya pelan, suaranya dipenuhi kekhawatiran.

"Tentu saja kakak akan kembali," jawab Zask sambil mengelus kepala Relina dengan lembut. "Dan saat kakak kembali, aku akan membawa banyak oleh-oleh untukmu, Relina."

Relina tersenyum, meski ada kesedihan di matanya. "Janji, kak?" tanyanya lagi, memastikan.

Zask hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu mulai melangkah pergi. Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, seorang pria muncul tiba-tiba dari balik pohon.

"Jangan khawatir, Zask. Aku hanya ingin menyapa. Maaf mengganggu momen keluarga kalian," ujar pria itu, yang tampaknya sudah cukup lama mengenal keluarga mereka.

"Ah, Paman Hiel," Zask menyapa dengan ramah. "Tolong jaga ibu dan Relina ya."

"Tenang saja, Zask. Ayahmu adalah orang yang selalu membantu kami, jadi aku akan menjaga keluargamu sebagai balas budi," jawab Hiel dengan senyum bijak.

Zask mengangguk. "Apakah ayahku sangat kuat?" tanya Zask dengan rasa ingin tahu.

"Tentu saja. Ayahmu adalah orang yang paling berjasa di Desa Immo. Semua orang mengenalnya dengan sangat baik," balas Hiel.

Zask terdiam sejenak. "Baiklah, kalau begitu, sekali lagi, mohon jaga keluarga kami," ucapnya sebelum melanjutkan langkahnya.

Noire, yang berdiri di depan rumah, mengingatkan Zask. "Nak, jangan lupa untuk pulang."

"Sampai jumpa, kakak!" Relina berteriak, meskipun dengan nada sedikit sedih.

Zask tersenyum, melambai pada adiknya, dan melanjutkan perjalanan menuju dunia luar.

**Bersambung...**

Hutan Iblis

Saat zask sedang berjalan, zask melihat kalau jalan untuk pergi ke kota hestia harus melewati sebuah hutan, saat zask ingin memasuki hutan tersebut, tiba² seorang pria datang untuk menghentikannya. "Hei jangan masuk kesana" ucap pria tersebut.

"Memangnya kenapa?" Tanya zask. "Hutan ini disebut sebagai hutan Iblis, jika kau ingin ke kota hestia maka kau harus menyewa seorang petualang untuk bisa melewatinya, karena monster dihutan ini memiliki Rank-D sampai Rank-B" balas pria tersebut.

"Tapi bagaimana kalau aku yang sudah berlatih selama 3 tahun?" Tanya zask sekali lagi. "Mau sekeras apapun latihan mu itu akan sia-sia karena kau hanyalah seorang bocah, hutan ini sangat tidak terduga, karena bisa saja monster Rank-A ada didalam hutan ini" balas pria tersebut.

"Artinya ini akan menarik" Batin Zask. "Kalau begitu, terimakasih atas informasinya" zask langsung pergi berlari kedalam hutan. "HEI!! KAU MAU KEMANA!!??" Teriak Pria tersebut. "Kemana lagi? Tentu saja memasuki hutan ini, aku sangat suka tantangan!" Tanpa memberi salam zask langsung menghilang kedalam hutan.

"Dasar, dia sama saja seperti Gadis itu, terjun ke tempat yang berbahaya" ucap pria tersebut yang pasrah

[Didalam hutan]

Saat zask sudah memasuki hutan tersebut, zask memutuskan untuk melewati hutan dengan cara melompati setiap batang pohon yang ada, zask sudah terbiasa melompat dari 1 pohon ke pohon lainnya, itu karena zask sudah berlatih saat umurnya 14 tahun,

Zask sudah pergi jauh kedalam hutan tapi dirinya tidak melihat ada satu ekor monster apapun, hal tersebut membuat zask merasakan keanehan. "Apa orang itu berbohong?" Batin zask. Karena merasa disekitar sangat aman, zask memutuskan untuk beristirahat sejenak, tapi baru saja duduk untuk beristirahat, zask mendengar sebuah suara di dekatnya.

"Apa itu monster?" Batin zask yang penasaran, karena penasaran zask pergi mendatangi suara tersebut,

Saat sampai ke sumber suara tersebut, zask melihat seorang gadis sedang melawan kawanan serigala liar Rank-C, gadis tersebut dengan mudah membantai semua kawanan serigala liar tersebut, disaat semua serigala liar tersebut telah dikalahkan, muncul serigala yang memiliki ukuran yang besarnya 2x lipat lebih besar dari serigala lainnya.

"Greater Wolf? Ini semakin menarik" ucap gadis tersebut dengan lirih, greater wolf menyerang gadis tersebut dengan cepat, tapi gadis tersebut dengan mudah menangkis serangan serigala tersebut dengan sangat mudah dengan menggunakan pedangnya, tanpa disadari gadis tersebut, 2 ekor serigala liar menyerangnya dari arah belakang. "Gawat!" Batin zask yang melihat gadis tersebut diserang oleh 2 serigala liar dari belakang

Zask yang menyadari kalau gadis tersebut tidak bisa menghindari serangan 2 serigala liar langsung membantunya menggunakan sihirnya. "Angin:Jarum Angin" zask mengumpulkan angin yang ukurannya sama seperti jarum kecil, zask langsung menembakkan jarum angin tersebut kepada 2 serigala liar,

Meskipun terlihat sangat kecil, tapi jarum angin tersebut langsung bisa membunuh 2 serigala liar tersebut, gadis tersebut sangat terkejut karena 2 serigala yang akan menyerangnya barusan mati secara tiba², karena dirinya tidak merasakan hawa keberadaan seseorang disekitarnya,

Hal tersebut terjadi karena zask menggunakan kalung assassin yang diberikan oleh ibunya yang membuat dirinya bisa menyembunyikan hawa keberadaan miliknya, karena belum saatnya mencari keberadaan seseorang yang membantunya barusan, gadis tersebut harus fokus melawan greater Wolf yang ada dihadapannya,

Awalnya gadis tersebut sedikit kesulitan, tapi pada akhirnya gadis tersebut berhasil membunuh greater Wolf tersebut. "SIAPA DISANA!!?" Teriak gadis tersebut,

Zask memutuskan untuk pergi karena dirinya ingin melanjutkan perjalanannya ke kota hestia, zask langsung pergi melompati batang pohon ke batang pohon yang lain,

Melihat sebuah gerakan di pohon gadis tersebut langsung menyerangnya dengan sihirnya. "Angin:Tebasan Angin" gadis tersebut langsung menyerang ke arah zask yang akan pergi,

Batang pohon yang zask pijaki telah terpotong oleh sihir angin tersebut, yang membuat zask terjatuh. "Angin:Trampolin Angin" Zask menggunakan sihirnya agar bisa selamat dari ketinggian.

"Sakit sekali, APA-APAAN KAU INI, APAKAH INI BALASAN KEPADA ORANG YANG MENYELAMATKAN MU!!" Protes zask dengan nada tinggi.

"2 serigala liar yang mati barusan adalah ulah mu? Tapi kenapa aku tidak merasakan energi sihir?" Tanya gadis tersebut dengan nada dingin. "Tentu saja, aku ciptakan teknik sihir itu untuk bisa membunuh seseorang tanpa disadari" jawab zask.

"Membunuh tanpa disadari? Apa kau tipe assassin?" Tanya gadis tersebut. "Walaupun belum resmi, tapi aku ingin memilih kelas assassin" jawab zask. "Hahahah, ternyata kau sangat menarik, bisa menciptakan teknik sihir sangatlah langkah tau" ucap gadis tersebut.

"Apa yang kau tertawakan?" Tanya zask yang sedikit tersinggung. "tidak, hanya saja aku sedikit tidak percaya kau menciptakan teknik sihir, karena itu sangat sulit" balas gadis tersebut.

"semua tidak akan mustahil jika kau sudah mengerti tentang struktur dan formasi sihir" ucap zask yang masih tersinggung.

"Struktur dan formasi sihir?"

"dalam mantra sihir pasti akan menciptakan sebuah struktur sihir, dan struktur sihir tersebut akan disusun dengan struktur sihir yang lain dan menciptakan sebuah formasi sihir" ucap zask menjelaskan. "dan pada setiap struktur sihir pasti akan terdapat sebuah tulisan, terdapat 3 susunan dalam formasi sihir, formasi pertama adalah struktur elemen, formasi sihir yang kedua adalah bentuk, dan formasi sihir yang ketiga adalah ukurannya" sambungnya.

"aku masih kurang mengerti, oh iya siapa namamu?" tanya gadis tersebut.

"Namaku Zask kive, kalau kau?"

"Namaku Yukina zamuki, salam kenal Kive" balas yukina.

"salam kenal juga zamuki".

setelah berkenalan perut yukina berbunyi yang menandakan dia sangat lapar. "setelah melawan banyak serigala liar aku jadi lapar" ujar yukina. "kau sudah membunuh banyak serigala liar, kau bisa memasak dagingnya jika kau mau" ucap zask.

"Tapi aku tidak bisa memasak" ucap yukina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "hah, dasar kau ini" ucap zask sambil menghembuskan nafas.

disaat yang sama perut zask berbunyi. "baiklah biar aku yang memasak, bisa ambilkan semua daging serigala liar itu?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!