sesosok tubuh seorang gadis nampak dalam kondisi begitu memilukan di pojok sebuah kamar dengan ukuran luas, dan terkesan cukup mewah itu.
Pakaian gadis itu nampak compang camping di sana.
Ia terlihat memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di balik ke dua lututnya yang tertekuk.
Bahunya terlihat naik turun menandakan jika ia sedang terisak saat ini.
Tubuhnya juga terlihat gemetaran.
Di atas tempat tidur super besar yang juga ada di ruangan itu,
Seorang pria nampak tengah terlelap dengan posisi tengkurap.
Tubuh bagian atasnya yang tanpa sehelai benang nampak terekspos begitu saja.
sementara tubuh bagian bawahnya tertutup sebuah selimut.
Pria itu seolah tengah benar benar terhanyut dalam pelukan mimpi,
Hingga beberapa detik kemudian, tubuh pria itu nampak bergerak.
Ia merasa terganggu dengan j suara isakan yang awalnya terdengar jauh dan samar samar menyapa gendang telinganya, namun lama kelamaan terdengar kian jelas dan mengganggu tidurnya.
Pria itu benar benar terganggu kini,
Ia pun menggeliatkan tubuhnya juga sedikit mengangkat kepalanya ke atas,
mencoba mencari di mana sumber suara itu berada.
Dan alangkah terkejutnya ia, manakala matanya menangkap tubuh seorang gadis tengah berada di pojokan kamarnya dengan kondisi yang begitu mengenaskan.
Sontak pria itu bangkit dari berbaringnya karena sangking terkejutnya.
Ia semakin terkejut saat bangkit dari tidurnya dan merasakan selimut yang tadi ia pakai melorot.
Matanya terbelalak semakin lebar ketika ia menyadari ia sedang tak memakai apapun pada tubuhnya.
Dengan cepat ia kembali meraih selimut itu untuk menutupi tubuh polosnya.
" hei...siapa kamu ?! " sentak.pria itu itu kemudian.
Gadis itu seketika mendongak.
Wajahnya telah penuh dengan derai air mata dan helai helai rambut yang turut memenuhi wajahnya.
" kamu... ?! " pria itu semakin terkejut ketika ia melihat wajah gadis yang tertunduk di pojok kamarnya itu.
Pria itu segera turun dari tempat tidurnya.
Kemudian dengan langkah lebar ia mendekat ke arah gadis itu.
" sedang apa kau di sini ?! " sentaknya dengan kasar.
Wajah gadis itu kian memucat.
" katakan padaku, apa yang kau lakukan di kamarku hah...?! " sentak pria itu lagi.
Kali ini ia meraih dengan kasar pergelangan tangan gadis itu dan menariknya ke atas.
Sontak di tarik dengan kasar seperti itu, gadis dengan tubuh kecil itu turut terseret ke atas.
Wajahnya kian memucat menerima perlakuan kasar itu.
Pria itu menatap nanar t7buh gadis yang kini berdiri gemetaran di hadapannya itu.
Ia menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang kini sedang ia lihat.
Pakaian gadis itu sobek di sana sini, dan hal itu sontak mengingatkannya pada seorang gadis pemilik hatinya yang juga pernah dalam kondisi seperti ini.
" kau....." pria itu tergagap melihat kondisi gadis di hadapannya itu.
Kondisi gadis itu begitu mengenaskan.
Tanda merah ke unguan memenuhi leher jenjangnya dan tulang selangkanya.
Begitupun are dadanya,
Pakaian di bagian dadanya tersobek begitu lebar, hingga menampakkan dadanya dengan tonjolan yang menyembul.
Tapi nampaknya, gadis itu tak menyadari apapun kini.
Pria itu menatap nyalang dan sulit di artikan pada gadis di hadapannya itu.
Dia masih begitu muda.
Dia juga baru datang ke rumah ini satu bulang yang lalu seingatnya.
Dia adalah putri pembantu di rumahnya ini.
Bi Rahma.
Seorang wanita yang sudah cukup lama mengabdi pada keluarganya.
" apa yang kau lakukan dikamarku....?! katakan padaku jangan diam saja !! " bentak pria itu dengan wajah merah padam dan rahang yang mengeras.
Wajah itu kian membuat gadis itu ke takutan.
" sa...sa....saya...." gadis itu tergagap karena sangat ketakutannya.
Pria di hadapannya itu bukanlah pria biasa, dia adalah seorang pria dewasa sekaligus putra bungsu pemilik rumah ini.
Seseorang yang seharusnya ia hormati dan ia segani.
AlFakry Haikal Kamal Risyud.
Putra bungsu keluarga Risyid.
Sebuah keluarga yang cukup di hormati dan di segani di kalangan masyarakat tempat mereka tinggal karena kebaikannya dan juga karena kedudukannya juga.
Pak Rosyid yang dahulunya bekerja sebagai salah satu staf BUMN,
Kini telah menjadi seorang anggota dewan perwakilan rakyat yang terhormat.
Flass on
Malam semakin larut ketika seorang gadis dengan rambut panjang terurainya nampak keluar dari dalam kamarnya.
jam yang menempel di dinding menunjuk angka 2 dini hari.
Dia berniat melakukan ibadah malamnya, suatu hal yang memang sudah biasa ia lakukan sejak dulu.
Gadis itu adalah Kayra Afanin Azzahra, seorang gadis berusia 17 tahun yang baru lulus dari sekolah menangah atasnya sejak bebarapa bulan yang lalu.
Ia datang ke rumah besar ini karena menyusul ibu tirinya.
Ya....
Ibu tiri.
Seorang wanita yang merupakan istri pertama mendiang ayahnya.
Seorang wanita yang sejak ayah dan ibu kandungnya tiada, tepatnya di usianya yang menginjak 5 tahun mulai merawatnya.
Ya...walau terpaksa,
Nyatanya wanita itulah yang merawatnya sejak hari itu hingga dia menginjak banhku SMP.
Wanita itu meninggalkannya dengan ibunya ,atau bisa di bilang nenek tirinya.
Wanita itu pergi kota demi mencari uang untuk biaya sekolanya juga.
Meski terkesan tak ikhlas merawatnya, tapi ibu tiri dan nenek tirinya tak pernah lewat memenuhi kebutuhannya.
Karenanya, meski kerap meneima perlakuan kasar.
Ia tetap betah tinggal bersama sang nenek tiri dan ibu tirinya itu dulu.
Dan kini, setelah ia lulus dari sekolah menengah atasnya.
Sang nenek juga telah tiada hampir satu tahun yang lalu.
Ia bertekad untuk mencari kerja agar sang ibu bisa beristirahat di rumah.
Karenanya ia menyusul sang ibu ke kota.
Niatnya adalah untuk mencari kerja.
Ia ingin membalas budi ke pada wanita itu.
Brak.....!!!
Brak.....!!!
gedoran yang sangat keras menyapa gendang telinga gadis itu.
Awalnya ia mengabaikan saja hal itu.
Kayra terus melanjutkan langkahnya ke arah kamar mandi.
Ia berniat mengambil wudlu.
Usai mengambil wudlu, ia kembali melangkah menuju ke kamar.
Namun langkahnya terhenti, ketika kembali ia mendengar gedoran pintu yang kali ini terdengar semakin kasar.
Gadis itu mengerutkan keningnya.
Bukankah ada bel di luar, tapi kenapa malah menggedor pintu seperti itu.
Bisiknya dalam hati.
Kayra yang tadinya berniat abai, kini memutar langkahnya dan mendekat le. arah pintu.
Cklek.....
Pintu terbuka, dan bersamaan dengan itu sesosok tubuh dengan tinggi menjulang dan tegap jatuh menimpanya.
Beruntung Kayra segera meraih tiang pintu untuk berpegangan.
Karena jika tidak...
Sudah pasti ia akan jatuh tertimpa tubuh tinggi dan besar itu.
" aww....sssttt......" Kayra sedikit meringis menahan sakit ketika tangannya sedikit terpelintir.
" Rhain......ini kamu ?! " bisik pria itu tiba tiba sembari menangkup wajah Kayra dengan kedua tangannya.
Kayra sontak membelalakkan matanya lebar lebar.
" ma..ma...maaf, anda salah orang sa...sa...saya bu..bu emmmptmmmmm "
Kayra, gadis cantik bertubuh mungil itu belum sempat menyelesaikan kata katanya ketika tiba tiba bibirnya telah di sesap oleh pria itu dengan bibirnya.
Kayra yang tak pernah sekalipun dekat dengan seorang laki laki apalagi berciuman seperti ini jelas ia ketakutan bukan main.
Tubuhnya bukannya gemetar karena meremang, tapi malah gemetaran karena ketakutan.
Ia berusaha keras mendorong tubuh kekar pria yang kini tengah menciumnya semakin dalam itu.
Keringat dingin telah membasahi kening kayra kini.
Tubuhnya di dekap erat oleh pria itu, sementara bibirnya benar benar di kuasai oleh pria itu.
Beberapa menit kemudian, pria itu melepaskan ciumannya dan sontak Kayra menarik dalam dalam.
Namun,
Belum selesai ia menarik nafas, ia kembali di buat ketakutan karena pria yang masih mendekap erat tubuhnya itu mengelus lembut pipinya.
" sayang...aku tahu, sebenarnya kau juga memiliki perasaan yang sama padaku bukan ?! " ucap pria itu lagi.
Aroma aneh menguar dari bibir pria itu menyapa indera penciuman Kayra.
Kayra menggeleng, ia masih terus berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan pria itu.
" aku akan mengikatmu kali ini..aku tidak akan membiarkanmu pergi apalagi meninggalkanku.
Kau hanya akan menjadi milikku Rhain.
Hanya milikku... " bisik pria itu lagi,
Pria itu benar benar kehilangan kesadarannya saat ini. Alkohol benar benar telah mengambil alih akal sehatnya.
Cintanya yang begitu besar sejak ia remaja kepada seorang gadis yang ia sebut dengan nama Rhain,
Seolah mampu mengubahnya menjadi sosok yang berbeda.
Ia pernah hampir menggenggam gadis itu dalam dekapannya.
Namun nyatanya ia kembali kehilangannya begitu saja.
Dan kini, setelah hampir sepuluh tahun perpisahan di antara mereka,
Dan mereka di pertemukan kembali
Kenapa masih terasa sulit baginya untuk meraihnya ?!
Ajakannya untuk menikah, selalu di tolak secara halus oleh gadis itu yang kini telah berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan.
Puncaknya adalah tadi sore,
Ia kembali mengutarakan niatnya untuk membawa gadis itu ke dalam jenjang pernikahan.
Tapi lagi lagi gadis itu menolak secara halus.
Ia merasa gelisah, ada rasa takut kehilangan yang entah kenapa bergelayut memenuhi jiwanya.
Untuk pertama kalinya, ia membawa lari kegelisahannya pada alk9hol.
Merasa gadis dalam dekapannya adalah Rhain, kemudian dengan gerakan cepat,
Pria itu yang tak lain adalah Fakry, mengangkat tubuh Kayra dengan begitu mudahnya dan kemudian membawanya dengan mudah menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai atas.
Kayra ingin berteriak sekencang mungkin, tapi lagi lagi Fakry membungkamnya dengan bibirnya.
Sekuat apapun Kayra meronta, nyatanya ia tetap tak bisa berkutik.
Sampai di depan pintu kamar, Fakry memindahkan tubuh Kayra ke pundaknya, kemudian dengan cepat ia membuka pintu kamarnya dan menguncinya kembali.
Kayra yang kini telah bisa lepas dari Fakry berlari menjauh dari pria itu.
" tu....tu...tuan, tolong lepaskan saya.
Sa..sa...saya bukan orang yang tuan maksud " pinta gadis itu sembari menangkup kedua telapak tangannya di depan dada.
Sungguh situasi ini begitu mengerikan baginya.
Selama ini, meski ia besar dan hidup di lingkungan orang orang yakni keluarga ibu tirinya yang selalu memperlakukannya dengan buruk.
Bahkan tak jarang menganggapnya sebagai gadis hina lantaran ia yang hanya anak dari seorang pelakor.
Namun mengenai kehormatannya, mereka turut menjaganya.
Ia tak pernah di biarkan keluar rumah sendiri.
Bahkan ke sekolah pun ada tetangga yang di bayar sang ibu tiri untuk mengantar jemputnya.
Berbeda dengan Kayra yang kini tengah dalam kondisi ketakutan.
Fakry justru tersenyum bahagia.
Ia merasa melihat Rhain di kamarnya, dan seolah gadis itu tengah melambai menggodanya.
Kayra berlari naik ke atas ranjang ketika Fakry berusaha meraihnya.
namun,
Kakinya tersandung selimut dan membuatnya terjatuh ke atas tempat tidur.
Kesempatan itu di pergunaan Fakry sebaik mungkin.
Ia menindih dan kemudian mengungkung tubuh ringkih dan mungil Kayra di bawah kungkungannya.
" kau milikku sayang....aku sangat mencintaimu, percayalah aku sangat mencintaimu.
Maaf aku harus melakukan ini padamu. Aku tidak mau kehilanganmu.
Aku akan bertanggung jawab " bisik Fakry di telinga Kayra yang ia kira adalah Rhain.
Kayra sekuat tenaga berusaha melawan.
Namun apalah tenaganya akan sebanding dengan tenaga Fakry yang telah berusia 35 tahun itu.
Fakry adalah pria dewasa dengan bentuk tubuh yang begitu menawan.
Kayra benar benar di buat tak berdaya oleh perlakuan pria dewasa itu di atas tubuhnya.
Fakry menyatukan kedua jemarinya dengan kedua jemari Kayra.
Tubuhnya yang kekar menindih tubuh ringkih gadis itu.
Bibirnya menyesap habis dan melumat bibir Kayra membabi buta.
Meski tak ada balasan sedikitpun dari gadis itu, itu tak jadi soal untuk Fakry.
Fakry terus memonopoli tubuh di bawah kungkungannya itu.
Kini wajahnya telah terbenam sempurna pada gundukan besar di dada Kayra.
Meski tubuh Kayra kecil.dan ramping, tapi gadis itu memiliki ukuran dada yang lumayan besar dan sangat kencang.
Jelas...karena dia adalah seorang perawan.
Air mata Kayra menetes dan tak terbendung lagi ketika Fakry memainkan kedua benda kenyal miliknya itu secara bergantian dengan bibirnya.
Fakry terus menyesap bajkan tak jarang mengulum pucuk kemerahan benda bukat itu, hingga tanpa sadar membuat Kayra meringis.
Sakit dan entah rasa apa lagi, ia tak paham.
Mendengar ringisan itu, semakin membuat hasrat Fakry terpicu.
Dan entah bagaimana ia telah membuat tubuh mereka berdua telah polos tanpa sehelai benang.
" akh......Rhain, kau nikmat sekali akh..... !! " desah panjang Rexy menyebut sebuah nama yang jelas bukan nama si pemberi kenikmatan luar biasa itu kepadanya.
Seolah enggan kehilangan ras itu, Fakry tak mau melepasan miliknya dari sana meski ia telah merasakan miliknya telah becek di dslam sana.
Hangat, di remas dan....akh...entah apalagi, Fakry tak bisa lagi menyebutnya.
Ia kembali bergerak naik turun dengan intens di atas tubuh Kayra yang sudah sepeeti mayat itu.
Gadis itu hanya diam dengan deraian air mata yang sejak tadi telah membasahi pipinya.
Rasa sakiy dan nyeri di bagian inti tubuhnya tak bisa mengalahkan rasa sakit di hatinya kini.
Lumatan demi lumatan Fakey pada bibirnya tak lagi ia rasakan.
Bibirnya terasa kebas kini, sekebas hatinya yang telah hancur dan porak poranda.
Apalagi ketika pria itu meeemas kedua dadanya.
Kembali bermain di bawah selangkangannya sana.
Ia tak bisa lagi berbuat apa apa.
Tubuhnya lemas dan tak bertenaga sama sekali.
Dia hanya seorang gadis peeawan yang masih berusia 17 tahun.
Bagaimana tubuhnya tak terasa luluh lantak jika musuhnya adalah seorang pria dewasa berusia 35 tahun.
Meski Fakry bukan seorang cassanova ataupun seorang player.
Tapi ia juga pernah melakikan hal seperti ini dulu ketika ia masih dalam masa bakri dan percobaan.
Sekedar melepas penat. Sekali sekali....itu yang selalu teman temannya ucapkan dulu.
Menjalani masa tugas di perbatasan bukanlah hal yang mudah.
Mereka bahkan sulit beinteraksi meski sekedar hanya dengan sosial medi.
Jadi.....
Ia menurut saja ketika sebuah kesempatan itu datang dan teman temannya mengajak.
Flass off
Fakry terus menatap nyalang dan tak berkedip sosok ringkih dengan kondisi yang begitu memprihatinkan di hadapannya itu.
Wajah pucat pasi dan penuh ketakutan itu sedikit menumbuhkan rasa welas dinhati Fakry.
Namun segera ia tepis ketika ia mengingat sosok seorang gadis yang kemaren sore telah mampu membutanya menggila dan seolah kehilangan jati dirinya.
" kau pasti memang sudah sengaja memanfaatkan keadaanku yang tidak sadar kemaren bukan....?! " Fakry benar benar sudah seperti orang tidak waras saja ketika potongan potongan ingatannya tentang kejadian semalam bagai rangkaian puzzle yang mulai tertata rapi.
Ia ingat bagaimana ia memaksa gadis itu,
tapi ia menolaknya.
Ia justru menyalahkan Kayra atas kejadian itu.
Kayra yang bingung serta ketakutan, hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.
Fakry mendekat dan meraih lengan Kayra dengan kasar.
Kemudian ia menyeret tubuh gadis itu ke arah pintu.
" ckk....." Fakry berdecak kesal ketika ia menyadari pintu kamar itu terkunci.
Dengan cepat ia kembali melangkah ke belakang. Ia mencari kunci kamar itu dengan kasar.
Namun ia tetap tak menemukannya.
" di mana kau menyembunyikan kunci kamarku ?! " teriaknya kepada Kayra dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan.
Kayra sontak semakin ketakutan.
Tubuhnya yang kian gemetaran menempel pada dinding di sisi pintu sembari mencengkeram kuat pakaiannya di bagian dada.
Tak sengaja Fakry menendang celananya yang tergeletak di lantai, dan ia mendengar gemerincing benda logam.
Sekali lagi dengan kasar, ia meraih celana itu dan merogoh sakunya.
Ia sedikit menarik nafas dalam ketika menemukan kunci di dalam saku celana iti.
Kembali ingatannya melayang pada saat saat ia mengunci pintu kemudian memasukkan kunci itu ke dalam saku celananya.
Namun ia merasa enggan mengakui kesalahannya.
Cklek....
Fakry membuka pintu kemudian ia menarik Kayra dengan kasar dan mendorongnya ke luar kamar.
" keluar kamu dari kamarku..." sentak Fakry sambil mendorong gadis itu dengan kasar ke luar kamar.
Hampir saja tubuh ringkih Kayra itu terperosok luruh ke lantai jika saja seseorang tak menangkapnya dengan cepat
Karena memang Fakry yang mendorongnya begitu kuat.
Kayra mendongak dan menemukan seraut wajah tampan tengah menatapnya intens.
Sejenak keduanya saling menatap.
" ada apa ini ?! " sebuah suara menggelegar membuyarkan pemikiran masing masing dari mereka yang ada di sana.
Begitupun dengan Kayra, gadis itu dengan cepat segera menarik diri dari pegangan seseorang yang ternyata adalah putra sulung majikan sang ibu.
AlRayyan Haikal Kemal Rosyid.
Mata bu Novi menelisik dengan tajam penampilan Kayra yang acak acakan tak karuan.
Pakaian gadis itu sobek di sana sini. Jelas jika sobekan itu adalah akibat sebuah paksaan.
Kemudian tatapan wanita itu beralih kepada Fakry yang masih berdiri di ambang pintu dengan tubuh hanya berbalut selimut tidur.
Fakry agak tergagap di tatap begitu tajam oleh sang ibu.
Sejenak bu Novi memejamkan matanya, mencoba menetralkan aliran darahnya yang terasa mendidih.
Sebagai seorang wanita terpelajar, ia jelas tahu apa yang telah terjadi.
Ia kembali menatap kepada Kayra.
Tatapan wanita baya itu begitu tajam dan menghujam.
" apa kau sudah menggunakan tubuhmu untuk menggoda putraku hah....." sentak wanita itu dengan begit kejamnya.
Rayyan yang juga berdiri d di sana tak jauh dari sang mama berdiri sontak menatap ke arah sang mama.
Rasanya ia tak percaya dengan apa yang saat ini ia dengar.
Benarkah sang mama yang bicara seperti itu ?!
Di lihat dari sobekan pakaian Kayra, semua orang pasti akan tahu apa yang telah terjadi tanpa di jelaskan.
" mama....." panggil Rayyan, namun kata kata pria itu tak berlanjut karena di hentikan oleh bu Novi dengan mengangkat satu tanganya.
Sementara, Kayra yang sejak tadi tertunduk, sontak mengangkat wajahnya.
Ia menatap ke arah bu Novi engan tatapan tak percaya.
perlahan ia menggelengkan kepalanya.
Lidahnya tiba tiba terasa jelu dan seolah tercekat di tenggorokan. Ia bahkan tak mampu untuk sekedar berkata tidak.
Ia hanya seorang gadis desa yang selalu di ajarkan untuk berkata jujur.
Kata kata wanita baya itu sukses membuatnya kembali seperti mayat hidup.
kata kata wanita itu jelas berisi tuduhan dan fitnah yang begitu keji.
Sama seperti yang Fakry tadi tuduhkan tadi kepadanya.
Sungguh saat ini ia bagai seseorang yang begitu hina dan tak punya harga diri di hadapan orang orang kaua itu,
sehingga dengan mudahnya wanita itu berkata demikian ke padanya.
Ia memang hanya seorang gadis desa sekaligus seorang yatim piatu.
Tapi ia bukan gadis bodoh.
ia juga cukup tahu, apa arti dari kata kata bu Novi
Wanita baya itu mengatakan hal yang sama kepadanya, seperti kata kata Fakry tadi kepadanya.
" aku tahu...gadis kampung seperti dirimu bahkan akan rela melakukan segala cara hanya untuk bisa mencapai ke inginan mu " kata bu Novi lagi dengan tatapan penuh menghina.
Sekali lagi bu Novi melontarkan kata kata yang seolah mampu membunuh Kayra saat itu juga.
Hatinya begitu sakit tak terkira.
Ia tak tahu...
bagaimana tiba tiba kesalahan itu jatuh semua kepadanya ?!
Di mana letak salahnya...?!
Bisik hati Kayra, ia menjerit pilu di dalam hatinya.
Ya..
Ia hanya bisa menjerit di dalam hatinya saja.
Ia cukup sadar siapa dirinya dan di mana kini ia tengah berada.
Ia hanya tamu, apalagi ia hanya tamu dari seseorang yang bekerja di tempat ini.
Di cengkramanya semakin erat pakaiannya di bagian dadanya.
Fakry yang melihat perlakuan sang ibu kepada gadis itu memejamkan matanya sejealnak.
ada rasa tak tega terbersit di hatinya.
" ma...sudah, jangan katakan apapun lagi padanya, ini..." kata kata Fakry pun menggantung di udara karena bu Novi yang melotot tajam kepadanya.
" nyo...nyo...nyonya....sa...saya ti....tidak " Kayra terbata,
" cukup jangan katakan apapaun lagi, aku muak melihatmu, pergi dari hadapanku " sentak bu Novi lagi.
Air mata Kayra menetes dengan deras saat itu juga, apalagi ketika matanya menatap sesosok tubuh yang kini juga menatapnya dan telah berdiri di ujung tangga.
Tepatnya di belakang bu Novi.
Kayra menggelengkan keplanya dengan cepat menatap wanita baya itu.
Wanita itu menatap begitu tajam dan penuh amarah kepada Kayra
Bi Rahma segera melangkah mendekat kepada Kayra, wanita baya itu segera menundukkan kepalanya di hadapan bu Novi.
" Maafkan saya nyonya....saya yang kurang becus mendidiknya..." kata bi Rahma.
Kemudian dengan kasar, bi Rahma menarik lengan Kayra.
Ia menyeret gadis itu menuruni anak tangga meninggakan tempat itu.
Kepergian bi Rahma yang menyeret Kayra dengan kasar di iringi tatapan dua pasang mata pria yang ada di sana.
Kedua pria itu memiliki pemikiran yang berbeda meski mereka memiliki obyek penglihatan yang sama.
" kau harus menjelaskan sesuatu ke kepada mama Fakry..." tiba tiba sebuah bentakan membuat atensi perhatian Fakry dan Rayyan berganti.
keduanya cukup merasa terkejut dengan suara bentakan itu.
Khususnya Fakry.
Pria itu menelan ludahnya dengan kasar ketika ia melihat siapa yang kini bersuara kepadanya.
Pak Rosyid,
Sang papa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!